Anda di halaman 1dari 5

1. Bagaimana keadaan sekarang ?

Jawab :

Dalam realitas peradaban bangsa-bangsa di Asia Tenggara, budaya Melayu memainkan peran utama.
Sebagai contoh bahasa Melayu (termasuk Bahasa Indonesia, Bahasa Melayu Malaysia, Bahasa Melayu
Brunai Darussalam, Bahasa Melayu Singapura, Bahasa Melayu Patani, dan lain-lainnya) menjadi bahasa
terbesar yang dipakai oleh masyarakat di Asia Tenggara ini. Sejak berabad-abad silam bahasa Melayu
menjadi lingua franca di kawasan ini, termasuk di dalam komunikasi perdagangan, bahasa resmi
kerajaan-kerajaan Melayu, bahasa antarkerajaan, dan lain-lainnya. Selain itu konsep-konsep kebudayaan
yang berakar dari tamadun1 Melayu menjadi dasar tata kelola pemerintahan di berbagai kerajaan
Nusantara, yang diadopsi dari kitabkitab Melayu seperti Sulalatussalatin dan Bustanussalatin, dan lain-
lain. Dengan keterbukaannya masyarakat Melayu juga dikenal sangat bertoleransi kepada semua orang
di dunia ini.

Namun seiring berkembang nya zaman, Riau saat ini banyak mengalami perubahan dan pergeseran nilai-
nilai budaya didalam masyarakat akibat kemajuan ilmu dan teknologi, yang selanjutnya memberi
peluang semakin terabaikannya adat dan budaya Melayu, dan lemahnya kedudukan dan peran
pemangku adat, serta rendahnya kepedulian masyarakat terhadap budaya Melayu. Fenomena ini dapat
dilihat dalam tata bahasa masih banyak masyarakat yang tidak menggunakan bahasa Melayu dan juga
dalam berpakaian masyarakat Riau kini yang lebih dominan menggunakan busana yang modern yang
nantinya bisa mengikis budaya Melayu, ini dikarenakan kurangnya pengenalan terhadap budaya Melayu

2. Bagaimana program pemulihanya ?

Jawab :

Adapun beberapa cara dan lembaga untuk melaksanakan program pemulihan antara lain yaitu :

Lembaga Adat Melayu ( LAM ) Riau ini memiliki tugas pokok sebagaimana diatur dalam Peraturan
Daerah Provinsi Riau No. 1 Tahun 2012 pada Bab VII Pasal 9, yaitu:
1. Mengadakan usaha-usaha penemuan, pengumpulan dan pengelolaan bahan-bahan serta data Adat
dan Budaya Melayu yang terdapat dalam Daerah Riau yang serasi dengan hukum syara‟ dan hukum
negara.
2. Menanam dan memperluas pengetahuan masyarakat Melayu terhadap Adat Istiadat dan Nilai Sosial
Budaya Melayu dalam membentuk generasi penerus yang berjati diri ke Melayuan dan Bermanfaat
dalam mengangkat Tuah, Marwah , Harkat dan Martabat Melayu dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.

3. Mengadakan dan mengupayakan kerjasama yang serasi dan bermanfaat dengan semua golongan
masyarakat lainnya dan Pemerintah.
4. Memberikan pendapat dan saran baik diminta maupun tidak diminta, kepada Pemerintah Daerah
dalam meningkatkan peran serta masyarakat Adat untuk menggerakkan proses dan pelaksanaan
pembangunan Daerah Riau serta Pelestarian Nilai-Nilai Adat.
5. Mengupayakan pengembalian dan pemilihan hak-hak tradisional dan konstitisional Masyarakat Adat
Melayu sesuai dengan rasa keadilan, kepatutan dan perundang-undangan yang berlaku

3. Apakah yang paling tepat untuk pengembanganya ? Apakah program restorasi pemulihan atau
transformasi ke bentuk-bentuk baru ?

