Anda di halaman 1dari 9

KOLOKIUM

Jurnal Pendidikan Luar Sekolah


http://kolokium.ppj.unp.ac.id/
MANAJEMEN PELAKSAAN Jurusan Pendidikan Luar Sekolah
Fakultas Ilmu Pendidikan
PEMBELAJARAN DALAM DIKLAT DI Universitas Negeri Padang

MASA PANDEMI COVID-19 Sumatera Barat, Indonesia

Volume , Nomor , Tahun


DOI:

Silvi Mei Yanti1, Sintia Sumarlin2


Jurusan Pendidikan Luar Sekolah
Universitas Negeri Padang
meisilvi163@gmail.com

ABSTRAK
Manajemen sendiri merupakan seuatu kemapuan membimbing dan menggerakan untuk
memperoleh hasil yang diinginkann dari kelompok manusia dengan menggunakan potensi-potensi
sumber daya manusia dan sumber daya lainnya (syarifudin 2005: 1). Sedangkan Manajmen
pembelajaran merupakan suatu upaya mengelola sumberdaya yang akan digunakan dalam
pembelajaran hingga tujuan pembelajaran tersebut dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Manajmen diklat yaitu sebuah pengetahuan yang mana memiliki kaitan terhadap mengembangkan
sumber daya yang terdapat di lembaga diklat sehingga peserta diklat bisa meningkatkan kualitas,
kompetensi dan lebih memiliki daya guna di lembaga dimana mereka meniti karir. Manajmen
diklat haruslah yang sistematis dan terencana, serta meliputi perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan (control) dan evaluasi.
Akibat adanya pandemic covid-19, system pengelolaan pembelajaran dalam diklat
mengalami perubahan, mulai dari perencanaan yang mana harus disesuaikan dengan situasi dan
kondisi saat ini, pada tahap pelaksanaan pun memiliki perbedaan yang menojol contohnya yaitu
kegiatan diklat tidak bisa dilaksankan bertatap muka secara langsung melaikan dengan pertemuan
virtual, serta metode pengevaluasiannya yang juga berdeda dan harus disesuaikan dengan keadaan
saat ini. Meskipun demikian pelaksanaan diklat akan terus berjalan meskipun terhalang oleh
pandemic covid-19 ini

