Anda di halaman 1dari 17

MATERI METODE PERANCANGAN (17/6/2021) –TITIANI WIDATI, ST., MSc.

PRESEDEN ARSITEKTUR
Tahapan dalam pengerjaan preseden :
1. Menyusun parameter analisis. Yaitu poin-poin yang akan digunakan untuk melakukan analisis
preseden.
2. Memilih bangunan yang akan dianalisis. Bangunan terpilih harus berdasarkan alasan yang
solid mengapa ia terpilih untuk dianalisis.
2. Melakukan analisis berdasarkan parameter yang telah disusun sebelumnya. Analisis preseden
terhadap bangunan dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu (1) terkait objek, misalnya
museum, hotel, objek bangunan lainnya; dan (2) terkait pendekatan, misalnya konsep atau
prinsip dari arsitek tertentu dan pendekatan arsitektur (postmodern, dekonstruksi, arsitektur
hijau, dll).

CONTOH :
Analisis Preseden Karya Arsitektur R. Venturi
Tahap 1 : menyusun parameter
Dari kajian pemikiran posmodernisme Venturi (Ikhwanuddin, 2005), dibuat kategorisasi dalam
bentuk tabel berikut ini:
A Ideologi
- Tidak menyatakan secara eksplisit: “Pluralisme”
B Tujuan
- Interpretasi plural (plural interpretation)
- Kekayaan makna (richness of meaning)

C Konsep
- Complexity and Contradiction
 Tertutup dan Terbuka
 Rumit dan Sederhana
 Besar dan Kecil
- Ambiguity
- Tend to difficult whole
D Metode Perancangan Formal
- Both and: membuat order, fragmentasi dan infleksi (memodifikasi), dan juxtaposition atau
superimposition oposisional
- Elemen fungsi ganda
- Kontradiksi Adaptasi

