PELURUHAN/DISINTEGRASI INTI
Peluruhan ialah peristiwa nuklida radioaktif memencarkan sinar atau partikel
radioaktif sehingga berubah menjadi inti yang stabil.
a. Peluruhan Inti Ringan (nomor atom < 82)
n
1. Inti ringan dengan di atas pita kestabilan
p
n
Untuk dapat berubah menjadi nuklida stabil harus memperkecil harga
p
yaitu mengurangi jumlah netron atau menambah jumlah proton. Hal ini
dapat dilakukan dengan:
Cara I: mengubah netron menjadi proton dengan memancarkan sinar β
1
0 n → 11P + −10β
Contoh; 146C → 147N + −10 β
n=8 n=7
P=6 P=7
n 8 n 7
= >1 = =1
p 6 p 7
Cara II: memancarkan partikel netron
Contoh: 52 He → 42He + 01n
n=3 n=2
P=2 P=2
n 3 n 2
= >1 = =1
p 2 p 2
n
2. Inti ringan dengan di bawah pita kestabilan
p
n
Untuk dapat berubah menjadi nuklida stabil harus memperbesar harga
p
yaitu menambah jumlah netron atau mengurangi jumlah proton.
Peluruhan seperti ini dilakukan dengan:
Cara I: mengubah proton menjadi netron dengan memancarkan positron
1
1 P → 10n + 01 e
Cara II: penangkapan elektron dari kulit K yaitu kulit terdekat inti
1
1 P +−10e → 10n
Contoh: 23 0 23
12 Mg + −1e → 11 Na +sinar X
Atau 23 23 0
12 Mg → 11 Na + 1e
n = 128 n = 126
P = 84 P = 82
WAKTU PARO
Waktu paro adalah waktu yang dibutuhkan oleh zat radioaktif sehingga aktivitasnya
berubah menjadi separonya. Laju perubahan radioaktif tersebut berbanding lurus
dengan konsentrasi atau bobotnya yang dirumuskan:
∆N dN dN
=λ . N ↔ =λ . N ↔ =λ . dt
∆t dt N
N 0
∫ dN
N 0
=∫ λ . dt ↔ [ ln N ] No =[ λ .t ] t
No N t
N
ln =−λ . t
No
ln x ¿e log x
log x
¿
log e
log x
¿
log 2,7183
log x
¿
0,434
¿ 2,304 log x
Maka
N
ln =−λ . t
No
N
2,304 × log =−λ . t
No
1
Pada saat t = t1/2, maka N = No
2
1
No
2 1
2,304 × log =−λ . t
No 2
1 1
2,304 × log =−λ . t
2 2
1
−2,304 × log 2=¿−λ . t ¿
2
1
2,304 × 0,301¿ λ . t
2
1
0,693 ¿ λ . t
2
1 0,693
t =
2 λ
Apabila harga λ tidak diketahui maka
10 1 11 1 12 1 13
1 bagian = bagian = bagian = bagian =
2 2 2 4 2 8 2
Setelah disimpan selama:
1
1 1
1 ×t
2
sisanya
2 []
bagian
2
1 1
2 ×t
2
sisanya
2 []
bagian
3
1 1
3 ×t sisanya
2 2
bagian []
Maka dirumuskan:
n
1
sisaunsur =
2 []
× bagian semula
n
sisa unsur 1
=
bagian semula 2 []
n
Nt 1
=
No 2 []
Sehingga:
t
1
Nt 1
=
No 2 [] t
2
Keterangan:
Nt = jumlah sisa unsur
No = jumlah unsur mula-mula
t = waktu peluruhan
1
t = waktu paro
2
PENGGUNAAN RADIOISOTOP
Radioisotop adalah isotop suatu unsur yang radioaktif yang memancarkan
sinar radioaktif. Isotop suatu unsur baik yang stabil maupun radioaktif memiliki sifat
kimia yang sama. Radioisotop dapat digunakan sebagai perunut (untuk mengikuti
unsur dalam suatu proses yang menyangkut senyawa atau sekelompok senyawa) dan
sebagai sumber radiasi /sumber sinar.
Pemanfaatan radioisotop semakin luas dalam berbagai bidang. Secara garis
besar, penggunaan radioisotop buatan dibagi menjadi 2 golongan utama. Yaitu,
sebagai perunut (tracer) dan sumber radiasi. Pengunaan radioisotop sebagai perunut
didasarkan pada pengertian bahwa isotop radioaktif mempunyai sifat kimia yang
sama dengan isotop stabil. Jadi suatu isotop radioaktif melangsungkan reaksi kimia,
yang sama seperti isotop stabilnya. Sedangkan penggunaan radioisotop sebagai
sumber radiasi didasarkan pada kenyataan bahwa radiasi yang dihasilkan zat
radioaktif dapat mempengaruhi materi maupun mahluk hidup. Radiasi dapat
digunakan untuk memberi efek fisis, efek kimia maupun efek biologi.
Prinsip radioisotop sebagai perunut yaitu menambahkan bahan radioisotop
tersebut ke dalam suatu sistem (baik sistem fisika, kimia, maupun biologi). Karena
radioisotop tersebut mempunyai sifat kimia yang sama dengan sisten tersebut maka
radioisotop yang telah ditambahkan dapat digunakan untuk menandai suatu senyawa
sehingga perubahan senyawa pada sistem dapat dipantau. Adapun beberapa contoh
manfaat di berbagai bidang adalah sebagai berikut.
