Kestabilan inti atom dapat ditinjau dari aspek kinetika dan energitika. Kestabilan
secara energitika ditinjau dari aspek energi nukleosintesis dihubungkan dengan energi
komponen penyusunnya (proton dan neutron), disebut energi ikat inti. Kestabilan secara
kinetika ditinjau berdasarkan kebolehjadian inti meluruh membentuk inti yang lain, disebut
peluruhan radioaktif.
Untuk mengetahui ciri-ciri inti yang stabil dan inti yang tidak stabil dapat ditinjau
dari perbandingan antarpartikel yang terkandung di dalam inti atom, yaitu perbandingan
neutron terhadap proton (N/Z). Selain nuklida 1H, semua nuklida atom memiliki proton
dan neutron. Suatu nuklida dinyatakan stabil jika memiliki perbandingan neutron terhadap
proton lebih besar atau sama dengan satu (N/Z > 1). Untuk nuklida ringan (Z < 20),
perbandingan N/Z < 1. Untuk nuklida dengan Z > 20, perbandingan N/Z >1. Perbandingan
N/Z untuk beberapa nuklida yang stabil ditunjukkan pada tabel berikut.
Z 1 10 20 30 40 50 80
N 1 10 20 34 50 70 122
Hubungan proton dan neutron dapat diungkapkan dalam bentuk grafik yang disebut grafik
pita kestabilan. Dengan bertambahnya jumlah proton (Z), perbandingan neutron proton
meningkat hingga 1,5. Kenaikan angka banding N/Z diyakini akibat meningkatnya tolakan
muatan positif dari proton. Untuk mengurangi tolakan antar proton diperlukan neutron
yang berlebih. Nuklida di luar pita kestabilan umumnya bersifat radioaktif atau nuklida
tidak stabil. Nuklida yang terletak di atas pita kestabilan adalah nuklida yang memiliki
neutron berlebih. Untuk mencapai keadaan inti yang stabil, nuklida ini mengubah neutron
Nuklida yang terletak di bawah pita kestabilan adalah nuklida yang miskin neutron.
Untuk mencapai keadaan yang stabil, dilakukan dengan cara memancarkan positron atau
penangkapan elektron (electron capture) pada kulit K menjadi neutron. Nuklida yang
terletak di atas pita kestabilan dengan nomor atom (jumlah proton) lebih dari 83 adalah
nuklida yang memiliki neutron dan proton melimpah. Untuk mencapai keadaan stabil,
Ramalkan apakah nuklida 7N13 stabil atau tidak. Jika tidak, bagaimana untuk mencapai
stabil?
Jawab:
Kestabilan inti dapat dilihat dari angka banding N/Z. Untuk inti dengan jumlah proton (Z)
karena nuklida N berada di bawah pita kestabilan ( 1) maka untuk mencapai stabil
2. Peluruhan Radioaktif
Peluruhan radioaktif adalah peristiwa spontan emisi beberapa partikel dan radiasi
elektromagnetik dari suatu inti atom tidak stabil menuju inti yang stabil. Peluruhan
radioaktif diketahui merupakan suatu peristiwa eksoergik (pelepasan energi). Pada proses
peluruhan inti berlaku Hukum Kekekalan Energi, Momentum, Massa, dan Muatan.
Persamaan peluruhan inti ditulis seperti halnya persamaan reaksi kimia. Contoh
peluruhan radioaktif 238U disertai pelepasan partikel alfa dapat ditulis sebagai
berikut.
92
U238
→ 90 Th234 +2He4
Pada persamaan ini, hanya inti yang berubah yang dituliskan. Tidak perlu menuliskan
senyawa kimia atau muatan elektron untuk setiap senyawa radioaktif yang terlibat
Pereaksi dan produk yang terlibat dalam peluruhan inti ditulis menurut simbol
nuklidanya. Simbol untuk partikel yang terlibat dalam peluruhan inti adalah sebagai
berikut.
