Anda di halaman 1dari 55

Dokumen Hasil Kajian Analisis Dampak Lalu Lintas

Pembangunan Perumahan Puri Delta Tigaraksa PT Delta Pinangmas


Di Jalan Cikuya - Tigaraksa BAB II
Desa Cikasungka Kecamatan Solear
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten

BAB II
METODOLOGI PENELITIAN DAN TINJAUAN PUSTAKA

A. UMUM
1. Pengertian Analisis Dampak Lalu Lintas

Analisis Dampak Lalu Lintas adalah serangkaian kegiatan kajian


mengenai dampak lalu lintas dari pembangunan pusat kegiatan,
permukiman, dan infrastruktur yang hasilnya dituangkan dalam
bentuk dokumen hasil analisis dampak lalu lintas. Pembangunan
pusat kegiatan, permukiman, dan infrastruktur adalah
pembangunan baru, perubahan penggunaan lahan, perubahan
intensitas tata guna lahan dan/atau perluasan lantai bangunan
dan/atau perubahan intensitas penggunaan, perubahan kerapatan
guna lahan tertentu, penggunaan lahan tertentu, antara lain
Terminal, Parkir untuk umum di luar Ruang Milik Jalan, tempat
pengisianbahan bakar minyak, dan fasilitas umum lain. Ini
bertujuan untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari
pembangunan tersebut, sehingga pada akhirnya dapat diprediksi
jumlah bangkitan perjalanan yang baru maupun perubahan volume
arus lalu lintas yang terjadi akibat adanya pembangunan.
Berdasarkan hal tersebut diatas maka dengan melakukan kajian
atau studi analisis dampak lalu lintas, dapat ditentukan
rekomendasi atau pemecahan permasalahan dengan melakukan
manajemen dan rekayasa lalu lintas terhadap dampak dari
pembangunan tersebut.
Manajemen dan rekayasa lalu lintas merupakan serangkaian usaha
dan kegiatan yang meliputi perencanaan, pengadaan, pemasangan,
pengaturan, dan pemeliharaan fasilitas perlengkapan jalan dalam
rangka mewujudkan, mendukung dan memelihara keamanan,

PT. PERINTIS ARTHA NUSA| 2020 II - 1


Dokumen Hasil Kajian Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Perumahan Puri Delta Tigaraksa PT Delta Pinangmas
Di Jalan Cikuya - Tigaraksa BAB II
Desa Cikasungka Kecamatan Solear
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten

keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas (PP No. 32


Tahun 2011 tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak,
Serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas). Analisis dampak lalu
lintas dalam implementasinya dapat d2ntegrasikan dengan analisis
mengenai dampak lingkungan. Hasil analisis dampak lalu lintas
merupakan salah satu syarat bagi pengembang untuk mendapatkan
izin pemerintah dan/atau pemerintah daerah menurut peraturan
perundang-undangan. Analisis dampak Lalu Lintas dilakukan oleh
lembaga konsultan yang memiliki tenaga ahli bersertifikat. Hasil
analisis dampak lalu lintas harus mendapatkan persetujuan dari
instansi yang terkait di bidang lalu lintas dan angkutan jalan.
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan analisis dampak lalu
lintas diatur dengan peraturan pemerintah.

2. Pelaksanaan Analisis Dampak Lalu Lintas


Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun
2011 tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak, Serta
Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas, dan dalam Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor PM 75 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan
Analisis Dampak Lalu Lintas disebutkan setiap rencana
pembangunan pusat kegiatan, permukiman, dan infrastruktur yang
akan menimbulkan gangguan keamanan, keselamatan, ketertiban,
dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan wajib dilakukan
Analisis Dampak Lalu Lintas. Adapun jenis pembangunan dimaksud
adalah sebagai berikut :
a. Pusat kegiatan berupa bangunan untuk :
1) kegiatan perdagangan;
2) kegiatan perkantoran;
3) kegiatan industri;
4) fasilitas pendidikan;
a) sekolah atau universitas;

PT. PERINTIS ARTHA NUSA| 2020 II - 2


Dokumen Hasil Kajian Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Perumahan Puri Delta Tigaraksa PT Delta Pinangmas
Di Jalan Cikuya - Tigaraksa BAB II
Desa Cikasungka Kecamatan Solear
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten

b) lembaga kursus;
5) fasilitas pelayanan umum;
a) rumah sakit;
b) klinik bersama;
c) bank;
6) stasiun pengisisan bahan bakar minyak;
7) hotel;
8) gedung pertemuan;
9) restoran;
10) fasilitas olahraga (indoor atau outdoor);
11) bengkel kendaraan bermotor;
12) pencucian mobil; dan/atau
13) bangunan lainnya.

b. Permukiman berupa:
1) perumahan dan permukiman;
2) rumah susun dan apartemen;
3) asrama;
4) ruko; dan/atau
5) permukiman lainnya.

c. Infrastruktur berupa:
1) akses ke dan dari jalan tol;
2) pelabuhan;
3) bandar udara;
4) terminal;
5) stasiun kereta api;
6) pool kendaraan;
7) fasilitas parkir untuk umum;
8) jalan layang (flyover);
9) lintas bawah (under pass);

PT. PERINTIS ARTHA NUSA| 2020 II - 3


Dokumen Hasil Kajian Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Perumahan Puri Delta Tigaraksa PT Delta Pinangmas
Di Jalan Cikuya - Tigaraksa BAB II
Desa Cikasungka Kecamatan Solear
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten

10)terowongan (tunnel); dan/atau


11)infrastruktur lainnya.

3. Kriteria Studi / Kajian Analisis Dampak Lalu Lintas

Adapun kriteria studi/kajian analisis dampak lalu lintas yakni berupa


ukuran minimal dari jenis kegiatan yang harus dilakukan analisis
dampak lalu lintas. Hal ini dijelaskan berdasarkan pada Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor PM 75 Tahun 2015 Tentang
Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas. Adapun kriteria
dimaksud aladah sebagai berikut :

a. Kriteria rencana pembangunan pusat kegiatan perdagangan,


perkantoran, industri, dan gedung pertemuan yang wajib
dilakukan analisis dampak lalu lintas dihitung berdasarkan luas
lantai bangunan;

b. Kriteria rencana pembangunan fasilitas pendidikan yang wajib


dilakuakan analisis dampak lalu lintas dihitung berdasarkan :

1) Jumlah siswa yang mampu ditampung atau diterima untuk


dididik; atau

2) Jumlah siswa yang mampu ditampung dalam satuan waktu


tertentu.

c. Kriteria rencana pembangunan fasilitas pelayanan umum yang


wajib dilakukan analisis dampak lalu lintas dihitung
berdasarkan:

1) Jumlah tempat tidur, untuk rumah sakit;

2) Jumlah ruang praktek dokter, untuk klinik bersama; atau

3) Luas bangunan, untuk bank.

PT. PERINTIS ARTHA NUSA| 2020 II - 4


Dokumen Hasil Kajian Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Perumahan Puri Delta Tigaraksa PT Delta Pinangmas
Di Jalan Cikuya - Tigaraksa BAB II
Desa Cikasungka Kecamatan Solear
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten

d. Kriteria rencana pembangunan stasiun pengisian bahan


bakar minyak yang wajib dilakukan analisis dampak lalu
lintas dihitung berdasarkan jumlah dispenser;

e. Kriteria rencana pembangunan hotel yang wajib dilakukan


analisis dampak lalu lintas dihitung berdasarkan jumlah kamar;

f. Kriteria rencana pembangunan restoran yang wajib dilakukan


analisis dampak lalu lintas dihitung berdasarkan jumlah tempat
duduk;

g. Kriteria rencana pembangunan fasilitas olahraga ( indoor atau


outdoor) yang wajib dilakukan analisis dampak lalu lintas
dihitung berdasarkan kapasitas penonton dan/atau luas lahan;

h. Kriteria rencana pembangunan bengkel kendaraan bermotor


dan pencucian mobil yang wajib dilakukan analisis dampak lalu
lintas dihitung berdasarkan luas lahan;

i. Kriteria rencana pembangunan perumahan dan permukiman,


rumah susun, dan apartemen yang wajib dilakukan analisis
dampak lalu lintas dihitung berdasarkan jumlah unit;

j. Kriteria rencana pembangunan asrama yang wajib dilakukan


analisis dampak lalu lintas dihitung berdasarkan jumlah kamar;

k. Kriteria rencana pembangunan ruko yang wajib dilakukan


analisis dampak lalu lintas dihitung berdasarkan luas lantai
bangunan;

l. Rencana pembangunan infrastruktur jalan layang ( flyover),


lintas bawah (underpass), dan/atau terowongan (tunnel) yang
wajib dilakukan analisis dampak lalu lintas apabila jalan layang
(flyover), lintas bawah (underpass), dan/atau terowongan
(tunnel) merupakan jalan akses dari/ke jalan eksisting;

PT. PERINTIS ARTHA NUSA| 2020 II - 5


Dokumen Hasil Kajian Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Perumahan Puri Delta Tigaraksa PT Delta Pinangmas
Di Jalan Cikuya - Tigaraksa BAB II
Desa Cikasungka Kecamatan Solear
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten

m. Dalam hal rencana pembangunan infrastruktur jalan layang


(flyover), lintas bawah (underpass), dan/atau terowongan
(tunnel) yang menghubungkan jalan yang belum pernah ada,
tidak wajib dilakukan analisis dampak lalu lintas.

Adapun kriteria rencana pengembangan pusat kegiatan dan


permukiman yang wajib dilakukan analisis dampak lalu lintas yakni
lebih besar 30% (tiga puluh persen) dari kondisi awal serta 50%
(lima puluh persen) dari fasilitas utama atau pokok untuk
pengembangan infrastruktur.

4. Penyusunan Dokumen Analisis Dampak Lalu Lintas

Penyusunan dokumen analisis dampak lalu lintas merupakan salah


satu persyaratan pengembang atau pembangunan guna
memperoleh ijin – ijin lainnya seperti : ijin lokasi, izin mendirikan
bangunan; atau izin pembangunan bangunan gedung dengan
fungsi khusus sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan.
Penyusunan dokumen ini disusun oleh lembaga konsultan berbadan
hukum yang telah memiliki tenaga ahli sertifikat yang kemudian
hasil dari kegiatan analisis dampak lalu lintas tersebut dituangkan
dalam bentuk dokumen analisis dampak lalu lintas.
Dokumen hasil analisis dampak lalu lintas sesuai dengan yang
dituangkan dalam UU No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, paling sedikit harus memuat:
a. Analisis bangkitan dan tarikan lalu lintas dan angkutan jalan
akibat pembangunan;
b. Simulasi kinerja lalu lintas tanpa dan dengan adanya
pengembangan;
c. Rekomendasi dan rencana implementasi penanganan dampak;
d. Tanggung jawab pemerintah dan pengembang atau pembangun
dalam penanganan dampak;

PT. PERINTIS ARTHA NUSA| 2020 II - 6


Dokumen Hasil Kajian Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Perumahan Puri Delta Tigaraksa PT Delta Pinangmas
Di Jalan Cikuya - Tigaraksa BAB II
Desa Cikasungka Kecamatan Solear
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten

e. Rencana pemantauan dan evaluasi; dan


f. Gambaran umum lokasi yang akan dibangun atau
dikembangkan.
Sedangkan dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 75
Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas
di jelaskan bahwa dokumen analisis dampak lalu lintas harus
memuat paling sedikit berupa :

a. Perencanaan dan metodologi analisis dampak lalu lintas,


meliputi:
1) Penjelasan rencana pembangunan baru dan pengembangan;
2) Cakupan wilayah kajian berdasarkan rencana pembangunan
baru dan pengembangan;
3) Prakiraan transportasi yang digunakan seperti
bangkitan/tarikan lalu lintas, distribusi perjalanan, pemilihan
moda, pembeban, akses dan/atau kebutuhan parkir;
4) Penetapan tahun dasar yang dipakai sebagai dasar analisis;
a) Periode analisis paling sedikit 5 (lima) tahun;
b) Kebutuhan pengumpulan data lalu lintas;
c) Karakteristik dan intensitas tata guna lahan eksisting
maupun yang akan datang;
d) Penggunaandan pemilihan model transportasi; dan
e) Metodologi penyusunan dokumen hasil analisis dampak
lalu lintas.