Kata Kunci: diklat, manajmen pembelajaran, e-learning, widyaiswara


PENDAHULUAN
Pendidikan dan pelatihan dalam mengembangkan sumber daya manusia memiliki
dua dimensi yang utama, dimensi personal dan dimensi organisasional. Dari keduanya
harus dikembangkan secara tepat,simultan, dan berkelanjutan. Oleh karena itu, organisasi
menjadi learning organization yang tumbuh dan berkembang maju karena di dukung oleh
karyawan yang mempelajari hal-hal baru dan mengaplikasinnya bertujuan untuk
memperbaikii dan meningkatkan kualitas atau jasa yang dihasilkan perusahaan.
Perubahan akan kualitas pegawai atau sumber daya manusia (SDM) merupakan
salah satu bagian dari reformasi pemerintah untuk mengarahkan pada pencapaian good
governance. Pendidikan pelatihan merupakan suatu usaha atau proses pembelajaran yang
dilaksanakan organisasi, yang nantinya mengarah kepada pada perubahan sikap serta
perilaku pegawai untuk memenuhi harapan kualifikasi kerja dan tuntutan perkembangan
organisasi baik internal maupun eksternal. Menurut PP RI No. 101 tahun 2000, dijelaskan
Silvi Mei Yanti 1, Sintia Sumarlin 2 2
Manajemen Pelaksaan Pembelajaran Dalam Diklat Di
Masa Pandemi Covid-19
bahwa diklat memiliki tujuan antara lain yaitu: untuk meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan, serta sikap untuk dapat melakukan tugas jabatan secara profesional dengan
dilandasi kepribadian dan etika PNS sesuai kebutuhan instansi, memantabkan sikap dan
semangat pengabdian yang berorientasi pada pelayanan, pengayoman dan pemberdayaan
masyarakat, menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir. Oleh karena itu dengan
adanya PP ini memberikan tekanan pada kualitas pegawai atau pegawai negeri untuk
selalu mengembangkan dan meningkatkan kapasitas serta kualiatas diri yaitu dengan
mengikuti diklat.
Pada dasarnya permasalahan yang dihadapi dalam diklat sangatlah kompleks. Yaitu
bagimana meningkatkan sumber daya manusia (pegawai) agar mampu memenuhi
harapan organisasi sebagaimana misi yang telah ditentukan sebelumnya, menginat dimasa
pandemic seperti saat ini banyak seklai perubahan-perubahan yang terjadi, sehingga perlu
adanya penggunaan adaptasi atau manajemen pembelajaran yang baru untuk melaksankan
kegiatan diklat pada masa pandemic. Dengan adanya manajemen yang sesuai maka akan
ada keseimbangan dalam pelaksanan kegiatan diklat.
Manajemen sendiri merupakan seuatu kemapuan membimbing dan menggerakan
dalam kelompok manusia untuk mencapai hasil yang diinginkannya, dengan
menggunakan potensi-potensi sumber daya manusia dan sumber daya lainnya (syarifudin
2005: 1). Pelatihan yang diberikan kepada peserta didik tidak hanya bergantung pada
interkasi antar pelatih dan peserta melainkan memiliki sifat yang menyeluruh (front to
end). Oleh sebab itu peran manajmen di harapkan memberikan dukungan terhadap
peserta pelatihan.
Pemanfaatan teknologi merupakan salah satu upaya dalam pelaksanaan diklat
ditengah pandemic. Dalam memanfaatan teknologi berbasis e-learning, telah memberikan
inspirasi pada dunia pelatihan aparatur di tengah pandemic ini dan menjadi salah satu
upaya mencari alternative atau teknik baru dalam mengembangkan kompetensi yang
dimiliki oleh aparatur, apalagi didukung dengan situasi kondisi saat ini yang dalam situasi
covid-19 yang memerlukan dukungan dan pemanfaatan teknologi. Meskipun demikian
pemanfaatan teknologi ini perlu dimanajmen terlebih dahulu agar setiap kegiatan yang
dilaksankan dengan mennggunakan pemanfaatan teknologi dapat terlaksana secara efektif
dan efesien.
METODE
Pendekatan yang di gunakan dalam artikel ini menggunakan metode atau pendekatan
studi literature dimana mengacu pada aspek fenomena nyata, memperoleh data dari
penelitian yang sudah ada. Studi literature adalah cara yang di pakai untuk
mengumpulkan data atau sumber-sumber yang berhubungan dengan tema atau topic yang
di bahas. Studi literature di dapat dari berbagai sumber, jurnal, buku, dan internet.
PEMBAHASAN
1. Manajemen Pelaksanaan Pembelajaran dalam Diklat
