Anda di halaman 1dari 12

Prestasi belajar merupakan tujuan akhir dalam pembelajaran. Prestasi belajar merupakan tingkat pencapaian pembelajaran siswa di sekolah.

Setiap saat kegiatan berlangsung, harus dievaluasi seberapa besar tingkat pencapaian dan penyerapan siswa terhadap pelajaran tersebut. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang terjadi di dalam satu situasi, bahkan dalam satu ruang hampa. Situasi belajar ini ditandai dengan motifmotif yang ditetapkan dan diterima oleh siswa. Terkadang satu proses belajar tidak dapat mencapai hasil maksimal disebabkan karena ketiadaan kekuatan yang mendorong (motivasi). Belajar mengajar merupakan suatu proses yang sangat kompleks, karena dalam proses tersebut siswa tidak hanya sekedar menerima dan menyerap informasi yang disampaikan oleh guru, tetapi siswa dapat melibatkan diri dalam kegiatan pembelajaran dan tindakan pedagogis yang harus dilakukan, agar hasil belajarnya lebih baik dan sempurna. Dari proses pembelajaran tersebut siswa dapat menghasilkan suatu perubahan yang bertahap dalam dirinya, baik dalam bidang pengetahuan, keterampilan dan sikap. Adanya perubahan tersebut terlihat dalam prestasi belajar yang dihasilkan oleh siswa berdasarkan evaluasi yang diberikan oleh guru. Hasil studi pendahuluan melalui studi dokumentasi diperoleh kenyataan yang menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa pada SMP program akselerasi Kota Tasikmalaya tampak sebagaimana pada tabel berikut. Tabel 1.1 Perolehan Prestasi Akademik Siswa dilihat dari UAN
No. Tahun Pelajaran Bhs IPA Matematik Rata-rata NUAN Bahasa Jumlah Rata-rata empat

1. 2. 3. 4. 5.

2007/2008 2008/2009 2009/2010 2010/2011 2011/2012

Indonesia 8,45 8.68 9,05 8,40 8,96

7,99 9,27 8,38 8,96 9,37

a 8,73 9,73 9,33 9,15 9,43

Inggris 8,42 9,38 9,11 9,43 8,58

33,59 37,06 35,87 35,94 36,33

mapel 8,4 9,3 8,9 8,9 9,08

Berdasarkan tabel di atas, tampak jelas bahwa prestasi akademik siswa dilihat dari nilai UAN di atas rata-rata sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa

prestasi siswa berhasil dicapai oleh SMP program akselerasi di Kota Tasikmalaya. Pencapaian prestasi belajar tentunya tidak dapat dilaksanakan dengan sendirinya, tetapi perlu dukungan banyak aspek. Faktor yang mendukung terciptanya prestasi belajar adalah faktor guru.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Prestasi Belajar Siswa dalam Konsep Manajemen Program Akselerasi Arikunto (1988:1) menyatakan bahwa, Program adalah sederetan kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Program merupakan kegiatan yang direncanakan, mempunyai tujuan dan dapat diukur. Secara lebih rinci, Sudjana (2000: 1) menyatakan bahwa, Program dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh perorangan, kelompok, dan atau organisasi. Juga dikatakan Joan dalam Tayibnapis (2000:1) bahwa program adalah segala sesuatu yang dicoba dilakukan seseorang dengan harapan akan mendatangkan hasil atau pengaruh. Dari pengertian manajemen, dapat dikemukakan bahwa yang dimaksud manajemen program belajar akselerasi adalah upaya menerapkan fungsi-fungsi pengelolaan dalam percepatan belajar dengan melibatkan sumber-sumber daya yang ada agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Manajemen, bersangkut paut dengan strategi dan implementasi seluruh sumber daya yang ada di sekolah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, bentuk manajemen pada sekoiah yang menyelenggarakan belajar akselerasi, harus memiliki

tingkat fleksibilitas yang tinggi, realistis, dan berorientasi jauh ke depan. Dengan demikian, pengelolaannya didasari komitmen, ketekunan,

