Anda di halaman 1dari 3

RENCANA PEMBANGUNAN BASE CAMP, UNIT ASPHALT MIXING PLANT (AMP), BATCHING PLANT

DAN STONE CRUSHER OLEH PT. PERDANA ABADI PERKASA

1. Berada di Jalan Lintas Sumatera Baturaja – Martapura, Kelurahan Sepancar Lawang Kulon,
Kecamatan Baturaja Timur dengan luas lahan rencana ±13.019 m² atau setara dengan ±1,3019
Ha.
2. Lokasi rencana pembangunan berdasarkan arahan pola ruang berada pada Kawasan
Permukiman dan Koridor Perkotaan.
3. Lokasi pembangunan berada di ruas jalan Nasional dengan sistem jaringan Jalan Arteri (Sesuai
SK Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor : 248/KPTS/M/2015).
4. Berdasarkan Pasal 99 Undang – Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan dijelaskan bahwa “Setiap rencana pembangunan pusat kegiatan, permukiman, dan
infrastruktur yang akan menimbulkan gangguan keamanan, keselamatan, ketertiban, dan
kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan wajib dilakukan analisis dampak lalu lintas”.
5. Berdasarkan Pasal 3 Peraturan Menteri Perhubungan No. 75 Tahun 2015 Tentang
Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas dijelaskan bahwa “Kriteria rencana
pembangunan pusat kegiatan, perdagangan, perkantoran, industri, dan gedung pertemuan
yang wajib dilakukan Analisis Dampak Lalu Lintas dihitung berdasarkan luas lantai bangunan”.

Sumber : Permen No. 75 Tahun 2015

6. Jika rencana pembangunan Base Camp, Unit Asphalt Mixing Plant (AMP), Batching Plant dan
Stone Crusher termasuk pembangunan yang wajib dilakukan ANDALALIN, maka yang
bertanggung jawab untuk menilai hasil Analisis Dampak Lalu Lintas yaitu Menteri
Perhubungan yang memberikan delegasi kewenangan persetujuan hasil ANDALALIN kepada
Direktur Jenderal Perhubungan Darat.
7. Dalam melakukan Analisis Dampak Lalu Lintas, pengembang atau pembangun menunjuk
lembaga konsultan yang memiliki tenaga ahli bersertifikat (sertifikat kompetensi penyusun
Analisis Dampak Lalu Lintas) dan lembaga konsultan tersebut harus berbadan hukum.
8. Hasil dari kegiatan Analisis Dampak Lalu Lintas dituangkan atau disusun dalam bentuk
Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas.
9. Untuk memperoleh persetujuan hasil Analisis Dampak Lalu Lintas, pengembang atau
pembangun harus menyampaikan dokumen hasil Analisis Dampak Lalu Lintas sesuai dengan
kewenangan kepada Menteri Perhubungan melalui Direktur Jenderal Perhubungan Darat
(Wewenang karena lokasi pembangunan berada di Jalan Nasional).
10. Jika rencana pembangunan pembangunan Base Camp, Unit Asphalt Mixing Plant (AMP),
Batching Plant dan Stone Crusher tidak termasuk pembangunan yang wajib dilakukan
ANDALALIN maka harus tetap dilakukan Manajemen Rekayasa Lalu Lintas.

RENCANA PEMBANGUNAN JEMBATAN OLEH PT. SEMEN BATURAJA (PERSERO)

1. Lokasi pembangunan jembatan di Jalan H. Kolonel Burlian Lintas Baturaja - Muaraenim, Desa
Pusar, Kecamatan Baturaja Barat dengan luas lahan rencana ±4.560 m².
2. Lokasi rencana pembangunan berdasarkan arahan pola ruang berada pada Kawasan
Sempadan Sungai dan Koridor Perkotaan.
3. Lokasi pembangunan berada di ruas jalan Provinsi dengan sistem jaringan Jalan Kolektor
(Sesuai SK Gubernur Sumatera Selatan Nomor : 130/KPTS/DIS PU BM/2016 tentang
Penetapan Ruas-Ruas Jalan dalam Jaringan Jalan Primer Menurut Fungsinya Sebagai Jalan
Kolektor-2).
4. Berdasarkan Pasal 99 Undang – Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan dijelaskan bahwa “Setiap rencana pembangunan pusat kegiatan, permukiman, dan
infrastruktur yang akan menimbulkan gangguan keamanan, keselamatan, ketertiban, dan
kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan wajib dilakukan analisis dampak lalu lintas”.
5. Berdasarkan Pasal 5 Peraturan Menteri Perhubungan No. 75 Tahun 2015 Tentang
Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas dijelaskan bahwa “Rencana pembangunan
infrastruktur jalan layang (flyover), lintas bawah (underpass), dan/atau terowongan (tunnel)
wajib dilakukan Analisis Dampak Lalu Lintas”.
Sumber : Permen No. 75 Tahun 2015

6. Jika rencana pembangunan Jembatan termasuk pembangunan yang wajib dilakukan


ANDALALIN, maka yang bertanggung jawab memberikan persetujuan hasil Analisis Dampak
Lalu Lintas yaitu Gubernur.
7. Dalam melakukan Analisis Dampak Lalu Lintas, pengembang atau pembangun menunjuk
lembaga konsultan yang memiliki tenaga ahli bersertifikat (sertifikat kompetensi penyusun
Analisis Dampak Lalu Lintas) dan lembaga konsultan tersebut harus berbadan hukum.
8. Hasil dari kegiatan Analisis Dampak Lalu Lintas dituangkan atau disusun dalam bentuk
Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas.
9. Untuk memperoleh persetujuan hasil Analisis Dampak Lalu Lintas, pengembang atau
pembangun harus menyampaikan dokumen hasil Analisis Dampak Lalu Lintas sesuai dengan
kewenangan kepada Gubernur Sumatera Selatan (Wewenang karena lokasi pembangunan
berada di Jalan Provinsi).
10. Jika rencana pembangunan pembangunan Jembatan tidak termasuk pembangunan yang
wajib dilakukan ANDALALIN maka harus tetap dilakukan Manajemen Rekayasa Lalu Lintas
oleh Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Selatan.

Anda mungkin juga menyukai