Anda di halaman 1dari 19

RADIOAKTIF

NAMA : CHRISTIAN T. HABA RIHI


NIM : 2113020026
KELAS : MSP B

PENGANTAR DAN PENGERTIAN RADIOAKTIF


Pada Agustus 1945, pasukan Amerika Serikat menjatuhkan bom atom ke dua
kota di Jepang yaitu Hiroshima dan Nagasaki dengan tujuan agar Jepang segera
menyerah pada Perang Dunia Ke 2. Bom tersebut menghancurkan seluruh kota dan
menewaskan ribuan orang. Kekuatan ledakan bom atom setara dengan 20.000 ton
bom TNT. Suhu di pusat ledakan setara dengan suhu di dalam pusat matahari.
Kemampuan bom atom menghasilkan energi yang besar tersebut tidak lepas
dari sifat radioaktif yang dimiliki atom. Cabang ilmu kimia yang mempelajari sifat
radioaktif atom adalah radiokimia.
Kimia inti adalah kajian mengenai perubahan-perubahan dalam inti atom.
Perubahan ini disebut reaksi inti. Peluruhan radioaktif dan transmutasi inti
merupakan reaksi inti. Dikemukakan bawa atom terdiri dari inti yang mengandung
proton dan neutron. Inti dapat diubah secara tidak spontan melalui reaksi inti.
Reaksi nuklir ada yang terjadi secara spontan ataupun buatan. Reaksi nuklir
spontan terjadi pada inti-inti atom yang tidak stabil. Zat yang mengandung inti tidak
stabil ini disebut zat radioaktif. Adapun reaksi nuklir tidak spontan dapat terjadi pada
inti yang stabil maupun,inti yang tidak stabil. Reaksi nuklir disertai perubahan energi
berupa radiasi dan kalor. Berbagai jenis reaksi nuklir disertai pembebasan kalor yang
sangat dasyat, lebih besar dan reaksi kimia biasa.
Dalam reaksi kimia tidak terjadi perubahan dalam inti atom yang bereaksi,
tetapi perubahan inti dapat mempengaruhui reaksi kimia. Oleh sebab itu, dalam
mempelajari kimia perlu memahami tentang inti dan perubahannya. Sifat inti dan
perubahan yang dialaminya merupakan pokok pembahasan kimia inti. Perubahan ini
menghasilkan unsur baru dan energi yang besar, yang keduannya dapat digunakan
untuk keperluan manusia
Inti atom mengandung dua jenis partikel dasar yaitu proton (berrmuatan
positif) dan netron (tidak bermuatan). Keduanya itu disebut nukleon, tanpa
membedakan apakah itu proton ataukah neutron, suatu inti yang mempunyai jumlah
nukleon tertentu disebut nuklida, yaitu atom tanpa elektron pada kulit-kulitnya.