b. Analisis kondisi lalu lintas dan angkutan jalan saat ini, meliputi:
1) Kondisi prasarana jalan: geometrik, perkerasan, potongan
melintang, fungsi, status, kelas jalan, dan perlengkapan
jalan.
2) Kondisi lalu lintas eksisting paling sedikit memuat data
historis volume lalu lintas volume gerakan membelok,
tundaan membelok, panjang antrian, kecepatan rata-rata

PT. PERINTIS ARTHA NUSA| 2020 II - 7


Dokumen Hasil Kajian Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Perumahan Puri Delta Tigaraksa PT Delta Pinangmas
Di Jalan Cikuya - Tigaraksa BAB II
Desa Cikasungka Kecamatan Solear
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten

kendaraan, waktu perjalanan, okupansi jalan, data


penumpang angkutan umum, pejalan kaki dan pesepeda;
dan
3) Kondisi angkutan jalan paling sedikit memuat jaringan
trayek, faktor muat, jenis kendaraan dan waktu tunggu.

c. Analisis bangkitan/tarikan lalu lintas dan angkutan jalan akibat


pembangunan berdasarkan kaidah teknis transportasi dengan
menggunakan faktor trip rate yang ditetapkan secara nasional.

d. Analisis distribusi perjalanan;

e. Analisis pemilihan moda;

f. Analisis pembebanan perjalanan;

g. Simulasi kinerja lalu lintas yang dilakukan terhadap analisis


dampak lalu lintas, meliputi:
1) Simulasi kinerja lalu lintas sebelum pembangunan
(eksisting);
2) Simulasi kinerja lalu lintas pada saat pembangunan
(kontruksi);
3) Simulasi kinerja lalu lintas setelah pembangunan;
4) Simulasi kinerja lalu lintas dalam jangka waktu paling sedikit
5 (lima) tahun;
h. Rekomendasi dan rencana implementasi penanganan dampak,
yang meliputi :
1) Manajemen kebutuhan lalu lintas;
2) Penyediaan fasilitas parkir berupa gedung parkir dan/atau
taman parkir;
3) Penyediaan akses keluar dan akses masuk untuk orang,
kendaraan pribadi dan kendaraan barang;
4) Penyediaan fasilistas bongkar muat barang;
5) Penataan sirkulasi lalu lintas di dalam kawasan;

PT. PERINTIS ARTHA NUSA| 2020 II - 8


Dokumen Hasil Kajian Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Perumahan Puri Delta Tigaraksa PT Delta Pinangmas
Di Jalan Cikuya - Tigaraksa BAB II
Desa Cikasungka Kecamatan Solear
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten

6) Penyediaan fasilitas pejalan kaki dan berkemampuan khusus;


7) Penyediaan fasilitas perlengkapan jalan di dalam kawasan;
8) Penyediaan sistem informasi lalu lintas;
9) Penyediaan fasilitas menaikkan dan menurunkan penumpang
untuk angkutan umum di dalam kawasan; dan/atau
10)Penyediaan fasilitas penyeberangan.

i. Rincian tanggung jawab Pemerintah dan Pengembang atau


Pembangun dalam penanganan dampak pembangunan atau
pengembangan;

j. Rencana pemantauan dan evaluasi yang memuat:


1) Pemantauan oleh pemerintah, meliputi:
a) Pemantauan terhadap implementasi dari rekomendasi
penanganan dampak; dan
b) Pemantauan terhadap kinerja ruas jalan di sekitar
wilayah pembangunan atau pengembangan termasuk
akses masuk dan keluar kendaraan di lokasi pusat
kegiatan, permukiman dan infrastruktur;
2) Pemantauan oleh Pengembang atau Pembangun, meliputi:
a) Pemantauan dan evaluasi terhadap akses dan sirkulasi
lalu lintas kendaraan di dalam lokasi pusat kegiatan,
permukiman dan infrastruktur;
b) Pemantauan terhadap fasilitas parkir; dan
c) Pemantauan terhadap rambu, marka, dan fasilitas
perlengkapan jalan lainnya di dalam lokasi pusat
kegiatan, permukiman, dan infrastruktur.

k. Gambaran umum lokasi yang akan dibangun atau


dikembangkan, meliputi:
1) Kesesuaian dengan rencana tata ruang wilayah;
2) Peta lokasi yang memuat tentang jenis bangunan, rencana
pembangunan baru atau pengembangan;
PT. PERINTIS ARTHA NUSA| 2020 II - 9
Dokumen Hasil Kajian Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Perumahan Puri Delta Tigaraksa PT Delta Pinangmas
Di Jalan Cikuya - Tigaraksa BAB II
Desa Cikasungka Kecamatan Solear
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten

3) Kondisi fisik sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan


jalan di sekitar lokasi rencana pembangunan baru dan
pengembangan;
4) Kondisi sosial ekonomi di sekitar lokasi rencana
pembangunan baru dan pengembangan;
5) Kondisi lalu lintas dan pelayanan angkutan umum yang ada
di sekitar lokasi rencana pembangunan baru dan
pengembangan.
Sedangkan penyusunan dokumen andalalin meliputi analisis:
1. Tingkat pelayanan ruas jalan dan persimpangan di sekeliling
kawasan;
2. Ketersediaan lahan parkir dan sirkulasi lalu lintas;
3. Peningkatan lalu lintas, desain jalan dan aspek keselamatan;
4. Ketersediaan fasilitas untuk akses angkutan umum, pejalan kaki
dan pengguna jalan lainnya;
5. Kondisi kawasan/lokasi;
6. Konsep pembangunan pusat kegiatan/usaha atau
pengembangan kawasan/lokasi;
7. Kondisi kinerja lalu lintas dan peramalannya;
8. Rencana manajemen dan rekayasa lalu lintas dalam konteks
sistem transportasi daerah;
9. Kelayakan rekomendasi yang diusulkan.

B. DASAR HUKUM
Dasar hukum, yaitu mengemukakan seperangkat norma yang menjadi
pembimbing dan kriteria dalam mencapai tujuan kenegaraan yang
harus ditaati dan dijunjung tinggi oleh masyarakat baik sebagai
penguasa maupun rakyat biasa.

Dasar hukum pada studi analisis dampak lalu lintas dapat dilihat
sebagai berikut:

PT. PERINTIS ARTHA NUSA| 2020 II - 10


Dokumen Hasil Kajian Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Perumahan Puri Delta Tigaraksa PT Delta Pinangmas
Di Jalan Cikuya - Tigaraksa BAB II
Desa Cikasungka Kecamatan Solear
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten

1. Undang-Undang No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan


Angkutan Jalan
 Pasal 99
(1) Setiap rencana pembangunan pusat kegiatan, permukiman,
dan infrastruktur yang akan menimbulkan gangguan
keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaraan lalu
lintas dan angkutan jalan wajib dilakukan analisis dampak
lalu lintas.
(2) Analisis dampak lalu lintas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) sekurang-kurangnya memuat:
a. Analisis bangkitan dan tarikan lalu lintas dan angkutan
jalan;
b. Simulasi kinerja lalu lintas tanpa dan dengan adanya
Pembangunan;
c. Rekomendasi dan rencana implementasi penanganan
dampak;
d. Tanggung jawab Pemerintah dan pengembang atau
pembangun dalam penanganan dampak; dan
e. Rencana pemantauan dan evaluasi.
(3) Hasil analisis dampak lalu lintas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) merupakan salah satu syarat bagi pengembang
untuk mendapatkan izin Pemerintah dan/atau Pemerintah
Daerah menurut peraturan perundang-undangan.
 Pasal 100
(2)Hasil analisis dampak lalu lintas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 99 ayat (3) harus mendapatkan persetujuan dari
instansi yang terkait di bidang lalu lintas dan angkutan jalan.

2. Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 2011 tentang Manajemen


Rekayasa, Analisis Dampak, serta Manajemen Kebutuhan Lalu lintas
 Pasal 47

PT. PERINTIS ARTHA NUSA| 2020 II - 11


Dokumen Hasil Kajian Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Perumahan Puri Delta Tigaraksa PT Delta Pinangmas
Di Jalan Cikuya - Tigaraksa BAB II
Desa Cikasungka Kecamatan Solear
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten

Setiap rencana pembangunan pusat kegiatan, permukiman, dan


infrastruktur yang akan menimbulkan gangguan keamanan,
keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas dan
angkutan jalan wajib dilakukan analisis dampak lalu lintas.
 Pasal 48
(1) Pusat kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47
berupa bangunan untuk:
a. Kegiatan perdagangan;
b. Kegiatan perkantoran;
c. Kegiatan industri;
d. Fasilitas pendidikan;
e. Fasilitas pelayanan umum; dan/atau
f. Kegiatan lain yang dapat menimbulkan bangkitan
dan/atau tarikan lalu lintas.
(2) Permukiman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 berupa:
a. Pembangunan dan permukiman;
b. Rumah susun dan apartemen; dan/atau
c. Permukiman lain yang dapat menimbulkan bangkitan
dan/atau tarikan lalu lintas.
(3) Infrastruktur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 berupa:
a. Akses ke dan dari jalan tol;
b. Pelabuhan;
c. Bandar udara;
d. Terminal;
e. Stasiun kereta api;
f. Pool kendaraan;
g. Fasilitas parkir untuk umum; dan/atau
h. Infrastruktur lainnya.
(4) Kriteria pusat kegiatan, permukiman, dan infrastruktur yang
dapat menimbulkan gangguan keamanan, keselamatan,

PT. PERINTIS ARTHA NUSA| 2020 II - 12


Dokumen Hasil Kajian Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Perumahan Puri Delta Tigaraksa PT Delta Pinangmas
Di Jalan Cikuya - Tigaraksa BAB II
Desa Cikasungka Kecamatan Solear
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten

ketertiban, dan kelancaran lalu lintas angkutan jalan diatur


oleh menteri yang bertanggungjawab di bidang sarana dan
prasarana lalu lintas dan angkutan jalan setelah mendapat
pertimbangan dari:
a. Menteri yang bertanggung jawab di bidang jalan; dan
b. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia.
 Pasal 49
Hasil analisis dampak lalu lintas merupakan salah satu
persyaratan pengembang atau pembangun untuk memperoleh:
a. Izin lokasi;
b. Izin mendirikan bangunan; atau
c. Izin pembangunan bangunan gedung dengan fungsi khusus
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang bangunan gedung.
 Pasal 50
(1) Pengembang atau pembangun melakukan analisis dampak
lalu lintas dengan menunjuk lembaga konsultan yang
memiliki tenaga ahli bersertifikat.
(2) Sertifikat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan
oleh menteri yang bertanggung jawab di bidang sarana dan
prasarana lalu lintas dan angkutan jalan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara
untuk memperoleh sertifikasi analisis dampak lalu lintas
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur oleh menteri
yang bertanggung jawab di bidang sarana dan prasarana
lalu lintas dan angkutan jalan setelah memperoleh
pertimbangan dari menteri yang bertanggungjawab di
bidang jalan dan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia.
 Pasal 51

