Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM PRAKARYA KIMIA

PEMBUATAN JAMU JAHE MERAH INSTAN

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Prakarya Kimia

Disusun oleh:

Adi Muhammad Falah Sutopo K3317002


Cindy Enrica Novitasari K3317018
Diah Ayu Saputri K3317022
Umi Wahidatul Latifah K3317074

Dosen Pengampu:

Dr. Sri Retno Dwi Ariani, M.Si

PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis dan tim uncapkan kepada Tuhan Yang Mahaesa, karena
atas segala rahmat, anugerah, kesempatan, dan karunia yang telah dan masih Ia berikan kepada
penulis dan tim sehingga dapat menyelesaikan laporan praktikum prakarya kimia yang berjudul
“Pembuatan Jamu Jahe Merah Instan” ini.

Laporan praktikum prakarya kimia yang berjudul “Pembuatan Jamu Jahe Merah
Instan” ini berisi mengenai informasi mengenai sejarah jamu instan, pembuatan jamu jaeh
merah instan, dan analisis usaha dari pembuatan jamu jahe merah instan.

Penulis dan tim menyadari jika masih banyak kekurangan yang terdapat dalam laporan
praktikum prakarya kimia kali ini. Saran dan kritik masih sangat diperlukan guna menunjang
pembuatan laporan praktikum prakarya kimia ini ke depannya.

Surakarta, 24 Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I: PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
A. Perspektif Umum .......................................................................................................... 1
B. Sejarah ........................................................................................................................... 2
C. Beberapa Jenis Jamu di Indonesia .............................................................................. 4
D. Jahe Merah .................................................................................................................... 6
BAB II: BAHAN DAN PERALATAN ................................................................................... 8
A. BAHAN .......................................................................................................................... 8
B. KEBUTUHAN PERALATAN ..................................................................................... 9
C. DESKRIPSI BAHAN YANG DIGUNAKAN ........................................................... 10
1. Gula .......................................................................................................................... 10
2. Daun Sereh ............................................................................................................... 10
3. Daun Pandan ........................................................................................................... 11
BAB III: CARA MEMBUAT JAMU INSTAN ................................................................... 12
A. BAGAN KERJA.......................................................................................................... 12
B. DATA PENGAMATAN ............................................................................................. 13
C. PEMBAHASAN LANGKAH KERJA ...................................................................... 14
1. Pemarutan Jahe Merah .......................................................................................... 14
2. Pemanasan Air Jahe Merah ................................................................................... 14
3. Pengkristalan Jahe Merah...................................................................................... 14
4. Pelabelan .................................................................................................................. 15
BAB IV: ANALISIS USAHA JAMU INSTAN ................................................................... 16
A. PEMASUKAN ............................................................................................................. 16
B. PEMBELIAN PERALATAN .................................................................................... 16
C. PENGELUARAN ........................................................................................................ 17
D. LABA BERSIH ........................................................................................................... 17
E. FOTO PRODUK ......................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 19
LAMPIRAN............................................................................................................................ 20
A. JAWABAN PERTANYAAN ..................................................................................... 20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Perspektif Umum
Jamu adalah sebutan untuk obat tradisional dari Indonesia. Belakangan
populer dengan sebutan herba atau herbal.
Jamu dibuat dari bahan-bahan alami, berupa bagian dari tumbuhan seperti
rimpang (akar-akaran), daun-daunan, kulit batang, dan buah. Ada juga
menggunakan bahan dari tubuh hewan, seperti empedu kambing, empedu ular,
atau tangkur buaya. Seringkali kuning telur ayam kampung juga dipergunakan
untuk tambahan campuran pada jamu gendong.
Jamu biasanya terasa pahit sehingga perlu ditambah madu sebagai pemanis
agar rasanya lebih dapat ditoleransi peminumnya. Bahkan ada pula jamu yang
ditambah dengan anggur. Selain sebagai pengurang rasa pahit, anggur juga
berfungsi untuk menghangatkan tubuh.
Kabupaten Sukoharjo merupakan sentra penjualan jamu tradisional yang
cukup dikenal di Indonesia. Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu
kabupaten yang termasuk dalam Provinsi Jawa Tengah.
Dari banyaknya pedagang jamu tradisional di Kabupaten Sukoharjo, maka
didirikanlah patung identitas Sukoharjo yaitu patung Jamu Gendong yang ada di
Bulakrejo. Biasa disebut patung Jamu Gendong karena patungnya
menggambarkan seorang petani dan seorang penjual jamu gendong. Daerah
Sukoharjo, khususnya kecamatan Nguter, memang terkenal sebagai daerah asal
penjual jamu gendong di berbagai kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Bogor,
Surabaya.
Di berbagai kota besar terdapat profesi penjual jamu gendong yang berkeliling
menjajakan jamu sebagai minuman yang sehat dan menyegarkan. Selain itu jamu
juga diproduksi di pabrik-pabrik jamu oleh perusahaan besar seperti Jamu Air
Mancur, Nyonya Meneer atau Djamu Djago, dan dijual di berbagai toko obat
dalam kemasan sachet. Jamu seperti ini harus dilarutkan dalam air panas terlebih
dahulu sebelum diminum. Pada perkembangan selanjutnya jamu juga dijual dalam