PENEMU ZAT RADIOAKTIF


1. Wilhelm Konrad Rontgen (JERMAN)
Menemukan sinar katoda (arus elektron) yang menumbuk logam anoda dan
menimbulkan radiasi, radiasi yang belum pernah dijumpai tersebut diberi
nama sinar X.
2. Antonie Henri Becquerel (PERANCIS)
Menemukan ada beberapa batuan yang dapat memancarkan radiasi yang
dapat pula menghitamkan lempeng fotografi, akhirnya diketahui bahwa
sumber radiasi tersebut adalah atom uranium yang dikandung batuan tersebut.
Penelitian Becquerel lebih lanjut membuktikan radiasi atom Uranium
memiliki daya tembus yang lebih besar dari sinar X. Radiasi dari atom
Uranium tidak lain adalah kumpulan partikel sehingga membuktikan bahwa
atom tersusun dari partikel yang lebih kecil sehingga ditemukannya electron
oleh Thompson.
3. Marie Curie dan Pierre Curie (POLANDIA)
Menemukan bahwa radiasi dari atom Uranium dapat menyebabkan
terbentuknya unsur baru. Mereka berhasil mengisolasi dua unsur baru yang
terbentuk dari peluruhan Uranium dan diberi nama Polanium dan Radium.
4. Ernest Rutherford
Menemukan sinar radioaktif dapat dibedakan berdasarkan muatannya yaitu
sinar α yang bermuatan positif dan sinar β yang bermuatan negatif.
5. Paul Ulrich Villard
Menemukan jenis sinar radiokatif yang ketiga yaitu sinar γ yang tidak
bermuatan.
SIFAT-SIFAT SINAR RADIOAKTIF
Sinar radioaktif memiliki sifat dan ciri tertentu. Sifat-sifat umum dari sinar radioaktif
antara lain:
- Dapat menembus logam tipis/memendarkan ZnS
Banyak senyawa kimia dapat menyerap sinar gelombang pendek dan
mengubahnya menjadi energi cahaya tampak. Bila sinar radioaktif mengenai
ZnS maka zat tersebut dapat berpendar, misal campuran RaSO4 dengan ZnS
dengan perbandingan 1:100.000 guna memberikan huruf pada arloji dan
tombol listrik, dan sebagainya.
- Dapat menghitamkan plat film/mempengaruhi kertas fotografi
- Dapat diurai oleh medan magnet menjadi tiga berkas sinar yaitu sinar α, sinar
β, dan sinar γ.
- Mempunyai gelombang pendek
- Tidak dibiaskan
Karena daya tembus besar, maka sinar tersebut bila melalui medium yang
berbeda tidak dibiaskan atau dibelokkan. Sebagai contoh, sinar alfa (α) oleh
Rutherford digunakan untuk membuktikan adanya inti atom. Atom terdiri
dari inti atom yang bermuatan positif dikelilingi awan elektron yang
bermuatan negatif.
- Dapat mengionkan gas
Sinar radioaktif bergelombang pendek mempunyai energi tinggi dengan daya
tembus kuat maka dapat mengionkan gas. George Counter Muller
menemukan alat pendeteksi zat radioaktif. Alat tersebut memiliki cara kerja
sebagai berikut. Sinar radioaktif mengionkan gas, ion gas masuk ke tabung
pendeteksi melalui jendela, ion-ion tadi berpengaruh terhadap listrik yang ada
di tabung pendeteksi. Pengaruh disalurkan ke alat pencacah yang kadang-
kadang dihubungkan dengan lampu atau alat yang dapat berbunyi sebagai alat
pendeteksi.
a. Sinar α
o Merupakan radiasi partikel bermuatan positif dan merupakan inti
4
2 He
o Mempunyai daya tembus paling lemah di antara sinar-sinar
radioaktif, sedangkan daya pengionnya paling kuat di antara sinar-
sinar radioaktif yaitu dapat mengionkan benda-benda yang
dilaluinya.
o Di dalam medan magnet, sinar α membelok ke kutub negatif.
b. Sinar β
o Merupakan radiasi partikel bermuatan negatif
o Daya tembus sinar β lebih besar daripada sinar α
o Daya pengionnya lebih lemah daripada sinar α yaitu dapat
mengionkan benda-benda yang dilaluinya tetapi tidak sehebat sinar α
o Sinar β merupakan berkas elektron yang berasal dari inti atom
o Di dalam medan magnet sinar β membelok kea rah kutub positif
c. Sinar γ
o Merupakan radiasi berenergi tinggi, tidak bermuatan dan tidak
bermassa
o Daya tembus paling besar di antara sinar-sinar radioaktif
o Daya pengionnya paling lemah
o Dalam medan magnet sinar γ tidak membelok

JENIS-JENIS SINAR YANG DIPANCARKAN UNSUR RADIOAKTIF


Sinar Partikel Massa Muatan Simbol
4
Alfa 4 +2 2He atau 42α
Beta 0 -1 0 0
−1e atau −1 β
0
Gamma 0 0 0γ
1
Netron 1 0 0n
1 1
Proton 1 +1 1 H atau 1 P
0
Positron 0 +1 +1e
2
Detron 2 +1 1D
3
Triton 3 +1 1T
STABILITAS INTI
Inti atom terdiri dari dua jenis partikel yaitu proton dan netron yang disebut nucleon.
Antara nucleon dalam suatu nuklida (nuklida yaitu suatu inti yang terdiri dari proton
dan netron dalam jumlah tertentu) bekerja dua buah gaya yang saling berlawanan
yaitu gaya inti dan gaya tolak elektrostatika. Gaya tolak elektrostatis terdapat di
antara proton-proton dalam inti. Arah kerja gaya ini berlawanan dengan gaya inti.
Apabila gaya tolak proton tidak terimbangi oleh gaya inti, maka ikatan nucleon
dalam inti menjadi lemah dan menyebabkan nuklida menjadi tidak stabil.
Dari hasil pengamatan:
n
- Nuklida dengan nomor atom 1 – 20 bersifat stabil apabila =1
p
n
- Nuklida dengan nomor atom > 20 bersifat stabil apabila =±1,6
p
- Nuklida dengan nomor atom > 82 bersifat radioaktif
Kesimpulan pengamatan;
n
- Nuklida stabil apabila harga berkisar antara 1 – 1,6
p
n
- Nuklida-nuklida dengan harga diluar pita kestabilan merupakan redioaktif
p
dan akan memencarkan sinar radioaktif sampai terbentuk nuklida stabil