PT. PERINTIS ARTHA NUSA| 2020 II - 13


Dokumen Hasil Kajian Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Perumahan Puri Delta Tigaraksa PT Delta Pinangmas
Di Jalan Cikuya - Tigaraksa BAB II
Desa Cikasungka Kecamatan Solear
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten

(1) Hasil analisis dampak lalu lintas sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 49 disusun dalam bentuk dokumen hasil analisis
dampak lalu lintas.
(2) Dokumen hasil analisis dampak lalu lintas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat:
a. Analisis bangkitan dan tarikan lalu lintas dan angkutan
jalan akibat pembangunan;
b. Simulasi kinerja lalu lintas tanpa dan dengan adanya
Pembangunan;
c. Rekomendasi dan rencana implementasi penanganan
dampak;
d. Tanggung jawab pemerintah dan pengembang atau
pembangun dalam penanganan dampak;
e. Rencana pemantauan dan evaluasi; dan
f. Gambaran umum lokasi yang akan dibangun atau
dikembangkan.
(3) Tanggung jawab pengembang atau pembangun dalam
penanganan dampak sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf d dilakukan dalam lokasi pusat kegiatan, permukiman,
atau infrastruktur yang dibangun atau dikembangkan.
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2010 tentang
Pedoman Pemanfaatan dan Penggunaan Bagian – Bagian Jalan
 Pasal 3
Lingkup pengaturan pemanfaatan dan penggunaan bagian–
bagian jalan kecuali Bagianbagian jalan tol meliputi:
a. pemanfaatan ruang manfaat jalan dan ruang milik jalan
selain peruntukannya meliputi bangunan dan jaringan
utilitas, iklan, media informasi, bangun–bangunan, dan
bangunan gedung di dalam ruang milik jalan;

PT. PERINTIS ARTHA NUSA| 2020 II - 14


Dokumen Hasil Kajian Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Perumahan Puri Delta Tigaraksa PT Delta Pinangmas
Di Jalan Cikuya - Tigaraksa BAB II
Desa Cikasungka Kecamatan Solear
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten

b. penggunaan ruang manfaat jalan yang memerlukan


perlakuan khusus terhadap konstruksi jalan dan jembatan
berupa muatan dan kendaraan dengan dimensi, muatan
sumbu terberat dan/atau beban total melebihi standar; dan
c. Penggunaan ruang pengawasan jalan yang tidak
mengganggu keselamatan pengguna jalan dan keamanan
konstruksi jalan.
 Pasal 4
(1)Pemanfaatan ruang manfaat jalan dan ruang milik jalan
selain peruntukannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
huruf a wajib memperoleh izin dari penyelenggara jalan
sesuai kewenangannya.
(2)Penggunaan ruang manfaat jalan yang memerlukan
perlakuan khusus terhadap konstruksi jalan dan jembatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b wajib
memperoleh dispensasi dari penyelenggara jalan sesuai
kewenangannya.
(3)Penerbitan izin penggunaan ruang pengawasan jalan untuk
mendirikan bangunan gedung dan bangun bangunan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf c oleh instansi
pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya wajib
memperoleh rekomendasi dari penyelenggara jalan sesuai
kewenangannya.
 Pasal 10
Bangunan dan jaringan utilitas, iklan dan media informasi,
bangun bangunan, bangunan gedung dalam ruang milik jalan
harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
a. tidak mengganggu keamanan dan keselamatan pengguna
jalan;

PT. PERINTIS ARTHA NUSA| 2020 II - 15


Dokumen Hasil Kajian Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Perumahan Puri Delta Tigaraksa PT Delta Pinangmas
Di Jalan Cikuya - Tigaraksa BAB II
Desa Cikasungka Kecamatan Solear
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten

b. tidak mengganggu pandangan bebas pengemudi dan


konsentrasi pengemudi;
c. tidak mengganggu fungsi dan konstruksi jalan serta
bangunan pelengkapnya;
d. tidak mengganggu dan mengurangi fungsi rambu–rambu
dan sarana pengatur lalu lintas lainnya; dan
e. sesuai dengan peraturan daerah dan/atau peraturan instansi
terkait.
 Pasal 11
Ketentuan teknis meliputi ketentuan tentang pemasangan,
pembangunan, perbaikan, penggantian, pemindahan, relokasi
dan pembongkaran bangunan dan jaringan utilitas, iklan dan
media informasi, bangun-bangunan dan bangunan gedung di
ruang milik jalan.
 Pasal 12
(1) Bangunan dan jaringan utilitas pada jaringan jalan di dalam
kawasan perkotaan dapat ditempatkan di dalam ruang
manfaat jalan dengan ketentuan:
a. yang berada di atas atau di bawah tanah ditempatkan di
luar bahu jalan atau trotoar dengan jarak paling sedikit 1
(satu) meter dari tepi luar bahu jalan atau trotoar;
b. dalam hal tidak terdapat ruang di luar bahu jalan, trotoar,
atau jalur lalu lintas, bangunan dan jaringan utilitas
sebagaimana dimaksud pada huruf a dapat ditempatkan
di sisi terluar ruang milik jalan.
(2) Bangunan dan jaringan utilitas pada jaringan jalan di luar
kawasan perkotaan dapat ditempatkan di dalam ruang milik
jalan pada sisi terluar.

PT. PERINTIS ARTHA NUSA| 2020 II - 16


Dokumen Hasil Kajian Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Perumahan Puri Delta Tigaraksa PT Delta Pinangmas
Di Jalan Cikuya - Tigaraksa BAB II
Desa Cikasungka Kecamatan Solear
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten

(3) Bangunan dan jaringan utilitas dapat dipasang pada struktur


jembatan tanpa membahayakan konstruksi jembatan,
mengurangi ruang bebas dan keselamatan pengguna jalan.
(4) Dalam hal bangunan dan jaringan utilitas dipasang di luar
konstruksi jembatan, bangunan dan jaringan utilitas tersebut
ditempatkan paling rendah 1 (satu) meter dari tepi paling
luar struktur jembatan tanpa mengurangi ruang bebas;
(5) Bangunan dan jaringan utilitas di bawah tanah harus
diletakkan pada kedalaman paling sedikit 1,5 (satu koma
lima) meter dari permukaan jalan terendah pada daerah
galian atau dari tanah dasar pada daerah timbunan.
(6) Bangunan dan jaringan utilitas di atas tanah harus diletakkan
pada ketinggian paling rendah 5 (lima) meter dari
permukaan jalan tertinggi.
(7) Permukaan tanah pada lintasan bangunan dan jaringan
utilitas yang ditempatkan dibawah tanah harus diberi tanda
yang bersifat permanen.
 Pasal 28
(1) Bangunan Gedung di ruang milik jalan wajib mendapatkan
izin dari penyelenggara jalan.
(2) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
prasyarat penerbitan izin mendirikan bangunan oleh instansi
pemerintah daerah.
(3) Bangunan gedung sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi :
a. bangunan yang melintas di atas ruang manfaat jalan;
b. bangunan yang berada di bawah ruang manfaat jalan;
dan
c. bangunan yang berada di permukaan tanah.

PT. PERINTIS ARTHA NUSA| 2020 II - 17


Dokumen Hasil Kajian Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Perumahan Puri Delta Tigaraksa PT Delta Pinangmas
Di Jalan Cikuya - Tigaraksa BAB II
Desa Cikasungka Kecamatan Solear
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten

(4) Bangunan gedung yang melintas di atas, di bawah atau di


permukaan tanah ruang manfaat jalan harus menggunakan
bahan yang kuat, tahan lama, dan anti karat.
(5) manfaat jalan dapat menggunakan lampu dengan ketentuan
sebagai berikut :
a. intensitas cahaya lampu tidak menyilaukan pengguna
jalan; dan
b. pantulan cahaya lampu tidak menyilaukan pengguna
jalan.
(6) Dalam merencanakan bangunan gedung yang melintas di
atas, di bawah atau dipermukaan tanah ruang manfaat jalan
harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Peraturan mengenai pembebanan bangunan;
b. Peraturan mengenai perencanaan bangunan baja;
c. Peraturan mengenai bahan bangunan;
d. Peraturan mengenai perencanaan bangunan beton; dan
e. Peraturan mengenai instalasi listrik.
(7) Konstruksi bangunan gedung yang melintas di atas, di
bawah atau di permukaan tanah ruang manfaat jalan yang
berupa portal dan/atau jenis konstruksi lainnya harus
mempunyai faktor keamanan 1,5 (satu koma lima) lebih
tinggi dari faktor keamanan standar.
(8) Bangunan gedung yang melintas di atas, di bawah atau di
permukaan tanah ruang manfaat jalan harus berawal dan
berakhir di luar ruang milik jalan dengan jarak memenuhi
ketentuan ruang pengawasan jalan;
(9) Bangunan gedung yang melintas di atas ruang manfaat jalan
harus diletakkan pada ketinggian paling sedikit 5 (lima)
meter dari permukaan jalan tertinggi;

PT. PERINTIS ARTHA NUSA| 2020 II - 18


Dokumen Hasil Kajian Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Perumahan Puri Delta Tigaraksa PT Delta Pinangmas
Di Jalan Cikuya - Tigaraksa BAB II
Desa Cikasungka Kecamatan Solear
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten

(10) Bangunan gedung yang melintas di bawah ruang manfaat


jalan harus diletakkan pada kedalaman paling sedikit 1,5
(satu koma lima) meter dari permukaan jalan terendah pada
daerah galian atau dari tanah dasar pada daerah timbunan;
(11) Bangunan gedung yang berada di permukaan tanah harus
tidak mengganggu pengguna jalan dan konstruksi jalan.
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 19/PRT/M/2011 tentang
Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan
 Pasal 2
(1) Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis
Jalan ini dimaksudkan sebagai panduan bagi para
penyelenggara jalan dalam penyelenggaraan jalan.
(2) Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis
Jalan bertujuan untuk mewujudkan:
a. tertib penyelenggaraan jalan yang meliputi pengaturan,
pembinaan, pembangunan, dan pengawasan Jalan; dan
b. tersedianya Jalan yang mewujudkan keselamatan,
keamanan, kelancaran, ekonomis, kenyamanan, dan
ramah lingkungan.
 Pasal 3
(1) Lingkup pengaturan dalam Peraturan Menteri ini meliputi
Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis
Jalan yang diberlakukan untuk jalan nasional, jalan provinsi,
jalan kabupaten, dan jalan kota;
(2) Lingkup Persyaratan Teknis Jalan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi :
a. kecepatan rencana;
b. lebar badan jalan;
c. kapasitas jalan;
d. jalan masuk;

PT. PERINTIS ARTHA NUSA| 2020 II - 19


Dokumen Hasil Kajian Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Perumahan Puri Delta Tigaraksa PT Delta Pinangmas
Di Jalan Cikuya - Tigaraksa BAB II
Desa Cikasungka Kecamatan Solear
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten

e. persimpangan sebidang dan fasilitas berputar balik;


f. bangunan pelengkap jalan;
g. perlengkapan jalan;
h. penggunaan jalan sesuai dengan fungsinya; dan
i. ketidak terputusan jalan.