1
bentuk tablet, kaplet dan kapsul. Jamu instan digunakan dalam berbagai jenis
minuman.
B. Sejarah
Masyarakat Indonesia sejak zaman Kerajaan Mataram hingga kini masih
menggunakan Jamu. Minuman khas Indonesia ini telah menjadi kebanggaan
tersendiri seperti halnya dengan Ayurveda dari India dan Zhongyi dari Cina. Sejak
saat itu, perempuan lebih berperan dalam memproduksi jamu, sedangkan pria
berperan mencari tumbuhan herbal alami. Fakta itu diperkuat dengan adanya
temuan artefak Cobek dan Ulekan –alat tumbuk untuk membuat jamu. Artefak itu
bisa dilihat di situs arkeologi Liyangan yang berlokasi di lereng Gunung Sindoro,
Jawa Tengah.
Selain artefak Cobek dan Ulekan, ditemukan juga bukti-bukti lain seperti alat-
alat membuat jamu yang banyak ditemukan di Yogyakarta dan Surakarta,
tepatnya di Candi Borobudur pada relief Karmawipangga, Candi Prambanan,
Candi Brambang, dan beberapa lokasi lainnya. Konon, di zaman dulu, rahasia
kesehatan dan kesaktian para pendekar dan petinggi-petinggi kerajaan berasal dari
latihan dan bantuan dari ramuan herbal.
Seiring perkembangannya, tradisi minum Jamu sempat mengalami
penurunan. Tepatnya saat pertama kali ilmu modern masuk ke Indonesia. Saat itu
kampanye obat-obatan bersertifikat sukses mengubah pola pikir masyarakat
Indonesia sehingga minat terhadap Jamu menurun. Selain soal standar atau
sertifikat, khasiat dari Jamu pun turut dipertanyakan.
Pada masa penjajahan Jepang, sekitar tahun 1940-an, tradisi minum Jamu
kembali populer karena telah dibentuknya komite Jamu Indonesia. Dengan begitu,
kepercayaan khasiat terhadap Jamu kembali meningkat. Berjalannya waktu,
penjualan Jamu pun menyesuaikan dengan teknologi, diantaranya telah banyak
dikemas dalam bentuk pil, tablet, atau juga bubuk instan yang mudah diseduh.
Saat itu berbenturan dengan menurunnya kondisi pertanian Indonesia yang
mengakibatkan beralihnya ke dunia industri termasuk industri Jamu (baca:
industri Fitofarmaka).
Tahun 1974 hingga 1990 banyak berdiri perusahaan Jamu dan semakin
berkembang. Pada era itu juga ramai diadakan pembinaan-pembinaan dan

2
pemberian bantuan dari Pemerintah agar pelaku industri Jamu dapat
meningkatkan aktivitas produksinya.
Sejak pertama kali masyarakat Indonesia menggunakan Jamu sebagai
minuman kesehatan hingga saat ini, pengolahan Jamu berdasarkan ilmu yang
diajarkan secara turun-menurun. Namun saat ini, tradisi pengajaran pembuatan
Jamu telah jarang dilakukan, sehingga penjualan Jamu gendong sudah jarang
ditemukan. Sekarang ini, semakin sedikit anak muda yang ingin belajar membuat
Jamu. Sebagian besar dari mereka berpikir untuk mendapatkan Jamu cukup
dengan memanfaatkan Jamu yang dijual sachet dan instan.
Perlu diketahui, Jamu dipercaya berasal dari dua kata Jawa Kuno, Djampi
yang bermakna penyembuhan dan Oesodo yang bermakna kesehatan. Istilah Jamu
diperkenalkan ke publik lewat orang-orang yang dipercaya punya ilmu
pengobatan tradisonal. Mesti tak bersetifikat, khasiat Jamu telah teruji oleh waktu
secara turun-temurun digunakan sebagai obat tradisional. Sehingga hingga saat
ini, minuman berkhasiat khas Indonesia ini selalu terjaga keberlangsungannya.
Warisan nenek moyang yang tetap dijaga sampai kapan pun.
Jamu telah dikenal sejak zaman nenek moyang sebelum farmakologi modern
masuk ke Indonesia. Oleh karenanya, banyak resep racikan jamu sudah berumur
ratusan tahun dan digunakan secara turun temurun sampai saat ini.
Tidak ada data yang pasti mengenai kapan pertama kali istilah "jamu"
digunakan oleh orang Indonesia. Menurut ahli bahasa Jawa Kuno, istilah "jamu"
berasal dari bahasa Jawa Kuno "Jampi" atau "Usodo" yang berarti penyembuhan
yang menggunakan ramuan obat-obatan maupun doa-doa dan ajian-ajian. Pada
abad pertengahan (15-16 M), istilah usodo jarang digunakan. Sebaliknya istilah
jampi semakin popular diantara kalangan keraton. Kemudian sebutan "jamu"
mulai diperkenalkan pada publik oleh "dukun" atau tabib pengobat tradisional.
Pemanfaatan jamu diyakini telah berlangsung ratusan bahkan ribuan tahun
sejak periode kerajaan Hindu-Jawa. Relief candi Borobudur yang dibuat pada
Kerajaan Hindu-Budha tahun 772 M menggambarkan kebiasaan meracik dan
meminum jamu untuk memelihara kesehatan. Bukti sejarah lainnya yaitu
penemuan prasasti Madhawapura dari peninggalan kerajaan Hindu-Majapahit
yang menyebut adanya profesi "tukang meracik jamu" yang disebut Acaraki.