3. Sebagai Perunut
a. Bidang Kedokteran
Berbagai jenis radioisotop digunakan sebagai perunut untuk mendeteksi
berbagai jenis penyakit antara lain Tc-99 disuntikkan ke dalam pembuluh
darah dan akan diserap oleh jaringan yang rusak pada jantung, hati, dan
paru-paru.
Tl-201 : akan diserap oleh jaringan yang sehat pada jantung
I-131 : untuk mendeteksi kerusakan pada kelenjar gondok (tiroid), hati,
dan tumor otak
Na-24 : untuk mendeteksi apakah ada penyumbatan dalam pembuluh
darah yaitu mendeteksi sinar γ yang dipancarkan Na-24
Xe-133 : untuk mendeteksi penyakit paru-paru
P-32 : untuk penyakit mata, tumor, dan hati
Fe-59 : untuk mempelajari pembentukan sel darah merah
Radioisotop perunut biasanya juga digunakan untuk mendiagnosis
penyakit yang terdapat di dalam organ tubuh. Untuk tujuan diagnosis,
pemeriksaan secara kedokteran nuklir dapat dilakukan dengan mudah,
murah, serta dihasilkan informasi diagnosis yang akurat. Dari diagnosis
ini dapat diperoleh informasi tentang fungsi organ tubuh yang diperiksa
serta gambaran anatominya. Tes diagnostik dengan radioisotop dapat
digunakan untuk mengetahui:
1. Baik tidaknya fungsi organ tubuh.
2. Proses penyerapan berbagai senyawa tertentu oleh tubuh.
3. Menentukan lokasi dan ukuran tumor dalam organ tubuh.
b. Bidang Industri
Untuk mempelajari pengaruh oli dan zat aditif pada mesin, yaitu laju aus
komponen mesin dapat dipantau dengan mengukur kadar radioisotop
dalam oli yang digunakan.
c. Bidang Hidrologi
1) Penentuan Gerakan Sedimen di Pelabuhan dan Daerah Pantai
Teknik perunut radioisotop dapat digunakan untuk memperkirakan
laju pendangkalan alur pelabuhan. Dengan mengetahui darimana asal
dan gerakan sedimen, kecepatan terjadinya pendangkalan dapat
ditekan. Radioisotop perunut yang digunakan berupa pasir tiruan,
bentuk dan ukurannya menyerupai pasir yang terdapat pada pelabuhan
yang akan diteliti. Radioisotop yang sering digunakan adalah Iridium-
192, Aurum-198, dan Scandium- 46. Setelah radioisotop diinjeksikan
ke dasar laut, kemudian radiasi yang dipancarkan dilacak dengan
detektor dan responnya akan dicatat dengan mesin pencatat radiasi
(recorder). Pemantauan terhadap radioisotop yang dilepas ke dasar
laut dilakukan beberapa kali dengan jangka waktu tertentu. Dari hasil
pemantauan itu secara kumulatif dapat ditentukan arah gerakan
sedimen, tebal lapisan sedimen, dan kecepatan rata-rata lapisan
sedimen. Data yang diperoleh ini dapat pula digunakan untuk
menentukan pembangunan pelabuhan baru yang sesuai dan tidak
memerlukan biaya pengerukan yang tinggi.
2) Untuk mempelajari kecepatan aliran sungai
Di bagian hulu sungai ditaburkan senyawa yang mengandung Na-24
yaitu senyawa NaCl kemudian di tempat lain dipasang detector yang
akan menunjukkan kapan radioisotop Na-24 mencapai tempat detector
tersebut sehingga waktu yang diperlukan air untuk menempuh jarak
tersebut dapat diukur.
3) Mengetahui Gerakan Air Tanah
Air tanah selalu bergerak sesuai dengan kondisi geologinya. Data
gerakan air tanah di suatu daerah sangat berguna untuk pembangunan
bendungan, pembangunan instalasi pengolahan limbah dan lain-lain.
Untuk mengetahui gerakan air tanah digunakan metode sumur banyak
(multiwell technique). Perunut radioisotop diinjeksikan ke dalam
sumur yang berada di tengah dan pada lubang bor yang lain di
sekelilingnya, selanjutnya dilakukan pemantauan dengan detektor
radioaktif. Arah gerakan air tanah dapat ditentukan dengan
mengetahui adanya radioaktif pada sumur-sumur bor tersebut. Di
samping untuk mengetahui arah gerakan air tanah, teknik perunut
radioisotop ini juga dapat digunakan untuk mengetahui kecepatan air
tanah, permeabilitas dan besaran air tanah lainnya.
4) Menyelidiki kebocoran pipa air bawah tanah
Sedikit radioisotop Na dalam bentuk Na2CO3 yang larut dalam air
dimasukkan dalam aliran air pipa bawah tanah. Dengan detector
intensitas radiasi di atas tanah yang dilalui pipa diperiksa. Jika
ditemukan intensitas radiasi yang lebih maka di tempat tersebut
kemungkinannya kebocoran.
5) Mengetahui Karakterisktik Aliran Cairan di Sumur Minyak
Perunut radioisotop dapat juga digunakan untuk studi hubungan antar
sumur-sumur minyak untuk mengetahui karakterisktik aliran cairan di
sekitar sumur minyak tersebut. Evaluasi yang akurat tentang
karakteristik reservoir minyak pada proyek Enchanced Oil Recovery,
dengan metoda penekanan air menggunakan perunut radioisotop yang
injeksikan ke dalam lubang sumur, kemudian dipantau di setiap
sumur-sumur minyak yang ada. Hasil lain yang diperoleh berupa data
gerakan cairan minyak dan waktu transit antara sumur injeksi dengan
sumur produksi.