(3) Lingkup Kriteria Perencanaan Teknis Jalan sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. fungsi jalan;
b. kelas jalan;
c. bagian-bagian jalan;
d. dimensi jalan;
e. muatan sumbu terberat, volume lalu lintas, dan kapasitas
jalan;
f. persyaratan geometrik jalan;
g. Konstruksi jalan;
h. konstruksi bangunan pelengkap jalan;
i. perlengkapan jalan;
j. kelestarian lingkungan hidup; dan
k. ruang bebas.
5. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 13 Tahun 2014 Tentang
Rambu Lalu Lintas
 Pasal 1
Rambu Lalu Lintas adalah bagian perlengkapan Jalan yang
berupa lambang, huruf, angka, kalimat, dan/atau perpaduan
yang berfungsi sebagai peringatan, larangan, perintah, atau
petunjuk bagi Pengguna Jalan.
 Pasal 3
Rambu Lalu Lintas berdasarkan jenisnya terdiri atas:
a. rambu peringatan;

PT. PERINTIS ARTHA NUSA| 2020 II - 20


Dokumen Hasil Kajian Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Perumahan Puri Delta Tigaraksa PT Delta Pinangmas
Di Jalan Cikuya - Tigaraksa BAB II
Desa Cikasungka Kecamatan Solear
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten

b. rambu larangan;
c. rambu perintah; dan
d. rambu petunjuk
 Pasal 7
(1) Rambu peringatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
huruf a digunakan untuk memberi peringatan kemungkinan
ada bahaya di jalan atau tempat berbahaya pada jalan dan
menginformasikan tentang sifat bahaya.
(2) Kemungkinan ada bahaya sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) merupakan suatu kondisi atau keadaan yang
membutuhkan suatu kewaspadaan dari pengguna jalan.
(3) Keadaan yang membutuhkan suatu kewaspadaan dari
pengguna jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) antara
lain:
a. kondisi prasarana jalan;
b. kondisi alam;
c. kondisi cuaca;
d. kondisi lingkungan; atau
e. lokasi rawan kecelakaan
 Pasal 11
(1) Rambu larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf
b digunakan untuk menyatakan perbuatan yang dilarang
dilakukan oleh Pengguna Jalan.
(2) Rambu larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
atas rambu:
a. larangan berjalan terus;
b. larangan masuk;
c. larangan parkir dan berhenti;
d. larangan pergerakan lalu lintas tertentu;
e. larangan membunyikan isyarat suara;

PT. PERINTIS ARTHA NUSA| 2020 II - 21


Dokumen Hasil Kajian Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Perumahan Puri Delta Tigaraksa PT Delta Pinangmas
Di Jalan Cikuya - Tigaraksa BAB II
Desa Cikasungka Kecamatan Solear
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten

f. larangan dengan kata-kata; dan


g. batas akhir larangan
 Pasal 15
(1) Rambu perintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf
c digunakan untuk menyatakan perintah yang wajib
dilakukan oleh Pengguna Jalan.
(2) Rambu perintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
atas rambu:
a. perintah mematuhi arah yang ditunjuk;
b. perintah memilih salah satu arah yang ditunjuk;
c. perintah memasuki bagian jalan tertentu;
d. perintah batas minimum kecepatan;
e. perintah penggunaan rantai ban;
f. perintah menggunakan jalur atau lajur lalu lintas khusus;
g. batas akhir perintah tertentu; dan
h. perintah dengan kata-kata.
 Pasal 18
(1) Rambu petunjuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf
d digunakan untuk memandu Pengguna Jalan saat
melakukan perjalanan atau untuk memberikan informasi lain
kepada Pengguna Jalan.
(2) Rambu petunjuk sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri atas rambu:
a. petunjuk pendahulu jurusan;
b. petunjuk jurusan;
c. petunjuk batas wilayah;
d. petunjuk batas jalan tol;
e. petunjuk lokasi utilitas umum;
f. petunjuk lokasi fasilitas sosial;
g. petunjuk pengaturan lalu lintas;

PT. PERINTIS ARTHA NUSA| 2020 II - 22


Dokumen Hasil Kajian Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Perumahan Puri Delta Tigaraksa PT Delta Pinangmas
Di Jalan Cikuya - Tigaraksa BAB II
Desa Cikasungka Kecamatan Solear
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten

h. petunjuk dengan kata-kata; dan


i. papan nama jalan.
 Pasal 24
(1) Dalam keadaan dan kegiatan tertentu dapat digunakan
Rambu Lalu Lintas sementara.
(2) Penempatan dan penggunaan Rambu Lalu Lintas sementara
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang bersifat perintah
dan larangan dapat didukung atau dijaga oleh Petugas dari
Kepolisian Negara Republik Indonesia.
 Pasal 25
(1) Rambu Lalu Lintas sementara sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 24 ayat (1) dipasang untuk memberi informasi adanya:
a. jalan rusak;
b. pekerjaan jalan;
c. perubahan lalu lintas secara tiba-tiba atau situasional;
d. tidak berfungsinya alat pemberi isyarat lalu lintas;
e. pemberian prioritas pada Pengguna Jalan;
f. bencana alam;
g. kecelakaan lalu lintas;
h. kegiatan keagamaan;
i. kegiatan kenegaraan;
j. kegiatan olahraga; dan/atau
k. kegiatan budaya.
 Pasal 26
(1) Rambu Lalu Lintas sementara sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 25 berupa rambu peringatan, rambu larangan, rambu
perintah, dan rambu petunjuk.
(2) Rambu Lalu Lintas sementara sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) harus memenuhi ketentuan:

PT. PERINTIS ARTHA NUSA| 2020 II - 23


Dokumen Hasil Kajian Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Perumahan Puri Delta Tigaraksa PT Delta Pinangmas
Di Jalan Cikuya - Tigaraksa BAB II
Desa Cikasungka Kecamatan Solear
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten

a. dibuat dalam bentuk konstruksi yang dapat dipindahkan;


dan
b. dipasang dalam jangka waktu terbatas sesuai dengan
keadaan atau kegiatan tertentu.
6. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 49 Tahun 2014 Tentang
Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas
 Pasal 1
Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas adalah perangkat elektronik
yang menggunakan isyarat lampu yang dapat dilengkapi dengan
isyarat bunyi untuk mengatur lalu lintas orang dan/atau
Kendaraan di persimpangan atau pada ruas jalan.
 Pasal 3
Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas terdiri atas:
a. lampu tiga warna;
b. lampu dua warna; dan
c. lampu satu warna.
 Pasal 4
(1) Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 berupa:
a. Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas otonom; dan
b. Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas terkoordinasi.
(2) Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas otonom sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a, dalam pengaturan waktu
siklusnya hanya dapat dilakukan oleh Alat Pemberi Isyarat
Lalu Lintas yang bersangkutan atau berdiri sendiri.
(3) Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas terkoordinasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b, dalam pengaturan waktu
siklusnya terkoordinasi dan berinteraksi dengan Alat Pemberi
Isyarat Lalu Lintas yang dipasang pada lokasi lain.
 Pasal 6

PT. PERINTIS ARTHA NUSA| 2020 II - 24


Dokumen Hasil Kajian Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Perumahan Puri Delta Tigaraksa PT Delta Pinangmas
Di Jalan Cikuya - Tigaraksa BAB II
Desa Cikasungka Kecamatan Solear
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten

Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 3 berfungsi untuk mengatur lalu lintas orang dan/atau
Kendaraan di persimpangan atau pada ruas jalan.

7. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 75 Tahun 2015 tentan


Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas
 Pasal 2
(1) Setiap rencana pembangunan pusat kegiatan, permukiman,
dan infrastruktur yang akan menimbulkan gangguan
keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu
lintas dan angkutan jalan wajib dilakukan Analisis Dampak
Lalu Lintas.
(2) Rencana pembangunan pusat kegiatan, permukiman, dan
infrastruktur sebagaimana dimaskud ayat (1) dapat berupa
pembangunan baru atau Pembangunan.
 Pasal 8
(1) Pengembang atau pembangun pusat kegiatan, permukiman,
dan infrastruktur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
wajib melakukan Analisis Dampak Lalu Lintas.
(2) Dalam melakukan Analisis Dampak Lalu Lintas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Pengembang atau pembangun
menunjuk lembaga konsultan yang memiliki tenaga ahli
bersertifikat.
(3) Lembaga konsultan sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
harus berbadan hukum.
Kriteria pusat kegiatan/kawasan yang menjadi subjek analisis
dampak lalu lintas (andalalin) ditetapkan sebagaimana Tabel II.1.
Tabel II.1 : Kriteria Pusat Kegiatan/Kawasan Yang Menjadi Subjek Andalalin
No Jenis Rencana Pembangunan Ukuran Minimal
1. Pusat Kegiatan

PT. PERINTIS ARTHA NUSA| 2020 II - 25


Dokumen Hasil Kajian Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Perumahan Puri Delta Tigaraksa PT Delta Pinangmas
Di Jalan Cikuya - Tigaraksa BAB II
Desa Cikasungka Kecamatan Solear
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten

No Jenis Rencana Pembangunan Ukuran Minimal


a. Kegiatan perdagangan (pusat 500 m2 luas lantai
perbelanjaan/ritail) bangunan
b. Kegiatan perkantoran 1.000 m2 luas lantai
bangunan
c. Kegiatan industri (industri & 2.500 m2 luas lantai
pergudangan) bangunan
d. Fasilitas pendidikan
1) Sekolah/universitas 500 siswa
2) Lembaga kursus Bangunan dengan
kapasitas 50
siswa/waktu
e. Fasilitas pelayanan umum
1) Rumah sakit 50 tempat tidur
2) Klinik bersama 10 ruang praktek
dokter
3) Bank 500 m2 luas lantai
bangunan
f. Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum 1 dispenser
(SPBU)
g. Hotel 50 kamar
h. Gedung pertemuan 500 m2 luas lantai
bangunan
i. Restoran 100 tempat duduk
j. Fasilitas olahraga (indoor dan outdoor) Kapasitas penonton
100 orang dan/atau
luas 10.000 m2
k. Bengkel kendaraan bermotor 2.000 m2 luas lantai
bangunan
l. Pencucian mobil 2.000 m2 luas lantai

PT. PERINTIS ARTHA NUSA| 2020 II - 26


Dokumen Hasil Kajian Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Perumahan Puri Delta Tigaraksa PT Delta Pinangmas
Di Jalan Cikuya - Tigaraksa BAB II
Desa Cikasungka Kecamatan Solear
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten

No Jenis Rencana Pembangunan Ukuran Minimal


bangunan
2. Permukiman
a. Perumahan dan permukiman
1) Perumahan sederhana 150 unit
2) Perumahan menengah-atas 50 unit
b. Rumah susun dan apartemen
1) Rumah susun sederhana 150 unit
2) Apartemen 50 unit
c. Asrama 50 kamar
d. Ruko Luas lantai
keseluruhan 2.000
m2
3. Infrastruktur
a. Akses ke/dari jalan tol Wajib
b. Pelabuhan Wajib
c. Bandar udara Wajib
d. Terminal Wajib
e. Stasiun kereta api Wajib
f. Pool kendaraan Wajib
g. Fasilitas parkir umum Wajib
h. Jalan layang (flyover) Wajib
i. Lintas bawah (underpass) Wajib
j. Terowongan (tunnel) Wajib
4. Bangunan/permukiman/
infrastruktur lainnya
Wajib dilakukan studi analisis dampak lalu lintas, apabila
ternyata diperhitungkan telah menimbulkan 75 perjalanan
(kendaraan) baru pada jam padat dan atau menimbulkan
rata-rata 500 perjalanan (kendaraan) baru setiap harinya

PT. PERINTIS ARTHA NUSA| 2020 II - 27


Dokumen Hasil Kajian Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Perumahan Puri Delta Tigaraksa PT Delta Pinangmas
Di Jalan Cikuya - Tigaraksa BAB II
Desa Cikasungka Kecamatan Solear
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten

No Jenis Rencana Pembangunan Ukuran Minimal


pada jalan yang dipengaruhi oleh adanya bangunan atau
permukiman atau infrastruktur yang dibangun atau
dikembangkan
Penyusunan dokumen andalalin meliputi analisis:
a. Tingkat pelayanan ruas jalan dan persimpangan di sekeliling

kawasan
b. Ketersediaan lahan parkir dan sirkulasi lalu lintas

c. Peningkatan lalu lintas, desain jalan dan aspek keselamatan

d. Ketersediaan fasilitas untuk akses angkutan umum, pejalan kaki

dan pengguna jalan lainnya


e. Kondisi kawasan/lokasi

f. Konsep pembangunan pusat kegiatan/usaha atau Pembangunan


kawasan/lokasi
g. Kondisi kinerja lalu lintas dan peramalannya

h. Rencana manajemen dan rekayasa lalu lintas dalam konteks

sistem transportasi daerah


i. Kelayakan rekomendasi yang diusulkan
Peraturan ini juga menentukan bahwa penyusunan studi andalalin
dilakukan sebagai salah satu persyaratan bagi pemrakarsa untuk
mendapatkan izin lokasi dan sebelum memiliki izin mendirikan
bangunan.
8. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 11 Tahun 2017 Tentang
Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM
75 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu
Lintas.
 Pasal 7
1) Rencana pengembangan pusat kegiatan dan permukiman
sebagaimana dimaksud pasal 2 ayat (2) lebih besar 30%

PT. PERINTIS ARTHA NUSA| 2020 II - 28


Dokumen Hasil Kajian Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Perumahan Puri Delta Tigaraksa PT Delta Pinangmas
Di Jalan Cikuya - Tigaraksa BAB II
Desa Cikasungka Kecamatan Solear
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten

(tiga puluh per seratus) dari kondisi awal wajib dilakukan


Analisis Dampak Lalu Lintas.
2) Rencana pengembangan infrastuktur sebagaimana dimaksud
dalam pasal 2 ayat (2) lebih besar 50% (lima puluh per
seratus) dari fasilitas utama atau pokok wajib dilakukan
Analisis Dampak Lalu Lintas.
3) Perubahan terhadap fungsi peruntukan bangunan dari fungsi
awal wajib dilakukan Analisis Dampak Lalu Lintas.

C. METODOLOGI PENELITIAN
1. Tahapan penyelesaian pekerjaan
Tahapan penyelesaian pekerjaan merupakan suatu tahapan dari
mulai persiapan, perencanaan sampai dengan pelaporan hasil
analisis yang telah dilakukan. Ada beberapa tahapan yang
dilakukan dalam penyelesaian penyusunan dokumen ini antara lain:
a. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan ini adalah diantaranya untuk mengetahui
detail lokasi pembangunan/pengembangan terkait jaringan jalan
yang akan terkena dampak dari pembanguanan/pengembangan
baik dari status maupun fungsi jalannya. Selain itu pada
tahapan ini juga ditujukan untuk mengetahui apakah
pembangunan/pengembangan tersebut masuk kriteria wajib
analisis dampak lalu lintas atau tidak (jika tidak, akan
dikonsultasikan ke dinas terkait di Kota/kota masing-masing),
serta untuk mengetahui pelingkupan area terkena dampak yang
nantinya dikaji dalam studi/kajian/penelitian analisis dampak
lalu lintas. Selain itu pada tahapan ini juga untuk mengetahui
berbagai variabel dalam studi/kajian analisis dampak lalu lintas

PT. PERINTIS ARTHA NUSA| 2020 II - 29


Dokumen Hasil Kajian Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Perumahan Puri Delta Tigaraksa PT Delta Pinangmas
Di Jalan Cikuya - Tigaraksa BAB II
Desa Cikasungka Kecamatan Solear
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten

diantaranya terkait tata guna lahan, sarana dan prasarana


transportasi, serta kinerja system transportasi.
Data tata guna tanah menyangkut rencana persediaan tanah
dan rencana peruntukan tanah dari setiap sektor kegiatan di
suatu daerah. Data yang menyangkut penataan ruang terdiri
dari beberapa rencana struktur pemanfaatan ruang daerah
(kota) yang terdiri atas ruang untuk perumahan,
pertamanan/daerah hijau, jaringan/utilitas, seperti jalan, listrik,
air minum, drainase, serta perumahan. Informasi untuk sistem
sarana dan prasarana transportasi meliputi yang ada sekarang
dan yang akan datang termasuk hirarki jalan dan informasi
geometrik jalan. Data rambu dan marka lalulintas serta
perlengkapan jalan termasuk data lokasi dan kondisinya juga
diperlukan.

b. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan merupakan salah satu tahapan yang
dilakukan dalam pembuatan dokumen ini. Setiap pekerjaan
dengan perencanaan yang baik akan mendapatkan hasil yang
baik, sehingga dalam tahapan perencanaan harus diperhatikan
dengan baik, detai dan teratur.
Perencanaan ini dimaksudkan untuk menyusun dengan detail
langkah – langkah yang akan diambil dalam melaksankan
kegiatan berikutnya, sehingga akan terstruktur semua tahapan
kegiatan yang selanjutnya dengan waktu dan sumber daya yang
tersedia. Selain itu dalam tahap ini juga dilakukan koordinasi
dengan pengembang/pemrakarsa terkait deskripsi rencana
pembangunan/pengembangan, serta koordinasi dengan instansi
terkait.
c. Tahap Pengumpulan Data

PT. PERINTIS ARTHA NUSA| 2020 II - 30


Dokumen Hasil Kajian Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Perumahan Puri Delta Tigaraksa PT Delta Pinangmas
Di Jalan Cikuya - Tigaraksa BAB II
Desa Cikasungka Kecamatan Solear
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten

Pada tahap pengumpulan datan adalah tahap dimana informasi


– informasi atau data – data yang dibutuhkan ini dikumpulkan
dan kemudian disusun untuk selanjutnya dilakukan kajian. Data
– data tersebut baik data primer maupun data sekunder.
Data primer ini didapat dengan menggunakan metode survei
dilapangan yang kemudian hasil survey tersebut disusun dan
dikaji. Adapun data – data primer tersebut antara lain :
1) Bangkitan dan tarikan perjalanan;
2) Volume lalu lintas, baik pada ruas jalan maupun
persimpangan jalan;
3) Kapasitas jalan;
4) Kecepatan arus bebas;
5) Dan data lainnya.
Untuk lebih jelasnya adalah sebagai berikut.
1) Lokasi Pelaksanaan Survei
Lokasi pelaksanaan survei yaitu berada di sekitar wilayah
rencana pembangunan yang akan dilakukan. Yaitu dengan
menentuan cakupan wilayah yang akan dilakukan studi atau
kajian. Cakupan tersebut berada di sekitar wilayah studi
dengan cakupan wilayah yaitu simpang yang terdekat dan
yang memiliki potensi dalam menentukan bangkitan dan
tarikan.
2) Jenis Survei dan Data yang Dihasilkan
a) Survei Inventarisasi (Inventory Survey)
Target data yang didapat dari survei inventarisasi jalan
yaitu :
 Panjang ruas
 Lebar jalur efektif
 Lebar bahu efektif
 Lebar median

PT. PERINTIS ARTHA NUSA| 2020 II - 31


Dokumen Hasil Kajian Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Perumahan Puri Delta Tigaraksa PT Delta Pinangmas
Di Jalan Cikuya - Tigaraksa BAB II
Desa Cikasungka Kecamatan Solear
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten

 Jenis perkerasan jalan


 Jumah lajur
 Tipe jalan

 Tipe persimpangan

 Jenis persimpangan

 Trotoar

 Parkir
 Halte
 Rambu
 Marka
 Alat Penerangan Jalan
b) Survei Pencacahan Volume Lalu Lintas Terklasifikasi
(Traffic Count Classified Survey)
Survei ini dilakukan untuk mengetahui volume lalu lintas
yang terdapat pada setiap jalan yang ada. Dengan tujuan
dan target data volume lalu lintas harian.
c) Survei Kecepatan Lalu Lintas (Spot Speed Survey)
Survei kecepatan perjalanan dilakukan dengan maksud
untuk mendapatkan data tentang jumlah arus lalu lintas,
waktu perjalanan rata – rata dan kecepatan perjalanan
rata – rata pada setiap ruas. Survei kecepatan perjalanan
bertujuan untuk mengevaluasi kinerja ruas jalan serta
tingkat pelayanan jalan yang ada di wilayah studi.

d) Survei Bangkitan dan Tarikan (Generation and Attraction


Survey)
 Berdasarkan Ketetapan Nasional atau Kajian
Sebelumnya
Penentuan tingkat bangkitan dan tarikan ini
berdasarkan data sekunder yang ditetapkan secara

PT. PERINTIS ARTHA NUSA| 2020 II - 32


Dokumen Hasil Kajian Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Perumahan Puri Delta Tigaraksa PT Delta Pinangmas
Di Jalan Cikuya - Tigaraksa BAB II
Desa Cikasungka Kecamatan Solear
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten

nasional atau dari kajian yang pernah di lakukan di


daerah tersebut.
 Pembanding dengan Bangunan yang Homogen
Penentuan tingkat bangkitan dan tarikan ini
berdasarkan hasil survei atau data primer. Untuk
memperoleh tingkat bangkitan dan tarikan maka
dilakukan perbandingan karakteristik bangunan yang
sama di sekitar wilayah studi.
Sedangkan untuk data sekunder diperoleh dari data – data yang
ada di pengembang maupun instansi terkait dengan kajian
analisis dampak lalu lintas ini seperti :
1) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)
a) Peta Administrasi
b) Peta Tata Guna Lahan
c) Peta Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
d) Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

2) Badan Pusat Statistik (BPS)


a) Demografi
b) Geografi
c) Sosial-Ekonomi
d) Product Domestic Regional Bruto (PDRB)

3) Dinas Pekerja Umum (PU)


a) Peta Jaringan Jalan
b) Inventarisasi Jaringan Jalan

4) Dinas Perhubungan (DISHUB)


a) Peta Jaringan Trayek
b) Inventarisasi Jaringan Trayek
d. Tahap Analisis Data
Pada tahap ini berbagai informasi dan data yang sudah
diperoleh baik dengan pengamatan langsung dilapangan
PT. PERINTIS ARTHA NUSA| 2020 II - 33
Dokumen Hasil Kajian Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Perumahan Puri Delta Tigaraksa PT Delta Pinangmas
Di Jalan Cikuya - Tigaraksa BAB II
Desa Cikasungka Kecamatan Solear
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten

maupun dari pengembang dan instansi terkait kemudian di


susun serta dikaji atau dianalisis. Terdapat lima aspek yang
perlu dianalisis dalam tahapan ini, yaitu analisis sistem kegiatan,
jaringan, pergerakan, kinerja transportasi, serta masalah
kelembagaan, pembiayaan atau kewenangan. Sistem kegiatan,
jaringan, pergerakan serta kinerja sistem transportasi bertujuan
untuk melihat besarnya dampak lalu lintas yang ditimbulkan dari
suatu pengembangan kawasan terhadap sistem transportasi
disekitarnya. Analisis sistem kelembagaan, pembiayaan atau
kewenangan bertujuan untuk memberikan arahan organisasi
dan kelembagaan apa yang diperlukan untuk mengatasi dampak
yang terjadi, siapa bertanggungjawab apa. Dalam analisis ini
juga dikaitkan dengan sistem pembiayaan yang diperlukan oleh
lembaga atau organisasi di atas.