3
Setelah mengenal budaya menulis, bukti sejarah mengenai penggunaan jamu
semakin kuat yaitu dengan ditemukannya USADA lontar di Bali yang ditulis
menggunakan bahasa Jawa kuno.
Namun, pada masa tersebut, jamu masih digunakan oleh kalangan terbatas.
Hingga akhirnya, banyak ahli botani yang mempublikasikan tulisan-tulisan
mengenai ragam dan manfaat tanaman untuk pengobatan. Dengan demikian, jamu
yang tadinya hanya merupakan milik kalangan terbatas, dapat dinikmati oleh
seluruh lapisan masyarakat. Kemudian, jamu yang dibuat oleh rumah tangga
mulai berkembang menjadi industri-industri jamu pada awal tahun 1900.
Demikianlah jamu menjadi sangat popular di Indonesia, seperti susu bagi
masyarakat barat.
Tradisi jamu di negara lain pada dasarnya serupa dengan tradisi jamu di
Indonesia, yaitu merupakan warisan sejarah dari nenek moyang. Namun,
Indonesia memiliki keistimewaan tersendiri karena Indonesia merupakan tempat
yang subur sehingga kaya akan berbagai jenis tanaman obat.
Pada laporan praktikum ini akan dibahas mengenai pembuatan jamu jahe
merah instan dan analisis usaha dari jamu jahe merah instan tersebut.
C. Beberapa Jenis Jamu di Indonesia
1. Jamu beras kencur
Jamu beras kencur berkhasiat dapat menghilangkan pegal-pegal pada
tubuh dan sebagai tonikom atau penyegar saat habis bekerja. Dengan
membiasakan minum jamu beras kencur, tubuh akan terhindar dari pegal-
pegal dan linu yang biasa timbul bila bekerja terlalu payah. Selain itu, beras
kencur bisa meringankan batuk dan merupakan seduhan yang tepat untuk
jamu batuk
2. Jamu Cabe Puyang
Jamu cabe puyang dikatakan oleh sebagian besar penjual jamu sebagai
jamu 'pegal linu'. Artinya, untuk menghilangkan cikalen, pegal, dan linu-linu
di tubuh, terutama pegal-pegal di pinggang. Namun, ada pula yang
mengatakan untuk menghilangkan dan menghindarkan kesemutan,
menghilangkan keluhan badan panas dingin atau demam. Seorang penjual
mengatakan minuman ini baik diminum oleh ibu yang sedang hamil tua dan