Jawab :

Adapun lembaga dan contoh program restorasi dan dan transformasi yaitu antara lain :

Humas
Definisi yang lebih spesifik yang menekankan tanggung jawab khususnya, diberikan oleh Public Relations
News: “ Humas adalah fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap publik, mengidentifikasi
kebijaksanaan-kebijaksanaan dan prosedur-prosedur seorang individu atau sebuah organisasi
berdasarkan kepentingan publik, dan menjalankan suatu program untuk mendapatkan pengertian dan
penerimaan publik.

Lembaga Adat Melayu (LAM)

Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau merupakan organisasi yang bergerak dibidang sosial budaya di Riau.
LAM Riau bukanlah organisasi yang berada dibawah pemerintah, namun menjadi mitra pemerintah
dalam bidang pelestarian kebudayaan. LAM Riau didirikan oleh tokoh-tokoh kebudayaan Riau untuk
pengembangan dan pelestarian kebudayaan Melayu Riau.
Sosialisasi

Sosialisasi merupakan suatu proses bagaimana memperkenalkan sebuah sistem pada seseorang dan
bagaimana orang tersebut menentukan tanggapan serta reaksinya. Sosialisasi ditentukan oleh
lingkungan sosial,ekonomi dan kebudayaan dimana individu berada, selain itu juga ditentukan oleh
interaksi pengalaman-pengalaman serta kepribadiannya.
Budaya Melayu
Adat istiadat budaya Melayu Riau adalah seperangkat nilai-nilai kaidah-kaidah dan kebiasaan yang
tumbuh dan berkembang sejak lama bersamaan dengan pertumbuhan dan perkembangan masyarakat
yang telah dikenal, dihayati dan diamalkan oleh yang bersangkutan secara berulang-ulang secara terus
menerus dan turun -temurun sepanjang sejarah. Adat istiadat dan budaya Melayu Riau yang tumbuh
dan berkembang sepanjang zaman tersebut dapat memberikan andil yang cukup besar terhadap
kelangsungan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

4. Jika program restorasi yang paling tepat bagaimana bentuknya ?

Jawab :
Adapun suatu organisasi yang berperan penting dalam pelestarian kebudayaan Melayu Riau adalah
Lembaga Adat Melayu Riau yang disingkat LAM Riau adalah organisasi kemasyarakatan yang karena
kesejarahan atau asal usulnya menegakkan hukum adat dan mendorong anggota-anggotanya untuk
melakukan kegiatan pelestarian serta pengembangan adat budaya di Riau. Lembaga Adat Melayu Riau
merupakan Lembaga yang bertujuan untuk menggali, membina, memelihara dan mengembangkan nilai-
nilai luhur Adat Melayu Riau sebagai landasan dan memperkokoh jati diri Melayu dalam upaya untuk
menjalankan fungsi, tugas dan tujuannya.

Selain Lembaga Adat Melayu Riau yang berperang penting dalam pelestarian budaya melayu ada juga
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pekanbaru. Menurut Peraturan Walikota Pekanbaru No. 167
Tahun 2018 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pekanbaru dalam pasal 2 ayat 1 mengatakan “Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang kebudayaan dan bidang pariwisata”. Jadi
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata itu merupakan dinas yang terdapat didalam pemerintahan kota
Pekanbaru yang menyelenggarakan urusan dalam bidang kebudayan dan pariwisata. Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Kota Pekanbaru adalah satu pelaku pemerintah Kota Pekanbaru di bidang Pariwisata,
Seni dan Budaya, yang dipimpin oleh Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab
langsung kepada Walikota dengan tugas pokoknya melaksanakan kewenangan otonomi daerah di
bidang kebudayaan dan pariwisata daerah Kota Pekanbaru.

