Anda di halaman 1dari 12

KITAPCIK IDZHAR (AMIL)

1. MUSHONIF KITAB IDZHAR 9. KEKHUSUSAN ISIM


Imam Birgiwi - Masuknya Tanwin ( ‫ َقلَ ٌم‬, ٌ‫) َز ْيد‬

2. ASAL KATA IDZHAR - Masuknya Huruf Jar ( ‫) فِى ْال َمسْ ِج ِد‬
َ dari Bab If’al berupa
Idzhar berasal dari kata ‫ظ َه َر‬ - Masuknya Lam Tarif ( ‫) ال َق ْو ُم‬
ْ ‫)اَ ْظ َه َر – ي ُْظ ِه ُر – ا‬
Masdar ( ‫ِظ َهارً ا‬ - Menjadi Mubtada ( ‫) م َُحمَّدٌ َخا َت ُم ااْل َ ْن ِب َيا ِء‬

3. BAB – BAB PEMBAHASAN PADA KITAB IDZHAR


- Menjadi Fail ( ‫ب َز ْي ٌد‬
َ ‫ض َر‬
َ )
Ada tiga Bab : Amil, Ma’mul, dan I’rob - Menjadi Idhofat ( ‫) َرْأسُ ْال َم ْد َر َس ِة‬
- Menjadi Amil ( ‫) َناصِ ٌر‬
4. TARIF KALIMAT
ُ ‫اللَّ ْف‬
‫ظ ْال َم ْوضُو ُع لِ َمعْ ًنى ُم ْف َر ٍد‬ 10. TARIF HURUF
“Suatu lafadz yang diletakkan untuk makna yang ‫َما َد َّل َعلَى َمعْ ًنى َغي ِْر مُسْ َتقِ ٍّل ِب ْال َفه ِْم َب ْل آلَ ٌة لِ َفه ِْم َغي ِْر ِه‬
Mufrod (tunggal)”
“Suatu lafadz yang tidak menunjukkan makna
tersendiri, tetapi merupakan alat untuk memahami
Contoh : ‫ فِى‬, ‫ َقلَ ٌم‬, ‫ص َر‬
َ ‫َن‬
kata lain”
Contoh : ‫ َعلَى‬, ‫ فِى‬, ‫ب‬
ِ
5. PEMBAGIAN KALIMAT
Fiil, Isim, dan Huruf 11. KEKHUSUSAN HURUF
- Terkadang bisa menjadi Amil seperti Huruf jar
6. TARIF FIIL
- Terkadang tidak bisa menjadi Amil
َّ ‫َما دَ َّل ِب َه ْيَئ ِت ِه َوضْ عًا َعلَى اَ َح ِد ااْل َ ْز ِم َن ِة‬
‫الثاَل َث ِة‬
“Suatu lafadz yang dengan bentuknya menunjukkan 12. TARIF AMIL
atas salah satu dari 3 zaman (Madhi, Hal, dan Istikbal)” ٍ ‫ب ِب َواسِ َط ٍة َك ْو َن آخ ِِر ْال َكلِ َم ِة َعلَى َوجْ ٍه َم ْخص‬
‫ُوص‬ َ ‫َما اَ ْو َج‬

ُ ‫ َس َي ْد ُخ‬, ُ‫ َيضْ ِرب‬, ‫ص َر‬


Contoh : ‫ل‬ َ ‫َن‬ ِ ‫م َِن ااْل ِعْ َرا‬
‫ب‬
“Suatu lafadz yang diwajibkan dengan adanya
7. KEKHUSUSAN FIIL perantara yang menjadikan akhir kalimat (kata) atas
- Masuknya ‫َق ْد‬ - Masuknya‫لَ ْم‬ wajih yang khusus dari segi I’robnya”

- Masuknya ْ‫سِ ين‬ - Masuknya‫لَمَّا‬


13. PEMBAGIAN AMIL
- َ ‫َس ْو‬
Masuknya‫ف‬ ِ َ ‫ااْل‬
- Masuknya‫مْر‬ ‫الَ ُم‬
- Masuknya ْ‫اِن‬ - Masuknya ِ‫َنهْي‬ َ‫ال‬ - Amil terbagi menjadi 2 ; Amil Lafdzi dan Amil
Manawi
8. TARIF ISIM - Amil Lafdzi terbagi menjadi 2 ; Amil Lafdzi Sama’i
dan Amil Lafdzi Kiyasi
َّ ‫َما َد َّل َعلَى َمعْ ًنى مُسْ َتقِ ٍّل ِب ْال َفهْم َغي ِْر ُم ْق َت ِر ٍن ِبا َ َح ِد ااْل َ ْز ِم َن ِة‬
‫الثاَل َث ِة‬ ِ - Amil Lafdzi Sama’i terbagi menjadi 2 ; Amil pada
“Suatu lafadz yang menunjukkan atas makna tersendiri Isim dan Amil pada Fiil
pada pemahamannya dan tidak berhubungan dengan - Amil Pada Isim terbagi menjadi 2 ; terjadi pada 1
salah satu dari 3 zaman (Madhi, Hal, dan Istikbal)” Isim dan terjadi pada 2 Isim

َ ‫ َسب‬, ‫َقلَ ٌم‬


Contoh : ‫ َز ْي ٌد‬, ٌ‫ُورة‬
14. PEMBAHASAN CONTOH - Amil yang terjadi pada 1 Isim disebut Huruf Jar
- Amil yang terjadi pada 2 Isim disebut Mubtada
‫ض َر َب َز ْي ٌد ُغالَ َم َع ْم ٍر‬
َ dan Khobar