4
bayi yang lahir jika minum jamu cabe puyang secara teratur tiap hari bayi akan
bersih dan bau tidak amis. Jamu cabe puyang banyak mengandung zat besi
dan berkasiat untuk menambah butiran darah merah bagi yang kurang darah
atau anemia.
3. Jamu Kudu Laos
Menurut sebagian besar penjual jamu, khasiat jamu kudu laos adalah
untuk menurunkan tekanan darah. Tetapi, ada pula yang mengatakan untuk
melancarkan peredaran darah, menghangatkan badan, membuat perut terasa
nyaman, menambah nafsu makan, melancarkan haid, dan menyegarkan badan.
4. Jamu Kunyit (Kunir Asem)
Jamu Kunir asem dikatakan oleh sebagian besar penjual jamu sebagai
jamu 'adem-ademan atau seger-segeran' yang dapat diartikan sebagai jamu
untuk menyegarkan tubuh atau dapat membuat tubuh menjadi dingin. Ada
pula yang mengatakan bermanfaat untuk menghindarkan dari panas dalam
atau sariawan, serta membuat perut menjadi dingin. Seorang penjual jamu
mengatakan bahwa jamu jenis ini tidak baik dikonsumsi oleh ibu yang sedang
hamil muda sehubungan dengan sifatnya yang memperlancar haid. Ada pula
penjual jamu yang menganjurkan minum jamu kunir asam untuk melancarkan
haid.
5. Jamu Sinom
Manfaat, bahan penyusun, serta cara pembuatan jamu sinom tidak banyak
berbeda dengan jamu kunir asam. Perbedaan hanya terletak pada tambahan
bahan sinom. Bahkan, beberapa penjual tidak menambahkan sinom, tetapi
dengan cara mengencerkan jamu kunir asam dengan mengurangi jumlah
bahan baku yang selanjutnya ditambahkan gula secukupnya.
6. Jamu Pahitan
Jamu pahitan dimanfaatkan untuk berbagai masalah kesehatan. Penjual
jamu memberikan jawaban yang bervariasi tentang manfaat jamu ini, namun
utamanya adalah untuk gatal-gatal dan kencing manis. Penjual yang lain
mengatakan manfaatnya untuk 'cuci darah', kurang nafsu makan,
menghilangkan bau badan, menurunkan kolesterol, perut kembung/sebah,
jerawat, pegal, dan pusing.

5
7. Jamu Kunci Suruh
Jamu kunci suruh dimanfaatkan oleh wanita, terutama ibu-ibu untuk
mengobati keluhan keputihan (fluor albus). Sedangkan manfaat lain yaitu
untuk merapatkan bagian intim wanita (vagina), menghilangkan bau badan,
mengecilkan rahim dan perut, serta dikatakan dapat menguatkan gigi.
8. Jamu Uyup-uyup/Gepyokan
Jamu uyup-uyup atau gepyokan adalah jamu yang digunakan untuk
meningkatkan produksi air susu ibu pada ibu yang sedang menyusui. Hanya
seorang penjual jamu yang mengatakan bahwa ada khasiat lain, yaitu untuk
menghilangkan bau badan yang kurang sedap, baik pada ibu maupun anak dan
'mendinginkan' perut.
D. Jahe Merah
Jahe atau dengan nama lain Zingiber officinale Rosc merupakan tanaman
rimpang yang sangat populer sebagai rempah-rempah dan bahan obat.
Rimpangnya berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah. Rasa
dominan pedas disebabkan senyawa keton bernama zingeron.
Perlu diketahui bahwa bagian dari jahe merah yang biasanya digunakan
hanyalah bagian rimpangnya saja. Mengapa hanya bagian rimpangnya saja? Pada
bagian rimpang jahe merah terdapat bermacam senyawa alami yang memberikan
rasa khas yaitu rasa pedas pada jahe merah tersebut. Percaya akan kegunaan jahe
merah yang mampu menyembuhkan beberapa macam penyakit sudah dilakukan
oleh banyak orang. Namun banyak dari mereka yang belum mengetahui
kandungan jahe merah apa saja yang terdapat dalam jahe merah.
Di dalam jahe merah, terdapat senyawa alami yang begitu berkhasiat bagi
kesehatan manusia apabila dikonsumsi dengan cara yang tepat. Terdapat shogaol,
gingerol, dan zingeron di dalam jahe merah. Selain itu, menurut Jahemerah.org,
anda akan menemukan beberapa senyawa kimia dalam satu rimpang jahe merah.
Terdapat capsaicin, farnesene, cineole, caprylic acid, aspartic, linolenic acid,
gingerdione, dan masih banyak lagi senyawa kimia yang terkandung di dalam jahe
merah. Mungkin senyawa-senyawa tersebut asing bagi anda, namun peran
aktifnya sangat membantu dalam penyembuhan suatu penyakit baik ringan
maupun penyakit yang membahayakan. Di dalam jahe merah, peneliti

6
menemukan unsul pati seperti yang terdapat pada tepung kanji. Tidak hanya itu
saja, kandungan jahe merah yang lain adalah serat-serat resin dalam jumlah yang
tidak begitu banyak.
Perlu diketahui bahwa dalam jahe merah mengandung hingga 4% minyak
atsiri dan juga kandungan oleoresin. Di dalam minyak atsiri, masih terdapat
beberapa unsur alami seperti linalool, methyl heptenone, borneol, cineol, citral,
chavicol, geraniol, zingiberene, dan acetates. Unsur-unsur tersebut dijadikan
sebagai bahan utama dalam pembuatan obat-obatan atau dalam dunia farmasi.
Pada angka yang tepat, minyak atsiri yang terdapat dalam jahe merah berkisar
antara 2,5 persen hingga paling tinggi di angka 2,7 persen. Kandungan minyak
atsiri dengan angka seperti yang sudah disebutkan telah diteliti dan dihitung
berbasis berat kering dari jahe merah tersebut. Pada umumnya, setiap jahe
memiliki kandungan minyak atisir, namun isinya berbeda-beda dari jenis jahe
yang satu dengan jenis jahe yang lainnya. Minyak atsiri memiliki tekstur yang
agak sedikit kental dan biasanya berwarna kuning. Fungsi dari minyak atsiri yang
terkandung pada jahe merah berperan penting dalam memberikan aroma yang
khas pada jahe merah. Minyak atsiri yang terdapat dalam kandungan jahe merah
ditentukan dari umur jahe tersebut, semakin tua jahe merah, semakin banyak pula
kandungan minyak atsiri di dalamnya.