Berikut penjelasan dari kategorisasi postmodern arsitektur Venturi yang ada di tabel:
A. Ideologi
Arsitektur sebagai sebuah ilmu terapan merupakan muara bertemunya berbagai ilmu dan seringkali
juga menjadi muara manifestasi berbagai nilai budaya yang ada di masyarakat. Nilai budaya ini
seringkali muncul sebagai landasan ideologis karya-karya arsitektur. Munculnya “isme” pada
tataran ideologi lebih tepat disebut sebagai “era dalam arsitektur” bukan “gaya dalam arsitektur”.
Munculnya era arsitektur klasik, modern dan post-modern menandakan adanya evolusi perbedaan
rumusan mengenai keindahan secara ideologis1. Venturi tidak menyatakan ideology postmodern
secara eksplisit. Ia hanya menyatakan perlunya interpretasi plural dan kekayaan makna dalam
karya arsitektur, yang secara implisit cenderung pada penghargaan terhadap pluralitas.
B. Tujuan
1. Interpretasi plural
Proses komunikasi melalui lisan atau gerakan antara dua atau lebih pembicara yang tak
dapat menggunakan simbol-simbol yang sama, baik secara plural. Interpretasi plural
digunakan sebagai suatu metode objek (karya seni, ujaran, dll) cukup jelas maknanya,
objek tersebut tidak akan mengundang suatu interpretasi. Istilah interpretasi sendiri dapat
merujuk pada proses penafsiran yang sedang berlangsung atau hasilnya. Suatu interpretasi
penggambaran bentuk.
2. Kekayaan makna
Menghasilkan ciri seni lukis, dimana maknanya diturunkan dari karakter interior dan
konteksnya (Ikhwanuddin, 2005).
C. Konsep
1. Kompleksitas dan Kontradiksi
Di dalam Arsitektur dapat didefinisikan sebagai perlawanan terhadap simplisitas.
Kompleksitas dan kontradiksi menurut Robert Venturi adalah dalam arsitektur terdapat
berbagai unsur yang kompleks dan sangat bisa bertentangan satu sama lain. Ia tidak
memilih salah satu diantara dua “ini atau itu” (either-or), tetapi lebih kepada hadir
keduanya “ini dan itu” (both-and), sebuah pengkayaan makna (richness of meaning)
(1977), serta ambigiuty sebagai salah satu hasil dari “juxtaposition” (pendampingan)
antara apa yang diimajinasikan dan apa yang terlihat, adalah kekuatan dalam seni.
Sedangkan Robert Venturi dalam bukunya 'Complexity and Contradiction in
Architecture' dibahas lebih jauh mengenai kompleksitas dan kontradiksi. Ia menyebutkan
bahwa dengan karya arsitektur yang elemen-elemennya saling bertentangan akan
membuahkan suatu karya yang sama menariknya dengan suatu karya yang elemen-
elemennya tidak saling bertentangan. Suatu karya yang dinilai orang membosankan dapat
dibuat menarik dengan cara menampilkan suatu pertentangan atau masalah dalam elemen-
elemen bangunan tersebut. Sesuatu yang dianggap orang sebagai suatu karya yang 'kacau'
dapat menjadi suatu karya yang 'teratur' dengan menampilkan/mengekspos kekacauannya.
Kekacauan antar elemen tersebut dapat dilakukan dengan cara menampilkan kekacauan
antar elemen geometris, langgam gaya , bentuk bangunan dan elemen-elemen yang
lainnya. Akan tetapi karya arsitektur yang kompleks dan kontradiktif juga mempunyai
batasan-batasan. Batasan tersebut berfungsi untuk tetap menampilkan suatu karya yang
estetik, meskipun menampilkan kerumitan, kekacauan dan pertentangan, arsitek harus
tetap memperhatikan aspek-aspek keharmonisan antar elemen-elemen bangunan. Jadi
disini peran harmoni adalah sebagai alat pengontrol dari arsitektur yang kompleks dan
kontradiktif agar tidak terlalu jauh terlepas dari kaidah-kaidah estetis dari suatu karya
arsitektur. Kompleksitas arsitektur tidak hanya tidak meniadakan apa yang disebut Louis
Kahn sebagai "Hasrat akan kesederhanaan", sebab kesederhanaan estetik sendiri berasal
dari inti kompleksitas. Sebagai contoh adalah kesederhanaan Doric yang dicapai melalui
kehalusan dan ketepatan dari penyimpangan bentuk geometrinya dan kontradiksi serta
tegangan dalam tatanannya.
2. Ambiguity

Ambiguitas sebagai konsep Robert Venturi, ambiguity sebagai salah satu hasil dari
“juxtaposition” (pendampingan) antara apa yang diimajinasikan dan apa yang terlihat,
adalah kekuatan dalam seni.
Konsep ambiguitas ini, seperti halnya dengan konsep kompleksitas, dapat dilihat sebagai
akibat diterapkannya penggunaan konsep-konsep yang telah dijelaskan di atas
(Ikhwanuddin, 2005).
3. Tend to difficult whole
Sebuah system kompleks adalah “sejumlah besar bagian yang berinteraksi dengan cara
yang tidak sederhana”. Difficult whole di dalam arsitektur kompleksitas dan kontradiksi
meliputi multiplicity ‘keragaman’ dan divercity ‘perbedaan’ hubungan elemen, termasuk
perbedaan arah. Arsitektur kompleksitas dan kontradiktif juga mencerminkan jumlah
bagian yang sulit (menurut Herbert A.Simon, Ikhwanuddin, 2005).
D. Metode Perancangan
1. Both and
Metode ‘Both and’ yaitu berpikir dari keseluruhan menuju elemen atau bagian. ‘Both and’
juga merupakan keselarasan, keserasian, dan keseimbangan serta bermakna kesetaraan
(Ventury, 1960). Fenomena 'Both-and' adalah kontradiksi yang mencakup beberapa
tingkatan makna diantara beragam elemen didalamnya. Diantaranya yaitu sebuah media
arsitektur dapat memiliki elemen-elemen yang memiliki nilai yang saling berlawanan
secara bersamaan, misalnya besar kecil, tertutup-terbuka, melingkar-persegi, struktural-
meruang.
2. Elemen Fungsi Ganda
Elemen berfungsi ganda lebih berfokus pada fungsi dan susunan elemen itu sendiri. Elemen
fungsi ganda dapat menjadi sebuah detail. Biasanya detail tersebut merupakan detail yang
konvensional (Classic Style). Elemen-elemen konvensional tersebut mewakili satu tahap
pengembangan revolusioner.
3. Kontradiksi Adaptasi
Manifestasi dalam kejanggalan ritme, arah, dan kedekatannya, serta khususnya
superadjecencies-nya. Superadjecencies cenderung inklusif, bisa berhubungan dengan
kontras, bisa pula dengan elemen-elemen yang tidak dapat “didamaikan”.
Poin-poin di atas selanjutnya digunakan sebagai parameter analisis preseden.