- Kata ‫ب‬ َ bertindak sebagai Amil yaitu menjadikan 17. HURUF JAR DAN MAKNANYA
َ ‫ض َر‬
kata ‫ َز ْي ٌد‬akhirnya menjadi Dhommah karena adanya ‫ب‬ : ilshok (Melekat)
perantara yaitu datangnya kata ‫ َز ْي ٌد‬sebagai Fail. ‫من‬ : Ibtida (Awalan)
- Kemudian kata ‫ب‬
َ ‫ض َر‬
َ yang bertindak sebagai Amil ‫الى‬ : Intiha (Sampai)
juga menjadikan kata ‫غالَ َم‬
ُ akhirnya menjadi Fathah ‫عن‬ : Bu’d dan Mujawazah (Melampaui)
karena adanya perantara yaitu datangnya kata ‫غالَ َم‬
ُ ‫على‬ : Isti’la (Meninggikan)
sebagai Maf’ul.
‫الم‬ : Ta’lil (Sebab) dan Takhsis (Kekhususan)
- Kemudian kata ‫غالَ َم‬
ُ juga sama seperti kata ‫ب‬
َ ‫ض َر‬
َ
‫فى‬ : Dzorof (Keterangan)
bertindak sebagai Amil yaitu menjadikan kata ‫ْر‬
ٍ ‫َعم‬
akhirnya menjadi Kasroh karena adanya perantara
‫كاف‬ : Tasybih (Penyerupaan)
Idhofat dimana kata ‫غالَ َم‬
ُ menjadi Isim Mudhof dan ‫ح ّتى‬ : Ghoyah (Tujuan)
kata ‫ْر‬ ّ‫رب‬ : Taklil (Sedikit)
ٍ ‫ َعم‬menjadi Mudhof Ilaih.
‫واو القسم‬ : Kosam (Sumpah)
15. PENYERUPAAN FIIL MUDHORI DENGAN ISIM FAIL ‫تاء القسم‬ : Kosam (Sumpah)
Fiil Mudhori menyerupai Isim Fail dengan 3 bentuk ; ‫حاشا‬ : Istisna (Pengecualian)
yaitu dari Segi Lafadz, Segi Makna, dan Segi Isti’mal ‫مذ‬ : Ibtida (Awalan pada masa Lampau)
a. Segi Lafadz ‫منذ‬ : Ibtida (Awalan pada masa Lampau)
Serupa dari segi Wazin dan penempatan Harokah ‫خال‬ : Istisna (Pengecualian)
dan Sukunnya ‫عدا‬ : Istisna (Pengecualian)
ُ ‫ يُدَحْ ِر ُج – مُدَحْ ِر‬, ٌ‫ارب‬
Contoh :‫ج‬ ِ ‫ض‬َ – ُ‫َيضْ ِرب‬ ‫لوال‬ : Imtina’i Syai’i (Menghalangi)
b. Segi Makna ‫كي‬ : Ta’lil (Sebab)
Keduanya bisa terdapat makna umum dan khusus.
‫لع ّل‬ : Tarojji (Harapan)
- Karena pada Isim, apabila tidak terdapat Lam
Tarif maka maknanya menjadi umum (Nakiroh)
18. MUTA’ALLAK
dan apabila terdapat Lam Tarif maka maknanya
menjadi Khusus (Marifah). Huruf Jar membutuhkan Muta’allak. Muta’allak ini
biasanya berada sebelum Huruf Jar. Adapun Mutallak
ِ ‫ الض‬, ٌ‫ارب‬
Contoh : ُ‫َّارب‬ ِ ‫ض‬َ
pada Huruf Jar adalah Fiil, Syibih Fiil (Isim Fail, Isim
- Sedangkan pada Fiil Mudhori, apabila terbebas Maf’ul, Masdar), dan Makna Fiil
dari Huruf Istikbal atau Huruf Hal maka bisa
bermakna Hal atau pun Istikbal dan apabila 19. HUBUNGAN HURUF JAR DAN MUTA’ALLAK
terdapat Huruf Istikbal atau Huruf Hal maka
a. Huruf Jar Yang Membutuhkan Muta’allak
maknanya akan khusus menjadi Hal atau menjadi
Istikbal. ‫ كي‬, ‫ منذ‬, ‫ مذ‬, ‫ تاءالقسم‬, ‫ واو القسم‬, ‫ على‬, ‫ عن‬, ‫الى‬
Contoh : ُ‫ َما َيضْ ِرب‬, ُ‫س َيضْ ِرب‬
َ , ُ‫َيضْ ِرب‬ b. Huruf Jar Yang Tidak Membutuhkan Muta’allak
c. Segi Isti’mal ‫ لع ّل‬, ‫ لوال‬, ‫ عدا‬, ‫ خال‬, ‫ حاشا‬, ّ‫رب‬
Keduanya bisa menjadi Sifat dari Isim Nakiroh dan
dapat menerima Lam Ibtida c. Huruf Jar Yang Terkadang Membutuhkan
Muta’allak ( Huruf Zaid )
ٌ ‫ َجا َءنِى َر ُج‬, ٌ‫ارب‬
Contoh : ُ‫ل َيضْ ِرب‬ ِ ‫ض‬َ ‫َجا َءنِى َر ُج ٌل‬
‫ كاف‬, ‫ الم‬, ‫ من‬, ‫ب‬
ُ‫ اِنَّ َزي ًْدا لَ َيضْ ِرب‬, ٌ‫ارب‬
ِ ‫ض‬َ َ‫اِنَّ َزي ًْدا ل‬

16. PEMBAGIAN AMIL PADA ISIM


20. MAJRUR HURUF JAR 24. PERAHASIAAN HURUF JAR ‫ فى‬PADA MAF’UL FIH
a. Majrurnya Huruf Jar yang Zaid ( ‫ كاف‬, ‫ الم‬, ‫ من‬, ‫)ب‬ a. Pada Dzorof Zaman yang Mubham dan Mahdud
dan ّ‫رب‬ ُ ْ‫ صُم‬, ‫ت حِي ًنا‬
َ ‫ت‬
Contoh : ‫شهْرً ا‬ ُ ْ‫سِ ر‬
Tetap atas keadaannya sebelum masuknya Huruf
b. Pada Dzorof Makan yang Mubham yaitu berupa
Jar atas Isim tersebut
b. Majrurnya Huruf Istisna* - Jihatu Sittah

Seperti Mustasna dengan huruf ‫اال‬ ( , ‫ َف ْو ٌق‬, ‫ َش َما ٌل‬, ‫ َي َس ا ٌر‬, ٌ‫ َي ِمين‬, ٌ‫ َخ ْل ف‬, ‫ قُ َّدا ٌم‬, ‫اَ َم ا ٌم‬
c. Majrurnya ‫ لوال‬dan ‫ل‬
ّ ‫لع‬ ‫ ت ِْل َقا َء‬, ‫ خ َِذا َء‬, ‫ ِا َذا َء‬, ‫ َبي َْن‬, ٍ‫وسْ ط‬,َ ‫ لَدَى‬, ‫ عِ ْن َد‬, ‫ت‬
ٌ ْ‫) َتح‬
Mubtada dan setelahnya adalah Khobarnya
- Maqodir Mamsuhah
َّ ‫ لَ َع‬, ‫ك َز ْي ٌد‬
Contoh :‫ل َز ْي ٍد َقاِئ ٌم‬ َ َ‫ك لَ َهل‬
َ َ‫لَ ْوال‬
ٍ ‫ م‬, ‫) َفرْ َس ٍخ‬
( ‫ َب ِري ٍد‬, ‫ِيل‬
d. Majrurnya huruf selain 3 poin di atas
- Isim Makan yang bermakna Istiqror
- Mahallan Mansub atas Maf’ul Fih apabila huruf
Jarnya huruf ‫ فى‬atau yang semakna dengannya Contoh : ‫ت َم َكا َن ُه‬ ُ ْ‫قُم‬
ُ ‫ َق َع ْد‬, ‫ت َم َقا َم ُه‬
Contoh : ‫ْت فِى ْال َمسْ ِج ِد‬
ُ ‫صلَّي‬
َ c. Pada Dzorof Makan Mahdud yang diawali dengan
- Mahallan Mansub atas Maf’ul Lah apabila Huruf Fiil ‫س َك َن‬
َ , ‫ َن َز َل‬, ‫د ََخ َل‬
Jarnya huruf ‫ الم‬atau yang semakna dengannya
Contoh :‫ت ْال َبلَ َد‬ َ ‫ت ْال َح‬
ُ ‫ َس َك ْن‬, ‫ان‬ ُ ‫ َن َز ْل‬, ‫ار‬ ُ ‫د ََخ ْل‬
َ ‫ت ال َّد‬
Contoh : ِ ‫ْت َزي ًْدا لِل َّتاْدِي‬
‫ب‬ ُ ‫ض َرب‬
َ
- Mahallan Mansub atas Maf’ul Bih Ghoyru Shorih 25. HURUF JAR ‫ فى‬TIDAK BISA DIRAHASIAKAN PADA
apabila huruf Jarnya selain ‫ فى‬dan ‫الم‬ MAF’UL FIH
ُ ْ‫َم َرر‬
Contoh : ‫ت ِب َز ْي ٍد‬ a. Pada kata – kata berikut
ً
e. Apabila Mutaallaknya diisnadkan pada Jar dan ‫ار‬ ِ ‫ َخ‬, ‫ َو َسطا‬, ‫ َوجْ هًا‬, ‫ ِج َه ًة‬, ‫َجا ِنبًا‬
ِ ‫ار َج ال َّد‬
Majrur
ِ ‫ف ْال َب ْي‬
‫ت‬ ِ ‫دَا ِخ َل ال َّد‬
َ ‫ َج ْو‬, ‫ار‬
Mahallan Marfu atas Naibul Fail
Contoh : ‫مُرَّ ِب َز ْي ٍد‬ b. Pada Isim Makan yang tidak bermakna Istiqror

