TKRS
AKP MRMIK
NAMA RUMAH SAKIT : KPS
PP PPI
KABUPATEN :
MFK
PROVINSI : PAP HPK
PUSAT PELATIHAN DAN PMKP
BIMBINGAN NAMA PEMBIMBING :
AKREDITASI RUMAH SAKIT PAB KE
(PPA-DHP) KELOMPOK BIMBINGAN : TKRS / TKK 1 / TKK 2 PKPO
PROGNA SKP
TANGGAL BIMBINGAN :
S
PPK
ELEMEN
FOKUS STANDAR
PENILAIAN
Representasi
pemilik/Dewan
a. Pengawas dipilih
dan ditetapkan oleh
Pemilik.
Tanggung jawab
dan wewenang
representasi pemilik
meliputi poin a)
sampai dengan h)
b. yang tertera di
dalam maksud dan
tujuan serta
Struktur organisasi serta wewenang dijelaskan di dalam
Representatif
pemilik/representasi pemilik peraturan internal
pemilik /
TKRS 1 dijelaskan di dalam aturan internal rumah sakit.
Dewan
rumah sakit (Hospital by laws) yang
Pengawas Representasi
ditetapkan oleh pemilik rumah sakit.
pemilik/Dewan
Pengawas di
evaluasi oleh
c.
pemilik setiap
tahun dan hasil
evaluasinya
didokumentasikan.
Representasi
pemilik/Dewan
Pengawas
d. menetapkan visi
misi rumah sakit
yang diarahkan
oleh pemilik.
Telah menetapkan
regulasi tentang
kualifikasi Direktur,
uraian tugas,
tanggung jawab
dan wewenang
a.
sesuai dengan
persyaratan dan
peraturan
perundang-
undangan yang
berlaku.
Akuntabilitas
Direktur Direktur rumah sakit bertanggung
Utama/ jawab untuk menjalankan rumah
TKRS 2
Direktur / sakit dan mematuhi peraturan dan
Kepala perundang- undangan.
Rumah Sakit
Direktur
menjalankan
operasional rumah
Akuntabilitas
sakit sesuai
Direktur Direktur rumah sakit bertanggung
tanggung jawabnya
Utama/ jawab untuk menjalankan rumah
TKRS 2 yang meliputi
Direktur / sakit dan mematuhi peraturan dan
b. namun tidak
Kepala perundang- undangan.
terbatas pada poin
Rumah Sakit
a) sampai dengan i)
dalam maksud dan
tujuan yang
dituangkan dalam
uraian tugasnya.
Memiliki bukti
tertulis tanggung
jawab Direktur
telah dilaksanakan
dan dievaluasi oleh
c.
pemilik/representas
i pemilik setiap
tahun dan hasil
evaluasinya
didokumentasikan.
Direktur menunjuk
pimpinan rumah
sakit dan kepala
unit sesuai
a. kualifikasi dalam
persyaratan jabatan
yang telah
ditetapkan beserta
uraian tugasnya
Pimpinan rumah
sakit bertanggung
jawab untuk
melaksanakan misi
yang telah
b.
ditetapkan dan
memastikan
kebijakan serta
prosedur
dilaksanakan
Pimpinan rumah sakit menyusun
misi, rencana kerja dan kebijakan
untuk memenuhi misi rumah sakit
TKRS 3 serta merencanakan dan
menentukan jenis pelayanan klinis
untuk memenuhi kebutuhan pasien
yang dilayani rumah sakit.
Pimpinan rumah sakit menyusun
misi, rencana kerja dan kebijakan
untuk memenuhi misi rumah sakit
Pimpinan rumah
TKRS 3 serta merencanakan dan
sakit bersama
menentukan jenis pelayanan klinis
dengan pimpinan
untuk memenuhi kebutuhan pasien
unit merencanakan
yang dilayani rumah sakit.
dan menentukan
c. jenis pelayanan
klinis untuk
memenuhi
kebutuhan pasien
yang dilayani
rumah sakit.
Rumah sakit
memberikan
informasi tentang
Akuntabilitas pelayanan yang
Pimpinan disediakan kepada
Rumah Sakit tokoh masyarakat,
para pemangku
kepentingan,
d.
fasilitas pelayanan
kesehatan di sekitar
rumah sakit, dan
terdapat proses
untuk menerima
masukan bagi
peningkatan
pelayanannya.
Pimpinan rumah
sakit memastikan
bahwa terdapat
proses untuk
a. menyampaikan
informasi dalam
lingkungan rumah
sakit secara akurat
dan tepat waktu.
Pimpinan rumah
sakit memastikan
bahwa komunikasi
yang efektif antara
Pimpinan rumah sakit memastikan
unit klinis dan
komunikasi yang efektif telah
TKRS 3.1 nonklinis, antara
dilaksanakan secara menyeluruh di b.
PPA dengan
rumah sakit.
manajemen, antar
PPA dengan pasien
dan keluarga serta
antar staf telah
dilaksanakan.
Pimpinan rumah
sakit telah
mengkomunikasika
n visi, misi, tujuan,
c.
rencana strategis
dan kebijakan,
rumah sakit kepada
semua staf.
Direktur dan
Pimpinan rumah
sakit berpartisipasi
dalam
merencanakan
mengembangkan
a. dan menerapkan
program
peningkatan mutu
dan keselamatan
pasien di
lingkungan rumah
sakit.
Pimpinan rumah
sakit memilih dan
menetapkan proses
pengukuran,
pengkajian data,
rencana perbaikan
b. dan
mempertahankan
peningkatan mutu
dan keselamatan
pasien di
Pimpinan rumah sakit
lingkungan rumah
merencanakan, mengembangkan,
sakit
TKRS 4 dan menerapkan program
Pimpinan rumah
peningkatan mutu dan keselamatan
sakit memastikan
pasien.
terlaksananya
program PMKP
termasuk
memberikan
dukungan teknologi
dan sumber daya
yang adekuat serta
c.
menyediakan
pendidikan staf
tentang
peningkatan mutu
dan keselamatan
pasien di rumah
sakit agar dapat
Kepemimpina berjalan secara
n Rumah efektif.
Sakit Untuk
Mutu Dan
Keselamatan
Pasien
Kepemimpina
n Rumah
Sakit Untuk
Pimpinan rumah
Mutu Dan
sakit menetapkan
Keselamatan
mekanisme
Pasien
pemantauan dan
d.
koordinasi program
peningkatan mutu
dan keselamatan
pasien
Direktur dan
pimpinan rumah
sakit menggunakan
data yang tersedia
(data based) dalam
menetapkan
indikator prioritas
a.
rumah sakit yang
perbaikannya akan
berdampak
luas/menyeluruh
meliputi poin a) – f)
dalam maksud dan
tujuan.
Direktur dan Pimpinan rumah sakit Dalam memilih
berpartisipasi dalam menetapkan prioritas perbaikan
prioritas perbaikan di tingkat rumah di tingkat rumah
sakit yang merupakan proses yang sakit maka Direktur
TKRS 5 berdampak luas/menyeluruh di dan pimpinan
b.
rumah sakit termasuk di dalamnya mengggunakan
kegiatan keselamatan pasien serta kriteria prioritas
analisa dampak dari perbaikan yang meliputi poin a) –
telah dilakukan. h) dalam maksud
dan tujuan.
Direktur dan
pimpinan rumah
sakit mengkaji
dampak perbaikan
primer dan dampak
perbaikan sekunder
c. pada indikator
prioritas rumah
sakit yang
ditetapkan di
tingkat rumah sakit
maupun tingkat
unit.
Pimpinan rumah
sakit bertanggung
jawab terhadap
kontrak untuk
memenuhi
kebutuhan pasien
a. dan manajemen
termasuk ruang
lingkup pelayanan
tersebut yang
dicantumkan dalam
persetujuan
kontrak.
Tenaga kesehatan
yang dikontrak
perlu dilakukan
b.
kredensial sesuai
ketentuan di rumah
sakit.
Pimpinan rumah
sakit menginspeksi
c. kepatuhan layanan
kontrak sesuai
kebutuhan
Apabila kontrak
dinegosiasikan
ulang atau
Pimpinan Rumah Sakit bertanggung dihentikan, rumah
d.
Kepemimpina jawab untuk mengkaji, memilih, dan sakit tetap
n Rumah memantau kontrak klinis dan mempertahankan
TKRS 6
Sakit Terkait nonklinis serta melakukan evaluasi kelanjutan dari
Kontrak termasuk inspeksi kepatuhan layanan pelayanan pasien
sesuai kontrak yang disepakati. Semua kontrak
menetapkan data
mutu yang harus
dilaporkan kepada
rumah sakit,
disertai frekuensi
dan mekanisme
e.
pelaporan, serta
bagaimana rumah
sakit akan
merespons jika
persyaratan atau
ekspektasi mutu
tidak terpenuhi.
Pimpinan klinis dan
non klinis yang
terkait layanan
yang dikontrak
melakukan analisis
dan memantau
informasi mutu
yang dilaporkan
f.
pihak yang
dikontrak yang
merupakan bagian
dalam program
peningkatan mutu
dan keselamatan
pasien rumah sakit.
Pimpinan rumah
sakit menggunakan
data dan informasi
mutu serta dampak
terhadap
a. keselamatan untuk
membuat
keputusan
pembelian dan
penggunaan
peralatan baru.
Pimpinan rumah
sakit menggunakan
data dan informasi
mutu serta dampak
terhadap
b. keselamatan dalam
pemilihan,
penambahan,
pengurangan dan
melakukan rotasi
staf.
Pimpinan rumah
sakit memberikan
arahan, dukungan,
dan pengawasan
d. terhadap
penggunaan
sumber daya
Teknologi Informasi
Kesehatan (TIK)
Pimpinan rumah
sakit memberikan
arahan, dukungan,
dan pengawasan
terhadap
e.
pelaksanaan
program
penanggulangan
kedaruratan dan
Kepemimpina
bencana.
n Rumah
Pimpinan rumah
Sakit Terkait
sakit memantau
Keputusan
hasil keputusannya
Mengenai
dan menggunakan
Sumber Daya
data tersebut untuk
f. mengevaluasi dan
memperbaiki mutu
keputusan
pembelian dan
pengalokasian
sumber daya.
Pimpinan rumah
sakit menentukan
obat-obatan,
perbekalan medis,
serta peralatan
a.
medis yang paling
berisiko dan
membuat bagan
alur rantai
perbekalannya.
Pimpinan rumah
sakit menentukan
titik paling berisiko
Pimpinan rumah sakit mencari dan
dalam bagan alur
menggunakan data serta informasi
rantai perbekalan
tentang keamanan dalam rantai b.
dan membuat
TKRS 7.1 perbekalan untuk melindungi pasien
keputusan
dan staf terhadap produk yang tidak
berdasarkan risiko
stabil, terkontaminasi, rusak, dan
dalam rantai
palsu.
perbekalan tersebut
Rumah sakit
memiliki proses
untuk melakukan
pelacakan
retrospektif
c.
terhadap
perbekalan yang
diduga tidak stabil,
terkontaminasi,
rusak, atau palsu.
Rumah sakit
memberitahu
produsen dan /
atau distributor bila
d. menemukan
perbekalan yang
tidak stabil,
terkontaminasi,
rusak, atau palsu.
Terdapat struktur
organisasi komite
medik, komite
keperawatan, dan
komite tenaga
a. kesehatan lain yang
ditetapkan Direktur
sesuai peraturan
perundang-
undangan yang
berlaku.
Pengorganisa
sian dan Komite medik,
Akuntabilitas Komite medik, komite keperawatan komite
Komite dan komite tenaga kesehatan lainnya keperawatan dan
Medik, menerapkan pengorganisasisannya komite tenaga
Komite TKRS 8 sesuai peraturan kesehatan lain
b.
Keperawatan, perundangundangan untuk melaksanakan
dan Komite mendukung tanggung jawab serta tanggung jawabnya
Tenaga wewenang mereka mencakup (a-d)
Kesehatan dalam maksud dan
Lainnya tujuan
Untuk
melaksanakan
tanggung jawabnya
Komite medik,
komite
keperawatan, dan
c.
komite tenaga
kesehatan lain
menyusun Program
kerja setiap tahun
dan ditetapkan oleh
Direktur.
Kepala unit kerja
diangkat sesuai
a. kualifikasi dalam
persyaratan jabatan
yang ditetapkan.
Kepala unit kerja
menyusun
pedoman
pengorganisasian,
b. pedoman
pelayanan dan
prosedur sesuai
proses bisnis di unit
kerja.
Direktur rumah
sakit menetapkan
a.
Komite etik rumah
sakit.
Program
Pimpinan rumah sakit bertanggung
Penelitian
jawab terhadap mutu dan keamanan
Bersubjek TKRS 15
dalam program penelitian bersubjek
Manusia Di
manusia.
Rumah Sakit
Terdapat proses
yang memastikan
bahwa seluruh
pasien yang ikut di
dalam penelitian
telah melalui proses
persetujuan tertulis
(informed consent)
Program untuk melakukan
Pimpinan rumah sakit bertanggung
Penelitian penelitian, tanpa
jawab terhadap mutu dan keamanan
Bersubjek TKRS 15 adanya paksaan
dalam program penelitian bersubjek
Manusia Di untuk mengikuti
manusia.
Rumah Sakit penelitian dan telah
d. mendapatkan
informasi mengenai
lamanya penelitian,
prosedur yang
harus dilalui, siapa
yang dapat
dikontak selama
penelitian
berlangsung,
manfaat, potensial
risiko serta
alternatif
pengobatan
lainnya.
Apabila penelitian
dilakukan oleh
pihak ketiga
(kontrak), maka
pimpinan rumah
sakit memastikan
bahwa pihak ketiga
e.
tersebut
bertanggung jawab
dalam pemantauan
dan evaluasi dari
mutu, keamanan
dan etika dalam
penelitian.
Penanggung jawab
penelitian
melakukan kajian
dan evaluasi
f. terhadap seluruh
penelitian yang
dilakukan di rumah
sakit setidaknya 1
(satu) tahun sekali.
Seluruh kegiatan
penelitian
merupakan bagian
dari program mutu
rumah sakit dan
g. dilakukan
pemantauan serta
evaluasinya secara
berkala sesuai
ketetapan rumah
sakit.
REKOMENDA
REFERENSI KEMBALI KE DEPAN
SI
- UU 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
- UU 44 Tahun 2009 Tentang RS
SK DEWAS - PP 47 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang
Perumahsakitan
- PMDN 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah
- PMK 10 Tahun 2014 tentang Dewan Pengawas Rumah Sakit
Perbub
Peraturan
internal rumah
sakit
notulen rapat
dewas ( belum
ada laporan )
Perbub
Peraturan
internal rumah
sakit pasal 4
dan 6
evaluasi target
kinerja eselon 3
dan 4, SPM,
Kepuasan
Pasien, laporan
keuangan
Pedoman
pengorganisasi
an (belum
direvisi sudah
tidak sesuai ),
SK Direktur
penunjukan
kepala instalasi/
ruangan
RSB, dokumen
penganggaran,
target kinerja,
surat edaran
visi misi serta
target kinerja
kepada semua
warga rumah
sakit, supervisi
kepatuhan
pegawai
terhadap
dokumen rs
belum
dievaluasi
rapat
pengembangan
pelayanan
spesialis masih
pendidikan
tersedia
informasi jenis
layanan,
masukan ada
pada kotak
saran serta
survei
kepuasan
masyarakat
lewat elektronik
WA/ edaran
dokumen
komunikasi
secara telpon,
tertulis metode
SBAR
surat edaran
visi misi target
kinerja
dilaksanakan
program
dengan bidang
pelayanan
medik
Laporan masih
dalam proses
dokumen
dibantu dibuat
oleh pokja
PMKP
pemantauan
dapat dilihat
pada aplikasi
SIMAR kemkes
regulasi area
prioritas
tersedia
dibantu dibuat
pokja PMKP
Dokumen rapat
Manajemen
dalam
menentukan
prioritas
perbaikan yang
akan
dilaksanakan
Laporan Mutu
Indikator
Prioritas
(PMKP)
tersedia
kontrak klinis
SDM,
pelayanan
antar rumah
sakit,penjamin
biaya
pelayanan,kont
rak
pembuangan
hasil
pembakaran
incinerator
dilaksankan
data ada pada
komite medik,
keperawatan
serta komite
tenaga
kesehatan
lainnya
belum
dilaksanakan
tertuang dalam
pasal kontrak
Kontrak
lingkungan
(mohon
penjelasan
pembimbing)
belum
dilaksankan
(mohon
penjelasan
pembimbing)
Peraturan
Direktur tetang
Pengelolaan
Pengadaan Alat
Kesehatan
(draf), Surat
Buku Panduan Penilaian Teknologi Kesehatan, Komite Penilaian
Keputusan
Teknologi Kesehatan, Kemenkes, 2017
tentang Tim
Penilaian
Teknologi
Kesehatan/HTA
(draf), Rapat
Manajemen
Kajian Rotasi
Staf sudah
dilaksanakan
(KPS) seperti
petugas hamil
radiologi ,
pegawai resiko
tinggi tidak
tidak
ditempatkan
pada resiko
tinggi (mohon
bimbingan utk
dokumen)
Kredensial
Dokter,
Rekomendasi
IDI,
Rekomendasi
Dinas
Kesehatan,
Rekomendasi
Direktur RSUD
(dalam hal
pembuatan izin
praktik di
rumah sakit)
Dokumen Rapat
Training
Aplikasi SIMRS
Upgrade dari
Versi Dekstop
ke Versi Web
Base, Dokumen
Rapat
Koordinasi
Penggunaan
Aplikasi SIMRS
Surat
Keputusan
Direktur
tentang
Pembentukan
Tim Siaga
Bencana
Rumah Sakit
(SBRS)
Hasil evaluasi
perbaikan mutu
dilakukan
pertriwulan/mo
nev triwulan
(Pokja PMKP)
Surat
Keputusan
Direktur BLUD
RSUD Balangan
tentang Daftar
Obat-
obatan,Perbeka
lan Medis Serta
Peralatan Medis
yang Paling
Berisiko (Masih
Berupa Draf
Dikarenakan
Belum Dibahas
Ditingkat
Manajemen)
Surat
Keputusan
Direktur BLUD
RSUD Balangan
tentang Daftar
Obat-
obatan,Perbeka
lan Medis Serta
Peralatan Medis
yang Paling
Berisiko (Masih
Berupa Draf
Dikarenakan
Belum Dibahas
Ditingkat
Manajemen)
Berita Acara
Penarikan
Produk (Recall)
dari Gudang
Farmasi
Bukti Retur
Barang yang
Disampaikan
pada
Distributor
Sudah
ditetapkannya
peraturan
direktur
tentang
struktur - PMK 755 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Komite Medik
organisasi di RS
komite medik, - PMK NOMOR 49 TAHUN 2013 tentang Komite Keperawatan RS
komite
keperawatan,
dan komite
tenaga
kesehatan lain
SK
Pembentukan
Komite medik,
komite
keperawatan
dan komite
tenaga
kesehatan lain
Program Kerja
setiap tahun
sudah tersedia
pada tiap-tiap
komite
Sesuai
- PMK 971 Tahun 2019 tentang Standar Kompetensi Pejabat
pedoman
Struktural Kesehatan
pengorganisasi
- PMK 33 2015 Pedoman Penyusunan Perencanaan Kebutuhan
an belum
Sumber Daya Manusia Kesehatan
direvisi
dokumen
tersedia pada
masing masing
unit layanan
dokumen
tersedia pada
masing-masing
unit layanan
usulan
perencanaan
rapat bidang
pada unit
layanan
dibawah
tanggungjawab
nya
mohon
bimbingan
mohon
bimbingan
mohon
bimbingan
mohon
bimbingan
mohon
bimbingan
mohon
bimbingan
mohon
bimbingan
untuk penilaian
individu nakes
Mohon
bimbingan
Mohon
bimbingan
dibantu
dokumen pokja
SKP
Mohon
Bimbingan
Mohon
Bimbingan
Mohon
Bimbingan
Mohon
Bimbingan
Mohon
Bimbingan
Mohon
Bimbingan
Mohon
Bimbingan
Mohon
Bimbingan
Mohon
Bimbingan
Mohon
Bimbingan
Mohon
Bimbingan
Mohon
Bimbingan
Mohon
Bimbingan
KEMBALI KE DEPAN
FOKUS STANDAR URAIAN ELEMEN PENILAIAN METODE
Direktur telah
menetapkan
regulasi terkait
Kualifikasi
a. PK (D)
Pendidikan dan
staf meliputi poin
a - f pada
gambaran umum
Perencanaan
staf meliputi
penghitungan
jumlah, jenis, PL
dan kualifikasi
staf
d.
menggunakan
metode yang
diakui sesuai
peraturan
perundang –
undangan.
PP
Efektivitas
perencanaan staf PL
dipantau secara
f. berkelanjutan
dan diperbarui
sesuai
kebutuhan. PP
Setiap staf telah
memiliki uraian
Tanggung jawab a. tugas sesuai PL
tiap staf dengan tugas yang
KPS 2
dituangkan dalam diberikan.
dalam maksud dan
uraian tugas tujuan, memiliki
b. PL
uraian tugas yang
sesuai dengan
proses rekruitmen,
evaluasi
a. PK (D)
kompetensi
kandidat calon staf
PP
Rumah sakit
Terdapat
menetapkan
setidaknya satu
proses untuk
atau lebih evaluasi
memastikan bahwa PL
yang
kompetensi staf
didokumentasikan
non klinis sesuai
KPS 5 c. untuk tiap staf non
dengan
klinis sesuai uraian
persyaratan
tugas setiap
jabatan/posisinya
tahunnya atau
untuk memenuhi PP
sesuai ketentuan
kebutuhan rumah
rumah sakit.
sakit.
Terdapat informasi
kepegawaian yang File kepegawaian
terdokumentasi mencakup poin a)-
KPS 6 b. PL
dalam file g) sesuai maksud
kepegawaian dan tujuan.
setiap staf.