PELURUHAN/DISINTEGRASI INTI
Peluruhan ialah peristiwa nuklida radioaktif memencarkan sinar atau partikel
radioaktif sehingga berubah menjadi inti yang stabil.
a. Peluruhan Inti Ringan (nomor atom < 82)
n
1. Inti ringan dengan di atas pita kestabilan
p
n
Untuk dapat berubah menjadi nuklida stabil harus memperkecil harga
p
yaitu mengurangi jumlah netron atau menambah jumlah proton. Hal ini
dapat dilakukan dengan:
Cara I: mengubah netron menjadi proton dengan memancarkan sinar β
1
0 n → 11P + −10β
Contoh; 146C → 147N + −10 β
n=8 n=7
P=6 P=7
n 8 n 7
= >1 = =1
p 6 p 7
Cara II: memancarkan partikel netron
Contoh: 52 He → 42He + 01n
n=3 n=2
P=2 P=2
n 3 n 2
= >1 = =1
p 2 p 2
n
2. Inti ringan dengan di bawah pita kestabilan
p
n
Untuk dapat berubah menjadi nuklida stabil harus memperbesar harga
p
yaitu menambah jumlah netron atau mengurangi jumlah proton.
Peluruhan seperti ini dilakukan dengan:
Cara I: mengubah proton menjadi netron dengan memancarkan positron
1
1 P → 10n + 01 e
Cara II: penangkapan elektron dari kulit K yaitu kulit terdekat inti
1
1 P +−10e → 10n
Contoh: 23 0 23
12 Mg + −1e → 11 Na +sinar X

Atau 23 23 0
12 Mg → 11 Na + 1e

b. Peluruhan Inti Berat


Nuklida inti berat terletak di seberang kurva kestabilan, peluruhannya terjadi
dengan mengurangi proton dan mengurangi netron dengan cara memancarkan
sinar α
Contoh: 212 208 4
84 Po → 82 Pb + 2α

n = 128 n = 126
P = 84 P = 82
WAKTU PARO
Waktu paro adalah waktu yang dibutuhkan oleh zat radioaktif sehingga aktivitasnya
berubah menjadi separonya. Laju perubahan radioaktif tersebut berbanding lurus
dengan konsentrasi atau bobotnya yang dirumuskan:
∆N dN dN
=λ . N ↔ =λ . N ↔ =λ . dt
∆t dt N
N 0

∫ dN
N 0
=∫ λ . dt ↔ [ ln N ] No =[ λ .t ] t
No N t

N
ln =−λ . t
No
ln x ¿e log x
log x
¿
log e
log x
¿
log 2,7183
log x
¿
0,434
¿ 2,304 log x

Maka

N
ln =−λ . t
No
N
2,304 × log =−λ . t
No
1
Pada saat t = t1/2, maka N = No
2
1
No
2 1
2,304 × log =−λ . t
No 2
1 1
2,304 × log =−λ . t
2 2
1
−2,304 × log 2=¿−λ . t ¿
2
1
2,304 × 0,301¿ λ . t
2
1
0,693 ¿ λ . t
2
1 0,693
t =
2 λ
Apabila harga λ tidak diketahui maka
10 1 11 1 12 1 13
1 bagian =  bagian =  bagian =  bagian =
2 2 2 4 2 8 2
Setelah disimpan selama:
1
1 1
1 ×t
2
sisanya
2 []
bagian

2
1 1
2 ×t
2
sisanya
2 []
bagian

3
1 1
3 ×t sisanya
2 2
bagian []
Maka dirumuskan:
n
1
sisaunsur =
2 []
× bagian semula

n
sisa unsur 1
=
bagian semula 2 []
n
Nt 1
=
No 2 []
Sehingga:
t
1
Nt 1
=
No 2 [] t
2