f. Majrur dan Naibul Fail boleh didahulukan atas ُ‫ اَ ْل َمضْ َرب‬, ‫اَ ْل َم ْق َت ُل‬
Mutaallaknya c. Pada Isim Makan bermakna Istiqror tapi
Contoh : ُ ْ‫ِب َز ْي ٍد َم َرر‬
‫ت‬ Muta’allaknya tidak bermakna Istiqror
ٌ‫ َم َكان‬, ‫َم َقا ٌم‬
21. DZOROF MUSTAQOR
d. Pada Dzorof Makan Mahdud
Apabila Muta’allak yang disembunyikan merupakan Fiil
yang Umum ( ‫ل‬
َ ‫ص‬
َ ‫ َح‬, َ‫ َو َجد‬, ‫كان‬
َ ,‫ت‬َ ‫ َث َب‬, ‫) َو َق َع‬ ُ ‫ار – اَ َك ْل‬ ُ ‫اَ َك ْل‬
ِ ‫ِب ال َّد‬
Contoh : ‫ار‬ َ ‫ت فى َجان‬ ِ ‫ِب ال َّد‬
َ ‫ت َجان‬
َ ‫ار – َز ْي ٌد َح‬
ِ ‫ص َل فِى ال َّد‬
Contoh : ‫ار‬ ِ ‫َز ْي ٌد فِى ال َّد‬
‫ب َز ْي ٍد‬ ِ ‫ب َزيْدٍ – فِى َمضْ ِر‬ َ ‫َمضْ ِر‬
22. DZOROF LAGHIW ‫َم َقا َم ُه – فى َم َقا ِم ِه‬
Apabila Muta’allaknya tidak disembunyikan atau
apabila disembunyikan Muta’allaknya merupakan Fiil ‫َار‬ ُ ‫صلَّي‬
ٍ ‫ْت فِى د‬ ُ ‫صلَّي‬
َ – ً‫ْت دَار‬ َ
yang Khusus
26. PERAHASIAAN HURUF JAR ‫ الم‬PADA MAF’UL LAH
ِ ‫ار – َز ْي ٌد اك َل فِى ال َّد‬
Contoh : ‫ار‬ ِ ‫َز ْي ٌد فِى ال َّد‬
a. Apabila berupa Fiil Mu’allal (Fiil yang dijelaskan
23. PERAHASIAAN HURUF JAR alasannya)
Huruf Jar dirahasiakan secara Sama’i dan Kiyasi. b. Muqorinan (Fiilnya berdekatan waktunya)
Adapun secara Kiyasi terdapat 3 tempat yaitu pada
Contoh : ‫ْت َزي ًْدا َتْأدِيبًا لَ ُه‬
ُ ‫ض َرب‬
َ
Maf’ul Fih, Maf’ul Lah, dan pada ‫ اَن‬dan َّ‫اَن‬
َ ‫ك اِل ِ ْك َرام‬
‫ِك‬ َ ‫اَ ْك َرمْ ُت‬
27. PERAHASIAAN HURUF JAR PADA ‫ اَن‬DAN َّ‫اَن‬ 31. HAL – HAL MENGENAI HURUF MUSYABBAHAH
BILFI’LI
Huruf Jar yang dirahasiakan pada bagian ini
a. Mamulnya Huruf – huruf Musyabbahah Bilfi’li
dirahasiakan secara Kiyasi
tidak bisa mendahulukan Amilnya (dirinya sendiri)
Contoh : ‫س َو َت َولَّى اَنْ َجا َء ُه ااْل َعْ َمى‬
َ ‫َع َب‬
Contoh : َّ‫هللا َت َعالى اِن‬
َ – ‫هللا َت َعالى‬
َ َّ‫اِن‬
‫س َو َت َولَّى ِلاَنْ َجا َءهُ ااْل َعْ َمى‬
َ ‫َع َب‬ b. Semua Huruf – huruf Musyabbahah Bilfi’li
menjadi Sodrul Kalam (awalan kalimat) kecuali
28. PERAHASIAAN HURUF JAR SECARA SAMA’I
pada huruf َّ‫اِن‬
Huruf Jar dirahasiakan secara Sama’i apabila berasal c. Apabila Huruf – huruf Musyabbahah Bilfi’li
dari perkataan orang – orang Arab dan tidak berada berhimpitan dengan lafadz ‫َما‬ maka amalnya
pada tempat – tempat perahasiaan Huruf Jar secara batal dan boleh masuknya jumlah Fiil
Kiyasi, yaitu pada Maf’ul Fih, Maf’ul Lah, dan pada ‫اَن‬ Contoh :‫ب َز ْي ٌد‬ َ ‫ِا َّن َما‬
َ ‫ض َر‬
dan َّ‫اَن‬
d. Huruf َّ‫ اِن‬mempunyai makna Jumlah
29. HAZFU ISHOL e. Huruf َّ‫ اَن‬dikasrohkan apabila memiliki makna
Jumlah dan difathahkan apabila memiliki makna
Perahasiaan Huruf Jar secara Kiyasi yaitu :
Mufrod
a. Selain tempat – tempat perahasiaan Huruf Jar pada
Maf’ul Fih dan Maf’ul Lah
32. TEMPAT – TEMPAT ALIF NUN DIKASROHKAN ( َّ‫) اِن‬
b. Menyatukan Muta’allak pada Majrurnya
c. Terlihatnya I’rob Mahalli a. Pada permulaan kalimat (Ibtida)
d. Nashobnya atas Maf’uliyat b. Pada jawaban Qosam (Sumpah)
e. Rofa’nya atas Naibiyat c. Setelah Isim Mausul (Silah)
f. Tidak boleh memakai Huruf Jar dengan 1 makna d. Pada Khobarnya Isim Mu’ayyan (Jelas)
tanpa adanya Athof e. Pada jumlah khobar yang diawali Lam Ibtida
f. Setelah perkataan yang terbebas dari keraguan
Contoh :‫سى مِنْ َق ْو ِم ِه‬ ْ ‫ُوسى َق ْو َم ُه – َو‬
َ ‫اخ َت‬
َ ‫ار مُو‬ ْ ‫َو‬
َ ‫اخ َت‬
َ ‫ار م‬ g. Setelah ‫ ح ّتى‬Ibtida
ٌ ‫ك – َما ٌل ُم ْش َت َر‬
‫ك فِي ِه‬ ٌ ‫َما ٌل ُم ْش َت َر‬ h. Setelah Huruf – huruf Tasdik
‫َظرْ فٌ مُسْ َت َقرٌّ – َظرْ فٌ مُسْ َت َقرٌّ فِي ِه‬ i. Setelah Huruf – huruf Iftitah
j. Setelah Waw Hal
َّ‫هلل اَل َ ْف َعلَن‬
ِ َ‫هللَا ِ اَل َ ْف َعلَنَّ – و‬
ِ ‫ْت َي ْو َم ْال ُجم َُع ِة َي ْو َم ال َّس ْب‬
‫ت‬ ُ ‫ض َرب‬ ُ ْ‫ َم َرر‬33. TEMPAT – TEMPAT ALIF NUN DIFATHAHKAN ( َّ‫) اَن‬
َ , ‫ت ِب َز ْي ٍد ِب َعم ٍْرى‬
a. Sebagai Fail
30. HURUF MUSYABBAHAH BILFI’LI
Huruf yang menyerupai Fiil karena terdiri atas 3 huruf b. Sebagai Maf’ul
atau lebih, akhirnya berupa fathah, dan terdapat c. Sebagai Mubtada
makna Fiil ;
d. Sebagai Mudhof Ilaih

