Abstrak. Kajian ini membahas mengenai Evaluasi Pengolahan Limbah Padat Industri Karet yang ada
di PT Perkebunan Nusantara VII Unit Rejosari-Pematang Kiwah yang berlokasi di Jalan Raya Natar,
Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. PT Perkebunan Nusantara VII Unit Rejosari-
Pematang Kiwah hanya berfokus pada produk SIR 20 (Standard Indonesian Rubber) dengan kapasitas
produk yang dihasilkan sebesar 40 ton/hari. Pada proses produksinya menghasilkan produk sampingan
limbah padatan berupa lumpur aktif di dasar kolam IPAL yang mengandung tatalan karet rusak dan
bahan anorganik yang menjadi pencemar dilingkungan pabrik. Tujuan dari kajian ini dilakukan untuk
mengevaluasi pengolahan limbah padat karet dan mengetahui pemanfaatan yang dilakukan dari hasil
pengolahan limbah padat pada PT Perkebunan Nusantara VII Unit Rejosari-Pematang Kiwah. Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah dengan observasi secara langsung, wawancara, studi
kepustakaan dan dokumentasi. Berdasarkan hasil evaluasi dan observasi, produk sampingan limbah
padatan berupa lumpur yang mengendap akan dimanfaatkan sebagai pupuk untuk tanaman di
lingkungan pabrik maupun di kebun perusahaan.
Kata kunci : Limbah padat, pupuk, evaluasi
Abstract. This study discusses the Evaluation of Solid Waste Management for the Rubber Industry at the
PT Perkebunan Nusantara VII Rejosari-Pematang Kiwah Unit, located on Jalan Raya Natar, South
Lampung Regency, Lampung Province. PT Perkebunan Nusantara VII Rejosari-Pematang Kiwah Unit
only focuses on SIR 20 (Standard Indonesian Rubber) products with a product capacity of 40 tons/day.
In the production process it produces solid waste by-products in the form of activated sludge at the
bottom of the WWTP pool which contains damaged rubber chips and inorganic materials which become
contaminants in the factory environment. The purpose of this study was conducted to evaluate the
processing of rubber solid waste and to find out the utilization of the results of solid waste processing
at PT Perkebunan Nusantara VII Rejosari-Pematang Kiwah Unit. The data collection method used is
direct observation, interviews, literature study and documentation. Based on the evaluation and
observation results, the by-product of solid waste in the form of sludge that settles will be used as
fertilizer for plants in the factory environment and in company gardens.
Keywords: Solid waste, fertilizer, evaluation
I. Pendahuluan
Perkembangan Industri Karet di Indonesia dimulai dengan dibukanya Perkebunan karet yaitu sekitar
tahun 1864, untuk pertama kalinya tanaman karet diperkenalkan di Indonesia pada jaman penjajahan
Belanda. Namun, saat ini Indonesia merupakan salah satu negara penghasil dan pengekspor karet dunia
dengan luas perkebunan mencapai 3-3,5 juta hektar terdiri dari perkebunan rakyat, perkebunan besar
milik negara dan perkebunan besar milik swasta. Di Indonesia, karet merupakan hasil pertanian yang
unggul karena dapat menunjang perekonomian negara, menyediakan lapangan pekerjaan bagi
masyarakat dan sebagai sumber devisa negara. Produk karet jenis karet remah yang dikenal dengan karet
Standar Indonesian Rubber (SIR) merupakan jenis karet alam padat yang banyak diperdagangkan saat
ini. Bahan olah karet yang digunakan dalam produksi ada dua jenis yaitu slab dan cup lump, dan untuk
bokar tersebut telah memenuhi syarat Standar Nasional Indonesia (SNI 06 2047-2002). Namun,
Pengolahan karet di Indonesia hanya sebatas menjadi produk setengah jadi, terbukti dari 82% produksi
karet alam Indonesia diekspor dalam bentuk karet mentah sementara karet domestik untuk produksi
barang-barang baru mencapai 18%. Hal ini terjadi karena penyerap karet nasioanl dan proses hilirisasi
di Indonesia masih belum maksimal [1]. Meskipun pengolahan karet hanya sebatas menjadi produk
setengah jadi, tetapi telah menghasilkan limbah yang dapat mencemari lingkungan. Ketersediaan limbah
padat crumb rubber di Indonesia cukup banyak, namun selama ini belum ada penanganan secara efektif
yang dilakukan [2]. Limbah yang dihasilkan hanya ditumpuk di lokasi pabrik atau dibuang ke lahan
tanaman karet. Pemanfaatan limbah padat karet sekitar 18,3 % oleh industri digunakan sebagai media
tanaman yang ada di lokasi pabrik (seperti yang dilakukan oleh pabrik karet PT Perkebunan Nusantara
VII Unit Rejosari-Pematang Kiwah). Tujuan dari penulisan laporan ini adalah mengevaluasi pengolahan
limbah padat karet dan mengetahui pemanfaatan dari pengolahan limbah padat yang dilakukan oleh
perusahaan.