Keterangan:
Nt = jumlah sisa unsur
No = jumlah unsur mula-mula
t = waktu peluruhan
1
t = waktu paro
2

PENGGUNAAN RADIOISOTOP
Radioisotop adalah isotop suatu unsur yang radioaktif yang memancarkan
sinar radioaktif. Isotop suatu unsur baik yang stabil maupun radioaktif memiliki sifat
kimia yang sama. Radioisotop dapat digunakan sebagai perunut (untuk mengikuti
unsur dalam suatu proses yang menyangkut senyawa atau sekelompok senyawa) dan
sebagai sumber radiasi /sumber sinar.
Pemanfaatan radioisotop semakin luas dalam berbagai bidang. Secara garis
besar, penggunaan radioisotop buatan dibagi menjadi 2 golongan utama. Yaitu,
sebagai perunut (tracer) dan sumber radiasi. Pengunaan radioisotop sebagai perunut
didasarkan pada pengertian bahwa isotop radioaktif mempunyai sifat kimia yang
sama dengan isotop stabil. Jadi suatu isotop radioaktif melangsungkan reaksi kimia,
yang sama seperti isotop stabilnya. Sedangkan penggunaan radioisotop sebagai
sumber radiasi didasarkan pada kenyataan bahwa radiasi yang dihasilkan zat
radioaktif dapat mempengaruhi materi maupun mahluk hidup. Radiasi dapat
digunakan untuk memberi efek fisis, efek kimia maupun efek biologi.
Prinsip radioisotop sebagai perunut yaitu menambahkan bahan radioisotop
tersebut ke dalam suatu sistem (baik sistem fisika, kimia, maupun biologi). Karena
radioisotop tersebut mempunyai sifat kimia yang sama dengan sisten tersebut maka
radioisotop yang telah ditambahkan dapat digunakan untuk menandai suatu senyawa
sehingga perubahan senyawa pada sistem dapat dipantau. Adapun beberapa contoh
manfaat di berbagai bidang adalah sebagai berikut.

1. Penentuan Umur Benda Purba


Di atmosfer senantiasa berlangsung penembakan nitrogen oleh netron yang
dihasilkan sinar cosmic membentuk Karbon 14.
Reaksinya:
14
7 N + 10n  146C + 11 p
14 14
❑ C ini bersifat radioaktif dan akan meluruh kembali menjadi nitrogen 7 N
dengan memancarkan sinar β.
Reaksinya:
14
6 C  147 N + −10 β
14
❑ C merupakan bagian dari siklus karbon di alam dan ikut masuk ke dalam
14
tubuh organisme sehingga terjadi keseimbangan antara ❑C yang diterima
14 14
dengan ❑ C yang meluruh, yang mengakibatkan harga keaktifan ❑ C dalam
tubuh selalu konstan yaitu 15 peluruhan per menit untuk tiap gram. Ketika
14
organisme itu mati, pengambilan ❑C dari lingkungan terhenti dan harga
keaktifannya pun menurun maka dapat digunakan untuk menghitung umur
organisme tersebut.
Contoh soal:
Dalam sebuah pyramid peninggalan Fir’aun di Mesir ditemukan boneka kayu
14
yang menunjukkan keaktifan ❑C nya 10 peluruhan per menit gram. Jika
waktu paro 14❑C adalah 5730 tahun, perkirakan umur boneka kayu tersebut.
Jawab:
0,693 0,693
λ= = =1,21×10−4
t 1/ 2
5730
N
ln =−λ ×t
No
10
ln =−1,21× 10− 4 × t
15
−0,4
=t
−1,21× 10−4
t=3300 tah un
Nt t 1
log = log
No t 1/ 2 2
10 t 1
log = log
15 5730 2
t
−0,174= ×(−0,301)
5730
t=3312,36 tah un
2. Analisa Radiometri
Keaktifan suatu radioisotop dapat dipakai untuk menentukan kadar zat yang
sangat rendah dalam suatu campuran. Metode radiometri ini memiliki tingkat
kepekaan yang tinggi sehingga jumlah 10-12 gram masih terdeteksi.
Prinsipnya membandingkan keaktifan radioisotop yang dicampur dengan
keaktifan radioisotop mula-mula.
Contoh soal:
Untuk menentukan kadar vitamin B12 dalam vitamin B kompleks maka 5 mg
vitamin B kompleks dilarutkan dalam air kemudian 0,5 mg B 12 radioaktif
dengan keaktifan 2,4 µCi/mg ditambahkan ke dalam larutan ternyata
keaktifannya menjadi 1,6 µCi/mg. Hitung kadar vitamin B 12 dalam vitamin B
kompleks.
Jawab:
Misal vitamin B12 dalam 5 mg B kompleks = x mg
0,5 ×2,4=( x+ 0,5) ×1,6
1,2=1,6 x +0,8
0,4=1,6 x
x=0,25 mg
0,25
Jadi kadar vitamin B12 dalam B kompleks ¿ ×100 %=5 %
0,5