Tahap 2 : memilih bangunan


Bangunan yang dipilih untuk dianalisis adalah bangunan rancangan Robert Venturi sendiri, yaitu
Vanna Venturi House. Bangunan ini dipilih sebagai objek analisis karena dirancang oleh Robert
Venturi sendiri serta tertulis dalam buku Robert Venturi “Complexity and Contradiction in
Architecture”, bangunan Vanna Venturi House dirancang menurut prinsip-prinsip arsitektur sang
arsitek.

Tahap 3 : analisis preseden


Berikut penjelasan singkat yang dipaparkan Venturi mengenai hasil rancangannya yaitu Vanna
Venturi House :
Bangunan ini memperlihatkan adanya kompleksitas dan kontradiksi, yaitu’ kompleks dan
sederhana’, ‘terbuka dan tertutup’, ‘besar dan kecil’. Beberapa elemen yang baik pada satu tingkat
dan buruk pada yang lain; mengakomodasi elemen generik dari rumah pada umumnya, dan unsur-
unsur situasional dari rumah pada khususnya. Bangunan ini mencapai kesatuan sulit. Kompleks
dan terdistorsi dalam bentuk dan antar hubungan ruang. Di sisi lain, bentuk luar yang dibatasi oleh
dinding parapeted dan atap pelana yang melampirkan kompleksitas ini dan distorsi adalah
sederhana dan konsisten. Tampak bangunan, kombinasi konvensional pintu, jendela, cerobong
asap dan atap pelana, menciptakan hampir simbolik gambar rumah. Kontradiksi Venturi House
terlihat antara ruang dalam dan luar, namun tidak total. Ruang dalam, rencana secara keseluruhan
mencerminkan konsistensi simetris dari luar; ruang luar, perforasi di ketinggian mencerminkan
distorsi ruang dalam. Mengenai ruang dalam, rencana awalnya simetris dengan inti vertikal
sebagai pusat yang memancarkan dua dinding diagonal hampir simetris, yang memisahkan dua
ruang di depan dan ruang sentral utama di belakang. Kompleksitas arsitektur dan distorsi ruang
dalam, tercermin di ruang luar.
Ukuran dan bentuk jendela perforasi di luar dinding, serta pusat cerobong asap, bertentangan
dengan simetri keseluruhan dari bentuk luar bangunan: jendela yang seimbang di setiap sisi,
mendominasi pintu dan elemen cerobong di depan, dan jendela lunette di belakang. Rumah yang
bersifat “terbuka dan tertutup” serta yang “sederhana dan kompleks”.
Jjj
Vanna Venturi House Parameter Kesimpulan Rekomendasi