Manajemen merupakan kumpulan pengetahuan yang memiliki sistem, dikumpulkan
dan ditrima menurut pengertian kebenaran universal mengenai manjer (Hasibuan,
2005:71). Sedangkan menurut Sagala (2009:54) mengungkapkan bahwa administrasi dan
Silvi Mei Yanti 1, Sintia Sumarlin 2 3
Manajemen Pelaksaan Pembelajaran Dalam Diklat Di
Masa Pandemi Covid-19
manajemen pendidikan yaitu semua kegiatan yang dijalankan oleh institusi pendidikan,
terkhusus satuan pendidikan dalam berbagai jenjang dan fungsi tugasnya dalam rangka
mencapai tujuan.
System manajemen pembelajaran (learning management system – LSM) mengarah
pada pentas teknologi yang mana digunakan untuk mengotomatiskan administrasi,
pengembangan dan penyampaian seluruh program pelatihan organisasi (Sinambela,
2012). Menurut Suwardi (2007:1) mengunfkapkan bahwa manajemen pembelajaran
sendiri bisa diartikan sebagai suatu upaya dalam mengelola sumber daya yang digunakan
dalam pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan
efesien. Widyaiswara sangat berperan dalam pencapaian tujuan pembelajaran, selain itu
juga mampu menciptakan kegiatan belajar yang efektif sehingga dirumuskan tahap
perencanaan, dan juga dalam tahap pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi yang tepat
dalam pembelajaran
Pengelolan dapat diartkan manajmen. Kata manajemen yaitu kata yang asalnya dari
Bahasa inggris yaitu management atau ketelaksanaan dan tata pimpinan. Kata manajmen
juga berasal dari kata mange yang behasa latinnnya manus yang memiliki arti pimpinan,
menangani, mengatur atau membimbing. Menurut pendapat George R. Terry dalam
Ruslan, mendefenisikan pengelolaan menjadi sebuah proses dan khas yang terdiri dari
tindakan-tindakan seperti perencanaan, pengorganisasian, pengaktifan dan pengawasan
yang dilakukan untuk menentukkan serta mencapai sesuai sasaran yang telah diteatapkan
melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumberdaya lainnya.
Pengelolaan pembelajaran jika diartikan perkata yaitu pengelolaan yang bisa
diartikan manajemen, sedangkan menurut Wiharno dalam Alfian Erwinsyah yaitu sebuah
tindakan yang diawali dari penyusunan data, perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan
sampai dengan pengawasan serta penilaian pengelolaan menghasilakn sesuatu, yang
mana sesuatu tersebut dapat menjadi sumber penyempurnaan serta peningkatan
pengelolaan selanjutnya. Berbagai pendapat para ahli yang diungkapkan menngenai
pengelolaan pembelajaran, seperti Sugianto contohnya dijelaskan bahwa pengelolaan
pembelajaran yaitu berbagai cara dalam mengelola situasi serta kondisi dalam proses
pembelajaran.
Manajemen diklat jika dipisahkan menjadi dua kata. yaitu manajemen/pengelolaan
dan lembaga diklat yang bermaknas yaitu intitusi yang akan memberikan pelayanan
pendidikan serta pelatihan kepada pegawainya. Menurut Mulyati, Yati Siti dan Aan
Komariah (2012) manajemen memilik tiga fokus untuk mengartikan manajemen itu
sendiri, yaitu “
1. Manajemen sebagai suatu kemampuan dan keahlian yang selanjutnya menjadi
cikal bakal manajemen sebagai suatu profesi. Manajemen sebagai suatu ilmu
menekankan perhatian dan keterampilan dan kemampuan manajerial yang
diklasifikasikan menjadi kemampuan/ keterampilan teknikal, manusiawi dan
konseptual.
2. Menajemen sebagai proses yaitu dengan menentukan langkah yang sistematis dan
terpadu sebagai aktivitas manajemen
Silvi Mei Yanti 1, Sintia Sumarlin 2 4
Manajemen Pelaksaan Pembelajaran Dalam Diklat Di
Masa Pandemi Covid-19
3. Manajemen sebagai seni tercermin dari perbedaan gaya ( style) seseorang dalam
menggunakan atau memperyakan orang lain untuk mencapai tujuan”
Manajemen diklat merupakan ilmu pengetahuan yang memiliki kaitan dengan
lembaga diklat dalam mengembangkan sumber dayanya, sumber daya perlu
dikembangkan agar anngota lembaga tersebut dapat meningkatkan kompetensi agar lebih
berdaya guna di lembaga mereka. (Sukardi & Siti Nurjanah; 2016). Basri, Hasan &
Rusdiana (2015) mengartikan pendidikan dan pelatihan sebagai usaha dalam