3. Sebagai Perunut
a. Bidang Kedokteran
Berbagai jenis radioisotop digunakan sebagai perunut untuk mendeteksi
berbagai jenis penyakit antara lain Tc-99 disuntikkan ke dalam pembuluh
darah dan akan diserap oleh jaringan yang rusak pada jantung, hati, dan
paru-paru.
Tl-201 : akan diserap oleh jaringan yang sehat pada jantung
I-131 : untuk mendeteksi kerusakan pada kelenjar gondok (tiroid), hati,
dan tumor otak
Na-24 : untuk mendeteksi apakah ada penyumbatan dalam pembuluh
darah yaitu mendeteksi sinar γ yang dipancarkan Na-24
Xe-133 : untuk mendeteksi penyakit paru-paru
P-32 : untuk penyakit mata, tumor, dan hati
Fe-59 : untuk mempelajari pembentukan sel darah merah
Radioisotop perunut biasanya juga digunakan untuk mendiagnosis
penyakit yang terdapat di dalam organ tubuh. Untuk tujuan diagnosis,
pemeriksaan secara kedokteran nuklir dapat dilakukan dengan mudah,
murah, serta dihasilkan informasi diagnosis yang akurat. Dari diagnosis
ini dapat diperoleh informasi tentang fungsi organ tubuh yang diperiksa
serta gambaran anatominya. Tes diagnostik dengan radioisotop dapat
digunakan untuk mengetahui:
1. Baik tidaknya fungsi organ tubuh.
2. Proses penyerapan berbagai senyawa tertentu oleh tubuh.
3. Menentukan lokasi dan ukuran tumor dalam organ tubuh.
b. Bidang Industri
Untuk mempelajari pengaruh oli dan zat aditif pada mesin, yaitu laju aus
komponen mesin dapat dipantau dengan mengukur kadar radioisotop
dalam oli yang digunakan.
c. Bidang Hidrologi
1) Penentuan Gerakan Sedimen di Pelabuhan dan Daerah Pantai
Teknik perunut radioisotop dapat digunakan untuk memperkirakan
laju pendangkalan alur pelabuhan. Dengan mengetahui darimana asal
dan gerakan sedimen, kecepatan terjadinya pendangkalan dapat
ditekan. Radioisotop perunut yang digunakan berupa pasir tiruan,
bentuk dan ukurannya menyerupai pasir yang terdapat pada pelabuhan
yang akan diteliti. Radioisotop yang sering digunakan adalah Iridium-
192, Aurum-198, dan Scandium- 46. Setelah radioisotop diinjeksikan
ke dasar laut, kemudian radiasi yang dipancarkan dilacak dengan
detektor dan responnya akan dicatat dengan mesin pencatat radiasi
(recorder). Pemantauan terhadap radioisotop yang dilepas ke dasar
laut dilakukan beberapa kali dengan jangka waktu tertentu. Dari hasil
pemantauan itu secara kumulatif dapat ditentukan arah gerakan
sedimen, tebal lapisan sedimen, dan kecepatan rata-rata lapisan
sedimen. Data yang diperoleh ini dapat pula digunakan untuk
menentukan pembangunan pelabuhan baru yang sesuai dan tidak
memerlukan biaya pengerukan yang tinggi.
2) Untuk mempelajari kecepatan aliran sungai
Di bagian hulu sungai ditaburkan senyawa yang mengandung Na-24
yaitu senyawa NaCl kemudian di tempat lain dipasang detector yang
akan menunjukkan kapan radioisotop Na-24 mencapai tempat detector
tersebut sehingga waktu yang diperlukan air untuk menempuh jarak
tersebut dapat diukur.
3) Mengetahui Gerakan Air Tanah
Air tanah selalu bergerak sesuai dengan kondisi geologinya. Data
gerakan air tanah di suatu daerah sangat berguna untuk pembangunan
bendungan, pembangunan instalasi pengolahan limbah dan lain-lain.
Untuk mengetahui gerakan air tanah digunakan metode sumur banyak
(multiwell technique). Perunut radioisotop diinjeksikan ke dalam
sumur yang berada di tengah dan pada lubang bor yang lain di
sekelilingnya, selanjutnya dilakukan pemantauan dengan detektor
radioaktif. Arah gerakan air tanah dapat ditentukan dengan
mengetahui adanya radioaktif pada sumur-sumur bor tersebut. Di
samping untuk mengetahui arah gerakan air tanah, teknik perunut
radioisotop ini juga dapat digunakan untuk mengetahui kecepatan air
tanah, permeabilitas dan besaran air tanah lainnya.
4) Menyelidiki kebocoran pipa air bawah tanah
Sedikit radioisotop Na dalam bentuk Na2CO3 yang larut dalam air
dimasukkan dalam aliran air pipa bawah tanah. Dengan detector
intensitas radiasi di atas tanah yang dilalui pipa diperiksa. Jika
ditemukan intensitas radiasi yang lebih maka di tempat tersebut
kemungkinannya kebocoran.
5) Mengetahui Karakterisktik Aliran Cairan di Sumur Minyak
Perunut radioisotop dapat juga digunakan untuk studi hubungan antar
sumur-sumur minyak untuk mengetahui karakterisktik aliran cairan di
sekitar sumur minyak tersebut. Evaluasi yang akurat tentang
karakteristik reservoir minyak pada proyek Enchanced Oil Recovery,
dengan metoda penekanan air menggunakan perunut radioisotop yang
injeksikan ke dalam lubang sumur, kemudian dipantau di setiap
sumur-sumur minyak yang ada. Hasil lain yang diperoleh berupa data
gerakan cairan minyak dan waktu transit antara sumur injeksi dengan
sumur produksi.