Analisis Dampak Lalu Lintas atau Traffic Impact Analysis (TIA)


menurut Stover dan Koepke (1998) dalam bukunya yang
berjudul “Transportation and Development”, adalah studi yang
mempelajari secara khusus tentang dampak lalu lintas yang
ditimbulkan oleh suatu bangunan yang mempengaruhi sistem
transportasi. Dampak lalu lintas yang ditimbulkan tergantung
dari ukuran dan jenis bangunannya, dalam menganalisis
membutuhkan beberapa informasi berikut:
1) Keadaan saat ini;
2) Bangkitan perjalanan dan volume;
3) Penyebaran dan pembebanan perjalanan;
4) Volume saat ini dan yang akan datang; dan
5) Analisis kapasitas ruas jalan.
2) Pengembangan Model
e. Tahap Pelaporan

PT. PERINTIS ARTHA NUSA| 2020 II - 34


Dokumen Hasil Kajian Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Perumahan Puri Delta Tigaraksa PT Delta Pinangmas
Di Jalan Cikuya - Tigaraksa BAB II
Desa Cikasungka Kecamatan Solear
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten

Setelah data dan informasi diperoleh, kemudian langkah


selanjutnya adalah menyusun pelaporan dari data – data
tersebut sehingga dapat disusun menjadi dokumen analisis
dampak lalu lintas dengan ketentunan pelaporan yang sudah
ditentukan.
f. Tahap Rencana Pengelolaan dan pemantauan
Tahapan penyusunan rencana yang terbaik atas rencana
pengelolaan dan pemantauan, pada dasarnya berisi arahan
pengembangan yang harus dilakukan untuk mengatasi dampak
lalu lintas yang lebih besar. Dalam rencana pengelolaan ini
disajikan beberapa alternatif mekanisme pelaksanaan yang
dapat dilakukan untuk mengatasi masalah yang timbul.
Permasalahan yang diperoleh dari tahap analisis dan tahap
penyajian informasi selanjutnya dikaitkan dalam suatu
organisasi pemecahan masalah.
Dalam rencana pemantauan ini disajikan langkah yang harus
dilakukan agar arahan pengembangan pengelolaan dapat
dilaksanakan. Kondisi ini diharapkan berupa:
 VCR sesuah pengembangan sama dengan VCR sebelum
pengembangan
 VCR sesuah pengembangan mendekati VCR sebelum
pengembangan
 VCR sesudah pengembangan lebih kecil dari VCR kritis
2. Bagan Alur Penelitian
Bagan Alur Penelitian merupakan kerangka pendekatan pola pikir
dalam penyusunan studi yang sangat dibutuhkan untuk mengkaji
sesuatu sebagai proses dalam penyusunan studi ini dan untuk
mencapai sasaran yang diinginkan. Penyusunan metodologi yang
dapat disampaikan dalam studi ini langsung ditekankan kepada
tujuan utama untuk mengetahui sejauh mana dampak dari rencana

PT. PERINTIS ARTHA NUSA| 2020 II - 35


Dokumen Hasil Kajian Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Perumahan Puri Delta Tigaraksa PT Delta Pinangmas
Di Jalan Cikuya - Tigaraksa BAB II
Desa Cikasungka Kecamatan Solear
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten

pembanguan pada suatu studi terhadap lalu lintas di wilayah sekitar


lokasi. Berikut metodologi yang digunakan :

PT. PERINTIS ARTHA NUSA| 2020 II - 36


Dokumen Hasil Kajian Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Perumahan Puri Delta Tigaraksa PT Delta Pinangmas
Di Jalan Cikuya - Tigaraksa BAB II
Desa Cikasungka Kecamatan Solear
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten

PENDAHULUAN

PENGUMUPULAN
DATA

DATA PRIMER DATA SEKUNDER


Geometrik Ruas Dan/Atau RTRW;
Persimpangan Jalan; Jaringan Jalan;
Volume Lalu Lintas; Jaringan Trayek Angkutan
Volume Perjalanan Orang; Umum;
Angkutan Umum; Jumlah Penduduk;
Pejalan Kaki; Dan Data Kendaraan; Dan
Perparkiran Rencana Kegiatan;

ANALISIS DATA

OUTPUT PERIODE ANALISIS


Kapasitas; Pra Konstruksi (Eksisting);
V/C Ratio; Saat Konstruksi
USULAN
Tingkat Pelayanan; (Pembangunan);
PENANGANAN
Bangkitan Dan Tarikan Paska Konstruksi
DAMPAK
Perjalanan; (Operasional); Dan
Volume Pejalan Kaki Menyusuri Paska Konstruksi Tahun
Dan Menyeberang; Dan Rencana (5 Tahun)
Kebutuhan Parkir
SIMULASI

PEMILIHAN
REKOMENDASI

RENCANA PEMANTAUAN DAN PEMBAGIAN


EVALUASI TANGGUNG JAWAB

KESIMPULAN DAN
SARAN

Gambar II.1 Bagan Alir Penelitian

PT. PERINTIS ARTHA NUSA| 2020 II - 37


Dokumen Hasil Kajian Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Perumahan Puri Delta Tigaraksa PT Delta Pinangmas
Di Jalan Cikuya - Tigaraksa BAB II
Desa Cikasungka Kecamatan Solear
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten

D. ASPEK TEORITIS
1. Permodelan Transportasi

Dalam melakukan analisis transportasi digunakan beberapa model


perhitungan dalam melakukan analisis transportasi digunakan
beberapa model perhitungan tergantung pada ketersediaan data
yang akan dipergunakan dalam perangkat lunak ( software). Model
transportasi ini akan memberikan suatu gambaran lalu lintas pada
daerah yang distudi. Empat tahapan permodelan sebagai berikut :

a. Bangkitan Perjalanan (Trip Generation)


Tahap awal dari empat tahapan proses pemodelan ( modelling)
ini adalah bangkitan perjalanan (trip generation) yang di dalam
hal ini sesuai dengan kategori tata guna lahan daerah
perbelanjaan dipergunakan konsep tarikan perjalanan ( trip
attraction).

Dengan mengambil asumsi adanya keterkaitan antara intensitas


tata guna lahan dengan jumlah perjalanan yang keluar masuk
lokasi, maka dapat ditentukan hubungan matematis yang
menggambarkan tingkat tarikan perjalanan ke lokasi tersebut.

Gambar II.2 Bangkitan Perjalanan

PT. PERINTIS ARTHA NUSA| 2020 II - 38


Dokumen Hasil Kajian Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Perumahan Puri Delta Tigaraksa PT Delta Pinangmas
Di Jalan Cikuya - Tigaraksa BAB II
Desa Cikasungka Kecamatan Solear
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten

b. Distribusi Perjalanan (Trip Distribution)


Trip Distribution pada intinya adalah tahapan untuk
mendapatkan matriks asal tujuan (O-D Matrice, Origin
Destination Matrice) yang akan digunakan dalam proses
selanjutnya.

Dasar distribusi yang digunakan adalah dengan proses skim,


yaitu berupa penentuan minimum path jarak tempuh perjalanan
proporsional terhadap intensitas tata guna lahan daerah
pengaruh kegiatan ini.

Gambar II.3 Distribusi Perjalanan

c. Pemilihan Moda (Modal Split)


Dalam melaksanakan tahapan modal split, ada 2 (dua) macam
konsep pendekatan, yaitu Trip End Model dan Trip Interchange
Modal Split Model. Dalam studi ini dipergunakan konsep
pendekatan Trip End Model untuk membagi total person trip
menjadi vehicle trip.

PT. PERINTIS ARTHA NUSA| 2020 II - 39


Dokumen Hasil Kajian Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Perumahan Puri Delta Tigaraksa PT Delta Pinangmas
Di Jalan Cikuya - Tigaraksa BAB II
Desa Cikasungka Kecamatan Solear
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten

Gambar II.4 Pemilihan Moda

d. Pembebanan Perjalanan
Tahapan terakhir adalah Trip/Traffic Assignment. Tahapan ini
menggunakan metode MKJI, dimana tahapan ini akan
menghasilkan indikator kinerja lalu lintas yang meliputi derajat
kejenuhan, kecepatan serta volume kendaraan di tiap ruas
jalan.

Gambar II.5 Pembebanan Perjalanan

2. Karakteristik Lalu Lintas


a. VC Ratio
VC Ratio merupakan salah satu aspek dalam mengukur
parameter kinerja ruas jalan, dimana antara arus lalu lintas
yang ada dibandingkan dengan kapasitas jalan.
Tabel II.2 Karakteristik Tingkat Pelayanan
Tingkat Batas
Karakteristik – Karakteristik
Pelayanan Lingkup

Kondisi arus bebas dengan kecepatan tinggi dan


volume lalu lintas rendah. Pengemudi dapat 0,00 –
A
memilih kecepatan yang d2nginkan tanpa 0,19
hambatan
Dalam zone arus stabil. Pengemudi memiliki
0,20 –
B kebebasan yang cukup untuk memilih
0,44
kecepatannya.

PT. PERINTIS ARTHA NUSA| 2020 II - 40


Dokumen Hasil Kajian Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Perumahan Puri Delta Tigaraksa PT Delta Pinangmas
Di Jalan Cikuya - Tigaraksa BAB II
Desa Cikasungka Kecamatan Solear
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten

Tingkat Batas
Karakteristik – Karakteristik
Pelayanan Lingkup

Dalam zone arus stabil. Pengemudi dibatasi 0,45 –


C
dalam memilih kecepatannya. 0,74
Mendekati arus tidak stabil dimana hampir
seluruh pengemudi akan dibatasi. Volume 0,75 –
D
pelayanan berkaitan dengan kapasitas yang 0,85
dapat ditolerir (diterima)
Volume lalu lintas mendekati atau berada pada
0,85 –
E kapasitasnya. Arus adalah tidak stabil dengan
1,00
kondisi yang sering berhenti.
Arus yang dipaksakan atau macet pada
Lebih
kecepatan – kecepatan yang rendah. Antrian
F besar dari
yang panjang dan terjadi hambatan – hambatan
1,00
yang besar.

Sumber : Menuju Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Yang Tertib,


1996

b. Kecepatan
Kecepatan merupakan salah satu indikator untuk menilai suatu
kinerja ruas jalan. Nilai dari kecepatan sangat berpengaruh
terhadap suatu tingkat kenyamanan pada suatu ruas jalan,
dimana semakin tinggi angka kecepatan suatu ruas jalan
menunjukkan kinerja yang baik. Tetapi sebaliknya apabila dilihat
dari aspek keselamatan, kecepatan yang tinggi menunjukkan
suatu tingkat keselamatan yang rendah dikarenakan rawan
terjadi kecelakaan

c. Kepadatan

Kepadatan merupakan nisbah antara volume dan kecepatan


yang dinyatakan dalam satuan smp/km. dimana kepadatan
menunjukkan kinerja ruas jalan, apabila semakin tinggi nilai
kepadatan suatu ruas menunjukkan kinerja yang buruk pula.

d. Volume Lalu Lintas


PT. PERINTIS ARTHA NUSA| 2020 II - 41
Dokumen Hasil Kajian Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Perumahan Puri Delta Tigaraksa PT Delta Pinangmas
Di Jalan Cikuya - Tigaraksa BAB II
Desa Cikasungka Kecamatan Solear
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten

Volume lalu lintas pada suatu jalan bervariasi, tergantung pada


volume dua arah, arah lalu lintas, volume harian, volume
bulanan, volume tahunan, dan pada komposisi kendaraan.
1) Variasi Harian
Arus lalu lintas selalu bervariasi sesuai dengan hari dalam
seminggu. Variasi ini terjadi karena kebutuhan orang yang
satu dengan yang lainnya berbeda. Perbedaan kebutuhan
akan menumbuhkan variasi perjalanan dari suatu tempat ke
tempat lain. Alasan utama terjadinya variasi adalah adanya
hari minggu dan hari libur lainnya.
2) Variasi Jam
Volume lalu lintas umumnya mengalami penurunan pada
malam hari, tetapi meningkat secara cepat sewaktu orang
mulai melakukan aktifitas sehari-hari. Volume jam sibuk
biasanya terjadi di jalan perkotaan pada saat orang
melakukan perjalanan ke dan dari tempat kerja atau sekolah.
Volume jam sibuk merupakan fenomena yang sering terjadi
di kota-kota besar di Indonesia.
3) Variasi Bulanan
Variasi bulanan terjadi karena adanya perbedaan musim pada
saat liburan, misal : menjelang lebaran, musim panen, dan
sebagainya.
4) Variasi Arah
Volume arus lalu lintas dalam satu hari pada masing-masing
arah biasanya sama besar, tetapi kalau dilihat pada waktu-
waktu tertentu, misalnya pada jam-jam sibuk banyak orang
yang melakukan perjalanan dalam satu arah, demikian juga
pada daerah-daerah wisata atau pada saat upacara
keagamaan juga terjadi hal seperti ini dan akan kembali pada
saat masa liburan tersebut. Jenis variasi ini merupakan suatu