IDEOLOGI
Material yang digunakan bangunan Vanna Venturi House ini yaitu dinding parapet Pluralisme Pluralisme yang Berdasarkan pluralism Vanna Venturi House, adanya
dan atap gabel. Sebagaimana yang diketahui, bahwa dinding parapet adalah properti diperlihatkan Venturi pada perkembangan material yang digunakan dan
yang digunakan dalam arsitektur klasik sebagai dinding pembatas api. Sedangkan bangunan Vanna Venturi memperlihatkan adanya era dalam arsitektur. Ini dapat
pada atap gabel mengalami perubahan bentuk gaya menjadi lebih modern dengan House ini adalah menjadi pendukung dalam bangunan Pusat Kecantikan
membagi kedua sisi pada atap. Material lain yang digunakan adalah kayu dan batu penggunaan material di Kota Palangka Raya, dengan perkembangan masa
bata. Batu bata digunakan pada cerobong. arsitektur klasik dan juga dan teknologi akan memperlihatkan adanya pluralisme
modern. didalam bangunan Pusat Kecantikan yang
Menggunakan direncanakan.
dinding parapet.

Menggunakan atap gabel dengan


perubahan bentuk yang d belah
menjadi dua bagian
TUJUAN
Adapun Interpretasi Plural dalam bangunan Vanna Venturi House ini yaitu: Interpretasi Interpretasi plural dalam Dilihat dari tujuan perancangan bangunan Vanna
 Bagian depan bangunan, terdapat kombinasi pintu, jendela, cerobong perapian, plural (plural bangunan Vanna Venturi Venturi House ini, ia menampilkan beberapa
dan gabel yang hampir menciptakan image simbolik pada bangunan ini. Ketiga interpretation) House memperlihatkan Interpretasi Plural sebagai gambaran dari bangunan.
nya menjadi salah satu interpretasi dalam bangunan. adanya kombinasi pintu, Pada bangunan Pusat Kecantikan juga memperlihatkan
cerobong perapian, dan gabel adanya Interpretasi Plural bangunan, baik itu dari
Cerobong Perapian
yang hampir menciptakan simbol, bentuk, seni, maupun elemen yang digunakan
image simbolik bangunan, dalam rancangan.
serta menampilkan
Pintu
keseimbangan simetris, dan
Jendela juga cerobong perapian
 Keseimbangan simetris pada tampak bangunan, baik itu antara bukaan/jendela, sebagai central bangunan.
maupun antara pintu dan cerobong perapian.

Cerobong

Pintu

Jendela Bukaan
 Menampilkan elemen cerobong perapian sebagai pusat/central dalam bangunan.

a. Kamar Tidur
b. Kamar Mandi
c. R.Tamu/R.Makan/R.Keluarga
f
d. Dapur
e. Beranda/Teras samping
f. Ruang Terbuka
Cerobong Perapian
Selain dari Interpretasi Plural, Venturi house ini juga menampilkan adanya Kekayaan Bangunan Vanna Venturi Bangunan Pusat Kecantikan di Kota Palangka Raya
pengkayaan makna didalamnya, diantaranya: makna House lebih juga menampilkan pengkayaan makna yang tidak hanya
 Pada interior bangunan, dua elemen vertical (tangga dan cerobong perapian ) (richness of menonjolkan tingkatan terlihat pada eksterior bangunan, melainkan
seperti berkompetisi keras memperebutkan posisi sentral. Kedua elemen ini meaning) makna. diperlihatkan juga pada interior bangunan.
memisahkan atau sebagai batas antara ruang depan (teras) dan pusat ruang
dalam (R.Tamu/R.Makan/R.Keluarga) di belakangnya.