6) Pengukuran Debit Air Sungai


Penggunaan metoda perunut radioisotop untuk mengukur debit air
sungai terbukti lebih sederhana dibandingkan metoda dengan alat
ukur arus (Current Meter). Keunggulan metode perunut radioisotop
adalah pengukurannya yang lebih cepat dan dalam keadaan sungai
banjir pengukuran tetap dapat dilaksanakan. Dasar metoda perunut
radioisotop adalah pengenceran perunut. Perunut radioisotop dalam
jumlah yang tidak membahayakan dilepaskan di bagian hulu sungai,
kemudian dipantau konsentrasinya di bagian hilir. Perubahan
konsentrasi yang diakibatkan oleh aliran (debit) sungai dapat
diketahui dari perubahan intensitas pancaran radioisotop yang diukur
langsung di dalam aliran air sungai itu.
7) Melakukan Studi Geothermal
Pemanfaatan sumber panas bumi untuk keperluan tenaga listrik di
negara kita sudah mulai dikembangkan, contoh Pembangkit Listrik
Geothermal Kamojang. Pemanfaatan teknologi nuklir khususnya
teknik perunut radioisotop telah membantu menentukan suhu sumber
panas dan jumlah cadangan panas dengan jalan menentukan
komposisi isotop alam yang dikandung oleh sumber panas tersebut.
8) Menentukan Kebocoran DAM atau Bendungan
Teknik perunut radioisotop juga telah dimanfaatkan untuk
menentukan kebocoran/rembesan dan (bendungan). Radioisotop yang
digunakan sebagai perunut harus memenuhi persyaratan tertentu,
antara lain: tidak berbahaya bagi manusia atau mahkluk hidup lain di
sekelilingnya, aktivitasnya rendah, waktu paronya pendek, larut dalam
air, tidak diserap oleh tanah atau tubuh bendungan/dam dan oleh
tumbuhan. Radioisotop dilepaskan pada tempat tertentu di reservoir
(air dam) yang diperkirakan sebagai tempat terjadinya
rembesan/bocoran pada dam/bendungan. Apabila terjadi kebocoran
pada bendungan tersebut, maka air yang telah diinjeksi/dilepas,
radioisotop akan masuk mengikuti arah bocoran. Dengan
mengikuti/mencacah air yang keluar dari mata air, sumursumur
pengamat yang terdapat di daerah downstream, maka akan dapat
diketahui adanya bocoran/rembesan dan arah dari rembesan dam
tersebut.
d. Bidang Kimia
Mempelajari mekanisme reaksi esterifikasi.
O
O