mengembangkan sumber daya manusia serta untukm mengembangkan aspek kemampuan
baik intelektual maupun kepribadian manusia.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa manajemen diklat yaitu usaha dalam
mengoptimalkan seluruh komponen diklat secara sistematis, yang mana agar tujuan
program tersebut dapat berjalan secara efektif dan efesien. Diklat memiliki beberapa
komponen-komponen, yaitu terdiri dari kurikulum, sumber daya manusia, sarana dan
prasarana serta biaya. Manajmen diklat meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan
(control) dan evaluasi, terutama menyangkut tentang organisasi, program, sumberdaya
dan pembiyaan, merupakan diklat yang sistematis dan terencana. Tujuan dari
penyelenggaraan diklat secara umum adalah meningkatkan aparatur yang professional.
Fungsi pemgelolaan yaitu beberpa tugas yang heruslah dilaksanakan secara
tersendiri,, yaitu terdiri dari; Pertama Fungsi organic yaitu fungsi mutlak yang harus
dijalankna oleh adminitrasi dan manajmen. Kedua yaitu fungsi pelengkap yang mana jika
fungsi-fungsi dilaksankan dengan baik, maka akan meningkatkan efesiensi dalam
pelaksanaan kegiatan.
Gasperz dalam Alfian Erwinsyah, mengemukakan bahwa pengelolaan yaitu semua
aktifitas dari fungsi-fungsi pengelolaan manajmen. Dalam manajemen diklat terdapat
beberapa fungsi yang harus dilaksankan yaitu: perencanaan, pengkoordinasian dan
penilaian atau pengendalian.
Kegiatan-kegiatan dalam manajemen diklat yaitu meliputi:
a. Perencanaan Diklat
Pelaksanakan perencanaan diklat hendaknya dilaksanakan dengan sebaik
mungkin sehingga tujuan diklat akan tercapai, kegiatan yang dilakukan yaitu;
1. Identifikasi analisis kebutuhan diklat
Sebelum melaksankan diklat sebaiknya melakukan identifikasi dan analisis
kebutuhan diklat terlebih dahulu, sehingga kita akan mengtahui kebutuhan
diklat yang harus dpenuhi. Permasalahan yang timbul dalam organisasi
tersebut bisa menjadi salah satu cara untuk menganalisis kebuthan diklat
organisasi tersebut. Selain permasalahan yang dapat dianalisis terdapat
beberapa hal lain yang bisa digunakan untuk menganalisis kebutuhan diklat
seperti kinerja pegawai, fungsi, pekerjaan serta hal lainnya.
2. Mentukan tujuan diklat
Tujuan dari diklat ditentukan sesuai dengan pengembangan yang diinginkan
oleh organisasi pada sumber daya manusia yang hendak mengikuti diklat.
Tujuan pelatihan dapat dibedakan menjadi 3 jenis poko domain, yaitu;
Pertama cognitive domain, yang mana tujuan diklat meningkatkan
Silvi Mei Yanti 1, Sintia Sumarlin 2 5
Manajemen Pelaksaan Pembelajaran Dalam Diklat Di
Masa Pandemi Covid-19
pengetahuan peserta. Kedua affective domain diklat yang bertujuan dengan
sikpa dan perilaku. Ketiga psychomotor domain, yaitu bertujuan yang
berkaitan dengan keterampilan peserta diklat
3. Penyusunan program
Dalam penyusunan program hal yang sangat diperhatikan yaitu penentuan
kurikulum diklat. Kumpulan dari materi pembelajaran yang nantinya akan
diberikan dengan cara pemberian nilai pencapaian tujuan disebut sebagai
kurikulam. Seperti yang dikemukakan oleh Ggrayson kurikulum yaitu
perencanaan yang digunakan untuk memperoleh keluaran (out comes), yang
mana diharapkan dari suatu pembelajaran. Dalam kurikulum memiliki 4
komponen yaitu; isi, strategi pembelajaran, proses penilaian, serta evaluasi
proses. Dalam melakukan penyusususnan kurikulum pada program diklat
haruslah responsve yang bisa menjawab permasalahn yang mana nantinya
akan diselesaikan oleh program diklat.
Selain penyusunan kurikulum satu hal yang tidak boleh dilupakan yaitu
mendisain program pelatihan. Mendisain program pelatihan merupakan
langkah awal persiapan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (diklat).
Disamping itu program pendidikan dan pelatihan yang didesain memiliki
tujuan untuk menghasilkan program yang berkualitas juga memiliki
kesesuaian dengan kebutuhan peserta diklat, dengan begitu juga bisa untuk
menetapkan strategi pembelajaran yang nantinya kan digunkan selama
pelaksanaan diklat berlangsung.