Perencanaan dan
Pengelolaan Staf
PL
Rumah sakit
telah
mengidentifikas PL
i area yang
berpotensi
Rumah sakit
untuk terjadi
menyelenggara
Kesehatan dan tindakan
kan pelayanan
keselamatan KPS 9 g. kekerasan di
kesehatan dan
kerja staf tempat kerja
keselamatan
(workplace
staf.
violence) dan
menerapkan
upaya untuk
mengurangi PP
risiko tersebut
pemberian kewenangan
klinis kepada dokter
praktik mandiri dari luar
rumah sakit seperti PL
konsultasi kedokteran
jarak jauh
(telemedicine), radiologi
Rumah sakit c. jarak jauh
menyelenggarakan (teleradiology), dan
proses kredensial yang interpretasi untuk
seragam dan transparan pemeriksaan diagnostik PP
KPS 10
bagi staf medis yang lain: elektrokardiogram
diberi izin memberikan (EKG),
Tenaga Medis asuhan kepada pasien elektroensefalogram
secara mandiri. Ada
(EEG),bukti dilaksanakan
elektromiogram
kredensial tambahan ke
sumber yang PL
mengeluarkan apabila
f.
staf medis yang meminta
kewenangan klinis
tambahan yang canggih PP
setelah mendapat
dan berdasar bukti atau subspesialisasi.
rekomendasi dari Komite
(evidence based) untuk
Medik termasuk
KPS 11 memberikan wewenang a. PK (D)
kewenangan tambahan
KPS 11 memberikan wewenang a. PK (D)
kewenangan tambahan
kepada staf medis untuk
dengan
memberikan layanan
mempertimbangan poin
Rumah sakit
menetapkan
proses yang
Ada bukti
seragam, PL
pelaksanaan
objektif, dan
pemberian
berdasar bukti
kewenangan
(evidence based)
tambahan
untuk
setelah
Tenaga Medis KPS 11 memberikan c.
melakukan
wewenang
verifikasi dari
kepada staf
sumber utama
medis untuk
yang
memberikan
mengeluarkan PP
layanan klinis
ijazah/sertifikat.
kepada pasien
sesuai dengan
kualifikasinya
Penilaian kinerja
tenaga
keperawatan
meliputi PL
pemenuhan uraian
b. tugasnya dan
perannya dalam
pencapaian target
indicator mutu
Rumah sakit telah yang diukur di unit
melakukan tempatnya bekerja.
penilaian kinerja PP
tenaga
keperawatan
termasuk perannya
Tenaga
KPS 16 dalam kegiatan Pimpinan rumah
Keperawatan
peningkatan mutu sakit dan kepala
dan keselamatan unit telah berlaku
pasien serta adil (just culture) PL
program ketika ada temuan
manajemen risiko c. dalam kegiatan
rumah sakit. peningkatan mutu,
laporan insiden
keselamatan
pasien atau
manajemen risiko. PP
5
wawancara
tentang orientasi
umum dan khusus 5
tenaga kontrak,
SDM
paruh waktu,
mahasiswa atau
trainee dan
sukarelawan
Melihat Dokumen
Staf yang di
kontrak, staf paruh
waktu, mahasiswa
- Bagian atau trainee dan
Kepegawaian sukarelawan telah
diberikan orientasi
umum dan
orientasi khusus
(jika ada). 5
wawancara
tentang orientasi
- Staf kontrak/staf
umum dan khusus
paruh
tenaga kontrak,
waktu/mahasiswa
paruh waktu,
dan trainee dan
mahasiswa atau
sukarelawan
trainee dan
sukarelawan
Dokumen
pelaksanaan
evaluasi,
konseling, dan
tata laksana
- Bagian
lebih lanjut
Kepegawaian/
untuk staf yang
SDM
mengalami
cedera akibat
tindakan
kekerasan di
tempat kerja 0
wawancara
tentang
pelaksanaan
evaluasi,
konseling dan
- komite k3 rs
tata laksana
cedera akibat
tindakan
kekerasan
ditempat kerja
dokumen pelaksanaan
kredensial dan
pemberian kewenangan
- Komite medis
klinis kepada dokter
praktek mandiri dari luar
rumah sakit
wawancara tentang 0
pelaksanaan proses
kredensial dan
- tenaga medis pemberian kewenangan
klinis kepada dokter
praktek mandiri dari luar
rumah sakit
dokumen pelaksanaan
- Bagian kredensial untuk
Kepegawaian /SDM kewenangan klinis
tambahan 0
wawancara pelaksanaan
- Komite medis
kredensial
proses lain,tersebut
- Bagian Kepegawaian/ diantaranya : (a)
SDM pemilihan proses apa
0
yang akan dimonitor
0
yang akan dimonitor
- Komite medis menggunakan data oleh
pimpinan unit pelayanan
Observasi
tentang
pelaksanaan
pemberian
kewenangan
tambahan yang
sudah diverifikasi
dari sumber
Tenaga medis di utama
0
unit pelayanan wawancara
tentang
pelaksanaan
pemberian
keewenangan
tambahan yang
sudah diverifikasi
dari sumber
utama
Dokumen penilaian
- bidang
kinerja tenaga
keperawatan '-
perawat secara
kepala unit
periodik
wawancara 5
tentang
- Komite pelaksanaan
Keperawatan penilaian kinerja
tenaga
keperawatan
Dokumen penilaian
kinerja tenaga
keperawatan
berupa : a)
- bidang pemenuhan uraian
keperawatan '- tugasnya b)
kepala unit perannya dalam
pencapaian terget 10
indikator mutu
yang di ukur diunit
tempatnya bekerja
Wawancara
- Komite tentang penilaian
Keperawatan kinerja tenaga
keperawatan
Dokumen proses
pelaksanaan ketika
ada temuan dalam
kegiatan
Bidang peningkatan mutu,
Keperawatan, laporan insiden
Kepala Unit, keselamatan 10
Komite pasien atau
Keperawatan manajemen risiko
Wawancara
tentang
pelaksanaan tindak
lanjut
Dokumen hasil
kajian, tindakan
yang diambil, dan
setiap dampak
atas tanggung
jawab pekerjaan
Bidang perawat dalam file
Keperawatan, kredensial perawat
Kepala Unit, 5
Komite
Keperawatan
Bidang
Keperawatan,
Kepala Unit, 5
Komite wawancara
Keperawatan tentang
pelaksnaan kajian,
tindakan yang
diambil, dan setiap
dampak atas
tanggung jawab
pekerjaan perawat
dokumen
pelaksanaan
Komite tenaga
kredensial setiap
kesehatan
tenaga kesehatan
lainnya 10
wawancara
lainnya tentang proses
kredensial
dokumen
- Bagian penilaian kinerja
kepegawaian / tenaga Kesehatan
SDM lainnya secara
periodik 10
wawancara
- Kepala unit tentang penilaian
pelayanan kinerja tenaga
Kesehatan lainnya
penilaian kinerja
- Bagian tenaga Kesehatan
kepegawaian / lainnya berupa :
SDM pemenuhan uraian
tugasnya b)
perannya dalam
- Kepala unit pencapaian target 10
pelayanan indikator mutu
yang diukur di unit
wawancara
tentang penilaian
kinerja tenaga
Kesehatan lainnya
Dokumen proses
pelaksanaan ketika
ada temuan dalam
kegiatan
- Pimpinan rumah
peningkatan mutu,
sakit
laporan insiden
keselamatan 10
pasien atau
manajemen risiko
wawancara
- Kepala unit tentang
pelayanan pelaksanaan tindak
lanjut
Dokumen hasil
kajian, tindakan
yang diambil, dan
- Bagian setiap dampak
kepegawaian / atas tanggung
SDM jawab pekerjaan
dalam file
kredensial tenaga
kesehatan lain
wawancara 5
tentang
pelaksanaan
kajian, tindakan
- Kepala unit yang diambil, dan
pelayanan setiap dampak
atas tanggung
jawab pekerjaan
tenaga kesehatan
lainnya
DEPAN
LAPORAN BIMBINGAN AKREDITASI
FOKUS STANDAR
Kepemimpinan dan b.
Perencanaan
c.
a.
Rumah Sakit menetapkan
penanggungjawab yang b.
kompeten untuk mengawasi
MFK 2
penerapan manajemen fasilitas
c.
dan keselamatan di rumah
sakit.
d.
a.
d.
a.
d.
a.
Pengelolaan Bahan e.
Berbahaya dan
Beracun dan Limbah
B3
c.
a.
f.
a.
b.
f.
melaksanakan proses untuk
memastikan semua sistem a.
utilitas (sistem pendukung)
MFK 8
utilitas (sistem pendukung)
MFK 8
berfungsi efisien dan efektif
b.
yang meliputi pemeriksaan,
pemeliharaan, dan perbaikan
a.
b.
Dilakukan pemeriksaan,
MFK 8.1 pemeliharaan, dan perbaikan
c.
sistem utilitas.
d.
e.
Sistem utilitas rumah sakit a.
menjamin tersedianya air
bersih dan listrik sepanjang b.
waktu serta menyediakan c.
Sistem Utilitas MFK 8.2 sumber cadangan/alternatif
persediaan air dan tenaga d.
listrik jika terjadi terputusnya
sistem, kontaminasi, atau
kegagalan. e.
a.
Rumah sakit melakukan uji
coba/uji beban sumber listrik b.
MFK 8.2.1
dan sumber air
cadangan/alternatif. c.
d.
a.
b.
Rumah sakit menerapkan
Penanganan proses penanganan bencana
c.
Kedaruratan dan MFK 9 untuk menanggapi bencana
Bencana yang berpotensi terjadi di
wilayah rumah sakitnya. d.
e.
f.
Rumah sakit melakukan a.
penilaian risiko prakontruksi/
Pre Contruction Risk
Konstruksi dan Assessment (PCRA) pada b.
MFK 10
Renovasi waktu merencanakan
pembangunan baru (proyek c.
konstruksi), renovasi dan
pembongkaran. d.
a.
b.
c.
Seluruh staf di rumah sakit dan
yang lainnya telah dilatih dan
memiliki pengetahuan tentang d.
pengelolaan fasilitas rumah
Pelatihan MFK 11 sakit, program keselamatan
dan peran mereka dalam e.
memastikan keamanan dan
keselamatan fasilitas secara
efektif. f.
g.
h.
0
ELEMEN PENILAIAN
Rumah sakit telah melengkapi izin-izin dan sertifikasi yang masih berlaku sesuai
persyaratan peraturan perundang-undangan.
Pimpinan rumah sakit memenuhi perencanaan anggaran dan sumber daya serta
memastikan rumah sakit memenuhi persyaratan perundang-undangan.
Rumah sakit telah menetapkan Penanggungjawab MFK yang memiliki kompetensi dan
pengalaman dalam melakukan pengelolaan pada fasilitas dan keselamatan di
lingkungan rumah sakit.
Penanggungjawab MFK telah menyusun Program Manajemen Fasilitas dan
Keselamatan (MFK) yang meliputi poin a)-j) dalam maksud dan tujuan.
Penanggungjawab MFK telah melakukan pengawasan dan evaluasi Manajemen
Fasilitas dan Keselamatan (MFK) setiap tahunnya meliputi poin a)-g) dalam maksud
dan tujuan serta melakukan penyesuaian program apabila diperlukan.
Penerapan program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) pada
tenant/penyewa lahan yang berada di lingkungan rumah sakit meliputi poin a)-e)
dalam maksud dan tujuan.
Rumah sakit menerapkan proses pengelolaan keselamatan rumah sakit meliputi poin
a)-c) pada maksud dan tujuan.
Rumah sakit telah mengintegrasikan program Kesehatan dan keselamatan kerja staf
ke dalam program manajemen fasilitas dan keselamatan.
Rumah sakit telah membuat pengkajian risiko secara proaktif terkait keselamatan di
rumah sakit setiap tahun yang didokumentasikan dalam daftar risiko/ risk register.
Rumah sakit telah melakukan pemantauan risiko keselamatan dan dilaporkan setiap 6
(enam) bulan kepada pimpinan rumah sakit.
Rumah sakit menerapkan proses pengelolaan keamanan dilingkungan rumah sakit
meliputi poin a)-e) pada maksud dan tujuan.
Rumah sakit telah membuat pengkajian risiko secara proaktif terkait keamanan di
rumah sakit setiap tahun yang didokumentasikan dalam daftar risiko/ risk register.
Rumah sakit telah membuat pengkajian risiko secara proaktif terkait keselamatan di
rumah sakit. (Daftar risiko/risk register).
Rumah sakit telah melakukan pemantauan risiko keamanan dan dilaporkan setiap 6
(enam) bulan kepada Direktur rumah sakit.
Rumah sakit telah melaksanakan proses pengelolaan B3 meliputi poin a-h pada
maksud dan tujuan.
Rumah sakit telah membuat pengkajian risiko secara proaktif terkait pengelolaan B3
di rumah sakit setiap tahun yang didokumentasikan dalam daftar risiko/ risk register.
Di area tertentu yang rawan terhadap pajanan telah dilengkapi dengan eye
washer/body washer yang berfungsi dan terpelihara baik dan tersedia kit
tumpahan/spill kit sesuai ketentuan.
Staf dapat menjelaskan dan atau memperagakan penanganan tumpahan B3
Staf dapat menjelaskan dan atau memperagakan tindakan, kewaspadaan, prosedur
dan partisipasi dalam penyimpanan, penanganan dan pembuangan limbah B3.
Rumah sakit melakukan penyimpanan limbah B3 sesuai poin a)-k) pada maksud dan
tujuan.
Rumah sakit mengolah limbah B3 padat secara mandiri atau menggunakan pihak
ketiga yang berizin termasuk untuk pemusnahan limbah B3 cair yang tidak bisa
dibuang ke IPAL.
Rumah sakit mengelola limbah B3 cair sesuai peraturan perundang-undangan.
Rumah sakit telah melakukan pengkajian risiko kebakaran secara proaktif meliputi
poin a)-i) dalam maksud dan tujuan setiap tahun yang didokumentasikan dalam
daftar risiko/risk register.
Rumah sakit telah menerapkan proses proteksi kebakaran yang meliputi poin a)-f)
pada maksud dan tujuan.
Rumah sakit menetapkan kebijakan dan melakukan pemantauan larangan merokok di
seluruh area rumah sakit.
Rumah sakit telah melakukan pengkajian risiko proteksi kebakaran.
Rumah sakit memastikan semua staf memahami proses proteksi kebakaran termasuk
melakukan pelatihan penggunaan APAR, hidran dan simulasi kebakaran setiap tahun.
Peralatan pemadaman kebakaran aktif dan sistem peringatan dini serta proteksi
kebakaran secara pasif telah diinventarisasi, diperiksa, di ujicoba dan dipelihara
sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan didokumentasikan.
Rumah sakit telah menerapkan proses pengelolaan peralatan medik yang digunakan
di rumah sakit meliputi poin a)-e) pada maksud dan tujuan.
Rumah sakit menetapkan penanggung jawab yang kompeten dalam pengelolaan dan
pengawasan peralatan medik di rumah sakit.
Rumah sakit telah melakukan pengkajian risiko peralatan medik secara proaktif setiap
tahun yang didokumentasikan dalam Daftar risiko/ risk register.
Terdapat bukti perbaikan yang dilakukan oleh pihak yang berwenang dan kompeten.
Rumah sakit telah menerapkan pemantauan, pemberitahuan kerusakan (malfungsi)
dan penarikan (recall) peralatan medis yang membahayakan pasien.
Rumah sakit telah melaporkan insiden keselamatan pasien terkait peralatan medis
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Rumah sakit telah menerapkan proses pengelolaan sistem utilitas yang meliputi poin
a)-e) dalam maksud dan tujuan.
Rumah sakit telah melakukan pengkajian risiko sistim utilitas dan komponen
kritikalnya secara proaktif setiap tahun yang didokumentasikan dalam daftar
risiko/risk register.
Rumah sakit menerapkan proses inventarisasi sistim utilitas dan komponen kritikalnya
setiap tahun.
Sistem utilitas dan komponen kritikalnya telah diinspeksi secara berkala berdasarkan
ketentuan rumah sakit.
Sistem utilitas dan komponen kritikalnya diuji secara berkala berdasar atas kriteria
yang sudah ditetapkan.
Sistem utilitas dan komponen kritikalnya dipelihara berdasar atas kriteria yang sudah
ditetapkan.
Sistem utilitas dan komponen kritikalnya diperbaiki bila diperlukan.
Rumah sakit mempunyai proses sistem utilitas terhadap keadaan darurat yang
meliputi poin a)-c) pada maksud dan tujuan.
Air bersih harus tersedia selama 24 jam setiap hari, 7 (tujuh) hari dalam seminggu.
Listrik tersedia 24 jam setiap hari, 7 (tujuh) hari dalam seminggu
Rumah sakit mengidentifikasi area dan pelayanan yang berisiko paling tinggi bila
terjadi kegagalan listrik atau air bersih terkontaminasi atau terganggu dan melakukan
penanganan untuk mengurangi risiko.
Rumah sakit mempunyai sumber listrik dan air bersih cadangan dalam keadaan
darurat/emergensi.
Rumah sakit melaksanakan uji coba sumber air bersih dan listrik cadangan/alternatif
sekurangnya 6 (enam) bulan sekali atau lebih sering bila diharuskan oleh peraturan
perundang-undanganan yang berlaku atau oleh kondisi sumber air.
Rumah sakit mendokumentasi hasil uji coba sumber air bersih cadangan/alternatif
tersebut.
Rumah sakit mendokumentasikan hasil uji sumber listrik/cadangan/ alternatif
tersebut.
Rumah sakit mempunyai tempat dan jumlah bahan bakar untuk sumber listrik
cadangan/alternatif yang mencukupi.
Rumah sakit telah menerapkan proses sekurang-kurangnya meliputi poin a)-d) pada
maksud dan tujuan.
Rumah sakit telah melakukan pemantauan dan evaluasi proses pada EP 1.
Rumah sakit telah menindaklanjuti hasil pemantauan dan evaluasi pada EP 2 dan
didokumentasikan.
Rumah sakit menerapkan proses pengelolaan bencana yang meliputi poin a)-h) pada
maksud dan tujuan diatas.
Rumah sakit telah mengidentifikasi risiko bencana internal dan eksternal dalam
Analisa kerentanan bahaya/ Hazard Vulnerability Analysis (HVA) secara proaktif setiap
tahun dan diintegrasikan ke dalam daftar risiko/risk register dan profil risiko.
Rumah sakit membuat Program pengelolaan bencana di rumah sakit berdasarkan
hasil Analisa kerentanan bahaya/Hazard Vulnerability Analysis (HVA) setiap tahun.
Rumah sakit telah melakukan simulasi penanggulangan bencana ( disaster drill)
minimal setahun sekali termasuk debriefing.
Staf dapat menjelaskan dan atau memperagakan prosedur dan peran mereka dalam
penanganan kedaruratan serta bencana internal dan external
Rumah sakit telah menyiapkan area dekontaminasi sesuai ketentuan pada instalasi
gawat darurat.
Rumah sakit menerapkan penilaian risiko prakonstruksi (PCRA) terkait rencana
konstruksi, renovasi dan demolisi meliputi poin a)-j) seperti di maksud dan tujuan
diatas.
Rumah sakit melakukan penilaian risiko prakontruksi (PCRA) bila ada rencana
kontruksi, renovasi dan demolisi.
Rumah sakit melakukan tindakan berdasarkan hasil penilaian risiko untuk
meminimalkan risiko selama pembongkaran, konstruksi, dan renovasi.
Rumah sakit memastikan bahwa kepatuhan kontraktor dipantau, dilaksanakan, dan
didokumentasikan.
Semua staf telah diberikan pelatihan program manajemen fasilitas dan keselamatan
(MFK) terkait keselamatan setiap tahun dan dapat menjelaskan dan/atau
menunjukkan peran dan tanggung jawabnya dan didokumentasikan.
Semua staf telah diberikan pelatihan program manajemen fasilitas dan keselamatan
(MFK) terkait keamanan setiap tahun dan dapat menjelaskan dan/atau menunjukkan
peran dan tanggung jawabnya dan didokumentasikan.
Semua staf telah diberikan pelatihan program manajemen fasilitas dan keselamatan
(MFK) terkait pengelolaan B3 dan limbahnya setiap tahun dan dapat menjelaskan
dan/atau menunjukkan peran dan tanggung jawabnya dan didokumentasikan.
Semua staf telah diberikan pelatihan program manajemen fasilitas dan keselamatan
(MFK) terkait proteksi kebakaran setiap tahun dan dapat menjelaskan dan/atau
menunjukkan peran dan tanggung jawabnya dan didokumentasikan.
Semua staf telah diberikan pelatihan program manajemen fasilitas dan keselamatan
(MFK) terkait peralatan medis setiap tahun dan dapat menjelaskan dan/atau
menunjukkan peran dan tanggung jawabnya dan didokumentasikan.
Semua staf telah diberikan pelatihan program manajemen fasilitas dan keselamatan
(MFK) terkait sistim utilitas setiap tahun dan dapat menjelaskan dan/atau
menunjukkan peran dan tanggung jawabnya dan didokumentasikan.
Semua staf telah diberikan pelatihan program manajemen fasilitas dan keselamatan
(MFK) terkait penanganan bencana setiap tahun dan dapat menjelaskan dan/atau
menunjukkan peran dan tanggung jawabnya dan didokumentasikan.
Pelatihan tentang pengelolaan fasilitas dan program keselamatan mencakup vendor,
pekerja kontrak, relawan, pelajar, peserta didik, peserta pelatihan, dan lainnya,
sebagaimana berlaku untuk peran dan tanggung jawab individu, dan sebagaimana
ditentukan oleh rumah sakit.
TANGGAL
REKOMENDASI SKOR
Sudah dilaksanakan 10
Dalam proses 5
Sudah dilaksanakan 10
Sudah dilaksanakan 10
Sudah dilaksanakan 10
Dalam proses 5
Dalam proses 5
Sudah dilaksanakan 10
Sudah dilaksanakan 10
Sudah dilaksanakan 10
Sudah dilaksanakan 10
Belum dilaksanakan 0
Sudah dilaksanakan 10
Sudah dilaksanakan 10
Sudah dilaksanakan 10
Sudah dilaksanakan 10
Sudah dilaksanakan 10
Dalam proses 5
Dalam proses 5
Dalam proses 5
Sudah dilaksanakan 10
Sudah dilaksanakan 10
Sudah dilaksanakan 10
Sudah dilaksanakan 10
Sudah dilaksanakan 10
Sudah dilaksanakan 10
Sudah dilaksanakan 10
Dalam proses 5
Sudah dilaksanakan 10
Sudah dilaksanakan 10
Sudah dilaksanakan 10
Sudah dilaksanakan 10
Sudah dilaksanakan 10
Dalam proses 5
Dalam proses 5
Dalam proses 5
Dalam proses 5
Dalam proses 5
Dalam proses 5
Dalam proses 5
Dalam proses 5
Dalam proses 5
Dalam proses 5
Dalam proses 5
Dalam proses 5
Dalam proses 5
Dalam proses 5
Sudah dilaksanakan 10
Dalam proses 5
Sudah dilaksanakan 10
Dalam proses 5
Dalam proses 5
Dalam proses 5
Dalam proses 5
Sudah dilaksanakan 10
Sudah dilaksanakan 10
Sudah dilaksanakan 10
Dalam proses 5
Dalam proses 5
Belum dilaksanakan 0
Sudah dilaksanakan 10
Sudah dilaksanakan 10
Sudah dilaksanakan 10
Sudah dilaksanakan 10
Dalam proses 5
Dalam proses 5
Dalam proses 5
Dalam proses 5
Dalam proses 5
Dalam proses 5
Dalam proses 5
Dalam proses 5
KEMBALI KE 0
DEPAN KEMBALI KE
DEPAN
REFERENSI
- UU 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
- UU 44 Tahun 2009 Tentang RS
- PP 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
- PP 66 Tahun 2004 tentang Kesehatan Lingkungan
- PP 47 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Perumahsakitan
- PMK 66 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit
- PMK 7 Tahun 2019 tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
- PMK No 25 Tahun 2019 tentang Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi di
Lingkungan Kemenkes
- KMK 725/Menkes/SK/V/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan di
Bidang Kesehatan
Rumah sakit
telah
menetapkan
regulasi
tentang sistem
pelayanan
Kepala Instalasi
kefarmasian
Farmasi Ketua
dan
a. PK Komite/Tim
penggunaan
Farmasi dan
obat, termasuk
Terapi
pengorganisasi
annya sesuai
dengan
peraturan
perundang-
undangan.
Rumah Sakit
memiliki bukti
apoteker
memiliki izin
dan kompeten
serta telah
melakukan
supervisi
Kepala Instalasi
b. pelayanan PL, PP
Farmasi
kefarmasian
Sistem pelayanan
dan
kefarmasian dan
memastikan
penggunaan obat
kepatuhan
dikelola untuk
terhadap
Pengorganisa memenuhi
PKPO 1 peraturan
sian kebutuhan pasien
perundang-
sesuai dengan
undangan
peraturan
perundang-
undangan.
dikelola untuk
Pengorganisa memenuhi
PKPO 1
sian kebutuhan pasien
sesuai dengan
peraturan
perundang-
undangan.
Rumah Sakit
memiliki bukti
kajian sistem
pelayanan
kefarmasian Kepala Instalasi
c. PL, PP
dan Farmasi
penggunaan
obat yang
dilakukan
setiap tahun.
Rumah Sakit
memiliki
sumber
informasi obat
Kepala Instalasi
d. untuk semua PL, PP
Farmasi
staf yang
terlibat dalam
penggunaan
obat.