pemahaman yang sama. Kebersamaan antara semua pihak yang terlibat dalam kegiatan program belajar akselerasi. Manajemen pada sekolah penyelenggara program akselerasi juga mempunyai program kegiatan yang demikian komplek sejak dari proses atau seleksi peserta didik program akselerasi, penyiapan pengembangan dan penyesuaian kurikulum, penentuan tenaga kependidikan yang berkualitas, penyiapan sarana dan prasarana yang memadai, penciptaan suasana belajar yang kondusif sampai dengan pelaksanaan proses belajar mengajar yang harus cukup mapan sehingga dapat dicapai hasil yang optimal sangat memerlukan penataan atau pengelolaan yang baik agar tujuan diselenggarakan program akselerasi dapat dicapai secara efektif dan efisien. Tidak adanya suatu penataan yang baik, tertib dan teratur, sulit rasanya sekolah penyelenggara program akselerasi dapat mencapai tujuan yang diharapkan, karena sekolah penyelenggara program akselerasi mempunyai banyak sekali jangkauan atau target yang harus dicapai secara lebih bersifat kualitatif. Menurut Lubis (2000:22) dalam Akbar (2004:122) menyatakan bahwa manajemen program akselerasi sebagai berikut. 1. Rekrutmen peserta didik 2. Kegiatan pembelajaran meliputi: guru, kurikulum, strategi pembelajaran, evaluasi belajar dan bimbingan konseling program akselerasi. Dalam sekolah penyelenggara program akselerasi pendekatan manajemen perlu memusatkan perhatian

pada peningkatan mutu pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Menurut Akbar (2004:116) komponen-komponen yang perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut. 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) Menyusun pembelajaran terprogram berdasarkan analisis kurikulum Menyiapkan sarana dan prasarana dan sarana penunjang Menetapkan model sesuai dengan kondisi sekolah Menelaah peserta didik Pelaksanaan pbm dengan kriteria hasil yang sesuai dengan tingkat ketuntasan Proses pbm harus mengembangkan kreativitas, dan Penilaian terpadu.

Menurut Semiawan (1997:191) menyatakan sebagai berikut. Manajemen program akselerasi berdasarkan keputusan sekolah secara bersama yang implementasinya dilaksanakan melalui kerjasama kelompok kecil dalam merancang, mempersiapkan, melaksanakan serta mengevaluasi pekerjaan mereka sendiri dalam suasana kebebasan yang terarah pada sasaran tertentu juga merupakan kemufakatan antara otoritas (Kepala Sekolah), guru dan murid. Ini berarti setiap orang dalam lingkaran kecil bertanggung jawab ini membawa serta kreativitas moral dalam mengatasi berbagai masalah menyelesaikan sasaran yang dimufakati karena setiap individu bertanggung jawab terhadap kelompoknya. Dengan demikian, manajemen program akselerasi merupakan serangkaian kegiatan untuk merencanakan, mengorganisasikan,

melaksanakan dan mengevaluasi program akselerasi bagi anak berbakat agar berkembang kemampuannya secara optimal dan menghasilkan lulusan yang berkualitas secara efektif dan efisien. Saylor dan Alexander (1972) dalam Tjokrosudjoso (1989:2) mendefinisikan bahwa sebagai berikut.

Kurikulum adalah seluruh usaha sekolah untuk merangsang anak belajar baik di dalam kelas maupun di luar kelas atau bahkan di luar sekolah. Mereka menyatakan bahwa curricullum is a broad as that of life itself. Menurut definisi ini sebenarnya kurikulum mencakup semua aspek kehidupan dan pengalaman peserta didik. Namun dalam kenyataan terjadi pembatasan, karena terbatasnya fasilitas sekolah, tradisi dan upaya kreatif guru, sehingga kegiatan siswa hanya dibatasi pada membaca, menulis, mendengarkan, bercakap, berhitung dan sebagainya. Perluasan kurikulum sering dibatasi oleh keterbatasan fasilitas yang ada di sekolah dari keterbatasan kreativitas guru. Timsela Luhulima dkk (1982) dalam Tjokrosudjoso (1998:2) mengatakan bahwa., Curiculum is a planned and organized series of learning experiences and activities to be made available to students to achieve defined educational objectives". Dari definisi ini jelas bahwa mengembangkan suatu kurikulum, yang pertama harus diketahui tujuannya. Apakah tujuan yang ingin dicapai oleh suatu kurikulum atau lembaga pendidikan tertentu. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut maka perlu dirancang suatu pengalaman belajar atau kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa sehingga siswa dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dalam definisi kurikulum ini unsur yang paling penting dalam kurikukum adalah unsur siswanya. Kurikulum menurut Nasution (1982:11) adalah : Keseluruhan program kehidupan dalam sekolah. Kurikulum mengandung segala pengalaman anak di bawah tanggungjawab sekolah. Kurikulum adalah alat atau instrumen untuk mempertemukan kedua pihak itu agar dapat mewujudkan bakatnya secara optimal dan disamping itu juga belajar menyumbangkan jasanya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Trump dan Delamas dalam Nasution (1982:13) menyatakan sebagai berikut. Kurikulum itu lebih luas dari pada hanya bahan pelajaran. Kurikulum juga termasuk metode belajar dan mengajar, cara mengevaluasi kemajuan murid dan seluruh program, supervise dan administrasi dan hal-hal structural mengenai waktu, jumlah, ruangan, uang serta kemungkinan adanya pilihan mata pelajaran. Ketiga aspek pokok, yakni program, manusia, struktur sangat erat hubungannya sehingga tak mungkin diadakan perbaikan kalau tidak diperhatikan ketiga-tiganya. Taba (1975) dalam Nasution (1982 : 14) menyatakan sebagai berikut. Tiap kurikulum pada hakekatnya merupakan suatu cara untuk mempersiapkan anak-anak untuk berpartisipasi sebagai anggota masyarakat yang, produktif dalam masyarakat. Komponenkomponen kurikulum antara lain pernyataan tentang tujuan dan isi pelajaran, bentuk dan kegiatan belajar dan mengajar, evaluasi hasil belajar. Definisi kurikulum menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) pasal 1 butir 9 yang mengatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan. Munandar (1992:149) menyatakan sebagai berikut. Kurikulum merupakan metode menyususn kegiatan-kegiatan belajar mengajar untuk menghasilkan perkembangan kognitif dan

efektif. Kurikulum harus dilihat sebagai suatu kerangka dari alternative-alternatif belajar, sebagai sumber atau titik tolak untuk kegiatan-kegiatan belajar lebih lanjut. Perkembangan kurikulum dewasa ini menekankan pada kurikulum yang fleksible sesuai dengan kebutuhan guru dan siswa, yang memungkinkan keragaman cara untuk mencapai sasaran belajar. Bagi anak-anak berbakat istimewa diperlukan pengalaman belajar khusus melalui kurikulum yang berdiferensiasi untuk mengembangkan keterampilan, pengetahuan, pemahaman, cara berfikir, dan tingkah laku yang luar biasa, agar dapat mewujudkan potensi mereka secara optimal sehingga dapat memberikan sumbangan yang luar biasa kepada masyarakat. Kurikulum dapat berdiferensiasi melalui materi, proses. dan produk belajar lebih maju dan majemuk serta dapat dirancang dengan cara: 1) menyesuaikan kurikulum yang biasa dengan cara menambahkan hal-hal baru yang menarik dan merupakan tantangan bagi siswa berbakat, mengubah bagianbagian tertentu yang kurang sesuai, mengurangi kegiatan-kegiatan yang terlalu rutin dan mengulang, meluaskan dan mendalami materi, serta 2) mengembangkan kurikulum yang baru/khusus.

Clark dan Munandar (1993 : 214) menyatakan bahwa beberapa unsur yang menggambarkan kurikulum berdiferensiasi antara lain : 1) mengedepankan isi. 2) mengandung pemahaman secara menyeluruh dari prinsip, teori, dan isi. 3) memberikan dan menghasilkan informasi baru. 4) mendorong pertumbuhan kepribadian, sikap, apresiasi serta intuisi. dan 5) memuat kebebasan bertikir dan belajar. Dengan demikian kurikulum yang berdiferensiasi memuat konsep yang padat, mampu mendorong perkembangan kemampuan anak berbakat dan dapat memberikan kebebasan untuk berfikir seluas-luasnya. Coleman (1985 : 294) menyatakan bahwa Prinsip dari kurikulum yang berdiferensiasi bagi anak berbakat adalah muatan kurikulum lebih luas, mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu dalam suatu pembelajaran, menyajikan secara menyeluruh, saling berhubungan dan saling menguatkan,

mengembangkan keterampilan belajar mandiri, mengembangkan berfikir tingkat tinggi, dan mengembangkan penelitian.

Semiawan (1997 : 115) menyatakan bahwa Perbedaan antara kurikulum umum dengan kurikulum berdiferensiasi terletak dalam hal bahwa kurikulum umum mencakup berbagai pengalaman belajar yang dirancang secara komprehensif dalam kaitan dengan tujuan belajar tertentu, dengan mengembangkan kontennya sesuai dengan kepentingan perkembangan populasi sasaran tertentu. Sebaliknya, kurikulum berdiferensiasi bagi anak berbakat, terutama mengacu pada penanjakan kehidupan mental melalui berbagai program yang akan menumbuhkan kreativitas serta mencakup berbagai pengalaman belajar intelektual pada tingkat tinggi. Kurikulum program akselerasi adalah kurikulum nasional dan kurikulum local (khas), dengan penekanan pada materi esensial dan dikembangkan melalui sistem pembelajaran yang dapat memacu dan mewadahi integrasi antara pengembangan spiritual, logika, etika, dan estetika, serta dapat mengembangkan kemampuan berfikir holistik, kreatif: sistematik, linier, dan konvergen untuk memenuhi tuntutan masa kini dan masa mendatang. Kurikulum program akselerasi dikembangkan secara