R−C −O−H + R−O−H → R− ‖ −O−R+ H 2 O
C

¿
0
Asam Karboksilat alcohol ester
(melepas OH) (melepas H)
*Radioisotop
e. Bidang Biologis
1. Mempelajari kesetimbangan dinamis.
2. Mempelajari reaksi pengesteran.
3. Mempelajari mekanisme reaksi fotosintesis.
4. Sebagai Sumber Radiasi
1) Bidang Kedokteran
Untuk sterilisasi alat-alat kedokteran
Keunggulan sterilisasi dengan radiasi:
- Sterilisasi radiasi lebih sempurna mematikan mikroorganisme
- Tidak meninggalkan residu bahan kimia
- Alat tidak mungkin tercemar bakteri lagi sampai kemasan dibuka
sebab sterilisasi dilakukan dengan cara dikemas terlebih dahulu baru
disterilkan
Terapi tumor dan kanker
- Sel tumor atau kanker dapat dimatikan dengan mengarahkan radiasi
secara tepat pada sel-sel kanker menggunakan Co-60.
2) Bidang Pertanian
Pemuliaan tanaman/pembentukan bibit unggul
- Yaitu memberi radiasi dengan dosis yang bervariasi lalu disemaikan
dan ditanam berkelompok menurut dosis radiasinya kemudian dipilih
varietas yang dikehendaki
Penyimpanan makanan
- Yaitu untuk mengawetkan bahan makanan, mencegah pertumbuhan
bakteri/jamur, dan menghambat pertumbuhan tunas.
3) Bidang Industri
a. Pemeriksaan tanpa merusak.
Radiasi sinar gamma dapat digunakan untuk memeriksa cacat pada
logam atau sambungan las, yaitu dengan meronsen bahan tersebut.
Tehnik ini berdasarkan sifat bahwa semakin tebal bahan yang dilalui
radiasi, maka intensitas radiasi yang diteruskan makin berkurang, jadi
dari gambar yang dibuat dapat terlihat apakah logam merata atau ada
bagian-bagian yang berongga di dalamnya. Pada bagian yang berongga
itu film akan lebih hitam,
b. Mengontrol ketebalan bahan
Ketebalan produk yang berupa lembaran, seperti kertas film atau
lempeng logam dapat dikontrol dengan radiasi. Prinsipnya sama seperti
diatas, bahwa intensitas radiasi yang diteruskan bergantung pada
ketebalan bahan yang dilalui. Detektor radiasi dihubungkan dengan alat
penekan. Jika lembaran menjadi lebih tebal, maka intensitas radiasi yang
diterima detektor akan berkurang dan mekanisme alat akan mengatur
penekanan lebih kuat sehingga ketebalan dapat dipertahankan.
c. Pengawetan hahan
Radiasi juga telah banyak digunakan untuk mengawetkan bahan seperti
kayu, barang-barang seni dan lain-lain. Radiasi juga dapat
menningkatkan mutu tekstil karena inengubah struktur serat sehingga
lebih kuat atau lebih baik mutu penyerapan warnanya. Berbagai jenis
makanan juga dapat diawetkan dengan dosis yang aman sehingga dapat
disimpan lebih lama.