7
BAB II

BAHAN DAN PERALATAN

Setiap kali kita hendak membuat atau memproduksi sesuatu pasti diawali dengan
langkah-langkah persiapan, terutama menyiapkan bahan dan peralatan yang diperlukan.
Bahan dan peralatan yang diperlukan untuk membuat jamu jahe merah instan adalah
sebagai berikut.

A. BAHAN

Nama Bahan Jumlah Gambar


Jahe merah ¼ kg

Gula pasir 0,25 kg

Daun sereh 2 batang

Daun pandan 2 lembar

8
Tempat jamu instan 1
(sachet)

B. KEBUTUHAN PERALATAN

Nama Alat Jumlah Gambar


Pisau dan talenan 1

Parutan 1

Baskom 1

Pengaduk 1

Kompor listrik 1

Ayakan 1

9
Sendok 1

Wajan 1

C. DESKRIPSI BAHAN YANG DIGUNAKAN


1. Gula
Gula dipergunakan sebagai pemanis, memiliki peran yang besar pada
penampakan dan cita rasa jamu instan yang dihasilkan. Disamping itu, gula
juga bertindak sebagai pengikat komponen flavor. Pemanis yang paling umum
digunakan dalam pembuatan jamu instan yang dalam kehidupan sehari
dikenal sebagai gula pasir.
2. Daun Sereh
Serai, juga disebut sereh, adalah tanaman perdu tinggi, dengan tangkai dan
daun memanjang. Minyak esensial serai digunakan dalam aromaterapi untuk
menyegarkan udara, mengurangi stres, dan mengangkat suasana hati. Sereh
memiliki aroma segar mirip seperti lemon.
Aroma sereh yang harum juga mengindikasikan adanya kandungan zat
aktif. Karena itu pula tanaman sereh juga banyak dimanfaatkan kalangan
industri untuk diambil minyaknya dan dijadikan minyak atsiri. Minyak serai
ini diketahui mengandung zat sitronela yang berguna untuk mengusir nyamuk.
Anda pun bisa membakar daun atau batang sereh untuk mengusir nyamuk di
rumah.Sejumlah penelitian menemukan manfaat daun sereh dari
kandungannya yang beragam, seperti vitamin B, kalium, magnesium, dan zat
besi. Minyak atsiri dalam sereh juga kaya dengan senyawa terpinol, sitronelol,
dan sitrat, a-pinen. Juga ada kariofilen oksida, elemol, geranil butirat, geranial,
eugenol, lomonen, metileugenol, sabinen, kamfen, mirsen, p-simen, felandren
beta, borneol, sitronelal, limonen, cis-osimen, metilheptenon, farnesol,
dipenten, metil heptanenon, bornilasetat, geranilformat, terpinil astet, dll.

10
3. Daun Pandan
Pandan wangi (atau biasa disebut pandan saja) adalah jenis tumbuhan
monokotil dari famili Pandanaceae yang memiliki daun beraroma wangi yang
khas. Daunnya merupakan komponen penting dalam tradisi masakan
Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Tumbuhan ini mudah
dijumpai di pekarangan atau tumbuh liar di tepi-tepi selokan yang teduh.
Akarnya besar dan memiliki akar tunggang yang menopang tumbuhan ini bila
telah cukup besar. Daunnya memanjang seperti daun palem dan tersusun
secara roset yang rapat, panjangnya dapat mencapai 60cm. Beberapa varietas
memiliki tepi daun yang bergerigi.
Daun tumbuhan merupakan komponen cukup penting dalam tradisi boga
Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya sebagai pewangi
makanan karena aroma yang dihasilkannya. Daun pandan biasa dipakai dalam
pembuatan kue atau masakan lain seperti kolak dan bubur kacang hijau.
Sewaktu menanak nasi, daun pandan juga kerap diletakkan di sela-sela nasi
dengan maksud supaya nasi menjadi beraroma harum. Aroma harum yang
khas ini terasa kuat ketika daunnya masih cukup segar atau agak kering. Selain
sebagai pengharum kue, daun pandan juga dipakai sebagai sumber warna
hijau bagi makanan (selain daun suji), sebagai komponen hiasan penyajian
makanan, dan juga sebagai bagian dalam rangkaian bunga di pesta perkawinan
(dironce) untuk mengharumkan ruangan.
Daun pandan banyak sekali digunakan terutama dalam membuat kue-kue
tradisional Indonesia atau Asia.