Belakang

Depan

 Dari sisi eksterior, bangunan Venturi House memiliki figur yang lebih mudah
ditangkap, dan ketika mencoba membayangkan berada di dalam bangunan
tersebut, menanggapi bahwa ruang interior memiliki tampilan yang
membosankan, hal ini dikarenakan tidak adanya permainan komposisi bidang
geometri didalamnya. Akan tetapi di sisi lain, bangunan terlihat menarik dengan
adanya tangga yang bersebelahan langsung dengan cerobong perapian.
 Venturi memperkenalkan kembali elemen tradisional dan diaplikasikan pada
Vanna Venturi House, yaitu dengan menghadirkan bentukan kubah ketimbang
atap runcing sebagai penanda pintu masuk.

Elemen tradisional
KONSEP
1. Complexity (Kerumitan) Complexity Konsep yang digunakan Konsep kompleksitas akan memperlihatkan adanya
 Kompleksitas bangunan terdapat pada komposisinya yang simetris dengan pada bangunan Vanna kerumitan pada bangunan Pusat Kecantikan di Kota
keseimbangan dan irama yang berulang. Denah secara keseluruhan Venturi House adalah Palangka Raya. Sama halnya dengan Vanna Venturi
merefleksikan konsistensi simetris dengan outside. Hal ini juga terlihat Complexity and House, menggunakan bentukan geometris dalam desain
pada bagian atap gabel, cerobong perapian, pintu, jendela dan bukaan pada contradiction. dan komposisi yang simetris dan asimetris.
bangunan. Kompleksitas, yaitu
kerumitan dari keseluruhan
bangunan.

Bangunan menggunakan
bentukan-bentukan
geometris dengan komposisi
yang simetris dan asimetris.

 Bentukan bangunan menggunakan bentukan geometri. Adanya perubahan


yang cukup signifikan terhadap penggunaan bentuk-bentuk geometri dalam
desain Vanna Venturi House. Secara kasat mata, susunan bentuk geometri
yang digunakan Venturi semakin kompleks dibandingkan dengan masa-
masa arsitektur sebelumnya.

a. Bentuk Dasar

Penggabungan
b. Isometri Depan

Pembagian

Penguranga
n

Pengurangan kedua sisi segitiga

Penggabungan

c. Isometri Belakang

Transformas
i

Penguranga
n

Pengurangan kedua sisi segitiga


2. Contradiction Contradiction Kontradiksi terlihat pada Konsep kontradiksi yang memperlihatkan karakteristik
 Rumit (complex) dan sederhana (simple) elemen-elemen bangunan bangunan yang saling bertolak belakang (tertutup dan
Kesederhanaan pada tampilan depannya menjadi seperti topeng untuk menutupi seperti ‘rumit dan terbuka). Dimana, ia tidak memilih “ini atau itu”,
kompleksitas intelektual yang sebenarnya. sederhana’, ‘terbuka dan melainkan lebih hadir pada keduanya “ini dan itu”.
Kerumitannya
tertutup’, ‘besar dan kecil’.
terdapat pada
Tidak hanya itu, untuk
komposisi
tampilan luar (tampak
bangunan, dan
kesederhaanaan
bangunan) juga terdapat

terlihat pada kontradiksi ‘simetris dan


bentuk/tampilan asimetris’.
bangunan.

 Terdapat kontradiksi antara tampilan depan dengan tampilan belakang tampak


bangunan. Tampilan depan bangunan menggunakan bentukan simetris yang
sejajar dan seimbang, sedangkan pada tampilan tampak belakang menggunakan
bentukan asimetris. Akan tetapi, tampak belakang tetap terlihat menarik dengan
tampilan bukaan dan jendela yang berbeda satu dengan.

 Terbuka (open) dan tertutup (closed)


Terbuka, terlihat pada bagian interior bangunan. Dimana ruang tamu, ruang
makan, dan ruang keluarga tidak dibatasi dengan dinding ataupun sekat. Dan
tertutup, terlihat pada material dinding yang menggunakan dinding parapet.
R.Makan

R.Keluarga

R.Tamu

 Besar (good) dan Kecil


Besar dalam kontekstual-nya, kecil dalam skala bangunannya. Dalam
kontekstualnya, Vanna Venturi House menggunakan unsure tradisional dan
modern di dalamnya.