َّ‫اِن‬ : Tahkik ( Perwujudan / Penekanan ) e. Setelah ‫لَ ْو‬

f. Setelah َ‫لَ ْوال‬


َّ‫اَن‬ : Tahkik ( Perwujudan / Penekanan )
g. Setelah ‫ َما‬Mashdariyyah Taufiqiyyah
َّ‫َكاَن‬ : Tasybih ( Penyerupaan )
h. Setelah Huruf Jar
َّ‫لَكِن‬ : Istidrak ( Perbaikan / Pembetulan )
i. Setelah ‫ َح ّتى‬Athof
َ ‫لَي‬
‫ْت‬ : Tamanni ( Pengandaian )
j. Setelah ‫م ُْذ و ُم ْن ُذ‬
‫لَ َع َّل‬ : Tarojji ( Harapan )
34. TEMPAT DIBOLEHKANNYA َّ‫ اِن‬DAN َّ‫اَن‬ ِ ‫الَ لِ َن ْفيِ ا ْل ِج ْن‬
40. SYARAT BERAMALNYA ‫س‬
Bolehnya memakai keduanya apabila berada setelah a. Isimnya harus berupa Nakiroh
‫ َفاء‬Jaza (Sebab – Akibat) b. Isimnya harus Mudhof atau Syibih Mudhof
c. Tidak terpisah dengan Isimnya
Contoh : ‫َمنْ ُي ْك ِرمْ نِى َف ِا ِّنى ا ُ ْك ِرمْ ُه‬
Contoh : ‫الَ ُغالَ َم َرج ٍُل َجالِسٌ عِ ْن َد َنا‬
‫َمنْ ُي ْك ِرمْ نِى َفا َ ِّنى ا ُ ْك ِرمْ ُه‬
41. HURUF – HURUF YANG MEROFI’KAN ISIM DAN
35. TEMPAT TERJADINYA ْ‫اِن‬ MENASHOBKAN KHOBAR
Ketika adanya lafadz ْ‫ اِن‬maka, Huruf – huruf tersebut adalah ‫َما‬ dan َ‫ال‬ yang
a. Wajib masuk Lam pada Khobarnya menyerupai ‫ْس‬َ ‫لَي‬
b. Amalnya boleh batal dan boleh masuknya Fiil Adapun syarat beramalnya adalah :
c. Boleh masuknya Fiil Nakis pada Mubtadanya a. Dikhususkan untuk Nafi (kalimat negatif)
َ ‫ك لَم َِن ْال َكاذ ِِب‬
Contoh :‫ين‬ ُ ‫ َواِنْ َن‬, ٌ‫يرة‬
َ ‫ظ ُّن‬ َ ‫ت لَ َك ِب‬
ْ ‫َواِنْ َكا َن‬ b. Masuk atas Mubtada dan Khobar
c. Isimnya tidak boleh dipisahkan dengan khobarnya
36. TEMPAT TERJADINYA ْ‫اَن‬ oleh ْ‫اِن‬
d. Tidak rusak keadaan Nafinya jika datangnya َّ‫ِاال‬
Ketika adanya lafadz ْ‫ اَن‬maka,
e. Khusus untuk isimnya َ‫ ال‬harus berupa Nakiroh
a. Mengamalkan Dhomir Syan Mukoddar
f. Tidak bisa didahulukan atas Mamulnya
b. Sebelumnya berupa Fiil Tahkik
g. Apabila tidak terdapat salah satu syarat di atas
ُ ْ‫َعلِم‬
Contoh : ‫ت اَنْ َز ْي ٌد َقاِئ ٌم‬ maka amalnya batal
c. Boleh masuknya Huruf Nafi, ‫ سوف‬, ‫ سين‬, dan ‫ قد‬atas
Fiil Mutlak dimana Fiilnya merupakan Fiil Mutasarrif Contoh : ‫ الَ َر ُج ٌل َحاضِ رً ا‬, ‫َما َز ْي ٌد َقاِئمًا‬
selain Syarat dan Do’a
42. HURUF – HURUF MENASHOBKAN FIIL MUDHORI’
Contoh : ‫ت اَنْ َق ْد َتقُو ُم‬
ُ ‫ َعلِ ْم‬, ُ‫ َعلِ َم اَنْ َس َي ُكون‬, ‫ت اَنْ الَ َتقُو ُم‬
ُ ‫َعلِ ْم‬
37. TEMPAT TERJADINYA ْ‫َكاَن‬ ْ‫اَن‬ : Masdariyah
ْ‫لَن‬ : Takid dan Nafi Istikbal
Apabila tasydid pada َّ‫ َكاَن‬dirahasiakan menjadi ْ‫َكاَن‬
ْ‫َكي‬ : Sababiyah
maka amalnya batal
ْ‫ِا َذن‬ : Syarat dan Jaza
ِ ‫َكاَنْ َث ْد َيا ُه ُح َّق‬
Contoh : ‫ان‬

43. SYARAT BERAMALNYA ْ‫ِا َذن‬


38. TEMPAT TERJADINYA ْ‫لَكِن‬
a. Fiilnya mengandung makna Isitikbal
a. Apabila tasydid pada َّ‫ لَكِن‬dirahasiakan menjadi b. Sesuatu setelahnya tidak ada hubungan dengan
ْ‫ لَكِن‬maka amalnya wajib batal sesuatu sebelumnya
b. Boleh masuk atas Jumlah Fiil
َ ‫ِا َذنْ َت ْد ُخ َل ْال َج َّن َة لِ َمنْ َقا َل اُطِ ي ُع‬
Contoh :‫هللا َت َعالى‬
Contoh : ‫َما َجاَئ نِى َز ْي ٌد َو لَكِنْ َعمْ رٌو َحاضِ ٌر‬
44. HURUF – HURUF MENJAZMKAN FIIL MUDHORI’
َ‫َما َقا َم َز ْي ٌد َو لَكِنْ َق َعد‬
a. Huruf – Huruf yang Menjazmkan 1 Fiil

39. TARIF DAN AMALNYA ‫س َت ْث َنى ُم ْن َقطِ ْع‬


ْ ‫ِاالَّ فِى ا ْل ُم‬ ‫لَ ْم‬ : Nafi untuk Madhi
Suatu Isim yang tidak berasal dari Adat (yang terbilang). ‫لَمَّا‬ : Nafi untuk Madhi
Maknanya sama seperti َّ‫لَكِن‬dan Khobarnya
‫الَ ُم ااْل َم ِْر‬ : Tholab
dirahasiakan
ِ ‫َجاَئ نِى ْال َق ْو ُم ِاالَّ ِح َمارً ا – لَكِنَّ ِح َمارً ا لَ ْم َي‬
Contoh :‫جىء‬ ِ‫الَ ُء ال َّنهْي‬ : Tholab
b. Huruf – Huruf yang Menjazmkan 2 Fiil (Kalimat 49. AMALNYA FIIL LAZIM
Majazat) a. Fiil Lazim hanya bisa menashobkan Maf’ul Bih
ْ‫اِن‬ : Syarat dan Jaza (Sebab – Akibat) dengan Huruf Jar
b. Fiil – fiil yang termasuk Fiil Lazim adalah Fiil Madh
‫ َحي ُْث َما‬: Makan (Tempat) dan Dzam
‫اَي َْن‬ : Makan (Tempat) Contoh : ‫سا َء‬ َ ‫ ِبْئ‬, ‫ َح َّب َذا‬, ‫نِعْ َم‬
َ ,‫س‬
‫اَ َّنى‬ : Makan (Tempat)
َ ‫بِْئ‬
50. SYARAT AMALNYA ‫ ن ِْع َم‬DAN ‫س‬
‫ا ِْذ َما‬ : Zaman (Waktu) a. Failnya berupa Isim yang ber Lam Ta’rif
‫ِا َذا َما‬ : Zaman (Waktu) Contoh : ‫ل َز ْي ٌد‬
ُ ‫نِعْ َم الرَّ ُج‬
‫َم َتى‬ : Zaman (Waktu) b. Failnya diidhofatkan dengan Isim yang ber Lam
Ta’rif
ُّ‫ اَي‬, ْ‫ َمن‬, ‫ َما‬, ‫َم ْه َما‬
َّ ‫نِعْ َم ُغالَ َما الرَّ ج ُِل‬
ِ ‫الز ْيد‬
Contoh : ‫َان‬

45. TARIF AMIL KIYASI c. Failnya berupa Dhomir yang penjelasnya


merupakan isim Nakiroh (Umum)
‫َما يُمْ كِنُ اَنْ ي ُْذ َك َر فِي َع َملِ ِه َقاعِ دَ ةٌ ُكلَّي ٌَّة َم ْوضُو ُع َها‬ Contoh : ‫جالً َز ْي ٌد‬
ُ ‫نِعْ َم َر‬
‫ُور َوالَ َيضُرُّ هُ َك ْونُ صِ ي َْغ ِت ِه َسمَاعِ ي ًَّة‬
ٍ ‫َغي َْر َمحْ ص‬ d. Apabila salah satu dari 3 syarat di atas disebutkan
“ Sebuah Amil yang dimungkinkan untuk dijelaskan maka setelah Failnya disebut Mahsus. Mahsus ini
pada amalnya Kaidah Kulliyyah yang penerapannya sebagai Mubtada dan sebelum Mahsus sebagai
tidak terbatas. Walaupun Shigohnya adalah Sama’i Khobarnya.
tetapi tidak berpengaruh pada Amil Qiyasi “ e. Mahsus boleh didahulukan atas Fiilnya

ِ ‫َان نِعْ َم ُغالَ َما الرَّ ج‬


Contoh : ‫ُل‬ َّ
ِ ‫الز ْيد‬
46. PEMBAGIAN AMIL QIYASI
a. Fiil Mutlak f. Masdar 51. TARIF FIIL MUTA’ADDI
b. Isim Fail g. Isim Mudhof
‫َماالَ َي ِت ُّم َف ْه ُم ُه ِب َغي ِْر َما َو َق َع َعلَ ْي ِه ْالفِعْ ُل‬
c. Isim Maf’ul h. Isim Mubham Tam
d. Sifat Musyabbahah i. Ma’na Fiil “Suatu Fiil yang tidak sempurna pemahamannya
e. Isim Tafdhil tanpa sesuatu yang diletakkan atas Fiil tersebut”

47. AMALNYA FIIL MUTLAK 52. PEMBAGIAN FIIL MUTA’ADDI

a. Setiap Fiil adalah Merofikan Isim dan Menashobkan a. Fiil Muta’addi terbagi menjadi 3 :
Ma’mul - Memiliki 1 maf’ul
b. Boleh mendahulukan Mansub atas Marfu’nya - Memiliki 2 maf’ul
- Memiliki 3 maf’ul
Contoh : ‫ب َز ْي ٌد َعمْرً ا‬
َ ‫ض َر‬
َ
b. Fiil Muta’addi yang memiliki 2 Maf’ul terbagi
48. TARIF FIIL LAZIM menjadi 3 :
- Fiil yang Maf’ul Keduanya merupakan penjelas
‫َما َي ِت ُّم َف ْه ُم ُه ِب َغي ِْر َما َو َق َع َعلَ ْي ِه ْالفِعْ ُل‬ dari Maf’ul Pertama
“Suatu Fiil yang sempurna pemahamannya tanpa - Af’alul Qulub
sesuatu yang diletakkan atas Fiil tersebut” - Af’alul Mulhaqoh
Contoh : ‫َق َعدَ َز ْي ٌد‬
53. TARİF AF’ALUL KULUB 59. AF’ALUL MULHAQOH
Fiil – fiil yang menunjukkan atas Fiil Qolbi yang masuk - Hanya masuk atas Mubtada dan Khobar
atas Mubtada dan Khobar yang menashobkan - Tidak boleh merahasiakan 2 Maf’ulnya secara
keduanya atas Maf’uliyat bersamaan atau salah satu Maf’ulnya tanpa
adanya Korinah
ُ ‫ َظ َن ْن‬, ‫ت َزي ًْدا َقاِئمًا‬
Contoh : ‫ت َعمْرً ا َناِئمًا‬ ُ ْ‫َعلِم‬
60. FIIL – FIIL AF’ALUL MULHAQOH
54. FİİL- FİİL AF’ALUL KULUB ‫ ِا َّت َخ َذ‬, ‫ك‬
َ ‫ َت َر‬, ‫ َج َع َل‬, ‫صي ََّر‬
َ
ُ ‫ خ ِْل‬, ‫ت‬
ُ ‫ َحسِ ب‬, ‫ت‬
ْ‫ َهب‬, ‫ْت‬ ُ ‫ َظ َن ْن‬, ‫ت‬
ُ ْ‫ َز َعم‬, ‫ت‬ ُ ‫ َرَأي‬, ‫ت‬
ُ ‫ َو َج ْد‬, ‫ْت‬ ُ ْ‫َعلِم‬
61. FIIL MUTA’ADDI PADA 3 MAF’UL
55. PERAHASİAAN MAF’UL PADA AF’ALUL KULUB - Maf’ul pertama seperti maf’ul bab ‫اعطيت‬
- Tidak boleh merahasiakan 2 Maf’ulnya secara - Maf’ul kedua dan ketiga seperti maf’ul pada
bersamaan atau salah satu Maf’ulnya tanpa adanya
bab ‫علمت‬.
Korinah
Contoh :‫اعلم زيد عمرا بكرا فاضال‬
- Boleh merahasiakan 2 Maf’ul secara bersamaan
kalau ada Korinahnya (Kebanyakan)
62. FIIL TAM
- Boleh merahasiakan salah satu Maf’ulnya kalau ada
- Fiil yang sempurna dan dipahami cukup dengan
Korinahnnya (Sedikit)
marfu’nya saja
- Marfu’nya adalah Fail dan Mansubnya adalah
56. KEHUSUSAN AF’ALUL KULUB
Maf’ul
- Boleh rusak / batal amalnya apabila Fiilnya berada
Contoh :‫جلس زيد‬
diantara 2 Mamulnya atau berada di akhir 2
Mamulnya
63. FIIL NAKIS
Contoh : ‫ت‬ ُ ‫ َز ْي ٌد ُم ْن َطل ٌِق َعلِ ْم‬, ‫ت ُم ْن َطل ٌِق‬ُ ْ‫َز ْي ٌد َعلِم‬
- Fiil yang sempurna dan dipahami tidak cukup
- Boleh Fail dan Maf’ulnya berupa Dhomir Muttashil dengan Marfu’nya tapi membutuhkan
( berhimpitan ) yang semakna Mansubnya
َ َ َ
Contoh :‫ب ز ْي ٌد زي ًْدا قاِئمًا‬ َ ُ
َ ِ‫ َحس‬, ‫َعلِمْ تنِى قاِئمًا‬ - Marfu’nya adalah Isim dan Mansubnya adalah
- Boleh masuknya َّ‫ اِن‬atas kedua Maf’ulnya Khobar
- Fiil Nakis hanya bisa masuk pada Mubtada dan
Contoh :‫ت اِنَّ َزي ًْدا َقاِئ ٌم‬ ُ ْ‫َعلِم‬
Khobar
Contoh :‫كان هللا تعالى عليما حكيما‬
57. TARİF TA’LİK

‫ب لَ ْف ًظا اَل َمعْ ًنى‬


ِ ‫يل ْالوُ جُو‬
ِ ‫ِا ْب َطا ُل ْال َع َم ِل َعلَى َس ِب‬ 64. PEMBAGIAN FIIL NAKIS
a. Tidak Menunjukkan Makna Muqorobah(Dekat)
“Membatalkan pengamalan Fiil Qolbi atas jalan yang
mewajibkan secara Lafdzi bukan Maknanya” - Fiil - Fiilnya
‫ بات‬, ‫ امس‬, ‫ اصبح‬, ‫ قعد‬, ‫ جاء‬, ‫ صار‬, ‫ كان‬,
58. MACAM – MACAM TA’LİK
- Istifham ‫ ليس‬, ‫ مادام‬, ‫ مازال‬, ‫راح‬
َ َ‫ت اَ َز ْي ٌد عِ ْند‬
Contoh :‫ك اَ ْم َع ْمرٌو‬ ُ ْ‫َعلِم‬ - Apabila FIil Tam mengandung makna ‫ صار‬,
- Nafi maka dihukumkan sebagai Fiil Nakis
ُ ‫رَأي‬
َ ‫ْت َما َز ْي ٌد ُم ْن‬ - Boleh mendahulukan Khobar atas Fiilnya
Contoh : َ‫طل ٌِق‬
- Tidak boleh mendahulukan Khobar atas Fiilnya
- Lam Ibtida
jika Fiilnya yang berlafadz ‫ ما‬dan ْ‫ اِن‬Nafi
َ ‫ت لَ َز ْي ٌد ُم ْن‬
Contoh :‫طل ٌِق‬ ُ ‫َو َج ْد‬
- Boleh mendahulukan Khobar atas Fiilnya jika
- Lam Qosam ْ‫ اِن‬Nafi diganti dengan ‫ لَ ْم‬dan ْ‫لَن‬
Contoh : ‫ت اِنَّ َزي ًْدا لَ َقاِئ ٌم‬
ُ ْ‫َعلِم‬
b. Menunjukkan Makna Muqorobah / Kedekatan ‫َان‬ َّ ‫َما َقاِئ ُم‬
ِ ‫الز ْيد‬
(Af’alul Muqorobah ) 68. HAL – HAL MENGENAI ISIM FAIL DAN ISIM MAF’UL
- Masuk atas Mubtada dan Khobar
a. Nashobnya Maf’ul Bih menunjukkan atas makna
- Fiil – Fiilnya
Hal atau Istiqbal
‫ جعل‬, ‫ اقبل‬, ‫ اخذ‬, ‫ هلهل‬, ‫ كرب‬, ‫ كاد‬, ‫عسى‬ Contoh :‫اربٌ َعمْرً ا اآلن او غدا‬
ِ ‫ض‬َ ‫َز ْي ٌد‬
- Fiil ‫ عسى‬Khobarnya berupa Fiil Mudhori’ b. Syarat amalnya pada bentuk Tasniyah dan Jama’
dengan ْ‫ اَن‬, bisa menjadi Fiil Tam dan terkadang sama seperti bentuk Mufrodnya
bisa dirahasiakan ْ‫ اَن‬nya. Contoh :‫ان َعمْرً ا اآلن او غدا‬
ِ ‫ار َب‬
ِ ‫ض‬َ ‫َان‬ َّ
ِ ‫الز ْيد‬
َ ‫ َع َسى اَنْ َي ْخر‬, ‫َع َسى َز ْي ٌد اَنْ َي ْخ ُر َج‬
Contoh :‫ُج َز ْي ٌد‬ ‫ُون َعمْرً ا اآلن او غدا‬
َ ‫ارب‬
ِ ‫ض‬
َ ‫ون‬ َ
َ ‫الز ْي ُد‬
- Fiil ‫ كاد‬Khobarnya berupa Fiil Mudhori’ tanpa c. Amal ini berlaku juga pada Mubalagoh Isim Fail
ْ‫اَن‬ ٌ ‫ ِم ْف َعا‬, ‫ َفعُو ٌل‬, ‫َفعَّا ٌل‬
yaitu pada wazin ‫ل‬

ُ ‫َكادَ َز ْي ٌد َي ْخ ُر‬
Contoh :‫ج‬ َ ‫َز ْي ٌد‬
Contoh :‫ضرَّ ابٌ اَبُوهُ َعمْرً ا اآلن او غدا‬

- Tidak boleh mendahulukan Khobar atas Fiilnya


69. SIFAT MUSYABBAHAH

65. TARIF ISIM FAIL Mengamalkan amal fiilnya seperti Isim Fail tanpa
adanya hubungan waktu (Hal dan Istiqbal)
ُ ْ
ِ ‫ه َُو َيعْ َم ُل َع َم َل فِعْ لِ ِه ال َمعْ ل‬
‫وم‬
“Mengamalkan amal fiilnya yang Ma’lum” Contoh : ‫َز ْي ٌد َح َسنٌ َوجْ ُه ُه‬

66. TARIF ISIM MAF’UL

ِ ‫ه َُو َيعْ َم ُل َع َم َل فِعْ لِ ِه ْال َمجْ ه‬


‫ُول‬ 70. SYARAT AMALNYA MASDAR
a. Tidak datang dari Shigoh Isim Tasgir
“Mengamalkan amal fiilnya yang Majhul”
Contoh : ٌ‫ض َُريْب‬.
67. SYARAT AMALNYA ISIM FAIL DAN ISIM MAF’UL b. Tidak bisa menjadi Mausuf
SEBAGAİ FAIL MUNFASHIL DAN MAF’UL BIH
َ ٌ‫ضرْ ب‬
Contoh :‫ش ِد ْي ٌد‬ َ .
a. Keduanya tidak datang dari shigoh Isim Tasgir
c. Tidak berdekatan dengan Hal
Contoh : ٌ‫ضي ِْرب‬
َ ‫ ُم‬, ٌ‫ض َُوي ِْرب‬
d. Tidak ber Lam Tarif
b. Keduanya tidak bisa menjadi Mausuf
e. Tidak bermakna Adat (Bilangan), Naw’i (Jenis),
َ ٌ‫ارب‬
Contoh :‫شدِي ٌد‬ ِ ‫ض‬َ ‫َجا َءنِي‬
dan Takid (Penguat) apabila bersama dengan
c. Jika keduanya disifatkan setelah beramal maka Fiilnya atau sesuatu yang tidak mewajibkan Fiil
tidak rusak amalnya tersebut dirahasiakan
َ ‫اربٌ ُغالَ ُم ُه‬
Contoh :‫شدِي ٌد‬ ِ ‫ض‬َ ‫َجا َءنِي َر ُج ٌل‬ Contoh :‫س ْقيًا َز ْي ًدا‬ ُ ‫ َس َقي‬- ‫َس ْقيًا َزي ًْدا‬
َ ‫ْت‬
d. Apabila Isimnya ber Lam Tarif maka tidak f. Boleh merahasiakan Failnya tanpa Naib
memerlukan syarat di atas
Contoh :‫ضرْ بٌ َزي ًْدا‬
َ ‫اَعْ َج َبنِى‬.
Contoh : ‫س عِ ْندَ َنا‬
ِ ْ‫َّاربُ ُغالَ ُم ُه َخمْرً ا اَم‬
ِ ‫الض‬
e. Apabila Isimnya tidak ber Lam Ta’rif maka beritimad g. Tidak boleh merahasiakan Failnya Fiil tanpa Naib
atas Mubtada, Mausuf, Dzil Hal, Istifham, dan Nafi selain Masdar
h. Tidak boleh merahasiakan Failnya Masdar dan
Contoh : ‫اربٌ َعمْرً ا‬ِ ‫ض‬َ ‫َز ْي ٌد‬ diubah menjadi Dhomir
‫اربٌ َعمْرً ا‬
ِ ‫ض‬ َ ‫َجا َءنِي َر ُج ٌل‬ i. Tidak boleh mendahulukan Mamul atas Masdar

‫َجا َءنِي َز ْي ٌد َرا ِكبًا ُغالَ ُم ُه‬ Contoh : ‫ضرْ بُ َز ْي ٍد‬


َ ‫اَعْ َج َبنِى َعمْرً ا‬
‫ْدَان‬
ِ ‫الزي‬َّ ‫اَ َقاِئ ُم‬
71. SYARAT AMALNYA ISIM TAFDHIL PADA ISIM DZOHIR

a. Isim Tafdhil berupa sifat untuk sesuatu secara lafadz


b. Isim Tafdhil berupa sifat untuk Mutaalliknya Ma Jaro ‘Alaih (sesuatu yang awal) secara
makna
c. Mutaallik pada dirinya sebagai Mufaddhol (yang diutamakan) dari Ma Jaro ‘Alaih (sesuatu
yang awal)
d. Mutaallik pada dirinya sebagai Mufaddhol ‘Alaih (yang diutamakan atasnya) dengan Ghoyro
(sesuatu yang lainnya)
e. Isim Tafdhil berupa Manfi (kalimat negatif)

Contoh :

ِ ‫ْت َر ُجالً اَحْ َس َن في َع ْي ِن ِه ْال ُكحْ ُل ِم ْن ُه في َعي‬


‫ْن َز ْي ٍد‬ ُ ‫ما َرَئ ي‬
‫غير‬ ‫متعلق‬ ‫اسم تفضيل‬ ‫ما جرى عليه‬

Penjelasan :

َ ْ‫ )اَح‬menjadi sifat untuk Ma Jaro ‘Alaih (ً‫)ر ُجال‬


a. Isim Tafdhil (‫س َن‬ َ secara lafadz
b. Isim Tafdhil (‫ )اَحْ َس َن‬menjadi sifat untuk Mutaalliknya Ma Jaro ‘Alaih (sesuatu yang awal) (
ْ secara makna
‫)ال ُكحْ ُل‬
c. Sebelum adanya Manfi (kalimat negatif), Mutaallik ْ
(ُ‫)ال ُكحْ ل‬ sebagai Mufaddhol (yang

diutamakan) dari Ma Jaro ‘Alaih (sesuatu yang awal) (ً‫جال‬


ُ ‫)ر‬
َ
d. Setelah adanya Manfi (kalimat negatif), Mutaallik ْ
(ُ‫)ال ُكحْ ل‬ sebagai Mufaddhol (yang

diutamakan) dari Ghoyro (sesuatu yang lainnya) َ dan sebagai Mufaddhol ‘Alaih (yang
(ٍ‫)ز ْيد‬
diutamakan atasnya) dari Ma Jaro ‘Alaih (sesuatu yang awal) (ً‫جال‬
ُ ‫)ر‬
َ
72. İSİM MUDHOF
İsim Mudhof mengamalkan Jar. Isim Mudhof adalah
bagian dari Idhofat (Isim Mudhof – Mudhof Ilaih) 76. İDHOFAT LAFDZİ
Contoh :‫غاَل ُم َز ْي ٍد‬
ُ ‫ضا َف ًة ِالَى َمعْ مُولِ َها‬
َ ‫ضافُ صِ َف ًة ُم‬
َ ‫ون ْال ُم‬
َ ‫اَنْ َي ُك‬
Menjadikan Isim Mudhof bukan berupa Sifat (Isim
73. SYARAT AMALNYA İSİM MUDHOF Fail, Isim Maf’ul, dan Sifat Musyabbahah) yang
a. İsimnya terbebas dari Tanwin dan Naibi Tanwin diidhofatkan pada Mamulnya. Idhofat Lafdzi
(Nun Tasniah dan Nun Jama’) digunakan hanya untuk meringankan pada lafadznya.
َ ‫ ُغالَ ُم‬, ‫ان َز ْي ٍد‬
Contoh : ‫ون َز ْي ٍد‬ ِ ‫ ُغالَ َم‬, ‫ُغالَ ٌم َز ْي ٍد‬
b. İsim Mudhof dengan Mudhof Ilaih tidak boleh ِ ‫ َمعْ م‬, ‫ َح َسنُ ْال َوجْ ِه‬, ‫اربُ َز ْي ٍد‬
ِ ‫ُور ال َّد‬
Contoh :‫ار‬ ِ ‫ض‬َ
memiliki makna yang sama yakni sama – sama ‫َّاربُ َز ْي ٍد‬
ِ ‫ الض‬, ‫َّاربُوا َز ْي ٍد‬
ِ ‫ الض‬, ‫َّار َبا َز ْي ٍد‬
ِ ‫الض‬
Umum dan Khusus
ٍ ‫ َم ْن ُع َحب‬, ‫ث – َحبْسُ َم ْن ٍع‬
Contoh :‫ْس‬ ُ ‫لَي‬
ٍ ‫ اَ َس ُد لَ ْي‬, ‫ْث اَ َس ٍد‬ 77. İSİM MUBHAMU TAM
c. Makna Isim Mudhof tidak boleh lebih Khusus dari Menashobkan Isim Nakiroh atas Tamyiz dan
Makna Mudhof Ilaih, artinya makna Isim Mudhof keadaannya bukan berupa Idhofat
Umum dan makna Mudhof Ilaih Khusus
ِ ‫ِا ْن َسانُ ْال َحي َْو‬
Contoh :‫ان‬ 78. SEMPURNANYA ISİM MUBHAMU TAM
a. Sempurna dengan dirinya sendiri
74. IDHOFAT MA’NAWI - Dhomir Mubham
Contoh : ً‫جال‬
ُ ‫ نِعْ َم َر‬, ً‫ َيالَ ُه َر ُجال‬, ً‫ُر َّب ُه َر ُجال‬
‫ضا َف ٍة ِالَى َمعْ مُولِ َها‬ َ ‫ون ْالم‬
َ ‫ُضافُ َغي َْر صِ َف ٍة ُم‬ َ ‫اَنْ َي ُك‬
- Isim Isyaroh
Menjadikan Isim Mudhof bukan berupa Sifat (Isim Fail,
Contoh :ً‫َما َذا اَ َرا َد هللا ُ َم َثال‬
Isim Maf’ul, dan Sifat Musyabbahah) yang diidhofatkan
pada Mamulnya b. Dengan tanwin baik Lafadz ataupun Takdir
ِ ْ‫اربُ َعم ٍْر اَم‬
Contoh :‫س‬ ِ ‫ض‬َ , ‫ُغالَ ُم َز ْي ٍد‬ ُ ‫ اَ َح َد َع َش َر َر‬, ‫ َم َثاقِي ُل َذ َهبًا‬, ‫ِر ْط ٌل َز ْي ًتا‬
Contoh :ً‫جال‬

75. SYARAT AMALNYA IDHOFAT MA’NAWİ c. Dengan Nun Tasniah


a. İsim Mudhof bukan berupa Ma’rifah (Khusus) Contoh :‫ن‬ ٍ ‫ ِر ْط ُل َز ْي‬, ‫ان َسمْ ًنا‬
ٍ ‫ َم َن َوا َس ْم‬, ‫ت‬ ِ ‫َم َن َو‬
b. Apabila Mudhof Ilaih berupa Isim Jenis maka
bermakna ‫من‬ d. Dengan Nun Syibih Jama’
َّ ِ‫ض ٍة – َخا ِت ٌم مِنْ ف‬
Contoh :‫ض ٍة‬ َّ ِ‫َخا ِت ُم ف‬ َ ‫ َثلَ ُث‬, ‫ُون دِرْ َهمًا‬
َ ‫ َخ ْمس‬, ‫ون دِرْ َهمًا‬
Contoh :‫ُون‬ َ ‫ عِ ْشر‬...
c. Apabila Mudhof Ilaih bukan berupa Isim Jenis maka
bermakna‫الم‬ e. Dengan Idhofat
Contoh :‫ َر ْاسُ َعمْ ٍر – َر ْاسٌ ل َِع ْم ٍر‬, ‫ُغالَ ُم َز ْي ٍد – ُغالَ ٌم ل َِز ْي ٍد‬ َ ‫م ِْلُؤ هُ َع‬
Contoh :ً‫سال‬
d. Idhofat bermakna Ta’rif jika Mudhof Ilaih berupa
Isim Ma’rifah dan Isim Mudhofnya selain kata , ‫َغي َْر‬ 79. MUMAYIZ ISIM ADAT (BILANGAN)
‫ مثل‬, ‫شبه‬ a. Dari bilangan 3 – 10, maka bentuknya Jama’ dan
Contoh :ٍ‫ُغالَ ُم َز ْيد‬ Dijarkan
e. İdhofat bermakna Tahsis jika Mudhof Ilaih berupa Contoh : ٍ‫ ثلث ُة َرهْ ط‬, ‫ال‬
ٍ ‫ثلث ُة ِر َج‬
Isim Nakiroh
Contoh :‫ُغالَ ُم َرج ٍُل‬ b. Dari bilangan 11 – 99, maka bentuknya Mufrod
dan Dinashobkan
ُ ‫ اَ َح َد َع َش َر َر‬, ‫عشرون َر ْك َع ًة‬
Contoh :ً‫جال‬
c. Bilangan 100, 1000, tasniyah dan Contoh :
jama’nya,
maka bentuknya Mufrod dan DijarkanDzorof Mustaqor seperti Hal dan Dzorof yaitu bisa
Contoh :‫ اَ ْلفُ دِرْ َه ٍم‬, ‫ُل‬
ٍ ‫ِماَةُ َرج‬ beramal kepada selain Fail dan Maf’ul Bih
86. MA’NA FIIL ISIM MANSUB
‫ اَ ْل َفا دِرْ َه ٍم‬, ‫ِماَئ تا َ َرج ٍُل‬
Amalnya seperti amalnya Isim Maf’ul yaitu
80. TARIF MA’NA FIIL
merofakan Naibu Fail
‫ُك ُّل لَ ْفظٍ ُي ْف َه ُم ِم ْن ُه َمعْ َنى فِعْ ٍل‬
Setiap lafadz yang dipahamkan darinya Ma’na Fiil ُ َ‫ت ِب َرج ٍُل هَاشِ مِيٍّ ا‬
Contoh : ُ‫خوه‬ ُ ْ‫َم َرر‬

81. MACAM – MACAM MA’NA FIIL 87. MA’NA FIIL ISIM MUSTA’AR
- Asmau Af’al - Isim Musta’ar
Isim yang menggambarkan sinonim atau julukan
- Dzorof Mustaqor - Isim Mansub
pada sesuatu
- Isim Bermakna Sifat- Isim Isyaroh
Contoh : ‫س ٍد َعلَيَّ – مُجْ َت ِرٌئ‬
َ َ‫ت ِب َرج ٍُل اَ َس ٍد ُغالَ ُم ُه َو ا‬
ُ ْ‫َم َرر‬
82. ASMAU AF’AL
- Isim yang dipahami darinya bermakna Amr dan Pada contoh tersebut yang berwarna merah
Madhi merupakan sinonim dimana ‫ مُجْ َت ِرٌئ‬berarti berani
- Beramal sesuai dengan makna fiil yang disebutkan َ َ‫ ا‬yang berarti Singa.
diganti dengan ‫س ٍد‬
- Mamulnya tidak boleh mendahulukan Isimnya
88. MA’NA FIIL BERUPA ISIM YANG
83. ASMAU AF’AL BERMAKNA AMR MENGANDUNG MAKNA SIFAT
Isimnya yaitu Lafdzatullah
ِ َ‫ ر َُويْدَ َز ْي ًدا – ا‬, ُ‫َها َزي ًْدا – ُخ ْذه‬
Contoh : ‫مْه ْل ُه‬
Contoh : ‫ ْال َمعْ بُو ُد فِي َها‬- ‫ت‬
ِ ‫َوه َُو هللاُ فِى ال َّس َم َوا‬
‫ت َش ْيًئ ا – اَعْ طِ ِه‬ ِ ‫ َها‬, ُ‫َهلُ َّم َزي ًْدا – اَحْ ضِ رْ ه‬
َّ ‫َح َّي َه َل‬
‫ َب ْل َه َزي ًْدا – دَ عْ ُه‬, ‫الث ِريدَ – ِا ْي ِت ِه‬ 89. MA’NA FIIL LAINNYA

ُ‫ك َعمْرً ا – ُخ ْذه‬


َ ‫ ُدو َن‬, ‫ْك َزي ًْدا – ا ِْل َزمْ ُه‬
َ ‫َعلَي‬ - ‫ليت‬ ‫لع ّل‬- ‫تنبيه‬-
- ‫حرف نداء‬ ‫تشبيه‬- ‫نفى‬-
‫صالَة – اَ ْق ِب ْل َها‬
َّ ‫ َحيَّ َعلَى ال‬, ‫َت َراكِ َز ْي ًدا – ا ُ ْتر ُْك ُه‬
‫آمِين – اِسْ َت ِجبْ ُد َعاَئ َنا‬ 90. TARIF AMIL MA’NAWI
‫ان فِي ِه َح ٌّظ‬
ِ ‫َما الَ َي ُكونُ لِلِّ َس‬
84. ASMAU AF’AL BERMAKNA MADHI
Sesuatu yang tidak disebutkan pelafadzannya pada
Contoh :
lisan
َ ‫ َش َّت‬, َ‫ات ااْل َمْ ُر – َبعُد‬
‫ان َز ْي ٌد َو َع ْم ٌر – ِا ْف َت َر َقا‬ َ ‫َه ْي َه‬
91. PEMBAGIAN AMIL MA’NAWI
َ ‫َو ْش َك‬
‫ان َعمْ ٌر – َق ُر َبا‬
a. Merofakan Mubtada dan Khobar
85. MA’NA FIIL DZOROF MUSTAQOR Terbebas dari Amil - amil Lafdzi
- Tidak beramal pada Maf’ul Bih Contoh :‫َز ْي ٌد َقاِئ ٌم‬
- Boleh beramal pada Fail yang Dzohir jika bersandar
Pada contoh tersebut, ‫ َز ْي ٌد‬merupakan Mubtada
pada Mubtada, Mausuf, Dzil Hal, Istifham, Nafi dan
dan ‫ َق اِئ ٌم‬sebagai Khobar. Kedua – duanya
Isim Mausul
dirofa’kan oleh Amil Ma’nawi dan terbebas dari
Contoh : ‫ار اَ َح ٌد‬ ِ ‫َز ْي ٌد فِى ال َّد‬
ِ ‫ َما فِى ال َّد‬, ُ‫ار اَبُوه‬ Amil Lafdzi
ِ ‫َجاَئ نِى الَّذِى فِى ال َّد‬
ُ‫ار اَبُوه‬
b. Merofakan Fiil Mudhori’
- Boleh menjadikan Dzorof sebagai Khobar
Terbebas dari Amil Nawasib dan Jawazim
Muqoddam dan setelahnya Mubtada Muakhor
Contoh : ُ‫َز ْي ٌد َيضْ ِرب‬
- Apabila Dzorof Mustaqor tidak merofa’kan Isim
Dzohir, maka Failnya tersembunyi sebagai Dhomir
Mustatir
Pada contoh tersebut ُ‫ض ِرب‬ْ ‫ َي‬merupakan Fiil
Mudhori, dirofa’kan oleh Amil Manawi dan
terbebas dari Amil Nawasib dan Jawazim

Anda mungkin juga menyukai