BAB II
METODOLOGI PENELITIAN DAN TINJAUAN PUSTAKA
A. UMUM
1. Pengertian Analisis Dampak Lalu Lintas
b) lembaga kursus;
5) fasilitas pelayanan umum;
a) rumah sakit;
b) klinik bersama;
c) bank;
6) stasiun pengisisan bahan bakar minyak;
7) hotel;
8) gedung pertemuan;
9) restoran;
10) fasilitas olahraga (indoor atau outdoor);
11) bengkel kendaraan bermotor;
12) pencucian mobil; dan/atau
13) bangunan lainnya.
b. Permukiman berupa:
1) perumahan dan permukiman;
2) rumah susun dan apartemen;
3) asrama;
4) ruko; dan/atau
5) permukiman lainnya.
c. Infrastruktur berupa:
1) akses ke dan dari jalan tol;
2) pelabuhan;
3) bandar udara;
4) terminal;
5) stasiun kereta api;
6) pool kendaraan;
7) fasilitas parkir untuk umum;
8) jalan layang (flyover);
9) lintas bawah (under pass);
b. Analisis kondisi lalu lintas dan angkutan jalan saat ini, meliputi:
1) Kondisi prasarana jalan: geometrik, perkerasan, potongan
melintang, fungsi, status, kelas jalan, dan perlengkapan
jalan.
2) Kondisi lalu lintas eksisting paling sedikit memuat data
historis volume lalu lintas volume gerakan membelok,
tundaan membelok, panjang antrian, kecepatan rata-rata
B. DASAR HUKUM
Dasar hukum, yaitu mengemukakan seperangkat norma yang menjadi
pembimbing dan kriteria dalam mencapai tujuan kenegaraan yang
harus ditaati dan dijunjung tinggi oleh masyarakat baik sebagai
penguasa maupun rakyat biasa.
Dasar hukum pada studi analisis dampak lalu lintas dapat dilihat
sebagai berikut:
b. rambu larangan;
c. rambu perintah; dan
d. rambu petunjuk
Pasal 7
(1) Rambu peringatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
huruf a digunakan untuk memberi peringatan kemungkinan
ada bahaya di jalan atau tempat berbahaya pada jalan dan
menginformasikan tentang sifat bahaya.
(2) Kemungkinan ada bahaya sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) merupakan suatu kondisi atau keadaan yang
membutuhkan suatu kewaspadaan dari pengguna jalan.
(3) Keadaan yang membutuhkan suatu kewaspadaan dari
pengguna jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) antara
lain:
a. kondisi prasarana jalan;
b. kondisi alam;
c. kondisi cuaca;
d. kondisi lingkungan; atau
e. lokasi rawan kecelakaan
Pasal 11
(1) Rambu larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf
b digunakan untuk menyatakan perbuatan yang dilarang
dilakukan oleh Pengguna Jalan.
(2) Rambu larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
atas rambu:
a. larangan berjalan terus;
b. larangan masuk;
c. larangan parkir dan berhenti;
d. larangan pergerakan lalu lintas tertentu;
e. larangan membunyikan isyarat suara;
kawasan
b. Ketersediaan lahan parkir dan sirkulasi lalu lintas
C. METODOLOGI PENELITIAN
1. Tahapan penyelesaian pekerjaan
Tahapan penyelesaian pekerjaan merupakan suatu tahapan dari
mulai persiapan, perencanaan sampai dengan pelaporan hasil
analisis yang telah dilakukan. Ada beberapa tahapan yang
dilakukan dalam penyelesaian penyusunan dokumen ini antara lain:
a. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan ini adalah diantaranya untuk mengetahui
detail lokasi pembangunan/pengembangan terkait jaringan jalan
yang akan terkena dampak dari pembanguanan/pengembangan
baik dari status maupun fungsi jalannya. Selain itu pada
tahapan ini juga ditujukan untuk mengetahui apakah
pembangunan/pengembangan tersebut masuk kriteria wajib
analisis dampak lalu lintas atau tidak (jika tidak, akan
dikonsultasikan ke dinas terkait di Kota/kota masing-masing),
serta untuk mengetahui pelingkupan area terkena dampak yang
nantinya dikaji dalam studi/kajian/penelitian analisis dampak
lalu lintas. Selain itu pada tahapan ini juga untuk mengetahui
berbagai variabel dalam studi/kajian analisis dampak lalu lintas
b. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan merupakan salah satu tahapan yang
dilakukan dalam pembuatan dokumen ini. Setiap pekerjaan
dengan perencanaan yang baik akan mendapatkan hasil yang
baik, sehingga dalam tahapan perencanaan harus diperhatikan
dengan baik, detai dan teratur.
Perencanaan ini dimaksudkan untuk menyusun dengan detail
langkah – langkah yang akan diambil dalam melaksankan
kegiatan berikutnya, sehingga akan terstruktur semua tahapan
kegiatan yang selanjutnya dengan waktu dan sumber daya yang
tersedia. Selain itu dalam tahap ini juga dilakukan koordinasi
dengan pengembang/pemrakarsa terkait deskripsi rencana
pembangunan/pengembangan, serta koordinasi dengan instansi
terkait.
c. Tahap Pengumpulan Data
Tipe persimpangan
Jenis persimpangan
Trotoar
Parkir
Halte
Rambu
Marka
Alat Penerangan Jalan
b) Survei Pencacahan Volume Lalu Lintas Terklasifikasi
(Traffic Count Classified Survey)
Survei ini dilakukan untuk mengetahui volume lalu lintas
yang terdapat pada setiap jalan yang ada. Dengan tujuan
dan target data volume lalu lintas harian.
c) Survei Kecepatan Lalu Lintas (Spot Speed Survey)
Survei kecepatan perjalanan dilakukan dengan maksud
untuk mendapatkan data tentang jumlah arus lalu lintas,
waktu perjalanan rata – rata dan kecepatan perjalanan
rata – rata pada setiap ruas. Survei kecepatan perjalanan
bertujuan untuk mengevaluasi kinerja ruas jalan serta
tingkat pelayanan jalan yang ada di wilayah studi.