Rumah sakit
telah memiliki
proses Komite farmasi
penyusunan terapi, kepala
a. PL, PP
formularium instalasi
rumah sakit farmasi
secara
kolaboratif.
Rumah sakit
melakukan
pemantauan
kepatuhan
Komite farmasi
terhadap
terapi, kepala
b. formularium PL, PP
instalasi
baik dari
farmasi
persediaan
maupun
penggunaannya
.
Rumah sakit
melakukan
pelaksanaan
dan evaluasi
terhadap Kepala Instalasi
d. PL, PP
perencanaan Farmasi
dan pengadaan
sediaan
farmasi, dan
BMHP
Rumah sakit
melakukan
pengadaan
sediaan
farmasi, dan
BMHP Kepala Instalasi
melibatkan Farmasi ;
c. PL, PP
apoteker untuk bagian
memastikan pengadaan
proses berjalan
sesuai
peraturan
perundang-
undangan.
Sediaan farmasi
dan BMHP
disimpan
dengan benar
dan aman
dalam kondisi
Kepala Instalasi
a. yang sesuai PL, PP
Farmasi
untuk stabilitas
produk,
termasuk yang
disimpan di luar
Instalasi
Farmasi.
Narkotika dan
psikotropika
disimpan dan
dilaporkan
Kepala Instalasi
b. penggunaannya PL, PP
Farmasi
sesuai
peraturan
perundang-
undangan.
Rumah sakit
menetapkan dan
menerapkan
regulasi
penyimpanan
sediaan farmasi
PKPO 3 dan BMHP
disimpan dengan
benar dan aman
sesuai peraturan
perundang-
undangan dan
menetapkan dan
menerapkan
regulasi
penyimpanan
sediaan farmasi
PKPO 3 dan BMHP
disimpan dengan
benar dan aman Rumah sakit
sesuai peraturan melaksanakan
perundang- supervisi secara
undangan dan rutin oleh
standar profesi. apoteker untuk
Kepala Instalasi
memastikan
c. PL, PP Farmasi,
penyimpanan
Apoteker,
sediaan farmasi
dan BMHP
dilakukan
dengan benar
dan aman.
Produk nutrisi
Kepala Instalasi
parenteral
Farmasi,
d. dikelola sesuai PL, PP
Apoteker, staf
stabilitas
IFRS
produk.
Penyimpanan
Rumah sakit
menerapkan
tata laksana
obat emergensi Kepala Instalasi
untuk Farmasi,
b. PL, PP
meningkatkan Apoteker, staf
ketepatan dan IFRS, perawat
kecepatan
pemberian
obat.
Batas waktu
obat dapat
Kepala Instalasi
digunakan
Farmasi,
a. (beyond use PL, PP
Apoteker, staf
date)
IFRS
tercantum pada
label obat.
Rumah sakit
memiliki sistem
Kepala Instalasi
pelaporan
Farmasi,
b sediaan farmasi PL, PP
Apoteker, staf
dan BMHP
IFRS
Rumah sakit substandar
menetapkan dan (rusak)
menerapkan
regulasi penarikan
kembali (recall)
PKPO 3.3 dan pemusnahan
sediaan farmasi,
BMHP dan implan
sesuaiperaturan
perundang-
undangan.
menerapkan
regulasi penarikan
kembali (recall)
PKPO 3.3 dan pemusnahan
sediaan farmasi,
BMHP dan implan
sesuaiperaturan
perundang-
undangan. Rumah sakit
menerapkan
proses recall
obat, BMHP
Kepala Instalasi
dan implan
Farmasi,
c. yang meliputi PL, PP
Apoteker, staf
identifikasi,
IFRS
penarikan, dan
pengembalian
produk yang di-
recall.
Rumah sakit
menerapkan Kepala Instalasi
proses Farmasi,
d PL, PP
pemusnahan Apoteker, staf
sediaan farmasi IFRS
dan BMHP.
Rumah sakit
menerapkan
rekonsiliasi
obat saat
pasien masuk Kepala Instalasi
rumah sakit, Farmasi,
a. PL, PP
pindah antar Apoteker,
unit pelayanan dokter, perawat
di dalam rumah
Rumah sakit sakit dan
menetapkan dan sebelum pasien
PKPO 4 menerapkan pulang.
regulasi rekonsiliasi
obat
Hasil
rekonsiliasi Kepala Instalasi
obat Farmasi,
b. PL, PP
didokumentasik Apoteker, staf
an di rekam IFRS, perawat
medis.
KFT, Kepala
Instalasi
Resep dibuat
Farmasi,
a. lengkap sesuai PL, PP
Apoteker,
regulasi
dokter, staf
IFRS, perawat
Telah dilakukan
evaluasi
KFT, Kepala
terhadap
Instalasi
penulisan
Farmasi,
b. resep/instruksi PL, PP
Apoteker,
pengobatan
dokter, staf
yang tidak
IFRS, perawat
lengkap dan
tidak terbaca.
Peresepan
Telah
dilaksanaan
KFT, Kepala
proses untuk
Instalasi
Rumah sakit mengelola
Farmasi,
menetapkan dan c. resep khusus PL, PP
Apoteker,
menerapkan seperti
dokter, staf
regulasi emergensi,
IFRS, perawat
peresepan / automatic stop
permintaan obat order, tapering,
PKPO 4.1
dan BMHP /
instruksi
pengobatan sesuai
peraturan
perundang-
undangan.
peraturan
perundang-
undangan.
Daftar obat
yang
diresepkan KFT, Kepala
tercatat dalam Instalasi
rekam medis Farmasi,
d. PL, PP
pasien dan Apoteker,
menyertai dokter, staf
pasien ketika IFRS, perawat
dipindahkan/tra
nsfer
Daftar obat
KFT, Kepala
pulang
Instalasi
diserahkan
Farmasi,
e. kepada pasien PL, PP
Apoteker,
disertai edukasi
dokter, staf
penggunaannya
IFRS, perawat
.
Telah memiliki
sistem distribusi
dan dispensing
yang KFT, Kepala
sama/seragam Instalasi
a. diterapkan di PL, PP Farmasi,
rumah sakit Apoteker, staf
sesuai IFRS
peraturan
perundang-
undangan.
Staf yang
KFT, Kepala
melakukan
Instalasi
dispensing
b PL, PP Farmasi,
sediaan obat
Apoteker, staf
non steril
IFRS
kompeten.
Staf yang
melakukan
KFT, Kepala
dispensing
Instalasi
sediaan obat
c. PL, PP Farmasi,
steril non
Apoteker, staf
sitostatika
IFRS
terlatih dan
kompeten.
Rumah sakit
menetapkan dan
menerapkan
regulasi dispensing
sediaan farmasi
Staf yang
KFT, Kepala
Rumah sakit melakukan
Instalasi
menetapkan dan pencampuran
d PL, PP Farmasi,
menerapkan sitostatika
Apoteker, staf
regulasi dispensing terlatih dan
IFRS
sediaan farmasi kompeten.
PKPO 5 dan bahan medis
habis pakai sesuai
standar profesi dan
peraturan
perundang-
undangan.
Tersedia
KFT, Kepala
fasilitas
Instalasi
dispensing
e. PL, PP Farmasi,
sesuai standar
Apoteker, staf
praktik
IFRS
kefarmasian.
Penyiapan
(Dispensing)
Telah
melaksanakan
KFT, Kepala
penyerahan
Instalasi
obat dalam
f. PL, PP Farmasi,
bentuk yang
Apoteker, staf
siap diberikan
IFRS
untuk pasien
rawat inap
Obat yang
sudah disiapkan
diberi etiket
yang meliputi
identitas
pasien, nama
obat, dosis atau
KFT, Kepala
konsentrasi,
Instalasi
cara
g. PL, PP Farmasi,
pemakaian,
Apoteker, staf
waktu
IFRS
pemberian,
tanggal
dispensing dan
tanggal
kedaluwarsa/be
yond use date
(BUD).
Telah
melaksanakan
pengkajian
resep yang
dilakukan oleh Kepala Instalasi
staf yang Farmasi,
a. kompeten dan PL, PP Apoteker,
berwenang Tenaga Teknis
Rumah sakit serta didukung Kefarmasian
menetapkan dan tersedianya
menerapkan informasi klinis
regulasi pengkajian pasien yang
resep dan telaah memadai.
PKPO 5.1 obat sesuai
peraturan
perundang-
undangan dan
standar praktik
profesi.
PKPO 5.1 obat sesuai
peraturan
perundang-
undangan dan
standar praktik
profesi.
Kepala Instalasi
Telah memiliki
Farmasi,
proses telaah
b. PL, PP, PC Apoteker,
obat sebelum
Tenaga Teknis
diserahkan
Kefarmasian
Staf yang
melakukan
pemberian obat
kompeten dan
a. berwenang PL, PP perawat
dengan
pembatasan
yang
ditetapkan.
Rumah sakit
menetapkan dan
menerapkan
regulasi pemberian
PKPO 6
obat sesuai
peraturan
perundang-
undangan.
Telah
dilaksanaan
verifikasi
sebelum obat
diberikan
Rumah sakit
kepada pasien
menetapkan dan
b. minimal PC, PP perawat
menerapkan
meliputi:
regulasi pemberian
PKPO 6 identitas
obat sesuai
pasien, nama
peraturan
obat, dosis,
perundang-
rute, dan waktu
undangan.
pemberian.
Telah
melaksanakan
c. double PC, PP perawat
checking untuk
obat high alert.
Rumah sakit
menetapkan dan
menerapkan
regulasi
Telah
penggunaan obat
melaksanakan
PKPO 6.1 yang dibawa Apoteker
edukasi kepada
pasien dari luar Perawat Pasien
b. pasien/keluarga PL, PI
rumah sakit dan / Keluarga
jika obat akan
penggunaan obat pasien
digunakan
oleh pasien secara
secara mandiri.
mandiri
Telah
memantau
pelaksanaan
apoteker,
c. penggunaan PL, PP
perawat
obat secara
mandiri sesuai
edukasi
Telah
melaksanakan
pemantauan Kepala Instalasi
a. PL, PP
terapi obat Farmasi
secara
kolaboratif
Rumah sakit
menerapkan
PKPO 7 pemantauan terapi
obat secara
kolaboratif
Rumah sakit
menerapkan
PKPO 7 pemantauan terapi
obat secara
Telah
kolaboratif
melaksanakan
pemantauan
dan pelaporan
KFT, Kepala
efek samping
Instalasi
obat serta
b. PL, PP Farmasi,
analisis laporan
Apoteker, staf
untuk
IFRS
meningkatkan
keamanan
penggunaan
obat.
Rumah sakit
telah memiliki
regulasi
tentang
medication
safety yang
bertujuan
mengarahkan
penggunaan Kepala Instalasi
a. obat yang PK Farmasi,
aman dan Apoteker
meminimalkan
risiko kesalahan
penggunaan
obat sesuai
dengan
peraturan
Pemantauan perundang-
undangan.
Pemantauan
Rumah sakit
menerapkan
sistem
pelaporan
Komite Mutu
kesalahan obat
Komite/Tim
yang menjamin
Farmasi dan
laporan akurat
Terapi, Kepala
b. dan tepat PL, PP
Instalasi
waktu yang
Farmasi,
merupakan
Apoteker, Staf
bagian program
farmasi
peningkatan
Rumah sakit
mutu dan
menetapkan dan
keselamatan
menerapkan proses
pasien.
pelaporan serta
tindak lanjut
PKPO 7.1 terhadap kesalahan
obat (medication
error) dan
berupaya
menurunkan
kejadiannya. Rumah sakit
memiliki upaya
untuk Komite Mutu
mendeteksi, Komite/Tim
mencegah dan Farmasi dan
menurunkan Terapi, Kepala
c. PL, PP
kesalahan obat Instalasi
dalam Farmasi,
meningkatkan Apoteker, Staf
mutu proses farmasi
penggunaan
obat
Komite Mutu
Seluruh staf Komite/Tim
rumah sakit Farmasi dan
dilatih terkait Terapi, Kepala
d. PL, PP
kesalahan obat Instalasi
(medication Farmasi,
error). Apoteker, Staf
farmasi
Rumah sakit
telah
menetapkan
kebijakan
pengendalian Komite/Tim
resistansi PPRA, Kepala
a. PK
antimikroba Instalasi
sesuai dengan Farmasi
ketentuan
peraturan
perundangunda
ngan
Rumah sakit
menetapkan
komite/tim
PPRA dengan
melibatkan
unsur terkait
sesuai regulasi
yang akan
Komite/Tim
mengelola dan
PPRA, Kepala
b. menyusun PK
Instalasi
program
Farmasi
pengendalian
resistansi
antimikroba
dan
bertanggungja
wab langsung
kepada Direktur
Rumah sakit rumah sakit
menyelenggarakan
program
pengendalian
PKPO 8 resistansi
antimikroba (PPRA)
Rumah sakit
menyelenggarakan
program
pengendalian
Rumah sakit
PKPO 8 resistansi Komite/Tim
melaksanakan
antimikroba (PPRA) PPRA, Kepala
c. program kerja PL, PP
sesuai peraturan Instalasi
sesuai maksud
perundang- Farmasi
dan tujuan.
undangan
Rumah sakit
melaksanakan
Komite/Tim
pemantauan
PPRA, Kepala
d. dan evaluasi PL, PP
Instalasi
kegiatan PPRA
Farmasi
sesuai maksud
dan tujuan.
Memiliki
pelaporan
kepada
pimpinan
rumah sakit
Komite/Tim
secara berkala
PPRA, Kepala
e dan kepada PL, PP
Instalasi
Kementerian
Farmasi
Kesehatan
sesuai
peraturan
perundangunda
ngan
Program
Pengendalian
Resistansi
Antimikroba
Program
Pengendalian
Resistansi
Antimikroba
Rumah sakit
melaksanakan
dan
mengembangka
n
penatagunaan Komite/Tim
antimikroba di PPRA, Kepala
a. PL, PP
unit pelayanan Instalasi
yang Farmasi
melibatkan
dokter,
apoteker,
perawat, dan
peserta didik.
Rumah sakit
menyusun dan
mengembangka
n panduan
praktik klinis
(PPK), panduan
penggunaan
antimikroba
Rumah sakit
untuk terapi
mengembangkan
dan profilaksis
dan menerapkan
(PPAB),
penggunaan Komite/Tim
berdasarkan
PKPO 8.1 antimikroba secara PPRA, Kepala
b. kajian ilmiah PK
bijak berdasarkan Instalasi
dan kebijakan
prinsip Farmasi
rumah sakit
penatagunaan
serta mengacu
antimikroba (PGA).
regulasi yang
berlaku secara
nasional. Ada
mekanisme
untuk
mengawasi
pelaksanaan
penatagunaan
antimikroba.
Rumah sakit
melaksanakan
pemantauan
dan evaluasi Komite/Tim
ditujukan untuk PPRA, Kepala
c. PL, PP
mengetahui Instalasi
efektivitas Farmasi
indikator
keberhasilan
program
KEMBALI KE
PENCARIAN DEPAN
SKOR KETERANGAN
BUKTI
PENCARIAN
SKOR KETERANGAN
BUKTI
Regulasi
tentang : 1.
Pedoman
pengorganisasi
an unit farmasi
2. Pedoman
pelayanan unit
farmasi 3.
Program kerja
unit farmasi 4.
Penetapan
Komite / Tim
Farmasi dan 10
Terapi 5.
Penetapan
sistem
pelayanan
sistem
pelayanan
kefarmasian
dan
penggunaan
obat sesuai a) -
i) pada maksud
dan tujuan
Dokumen
berupa : a)
surat izin kerja
apoteker (STRA
dan SIPA)
seluruh 10
apoteker b)
hasil supervisi
pelayanan
kefarmasian
dan wawancara
Dokumen hasil
kajian sistem
pelayanan
kefarmasian
dan
penggunaan
obat setiap
tahun
5
Wawancara :
tentang hasil
kajian sistem
pelayanan
kefarmasian
dan
penggunaan
obat setiap
tahun
Dokumen
berupa sumber
informasi untuk
semua staf
yang terlibat
dalam
penggunaan
obat Observasi
adanya sumber
informasi yang 5
tersedia di unit
pelayanan
Wawancara :
tentang adanya
sumber
informasi yang
tersedia di unit
pelayanan
Dokumen
proses
penyusunan
formularium
rumah sakit
secara
kolaboratif 10
Wawancara :
tentang proses
penyusunan
formularium
rumah sakit
Dokumen hasil
pemantauan
kepatuhan
terhadap
formularium
baik dari
persediaan
maupun
penggunaannya 10
.
Wawancara :
tentang proses
pemantauan
kepatuhan
terhadap
formularium
Dokumen
evaluasi
formularium
setahun sekali
5
Wawancara :
tentang
evaluasi
formularium
Dokumen
pelaksanaan
dan evaluasi
terhadap
perencanaan
dan pengadaan
sediaan
farmasi, dan
BMHP
5
Wawancara :
tentang
pelaksanaan
dan evaluasi
terhadap
perencanaan
dan pengadaan
sediaan
farmasi, dan
BMHP
Dokumen
pengadaan
sediaan
farmasi, dan
BMHP yang
melibatkan
apoteker
10
Wawancara :
tentang
pengadaan
sediaan
farmasi, dan
BMHP yang
melibatkan
apoteker
Observasi
penyimpanan
sediaan farmasi
dan BMHP
disimpan
dengan benar
dan aman 10
Wawancara :
tentang
penyimpanan
sediaan farmasi
dan BMHP
Observasi
penyimpanan
narkotika dan
psikotropika
Dokumen
laporan
penggunaan
narkotik dan
psikotropik
sesuai 10
peraturan
perundang-
undangan.
Wawancara :
tentangpenyim
panan
narkotika dan
psikotropika
Dokumen hasil
pelaksanaan
supervisi oleh
apoteker
penyimpanan
sediaan farmasi
dan BMHP
Wawancara : 5
tentang hasil
pelaksanaan
supervisi
tempat
penyediaan
sediaaan
farmasi dan
BMHP
Observasi
pemberian label
untuk obat dan
zat kimia yang
terdiri nama
zat, kadar,
tanggal
kadaluwarsa
5
dan peringatan
khusus
Wawancara :
tentang
pemberian label
obat dan zat
kimia
Observasi
pengelolaan
obat yang
memerlukan
penanganan
khusus dan
bahan
berbahaya
sesuai sifat dan
risiko bahan
0
Wawancara :
tentang
pengelolaan
obat yang
memerlukan
penanganan
khusus dan
bahan
berbahaya
sesuai sifat dan
risiko bahan
Observasi
pengelolaan
radioaktif
sesuai sifat dan
risiko bahan
radioaktif
0
Wawancara :
tentang
pengelolaan
radioaktif
sesuai sifat dan
risiko bahan
radioaktif
Observasi
pengelolaan
obat penelitian
sesuai protokol
penelitian.
TDD
Wawancara :
tentang
pengelolaan
obat penelitian
sesuai protokol
penelitian.
Observasi
pengelolaan
produk nutrisi
parentral sesuai
stabilitas
produk
5
Wawancara :
tentang
pengelolaan
produk nutrisi
parentral sesuai
stabilitas tidak melakukan
produk TPN
Observasi
pengelolaan
obat/BMHP dari
program/donasi
sesuai
peraturan
10
Wawancara :
tentang
pengelolaan
obat/BMHP dari
program/donasi
sesuai
peraturan
Observasi
pengelolaan
Obat dan BMHP
emergensi di
luar Instalasi
Farmasi secara
seragam dalam
hal
Penyimpanan,
pemantauan,
penggantian
karena
digunakan,
rusak atau 5
kedaluwarsa,
dan dilindungi
dari kehilangan
dan pencurian
Wawancara :
tentang
pengelolaan
Obat dan BMHP
emergensi di
luar Instalasi
Farmasi secara
seragam
Dokumen
penatalaksanaa
n obat
emergensi
untuk
meningkatkan
ketepatan dan
kecepatan 5
pemberian
obat.
Wawancara :
tentang tata
laksana obat
emergensi
Observasi label
obat tercantum
Batas waktu
obat dapat
digunakan
(beyond use
date)
Wawancara : 5
tentang
pemberian label
obat tercantum
Batas waktu
obat dapat
digunakan
(beyond use
date)
Dokumen
pelaksanaan
pelaporan
sediaan farmasi
dan BMHP
substandar
(rusak)
5
Wawancara :
tentang
pelaksanaan
pelaporan
sediaan farmasi
dan BMHP
substandar
(rusak)
Dokumen
pelaksanaan
proses recall
obat, BMHP
dan implan
yang meliputi
identifikasi,
penarikan, dan
pengembalian
5
produk yang di-
recall
Wawancara :
tentang
pelaksanaan
proses recall
obat, BMHP
dan implan
Dokumen
pelaksanaan
proses
pemusnahan
sediaan farmasi
dan BMHP.
5
Wawancara :
tentang
pelaksanaan
proses
pemusnahan
sediaan farmasi
dan BMHP.
Dokumen
pelaksanaan
rekonsiliasi
obat saat
pasien masuk
rumah sakit,
pindah antar
unit pelayanan
di dalam rumah
sakit dan
sebelum pasien
pulang.
10
Wawancara :
tentang
pelaksanaan
rekonsiliasi
obat saat
pasien masuk
rumah sakit,
pindah antar
unit pelayanan
di dalam rumah
sakit dan
sebelum pasien
pulang.
Dokumen
pelaksanaan
rekonsiliasi
obat
didokumentasik
an di rekam 10
medis.
Observasi
rekonsiliasi
obat di rekam
medis
Dokumen
penulisan resep
dibuat lengkap
sesuai regulasi.
5
Wawancara :
tentang
penulisan resep
dibuat lengkap
sesuai regulasi.
Dokumen
pelaksanaan
evaluasi
penulisan
resep/instruksi
pengobatan
yang tidak
lengkap dan
tidak terbaca
5
Wawancara :
tentang
pelaksanaan
evaluasi
penulisan
resep/instruksi
pengobatan
yang tidak
lengkap dan
tidak terbaca
Dokumen
berupa daftar
obat yang
diresepkan
tercatat dalam
rekam medis
pasien dan
menyertai
pasien ketika
dipindahkan/tra
nsfer
5
Wawancara :
tentang daftar
obat yang
diresepkan
tercatat dalam
rekam medis
pasien dan
menyertai
pasien ketika
dipindahkan/tra
nsfer
Dokumen
berupa daftar
obat yang
diresepkan
tercatat dalam
rekam medis
pasien dan
menyertai
pasien ketika
dipindahkan/tra
nsfer
10
Wawancara :
tentang daftar
obat yang
diresepkan
tercatat dalam
rekam medis
pasien dan
menyertai
pasien ketika
dipindahkan/tra
nsfer
Dokumen
edukasi
penggunaan
obat pulang
yang
diserahkan
kepada pasien
10
Wawancara :
tentang edukasi
penggunaan
obat pulang
yang
diserahkan
kepada pasien
Dokumen
pelaksanaan
sistem distribusi
dan dispensing
yang seragam
sesuai
peraturan
perundang-
5
undangan
Wawancara :
tentang
pelaksanaan
sistem distribusi
dan dispensing
yang seragam
Observasi
pelaksanaan
dispensing
sediaan obat
non steril
5
Wawancara :
tentang
pelaksanaan
dispensing
sediaan obat
non steril
Dokumen bukti
pelatihan staf
tentang
dispensing
sediaan obat
steril non
sitostatika
10
Wawancara :
tentang
pelatihan staf
tentang
dispensing
sediaan obat
steril non
sitostatika
Dokumen bukti
pelatihan staf
tentang
pencampuran
sitostatika
TDD
Wawancara :
tentang
pelatihan staf
tentang
pencampuran
sitostatika
Observasi
ruang fasilitas
dispensing
sesuai standar
praktik
kefarmasian.