11
BAB III

CARA MEMBUAT JAMU INSTAN

Setelah mempersiapkan bahan dan peralatan secukupnya, langkah selanjutnya


adalah membuat jamu jahe merah instan. Langkah-langkah pembuatan jamu jahe merah
instan adalah sebagai berikut.

A. BAGAN KERJA

Jahe merah dicuci bersih, dikupas, kemudian diparut.

Hasil parutan diperas tanpa air menggunakan kain bersih. (Jika tidak ada, peras secara
manual hingga diperoleh sari kunyit maksimal).

Air hasil perasan jahe merah dimasukkan ke dalam wajan, Kemudian dipanaskan
dengan menggunakan kompor.

Memasukkan gula pasir 2 kali berat jahe merah, 2 batang sereh dan 2 helai daun
pandan.

Mengaduk terus hingga mengkristal kembali.

Setelah mengkristal, mengangkat wajan dan ayak hasil jamu yang mengkristal dan
mengemas ke dalam wadah kemudian, lalu memberi label

12
B. DATA PENGAMATAN
No. Perlakuan Hasil Gambar
1 Jahe merah dicuci bersih, Jahe merah mulai
dikupas, kemudian diparut. halus, warnanya
kecoklatan

2 Hasil parutan diperas tanpa Sari jahe berwarna


air menggunakan kain kecoklatan
bersih. (Jika tidak ada, peras
secara manual hingga
diperoleh sari kunyit
maksimal).
3 Air hasil perasan kunyit Warna lebih pekat
dimasukkan ke dalam
wajan, Kemudian
dipanaskan dengan
menggunakan kompor.
4 Memasukkan gula pasir 2 Aroma menjadi lebih
kali berat kunyit, 2 batang harum.
sereh dan 2 helai daun
pandan.
5 Mengaduk terus hingga Kunyit dan gula
mengkristal kembali. mengkristal kembali
dan lebih halus
berwarna coklat
terang.

13
6 Setelah mengkristal, Hasil diayak untuk
mengangkat wajan dan ayak diambil kunyit yang
hasil jamu yang mengkristal halus kemudian
dan mengemas ke dalam dimasukkan dalam
wadah kemudian, lalu wadah untuk diberi
memberi label label.
C. PEMBAHASAN LANGKAH KERJA
1. Pemarutan Jahe Merah
Jahe merah terlebih dahulu diparut untuk mendapatkan sarinya. Setelah
diparut menghasilkan serbuk jahe merah. Serbuk ini kemudian diperas tanpa
tambahan air menggunakan kain bersih (jika tidak bisa, menggunakan tangan
secara manual) sehingga didapatkan air sari jahe merah murni.
2. Pemanasan Air Jahe Merah
Gula dengan air diatas kompor sampai gula melarut semua sampai
mendidih. Gula dipergunakan sebagai pemanis, memiliki peran yang besar
pada penampakan dan cita rasa jamu instan yang dihasilkan. Disamping itu,
gula juga bertindak sebagai pengikat komponen flavor.
Kemudian menambahkan sereh yang berfungsi sebagai penyedap rasa
alami pada jahe. Penambahan sereh ini juga sebagai nutrient enhancer bagi
jahe, karena di samping kita mendapatkan manfaat dari jahe merah, kita juga
mendapatkan manfaat dari sereh yang ditambahkan pada produk jahe merah
ini.
Penambahan bahan yang berikutnya adalah penambahan dua helai daun
pandan wangi (pandan), yang berfungsi sebagai penambah aroma harum bagi
produk jahe merah. Pandan ini juga berfungsi sebagai nutrient enhancer bagi
produk jahe (fungsi ini sama seperti penambahan sereh sehingga diharapkan
produk akhir dari proses ini akan didapatkan produk jahe merah berkualitas
dan bergizi tinggi untuk menjaga kesehatan).
3. Pengkristalan Jahe Merah
Jahe merah yang telah dimasak bersama-sama dengan gula, sereh, dan
pandan kemudian diaduk terus hingga membentuk kristal (padatan bubuk).
Setelah jadi, kristal jahe merah ini siap dikemas dalam kemasan dan dilabeli.

14
4. Pelabelan
Jamu merah instan siap diberi label setelah sebelumnya dimasukkan ke
dalam kemasan. Label yang baik seharusnya menginformasikan tentang nama
dagang, volume, bahan yang digunakan, bahan tambahan, tanggal
kedaluwarsa, ijin depkes, label halal dll.