Bangunan
METODE PERANCANGAN FORMAL

Bangunan ini menggunakan metode perancangan Both And. Both And Metode yang digunakan Untuk menghadirkan karakteristik dari bangunan Pusat
Both And: membuat Order, Fragmentasi dan Infleksi (memodifikasi), dan pada bangunan Vanna Kecantikan yang direncanakan, yaitu ‘Tertutup dan
Juxtaposition atau superimposition. Venturi House adalah Terbuka’, dilakukan dengan Metode Both And yang
 Order metode Both And, metode juga kaitannya dengan
Aturan atau susunan bentuk lama yang belum dibaharui. yang dikaitkan pada bagian both open and closed ‘terbuka dan tertutup’, simple and
 Fragmentasi : Pecahan menjadi perbagian-perbagian. keseluruhan bangunan complex ‘sederhana dan rumit’ pada bangunan Vanna
Infleksi : Penambahan arti baru, tapi tidak menghilangkan arti Vanna Venturi House. Venturi House.
lama/sebelumnya. Bagian yang dapat diinfleksi yaitu: Dengan tatanan ruang
susunan, bentuk, skala, ornament, bukaan, pintu dan interior/eksterior yang
jendela. dimodifikasi, kemudian
 Juxtaposition : Teknik menyandingkan dua ide, tempat, dan lain-lain digabungkan pada
dengan tujuan perbandingan dan kontras. keseluruhan.
Superimposisi : Teknik memasang satu elemen diatas elemen lain sehingga
keduanya terlihat bersama.

ORDER
Aspek dasar yang dilakukan Venturi adalah menggabungkan elemen tradisional dan
modern pada bangunan Vanna Venturi House. Bentuk tradisional diangkat dari
cerobong perapian (classic style), sedangkan modern dilihat dari material yang
digunakan.

Cerobong perapian
dengan classic style.
Menggunakan atap gabel
dan dinding perapian.

Superimposisi
Tatanan cerobong perapian dimodifikasi menjadi bagian central pada bangunan
Vanna Venturi House.

Fragmentasi
Atap gabel yang awalnya terlihat sederhana, kini mengalami fragmentasi menjadi
lebih modern dengan membaginya menjadi dua bagian.

Atap gabel
dimanipulasi

Superimposisi
Cerobong kemudian di superimposisikan dengan tangga. Tangga yang digunakan
Venturi dalam rumahnya dengan model Internaional Style. Hal ini dilakukan dengan
tujuan untuk menyandingkan elemen klasik dan international style bisa bersamaan
(mendapatkan posisi yang sama).
Cerobong a. Kamar Tidur
Depan b. Kamar Mandi
c. R.Tamu/R.Makan/
R.Keluarga
d. Dapur
e. Beranda/Teras
Belakang samping

Tangga
Atap gabel yang telah dimanipulasi, di Juxtaposisi dengan dinding parapet yang
membatasi antara ruang luar dengan ruang dalam. Hal ini memperlihatkan adanya
kontradiksi antar elemen, yaitu terbuka dan tertutup. Terbuka, terlihat pada bagian
interior bangunan. Dimana ruang tamu, ruang makan, dan ruang keluarga tidak
dibatasi dengan dinding ataupun sekat. Dan tertutup, terlihat pada material dinding
yang menggunakan dinding parapet.

Ruang tamu, ruang


makan, dan ruang
keluarga tidak dibatasi
dengan dinding ataupun
sekat.

Sumber Pustaka:
Ikhwannudin. 2005. Menggali Pemikiran Posmodernisme Dalam Arsitektur, GADJAH MADA UNIVERSITY PRESS, Yogyakarta.
Venturi. 1977. Complexity and contradiction in architecture. Museum of Modern Art, New York.

Anda mungkin juga menyukai