5
Wawancara :
tentang fasilitas
dispensing
sesuai standar
praktik
kefarmasian.
Observasi
penyerahan
obat yang siap
diberikan untuk
pasien rawat
inap
5
Wawancara :
tentang
penyerahan
obat yang siap
diberikan untuk
pasien rawat
inap
Observasi
pemberian
etiket obat
untuk pasien
meliputi
identitas
pasien,nama
obat, dosis atau
konsentrasi,
cara
pemakaian,
waktu
5
pemberian,
tanggal
dispensing dan
tanggal
kedaluwarsa/be
yond use date
(BUD).
Wawancara :
pemberian
etiket obat
untuk pasien
Dokumen
pelaksanaan
pengkajian
resep yang
dilakukan oleh
staf yang
kompeten dan
berwenang
Observasi
tersedianya
informasi klinis 10
pasien yang
memadai
Wawancara :
tentang
pelaksanaan
pengkajian
resep Peragaan
pengkajian
resep
Dokumen
pelaksanaan
proses telaah
obat sebelum
diserahkan
Peragaan
telaah obat
10
sebelum
diserahkan
Wawancara :
tentang telaah
obat sebelum
diserahkan
Dokumen
pelaksanaan
pemberian obat
oleh staf yang
kompeten dan
berwenang
dengan
pembatasan
yang
ditetapkan
5
Wawancara :
tentang
pelaksanaan
pemberian obat
oleh staf yang
kompeten dan
berwenang
dengan
pembatasan
yang
ditetapkan
peragaan cara
verifikasi
sebelum obat
diberikan
kepada pasien
minimal
meliputi:
identitas
pasien,nama
obat, dosis,
5
rute, dan waktu
pemberian.
Wawancara :
penjelasan
tentang cara
verifikasi
sebelum obat
diberikan
kepada pasien
Peragaan
pelaksanaan
double
checking untuk
obat high alert.
5
Wawancara :
tentang
pelaksanaan
double
checking untuk
obat high alert.
Dokumen
pemberian
informasi
tentang obat
yang akan
diberikan.
Wawancara : 10
kepada
pasien/keluarga
pasien telah
menerima
informasi
tentang obat
yang diberikan
Dokumen
pelaksanaan
penilaian obat
yang dibawa
pasien dari luar
rumah sakit
untuk
kelayakan
penggunaannya
5
di rumah sakit
Wawancara :
tentang
pelaksanaan
penilaian obat
yang dibawa
pasien dari luar
rumah sakit
Dokumen
pelaksanaan
edukasi kepada
pasien/keluarga
jika obat akan
digunakan
secara mandiri.
5
Wawancara :
kepada
pasien/keluarga
pasien telah
menerima
edukasi obat
yang digunakan
secara mandiri
okumen
pemantauan
pelaksanaan
penggunaan
obat secara
mandiri sesuai
edukasi
5
Wawancara :
tentang
pemantauan
pelaksanaan
penggunaan
obat secara
mandiri sesuai
edukasi
Dokumen
pelaksanaan
pemantauan
terapi obat
secara
kolaboratif
10
Wawancara :
tentang
pelaksanaan
pemantauan
terapi obat
secara
kolaboratif
Dokumen
berupa : 1)
pelaksanaan
pemantauan
dan pelaporan
efek samping
obat 2)
pelaksanaan
analisis laporan
untuk
meningkatkan
keamanan
penggunaan
obat
5
Wawancara :
tentang
pelaksanaan
pemantauan
dan pelaporan
efek samping
obat serta
analisis laporan
untuk
meningkatkan
keamanan
penggunaan
obat.
Regulasi
medication
safetyyang
bertujuan
mengarahkan
penggunaan
10
oabat yang
aman dan
meminimalkan
risiko kesalahan
penggunaan
obat
Dokumen
pelaksanaan
sistem
pelaporan
kesalahan obat
yang menjamin
laporan akurat
dan tepat
waktu
5
Wawancara :
pelaksanaan
sistem
pelaporan
kesalahan obat
yang menjamin
laporan akurat
dan tepat
waktu
Dokumen
berupa FMEA
(Failure Mode
and Effect
Analysis)
sebagai upaya
untuk
mendeteksi,
mencegah dan
menurunkan
kesalahan obat 5
dalam
meningkatkan
mutu proses
penggunaan
obat
Wawancara :
tentang
pelaksanaan
FMEA
Dokumen
pelatihan
terkait
kesalahan obat
(medication
error) kepada
seluruh staf
rumah sakit
5
Wawancara :
tentang
pelatihan
terkait
kesalahan obat
(medication
error) kepada
seluruh staf
rumah sakit
Regulasi
pengendalian
resistensi
antimikroba
10
sesuai
peraturan
perundang-
undangan
Regulasi berupa
: 1) penetapan
Komite/Tim
PPRA 2)
10
program
pengendalian
resistansi
antimikroba
Dokumen
pelaksanaan
program kerja
PPRA
0
Wawancara :
pelaksanaan
program kerja
PPRA
Dokumen
pelaksanaan
pemantauan
dan evaluasi
kegiatan PPRA.
0
Wawancara :
pelaksanaan
pemantauan
dan evaluasi
kegiatan PPRA.
Dokumen
laporan kepada
pimpinan
rumah sakit
secara berkala
dan kepada
Kementerian
Kesehatan
0
Wawancara :
laporan kepada
pimpinan
rumah sakit
secara berkala
dan kepada
Kementerian
Kesehatan
Dokumen
pelaksanaan
dan
pengembangan
penatagunaan
anntimikroba
ke unit
pelayanan yang
melibatkan
dokter,apoteker
, perawat, dan
0
peserta didik
Wawancara :
tentang
pelaksanaan
dan
pengembangan
penatagunaan
anntimikroba
ke unit
pelayanan
Regulasi berupa
: 1) Panduan
Praktek Klinik
(PPK) 2)
Panduan
0
Penggunaan
Antimikroba
untuk terapi
dan profilaks
(PPAB)
Dokumen
pelaksanaan
pemantauan
dan evaluasi
untuk
mengetahui
efektivitas
indikator
keberhasilan
program
0
Wawancara :
pelaksanaan
pemantauan
dan evaluasi
untuk
mengetahui
efektivitas
indikator
keberhasilan
program
#NAME?
d.
a.
Pelaksanaan pendidikan klinis di
rumah sakit harus mematuhi
Mutu dan regulasi b.
Keselamatan Dalam rumah sakit dan pelayanan yang
PPK 6
Pelaksanaan diberikan berada dalam upaya
Pendidikan mempertahankan atau
meningkatkan mutu dan
keselamatan pasien.
Pelaksanaan pendidikan klinis di
rumah sakit harus mematuhi
Mutu dan regulasi
Keselamatan Dalam rumah sakit dan pelayanan yang
PPK 6
Pelaksanaan diberikan berada dalam upaya
Pendidikan mempertahankan atau c.
meningkatkan mutu dan
keselamatan pasien. d.
e.
f
#NAME?
ELEMEN PENILAIAN
Rumah sakit memilki kerjasama resmi rumah sakit dengan institusi pendidikan yang masih
berlaku
Kerjasama antara rumah sakit dengan institusi pendidikan yang sudah terakreditasi
Kriteria penerimaan peserta didik sesuai dengan kapasitas RS harus dicantumkan dalam
Pemilik, pimpinan
perjanjian rumah sakit dan pimpinan institusi pendidikan membuat kajian tertulis
Kerjasama.
sedikitnya satu kali
Rumah sakit menetapkansetahun terhadap
regulasi hasil pengelolaan
tentang evaluasi program pendidikan kesehatan
dan pengawasan yang
pelaksanaan
dijalankan di rumah sakit.
pendidikan klinis yang telah disepakati bersama meliputi poin a) sampai dengan c) pada
Rumah
maksudsakit memiliki daftar lengkap memuat nama semua peserta pendidikan klinis yang saat
dan tujuan.
ini adasetiap
Untuk di rumah sakit.pendidikan klinis terdapat dokumentasi yang meliputi poin a) sampai
peserta
Terdapat
dengan e)bukti
padaperhitungan
maksud danrasio peserta pendidikan dengan staf pendidik klinis untuk seluruh
tujuan
peserta
Terdapat bukti perhitungan peserta didikprofesi
dari setiap program pendidikan yang disepakati
yang diterima oleh rumah
di rumahsakit sakit dan
per periode institusi
untuk
pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
proses pendidikan disesuaikan dengan jumlah pasien untuk menjamin mutu dan keselamatan
Terdapat
pasien. bukti bahwa sarana prasarana, teknologi, dan sumber daya lain di rumah sakit
tersedia untuk mendukung
pendidikan peserta didik.
Rumah sakit menetapkan staf klinis yang memberikan pendidikan klinis dan penetapan
penugasan klinis serta rincian kewenangan klinis dari rumah sakit.
Rumah sakit memiliki daftar staf klinis yang memberikan pendidikan klinis secara lengkap
(akademik
Rumah dan
sakit profesi)bukti
memiliki sesuai
stafdengan jenismemberikan
klinis yang pendidikan yang dilaksanakan
pendidikan di rumah
klinis telah sakit.
mengikuti
pendidikan sebagai pendidikan dan keprofesian berkelanjutan.
Rumah sakit telah memiliki tingkat supervisi yang diperlukan oleh setiap peserta pendidikan
klinis di rumah sakit untuk setiap jenjang pendidikan.
Setiap peserta pendidikan klinis mengetahui tingkat, frekuensi, dan dokumentasi untuk
supervisinya.
Rumah sakit telah memiliki format spesifik untuk mendokumentasikan proses supervisi yang
sesuai dengan
kebijakan rumah sakit, tujuan program pendidikan, serta mutu dan keselamatan asuhan
Rumah
pasien. sakit telah memiliki proses pengkajian rekam medis untuk memastikan kepatuhan
batasan kewenangan dan proses supervisi peserta pendidikan yang mempunyai akses
pengisian rekam medis
R S menetapkan unit yang bertanggungjawab untuk mengelola pelaksanaan Pendidikan klinis
di RS
REKOMENDASI
#NAME?
KEMBALI KE DEPAN
REFERENSI
#NAME?
FOKUS STANDAR
a.
b.
d.
a.
c.
a.
b.
e.
g.
a.
c.
a.
Rumah sakit melakukan proses
PMKP 5 validasi data terhadap
indikator mutu yang diukur.
b.
a.
Mencapai dan
Mempertahankan
Rumah sakit mencapai
PMKP 6 perbaikan mutu dan
dipertahankan.
c.
Mencapai dan
Mempertahankan
Perbaikan
d.
a.
c.
a.
b.
c.
Rumah sakit mengembangkan
Sistem pelaporan dan
PMKP 8 pembelajaran keselamatan
pasien di rumah sakit (SP2KP-
RS). d.
e.
Sistem Pelaporan
dan Pembelajaran
Insiden
Keselamatan Pasien
Sistem Pelaporan
dan Pembelajaran
Insiden
Keselamatan Pasien
a.
c.
a.
a.
b.
d.
e.
f.
#NAME?
Pencarian
ELEMEN PENILAIAN
Bukti
Direktur telah menetapkan regulasi terkait Peningkatan mutu dan keselamatan pasien
PK
serta manajemen risiko
Direktur rumah sakit telah membentuk komite/tim mutu untuk mengelola kegiatan
PK
PMKP serta uraian tugasnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Komite Mutu menyusun program PMKP rumah sakit meliputi poin a) – i) yang telah
ditetapkan Direktur rumah sakit dan disahkan oleh representatif pemilik/dewan PK
pengawas.
Komite mutu terlibat dalam pemilihan indikator mutu prioritas baik ditingkat rumah
sakit maupun tingkat unit layanan. PL
PP
Komite mutu melaksanakan koordinasi dan integrasi kegiatan pengukuran serta
melakukan supervisi ke unit layanan.
PL
PP
PP
PL
Rumah sakit melakukan pengumpulan data mencakup (poin a-c) dalam maksud dan
tujuan.
PP
Indikator mutu prioritas rumah sakit (IMP-RS) dan indikator mutu prioritas unit (IMP-
PK
Unit) telah dibuat profil indikator mencakup (poin a-t) dalam maksud dan tujuan.
Telah dilakukan agregasi dan Analisa data menggunakan metode dan teknik statistik
PL
terhadap semua indicator mutu yang telah diukur oleh staf yang kompeten
PP
Hasil analisia digunakan untuk membuat rekomendasi tindakan perbaikan dan serta
menghasilkan efisiensi penggunaan sumber daya. PL
PP
Memiliki bukti analisis data dilaporkan kepada Direktur dan reprentasi pemilik/ dewan PL
pengawas sebagai bagian dari program peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
PP
Memiliki bukti hasil Analisa berupa informasi INM dan e-report IKP diwajibkan lapor PL
kepada Kementrian kesehatan sesuai peraturan yang berlaku.
PP
Telah menganalisa efisiensi berdasarkan biaya dan jenis sumber daya yang
digunakan (sebelum dan sesudah perbaikan) terhadap satu proyek prioritas
perbaikan yang dipilih setiap tahun. PL
PP
Staf yang kompeten melakukan proses pengukuran menggunakan alat dan teknik PL
statistik.
PP
Hasil analisis data dilaporkan kepada penanggung jawab indikator mutu yang akan
PL
melakukan perbaikan.
PP
PL
Rumah sakit telah melakukan validasi yang berbasis bukti meliputi poin a) - f) yang
ada pada maksud dan tujuan.
PP
PL
Pimpinan Rumah sakit bertanggung jawab atas validitas dan kualitas data serta hasil
yang dipublikasikan.
PP
Rumah sakit telah membuat rencana perbaikan dan melakukan uji coba
menggunakan metode yang telah teruji dan menerapkannya untuk meningkatkan
PL
mutu dan keselamatan pasien.
PP
Tersedia kesinambungan data mulai dari pengumpulan data sampai perbaikan yang
dilakukan dan dapat dipertahankan. PL
PP
Memiliki bukti perubahan- regulasi dan perubahan proses yang diperlukan untuk PL
mempertahankan perbaikan.
PP
PL
Keberhasilan telah didokumentasikan dan dijadikan laporan PMKP.
PP
Rumah sakit melakukan evaluasi clinical pathway sesuai yang tercantum dalam PL
maksud dan tujuan.
PP
PP
PL
Rumah sakit telah melaksanakan audit klinis dan atau audit medis pada penerapan
prioritas standar pelayanan kedokteran di rumah sakit.
PP
Direktur menetapkan Sistem pelaporan dan pembelajaran keselamatan pasien rumah
sakit (SP2KP RS) termasuk didalamnya definisi, jenis insiden kselamatan pasien
PK
meliputi kejadian sentinel (poin a – o) dalam bagian maksud dan tujuan), KTD, KNC,
KTC dan KPCS, mekanisme pelaporan dan analisanya serta pembelajarannya,
Komite mutu membentuk tim investigator sesegera mungkin untuk melakukan
investigasi komprehensif/analisa akar masalah (root cause analysis) pada semua PK
kejadian sentinel dalam kurun waktu tidak melebihi 45 (empat puluh lima) hari.
PP
Proses pengumpulan data sesuai a) sampai h) dari maksud dan tujuan, analisis, dan
pelaporan diterapkan untuk memastikan akurasi data. PL
PP
Analisis data mendalam dilakukan ketika terjadi tingkat, pola atau tren yang tak
PL
diharapkan yang digunakan untuk meningkatkan mutu dan keselamatan pasien.
PP
PL
Data luaran (outcome) dilaporkan kepada direktur dan representatif pemilik/ dewan
pengawas sebagai bagian dari program peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
PP
PP
Komite mutu memandu penerapan program manajemen risiko yang di tetapkan oleh PL
Direktur
PP
PL
Komite mutu telah membuat daftar risiko rumah sakit berdasarkan daftar risiko unit-
unit di rumah sakit
PP
PL
Komite mutu telah membuat profil risiko dan rencana penanganan
PP
Poin a) - i)
a. pengukuran mutu indikator termasuk INM, IMP RS dan
IMP unit
b. meningkatkan perbaikan mutu dan mempertahankan
perbaikan berkelanjutan
c. mengurangi varian dalam praktek klinis dengan
Ketua Komite/Tim Mutu
menerapkan PPK dan melakukan pengukuran dengan CP
d. mengukur dampak efisiensi dan efektivitas prioritas
perbaikan terhadap keuangan dan sumber daya
e. pelaporan dan analisis insiden keselamatan pasien
f. penerapan sasaran keselamatan pasien
g. evaluasi kontrak klinis dan ontrak manajemen
h. pelatihan semua staf sesuai perannya dalam program
pmkp
i. mengkomunikasikan hasil pengkuran mutu meliputi
masalah mutu dan capaian kepada staf
Komite/Tim Mutu
benchmarking
Komite/Tim Mutu wawancara tentang keamanan dan kerahasiaan
benchmarking
Dokumen hasil analisis efisiensi berdasarkan biaya dan
jenis sumber daya yang digunkanan (sebelum dan
sesudah perbaikan)
Komite/Tim Mutu
wawancara hasil analisis efisiensi berdasarkan biaya dan
jenis sumber daya yang digunkanan (sebelum dan
sesudah perbaikan) terhadap satu proyek yang dipilih
setiap tahun
Dokumen pengumpulan data yang telah dianalisis dan
diubah jadi informasi untuk identifikasi peluang perbaikan
Komite/Tim Mutu
wawancara pengumpulan data yang telah dianalisis dan
diubah jadi informasi untuk identifikasi peluang perbaikan
dokumen data yang diukur menggunakan alat dan teknik
statistik oleh staf yang kompeten
Staf yang kompeten
wawancara data yang diukur menggunakan alat dan
teknik statistik oleh staf yang kompeten
Dokumen hasil analisis dilaporkan ke penanggung jawab
indikator mutu yang akan melakukan perbaikan
Komite/Tim Mutu, Kepala Unit
wawancara tentang hasil analisis dilaporkan ke
penanggung jawab indikator mutu yang akan melakukan
perbaikan
Dokumen data yang harus divalidasi sesuai poin a - f pada
Komite/Tim Mutu, Validator
maksud dan tujuan
wawancara tentang data yang harus divalidasi
dokumen berupa:
Komite Mutu
a. hasil pemantauan rencana penanganan
b. laporan kepada direktur RS dan Dewas per 6 bulan
Komite Mutu regulasi tentang program manajemen resiko tingkat rs
ditetepkan direktur rs
Dokumen hasil analisa FMEA proses berisiko tinggi yang
Komite Mutu diprioritaskan yang dilakukan setiap tahun
SKOR
10/sudah dikerjakan
10/sudah dikerjakan
0/dalam proses
10/sudah dikerjakan
10/sudah dikerjakan
5/dalam proses
10/sudah dikerjakan
10/sudah dikerjakan
5/dalam proses
0/belum
0/belum
10/sudah dikerjakan
0/belum
0/belum
0/belum
0/belum
10/sudah dikerjakan
0/belum
5/dalam proses
0/belum
0/belum
0/belum
0/belum
5/dalam proses
5/dalam proses
0/belum
0/belum
10/sudah dikerjakan
10/sudah dikerjakan
0/belum
10/sudah dikerjakan
0/belum
5/dalam proses
0/belum
0/belum
5/dalam proses
0/belum
5/dalam proses
5/dalam proses
0/belum
0/belum
10/sudah dikerjakan
5/dalam proses
#NAME?
KEMBALI KE
REFERENSI
DEPAN
- UU 44 Tahun 2009 tentang RS
- PMK 80 Tahun 2020 tentang Komite Mutu RS
- PMK 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien
- PMK 1128 Tahun 2022 tentang Standar Akreditasi RS
- KMK 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal RS
- PMK 1438 Tahun 2010 Tentang Standar Pelayanan Kedokteran
- Pedoman Penyusunan Panduan Praktik Klinis dan Clinical Pathway
Dalam Asuhan Terintegrasi Sesuai Standar Rumah Sakit 2012
- PMK 755 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Komite Medik di RS
Kesinambung
melaksanakan kesinambungan
pelayanan di rumah sakit dan
AKP 3 integrasi antara profesional pemberi
asuhan (PPA) dibantu oleh manajer
pelayanan pasien (MPP)/case
manager. Pencatatan di unit intensif atau
unit khusus menggunakan
lembar pemantauan pasien
khusus, pencatatan
perkembangan pasien dilakukan
DPJP
e pada lembar tersebut oleh DPJP PL
PPA
di unit tersebut, PPA lain dapat
Kesinambung
melakukan pencatatan
an Pelayanan
perkembangan pasien di
formulir catatan pasien
terintegrasi (CPPT).
Perencanaan dan pelayanan
pasien secara terintegrasi
diinformasikan kepada pasien
f PL PPA
dan atau keluarga secara
berkala sesuai ketentuan
Rumah Sakit.
Rumah sakit telah menetapkan
bahwa setiap pasien memiliki
dokter penanggung jawab
pelayanan (DPJP) dan telah PK Manajemen
a
melakukan asuhan pasien PL DPJP
secara terkoordinasi dan
terdokumentasi dalam rekam
Rumah sakit menetapkan bahwa medis pasien.
setiap pasien harus memiliki dokter Rumah sakit juga menetapkan
AKP 3.1 penanggung jawab pelayanan proses perpindahan tanggung
(DPJP) untuk memberikan asuhan jawab koordinasi asuhan pasien
DPJP
kepada Pasien. b dari satu dokter penanggung PL
PPA
jawab pelayanan (DPJP) ke
DPJP lain, termasuk bila terjadi
perubahan DPJP utama.
Bila dilaksanakan rawat
bersama ditetapkan DPJP DPJP
c PL
utama sebagai koordinator PPA
asuhan pasien.
Rumah sakit telah menerapkan
proses transfer pasien antar
PK Manajemen
Transfer a unit pelayanan di dalam rumah
Rumah sakit menetapkan informasi PL PPA
Pasien sakit dilengkapi dengan formulir
tentang pasien disertakan pada
Internal di AKP 4 transfer pasien.
proses transfer internal antar unit di
Dalam Rumah
dalam rumah sakit. Formulir transfer internal
Sakit
b meliputi poin a) - g) pada PL PPA
maksud dan tujuan.
Rumah sakit telah menetapkan
kriteria pemulangan pasien
sesuai dengan kondisi
a PK Manajemen
kesehatan dan kebutuhan
pelayanan pasien beserta
edukasinya.
Rumah sakit telah menetapkan
kemungkinan pasien diizinkan
b keluar rumah sakit dalam PK Manajemen
Rumah Sakit menetapkan dan
jangka waktu tertentu untuk
melaksanakan proses pemulangan
keperluan penting.
pasien dari rumah sakit berdasarkan
AKP 5 Penyusunan rencana dan
kondisi kesehatan pasien dan
instruksi pemulangan
kebutuhan kesinambungan asuhan
c didokumentasikan dalam rekam PL PPA
atau tindakan.
medis pasien dan diberikan
kepada pasien secara tertulis.
Tindak lanjut pemulangan
pasien bila diperlukan dapat
ditujukan kepada fasilitas
PPA
d pelayanan kesehatan baik PL
MPP
perorangan ataupun dimana
pasien untuk memberikan
pelayanan berkelanjutan
Rumah sakit telah menetapkan
Ringkasan pasien pulang
a PR Manajemen
meliputi a) - f) pada maksud
dan tujuan
Dokumen Rekam
10
Medis Skrining
Dokumen Rekam
Medis Memuat Hasil
10
Pemeriksaan
Diagnostik
Dokumen Rekam
Medis Memuat
10
Proses Rujukan
Pasien
Dokumen Rekan
Medis Memuat
Proses Triase : 10
SPK,RKK,PPA (Form
Triase)
Dokumen Rekan
Medis Memuat 10
Kriteria Triase
Dokumen Rekan
Medis Memuat
Pengkajian Awal Dan
Pengkajian Ulang
Medis Dan 10
Keperawatan (Form
Pengkajian Awal Dan
Ulang Medis
Keperawatan).