1p
1
0n
1
-1e
0
atau -1β0 1e
0
atau 1β0 0ϒ
0
Jawab
Nomor atom radium 88 dan radon 86. Jadi, simbol kedua nuklida adalah
88 Ra226 dan Persamaan transmutasi intinya:
88
Ra226
→ 86 Rn222+ 2He4
1. Emisi alfa adalah emisi nuklida 2He4 atau partikel alfa dari inti tidak stabil.
Nuklida yang memiliki nomor atom di atas 83 akan memancarkan partikel alfa.
2. Emisi beta (β-) adalah emisi elektron berkecepatan tinggi dari inti tidak stabil.
3. Emisi positron (β+) adalah emisi sejenis elektron yang bermuatan positif. Emisi
1p
1
→ 0 n1 + 1 e0
Emisi positron terjadi pada nuklida yang berada di bawah pita kestabilan.
elektron dari orbital yang terdekat ke inti, yaitu kulit K. Dalam hal ini, proton
1 p1 + -1e0 → 0 n1
5. Emisi gamma (ϒ) dihasilkan dari nuklida yang tereksitasi setelah menjalani
yang tidak stabil. Untuk mencapai keadaan stabil dilakukan dengan cara
43Tc
99m
→ 43Tc99 + 0γ0
b. 25Al
Jawab
a. Nuklida 47Ca memiliki 20 proton dan 27 neutron. Oleh karena nilai N/Z < 1 (di bawah
b. Nuklida 25Al memiliki 13 proton dan 12 neutron. Oleh karena nilai N/Z 1 (dibawah pita
kestabilan) maka akan terjadi emisi positron atau penangkapan elektron. Persamaan
transmutasi intinya:
atau
13Al
25
+ −1e0 → 12Mg25 (penangkapan elektron)
penyusunnya (proton dan neutron). Energi yang terlibat dalam nukleosintesis dinamakan
Menurut aspek energitika, suatu inti atom stabil jika memiliki energi ikat inti besar.
Dengan kata lain, makin besar energi ikat inti, makin stabil inti atom tersebut. Energi ikat
inti, Ei didefinisikan sebagai selisih energi antara energi nuklida hasil sintesis dengan
energi nukleon penyusunnya. Contoh, nuklida 4He disintesis dari 2 proton dan 2 neutron.
Bagaimana mengukur perubahan energi inti tersebut? Menurut Einstein, perubahan energi
inti dapat ditentukan secara langsung dari perubahan massa nukleon, sebab perubahan
E = m c2 atau ΔE = c2 Δm
Keterangan:
Satuan yang digunakan untuk energi ikat inti adalah Mega elektron volt (MeV). Satu Mega
elektron volt (1 MeV) sama dengan 1,062 × 10–13 Joule, atau 1 MeV = 1,062 × 10–13 Joule
Hubungan satuan energi ikat inti dan massa partikel subinti dalam satuan sma adalah 1
Hitung perubahan energi pada pembentukan nuklida helium (partikel alfa) berikut.
Ei = – 28,3176 MeV
Ei = –3,007 × 10–12 J
Jadi, pada pembentukan nuklida He dilepaskan energi sebesar 28,3176 MeV atau
3,007 × 10–12 J.
telah diubah menjadi energi yang digunakan untuk mengikat partikel subinti agar tidak
pecah. Oleh karena itu, makin besar energi ikat inti makin stabil inti tersebut.
Energi ikat per nukleon bervariasi bergantung pada nomor atom unsur-unsur stabil. Energi
ikat rata-rata maksimum sekitar 8,8 MeV dimiliki oleh atom Fe dan Ni.
Hitung energi ikat 235U jika massa nuklidanya sebesar 235,034 sma.
Jawab
Nuklida 235U mengandung 92 proton dan 143 neutron. Massa nukleon penyusun 235U
adalah :