PT. PERINTIS ARTHA NUSA| 2020 II - 42


Dokumen Hasil Kajian Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Perumahan Puri Delta Tigaraksa PT Delta Pinangmas
Di Jalan Cikuya - Tigaraksa BAB II
Desa Cikasungka Kecamatan Solear
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten

kasus yang khusus, tetapi hal ini mewakili permintaan lalu


lintas yang tertinggi terhadap sistem transportasi dalam
setahun.
5) Distribusi Lajur
Apabila dua atau lebih lajur lalu lintas disediakan pada arah
yang sama, maka distribusi kendaraan pada masing-masing
lajur tersebut akan tergantung dari volume kecepatan dan
proporsi dari kendaraan yang bergerak lambat dan
sebagainya. Standar jalan dan aturan perundangan lalu lintas
mungkin dapat mengatur bagian mana yang digunakan untuk
jalur lambat maupun jalur cepat.
6) Lalu Lintas Harian Rata-Rata Tahunan (LHRT)
 Suatu program pencacahan yang sifatnya menyeluruh
selama setahun untuk menentukan arus lalu lintas rata-
rata harian dan faktor variasi harian dan bulanan.
Pencacahan rinci harus dilakukan sekurang-kurangnya 4
kali dalam setahun, dan lebih baik lagi jika sebulan sekali.
Pencacahan volume lalu lintas selama 7 hari
direkomendasikan untuk dilakukan guna meperkecil
variasi.
Hal ini dilakukan dengan maksud untuk menyediakan :
- Data klasifikasi kendaraan pada daerah yang disurvei.
- Pengecekan keakuratan dari alat pencacah lalu lintas
mekanik;
- Analisis terhadap kondisi yang luar biasa dari
pencacahan volume lalu lintas.
 Pencacahan lanjutan kemudian dapat dilakukan untuk
tahun-tahun berikutnya dengan frekuensi yang lebih
sedikit dan atau untuk periode waktu yang lebih pendek.

PT. PERINTIS ARTHA NUSA| 2020 II - 43


Dokumen Hasil Kajian Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Perumahan Puri Delta Tigaraksa PT Delta Pinangmas
Di Jalan Cikuya - Tigaraksa BAB II
Desa Cikasungka Kecamatan Solear
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten

Pencacahan lanjutan ini lalu dikonversi menjadi LHRT


dengan menggunakan faktor variasi.
7) Klasifikasi Kendaraan
Jenis kendaraan adalah faktor penting dalam mendesain
suatu jalan. Pencacahan terklarifikasi dilakukan tergantung
dari tujuannya, maka hasil dari survei terklarifikasi dapat
dikombinasikan dalam kategori kelas kendaraan sesuai yang
d2nginkan. Kombinasi tipikal ini meliputi :
 Berat kendaraan, terutama beban sumbu. Hal ini
berkaitan dengan desain konstruksi perkerasan.
Pembagian dilakukan berdasarkan atas kendaraan ringan,
sedang dan berat.
 Dimensi kendaraan, menentukan lebar jalur dan radius
belokan.
 Karakteristik kecepatan kendaraan, percepatan dan
pengereman untuk menentukan kapasitas jalan.
 Tujuan dari penggunaan kendaraan, misal angkutan
pribadi, angkutan barang, dan angkutan umum
penumpang.
8) Satuan Mobil Penumpang
Setiap jenis kendaraan mempunyai karakteristik pergerakan
yang berbeda, karena dimensi, kecepatan, percepatan,
maupun kemampuan masing-masing tipe kendaraan berbeda
serta berpengaruh terhadap geometri jalan. Oleh karena itu
digunakan suatu satuan mobil penumpang (smp) atau dalam
bahasa Inggris disebut dengan PCU (Passenger Car Unit).
Data berbagai kelas kendaraan ini dikonversikan ke satuan
tersebut dengan mengkalikannya dengan faktor tertentu,
yaitu emp (Ekivalen Mobil Penumpang).
9) Peningkatan Jumlah Kendaraan Bermotor

PT. PERINTIS ARTHA NUSA| 2020 II - 44


Dokumen Hasil Kajian Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Perumahan Puri Delta Tigaraksa PT Delta Pinangmas
Di Jalan Cikuya - Tigaraksa BAB II
Desa Cikasungka Kecamatan Solear
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten

Peningkatan jumlah kendaraan bermotor di jalan dapat dia


analisis dari jumlah kendaraan yang terdaftar. Peningkatan ini
dapat disebabkan oleh :
 Meningkatnya jumlah penduduk.
 Meningkatnya tingkat pendapatan masyarakat yang
memungkinkan lebih banyak kendaraan pribadi dapat
dibeli. Meningkatnya pendapatan masyarakat berarti juga
bahwa sepeda motor yang semula dimiliki akan diganti
dengan mobil.
 Perkembangan suatu negara dapat berarti meningkat pula
kebutuhan untuk mengankut barang, dan oleh karena itu
timbul tekanan untuk meningkatkan kualitas maupun
kuantitas pelayanan jalan.
 Kurangnya rasa aman dan nyaman jika menggunakan
angkutan umum, serta lambatnya perjalanan membuat
orang mencari solusi alternatif lain walaupun harus
menambah ongkos (lebih mahal) yaitu memiliki prasarana
sendiri.
3. Kapasitas Jalan
Analisis kapasitas jalan menurut MKJI, 1997 dinyatakan dengan
persamaan :
C = CO x FCW x FCSP x FCSF xFCCS
dengan :
CO = Kapasitas dasar (smp/jam)
FCW = Faktor penyesuaian akibat lebar lajur lalu lintas
FCSP = Faktor penyesuaian akibat pemisahan arah
FCSF = Faktor penyesuaian akibat hambatan samping
FCCS = Faktor penyesuaian untuk ukuran kota

4. Tingkat Pertumbuhan

PT. PERINTIS ARTHA NUSA| 2020 II - 45


Dokumen Hasil Kajian Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Perumahan Puri Delta Tigaraksa PT Delta Pinangmas
Di Jalan Cikuya - Tigaraksa BAB II
Desa Cikasungka Kecamatan Solear
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten

Model linear (Compounding Factor) dideskripsikan dalam bentuk


persamaan matematis sebagai berikut:

5.
dimana,
Pt+q = Jumlah penduduk pada tahun (t+q)
Pt = Jumlah penduduk pada tahun t
r = Rata-rata pertambahan jumlah penduduk tiap tahun
q = selisih antara tahun proyeksi dan tahun dasar

3. Analisa Keakuratan Data


Pada analisis kekakuratan data ini dipergunakan analisis statistik uji
statistik Chi-Kuadrat. Analisis ini digunakan untuk menguji apakah
ada perbedaan antara volume model dengan volume observasi.

Langkah-langkah dalam uji statistik Chi-Kuadrat adalah sebagai


berikut:
a. Hipotesis atau menentukan H0 dan H1

b. Menentukan tingkat kepentingan (Level of


Significance)
Tingkat kepentingan yang digunakan adalah 0,01.

c. Menentukan derajat kebebasan (Degree of


Freedom = df)
df = v = k – 1

di mana :
k (kolom) = jumlah outcome/observasi yang mungkin dalam
sampel.

PT. PERINTIS ARTHA NUSA| 2020 II - 46


Dokumen Hasil Kajian Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Perumahan Puri Delta Tigaraksa PT Delta Pinangmas
Di Jalan Cikuya - Tigaraksa BAB II
Desa Cikasungka Kecamatan Solear
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten

d. Menentukan batas daerah penolakan/batas


daerah kritis uji

DAERAH DAERAH
PENERIMAAN H0 PENOLAKAN H0

X2

e. Aturan keputusan
Tolak H0 dan terima H1 jika RUx2 > x2 tabel. Jika tidak demikian
terima H0.

f. Perhitungan rasio uji


Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio uji adalah :

Keterangan :

= Hasil Observasi

= Hasil Model

g. Pengambilan keputusan secara statistik


Jika nilai rasio uji berada di daerah penerimaan maka hipotesis
nol diterima, sedangkan jika berada di daerah penolakan
maka hipotesis nol ditolak.

4. Fasilitas Parkir

PT. PERINTIS ARTHA NUSA| 2020 II - 47


Dokumen Hasil Kajian Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Perumahan Puri Delta Tigaraksa PT Delta Pinangmas
Di Jalan Cikuya - Tigaraksa BAB II
Desa Cikasungka Kecamatan Solear
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten

a. Ukuran kebutuhan ruang parkir pada perumahan berdasarkan


hasil studi Direktorat Jenderal Perhubungan Darat ditentukan
sebagai berikut.
Tabel II.3 Pusat Perkantoran
1.75 4.00
Jumlah Karawan 1.000 1.250 1.500 0 2.000 2.500 3.000 0 5.000
Administras
Kebutuha i 235 236 237 238 239 240 242 246 249
n (SRP) Pelayanan
Umum 288 289 290 291 291 293 295 298 302

Tabel II.4 Pusat Perdagangan


Luas Areal Total
(100m2) 10 20 50 100 500 1.000 1.500 2.000
Kebutuhan (SRP) 59 67 88 125 415 777 1.140 1.502

b. Berdasarkan ukuran ruang parkir yang dibutuhkan tetapi belum


tercakup dalam butir.a.

Tabel II.5 Ukuran Kebutuhan Ruang Parkir


Peruntukan Satuan (SRP untuk mobil Kebutuhan
penumpang) Ruang Parkir
Pusat Perdagangan
 Pertokoan SRP/100 m2 luas lantai efektif 3,5 – 7,5
2
 Pasar Area Parkir SRP/100 m luas lantai efektif 3,5 – 7,5
 Pasar SRP/100 m2 luas lantai efektif
Pusat Perkantoran
 Pelayanan Bukan SRP/100 m2 luas lantai 1,5 – 3,5

PT. PERINTIS ARTHA NUSA| 2020 II - 48


Dokumen Hasil Kajian Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Perumahan Puri Delta Tigaraksa PT Delta Pinangmas
Di Jalan Cikuya - Tigaraksa BAB II
Desa Cikasungka Kecamatan Solear
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten

Umum SRP/100 m2 luas lantai


 Pelayanan Umum
SRP/Mahasiswa 0,7 – 1,0
Sekolah SRP/Kamar 0,2 – 1,0
Hotel/Tempat SRP/Tempat Tidur 0,2 – 1,3
Penginapan SRP/Tempat Duduk 0,1 – 0,4
Rumah Sakit
Bioskop

Sumber : Naasra 1998


Penentuan satuan ruang parkir (SRP) dibagi atas tiga jenis
kendaraan dan berdasarkan butir 3, penentuan SRP untuk mobil
penumpang diklasifikasikan menjadi tiga golongan, seperti pada
berikut.
Tabel II.6 Penentuan Satuan Ruang Parkir
Jenis Kendaraan Satuan Ruangan Parkir
(m2)
1. Mobil Penumpang untuk Golongan I 2,30 x 5,00
2. Mobil Penumpang untuk Golongan 2 2,50 x 5,00
3. Mobil Penumpang untuk Golongan 2I 3,00 x 5,00
4. Bus/truk 3,40 x 12,5
5. Sepeda Motor 0,75 x 2,00

5. Fasilitas Pejalan Kaki


a. Jalur Pejalan Kaki
1) Lebar dan alinyemen jalur pejalan kaki harus leluasa,
minimal dua orang pejalan kaki berpapasan, salah satu
diantaranya tidak harus turun ke jalur lalu lintas kendaraan.
2) Lebar minimum jalur pejalan kaki adalah 1,50 meter.
3) Maksimum arus pejalan kaki adalah 50 pejalan kaki/menit.