berdiferensiasi, mencakup empat dimensi yang satu bagian dengan yang lainnya tidak dapat terlepas seperti berikut ini : l) dimensi umum, bagian kurikulum yang mengakar kurikulum inti yang memberikan keterampilan dasar pengetahuan, pemahaman nilai, dan sikap yang memungkinkan peserta didik berfungsi sesuai dengan tuntutan masyarakat atau tuntutan jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Kurikulum inti merupakan kurikulum dasar yang diberikan pula kepada peserta didik lain dalam jenjang

pendidikan tersebut. 2) dimensi diferensiasi, bagian kurikulum yang berkaitan erat dengan ciri khas perkembangan peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa, yang merupakan program khusus dan pilihan terhadap bidang studi tertentu. Peserta didik memilih bidang studi yang diminatinya untuk diketahui lebih luas dan mendalam. 3) dimensi non akademis bagan kurikulum yang memberi kesempatan pada peserta didik untuk belajar di luar kegiatan sekolah formal dengan cara melalui media lain seperti belajar melalui radio, televisi, internet, CD Rom, wawancara pakar, kunjungan ke museum, dan sebagainya, 4). Dimensi suasana belajar, pengalaman belajar yang dikabarkan dari lingkungan keluarga dan sekolah. Iklim akademis sistem pemberian ganjaran dan hukuman, hubungan antar peserta didik, antara guru dan peserta didik, antara guru dan orang tua peserta didik, dan antara orang tua dan peserta didik, merupakan unsur-unsur yang menentukan dalam lingkuagan belajar. Struktur program (jumlah jam setiap mata pelajaran) sama dengan kelas regular hanya perbedaannya terletak pada waktu penyelesaian

kurikulum tersebut dipercepat dari pada kelas regular. Percepatan tersebut didasarkan kepada kemampuan siswa dalam memahami isi kurikulum dan mengefektifkan sistem pembelajaran dengan mengurangi pembahasan materi-materi yang tidak esensial. Widyastono (2000:505) menyatakan sebagai berikut. Kurikulum yang digunakan program akselerasi adalah kurikulum nasional yang standar, namun dilakukan improvisasi alokasi waktunya sesuai dengan tuntutan belajar siswa yang memiliki kecepatan belajar serta motivasi belajar tinggi dibandingkan

dengan kecepatan belajar dan motivasi belajar siswa seusianya. Untuk menyelesaikan studi di SMP, yang biasanya memakan waktu 3 tahun, terdiri atas 6 semester, setiap tahun 2 semester dipercepat menjadi 2 tahun, sehingga setiap tahun terdiri atas 3 semester. Setiap satu semester ditempuh 4 bulan.

Berdasarkan uraian di atas, kurikulum program akselerasi menggunakan kurikulum nasional sama seperti regular, namun dilakukan improvisasi dan penyesuaian dengan bakat dan kemampuan siswa. Pengembangan kurikulum perlu ditetapkan ruang lingkup isi mata pelajaran yang merupakan kunci untuk menguasai atau memahami kemampuan lain yang terkait secara vertical dan horizontal yang disesuaikan dengan alokasi waktu program akselerasi. Kemampuan dasar tersebut disusun dalam sistematika sesuai dengan karakteristik masing-masing mata pelajaran dan disajikan sesuai tingkat perkembangan peserta didik sehingga mudah dipahami. Bahan pelajaran ini disusun menjadi unit-unit pembelajaran yang tersusun mulai dari bahan pelajaran yang mengandung kemampuan prasyarat dan kemampuan dasar dalam satuan waktu yang diperlukan dan juga harus disertai dengan penilaian serta kriteria keberhasilan dan pelaksanaan pembelajaran 2.1.1.1 Pengertian Prestasi

Kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu yang baru. Hasil karya atau ide-ide baru itu sebelumnya tidak dikenal oleh pembuatnya maupun orang lain. Kemampuan ini merupakan aktivitas imajinatif yang hasilnya merupakan pembentukan kombinasi dari informasi yang diperoleh

dari pengalaman-pengalaman sebelumnya menjadi hal yang baru, berarti dan bermanfaat. Kreativitas merupakan kemampuan untuk memberikan gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah.

Anda mungkin juga menyukai