Dokumen Rekam
Medis Memuat
Skrining Pasien
10
Masuk Rawat Inap
(Assesmen Pasien
UGD)
1.Panduan Kriteria
Masuk Dan Keluar
ICU 2.Form
Kriteria Masuk Dan
Keluar ICU 10
3.SPO Alur
Perawatan Pasien
Masuk dan Keluar
ICU
Panduan Kriteria
Masuk Dan Keluar
ICU (Form Kriteria 10
Masuk
ICU)Penerapannya
Dokumen Rapat
Penyusunan Kriteria
10
Masuk Dan Keluar
ICU
Dokumen Rekam
Medis Memuat
Penundaan Dan Atau
Keretlambatan
10
Pelayanan Beserta
Alasannya (Form
Penundaan
Pelayanan)
1.Rekam Medis
Penundaan
Pelayanan
10
2.Form
Informasi Edukasi
Terintegrasi
1.Panduan
Penerimaan Pasien
Ranap dan rajal
2.SPO Pengelooan
Pasien Bila Tidak Ada
Pasien Yang Dituju 10
3.SPO Proses
Penahanan Pasien
Untuk Keperluan
Observasi
Observasi Sistem
Pendaftaran Pasien
Dan Hasil Evaluasi 0 Belum Punya
Serta
Tindaklanjutnya.
1.Form Informasi
Dan Edukasi
Terintegrasi
2.Form General
Consent Memuat
10
Rencana Asuhan
yang Diberikan,Hasil
Asuihan Yang
Diharapkan,Perkiraan
Biaya
1.PanduanTentang
Pengelolaan Alur
Pasien Untuk
Menghindari
0 Belum Punya
Penumpukan
2.Penjelasan Tentang
Pengelolaan Alur
Pasien
1.Wawancara
Tentang Pelaksanaan
Pengelolaan Alur
Pasien
UntukMenghindari
Penumpukan.
0 Belum Punya
2.Dokumen
Pelaksanaan
Pengelolaan Alur
Pasien Untuk
Menghindari
Penumpukan.
Dokumen
Pelaksanaan Evaluasi
Terhadap
0 Belum Punya
Pengelolaan Alur
Pasien Secara
Berkala
Observasi Sistem
Informasi
Ketersediaan Tempat
10
Tidur Secara Online
Kepada Masyarakat
(MJKN)
1.Panduan Asuhan
Pasien Secara
Terintegrasi Berfokus
Pada Pasien. 10
2.Form Catatan
Perkembangan
Pasien Terintegrasi.
Panduan MPP
Belum ada
beserta Uraian 5
uraian tugas
Tugasnya
CPPT 10
1.CPPT
2.Lembar 10
Pemantau Pasien ICU
Form DPJP 10
1.Kebijakan AKP
2.Form
10
Transfer Pasien Antar
Ruangan
Dokumen Rekam
Medis Transfer
10
Pasien Antar
Ruangan
Panduan Discharge
Planing Dan 10
Kebijakan AKP
Kebijakan AKP di Rs
Balangan tidak
mengizinkan pasien 5
keluar dalam jangka
waktu tertentu
Discharge Planing
Check List Rencana 10
Pemulangan Pasien
Form B MPP 10
Panduan Ringkasan
Pasien Pulang 10
(Kebijakan AKP)
Form Resume Medis
10
Ranap
Pada Form
Form Resume Medis Belum
Ranap di Tanda 5 tercantun TTD
Tangani Pasien Pasien/Keluarg
a
Kebijakan AKP :
Pasien APS/Pasien
Menghendaki 10
Penghentian
Pengobatan
Form Informasi
/Penolakan Tindakan 10
Kedokteran
Surat Pernyataan
10
Penolakan Perawatan
Panduan Pasien
Ranap Dan Rajal
Meninggalkan Rs
0 Belum Punya
Tanpa
Pemberitahuan(Melar
ikan Diri)
Form Assesmen
Populasi KhususYg
Memuat Indentifikasi
Pasien Menderita
10
Penyakit Yang
Membahayakan
Dirinya Sendir
/Lingkungan
Dokumen Pelaporan
Kepada Pihak
Berwenang Bila Ada
Indikasi Kondisi 0 Belum Punya
Pasien Yang
Membahayan Dirinya
Sendiri /Lingkungan
Panduan Tentang
10
Rujukan /Transfer
Panduan Ambulance 10
Monitoring Pasien
10
Ambulance
Form Daftra
Ketersediaan
Obat,BMHP,Alkes,Ob
10
servasi Ketersediaan
Obat,BMHV,Alkes,Per
alatan Medis
Form Transfer/Rujuk
10
Ke Rs Lain
1.SPO Penangan
Pasien Yang
Memerlukan Rujukan
Tetapi Tidak Mungkin
10
Dilakuan
2.Form
Informasi/Penolakan
Rujukan
Form Transfer/Rujuk
Ke Rs Lain Memuat
Nama Penerima Dan 10
yang Menyetujui
Penerima Pasien
Form Transfer/Rujuk
Ke Rs Lain Memuat
Alasan Pasien
Dirujuk,Kondisi 10
Pasien Dan
Kebutuhan
Pelayanan
Form Transfer/Rujuk
Ke Rs Lain Memuat
Prosedur Dan 10
Intervensi yang
Diberikan
Dokumen Evaluasi
Rujukan Dalam
0 Belum Punya
Aspek Mutu Dan
Keselamatan Pasien
PRMRJ (Profil
Ringkas Medis Rajal) 10
Dokumen Memuat
PRMRJ (Resume 10
Medis Rajal)
Observasi Dokumen
0 Belum Punya
PRMRJ
Panduan Proses
Transfortasi Dalam
Merujuk,Memindahka
n /Pemulangan 10
Pasien Ranap Dan
Rajal Utk Kebutuhan
Pasien
Check List
Pemeliharaan 10
ambulance
Limbah
Infeksius
Rumah sakit menyediakan APD untuk Rumah sakit melaksanakan proses transfer
kewaspadaan (barrier precautions) dan pasien airborne diseases di dalam rumah sakit
prosedur isolasi untuk penyakit b. dan keluar rumah sakit sesuai dengan peraturan
menular melindungi pasien dengan perundang-undangan termasuk di ruang gawat
imunitas rendah darurat dan ruang lainnya
(immunocompromised) dan
PPI 10 mentransfer pasien dengan airborne
diseases di dalam rumah sakit dan
keluar rumah sakit serta
penempatannya dalam waktu singkat
prosedur isolasi untuk penyakit
menular melindungi pasien dengan
imunitas rendah
(immunocompromised) dan
PPI 10 mentransfer pasien dengan airborne
diseases di dalam rumah sakit dan Rumah sakit telah menempatkan pasien infeksi
keluar rumah sakit serta “air borne” dalam waktu singkat jika rumah sakit
penempatannya dalam waktu singkat tidak mempunyai kamar dengan tekanan negatif
jika rumah sakit tidak mempunyai c.
sesuai dengan peraturan perundang-undangan
kamar dengan tekanan negatif termasuk di ruang gawat darurat dan ruang
(ventilasi alamiah dan mekanik) lainnya
Rumah sakit mengembangkan dan Rumah sakit menyediakan ruang isolasi dengan
menerapkan sebuah proses untuk tekanan negatif bila terjadi ledakan pasien
PPI 10.1 b.
menangani lonjakan mendadak (outbreak) sesuai dengan peraturan
(outbreak) penyakit infeksi air borne perundangan
SUDAH
10
DILAKSANAKAN
SUDAH
10
DILAKSANAKAN
SUDAH
10
DILAKSANAKAN
SUDAH
10
DILAKSANAKAN
SUDAH
10
DILAKSANAKAN
SUDAH
10
DILAKSANAKAN
SUDAH
10
DILAKSANAKAN
SUDAH
10
DILAKSANAKAN
SUDAH
10
DILAKSANAKAN
SUDAH
10
DILAKSANAKAN
SUDAH
10
DILAKSANAKAN
SUDAH
10
DILAKSANAKAN
SUDAH
10
DILAKSANAKAN
SUDAH
10
DILAKSANAKAN
SUDAH
10
DILAKSANAKAN
SUDAH
10
DILAKSANAKAN
SUDAH
10
DILAKSANAKAN
10
SUDAH
10
DILAKSANAKAN
0
MASIH PROSES 0
SUDAH
10
DILAKSANAKAN
SUDAH
10
DILAKSANAKAN
SUDAH
10
DILAKSANAKAN
SUDAH
10
DILAKSANAKAN
SUDAH
10
DILAKSANAKAN
SUDAH
10
DILAKSANAKAN
SUDAH
10
DILAKSANAKAN
TIDAK
0
DILAKSANAKAN
TIDAK
0
DILAKSANAKAN
TIDAK
0
DILAKSANAKAN
SUDAH
10
DILAKSANAKAN
SUDAH
10
DILAKSANAKAN
SUDAH
10
DILAKSANAKAN
SUDAH
10
DILAKSANAKAN
SUDAH
10
DILAKSANAKAN
SUDAH
10
DILAKSANAKAN
SUDAH
10
DILAKSANAKAN
SUDAH
10
DILAKSANAKAN
SUDAH
10
DILAKSANAKAN
SUDAH
10
DILAKSANAKAN
SUDAH
10
DILAKSANAKAN
0
0
SUDAH
10
DILAKSANAKAN
TIDAK
0
DILAKSANAKAN
SUDAH
10
DILAKSANAKAN
SUDAH
10
DILAKSANAKAN
SUDAH
10
DILAKSANAKAN
SUDAH
10
DILAKSANAKAN
SUDAH
10
DILAKSANAKAN
SUDAH
10
DILAKSANAKAN
SUDAH
10
DILAKSANAKAN
SUDAH
10
DILAKSANAKAN
0
SUDAH
10
DILAKSANAKAN
SUDAH
10
DILAKSANAKAN
SUDAH
10
DILAKSANAKAN
KEMBALI KE
FOKUS STANDAR
ELEMEN REKOMENDA
SKOR
DEPAN
REFERENSI
PENILAIAN SI
Rumah sakit
menetapkan
regulasi
tentang
Pelayanan dan
Sudah
a Asuhan Pasien 10
Pelayanan dan dilaksanakan
(PAP) yang
Asuhan yang
meliputi poin a
seragam
- e dalam
diberikan
gambaran
PAP 1 untuk semua
umum.
pasien sesuai
peraturan Asuhan yang
perundang- seragam
undangan diberikan
kepada setiap Sudah
b 10
pasien meliputi dilaksanakan
poin a) – e)
dalam maksud
dan tujuan.
Rumah sakit
telah
melakukan
pelayanan dan
asuhan yang Sudah
a 10
terintegrasi dilaksanakan
serta
terkoordinasi
kepada setiap
pasien.
Rumah sakit
telah
menetapkan
kewenangan
pemberian
instruksi oleh
Sudah
b PPA yang 10
dilaksanakan
kompeten, tata
cara
pemberian
instruksi dan
pendokumenta
siannya.
Permintaan
pemeriksaan
laboratorium
dan diagnostik
imajing harus
Proses
disertai Sudah
pelayanan dan c 10
indikasi klinis dilaksanakan
asuhan pasien
apabila
yang
meminta
PAP 1.1 terintegrasi
hasilnya
serta
berupa
terkoordinasi
interpretasi.
telah dilakukan
sesuai instruksi
yang
PAP 1.1 terintegrasi
serta
terkoordinasi
telah dilakukan
sesuai instruksi Prosedur dan
tindakan telah
dilakukan
sesuai instruksi
dan PPA yang
memberikan
instruksi,
alasan Sudah
d 10
dilakukan dilaksanakan
prosedur atau
tindakan serta
hasilnya telah
didokumentasi
kan di dalam
rekam medis
pasien.
Pemberian
Pelayanan
Pasien yang
untuk Semua
menjalani
Pasien
tindakan
invasif/berisiko
di rawat jalan
Sudah
e telah dilakukan 10
dilaksanakan
pengkajian
dan
didokumentasi
kan dalam
rekam medis.
PPA telah
membuat
rencana
asuhan untuk
setiap pasien
setelah
diterima
Sudah
a sebagai pasien 10
dilaksanakan
rawat inap
dalam waktu
24 jam
berdasarkan
hasil
pengkajian
awal.
Rencana
asuhan
dievaluasi
secara berkala,
direvisi atau
dimutakhirkan Sudah
b 10
serta dilaksanakan
didokumentasi
kan dalam
rekam medis
oleh setiap
PPA.
Rencana
asuhan
individual
PAP 1.2 setiap pasien
dibuat dan
didokumentasi
kan
Rencana
Instruksi
asuhan
berdasarkan
individual
rencana
PAP 1.2 setiap pasien
asuhan dibuat
dibuat dan
oleh PPA yang
didokumentasi
kompeten dan Sudah
kan c 10
berwenang, dilaksanakan
dengan cara
yang seragam,
dan
didokumentasi
kan di CPPT.
Rencana
asuhan pasien
dibuat dengan
membuat Sudah
d 10
sasaran yang dilaksanakan
terukur dan di
dokumentasika
n.
DPJP telah
melakukan
evaluasi/revie
w berkala dan
verifikasi
harian untuk
memantau Sudah
e 10
terlaksananya dilaksanakan
asuhan secara
terintegrasi
dan membuat
notasi sesuai
dengan
kebutuhan.
Pimpinan
rumah sakit
telah
melaksanakan
tanggung
jawabnya
untuk
memberikan Sudah
a 10
pelayanan dilaksanakan
pada pasien
berisiko tinggi
dan pelayanan
berisiko tinggi
meliputi a) - c)
dalam maksud
dan tujuan.
Rumah sakit
Rumah sakit
telah
menetapkan
memberikan
pasien risiko
pelayanan
tinggi dan
pada pasien
pelayanan
risiko tinggi
risiko tinggi
PAP 2 dan pelayanan
sesuai dengan
risiko tinggi
kemampuan,
yang telah Sudah
sumber daya b 10
diidentifikasi dilaksanakan
dan sarana
berdasarkan
prasarana
populasi yaitu
yang dimiliki.
pasien anak,
pasien dewasa
dan pasien
geriatri sesuai
dalam maksud
dan tujuan
Pimpinan
rumah sakit
telah
mengidentifika
si risiko
Sudah
c tambahan 10
dilaksanakan
yang dapat
mempengaruhi
pasien dan
pelayanan
risiko tinggi
Rumah sakit
telah
menetapkan
regulasi
tentang
penyelenggara
an pelayanan
a Tidak ada 0
geriatri di
rumah sakit
sesuai dengan
kemampuan,
sumber daya
dan sarana
prasarana nya
Rumah sakit Rumah sakit
memberikan telah
pelayanan menetapkan
geriatri rawat tim terpadu
jalan, rawat geriatri dan
PAP 2.1 inap akut dan b telah Tidak ada 0
rawat inap menyelenggar
kronis sesuai akan
dengan tingkat pelayanan
jenis sesuai tingkat
pelayanan jenis layanan
kronis sesuai
dengan tingkat
jenis
pelayanan
Rumah sakit
telah
melaksanakan
proses
c pemantauan Tidak ada 0
dan evaluasi
kegiatan
pelayanan
geriatri
Ada pelaporan
penyelenggara
d an pelayanan Tidak ada 0
geriatri di
rumah sakit
Ada program
PKRS terkait
Pelayanan
Kesehatan
Warga Lanjut
usia di
Masyarakat
a Tidak ada 0
Berbasis
Rumah Sakit
(Hospital
Based
Community
Geriatric
Service).
Rumah Sakit
melakukan
promosi dan
edukasi
Pelayanan sebagai bagian
Pasien Risiko dari Pelayanan
Tinggi dan Kesehatan
Penyediaan Warga Lanjut
Pelayanan PAP 2.2 usia di
Risiko Tinggi
Rumah sakit
telah
memberikan
edukasi
Rumah Sakit sebagai bagian
melakukan dari Pelayanan
promosi dan Kesehatan
edukasi Warga Lanjut
Pelayanan sebagai bagian b usia di Tidak ada 0
Pasien Risiko dari Pelayanan Masyarakat
Tinggi dan Kesehatan Berbasis
Penyediaan Warga Lanjut Rumah Sakit
Pelayanan PAP 2.2 usia di (Hospital
Risiko Tinggi Masyarakat Based
Berbasis Community
Rumah Sakit Geriatric
(Hospital Service).
Based Rumah sakit
Community telah
Geriatric melaksanakan
Service). kegiatan
sesuai
program dan
c Tidak ada 0
tersedia leaflet
atau alat bantu
kegiatan
(brosur,
leaflet, dan
lain-lainnya).
Rumah sakit
telah
melakukan
evaluasi dan
d membuat Tidak ada 0
laporan
kegiatan
pelayanan
secara berkala.
Rumah sakit
telah
menerapkan
proses
pengenalan
perubahan
Rumah sakit
kondisi pasien Sudah
menerapkan a 10
yang dilaksanakan
proses
memburuk
pengenalan
PAP 2.3 (EWS) dan
perubahan
mendokument
kondisi pasien
asikannya di
yang
dalam rekam
memburuk.
medik pasien.
Rumah sakit
memiliki bukti
Sudah
b PPA dilatih 10
dilaksanakan
menggunakan
EWS.
Pelayanan
resusitasi yang
tersedia dan
diberikan Sudah
a 10
selama 24 jam dilaksanakan
setiap hari di
seluruh area
rumah sakit.
Peralatan
medis untuk
resusitasi dan
obat untuk
bantuan hidup
dasar dan Sudah
b 10
lanjut dilaksanakan
terstandar
sesuai dengan
kebutuhan
Pelayanan populasi
resusitasi pasien.
PAP 2.4 tersedia di Di seluruh area
seluruh area rumah sakit,
rumah sakit. bantuan hidup
dasar
diberikan
segera saat
Sudah
c dikenali henti 10
dilaksanakan
jantung-paru
dan bantuan
hidup lanjut
diberikan
kurang dari 5
menit.
Staf diberi
pelatihan
pelayanan
bantuan hidup Sudah
d 10
dasar/lanjut dilaksanakan
sesuai dengan
ketentuan
rumah sakit.
Rumah sakit
menerapkan
Sudah
a penyelenggara 10
dilaksanakan
an pelayanan
darah.
Pelayanan Panduan klinis
darah dan dan prosedur
produk darah disusun dan
dilaksanakan diterapkan Sudah
b 10
sesuai dengan untuk dilaksanakan
PAP 2.5
panduan klinis pelayanan
serta prosedur darah serta
yang produk darah.
ditetapkan Staf yang
rumah sakit. kompeten
bertanggungja
Sudah
c wab terhadap 10
dilaksanakan
pelayanan
darah di
rumah sakit.
Berbagai
pilihan
makanan atau
terapi nutrisi
yang sesuai
Sudah
a untuk kondisi, 10
dilaksanakan
perawatan,
dan kebutuhan
pasien tersedia
dan disediakan
tepat waktu.
Sebelum
pasien rawat
inap diberi
makanan,
terdapat
instruksi
pemberian
makanan Sudah
b 10
dalam rekam dilaksanakan
medis pasien
yang
didasarkan
Rumah sakit pada status
memberikan gizi dan
makanan kebutuhan
Pemberian untuk pasien pasien.
Makanan dan rawat inap dan
PAP 3 Untuk
Terapi terapi nutrisi
makanan yang
Nutrisi terintegrasi
disediakan
untuk pasien
keluarga,
dengan risiko
edukasi
nutrisional
diberikan
mengenai
Sudah
c batasan- 10
dilaksanakan
batasan diet
pasien dan
penyimpanan
yang baik
untuk
mencegah
kontaminasi.
Memiliki bukti
pemberian
terapi gizi
terintegrasi
Sudah
d (rencana, 10
dilaksanakan
pemberian dan
evaluasi) pada
pasien risiko
gizi.
Pemantauan
dan evaluasi
terapi gizi Sudah
e 10
dicatat di dilaksanakan
rekam medis
pasien
Rumah sakit
memiliki
proses untuk
melakukan
skrining,
pengkajian, Sudah
a 10
dan tata dilaksanakan
laksana nyeri
meliputi poin
a) - e) pada
maksud dan
tujuan.
Pasien
mendapatkan
Informasi
mengenai
kemungkinan
adanya nyeri
dan pilihan
tata
laksananya
diberikan
kepada pasien
yang Sudah
b 10
menerima dilaksanakan
terapi/
prosedur/
Pasien
pemeriksaan
mendapatkan
Pengelolaan terencana
PAP 4 pengelolaan
Nyeri yang sudah
nyeri yang
dapat
efektif
diprediksi
menimbulkan
rasa nyeri.
Pasien dan
keluarga
mendapatkan
edukasi
mengenai
pengelolaan
Sudah
c nyeri sesuai 10
dilaksanakan
dengan latar
belakang
agama,
budaya, nilai-
nilai yang
dianut
Staf rumah
sakit
mendapatkan
pelatihan
Sudah
d mengenai cara 10
dilaksanakan
melakukan
edukasi bagi
pengelolaan
nyeri.
Rumah sakit
menerapkan
pengkajian
pasien
menjelang
akhir
kehidupan dan
Rumah sakit dapat
memberikan dilakukan
asuhan pasien pengkajian Sudah
a 10
menjelang ulang sampai dilaksanakan
akhir pasien yang
kehidupan memasuki fase
dengan akhir
memperhatika kehidupannya
Pelayanan
n kebutuhan dengan
Menjelang
PAP 5 pasien dan memperhatika
Akhir
keluarga, n poin 1) – 9)
Kehidupan
mengoptimalk pada maksud
an dan tujuan.
kenyamanan
dan martabat
pasien, serta
mendokument
asikan dalam
rekam medis.
Menjelang
PAP 5 pasien dan
Akhir
keluarga,
Kehidupan
mengoptimalk
an
kenyamanan Asuhan
dan martabat menjelang
pasien, serta akhir
mendokument kehidupan
asikan dalam ditujukan
rekam medis. terhadap
Sudah
b kebutuhan 10
dilaksanakan
psikososial,
emosional,
kultural dan
spiritual pasien
dan
keluarganya.
ALI KE
PAN
ELEMEN
FOKUS STANDAR METODE SASARAN PENCARIAN BUKTI SKOR
PENILAIAN
Rumah sakit
telah
menetapkan Regulasi tentang pelayanan
regulasi anestesi dan sedasi dan
pelayanan pembedahan meliputi : a)
a anestesi dan PK Manajemen Pengorganisasian dan pengelolaan 5
sedasi dan pelayanan anestesi dan sedasi. b)
pembedahan Pelayanan sedasi. c) Pelayanan
meliputi poin a - anestesi
Rumah sakit menerapkan c pada gambaran
pelayanan anestesi, umum.
sedasi moderat dan
dalam untuk memenuhi Pelayanan
PAB 1 kebutuhan pasien sesuai anestesi dan
dengan kapasitas sedasi yang telah Dokumen rekapitulasi pelaksaan
pelayanan, standar b PL PPA 5
diberikan dapat anestesi dan sedasi
profesi dan perundang memenuhi
undangan yang berlaku. kebutuhan pasien
Pelayanan
anestesi dan
Dokumen Daftar jaga Dokter
sedasi tersedia
Spesialis Anestesi dan penata /
24 jam 7 (tujuh)
c PL PPA perawat anestesi tersedia 24 jam 7 10
hari. sesuai
(tujuh) hari sesuai kebutuhan
dengan
pasien
kebutuhan
pasien.
Pengorganis
asian dan
Pengelolaan
Pelayanan
Anastesi, dan
Sedasi
Rumah sakit
telah
menerapkan
pelayanan Dokumen Rekam Medis Anestesi
anestesi dan dan Sedasi secara seragam
a PL PPA 5
sedasi secara diseluruh area sesuai regulasi yang
seragam di ditetapkan
Pengorganis
seluruh area
asian dan
seusai regulasi
Pengelolaan yang ditetapkan.