BAHAYA PENGGUNAAN RADIOAKTIF


1. Pengaruh Radiasi pada Materi
Radiasi menyebabkan penumpukan energi pada materi yang dilalui. Dampak
yang ditimbulkan radiasi dapat berupa ionisasi, eksitasi, atau pemutusan
ikatan kimia.
Ionisasi: dalam hal ini partikel radiasi menabrak elektron orbital dari atom
atau molekul zat yang dilalui sehinga terbentuk ion positip dan elektron
terion.
Eksitasi: dalam hal ini radiasi tidak menyebabkan elektron terlepas dari atom
atau molekul zat tetapi hanya berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi.
Pemutusan Ikatan Kimia: radiasi yang dihasilkan oleh zat radioaktif
rnempunyai energi yang dapat mernutuskan ikatan-ikatan kimia.
2. Pengaruh Radiasi pada Mahluk Hidup
Walaupun energi yang ditumpuk sinar radioaktif pada mahluk hidup relatif
kecil tetapi dapat menimbulkan pengaruh yang serius. Hal ini karena sinar
radioaktif dapat mengakibatkan ionisasi, pemutusan ikatan kimia penting atau
membentuk radikal bebas yang reaktif. Ikatan kimia penting misalnya ikatan
pada struktur DNA dalam kromosom. Perubahan yang terjadi pada struktur
DNA akan diteruskan pada sel berikutnya yang dapat mengakibatkan
kelainan genetik, kanker dan lain-lain.
Pengaruh radiasi pada manusia atau mahluk hidup juga bergantung pada
waktu paparan. Suatu dosis yang diterima pada sekali paparan akan lebih
berbahaya daripada bila dosis yang sama diterima pada waktu yang lebih
lama.
Secara alami kita mendapat radiasi dari lingkungan, misalnya radiasi sinar
kosmis atau radiasi dari radioakif alam. Di samping itu, dari berbagai
kegiatan seperti diagnosa atau terapi dengan sinar X atau radioisotop. Orang
yang tinggal di sekitar instalasi nuklir juga mendapat radiasi lebih banyak,
tetapi masih dalam batas aman.
Selain memiliki manfaat yang sangat besar bagi kehidupan manusia, ternyata
unsur-unsur radioaktif juga memiliki efek samping yang cukup berbahaya,
beberapa contoh radioaktif yang berbahaya adalah sebagai berikut:
A. Pencemaran Radioaktif
Pengertian atau arti definisi pencemaran radioaktif adalah suatu pencemaran
lingkungan yang disebabkan oleh debu radioaktif akibat terjadinya ledakan
reaktor-reaktor atom serta bom atom. Yang paling berbahaya dari pencemaran
radioaktif seperti nuklir adalah radiasi sinar alpha, beta dan gamma yang sangat
membahayakan makhluk hidup di sekitarnya. Selain itu partikel-partikel neutron
yang dihasilkan juga berbahaya. Zat radioaktif pencemar lingkungan yang biasa
ditemukan adalah 90SR merupakan karsinogen tulang dan 131J.
Apabila ada makhluk hidup yang terkena radiasi atom nuklir yang berbahaya
biasanya akan terjadi mutasi gen karena terjadi perubahan struktur zat serta pola
reaksi kimia yang merusak sel-sel tubuh makhluk hidup baik tumbuh-tumbuhan
maupun hewan atau binatang.
B. Limbah Radioaktif
Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop
yang berasal dari penggunaan medis atau riset radio nukleida. Limbah ini dapat
berasal dari antara lain : tindakan kedokteran nuklir, radio-imunoassay dan
bakteriologis; dapat berbentuk padat, cair atau gas.
Ada beberapa pengertian limbah radioaktif :
1. Zat radioaktif yang sudah tidak dapat digunakan lagi, dan atau
2. Bahan serta peralatan yang terkena zat radioaktif atau menjadi radioaktif, dan
sudah tidak dapat difungsikan. Bahan atau peralatan tersebut terkena atau
menjadi radioaktif kemungkinan karena pengoperasian instalasi nuklir atau
instalasi yang memanfaatkan radiasi pengion.
Bahaya radiasi adalah radiasi dapat melakukan ionisasi dan merusak sel
organ tubuh manusia. Kerusakan sel tersebut mampu menyebabkan terganggunya
fungsi organ tubuh. Disamping itu, sel-sel yang masih tetap hidup namun
mengalami perubahan, dalam jangka panjang kemungkinan menginduksi adanya
tumor atau kanker. Ada kemungkinan pula bahwa kerusakan sel akibat radiasi
mengganggu fungsi genetika manusia, sehingga keturunannya mengalami cacat.
Beberapa efek negatif lain dari radiasi unsur radioaktif terhadap manusia
yaitu :
a. Radiasi unsur radioaktif dapat merusak jaringan sel
b. Radiasi unsur radioaktif dapat menurunkan kekebalan tubuh terhadap
penyakit
c. Radiasi unsur radioaktif dapat menyebabkan penyakit leukimia
d. Radiasi unsur radioaktif dapat menyebabkan kemandulan dan mutasi pada
keturunan
e. Radiasi unsur radioaktif dapat menyebabkan kerusakan kulit dan sistem saraf

Anda mungkin juga menyukai