b. Pelaksanaan diklat
Tahap selanjutnya yaitu pelaksanaan diklat, pada tahap ini mendeskripsikan
bagaimana terjadinya proses kegiatan pelatihan, komponen pelaksanaan
pelatihan, metode/startegi mengajaernya. Sebelum proses dilaksankan sebaiknya
dicantum kan terlebih dahulu dimana kegiatan akan dilaksankan serta dengan
instansi mana saja yang di ajak untuk bekerja sama dan juga bagaimana proses
vealuasi yang akan digunkan, metode evaluasi yang mana yang nantinya tepat
digunkan untuk kegiatan diklat ini.
Pelaksanaan diklat perlu memperhatikan aspek-aspek terkait dengan kegiatan
pengorgnaisasian. Organisasi dibutuhkan karena mempertimbangkan aspek
efisiensi dan kerja sama. Adapun hal yang perlu diperhatikan yaitu penetapan
komite organisasi dan panitia acara, dengan dibentuknya struktur organisasi
/pertanggung jawaban terhadap penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
(diklat) dan bagimana pembagian tugas-tugas pada setiap anggota dengan
memperhatikan siapa saja yang terlibat dan bertanggung jawab pada setiap
kegiatan mata diklat, penetuan struktur penanggung jawab diklat di mulai dari
struktur yang paling bawah.
Dalam pelaksanaan diklat tentunya kita sangat membutuhkan strategi untuk
meningktkan efektifitas pelaksanaan diklat. adapun strategi pelaksanaan diklat
menurut Zaltman (1977);
1. Strategi fasilitatif
Silvi Mei Yanti 1, Sintia Sumarlin 2 6
Manajemen Pelaksaan Pembelajaran Dalam Diklat Di
Masa Pandemi Covid-19
Pada proses pelaksanaan diklat dengan menggunkan startegi ini, memegang
peran penting penyedian fasilitas, yang mana program pendidikan dan
pelatihan tersebut dapat berjalan dengan efektif danefesien.
Dalam menggunakan strategi fasilitatif tepat dilaksankan jika mengikuti
bebrapa hal berikut ini
a. Dapat ddigunakan dengn tepat jika peserta diklat mengenal atau
mengetahu masalah yang dihadapi serta memiliki kesadaran bahwa
perlunya mencari perubahan akan masalah yang sedang dihadapi, serta
memiliki rasa untuk merubah dan memperbaiki, dan memiliki kemauan
untuk memperbaikinya
b. Dilaksanakan dengan adanya program yang memiliki dampak perubahan
serta kesadaran peserta bahwa tersedianya fasilitas dan tenaga bantuan
untuk perubahan.
2. Strategi Re-education
Yaitu strategi yang mana peserta harus terus memiliki kesadaran untuk
belajar lagi tentang sesuatu yang telah dilupakan atau yang sebenarnya telah
dipelajarinya. Strategi ini bisa digunakan secara efektif jika dalam kondisi
dan situasi berikut;
a. Jika diklat yang diinginkan tidak terlaksana dalam waktu yang singkat
b. Peserta didik dalam perubahan dan belum memiliki serta membutuhkan
keterampilan/pengetahuan tertentu yang mereka perlu untuk
melaksankan program pendidikan dan pelatihan
c. Tahap evaluasi
Tahap selanjutnya yaitu tahap pengevaluasiaan, tahap ini perlu dilakukan karena
untuk mengetahui sejauh mana efektifitas dan efisiensi pelaksanaan diklat, atau
telah tercapainya tujuan pelaksanaan diklat yang telah ditentukan di perencanaan
awal atau telah mampu menjawab permasalah-permasalah kinerja kepegawaian
atau organisasi.
Dalam program pelatihan evaluasi merupakan bagian yang penting, evaluasi ini
nantinya bertujuan untuk mengukur keberhasilan program dalam segi hasil
belajar dan kualitas penyelngaraan program. Adapun tujuan dilakukannya
evaluasi yaitu :
1. Menunjukkan bagaimana diklat mampu memberikan kontribusi untuk
menggapai tujuan suatu organisasi/lembaga
2. Sebagai penentu program diklat ini layak untuk dilanjutkan atau tidak
3. Sebagai alat dalam memperoleh informasi serta perbaikan program diklat
dimasa depan
Dalam evaluasi ada beberapa komponen-komponen yang perlu dievaluasi dalam
avaluasi pelatihan, yaitu:
1. Target tujuan serta ketepatan tujuan
2. Isi materi pelatihan
3. Narasumber pelatihan
4. Peserta pelatihan, ASN atau lainnya
5. Metode pelatihan serta efektifitas pelatihan
6. Penyelenggra pelatihan
Silvi Mei Yanti 1, Sintia Sumarlin 2 7
Manajemen Pelaksaan Pembelajaran Dalam Diklat Di
Masa Pandemi Covid-19
Menurut William Antoni, ada 4 tahap evaluasi yaitu:
1. Reaksi
Setiap reaksi peserta diklat perlu digali infomasinya, seperti pendapat
mengenai pelaksanaan diklat yang telah dilaksankan, fasilitas yang diberikan
dari program diklat, serta isi dari materi yang disampaikan
2. Learning
Yaitu untuk mengetahui sejauh mana peserta diklat mampu mencapai proses
pembelajaran yang diberikan, untuk mengetahui peserta dilat tersebut telah
mampu mencapai target kelulusan baik keterampilan ataupun ketika proses
pelatihan
3. Behavior
Dalam evaluasi tahap ini mengukur perubahan perilaku peserta diklat dalam
bekerja, untuk mngetahu sejauh mana program diklat yang diberikan
mempengaruhi kinerja peserta diklat tersebut
4. Result
Dalam evaluasi tahap ini, pengevaluasian dilakukan untuk mengetahui
bagaimana program diklat telah mempengaruhi organisasinya. Evaluasi ini
terkait dengan program diklat yang diberikan dapat memenuhi tujuan dari
organisai/lembaga tersebut.
2. Manajemen pembelajaran di elearning
