Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Manajemen Perkreditan
Disusun Oleh:
Joki Saputra (1519037)
Mario (1519037)
Putri Yani (1519045)
Veren Agustina (1519050)
1
KATA PENGANTAR
Rasa syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
memberikan rahmat-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas
yang di berikan oleh dosen pengampu mata kuliah Manajemen Perkreditan.
Makalah ini ditulis dari hasil ungkapan pemikiran penulis yang bersumber
dari internet dan juga buku sebagai referensi, tak lupa penyusun ucapkan terima kasih
kepada pengajar mata kuliah Manajemen Perkreditan atas bimbingan dan arahan
dalam penulisan makalah ini. Juga kepada rekan-rekan mahasiswa/i yang telah
mendukung sehingga dapat diselesaikan nya makalah ini .
Penulis berharap ,dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi
kita semua, semoga hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai asuransi kredit
dan penjaminan kredit. Memang makalah ini masih jauh dari sempurna, maka penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih
baik .
Demikian makalah ini , semoga dapat memberi manfaat bagi penulis dan
pembacanya sehingga menambah wawasan dan pengetahuan tentang pentingnya
pendidikan.
Penulis
2
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL.....................................................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................................2
BAB I. PENDAHULUAN
3.1 Simpulan........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................16
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
Produk ini akan menjamin risiko gagal bayar kredit yang diberikan kepada debitur
perusahaan dari lembaga pembiayaan. Biasanya, gagal bayar yang ditanggung
berhubungan dengan gagalnya usaha milik debitur. Contoh varian asuransi kredit
produktif untuk lembaga atau korporasi adalah asuransi kredit modal kerja, asuransi
kredit investasi, dan asuransi kredit mikro untuk Usaha Kecil Menengah (UKM).
Perusahaan asuransi yang menyediakan produk asuransi kredit untuk korporasi ini di
antaranya Asuransi Sinar Mas (ASM), Askrindo, dan Asei. Asuransi kredit di
Indonesia terbagi ke dalam dua jenis, yaitu asuransi kredit konsumtif dan asuransi
kredit produktif. Setiap jenis asuransi kredit tersebut memiliki fungsinya masing-
masing.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
meninggal dunia, atau Debitur yang berstatus Anggota Dewan
(DPR/D) terkena pemberhentian atau Penggantian Antar
Waktu (PAW).
c. Asuransi Kredit Konsumtif Multiguna
Proteksi yang diberikan pada masa pertanggungan atas risiko
kerugian Tertanggung (bank) yang disebabkan oleh kegagalan
debitur dalam melunasi kredit yang sumber pembayarannya
berasal dari sumber penghasilan tetap (gaji atau uang
pensiunan) sehingga kondisi kolektibilitas kredit menjadi 5
(macet) sesuai dengan pelaporan BI checking.
2. Asuransi Kredit Produktif
a. Asuransi Kredit Modal Kerja (KMK) Aflopend
Proteksi yang diberikan pada masa pertanggungan atas risiko
kerugian yang diderita oleh bank yang disebabkan karena
debitur tidak mampu melunasi pencairan kredit yang tidak
bersifat revolving atau dapat dicairkan seluruhnya atau
bertahap sehingga menurun mengikuti baki debitnya dan
debitur telah dinyatakan dalam kolektibilitas 5 (macet) sesuai
dengan ketentuan Bank Indonesia sebagai regulator
kolektibilitas kredit.
b. Asuransi Kredit Modal Kerja Transaksional (KMKT)
Proteksi yang diberikan atas risiko kerugian bank yang
disebabkan karena debitur tidak mampu melunasi sebagian
atau seluruh KMKT yang telah jatuh tempo sesuai dengan
jangka waktu yang tercantum dalam surat akseptasi kredit.