PENDAHULUAN
PENGUMUPULAN
DATA
ANALISIS DATA
PEMILIHAN
REKOMENDASI
KESIMPULAN DAN
SARAN
D. ASPEK TEORITIS
1. Permodelan Transportasi
d. Pembebanan Perjalanan
Tahapan terakhir adalah Trip/Traffic Assignment. Tahapan ini
menggunakan metode MKJI, dimana tahapan ini akan
menghasilkan indikator kinerja lalu lintas yang meliputi derajat
kejenuhan, kecepatan serta volume kendaraan di tiap ruas
jalan.
Tingkat Batas
Karakteristik – Karakteristik
Pelayanan Lingkup
b. Kecepatan
Kecepatan merupakan salah satu indikator untuk menilai suatu
kinerja ruas jalan. Nilai dari kecepatan sangat berpengaruh
terhadap suatu tingkat kenyamanan pada suatu ruas jalan,
dimana semakin tinggi angka kecepatan suatu ruas jalan
menunjukkan kinerja yang baik. Tetapi sebaliknya apabila dilihat
dari aspek keselamatan, kecepatan yang tinggi menunjukkan
suatu tingkat keselamatan yang rendah dikarenakan rawan
terjadi kecelakaan
c. Kepadatan
4. Tingkat Pertumbuhan
5.
dimana,
Pt+q = Jumlah penduduk pada tahun (t+q)
Pt = Jumlah penduduk pada tahun t
r = Rata-rata pertambahan jumlah penduduk tiap tahun
q = selisih antara tahun proyeksi dan tahun dasar
di mana :
k (kolom) = jumlah outcome/observasi yang mungkin dalam
sampel.
DAERAH DAERAH
PENERIMAAN H0 PENOLAKAN H0
X2
e. Aturan keputusan
Tolak H0 dan terima H1 jika RUx2 > x2 tabel. Jika tidak demikian
terima H0.
Keterangan :
= Hasil Observasi
= Hasil Model
4. Fasilitas Parkir
b. Trotoar
1) Trotoar dapat direncanakan pada ruas jalan yang terdapat
volume pejalan kaki lebih dari 300 orang per 12 jam (jam
6.00 – jam 18.00) dan volume lalu lintas lebih dari 1.000
kendaraan per 12 jam (jam 6.00 – jam 18.00);
2) Ruang bebas trotoar tidak kurang dari 2,5 meter dan
kedalaman bebas tidak kurang dari satu meter dari
permukaan trotoar. Kebebasan samping tidak kurang dari
0,3 metrer. Perencanaan pemasangan utilitas selain harus
memenuhi ruang bebas trotoar juga harus memenuhi
ketentuan-ketentuan dalam buku petunjuk pelaksanaan
pemasangan utilitas;
3) Lebar trotoar harus dapat melayani volume pejalan kaki
yang ada. Lebar minimum trotoar sebaiknya seperti yang
tercantum dalam tabel sesuai dengan klasifikasi jalan.
Tabel II.8 Lebar Trotoar Minimum
Standar Lebar
Klasifikasi Jalan
Minimum Minimum
Rencana
(m) (Pengecualian)
4) Dimensi Trotoar
B 2,30 - 3,25 23 - 33
C 1,40 - 2,30 33 - 50
D 0,90 - 1,40 50 - 66
E 0,45 - 0,90 66 - 82
F ≤ 0,45 ≤ 82
6. Fasilitas Penyeberangan
a. Penyeberangan Sebidang
1) Fasilitas penyeberangan pejalan kaki ada kaitannya dengan
trotoar, maka fasilitas penyeberangan pejalan kaki dapat
berupa perpanjangan dan trotoar.
2) Untuk penyeberangan dengan Zebra cross dan Pelikan cross
sebaiknya ditempatkan sedekat mungkin dengan
persimpangan.
3) Lokasi penyeberangan harus terlihat jelas oleh pengendara
dan ditempatkan tegak lurus sumbu jalan.
Tabel II.12 Fasilitas Penyeberangan Berdasarkan PV2
PV2 P V Rekomendasi
> 108 50 – 1.100 300 – 500 Zebra Cross
8
> 2 x 10 50 – 1.100 400 – 750 Zebra Cross dengan lapak tunggu
> 108 50 – 1.100 > 500 Pelican
8
> 10 > 1.100 > 300 Pelican
> 2 x 108 50 – 1.100 > 750 Pelican dengan lapak tunggu
8
> 2 x 10 > 1.100 > 400 Pelican dengan lapak tunggu
Dimana :
P : Arus lalu lintas penyeberang jalan ang meneberang
jalur lalu lintas sepanjang 100 meter, dinyatakan
dengan pejalan kaki/jam.
PT. PERINTIS ARTHA NUSA| 2020 II - 54
Dokumen Hasil Kajian Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Perumahan Puri Delta Tigaraksa PT Delta Pinangmas
Di Jalan Cikuya - Tigaraksa BAB II
Desa Cikasungka Kecamatan Solear
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten