PROPOSAL
GERAKAN CINTA LINGKUNGAN
Say Yes to Zero Waste
Proposed by
Nurlaela dan
Virga Tria Ilahana
Project
Fahutan Training Series 2
Build Young Leader
in Forestry and
Environment
PENDAHULUAN
Kota penyumbang sampah rumah tangga terbesar di Indonesia adalah DKI Jakarta.
Sampah rumah tangga merupakan sumber utama sampah yang sebagian besar (50-70%)
mudah membusuk. Tercatat sebesar 6.872,18 m3 volume sampah terangkut per hari di
kota DKI Jakarta1. Untuk mendapatkan tingkat efektivitas dan efisiensi tinggi dalam
penanganan limbah rumah tangga, diperlukan metode yang tepat dalam pengelolaannya.
Presiden Joko Widodo menetapkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 27 Tahun 2020
tentang Pengelolaan Sampah Spesifik. Meskipun begitu, jumlah sampah DKI Jakarta yang
terangkut setiap harinya tetap lebih banyak dibandingkan dengan jumlah sampah di kota
lain.
Perilaku manusia yang tidak bertanggung jawab terhadap sampah dapat
menyebabkan dampak negatif bagi lingkungan2. Dampak tersebut yaitu timbulnya bau
dari pembusukan sampah, terjadinya pencemaran udara akibat pembakaran sampah,
sumber penyakit bagi kesehatan manusia, dan peningkatan emisi gas rumah kaca.
Pencemaran sumur dan air tanah akan terjadi apabila cairan yang dikeluarkan oleh
sampah tersebut (air lindi) meresap ke tanah serta terjadinya pendangkalan sungai akibat
pembuangan sampah ke sungai atau badan air3. Oleh karenanya sampah dan benda-benda
buangan yang banyak terdapat di lingkungan perlu ditanggapi secara serius dan
ditemukan cara yang tepat untuk menanggulanginya.
Kelurahan Palmerah, Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat merupakan salah satu
kelurahan di DKI Jakarta yang menggiatkan upaya pengelolaan sampah. Pembangunan
bank sampah sudah dilakukan pada setiap RW di Kelurahan Palmerah, khususnya RW 17.
PKK RW 17 beserta tokoh masyarakat yang lain sering kali melakukan kegiatan pilah
sampah dan mendaur ulang sampah anorganik, tetapi sampah organik belum dikelola
dengan baik. Maka dari itu perlu adanya suatu pergerakan pengolahan sampah dan
penerapan gaya hidup nol limbah sebagai wujud rasa cinta masyarakat terhadap
lingkungan.
1 Badan Pusat Statistik[BPS]. 2019. Statistik Lingkungan Hidup Indonesia. Jakarta(ID): Badan Pusat Statistik.
2 Wibowo I. 2009. Pola perilaku kebersihan: studi psikologi lingkungan tentang penanggulangan sampah
perkotaan. Makara, Sosial Humaniora. 13(1): 37-47.
3 Yuliana F, Haswindy S. 2017. Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah pemukiman pada kecamatan
tungkil ilir Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Jurnal Ilmu Lingkungan. 15(2): 96-111.
1
GAGASAN UTAMA
METODE
4 Nasdian FT. 2014. Pengembangan Masyarakat. Jakarta(ID): Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
2
METODE
BILIK KREASI
a. Alat dan Bahan: sampah anorganik (berbahan
plastik, kertas, kayu, kaleng, dsb.) dan peralatan
pembantu (lem, gunting, dll.)
b. Luaran: dibangunnya Bilik Kreasi sebagai
tempat pameran dan jual beli hasil karya
masyarakat
c. Indikator Keberhasilan: sebanyak 90%
Gambar 2 Penghiasan bilik kreasi peserta berhasil membuat karya daur ulang
Sumber: Virga Tria Ilahana
PUPUK DAPUR
a. Alat dan Bahan: sampah organik (limbah
dapur, sisa makanan, dsb.), tanah, karung, air,
sendokan tanah
b. Luaran: peserta GCL dapat memanfaatkan
limbah rumah tangga menjadi pupuk kompos
c. Indikator Keberhasilan: sebanyak 90%
peserta mengetahui cara membuat pupuk
Gambar 3 Pembuatan pupuk dapur
dapur dan dapat mempraktikannya Sumber: Virga Tria Ilahana
3
RENCANA ANGGARAN DAN BIAYA
TIMELINE PELAKSANAAN
4
NAMA-NAMA PELAKSANA
STAKEHOLDER TERKAIT
Pemangku kepentingan yang menjadi mitra dalam program GCL adalah Pengurus
RW 17, Kelurahan Palmerah, dan Kecamatan Palmerah. Perizinan pelaksanaan program
GCL berawal dari tingkat Kecamatan, Kelurahan, dan RW. Setelah mendapatkan izin,
pelaksanaan program GCL langsung kepada nama-nama pelaksana. Selain memberikan
izin, mitra juga berperan dalam monitoring dan evaluasi program GCL.
Aktor atau community development workers yang berperan dalam program GCL
diantaranya Mahasiswa IPB, Kasi Ekbang (Ekonomi dan Pembangunan) Kecamatan
Palmerah, dan Ketua RW 17, sedangkan beneficiaries program GCL adalah anggota
komunitas Makpeli, PKK, dan PAUD Mutiara Putih RW 17. Mahasiswa IPB berperan
sebagai fasilitator yang menginisiasi program GCL. Kasi Ekbang Kecamatan Palmerah
berperan sebagai utusan atau wakil dari Kecamatan Palmerah yang memberi keuntungan
bagi komunitas berupa advokasi, obtaining resource, hubungan masyarakat, dan sharing
pengalaman secara formal maupun informal. Ketua RW 17 berperan sebagai fasilitator
yang membantu memahami aspirasi anggota komunitas, bernegosiasi, dan mendukung
jalannya program GCL.
5
AYO!
BERGABUNG
DENGAN
GERAKAN CINTA LINGKUNGAN
Say Yes to Zero Waste
Kemanggisan Pulo
RT 6 RW 17 Palmerah
11480 DKI Jakarta
+6281381095754