Ketidakmampuan tersebut dikarenakan debitur gagal
melaksanakan kontrak atau tidak menerima pembayaran dari
pemberi kontrak.
c. Asuransi Kredit Modal Kerja Revolving/Rekening Koran
7
Proteksi yang diberikan pada masa pertanggungan atas risiko
kerugian yang diderita oleh bank yang disebabkan karena
debitur tidak mampu melunasi pencairan kredit yang bersifat
revolving atau dapat dicairkan kapan saja sepanjang jangka
waktu fasilitas dan palfon kredit masih tersedia dan debitur
telah dinyatakan dalam kolektibilitas 5 (macet) sesuai dengan
ketentuan Bank Indonesia sebagai regulator kolektibilitas
kredit.
d. Asuransi Kredit Investasi/Project Financing
Proteksi yang diberikan risiko kredit jangka menengah/panjang
yang diberikan kepada (calon) debitur untuk membiayai
barang-barang modal beserta jasa yang diperlukan dalam
rangka rehabilitasi, modernisasi, perluasan, pendirian proyek
baru, atau relokasi proyek yang sudah ada dimana telah
mempunyai proyeksi pendapatan yang mendukung
pembayaran kewajiban angsuran selama jangka waktu kredit.
e. Asuransi Kredit Mikro/Multiguna Pola Executing
Merupakan kredit perbankan yang diperuntukkan bagi debitur
dengan pertanggungan tidak sampai kepada end-user
(perorangan/kelompok).
f. Asuransi Kredit Mikro/Multiguna Pola Channeling
Proteksi yang diberikan pada masa pertanggungan atas risiko
kerugian yang diderita oleh bank/Tertanggung yang
disebabkan karena debitur tidak mampu melunasi penarikan
kedit linkage pola Channeling yang dilakukannya dan debitur
telah dinyatakan dalam kolektibilitas 5 (macet) sesuai dengan
ketentuan Bank Indonesia sebagai regulator kolektibilitas
kredit.
g. Asuransi Kredit Program Pemerintah
8
Proteksi yang diberikan atas risiko kerugian bank yang
disebabkan karena debitur tidak mampu melunasi penarikan
kedit investasi dan/ atau modal kerja dalam rangka mendukung
pelaksanaan Program Pemerintah dan debitur telah dinyatakan
dalam kolektibilitas 5 (macet) sesuai dengan ketentuan Bank
Indonesia sebagai regulator kolektibilitas kredit.
2.3 Penjaminan Kredit
Memberikan jaminan kepada Bank atas risiko kegagalan Debitur/Principal
dalam melunasi fasilitas pinjaman non tunai yang diberikan oleh bank.
Bersifat Three-Party Agreement yang melibatkan Bank, Debitur/Principal dan
Asuransi Asei dengan adanya Indemnity Agreement yang merupakan suatu
bentuk Recourse Agreement kepada Debitur/Principal dalam hal Asuransi
Asei telah membayarkan klaim kepada Bank, maka Debitur berkewajiban
mengembalikan kepada Asuransi Asei senilai klaim (plus denda bunga) yang
telah dibayarkan oleh Asuransi Asei kepada Bank. Ganti rugi Asuransi Asei
sebesar 100% dari besarnya kerugian Bank.
9
f. Jaminan Pembayaran Sisa Anggaran/SP2D/Progres Payment
g. Jaminan Progress Pekerjaan
h. Excise Bond
i. Jaminan Pembayaran (Payment Bond)
j. Custom Bond
Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE)
Kawasan Berikat (KB)
Perusahaan Pengurusan Jasa Kepabeanan (PPJK)
Impor Sementara (OB-23)
Vooruitslag
Surat Penetapan Tarif dan Nilai Pabean (SPTNP)/ Nota
Pembetulan dari Bea Cukai (Notul)
Tempat Penimbunan Sementara (TPS)
Angkut Lanjut
Perusahaan Jasa Titipan (PJT)
2. Jaminan Kredit Non Tunai
a. Kontra Bank Garansi
Jaminan yang diterbitkan oleh perusahaan Surety kepada bank
penerbit apabila Obligee mencairkan garansi bank,
dikarenakan Principal cidera janji.
Jenis-jenis Produk Kontra Bank Garansi :
Jaminan Penawaran (Bid Bond/BB)
Jaminan Pelaksanaan (Performance Bond/PB)
Jaminan Uang Muka (Advance Payment Bond/APB)
Jaminan Pemeliharaan (Maintenance Bond/MB)
Jaminan Sanggahan Banding (SB)
Jaminan Keagenan Kargo
Jaminan Pembayaran
Jaminan Distributorship
10
Jaminan Pembayaran Sisa Anggaran/SP2D/Progres
Payment
b. Jaminan Pembukaan Letter of Credit (LC) Impor dan Surat
Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN).
11
(lima puluh persen) sesuai Surat Edaran BI No.11/1/DPNP
tanggal 21 Januari 2009, sehingga pemakaian kredit tidak
menggerus banyak rasio kecukupan modal Bank.