Pelayanan
Anastesi, dan Rumah sakit
Sedasi telah
Regulasi tentang penetapan
menetapkan
penanggung jawab pelayanan
penanggung
anestesi dan sedasi disertai uraian
jawab pelayanan
tugas dan wewenang sesuai poin a)
anestesi dan
- d) pada maksud dan tujuan. *Poin
sedasi adalah
a) - d) : a) Mengembangkan,
seorang dokter
b PK Manajemen menerapkan dan menjaga regulasi. 5
anastesi yang
Rumah sakit menetapkan kompeten yang b) Melakukan pengawasan
penanggung jawab administrative. c) Melaksanakan
melaksanakan
pelayanan anestesi, program pengendalian mutu yang
tanggung
PAB 2 sedasi moderat dan dibutuhkan. d) Memantau dan
jawabnya
dalam adalah seorang mengevaluasi pelayanan sedasi dan
meliputi poin a) –
dokter anastesi yang anestesi
d) pada maksud
kompeten. dan tujuan.
PAB 2 sedasi moderat dan
dalam adalah seorang
dokter anastesi yang
kompeten.
Bila memerlukan
profesional
pemberi asuhan
terdapat PPA dari
luar rumah sakit
untuk
memberikan
pelayanan Dokumen Rekomendasi dan
anestesi dan evaluasi pelayanan dari
c sedasi, maka ada PL Unit Kerja penanggung jawab pelayanan 10
bukti anestesi dan sedasi terhadap PPA
rekomendasi dan dari luar Rumah Sakit
evaluasi
pelayanan dari
penanggung
jawab pelayanan
anastesi dan
sedasi terhadap
PPA tersebut.
Dokumen bukti pelaksanaan
pemberian sedasi moderat dan
dalam yang seragam di semua
Rumah sakit tempat di rumah sakit sesuai
telah dengan poin a) -f) pada maksud
melaksanakan dan tujuan. *Poin a) - f) : a) Area-
pemberian sedasi area didalam rumah sakit tempat
moderat dan sedasi moderat dan dalam dapat
dalam yang dilakukan, b) Kualifikasi staf yang
a seragam di PL PPA memberikan sedasi, c) Persetujuan 5
semua tempat di medis (informed consent) untuk
rumah sakit prosedur maupun sedasinya. d)
sesuai dengan Perbedaan populasi anak, dewasa,
poin a) - f) pada dan geriatri ataupun pertimbangan
maksud dan khusus lainnya. e) Peralatan medis
tujuan dan bahan yang digunakan sesuai
dengan populasi yang diberikan
sedasi moderat atau dalam. f) cara
memantau
Pemberian sedasi
Peralatan dan
moderat dan dalam
perbekalan gawat
PAB 3 dilakukan sesuai dengan
darurat tersedia
regulasi dan ditetapkan
di tempat
rumah sakit. Observasi peralatan dan perbekalan
dilakukan sedasi
gawat darurat tersedia ditempat
b moderat dan PL PPA 5
dilakukan sedasi moderat dan
dalam serta
dalam
dipergunakan
sesuai jenis
sedasi, usia, dan
kondisi pasien.
PPA yang terlatih
dan
berpengalaman
dalam
memberikan Dokumen daftar jaga PPA yang
bantuan hidup kompeten dalam memberikan
c PL PPA 5
lanjut (advance) bantuan hidup lanjut (advance)
harus selalu selama tindakan sedasi dikerjakan
mendampingi
dan siaga selama
tindakan sedasi
dikerjakan.
Tenaga medis
yang diberikan
kewenangan
klinis
memberikan
Dokumen SPK dan RKK tenaga
a sedasi moderat PL Unit Kerja 10
medis
dan dalam harus
kompeten dalam
poin a) – d) pada
maksud dan
tujuan.
Profesional
pemberi asuhan
Tenaga medis yang
(PPA) yang
kompeten dan
bertanggung
Pelayanan berwenang memberikan
jawab melakukan
Sedasi PAB 3.1 pelayanan sedasi
pemantauan
moderat dan dalam serta
selama
melaksanakan b PL Unit Kerja Dokumen SPK dan RKK PPA 10
pelayanan sedasi
monitoring.
moderat dan
dalam harus
kompeten
meliputi poin a) –
d) pada maksud
dan tujuan.
Kompetensi
semua PPA yang
terlibat dalam
Manajemen / Dokumen SPK dan RKK PPA di file
c sedasi moderat PL 10
Unit Kerja kepegawaian
dan dalam
tercatat di file
kepegawaian.
Dokumen Rekam Medis memuat
pengkajian presedasi meliputi poin
a) - e) pada maksud dan tujuan. a)
Mengidentifikasi masalah saluran
Rumah sakit
pernapasan yang dapat
telah
memengaruhi jenis sedasi yang
menerapkan
digunakan. b) Mengevaluasi pasien
pengkajian
terhadap risiko tindakan sedasi. c)
prasedasi dan
a PL PPA Merencanakan jenis sedasi dan 5
dicatat dalam
tingkat kedalaman sedasi yang
rekam medis
diperlukan pasien berdasarkan
meliputi poin a) –
prosedur/tindakan yang anak
e) pada maksud
dilakukan. d) Pemberian sedasi
dan tujuan.
secara aman. e) Menyimpulkan
temuan hasil pemantauan pasien
selama prosedur sedasi dan
pemulihan.
Rumah sakit
telah
Rumah sakit menetapkan
menerapakn
panduan praktik klinis.
PAB 3.2 pemantauan
untuk pelayanan sedasi
pasien selama Dokumen Rekam Medis memuat
moderat dan dalam
dilakukan pemantauan pasien selama
b PL PPA 5
pelayanan sedasi dilakukan pelayanan sedasi
moderat dan moderat dan dalam
dalam oleh PPA
yang kompeten
dan di catat di
rekam medik.
Kriteria
pemulihan telah
digunakan dan
didokumentasika
Dokumen Rekam Medis tentang
n untuk
kriteria pemulihan telah digunakan
mengidentifikasi
c PL PPA untuk mengidentifikasi pasien yang 5
pasien yang
sudah pulih kembali dan atau siap
sudah pulih
untuk ditransfer / dipulangkan.
kembali dan atau
siap untuk
ditransfer/dipulan
gkan.
Pengkajian pra-
anestesi telah
dilakukan untuk
Dokumen Rekam Medis memuat
a setiap pasien PL PPA 10
Pengkajian pra anestesi
yang akan
dilakukan
anastesi.
Pengkajian
prainduksi telah
dilakukan secara
Profesional pemberi terpisah untuk Dokumen Rekam Medis memuat
b PL PPA 10
asuhan (PPA) yang mengevaluasi Pengkajian pra induksi
kompeten dan telah ulang pasien
PAB 4 diberikan kewenangan segera sebelum
klinis pelayanan anestesi induksi anestesi.
melakukan asesmen pra-
anestesi dan prainduksi.
asuhan (PPA) yang
kompeten dan telah
PAB 4 diberikan kewenangan
klinis pelayanan anestesi
melakukan asesmen pra-
anestesi dan prainduksi. Kedua pengkajian
tersebut telah
dilakukan oleh
PPA yang
Dokumen Rekam Medis memuat
kompeten dan
Pengkajian pra anestesi dan pra-
c telah diberikan PL PPA 10
induksi yang dilakukan oleh PPA
kewenangan
yang kompeten
klinis
didokumentasika
n dalam rekam
medis pasien.
Rumah sakit
telah
menerapkan
pemberian
informasi kepada
pasien dan atau Dokumen Rekam Medis berupa
keluarga atau pemberian informasi tindakan
pihak yang akan sedasi dan anestesi mencakup
a PL PPA 10
Risiko, manfaat, dan memberikan jenis, risiko, manfaat, alternatif dan
alternatif tindakan sedasi keputusan analgesia pasca tindakan atau
atau anestesi tentang jenis, sedasi
didiskusikan dengan risiko, manfaat,
pasien dan keluarga atau alternatif dan
PAB 5
orang yang dapat analgesia pasca
membuat keputusan tindakan sedasi
mewakili pasien sesuai atau anastesi.
dengan peraturan
perundang-undangan.
pasien dan keluarga atau
PAB 5
orang yang dapat
membuat keputusan
mewakili pasien sesuai
dengan peraturan Pemberian
perundang-undangan. informasi
dilakukan oleh
Dokumen Rekam Medis berupa
dokter spesialis
pemberian informasi tindakan
anastesi dan
b PL PPA sedasi dan anestesi yang ditanda 10
didokumentasika
tangani oleh Dokter Spesialis
n dalam formulir
Anestesi
persetujuan
tindakan
anastesi/sedasi.
Frekuensi dan
jenis pemantauan
selama tindakan
Dokumen Rekam Medis memuat
anestesi dan
Pelayanan pemantauan selama tindakan
pembedahan
Anastesi anestesi dan pembedahan dengan
didasarkan pada
frekuensi dan jenis pemantauan
a status PL PPA 10
Status fisiologis setiap didasarkan pada status pra anestesi
praanestesi
pasien selama tindakan pasien, anestesi yang digunakan
pasien, anestesi
sedasi atau anestesi serta prosedur pembedahan yang
yang digunakan,
dipantau sesuai dilakukan
serta prosedur
PAB 6 dengan panduan
pembedahan
praktik klinis (PPK)
yang dilakukan.
dan didokumentasikan
dalam rekam medis Pemantauan
pasien. status fisiologis
pasien sesuai
Dokumen Rekam Medis memuat
dengan panduan
Pemantauan status fisiologis
b praktik klinis PL PPA 10
tindakan anestesi atau sedasi
(PPK) dan
sesuai dengan PPK
didokumentasika
n dalam rekam
medis pasien.
Rumah sakit
telah
menerapkan
pemantauan
pasien
Dokumen Rekam Medis memuat
pascaanestesi
Pemantauan pasien pasca anestesi
a baik di ruang PL PPA 5
diruang intensif dan di ruang
intensif maupun
pemulihan
di ruang
pemulihan dan
didokumentasika
n dalam rekam
medis pasien
Dokumen Rekam Medis memuat
pemindahan pasien dari unit pasca
Status pasca anestesi anestesi sesuai dengan kriteria
pasien dipantau dan Pasien baku yang diterapkan dengan
didokumentasikan, dipindahkan dari alternatif a) - c) pada maksud dan
dan pasien unit tujuan. *Poin a) - c) : a) Pasien
dipindahkan/ditransfer/di pascaanestesi dipindahkan (atau pemantauan
PAB 6.1 pulangkan dari area (atau pemulihan dihentikan) oleh seorang
pemulihan oleh PPA yang pemantauan ahli anestesi yang kompeten. b)
kompeten dengan pemulihan Pasien dipindahkan (atau
menggunakan kriteria b dihentikan) PL PPA pemantauan pemulihan dihentikan) 10
baku yang ditetapkan sesuai dengan oleh seorang perawat atau penata
rumah sakit. kriteria baku anestesi yang kompeten
yang ditetapkan berdasarkan kriteria pasca anestesi
dengan alternatif yang ditetapkan oleh rumah sakit,
a) – c) pada tercatat dalam rekam medis bahwa
maksud dan kriteria tersebut terpenuhi. c)
tujuan. pasien dipindahkan ke unit yang
mampu menyediakan pasca
anestesi misalnya di unit perawatan
intensif
Waktu dimulai
dan
dihentikannya Dokumen Rekam Medis memuat
c proses pemulihan PL PPA waktu dimulai dan dihentikan nya 10
dicatat di dalam proses pemulihan
rekam medis
pasien.
Rumah sakit
telah
menerapkan
pengkajian
prabedah pada
pasien yang akan Dokumen Rekam Medis memuat
a PL PPA 10
dioperasi oleh pengkajian pra bedah
dokter
penanggung
Asuhan setiap pasien
jawab pelayanan
bedah direncanakan
(DPJP) sebelum
berdasar atas hasil
PAB 7 operasi dimulai.
pengkajian dan dicatat
Diagnosis
dalam rekam medis
praoperasi dan
pasien.
rencana
prosedur/tindaka Dokumen Rekam Medis memuat
n operasi Diagnosis pra operasi dan rencana
b berdasarkan hasil PL PPA prosedur / tindakan operasi 10
pengkajian berdasarkan hasil pengkajian pra
prabedah dan bedah
didokumentasika
n di rekam
medik.
Rumah sakit
telah
menerapkan
pemberian
informasi kepada
pasien dan atau
keluarga atau
pihak yang akan
memberikan
Dokumen Rekam Medis memuat
keputusan
pemberian informasi kepada pasien
tentang jenis,
dan atau keluarga atau pihak yang
risiko, manfaat,
akan memberikan keputusan
komplikasi dan
tentang jenis, resiko, manfaat,
dampak serta
komplikasi dan dampak serta
a alternatif PL PPA 10
alternatif prosedur / teknik terkait
prosedur/teknik
dengan rencana operasi (termasuk
terkait dengan
Risiko, manfaat dan pemakaian produk darah bila
rencana operasi
alternatif tindakan diperlukan) kepada pasien dan atau
(termasuk
pembedahan keluarga atau mereka yang
pemakaian
didiskusikan dengan berwenang memberi keputusan
PAB 7.1 produk darah bila
pasien dan atau keluarga
diperlukan)
atau pihak lain yang
kepada pasien
berwenang yang
dan atau
memberikan keputusan
keluarga atau
mereka yang
berwenang
memberi
keputusan.
Pemberian
informasi
dilakukan oleh
dokter
penanggung Dokumen Rekam Medis memuat
jawab pelayanan Pemberian informasi yang dilakukan
b PL PPA 10
(DPJP) oleh dokter penanggung jawab
didokumentasika (DPJP)
n dalam formulir
persetujuan
tindakan
kedokteran.
Dokumen Rekam Medis memuat
laporan operasi memuat poin a) -
h) pada maksud dan tujuan *Poin
a) - h) a) Diagnosis pasca operasi.
Laporan operasi
b) Nama dokter bedah dan
memuat poin a) –
asistennya. c) Prosedur operasi
h) pada maksud
yang dilakukan dan rincian temuan.
dan tujuan serta
d) Ada dan tidak ada komplikasi. e)
a dicatat pada PL PPA 10
Spesimen operasi yang dikirim
formular/templat
untuk diperiksa. f) Jumat darah
Informasi yang terkait e yang
yang hilang dan jumlah yang masuk
dengan operasi dicatat ditetapkan rumah
lewat tranfusi. g) Nomor
dalam laporan operasi sakit.
PAB 7.2 pendaftaran alat yang dipasang
dan digunakan untuk
(implan), (bila mempergunakan). h)
menyusun rencana
Tanggal, waktu, dan tanda tangan
asuhan lanjutan.
dokter yang bertanggung jawab
Pelayanan
Bedah
PAB 7.2
dan digunakan untuk
menyusun rencana
asuhan lanjutan.
Laporan operasi
telah tersedia
Dokumen Rekam Medis yang
segera setelah
memuat laporan operasi yang
operasi selesai
tersedia segera setelah operasi
b dan sebelum PL PPA 10
selesai dan sebelum pasien
Pelayanan pasien dipindah
dipindah ke ruang lain untuk
Bedah ke ruang lain
perawatan selanjutnya
untuk perawatan
selanjutnya.
Rencana asuhan
pascaoperasi
dicatat di
Dokumen Rekam Medis yang
rekam medis
memuat rencana asuhan pasca
pasien dalam
a PL PPA operasi dalam waktu 24 jam dokter 10
waktu 24 jam
penanggung jawab pelayanan
oleh dokter
(DPJP)
penanggung
jawab pelayanan
(DPJP).
Rumah sakit
mempunyai
proses untuk Regulasi tentang proses untuk
c melacak implan PK Manajemen melacak implant medis yang telah 0
medis yang telah digunakan pasien
digunakan
pasien.
Rumah sakit
menerapkan
proses untuk
menghubungi
dan memantau
pasien dalam
jangka waktu Dokumen bukti pelaksanaan proses
d PL Unit Kerja 0
yang ditentukan recall / penarikan implan medis
setelah menerima
pemberitahuan
adanya
penarikan/recall
suatu implan
medis.
KEMBALI KE
KETERANGAN
DEPAN
PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK KEMBALI KE
FOKUS STANDAR
DEPANELEMEN METODE SASARAN
PENILAIAN
Rumah sakit
menetapkan
regulasi
a PK Manajemen
tentang
pelaksanaan
PONEK 24 jam
Terdapat Tim
PONEK yang
ditetapkan oleh
Rumah Sakit
b PK Manajemen
dengan rincian
tugas dan
tanggung
jawabnya
Terdapat
Rumah sakit
melaksanakan program kerja
program yang menjadi
PROGNAS 1 acuan dalam
PONEK 24 jam
dan 7 (Tujuh) pelaksanaan
c PK Manajemen
hari seminggu program
PONEK
Rumash Sakit
sesuai maksud
dan tujuan
Terdapat bukti
pelaksanaan
d PL TIM PONEK
program
PONEK RS
Peningkatan
Kesehatan Ibu Program
dan Bayi PONEK RS
e dipantau dan di PL TIM PONEK
evaluasi secara
rutin
Kesehatan Ibu
dan Bayi
Rumah sakit
menetapkan
program
a
pembinaan
jejaring rujukan
rumah sakit. PK Manajemen
Untuk
meningkatkan
efektifitas
sistem rujukan
maka Rumah
Sakit Rumah sakit
PROGNAS 1.1 melakukan melakukan
pembinaan pembinaan
kepada jejaring b terhadap
PL TIM PONEK
fasilitas jejaring secara
Kesehatan berkala
rujukan yang
ada
Telah dilakukan
evaluasi
c program PL TIM PONEK
pembinaan
jejaring rujukan.
PELAYANAN TB PARU
ELEMEN
FOKUS STANDAR METODE SASARAN
PENILAIAN
regulasi
tentang
1 PK Manajemen
pelaksanaan
penanggulanga
Direktur
menetapkan
Rumah sakit tim TB Paru
melaksanakan 2 Rumah sakit Pk Manajemen
prognas 2 beserta
penanggulanga
n tuberculosis program
kerjanya.
Rumah sakit
melaksanakan
prognas 2
penanggulanga
n tuberculosis
promosi
kesehatan,
3 PL Tim TB Paru
surveilans dan
laporan
upaya
4 pelaksanaan PL Tim TB Paru
promosi
Tersedia ruang
pelayanan
rawat jalan
yang
memenuhi
1 pedoman PL UNIT KERJA RAWAT JALAN
pencegahan
dan
pengendalian
infeksi
tuberkulosis.
Bila rumah
sakit
memberikan
RUMAH SAKIT
pelayanan
MENYEDIAKA
rawat inap bagi
N SARANA
pasien
DAN
tuberkulosis
PRASARANA
paru dewasa
PROGNAS 2.1 PELAYANAN
maka rumah
TUBERKULOSI 2 PL UNIT KERJA RAWAT INAP
sakit harus
S SESUAI
memiliki ruang
PERATURAN
rawat inap yang
PERUNDANGA
memenuhi
N-UNDANGAN
d pedoman
pencegahan
danpengendali
an infeksi
tuberkulosis.
Tersedia ruang
pengambilan
spesimen
sputum yang
memenuhi
3 pedoman
PL UNIT KERJA
pencegahan dan
pengendalian
infeksi
tuberkulosis.
Rumah sakit
telah
menerapkan PK Manajemen
kepatuhan staf
1 medis terhadap
panduan praktik
klinis PL Komite medik
tuberkulosis.
Rumah sakit Rumah sakit
telah merencanakan
melaksanakan 2 dan mengadakan PL petugas farmasi
pelayanan penyediaan Obat
tuberkulosis Anti Tuberkulosis
dan upaya
PROGNAS 2.2 pengendalian Rumah sakit
faktor risiko melaksanakan
tuberkulosis pelayanan TB
sesuai 3 MDR (bagi PL tim tb paru
peraturan rumah sakit
perundang- rujukan TB
undangan. MDR)
Rumah sakit
melaksanakan
pencatatan dan
4 pelaporan PL tim tb paru
kasus TB Paru
sesuai
ketentuan
Rumah sakit
melaksanakan
Rumah sakit 3 pelayanan PL Tim HIV / AIDS
melaksanakan PITC dan
Penurunan penanggulanga PMTC
Angka n HIV/AIDS
prognas 3
Kesakitan sesuai
HIV/AIDS denganperatura Rumah sakit
n perundan g- memberikan
undangan. 4 pelayanan PL Tim HIV / AIDS
ODHA dengan
factor risiko IO
Rumah sakit
merencanakan
dan
5 mengadakan PL PETUGAS FARMASI
penyediaan
Anti RetroViral
(ART)
Rumah sakit
melakukan
pemantauan
6 dan evaluasi PL Tim HIV / AIDS
program
penanggulanga
n HIV/AIDS
PENURUNAN
PREVALENSI
STUNTING
DAN
WASTING
Rumah sakit
membuktikan
telah
melakukan
PENURUNAN
pendampingan
PREVALENSI
Rumah Sakit intervensi dan
STUNTING
melakukan pengelolaan
DAN
edukasi, gizi serta
WASTING
pendampingan a penguatan PL Tim/PPA
intervensi dan jejaring rujukan
pengelolaan kepada rumah
gizi serta sakit kelas di
penguatan bawahnya dan
PROGNAS 4.1 FKTP di
jejaring rujukan
kepada rumah wilayahnya
sakit kelas di serta rujukan
bawahnya dan masalah gizi.
FKTP di Rumah sakit
wilayahnya telah
serta rujukan menerapkan
masalah gizi. sistem
b pemantauan PL PPA
dan evaluasi,
bukti
pelaporan, dan
analisis.