E-learning atau pembelajaran elektronik, bisa dipahami komunikasi, pennyampaian
informasi, pelatihan dan pendidikan dalam jaringan (daring), menyediakan kumpulan
komponen alat untuk menambah pengalaman, wawasan, serta nilai belajar sebelumnya
(secara konvesional di dalam kelas) oleh sebab itu mampu menghadapi tantangan
perkembangan global, serta pembelajaran secara online, disini diartikan bahwa bukan
untuk mengambil alih secara keseluruhan pembelajaran di dalam kelas melaikan hanya
mengganti sitem atau mekanisme belajar itusendiri dengan adanya gabungan konten
untuk meningkatkan dan memanfaatkan teknologi dalam pelatihan (Gani, 2016:19).
Proses perencanaan pelaksanaan pembelajaran diklat widyaiswara menyiapakan
perangkat pembelajaran hingga modul dan kurikulum yang akan digunakan, serta
perangkat pembelajaran yang digunakan selain itu dalam memilih media pembelajaran
yang sesuai dengan pembelajran pada masa pendemi ini memiliki tujuan untuk dapat
menghasilkan output yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan serta kondisi yang ada.
Banyak media daring bisa digunkan saat ini baik melalui aplikasi zoom, google meet,
website resmi lembaga dan media daring lainnya.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Siti Choiriyah dan Setyo
Riyanto dalam Deasin pendidikan dan pelatihan di masa Pandemi Covid-19 (Studi Kasus
Penerapan Metode Constructive Learning Pada Penyampaian Pembelajaran Virtual
Learning). Dimana desain yang dilaksanakan yaitu yang pertama mendesain program
yang akan dilaksanakan, kemudian pelaksanaan program dalam pelaksanaan program
menggunakan dua system yaitu :
a. Pre Class Based, yang mana peserta didik akan menggunakan management
system e-learning (LSM) BP Jamsostek dalam mennggunakan system ini peserta
didik di awal akan diberikan tugas terlebih dahulu lalu dalam menyelesaikannya
Silvi Mei Yanti 1, Sintia Sumarlin 2 8
Manajemen Pelaksaan Pembelajaran Dalam Diklat Di
Masa Pandemi Covid-19
baru menggunkan istem LSM ini. Yang mana system ini memiliki keterikatan
dengan modul pembelajaran yang diberikan, modul ini menjadi pengantar yang
nantinya digunkan sebagai pembahas di saat melaksankan virtual learning.
b. In Class Based, pada tahap ini menggunkan metode penyebaran pembelajaran
yaitu constructive learning yang mana pembelajaran aktif melibatkan
pengalaman peserta didik yang sesuai dengan tema dan sasaran dari organisai.
Pelaksanaan pembelajaran tahap ini menggunkan aplikasi pembelajaran Zoom
cloud meeting.
c. evaluasi program pelatihan menggunakan metode kickpatrick yang mana
mengevaluasi tujuan dan sasaran pembelajaran, dengan begitu emetode evaluasi
dipilih sesuai dengan taksonomi bloom.
Metode pembelajaran e-learning yang digunakan dalam melaksanakan pembelajaran
diklat. memiliki 4 unsur yang dapat menjadi pembeda dengan pendidikan konvesional
yaitu:
a. Interactifity (interaktifitas), yaitu e-learning yang memiliki interactivity yang
mana memiliki ketersediaan lebih banyak komunikasi
b. Independency (kemandirian) e-learning, yang mana pada hal ini memiliki
fleksibilitas dalam melaksankan kegiatan baik dalam waktu kegiatan, tempat,
pengajar atau narasumber, serta bahan ajar yang akan diberikan.
c. Accessibility (aksesibilitas) e-learning yaitu memiliki kemudahan dalam
mengakses materi atau sumber belajar, sehingga pendistribusian menjadi lebih
mudah Karena menggunakan jaringan internet, berbeda dengan pembelajaran
konvensional dalam mendistribusikan sumber belajarnya.
d. Enrichment (pengayaan) dalam e-learning yaitu suatu aktivitas pendidikan,
berupa penyampaian (presentasi) modul perkuliahan serta modul pelatihan, yang
mana dalam penampiliannya dapat menggunakan vitur teknologi baik berupa
video simulasi maupun animasi.
3. Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran E-Learning
Hambatan-hambatan yang dialami selama melaksankan proses pembelajaran e-
learning, diantaranya yaitu
a. Adanya peserta pelatihan yang pasif. Salag satu hambatan yang sering terjadi
yaitu adanya peserta pelatihan yang pasif, yang mana nanti akan memberikan
kesulitan instruktur/pelatih untuk dapat mengetahui apakah peserta tersebut
dapat mengerti materi yang diberikan atau tidak. 
b. Pelatih atau trainer harus selalu terhubung dengan peserta pelatihan. Dalam
memberikan pelatihan daring terkadang peserta sering mendapat kan gangguan
dari lingkungan sekitarnya, untuk menghindari hal tersebut diharapkan untuk
seluruh peserta menyiapakan diri dan mencari lokasi yang tidak memiliki banyak
gangguan.
c. Fasilitas jaringan internet, kita tau bahwa negara Indonesia merupakan negara
berkembng sehingga ketersedian jaringan internet untuk di beberap daerah masih
terbatas, sehingga ini masih menjadi salah satu kendala utama yang terkadang
masih belum di temui solusinya.
Silvi Mei Yanti 1, Sintia Sumarlin 2 9
Manajemen Pelaksaan Pembelajaran Dalam Diklat Di
Masa Pandemi Covid-19
d. Selain itu hambatan yang dirasakan bagaimana meningkatkan kedisiplinan serta
pembagian tugas masing-masing peserta berjalan dengan baik