5. Fee-based income dan penempatan cash collateral Debitur
pada Bank sehingga Bank dapat menarik manfaat dari
penempatan dana tersebut.
6. Safety net perbankan menghindari 100% own retention.
Dengan memanfaatkan fasilitas Asuransi Kredit Asuransi
Asei, Bank telah mengembangkan strategic partnership
yang kuat dengan salah satu jaring pengaman (safety net)
Perbankan terhadap risiko atas kredit yang disalurkannya.
Bank tidak harus menanggung sendiri keseluruhan beban
kerugian (100% own retention) yang dalam jangka
panjang dapat berakibat catashtropical risks, dengan cara
mengalihkan kemungkinan risiko kerugian kepada Asuransi
Asei.
7. Second opinion dalam analisa pemberian kredit. Asuransi
Asei melakukan risks assessment terhadap pertanggungan /
penjaminan yang akan diberikan Perbankan kepada Asuransi
Asei. Dengan demikian Bank akan memperoleh second
opinion dari Asuransi Asei.
8. Clients referrals, Asuransi Asei dapat memberikan referrals
atas nasabah-nasabah yang memiliki track record baik untuk
dapat memanfaatkan fasilitas Bank.
9. Fungsi intermediasi perbankan meningkat. Bank lebih
kompetitif, berani dan bergairah di dalam menyalurkan
kredit kepada sektor riil, dengan adanya proteksi kredit dan
insentif non subsidi manfaat-manfaat diatas.
Dengan demikian fungsi intermediasi Perbankan khususnya
untuk pembiayaan sektor riil akan meningkat.
12
b) Bagi Sektor Riil/Debitur
1. Sektor riil akan terbantu likuiditasnya dengan adanya produk
Asuransi Asei yang menjadi jembatan penghubung antara
sektor riil dan Perbankan.
2. Competitiveness sektor riil akan terbantu melalui : Likuiditas
yang cukup serta fasilitas kredit dengan tingkat bunga yang
lebih baik, karena adanya pembiayaan Bank yang didukung
oleh Asuransi Asei.
3. Lapangan kerja baru tercipta sehingga mengurangi tingkat
pengangguran.
13
Beberapa risiko yang dapat dijamin pada asuransi kredit
adalah risiko jika debitur tidak mampu melunasi kredit pada saat
sudah jatuh tempo karena usaha yang dijalankan debitur sudah
tidak berjalan lagi. Debitur sudah tidak memiliki kemampuan untuk
membayar kewajibannya yang berbentuk hutang (insolvent)
karena defisit modal alias usaha yang sedang dijalankannya itu
bangkrut. Dimana debitur tersebut sudah dinyatakan pailit oleh
pengadilan negeri yang berwenang atau debitur telah dikenakan likuidasi dan
selama debitur tersebut bukan badan hukum yang ditempatkan dibawah
pengampunan. Kriteria ketiga yaitu debitur yang meninggalkan tanggung-
jawabnya untuk melunasi hutang dengan melarikan diri/
menghilang/ tidak diketahui lagi alamatnya. Debitur melakukan penarikan
kembali kredit sebelum jangka waktu pelunasan hutang yang telah disepakati
sebelumnya berakhir. Ketentuan ini dikhususkan pada jenis kredit dengan
jangka waktu lebih dari 2 tahun. Risiko tersebut pun masih memiliki beberapa
sub ketentuan lainnya. Risiko lain yang dijamin oleh pihak asuransi dalam
pelaksanaannya secara teknis ditentukan atas kesepakatan bersama antara
kedua belah pihak.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
2. Ada dua jenis asuransi kredit yaitu, asuransi kredit konsumtif dan
asuransi kredit produktif.
3. Ada dua jenis penjaminan kredit yaitu suretyship dan jaminan kredit
non tunai.
4. Manfaat asuransi ada dua yaitu bagi perbankan dan bagi sektor
riil/debitur.
5. Beberapa risiko yang dapat dijamin pada asuransi kredit adalah risiko
jika debitur tidak mampu melunasi kredit pada saat sudah jatuh tempo
karena usaha yang dijalankan debitur sudah tidak berjalan lagi.
15
DAFTAR PUSTAKA
http://www.asei.co.id/id/faq/
http://www.asei.co.id/id/surety-bond/
http://www.asei.co.id/id/asuransi-kredit/
16