PROGRAM KB RS
ELEMEN
FOKUS
STANDAR PENILAIAN METODE SASARAN
Rumah sakit
telah
menetapkan
kebijakan
tentang
pelaksanaan
1 PKBRS. PK Manajemen
Rumah sakit
melaksanakan
program
pelayanan
keluarga
Terdapat tim
Rumah sakit PKBRS yang
melaksanakan ditetapkan oleh
program direktur disertai
pelayanan program
keluarga 2 kerjanya. PK Manajemen
berencana dan
Prognas 5 kesehatan Rumah sakit
reproduksi di telah
rumah sakit melaksanakan
beserta program KB
pemantauan Pasca
dan Persalinan dan
evaluasinya. Pasca
3 Keguguran. PL PPA
Rumah sakit
telah
Pelayanan melakukan
Keluarga pemantauan
Berencana dan evaluasi
Rumah Sakit pelaksamnaan
4 PKBRS. PL PPA
Rumah sakit
telah
menyediakan
alat dan obat
kontrasepsi dan
sarana
penunjang
Rumah sakit 1 pelayanan KB. PL Petugas Farmasi
menyiapkan
sumber daya Rumah sakit
untuk menyediakan
prognas 5.1 penyelenggara layanan
an pelayanan konseling bagi
keluarga dan peserta dan
kesehatan calon peserta
reproduksi 2 program KB. PL PPA
prognas 5.1 penyelenggara
an pelayanan
keluarga dan
kesehatan
reproduksi
Rumah sakit
telah
merancang dan
menyediakan
ruang
pelayanan KB
3 yang memadai. PL PPA
PENCARIAN BUKTI SKOR KETERANGAN
1. PEMBERLAKUAN KEBIJAKAN
KEPUTUSAN DIREKTUR TENTANG
Regulasi tentang pelaksanaan PONEK 24 Jam 10 PELAKSANAAN PONEK 24 JAM
2. PANDUAN PONEK
Regulasi tentang Penetapan TIM PONEK beserta SK TIM PONEK BLUD RSUD
10
rincian uraian tugas dan tanggung jawabnya BALANGAN
regulasi tentang pelaksanaan penanggulangan 1.SK TIM TB DOTS BLUD RSUD BALA
10
tuberkulosis di rumah sakit
2 PROGRAM KERJA
regulasi tentang penetapan tim TB Paru Rumah SK TIM TB DOTS BLUD RSUD
10
sakit beserta program kerjanya. BALANGAN
Foto kegiatan
pelaksanaan promosi kesehatan 10
lefleat
Foto kegiatan
laporan pelaksanaan promosi Kesehatan 10
lefleat
pelaksanaan tb mdr 0
tidak dilaksanakan
1. PEMBERLAKUKAN KEBIJAKAN
KEPUTUSAN DIREKTUR TENTANG
PELAYANAN PENYAKIT PENYERTA
Dokumen pelaksanaan pelayanan PITC dan PMTC 10 PADA ODHA DI RSUD BALANGAN
2. LAPORAN PITC SIHA ONLINE
TAHUN 2022
1. PEMBERLAKUKAN KEBIJAKAN
KEPUTUSAN DIREKTUR TENTANG
PELAYANAN PENYAKIT PENYERTA
Dokumen Pelayanan ODHA dengan faktor risiko IO 10 PADA ODHA DI RSUD BALANGAN
2. PEDOMAN PELAYANAN PENYAKIT
PENYERTA PADA ODHA DI RSUD
BALANGAN
1. BUKTI UMPAN BALIK CAPAIAN
PROGRAM HAIV-AIDS DARI DINKES
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Dokumen perencanaan dan pengadaan obat Anti TIDAK DAPAT
RetroViral (ART) DITERAPKAN 2. PEMBERLAKUKAN KEBIJAKAN
KEPUTUSAN DIREKTUR TENTANG
PELAYANAN PENYAKIT PENYERTA
PADA ODHA DI RSUD BALANGAN
UMPAN BALIK CAPAIAN PROGRAM
Dokumen pemantauan dan evaluasi program
10 HIV-AIDS DARI DINKES PROVINSI
penanggulangan HIV/AIDS
KALIMANTAN SELATAN
Regulasi tentang tim penurunan stunting dan SK TIM penurunan prevalansi stunting
10
wasting beserta uraian tugas BLUD RSUD BALANGAN
PPA
Pimpinan Rumah
Sakit
Kepala Departemen Unit Layanan Obeservasi Pengamatan Dokumen Bukti
Staf Unit Layanan / Kerja Pelatihan 5 Dalam Proses
Wawancara penjelasan tentang prinsip
pengelolaan dan penggunaan informasi
sistem sesuai dengan peran dan
tanggung jawab mereka
Unit SIMRS
Unit RM 10
Unit SIMRS
Unit RM 5
Unit SIMRS
Unit RM 5
Unit Kerja
Unit Pelayanan 0
Unit Kerja
Unit Pelayanan a. dokumen tingkat pemilik/korporasi 5 Ada BPPRM dan Ada Komite
b. dokumen tingkat rumah sakit;
c. dokumen tingkat unit (klinis dan non
klinis ) mencakup
a. Kebijakan di tingkat unit (klinis dan
non klinis )
b. Pedoman pengorganisasian
c. Pedoman
pelayanan/penyelenggaraan
d. Standar operasional prosedur
(SOP)
e. Program kerja unit (tahunan)
Unit Kerja
Unit Pelayanan 0 Dalam Proses
Pimpinan / Ka Unit RM 10
Ka Unit RM / Staf 10
Unit Pelayanan 10
Ka Unit RM / Staf 10
Ka Unit RM / Staf 10
Kepala / Staf Unit RM, PPA, Komite RM 0 Dalam Proses
ELEMEN REKOMENDA KEMBALI KE DEPAN
FOKUS STANDAR SKOR REFERENSI
PENILAIAN SI
Direktur rumah
sakit telah
menetapkan
SUDAH
regulasi PPI
a. DILAKSANAKA 10
meliputi poin a) N
- m) pada
gambaran
umum.
Direktur rumah
sakit telah
menetapkan
Komite/Tim PPI SUDAH
b. untuk untuk DILAKSANAKA 10
mengelola dan N
mengawasi
kegiatan PPI di
rumah sakit.
Rumah sakit
telah
Rumah sakit menetapkan
menerapkan
Komite/Tim PPI untuk melakukan
mekanisme
pengelolaandan pengawasan
koordinasi yang
PP1 1 kegiatan PPI di rumah sakit serta
melibatkan
menyediakan sumber daya untuk
pimpinan SUDAH
mendukung program pencegahan
c. rumah sakit DILAKSANAKA 10
dan pengendalian infeksi N
dan komite/tim
PPI untuk
melaksanakan
program PPI
sesuai dalam
maksud dan
tujuan.
Penyelenggaraan
PPI di Rumah
Sakit
Direktur rumah
sakit
memberikan
dukungan
sumber daya
Penyelenggaraan SUDAH
terhadap
PPI di Rumah d. DILAKSANAKA 10
penyelenggaraa N
Sakit
n kegiatan PPI
meliputi namun
tidak terbatas
pada maksud
dan tujuan
Rumah sakit
menetapkan
perawat
PPI/IPCN purna
waktu dan
IPCLN
berdasarkan
jumlah dan
kualifikasi
sesuai ukuran SUDAH
a. DILAKSANAKA 10
rumah sakit, N
kompleksitas
kegiatan,
Direktur rumah sakit menetapkan
tingkat risiko,
Komite/Tim PPI untuk mengelola
cakupan
dan mengawasi kegiatan PPI
program dan
PPI 1.1 disesuaikan dengan jenis pelayanan,
sesuai dengan
kebutuhan, beban kerja, dan/atau
peraturan
klasifikasi rumah sakit sesuai sesuai
perundang -
peraturan perundang undangan.
undangan.
PPI 1.1 disesuaikan dengan jenis pelayanan,
kebutuhan, beban kerja, dan/atau
klasifikasi rumah sakit sesuai sesuai
peraturan perundang undangan.
Ada bukti
perawat
PPI/IPCN
melaksanakan
supervisi pada SUDAH
b. semua kegiatan DILAKSANAKA 10
pencegahan N
dan
pengendalian
infeksi di rumah
sakit
Rumah sakit
menetapkan
kebijakan
Program PPI
yang terdiri dari SUDAH
Rumah sakit menyusun dan
a. kewaspadaan DILAKSANAKA 10
menerapkan program PPI yang N
Program standar dan
terpadu dan menyeluruh untuk
Pencegahan dan kewaspadaan
PPI 2 mencegah penularan infeksi terkait
Pengendalian transmisi sesuai
pelayanan kesehatan berdasarkan
Infeksi maksud dan
hasil pengkajian risiko proaktif
tujuan diatas
setiap tahun.
Rumah sakit
melakukan SUDAH
b. evaluasi DILAKSANAKA 10
pelaksanaan N
program PPI
Rumah sakit
secara proaktif
telah
melaksanakan
pengkajian
risiko
pengendalian
infeksi (ICRA)
setiap tahunnya
terhadap
tingkat dan
kecenderungan
SUDAH
infeksi layanan
a. DILAKSANAKA 10
kesehatan N
sesuai poin a) -
k) pada maksud
Rumah sakit melakukan pengkajian dan tujuan dan
Pengkajian Risiko
proaktif setiap tahunnya sebagai selanjutnya
Infeksi (Infection
PPI 3 dasar penyusunan program PPI menggunakan
Control Risk
terpadu untuk mencegah penularan data tersebut
Assesment/ICRA)
infeksi terkait pelayanan kesehatan. untuk membuat
dan
menentukan
prioritas/fokus
pada Program
PPI
Rumah sakit
telah
melaksanakan
surveilans data
secara periodik SUDAH
b. dan dianalisis DILAKSANAKA 10
setiap triwulan N
meliputi poin a)
- f) pada
maksud dan
tujuan.
Rumah sakit
telah
menerapkan
pengolahan SUDAH
a. sterilisasi DILAKSANAKA 10
mengikuti N
peraturan
perundang-
undangan.
Staf yang
memproses
peralatan medis
dan/atau BMHP
telah diberikan SUDAH
b. pelatihan dalam DILAKSANAKA 10
pembersihan, N
desinfeksi, dan
sterilisasi serta
mendapat
pengawasan
Ada bukti
pemantauan,
evaluasi, dan
tindak lanjut
pelaksanaan
penggunaan
c. kembali (reuse) 10
peralatan medis
dan/atau BMHP
meliputi a) –
g) dalam
maksud dan
tujuan.
Rumah sakit
menerapkan
prosedur
pembersihan SUDAH
a. dan disinfeksi DILAKSANAKA 10
permukaan dan N
lingkungan
sesuai standar
PPI
Rumah sakit
melaksanakan
pembersihan
Rumah sakit mengidentifikasi dan
dan desinfeksi
menerapkan standar PPI yang
Kebersihan tambahan di
PPI 5 diakui untuk pembersihan dan 0
Lingkungan b. area berisiko
disinfeksi permukaan dan
tinggi
lingkungan
berdasarkan
hasil
pengkajian
risiko
Rumah sakit
telah
melakukan
pemantauan
c. MASIH PROSES 0
proses
pembersihan
dan disinfeksi
lingkungan
Ada unit kerja
pengelola
linen/laundry
yang
menyelenggara
SUDAH
kan
a. DILAKSANAKA 10
penatalaksanaa N
n sesuai
dengan
peraturan
perundang-
undangan
Prinsip-prinsip
PPI diterapkan
pada
pengelolaan
Rumah sakit menerapkan
linen/laundry,
pengelolaan linen/laundry sesuai SUDAH
Manajemen Linen PPI 6 termasuk
prinsipi PPI dan peraturan b DILAKSANAKA 10
pemilahan, N
perundang undangan
transportasi,
pencucian,
pengeringan,
penyimpanan,
dan distribusi
Ada bukti
supervisi oleh
IPCN terhadap
pengelolaan
linen/laundry SUDAH
c. sesuai dengan DILAKSANAKA 10
prinsip PPI N
termasuk bila
dilaksanakan
oleh pihak luar
rumah sakit
Rumah sakit
telah
menerapkan
pengelolaan
limbah rumah
SUDAH
sakit untuk
a. DILAKSANAKA 10
meminimalkan N
risiko infeksi
yang meliputi
a) – e) pada
maksud dan
tujuan
Penanganan
dan
pembuangan
darah serta
komponen
SUDAH
darah sesuai
b. DILAKSANAKA 10
dengan N
regulasi,
dipantau dan
dievaluasi,
serta di tindak
Rumah sakit mengurangi risiko lanjutnya
infeksi melalui pengelolaan limbah
PPI 7 Pelaporan
infeksius sesuai peraturan
pajanan limbah
perundang undangan
infeksius sesuai
dengan regulasi SUDAH
c. dan DILAKSANAKA 10
dilaksanakan N
monitoring,
evaluasi, serta
tindak lanjutnya
Bila
pengelolaan
limbah
dilaksanakan
oleh pihak luar
rumah sakit
harus berdasar
SUDAH
atas kerjasama
d. DILAKSANAKA 10
dengan pihak N
yang memiliki
izin dan
sertifikasi mutu
sesuai dengan
peraturan
perundang-
undangan
Pemulasaraan
jenazah dan TIDAK
a. bedah mayat DILAKSANAKA 0
sesuai dengan N
regulasi
Ada bukti
kegiatan kamar
mayat dan
kamar bedah
TIDAK
mayat sudah
b. DILAKSANAKA 0
dikelola sesuai N
dengan
Rumah sakit menetapkan
peraturan
pengelolaan kamar mayat dan
PPI 7.1 perundang-
kamar bedah mayat sesuai dengan
undangan
peraturan perundang-undangan
Limbah Infeksius
Rumah sakit menetapkan
pengelolaan kamar mayat dan
PPI 7.1
kamar bedah mayat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
Ada bukti
pemantauan
dan evaluasi,
serta tindak
Limbah Infeksius lanjut
TIDAK
kepatuhan
c. DILAKSANAKA 0
prinsip-prinsip N
PPI sesuai
dengan
peraturan
perundang-
undangan
Benda tajam
dan jarum
sudah
dikumpulkan,
disimpan di
dalam wadah
yang tidak
tembus, tidak
bocor,
SUDAH
berwarna
a. DILAKSANAKA 10
kuning, diberi N
label infeksius,
dan
dipergunakan
hanya sekali
pakai sesuai
dengan
peraturan
perundangunda
ngan
Bila
pengelolaan
benda tajam
dan jarum
dilaksanakan
oleh pihak luar
rumah sakit
harus berdasar SUDAH
b. atas kerjasama DILAKSANAKA 10
dengan pihak N
Rumah sakit menetapkan yang memiliki
PPI 7.2 pengelolaan limbah benda tajam izin dan
dan jarum secara aman sertifikasi mutu
sesuai dengan
peraturan
perundang-
undangan
Ada bukti data
dokumen SUDAH
c. limbah benda DILAKSANAKA 10
tajam dan N
jarum
Ada bukti
pelaksanaan
supervisi dan
monitoring oleh
IPCN terhadap
pengelolaan
SUDAH
benda tajam DILAKSANAKA 10
d.
dan jarum N
sesuai dengan
prinsip PPI,
termasuk bila
dilaksanakan
oleh pihak luar
rumah sakit
Ada bukti
pelaksanaan
SUDAH
monitoring
e. DILAKSANAKA 10
kepatuhan N
prinsip-prinsip
PPI
Rumah sakit
menetapkan
regulasi
tentang
pelayanan SUDAH
a. makanan di DILAKSANAKA 10
rumah sakit N
yang meliputi
a-b pada
maksud dan
tujuan
Ada bukti
pelaksanaan
yang
penyimpanan
bahan
makanan,
pengolahan, SUDAH
b. pembagian/pe DILAKSANAKA 10
morsian, dan N
distribusi
Rumah sakit mengurangi risiko
Pelayanan makanan sudah
PPI 8 infeksi terkait penyelenggaraan
Makanan sesuai dengan
pelayanan makanan
peraturan
perundang-
undangan
Makanan
pelayanan makanan
Ada bukti
pelaksanaan
penyimpanan
makanan dan
produk nutrisi
dengan
memperhatikan
kesehatan
SUDAH
lingkungan
c. DILAKSANAKA 10
meliputi N
sanitasi, suhu,
pencahayaan,
kelembapan,
ventilasi, dan
keamanan
untuk
mengurangi
risiko infeksi.
Rumah sakit
menerapkan
pengendalian
mekanis dan
teknis
(mechanical
dan SUDAH
a. engineering DILAKSANAKA 10
control) N
minimal untuk
fasilitas yang
tercantum pada
a) – e) pada
maksud dan
tujuan
Rumah sakit
telah
melaksanakan
penilaian risiko
pengendalian
infeksi
SUDAH
(infection
c. DILAKSANAKA 10
control risk N
assessment/ICR
A) pada semua
renovasi,
kontruksi dan
demolisi sesuai
dengan regulasi
Rumah sakit
menyediakan
dan
menempatkan
ruangan untuk
pasien dengan
imunitas
a. 0
rendah
(immunocompr
omised) sesuai
dengan
peraturan
perundang
undangan
Rumah sakit
melaksanakan
proses transfer
pasien airborne
diseases di
dalam rumah
sakit dan keluar
rumah sakit
Rumah sakit menyediakan APD b. 0
sesuai dengan
untuk kewaspadaan (barrier
peraturan
precautions) dan prosedur isolasi
perundang-
untuk penyakit menular melindungi
undangan
pasien dengan imunitas rendah
termasuk di
(immunocompromised) dan
ruang gawat
mentransfer pasien dengan airborne
PPI 10 darurat dan
diseases di dalam rumah sakit dan
ruang lainnya
keluar rumah sakit serta
penempatannya dalam waktu
singkat jika rumah sakit tidak
mempunyai kamar dengan tekanan
negatif (ventilasi alamiah dan
mekanik)
(immunocompromised) dan
mentransfer pasien dengan airborne
PPI 10
diseases di dalam rumah sakit dan
keluar rumah sakit serta
penempatannya dalam waktu Rumah sakit
singkat jika rumah sakit tidak telah
mempunyai kamar dengan tekanan menempatkan
negatif (ventilasi alamiah dan pasien infeksi
mekanik) “air borne”
dalam waktu
singkat jika
rumah sakit
tidak
mempunyai
c. 0
kamar dengan
tekanan negatif
sesuai dengan
peraturan
Penularan Infeksi perundang-
undangan
termasuk di
ruang gawat
darurat dan
ruang lainnya
Ada bukti
pemantauan
ruang tekanan
d. negatif dan 0
penempatan
pasien secara
rutin
Rumah sakit
menerapkan
proses
pengelolaan
SUDAH
pasien bila
a. DILAKSANAKA 10
terjadi ledakan N
pasien
(outbreak)
penyakit infeksi
air borne
Rumah sakit
menyediakan
ruang isolasi
dengan
tekanan negatif TIDAK
Rumah sakit mengembangkan dan
b. bila terjadi DILAKSANAKA 0
menerapkan sebuah proses untuk
PPI 10.1 ledakan pasien N
menangani lonjakan mendadak
(outbreak)
(outbreak) penyakit infeksi air borne
sesuai dengan
peraturan
perundangan
Ada bukti
dilakukan
edukasi kepada
staf tentang
pengelolaan SUDAH
c. pasien infeksius DILAKSANAKA 10
jika terjadi N
ledakan pasien
(outbreak)
penyakit infeksi
air borne
Rumah sakit
telah
menerapkan
hand hygiene
yang mencakup
kapan, di
mana, dan
bagaimana
melakukan cuci
SUDAH
tangan
a. DILAKSANAKA 10
mempergunaka N
n sabun (hand
wash) dan atau
dengan
disinfektan
(hand rubs)
serta
Kebersihan tangan menggunakan ketersediaan
sabun dan desinfektan adalah fasilitas hand
PPI 11 hygiene
sarana efektif untuk mencegah dan
mengendalikan infeksi Sabun,
disinfektan,
serta
tissu/handuk
sekali pakai
SUDAH
tersedia di
b. DILAKSANAKA 10
tempat cuci N
tangan dan
tempat
melakukan
disinfeksi
tangan
Kebersihan
Tangan
Ada bukti
pelaksanaan
Kebersihan pelatihan hand SUDAH
Tangan c. hygiene kepada DILAKSANAKA 10
semua pegawai N
termasuk
tenaga kontrak
Rumah sakit
menerapkan
penggunaan
alat pelindung
diri, tempat SUDAH
a. yang harus DILAKSANAKA 10
menyediakan N
alat pelindung
diri, dan
pelatihan cara
memakainya.
Alat pelindung
diri sudah SUDAH
Sarung tangan, masker, pelindung b. digunakan DILAKSANAKA 10
mata, serta alat pelindung diri secara tepat N
PPI 11.1
lainnya tersedia dan digunakan dan benar
secara tepat apabila disyaratkan
Ketersediaan
alat pelindung SUDAH
c. diri sudah DILAKSANAKA 10
cukup sesuai N
dengan regulasi
Ada bukti
pelatihan
penggunaan
alat pelindung SUDAH
d. DILAKSANAKA 10
diri kepada N
semua pegawai
termasuk
tenaga kontrak
Ada regulasi
sistem
manajemen
data
terintegrasi
a. 0
antara data
surveilans dan
data indikator
mutu di komite
mutu
Ada bukti
pertemuan
Kegiatan PPI diintegrasikan dengan
berkala antara
program PMKP (Peningkatan Mutu
Peningkatan mutu Komite mutu
dan Keselamatan Pasien) dengan
dan program PPI 12 dan Komite/Tim
menggunakan indikator yang secara b. 0
edukasi PPI untuk
epidemiologik penting bagi rumah
berkoordinasi
sakit
dan
didokumentasik
an
Ada bukti
penyampaian
hasil analisis
data dan
c. rekomendasi 0
Komite/Tim PPI
kepada Komite
mutu setiap
tiga bulan
Rumah sakit
menetapkan
program
pelatihan dan
edukasi tentang SUDAH
a. DILAKSANAKA 10
PPI yang N
meliputi a) – e)
yang ada pada
maksud dan
tujuan
Ada bukti
pelaksanaan
Rumah sakit melakukan edukasi
pelatihan untuk
Edukasi, tentang PPI kepada staf klinis dan
semua staf
Pendidikan dan PPI 13 nonklinis, pasien, keluarga pasien,
klinik dan
Pelatihan serta petugas lainnya yang terlibat
nonklinik SUDAH
dalam pelayanan pasien
b. sebagai bagian DILAKSANAKA 10
dari orientasi N
pegawai baru
tentang
regulasi dan
praktik program
PPI
Ada bukti
pelaksanaan
SUDAH
edukasi untuk
c. DILAKSANAKA 10
pasien, N
keluarga, dan
pengunjung
KEMBALI KE DEPAN
ELEMEN KEMBALI KEKETERANGA
PENCARIAN
FOKUS STANDAR METODE SASARAN SKOR
PENILAIAN BUKTIDEPAN N
Rumah sakit
menerapkan
regulasi hak
pasien dan Regulasi
keluarga tentang
sebagaimana Peraturan RS
tercantum tentang
a PK Manajemen 10
dalam poin a) – Panduan
d) pada perlindungan
gambaran hak pasien dan
umum dan keluarga
peraturan dan
undang-
undang.
Pengamatan
Rumah sakit
dokumen
memiliki proses
tentang proses
untuk
identifikasi
mengidentifikas
siapa yang
i siapa yang
diinginkan
diinginkan Tempat
pasien dalam
b pasien untuk PL Pendaftaran, 10
pengambilan
berpartisipasi Unit Layanan
keputusan
dalam
terkait
pengambilan
perawatannya
keputusan
(Persetujuan
terkait
Umum/General
perawatannya.
Consent)
Rumah sakit
memiliki proses
untuk
Pengamatan
menentukan
dokumen
preferensi
tentang proses
pasien, dan
menentukan
pada beberapa
harapan pasien
keadaan
dalam keadaan
preferensi
tertentu (kritis,
keluarga Tempat
menular, dll
c pasien, dalam PL Pendaftaran, 10
pasien dalam
menentukan Unit Layanan
pengambilan
informasi apa
keputusan
mengenai
terkait
perawatan
perawatannya
pasien yang
(Persetujuan
dapat diberikan
Umum/General
kepada
Consent)
keluarga/pihak
lain, dan dalam
situasi apa.
Semua staf Pelaksanaan
dilatih tentang pelatihan tentang
proses dan peran
proses dan
dalam
peran mereka mendukukung hak-
dalam hak serta
Bidang Pendidikan
d mendukung PL partisipasi pasien 10
dan Pelatihan
hak-hak serta dan keluarga
dalam perawatan
partisipasi
( Undangan,
pasien dan Absensi, Laporan
keluarga dalam Notulen,
perawatan. dokumentasi
Rumah sakit
mengidentifikas
i hambatan
serta Pelaksanaan
menerapkan identifikasi
proses untuk hambatan serta
penerapan proses
mengurangi
a PL Unit Pelayanan untuk mengurangi 10
hambatan bagi hambatan (SK
pasien dalam Kebijakan
mendapatkan komunikasi
akses, proses efektif)
penerimaan
dan pelayanan
perawatan
Informasi
terkait aspek Dokumen tentang
Rumah sakit berupaya
perawatan dan informasi terkait
mengurangi hambatan fisik, aspek perawatan
tata laksana
bahasa, budaya, dan hambatan dan tata laksana
medis pasien Unit Pelayanan, Mohon
lainnya dalam mengakses dan b PL Paien Keluargga
medis pasien 0
Bimbingannya
diberikan diberikan dengan
HPK 1.1 memberikan layanan serta
dengan cara cara dan bahasa
memberikan informasi dan
dan bahasa yang di pahami
edukasi kepada pasien dan pasien
yang dipahami
keluarga dalam bahasa dan cara
pasien.
yang dapat mereka pahami.