tugas dan fungsi pada bidang pembinaan seni dan budaya berdasarkan Peraturan Walikota Pekanbaru
No.167 tahun 2018 pasal 10 yaitu:
1. Bidang Pembinaan Seni dan Budaya mempunyai tugas membantu sebagian tugas Kepala Dinas dalam
melaksanakan sub urusan pembinaan seni dan budaya.
2. Bidang Pembinaan Seni dan Budaya dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan bahan koordinasi pelaksanaa kebijakan umum dan hubungan kerja dengan instansi dan
unit kerja terkait pembinaan dan perumusan pelaksanaan penggalian, pengembangan dan pelestarian
nilai budaya, kesenian daerah serta sejarah dan kepurbakalaan.
b. Penyusunan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan umum dan hubungan kerja dengan instansi dan
unit kerja terkait pembinaan dan perumusan pelaksanaan kegiatan kebudayaan dan kesenian, sejarah
dan kepurbakalaan dalam rangka peningkatan apresiasi, kualitas dan kuantitas, pengayaan serta
evaluasi dan seleksi nilai budaya dari atau kemancanegara.
c. Penyusunan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan umum dan hubungan kerja dengan instansi dan
unit kerja terkait pembinaan dan pemberian bantuan serta penghargaan dalam mendorong
peningkatan, produksi, kreasi, kesejahteraan, pemasaran dan penanaman nilai budaya dan kesenian
daerah, sejarah dan kepurbakalaan.
d. Penyusunan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan umum dan hubungan kerja dengan instansi dan
unit kerja terkait pembinaan lembaga/kelompok perorangan kesenian dan pemberian Nomor Induk
Kesenian di daerah.
e. Penyusunan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan umum dan hubungan kerja dengan instansi dan
unit kerja terkait pembinaan dan perumusan kegiatan dengan instansi terkait sesuai dengan bidang
tugasnya.
f. Penyusunan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan umum dan hubungan kerja dengan instansi dan
unit kerja terkait pembinaan dan perumusan petunjuk teknis dalam kegiatan kesenian, kebudayaan dan
sejarah kepurbakalaan.
g. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

5. Jika bentuk transformasi yang paling baik bagaimana pula bentuknya ?

Jawab :

Adapun upaya-upaya pelestarian kebudayaan berdasarkan Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 52
Tahun 2007 Tentang pedoman Pelestarian dan Pengembangan Adat Istiadat dan Nilai Sosial Budaya
Masyarakat pasal 3 yang berbunyi:

Pelestarian dan pengembangan Adat Istiadat dan Nilai Sosial Budaya Masyarakat dilakukan dengan:
1. Konsep Dasar,
a. Pengakomodasian keanekaragaman lokal untuk memperkokoh kebudayaan nasional

b. Menjaga, melindungi dan membina adat istiadat dan nilai sosial budaya masyarakat
c. Partisipasi, kreatifitas, dan kemandirian masyarakat
2. Program Dasar;
a. Penguatan kelembagaan, dimana dalam penguatan kelembagaan ini terdapat perencanaan,
pengorganisasian, administrasi dan operasional, dan pengawasan.
b. Peningkata sumber daya manusia, disini diperlukan fasilitas secara berjenjang, pengembangan
kapasitas aparatur pusat dan daerah, sosialisasi program dan kebijakan pelestarian dan pengembangan
adat istiadat dan nilai-nilai sosial budaya masyarakat, dan internalisasi program dan kebijakan berbasis
budaya masyarakat.
c. Pemantapan ketatalaksanaan, ini menggunakan metode peningkata kapasitas kelembagaan, prosedur
dalam pelaksanaan pelestarian dan pengembangan adat istiadat dan nilai sosial budaya masyarakat, dan
mekanisme koordinasi dalam pelaksanaan pelestarian dan pengembangan adat istiadat dan nilai sosial
budaya masyarakat.

3. Strategi Pelaksanaan.
a. Identifikasi nilai-nilai budaya yang masih hidup dan potensial untuk dilestarikan dan dikembangkan

b. Pengembangan model koordinasi antara pemerintah daerah dengan kelembagaan adat istiadat yang
bersifat berkelanjutan
c. Pengembangan, penyebarluasan dan pemanfaatan nilai sosial budaya masyarakat
d. Internalisasi nilai sosial budaya esensial yang ada dan mentransformasikan menjadi nilai sosial budaya
kekinian menuju terciptanya masyarakat madani

Anda mungkin juga menyukai