KESIMPULAN
Manajemen merupakan kumpulan pengetahuan yang memiliki sistem, dikumpulkan
dan ditrima menurut pengertian kebenaran universal mengenai manjer Hasibuan,
2005:71). Suwardi (2007:1) menngungkapkan bahwa manajemen pembeljaran dapat
dipahami sebagai suatu upaya dalam mngelola sumber daya yang nantinya digunakan
dalam pembelajaran sehingga tujuan dalam pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan
efesien. Proses perencanaan pelaksanaan pembelajaran diklat widyaiswara menyiapakan
perangkat pembelajaran hingga modul dan kurikulum yang akan digunakan, serta
perangkat pembelajaran yang digunakan selain itu dalam memilih media pembelajaran
haruslah tepat dan sesuai dengan pembelajran yang dilakukan selama masa pendemi,
pemilihan ini memiliki tujuan untuk menghasilkan output yang sesuaikan dengan
kebutuhan dan kondisi yang ada. Banyak media daring yang digunkansaat ini baik
melalui aplikasi zoom, google meet, website resmi lembaga dan media daring lainnya.
Selain itu dalam pelaksanaan pembelajaran e-learning dalam diklat memiliki kendala-
lendala yang dihadapi yaitu seperti, tidak meratanya fasilitas jaringan internet di setiap
daerah, adanya sikap pasif peserta didik dalam pembalajran diklat, sehingga
instruktur/pelatih diklat mengalami kesulitasn untuk mengetahui apakah materi yang
disampaikan dapat dipahami dengan baik atau tidak, selain itu adanya sikap
ketidakdisplinan peserta diklat dalam mengikuti program pelatihan.

Anda mungkin juga menyukai