HPK 1.1 memberikan layanan serta
memberikan informasi dan
edukasi kepada pasien dan
keluarga dalam bahasa dan cara
yang dapat mereka pahami.
Informasi
mengenai hak
dan tanggung
jawab pasien
terpampang di Pelaksanaan
area rumah pemberian
sakit atau informasi
mengenai hak dan
diberikan Unit Pelayanan,
c PL tanggung jawab 10
kepada setiap Pasien Keluarga
pasien terpampang
pasien secara di area dapat
tertulis atau dipahami pasien
dalam metode (Banner HPK)
lain dalam
bahasa yang
dipahami
pasien.
PPA memberikan
Staf perawatan yang
memberikan penuh penghargaan
perawatan dengan
yang penuh memperhatikan
harkat dan
penghargaan
a PC PPA martabat (SK 10
dengan Direktur Tentang
memerhatikan Kebijakan
Rumah sakit memberikan harkat dan Identifikasi nilai-
martabat nilai kepercayaan
pelayanan yang menghargai pasien dalam
martabat pasien, menghormati pasien.
pelayanan)
HPK 1.2 nilai-nilai dan kepercayaan
pribadi pasien serta menanggapi
permintaan yang terkait dengan
keyakinan agama dan spiritual.
Rumah sakit memberikan
pelayanan yang menghargai
martabat pasien, menghormati
HPK 1.2 nilai-nilai dan kepercayaan
pribadi pasien serta menanggapi PPA memberikan
permintaan yang terkait dengan perawatan yang
Rumah sakit penuh penghargaan
keyakinan agama dan spiritual. menghormati dengan
keyakinan memperhatikan
harkat dan
spiritual dan
b PL Unit Pelayanan martabat (SK 10
budaya pasien Direktur Tentang
serta nilai-nilai Kebijakan
yang dianut Identifikasi nilai-
pasien. nilai kepercayaan
pasien dalam
pelayanan)
Pelaksanaan
akan kebutuhan
privasi pada
Rumah sakit
lokasi
menjamin
pelayanan
kebutuhan
seperti di IGD,
privasi pasien
a PL Unit Pelayanan Ranap, Rajal, 10
selama
serta
perawatan dan
kelengkapan
pengobatan di
penutup saat
rumah sakit.
transfer pasien
(Foto saat
transfer pasien)
Rumah sakit menjaga privasi
Kerahasiaan
pasien dan kerahasiaan informasi
informasi
dalam perawatan, serta Menjaga
pasien dijaga
memberikan hak kepada pasien b PL Unit Pelayanan kerahasiaan 5
HPK 1.3 sesuai dengan
untuk memperoleh akses dalam Informasi
peraturan
informasi kesehatan mereka
perundangan.
sesuai perundang-undangan
yang berlaku.
dalam perawatan, serta
memberikan hak kepada pasien
HPK 1.3
untuk memperoleh akses dalam
informasi kesehatan mereka
sesuai perundang-undangan
Rumah sakit
yang berlaku.
memiliki proses
untuk meminta General
c persetujuan PL Unit Pelayanan Consent yang 10
pasien terkait sudah diisi
pemberian
informasi
Rumah sakit
memiliki proses
untuk
memberikan Informasi dan
d pasien akses PL Unit Pelayanan Edukasi 10
terhadap Terintegrasi
informasi
kesehatan
mereka.
Regulasi
Rumah sakit peraturan
menetapkan perlindungan
proses untuk harta benda
Petugas di ICU,
mencatat dan pasien (SK
a PK IGD, Rawat 10
melindungi Direktur
Inap
pertanggungja tentang
waban harta perlindungan
benda pasien. harta dan
Rumah sakit melindungi harta
benda
HPK 1.4 benda pasien dari pencurian atau
Pasien
kehilangan.
mendapat
informasi
Formulir untuk
mengenai
melindungi
tanggung Unit pelayanan,
b PL harta, tempat 10
jawab rumah adm, security
penyimpanan
sakit untuk
barang
melindungi
harta benda
pribadi mereka.
Pelaksanaan
Rumah sakit tentang
mengembangka perlindungan
n dan pasien resiko
Ruang
menerapkan tinggi dari
perawatan
a proses untuk PL serangan fisik 10
anak/bayi, ICU,
melindungi dan verbal
Security
semua pasien adanya ronda
dari serangan keamanan,
fisik dan verbal. CCTV Ruang
Bayi
Identifikasi
Rumah sakit melindungi pasien populasi yang
dari serangan fisik dan verbal, memiliki risiko
Rumah sakit
HPK 1.5 dan populasi yang berisiko lebih tinggi
mengidentifikas
diidentifikasi serta dilindungi dari untuk
i populasi yang Ruang
kerentanan. mengalami
memiliki risiko perawatan Mohon
b PL serangan 0
lebih tinggi anak/bayi, ICU, Bimbingannya
misalnya: bayi,
untuk Security
anak-anak,
mengalami
lansia dan yang
serangan.
tidak mampu
melindungi diri
sendiri
Rumah sakit
Pemantauan
memantau area
Ruang Kontrol area fasilitas
c fasilitas yang PL 10
Security yang terisolasi
terisolasi dan
dan terpencil
terpencil.
Rumah sakit
menerapkan
proses untuk
mendukung
pasien dan Kokumen
keluarga formulir
a terlibat dan PL Unit Pelayanan persetujuanpen 10
berpartisipasi olakan tindakan
dalam proses yang sudah diisi
perawatan dan
dalam
pengambilan
keputusan
Rumah sakit
menerapkan
proses untuk Pelaksanaan
memberikan edukasi kepada
edukasi kepada pasien dan
pasien dan keluarga
keluarganya mengenai
b PL PPA 10
mengenai kondsi medis
kondisi medis, ( Dokumen
diagnosis, serta formulir edukasi
rencana yang sudah
perawatan dan terisi)
terapi yang
diberikan.
Pasien dan keluarga pasien
Pasien
dilibatkan dalam semua aspek Dokumen
diberikan
perawatan dan tata laksana pelaksanan
informasi
medis melalui edukasi, dan edukasi tentang
mengenai hasil Mohon
HPK 2 diberikan kesempatan untuk c PL Unit Pelayanan hasil perawatan 0
perawatan dan Bimbingannya
berpartisipasi dalam proses dan tata
tata laksana
pengambilan keputusan laksana yang
yang
mengenai perawatan serta tata diharapkan
diharapkan.
laksananya.
HPK 2 diberikan kesempatan untuk
berpartisipasi dalam proses
pengambilan keputusan
mengenai perawatan serta tata
laksananya.
Dokumen
pelaksanaan
Pasien
tentang
diberikan
kemungkinan
informasi
hasil yang tidak
mengenai
dapat
kemungkinan
d PL Unit Pelayanan diantisipasi dari 10
hasil yang tidak
terapi dan
dapat
perawatan
diantisipasi dari
( Dokumen
terapi dan
formulir edukasi
perawatan.
yang sudah
terisi)
Rumah sakit
memfasilitasi Dokumen
permintaan pelaksanaan
pasien untuk tentang
mencari ketersediaan
pendapat formulir
kedua tanpa permintaan
e PL Unit Pelayanan 10
perlu khawatir pendapat
akan kedua (Second
mempengaruhi Opinion) yang
perawatannya sudah diisi
selama di (Kebijakan Sk
dalam atau luar Direktur)
rumah sakit.
Rumah sakit
menerapkan
RM Pasien
proses
dengan
mengenai
tindakan
pemberian
resusitasi,
pelayanan
a PL Rekam Medik penghentian 10
resusitasi dan
terapi
penghentian
penunjang
terapi
kehidupan
penunjang
(Formulir DNR)
kehidupan
Rumah sakit memberikan
untuk pasien.
informasi kepada pasien dan
Rumah sakit
keluarga mengenai hak dan
memberi
kewajibannya untuk menolak
informasi
HPK 2.1 atau menghentikan terapi,
kepada pasien
menolak diberikan pelayanan
dan keluarga Dokumen
resusitasi, serta melepaskan atau
mengenai hak fermulir
menghentikan terapi penunjang
mereka untuk informasi hak
kehidupan.
menolak atau pasien menolak
menghentikan Pasien atau
b PL 10
terapi, Keluarga menghentikan
konsekuensi terapi
dari keputusan (Persetujuan
yang dibuat tindakan
serta terapi dan kedokteran
alternatif lain
yang dapat
dijadikan
pilihan.
Rumah sakit Formulir
menerapkan pengkajian
proses untuk nyeri awal dan
menghargai lanjutan,
dan dokumen
a mendukung hak PL Rekam Medik asuhan 10
pasien intervensi nyeri
mendapatkan yang sudah
pengkajian dan terisi (Formulir
pengelolaan Assesmen
nyeri. Ulang Nyeri)
Rumah sakit mendukung hak
pasien untuk mendapat Rumah sakit
pengkajian dan tata laksana menerapkan
HPK 2.2
nyeri serta perawatan yang proses untuk
penuh kasih menjelang akhir menghargai
hayatnya. dan
mendukung hak
pasien untuk Dokumen
b mendapatkan PL Unit Pelayanan asuhan pasien 10
pengkajian dan terminal
pengelolaan
terhadap
kebutuhan
pasien
menjelang akhir
hayat.
Pasien
diberikan
informasi
mengenai
proses untuk
menyampaikan
keluhan dan Alur
a proses yang PL Unit Pelayanan penyampaian 10
harus dilakukan keluhan
pada saat
terjadi
konflik/perbeda
Rumah sakit memberi tahu an pendapat
pasien dan keluarganya pada proses
mengenai proses untuk perawatan
menerima dan menanggapi Keluhan,
keluhan, tindakan rumah sakit konflik, dan
HPK 3
bila terdapat konflik/perbedaan perbedaan
pendapat di dalam perawatan pendapat
Dokumen
pasien, serta hak pasien untuk tersebut dikaji
Laporan
berperan dalam semua proses dan
b PL Unit Pelayanan penyelesaian 10
ini. diselesaikan
keluhan
oleh rumah
pelanggan)
sakit melalui
sebuah alur
dan proses
spesifik.
Dokumen
Pasien dan
laporan
keluarga
keterlibatan
berpartisipasi Unit Pelayanan, Mohon
c PL keluarga dalam 0
dalam proses CS Bimbingannya
proses
penyelesaianny
penyelesaian
a.
keluhan
Rumah sakit
menerapkan
proses
bagaimana Dokumen
persetujuan persetujuan
a PL Admisi 10
umum umum yang
didokumentasik sudah terisi
an dalam
rekam medis
pasien.
Pasien dan
keluarga
diberikan
informasi
mengenai Dokumen
Rumah sakit menetapkan
pemeriksaan, formulir
batasan yang jelas untuk b PL Admisi 10
tindakan dan informed
persetujuan umum yang
pengobatan consent
HPK 4 diperoleh pasien pada saat akan
yang
menjalani rawat inap atau
memerlukan
didaftarkan pertama kalinya
informed
sebagai pasien rawat jalan.
consent.
Pemberian
Pasien
informasi
menerima
menegnai
informasi
kemungkinan
mengenai
keterlibatan
kemungkinan
peserta didik ,
keterlibatan
mahasiswa Mohon
c peserta didik, PL Unit Pelayanan 5
yang Bimbingannya
mahasiswa,
berpartisipasi
residen traine
dalam proses
dan fellow yang
perawatan
berpartisipasi
(Dokumen
dalam proses
formulir yang
perawatan.
sudah terisi)
Rumah sakit
menerapkan Dokumen
proses bagi formulir
a pasien untuk PL Unit Pelayanan informed 10
mendapatkan consent yang
informed sudah terisi
consent .
Pemberian
informed
consent
Informasi
dilakukan oleh
bahwa pasien
staf yang
Persetujuan tindakan (informed dan keluarga
kompeten dan Pasien
consent) pasien diperoleh b PI telah 10
diberikan Keluarga
melalui cara yang telah menandatanga
dengan cara
HPK 4.1 ditetapkan rumah sakit dan ni Informed
dan bahasa
dilaksanakan oleh petugas Consent
yang mudah
terlatih dengan cara dan bahasa dipahami
yang mudah dipahami pasien pasien.
Dokumen
Rumah sakit
pemberian
memiliki daftar
informed
tindakan
consent Dokter
invasif,
membubuhkan
pemeriksaan
tanda tangan
c dan terapi PL DPJP 10
informed
tambahan yang
consent, staf
memerlukan
klinis yang
lembar
kompeten
persetujuan
memberikan
terpisah.
pemahaman
Dokumen
Rumah sakit
tentang
menerapkan
penerapan
proses untuk
proses untuk
pemberian
memberikan
informed
informed
consent oleh Mohon
a PL Unit Pelayanan consent oleh 0
orang lain Bimbingannya
orang lain
selain pasien
selain pasien
Rumah sakit menerapkan proses sesuai
sesuai
untuk pemberian peraturan
peraturan
HPK 4.2 persetujuan oleh orang lain, perundangan
perundangan
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
yang berlaku
perundangan yang berlaku.
Dokumen
Rekam medis
tentang rekam
pasien
medis pasien
mencantumkan
mencantumkan
(satu atau Mohon
b PL Rekam Medik 9satu atau 0
lebih) nama Bimbingannya
lebih) nama
individu yang
individu yang
menyatakan
menyatakan
persetujuan.
persetujuan
FOKUS STANDAR
a
a
Rumah sakit melakukan
pengkajian terhadap
kebutuhan edukasi setiap b
KE 3
pasien, beserta kesiapan dan
kemampuan pasien untuk
menerima edukasi.
Rumah sakit melakukan
pengkajian terhadap
kebutuhan edukasi setiap
KE 3
pasien, beserta kesiapan dan
kemampuan pasien untuk
menerima edukasi. c
a
Edukasi tentang proses asuhan
disampaikan kepada pasien
b
dan keluarga disesuaikan
KE 4
dengan tingkat pemahaman
Komunikasi Dengan dan bahasa yang dimengerti
Pasien dan Keluarga oleh pasien dan keluarga. c
Dalam menunjang
b
keberhasilan asuhan yang
KE 6 berkesinambungan, upaya
promosi kesehatan harus
c
dilakukan berkelanjutan.
d
Profesional Pemberi Asuhan a
KE 7 (PPA) mampu memberikan
edukasi secara efektif.
b
KOMUNIKASI dan EDUKASI
ELEMEN PENILAIAN METODE
Rumah sakit menetapkan regulasi tentang pelaksanaan PKRS di rumah
sakit sesuai poin a) – b) pada gambaran umum.
Terdapat penetapan tim atau unit Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) yang
mengkoordinasikan pemberian edukasi kepada pasien sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Tim atau unit PKRS menyusun program kegiatan promosi kesehatan rumah sakit
setiap tahunnya, termasuk kegiatan edukasi rutin sesuai dengan misi rumah sakit,
layanan, dan populasi pasiennya.
Rumah sakit telah menerapkan pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga
menggunakan media, format, dan metode yang yang telah ditetapkan.
Tersedia informasi untuk pasien dan keluarga mengenai asuhan dan pelayanan yang
disediakan oleh rumah sakit serta akses untuk mendapatkan layanan tersebut.
Informasi dapat disampaikan secara langsung dan/atau tidak langsung.
Rumah sakit menyampaikan informasi kepada pasien dan keluarga terkait alternatif
asuhan dan pelayanan di tempat lain, apabila rumah sakit tidak dapat memberikan
asuhan dan pelayanan yang dibutuhkan pasien.
Akses mendapatkan informasi kesehatan diberikan secara tepat waktu, dan status
sosial ekonomi perawatan pasien tidak menghalangi pasien dan keluarga untuk
mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
Terdapat bukti pemberian informasi untuk pasien dan keluarga mengenai asuhan dan
pelayanan di rumah sakit.
Kebutuhan edukasi pasien dan keluarga dinilai berdasarkan pengkajian terhadap
kemampuan dan kemauan belajar pasien dan keluarga yang meliputi poin a) – f)
pada maksud dan tujuan, dan dicatat di rekam medis.
Hambatan dari pasien dan keluarga dalam menerima edukasi dinilai sebelum
pemberian edukasi dan dicatat di rekam medis.
Terdapat bukti dilakukan pengkajian kemampuan dan kemauan belajar
pasien/keluarga, serta hasil pengkajian digunakan PPA untuk membuat perencanaan
kebutuhan edukasi.
Terdapat bukti bahwa edukasi yang diberikan kepada pasien dan keluarga telah
diberikan dengan cara dan bahasa yang mudah dipahami.
Terdapat bukti bahwa pasien/keluarga telah dijelaskan mengenai hasil pengkajian,
diagnosis, rencana asuhan, dan hasil pengobatan, termasuk hasil pengobatan yang
tidak diharapkan.
Terdapat bukti edukasi kepada pasien dan keluarga terkait dengan cara cuci tangan
yang aman, penggunaan obat yang aman, penggunaan peralatan medis yang aman,
potensi interaksi obat-obat dan obat-makanan, pedoman nutrisi, manajemen nyeri,
dan teknik rehabilitasi serta edukasi asuhan lanjutan di rumah.
Rumah sakit memiliki proses untuk memastikan bahwa pasien dan keluarganya
memahami edukasi yang diberikan.
Proses pemberian edukasi di dokumentasikan dalam rekam medik sesuai dengan
metode edukasi yang dapat diterima pasien dan keluarganya.
Materi edukasi untuk pasien dan keluarga selalu tersedia dan diperbaharui secara
berkala.
Informasi dan edukasi disampaikan kepada pasien dan keluarga dengan
menggunakan format yang praktis dan dengan bahasa yang dipahami pasien dan
keluarga.
Rumah sakit menyediakan penerjemah (bahasa dan bahasa isyarat) sesuai dengan
kebutuhan pasien dan keluarga.
Rumah sakit mengidentifikasi sumber-sumber yang ada di komunitas untuk
mendukung promosi kesehatan berkelanjutan dan edukasi untuk menunjang asuhan
pasien yang berkelanjutan.
Rumah sakit telah memiliki jejaring di komunitas untuk mendukung asuhan pasien
berkelanjutan.
Memiliki bukti telah disampaikan kepada pasien dan keluarga tentang edukasi
lanjutan dikomunitas. Rujukan edukasi tersebut dilaksanakan oleh jejaring utama
yaitu Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Hal ini dilakukan agar tercapai hasil
asuhan yang optimal setelah meninggalkan rumah sakit.
Terdapat bukti edukasi berkelanjutan tersebut diberikan kepada pasien
sesuai dengan kebutuhan.
Profesional Pemberi Asuhan (PPA) telah diberikan pelatihan dan terampil
melaksanakan komunikasi efektif.
PPA telah memberikan edukasi yang efektif kepada pasien dan keluarga secara
kolaboratif
KEMBALI KE
DEPAN
PENCARIAN BUKTI SKOR
Pedoman Pelayanan PKRS 10
SK PKRS 10
Demografi Komunitas 0
Unit layanan
PL
pasien/keluarga
Pasien telah diidentifikasi
menggunakan minimal dua
c
jenis identitas meliputi poin 1)
- 4) dalam maksud dan tujuan
PI
Rumah sakit
menetapkan
proses untuk
melaksanakan
verifikasi pra
4. operasi,
Rumah sakit telah menetapkan
dan menerapkan tanda yang
seragam, mudah dikenali dan Ka/ staf Unit
Rumah sakit b PK
tidak bermakna ganda untuk layanan
menetapkan
mengidentifikasi sisi operasi
proses untuk
atau tindakan invasif.
melaksanakan
verifikasi pra
4. operasi,
Memastikan penandaan
Sisi Yang lokasi operasi
Benar, dan proses
Prosedur time-out yang Rumah sakit telah menerapkan
Yang Benar, SKP 4 dilaksanakan penandaan sisi operasi atau
Pasien Yang sesaat sebelum tindakan invasif (site marking)
Benar Pada tindakan dilakukan oleh dokter
Pembedahan pembedahan/in c operator/dokter asisten yang PL Unit layanan
/ Tindakan vasif dimulai melakukan operasi atau
invasif serta proses tindakan invasif dengan
sign-out yang melibatkan pasien bila
dilakukan memungkinkan.
setelah
tindakan
selesai.
6.
Mengurangi
Rumah sakit telah melakukan
Risiko
pengkajian risiko jatuh untuk
Cedera semua pasien rawat inap baik
Pasien a dewasa maupun anak PL Unit layanan
Akibat Jatuh
menggunakan metode
pengkajian yang baku sesuai
dengan ketentuan rumah sakit
PP
(SKP) KEMBALI KE
PENCARIAN BUKTI SKOR KETERANGAN
DEPAN
Regulasi Peraturan terkait
Sasaran keselamatan pasien
meliputi poin 1 - 6 pada
gambaran umum yaitu: 1.
Mengidentifikasi pasien dengan
benar; 2. Meningkatkan
komunikasi yang efektif; 3.
Meningkatkan keamanan obat-
obatan yang harus diwaspadai; 4.
Memastikan sisi yang benar,
10
prosedur yang benar, pasien
yang benar pada
pembedahan/tinda-kan invasif; 5.
Mengurangi risiko infeksi akibat
perawatan kesehatan; dan 6.
Mengurangi risiko cedera pasien
akibat jatuh.
10
Observasi tentang adanya
Penerapaan Identifikasi pasien
saat tindakan intervensi/terapi,
melakukan tindakkan pemsangan
IV line dan Hemodialisa, sebelum
tindakkan dan penyajian 10
makanan
Wawancara : Pasien/Keluarga
Penjelasaan Pelaksanaan
identifikasi pasien 10
10
Observasi Pengamatan
Komunikasi saat serah terima
dengan jenis serah terima poin 1)
- 3) yaitu: 1) antara PPA
(misalnya, antar dokter, dari
dokter ke perawat, antar
perawat, dan seterusnya); 2)
antara unit perawatan yang
berbeda di dalam rumah sakit
(misalnya saat pasien
dipindahkan dari ruang
perawatan intensif ke ruang
perawatan atau dari instalasi
gawat darurat ke ruang operasi);
dan 3) dari ruang perawatan
pasien ke unit layanan diagnostik
seperti radiologi atau fisioterapi. 10
bukti dokumentasi dalam rekam
medis
Regulasi Penetapan tentang
adanya penetapan daftar obat
kewaspadaan tinggi (High Alert)
termasuk obat Look -Alike Sound
Alike (LASA) sesuai maksud dan
tujuan
observasi : Pengamatan
penerapan proses penyimpanan
elektrolit konsentrat tertentu
yang dapat disimpan diluar
farmasi (daftar Obat elektrolit
konsentrat tertentu yang dapat 10
disimpan diluar farmasi ) Lihat
tempat penyimpan obat
penerapan proses penyimpanan
elektrolit konsentrat tertentu
yang dapat disimpan diluar
farmasi (daftar Obat elektrolit
konsentrat tertentu yang dapat 10
disimpan diluar farmasi ) Lihat
tempat penyimpan obat
10
10
Observasi/Pengamatan Bukti
Pelaksanaan tentang adanya
proses Time-Out menggunakan
surgical check list dan
dokumentasi di Rekam medis 10
Simulasi Peragaan Cara
kebersihan tangan Observasi
Pelaksanaan tentang adanya 10
penerapan kebersihan Tangan
serta fasilitasnya
Observasi /Pengamatan
Pelaksanaan tentang adanya
skrining pasien rawat jalan pada
kondisi, diagnosis, situasi atau
lokasi yang dapat menyebabkan
pasien berisiko jatuh, dengan 10
menggunakan alat bantu/metode
skrining yang ditetapkan rumah
sakit
Wawancara : Penjelasaan
tentang pelaksanan pengkajian
ulang risiko jatuh untuk semua
pasien rawat Inap
Observasi Pelaksanaan tentang
adanya tindakkan pasien risiko
jatuh dirawat inap dan
didokumentasikan. (Dokumen
rekam medis tindakkan pasien
risiko jatuh dirawat inap) 10