PT. PERINTIS ARTHA NUSA| 2020 II - 49


Dokumen Hasil Kajian Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Perumahan Puri Delta Tigaraksa PT Delta Pinangmas
Di Jalan Cikuya - Tigaraksa BAB II
Desa Cikasungka Kecamatan Solear
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten

4) Untuk dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada


pejalan kaki maka jalur harus diperkeras, dan apabila
mempunyai perbedaan tinggi dengan sekitarnya harus diberi
pembatas (dapat berupa kerb atau batas
penghalang/barrier).
5) Perkerasan dapat dibuat dan blok beton, beton, perkerasan
aspal, atau plesteran. Permukaan harus rata dan mempunyai
kemiringan melintang 2 – 4 % supaya tidak terjadi genangan
air. Kemiringan memanjang disesuaikan dengan kemiringan
memanjang jalan dan disarankan kemiringan maksimum
adalah 10 %.
6) Lebar lajur pejalan kaki harus ditambah, bila patok rambu
lalu lintas, kotak surat, pohon peneduh, atau fasilitas umum
lainnya ditempatkan pada jalur tersebut.
7) Lebar minimum jalur pejalan kaki diambil dari lebar yang
dibutuhkan untuk pergerakan 2 orang pejalan kaki secara
bergandengan atau 2 orang pejalan kaki yang berpapasan
tanpa terjadinya persinggungan.

Lebar absolut minimum jalur pejalan kaki ditentukan 2 x 75


cm + jarak antara dengan bangunan-bangunan
disampingnya, yaitu (2 x 15 cm) = 1,80 m. Dalam Keadaan
ideal untuk mendapatkan lebar minimum dipakai rumus
sebagai berikut :
LT = Lp + Lh
Dimana :
LT : Lebar total jalur pejalan kaki
Lp : Lebar jalur pejalan kaki yang diperlukan sesuai
dengan tingkat kenyamanan yang d2nginkan.

PT. PERINTIS ARTHA NUSA| 2020 II - 50


Dokumen Hasil Kajian Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Perumahan Puri Delta Tigaraksa PT Delta Pinangmas
Di Jalan Cikuya - Tigaraksa BAB II
Desa Cikasungka Kecamatan Solear
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten

Lh : Lebar tambahan akibat halangan bangunan-


bangunan yang ada disampingnya ditentukan pada
tabel berikut.
Tabel II.7 Penambahan Lebar Jalur Pejalan Kaki
Fasilitas Lebar Tambahan (cm)
1. Patok Penerangan 75 – 100
2. Patok Lampu Lalu Lintas 100 – 120
3. Rambu Lalu Lintas 75 – 100
4. Kotak Surat 100 – 120
5. Keranjang Sampah 100
6. Tanaman Peneduh 60 – 120
7. Pot Bunga 150

b. Trotoar
1) Trotoar dapat direncanakan pada ruas jalan yang terdapat
volume pejalan kaki lebih dari 300 orang per 12 jam (jam
6.00 – jam 18.00) dan volume lalu lintas lebih dari 1.000
kendaraan per 12 jam (jam 6.00 – jam 18.00);
2) Ruang bebas trotoar tidak kurang dari 2,5 meter dan
kedalaman bebas tidak kurang dari satu meter dari
permukaan trotoar. Kebebasan samping tidak kurang dari
0,3 metrer. Perencanaan pemasangan utilitas selain harus
memenuhi ruang bebas trotoar juga harus memenuhi
ketentuan-ketentuan dalam buku petunjuk pelaksanaan
pemasangan utilitas;
3) Lebar trotoar harus dapat melayani volume pejalan kaki
yang ada. Lebar minimum trotoar sebaiknya seperti yang
tercantum dalam tabel sesuai dengan klasifikasi jalan.
Tabel II.8 Lebar Trotoar Minimum
Standar Lebar
Klasifikasi Jalan
Minimum Minimum
Rencana
(m) (Pengecualian)

PT. PERINTIS ARTHA NUSA| 2020 II - 51


Dokumen Hasil Kajian Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Perumahan Puri Delta Tigaraksa PT Delta Pinangmas
Di Jalan Cikuya - Tigaraksa BAB II
Desa Cikasungka Kecamatan Solear
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten

Tipe 2 Kelas I 3 1,5


Kelas 2 3 1,5
Kelas 2I 1,5 1
Keterangan :
Lebar minimum digunakan pada jembatan dengan panjang
50 meter atau lebih pada daerah terowongan dimana
volume lalu lintas pejalan kaki (300 – 500 orang per 12
jam);

4) Dimensi Trotoar

a) Ruang Bebas Trotoar


Tinggi bebas trotoar tidak kurang dari 2,5 meter dan
kedalaman bebas trotoar kurang dari 1 meter dari
permukaan trotoar. Kebebasan samping trotoar tidak
kurang dari 0,3 meter. Perencanaan pemasangan utilitas
selain harus memenuhi ketentuan ruang bebas trotoar,
harus juga memenuhi ketentuan-ketentuan dalam buku
petunjuk pelaksanaan pemasangan utilitas.
b) Lebar Trotoar
Lebar trotoar harus dapat melayani volume pejalan kaki
yang ada. Trotoar yang sudah ada perlu ditinjau
kapasitas (lebar), keadaan dan penggunaannya apabila
terdapat pejalan kaki yang menggunakan jalur lalu lintas
kendaraan. Trotoar disarankan untuk direncanakan
dengan tingkat pelayanan serendah-rendahnya C. Pada
keadaan tertentu yang tidak memungkinkan trotoar
dapat direncanakan sampai dengan tingkat pelayanan E.
Tabel II.9 Tingkat Pelayanan Trotoar
Tingkat Modul Volume
Pelayanan (m2/orang) (orang/meter/menit)
A ≥ 3,25 ≥ 23

PT. PERINTIS ARTHA NUSA| 2020 II - 52


Dokumen Hasil Kajian Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Perumahan Puri Delta Tigaraksa PT Delta Pinangmas
Di Jalan Cikuya - Tigaraksa BAB II
Desa Cikasungka Kecamatan Solear
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten

B 2,30 - 3,25 23 - 33
C 1,40 - 2,30 33 - 50
D 0,90 - 1,40 50 - 66
E 0,45 - 0,90 66 - 82
F ≤ 0,45 ≤ 82

Kebutuhan lebar trotoar dihitung berdasarkan volume


pejalan kaki rencana (V). Volume pejalan kaki rencana
(V) adalah volume rata-rata per menit pada interval
puncak. V dihitung berdasarkan survey perhitungan
pejalan kaki yang dilakukan setiap interval 15 menit
selama enam jam paling sibuk dalam satu hari untuk dua
arah.

Lebar trotoar dapat dihitung dengan rumus sebagai


berikut:

W = Lebar trotoar (meter)


V = Volume pejalan kaki rencana/dua arah
(orang/meter/menit)
N = Lebar tambahan sesuai dengan keadaan setempat
(meter)
Tabel II.10 Hubungan Lebar Trotoar dan Keadaan
N (meter) Keadaan
1,5 Jalan di daerah pasar
1,0 Jalan di daerah perbelanjaan bukan pasar
0,5 Jalan di daerah lain

Lebar trotoar disarankan tidak kurang dari 2 meter. Pada


keadaan tertentu lebar trotoar dapat direncanakan
sesuai dengan batasan lebar minimum pada tabel
berikut.

PT. PERINTIS ARTHA NUSA| 2020 II - 53


Dokumen Hasil Kajian Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Perumahan Puri Delta Tigaraksa PT Delta Pinangmas
Di Jalan Cikuya - Tigaraksa BAB II
Desa Cikasungka Kecamatan Solear
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten

Tabel II.11 Lebar Minimum Trotoar Menurut Penggunaan


Lahan Sekitarnya
Penggunaan Lahan Sekitarnya Lebar Minimum (m)
Perumahan 1,5
Perkantor 2,0
Industri 2,0
Sekolah 2,0
Terminal/Stop Bus 2,0
Pertokoan/Perbelanjaan 2,0
Jembatan/Terowongan 1,0

6. Fasilitas Penyeberangan
a. Penyeberangan Sebidang
1) Fasilitas penyeberangan pejalan kaki ada kaitannya dengan
trotoar, maka fasilitas penyeberangan pejalan kaki dapat
berupa perpanjangan dan trotoar.
2) Untuk penyeberangan dengan Zebra cross dan Pelikan cross
sebaiknya ditempatkan sedekat mungkin dengan
persimpangan.
3) Lokasi penyeberangan harus terlihat jelas oleh pengendara
dan ditempatkan tegak lurus sumbu jalan.
Tabel II.12 Fasilitas Penyeberangan Berdasarkan PV2
PV2 P V Rekomendasi
> 108 50 – 1.100 300 – 500 Zebra Cross
8
> 2 x 10 50 – 1.100 400 – 750 Zebra Cross dengan lapak tunggu
> 108 50 – 1.100 > 500 Pelican
8
> 10 > 1.100 > 300 Pelican
> 2 x 108 50 – 1.100 > 750 Pelican dengan lapak tunggu
8
> 2 x 10 > 1.100 > 400 Pelican dengan lapak tunggu

Dimana :
P : Arus lalu lintas penyeberang jalan ang meneberang
jalur lalu lintas sepanjang 100 meter, dinyatakan
dengan pejalan kaki/jam.
PT. PERINTIS ARTHA NUSA| 2020 II - 54
Dokumen Hasil Kajian Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Perumahan Puri Delta Tigaraksa PT Delta Pinangmas
Di Jalan Cikuya - Tigaraksa BAB II
Desa Cikasungka Kecamatan Solear
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten

V : Arus lalu lintas dua arah per jam, dinyatakan dalam


kendaraan/jam.
b. Penyeberangan Tidak Sebidang
Mengingat biaya konstruksi jembatan penyeberangan atau
terowongan cukup mahal, maka fasilitas penyeberangan ini
sangat tepat dibangun bila volume pejalan kaki yang
menyeberang jalur lalu-2ntas pada jam sibuk sangat tinggi.

7. Akses Keluar – Masuk


Desain pada pintu keluar dan masuk dikarenakan bangkitan dan
tarikan pada siang hari yang cukup besar, yaitu pada pergantian
shift karyawan ditambah dengan pergerakan dari kendaraan
operasional dan kedatangan tamu. Hal ini sesuai dengan
persyaratan minimum untuk kendaraan kecil pada Tata Cara
Perencanaan Geometrik Jalan Dirjen Bina Marga.
Tabel II.13 Standar Radius
Jenis Panjang Lebar Tinggi Radius Putar (R)
Kendaraan (cm) (cm) (cm) minimum maksimum
Kendaraan Kecil 4,70 1,70 2,00 4,20 7,30
kendaraan Sedang 12,10 2,60 4,10 7,40 12,80
Kendaraan Besar 21,00 2,60 4,10 9,20 14,00

Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan, Dirjen Bina


Marga

PT. PERINTIS ARTHA NUSA| 2020 II - 55

Anda mungkin juga menyukai