15
BAB IV

ANALISIS USAHA JAMU INSTAN

Setiap usaha memerlukan persiapan dan perencanaan kegiatan yang matang terutama
segi pemasarannya. Rencana usaha pembuatan jamu instan dapat kita ambil contoh
sebagai berikut.

1. Nama produk: Jahe Merah Instan “Seger”


2. Jumlah produksi 50 sachet jamu instan/hari
3. Harga bahan-bahan produksi ada pada tabel pengeluaran.
4. Periode produksi 1 bulan = 25 hari kerja
5. Harga jual jamu instan Rp3000,00/sachet

Dengan demikian biaya produksi dan keuntungan dalam satu bulan dapat dihitung
sebagai berikut.

A. PEMASUKAN
Hasil penjualan jamu instan sachet per bulan:
25 ℎ𝑎𝑟𝑖/𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 × 50 𝑠𝑎𝑐ℎ𝑒𝑡/ℎ𝑎𝑟𝑖 × 𝑅𝑝3.000,00/𝑠𝑎𝑐ℎ𝑒𝑡
= 𝐑𝐩𝟑. 𝟕𝟓𝟎. 𝟎𝟎𝟎/𝒃𝒖𝒍𝒂𝒏
B. PEMBELIAN PERALATAN
Nama alat Harga
Wajan Rp30.000,00
Pengaduk Rp3.000,00
Baskom Rp5.000,00
Kompor listrik Rp30.000,00
Ayakan Rp5.000,00
Sendok Rp3.000,00
Pisau Rp10.000,00
Talenan Rp25.000,00
Parutan Rp35.000,00

16
Total: Rp146.000,00
Dengan asumsi umur teknis peralatan satu tahun, maka nilai penyusutan tiap
bulan adalah sebagai berikut.
Rp146.000,00/𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 ÷ 12 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛/𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 = Rp12.167,00/𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
C. PENGELUARAN
Pengeluaran Biaya
Penyusutan alat Rp12.167,00/bulan
Gula pasir Rp125.000,00/bulan
(25 ℎ𝑎𝑟𝑖/𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 × 5 𝑔/𝑠𝑎𝑐ℎ𝑒𝑡 ×
50 𝑠𝑎𝑐ℎ𝑒𝑡/ℎ𝑎𝑟𝑖 × Rp20,00/𝑔)
Sachet jamu jahe merah instan Rp62.500,00/bulan
(50 𝑠𝑎𝑐ℎ𝑒𝑡/ℎ𝑎𝑟𝑖 × 25 ℎ𝑎𝑟𝑖/
𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 × Rp50,00/𝑠𝑎𝑐ℎ𝑒𝑡)
Daun sereh Rp187.500,00/bulan
(25 ℎ𝑎𝑟𝑖/𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 × 0,5 𝑔/𝑠𝑎𝑐ℎ𝑒𝑡 ×
50 𝑠𝑎𝑐ℎ𝑒𝑡/ℎ𝑎𝑟𝑖 × Rp300,00/𝑔)
Daun pandan Rp187.500,00/bulan
(25 ℎ𝑎𝑟𝑖/𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 × 0,5 𝑔/𝑠𝑎𝑐ℎ𝑒𝑡 ×
50 𝑠𝑎𝑐ℎ𝑒𝑡/ℎ𝑎𝑟𝑖 × Rp300,00/𝑔)
Etiket Rp125.000,00/bulan
(25 ℎ𝑎𝑟𝑖/𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 × 2 𝑒𝑡𝑖𝑘𝑒𝑡/𝑏𝑜𝑡𝑜𝑙 ×
50 𝑠𝑎𝑐ℎ𝑒𝑡/ℎ𝑎𝑟𝑖 × Rp50,00/𝑒𝑡𝑖𝑘𝑒𝑡)
Tenaga kerja Rp1.875.000,00/bulan
(25 ℎ𝑎𝑟𝑖/𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 × 3 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔/ℎ𝑎𝑟𝑖 ×
Rp25.000,00/𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔)
Total Rp2.574.667,00/bulan
D. LABA BERSIH
Komponen Jumlah
Pemasukan Rp3.750.000,00/bulan
Pengeluaran Rp2.574.667,00/bulan
Laba bersih Rp1.175.333/bulan

17
E. FOTO PRODUK

a. Foto label produk

b. Desain Produk

18
DAFTAR PUSTAKA

Arum, S. (2005). 100% Peluang Bisnis Jamu Paling Menguntungkan. Jakarta:


Erlangga.
Murphy, J. (2010). The History of Tolak Angin. New York: Brian and Son co.
Pudjiastuti, E. (2004). Peluang Bisnis Jahe Merah Komersial. Bandung: Yramawidya.
Putri, V. S. (2010). 10 Bisnis Minuman Kemasan Untung Besar Resiko Kecil.
Karawang: Pustaka Parahyangan.
Wijayanti, S. (2006). Usaha Jamu Instan Masa Kini: Modal Kecil, Untung Besar.
Bekasi: Rakyat Jaya.