II. Profil Umum Perusahaan Kerja Praktik
PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) merupakan perusahaan BUMN milik pemerintah Indonesia,
kepemilikan saham perusahaan ini dominasi diatas 50% (Major Stake Holder) sehingga fungsi
manajemen dan kebijakan perusahaan di gerakan oleh pemerintah melalui BUMN. PT Perkebunan
Nusantara VII (Persero) merupakan usaha dalam bidang perkebunan dengan beberapa komoditas
andalan dan pokok yang dibudidayakan. Komoditi yang banyak dibudidayakan oleh PT Perkebunan
Nusantara VII sebanyak 4 komoditas yaitu Kelapa Sawit, Karet, Tebu dan Teh. Wilayah kerja
pengelolaan tersebar di Provinsi Lampung sebanyak 10 unit usaha salah satunya PT Perkebunan
Nusantara VII Unit Rejosari-Pematang Kiwah yang berada di Desa Natar, Kecamatan Natar. PT
Perkebunan Nusantara VII merupakan salah satu perusahaan perkebunan yang memiliki visi “Menjadi
Perusahaan Agribisnis yang Tangguh dengan Tata Kelola yang Baik”. Sedangkan misi dari perusahaan
diantaranya yaitu :
1. Menjalankan usaha Perkebunan Karet, Kelapa Sawit, Teh dan Tebu dengan menggunakan teknologi
budidaya dan proses pengolahan yang efektif serta ramah lingkungan.
2. Menghasilkan produksi bahan baku dan bahan jadi untuk industri yang bermutu tinggi untuk pasar
domestik dan pasar ekspor.
3. Mewujudkan daya saing produk yang dihasilkan melalui tata kelola usaha yang efektif guna
menumbuhkembangkan perusahaan.
4. Mengembangkan usaha industri yang terintegrasu dengan bisnis inti (Karet, Kelapa Sawit, Tebu
dan Teh) dengan menggunakan teknologi terbarukan.
5. Melakukan pengembangan bisnis berdasarkan potensi sumber daya yang dimiliki perusahaan.
6. Memelihara keseimbangan kepentingan stakeholders untuk menciptakan lingkungan bisnis yang
kondusif.
PT Perkebunan Nusantara VII Unit Rejosari-Pematang Kiwah dipimpin oleh manajer Unit langsung
yang bertanggungjawab dengan kepala Direksi dalam melaksanakan tugasnya, seorang manajer dibantu
oleh masinis kepala dan beberapa asisten yaitu Asisten Teknik, Asisten Pengolahan, Asisten Kepala
Tanaman dan Asisten Personalia dan Asisten Kepala TUK.
III. Metodologi
Kerja praktik dilaksanakan pada tanggal 6 Juni 2022 hingga 6 Juli 2022 di PT Perkebunan Nusantara
VII Unit Rejosari-Pematang Kiwah yang beralamat di Jl. Raya Natar, Kabupaten Lampung Selatan,
Provinsi Lampung. Secara geografis PT Perkebunan Nusantara VII Unit Rejosari-Pematang Kiwah
terletak pada koordinat BT 105,20090, LS 5,31920. Data yang dibutuhkan adalah data primer dan data
sekunder. Data primer didapatkan dari hasil observasi lapangan, wawancara dan dokumentasi sedangkan
data sekunder didapatkan dari buku profil perusahaan PT Perkebunan Nuantara VII Unit Rejosari-
Pematang Kiwah serta data-data lain yang terkait studi literatur seperti referensi jurnal dan juga SNI.
Pengolahan data pada laporan kerja praktik dilakukan dengan analisis deskriptif, yaitu dengan
menggambarkan keadaan objek berdasarkan fakta yang diperoleh. Berikut merupakan alur pelaksanaan
kerja praktik yang telah dilakukan.
Gambar 3.1 Diagram Alir Pelaksanaan Kerja Praktik
IV. Hasil dan Pembahasan
1. Sistem Pengolahan Limbah Padat PTPN VII Unit Rejosari-Pematang Kiwah
Pengolahan limbah padat yang terdapat di PTPN VII Unit Rejosari-Pematang Kiwah merupakan
limbah yang diperoleh dari proses pengolahan karet yaitu berupa lumpur hasil pengendapan
limbah cair dan zat-zat yang mengapung di kolam rubber trap dan kolam anaerobik. Berikut ini
merupakan diagram pengolahan limbah cair PT Perkebunan Nusantara VII Unit Rejosari-
Pematang Kiwah :
[1] Muslimah. &. Fahmi. R, “Analisis kelayakan bisnis produk karet remah menjadi karet SIR 20 di
PT. Aceh Rubber Industries,” Jurnal Penelitian Agrisamudra, vol. 5, pp. 16-22, 2018.
[2] Direktorat Jenderal Perkebunan, Luas Areal Kelapa Menurut Provinsi di Indonesia, Jakarta:
Direktorat Jenderal Perkebunan Kementrian Pertanian Republik Indonesia, 2021.
[3] Kosobucki, et.al "Sewage Sludge Composting," Polish Journal of Enviromental Studies, vol. IV,
no. 9, pp. 243-248, 2000.
[4] Boonlualohr. W & Chaisomphob. T, "Preliminary of Serial Self- turning reactor (STR) to sewage
sludge composting," International Proceedings of Chemical, Biological and Environmental
Engineering, vol. I, no. -, pp. 475-479, 2011.
[5] Kaosol. T & Wandee. S, "Cellulolytic Microbial Activator Influence on Decomposition Of Rubber
Factory Waste Composting," Journal of Environmental Science and Engineering, pp. 41-47,
2009.
[6] Millar. A.H & J.L Heazlewood, "Genomic and proteomic analysis of mitochondria1 carrier
proteins in arabodopsis," Plant Physiol, pp. 443-453, - Februari 2003.
[7] Suseno, "Fisiologi Tumbuhan," in Metabolisme Dasar, Bogor, Departemen Botani Fakultas
Pertanian IPB, 1974, p. 277.
[8] Setyamidjaja, "Budidaya dan Pengolahan Karet," Jurnal Manajemen dan Kualitas Lingkungan,
2003.