19
LAMPIRAN

A. JAWABAN PERTANYAAN
1. Sebutkan khasiat dan manfaat dari jamu instan yang anda hasilkan!
Jawab: Manfaat dari jamu jahe merah adalah sebagai berikut.
a. Efektif meredakan gejala batuk dan sakit tenggorokan
b. Menurunkan tekanan darah
c. Memperbaiki pencernaan
d. Mencegah penggumpalan darah penyebab stroke dan serangan jantung
e. Menetralkan tubuh dari radikal bebas
f. Meringankan kram perut
g. Menambah stamina
2. Hitunglah analisis kelayakan usaha dari usaha pembuatan jamu instan!
Jawab:
a. Pemasukan
Hasil penjualan jamu instan sachet per bulan:
25 ℎ𝑎𝑟𝑖/𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 × 50 𝑠𝑎𝑐ℎ𝑒𝑡/ℎ𝑎𝑟𝑖 × 𝑅𝑝3.000,00/𝑠𝑎𝑐ℎ𝑒𝑡
= 𝐑𝐩𝟑. 𝟕𝟓𝟎. 𝟎𝟎𝟎/𝒃𝒖𝒍𝒂𝒏
b. Pemberlian peralatan
Nama alat Harga
Wajan Rp30.000,00
Pengaduk Rp3.000,00
Baskom Rp5.000,00
Kompor listrik Rp30.000,00
Ayakan Rp5.000,00
Sendok Rp3.000,00
Pisau Rp10.000,00
Talenan Rp25.000,00
Parutan Rp35.000,00
Total: Rp146.000,00

20
Dengan asumsi umur teknis peralatan satu tahun, maka nilai penyusutan
tiap bulan adalah sebagai berikut.
Rp146.000,00/𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 ÷ 12 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛/𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 = Rp12.167,00/𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
c. Pengeluaran
Pengeluaran Biaya
Penyusutan alat Rp12.167,00/bulan
Gula pasir Rp125.000,00/bulan
(25 ℎ𝑎𝑟𝑖/𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 × 5 𝑔/𝑠𝑎𝑐ℎ𝑒𝑡 ×
50 𝑠𝑎𝑐ℎ𝑒𝑡/ℎ𝑎𝑟𝑖 × Rp20,00/𝑔)
Sachet jamu jahe merah instan Rp62.500,00/bulan
(50 𝑠𝑎𝑐ℎ𝑒𝑡/ℎ𝑎𝑟𝑖 × 25 ℎ𝑎𝑟𝑖/
𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 × Rp50,00/𝑠𝑎𝑐ℎ𝑒𝑡)
Daun sereh Rp187.500,00/bulan
(25 ℎ𝑎𝑟𝑖/𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 × 0,5 𝑔/𝑠𝑎𝑐ℎ𝑒𝑡 ×
50 𝑠𝑎𝑐ℎ𝑒𝑡/ℎ𝑎𝑟𝑖 × Rp300,00/𝑔)
Daun pandan Rp187.500,00/bulan
(25 ℎ𝑎𝑟𝑖/𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 × 0,5 𝑔/𝑠𝑎𝑐ℎ𝑒𝑡 ×
50 𝑠𝑎𝑐ℎ𝑒𝑡/ℎ𝑎𝑟𝑖 × Rp300,00/𝑔)
Etiket Rp125.000,00/bulan
(25 ℎ𝑎𝑟𝑖/𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 × 2 𝑒𝑡𝑖𝑘𝑒𝑡/𝑏𝑜𝑡𝑜𝑙 ×
50 𝑠𝑎𝑐ℎ𝑒𝑡/ℎ𝑎𝑟𝑖 × Rp50,00/𝑒𝑡𝑖𝑘𝑒𝑡)
Tenaga kerja Rp1.875.000,00/bulan
(25 ℎ𝑎𝑟𝑖/𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 × 3 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔/ℎ𝑎𝑟𝑖 ×
Rp25.000,00/𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔)
Total Rp2.574.667,00/bulan
d. Laba bersih
Komponen Jumlah
Pemasukan Rp3.750.000,00/bulan
Pengeluaran Rp2.574.667,00/bulan
Laba bersih Rp1.175.333/bulan

21
3. Buatlah desain leaflet untuk produk aneka jamu instan yang telah anda
hasilkan disertai khasiat dari masing-masing jamu instan (sesuaikan dengan
bahan baku empon-emponnya)!
Jawab:

22

Anda mungkin juga menyukai