Anda di halaman 1dari 3

Tafsir QS.

At Takwir ayat 15-29


‫ُول َك ِر ٍيم○ ِذي‬ ٍ ‫س○ ِإنَّهُ لَقَوْ ُل َرس‬ َ َّ‫ْح ِإ َذا تَنَف‬
ِ ‫س○ َوالصُّ ب‬ َ ‫س○ َواللَّ ْي ِل ِإ َذا َع ْس َع‬ِ َّ‫ار ْال ُكن‬
ِ ‫س○ ْال َج َو‬ ِ َّ‫فَاَل ُأ ْق ِس ُم بِ ْال ُخن‬
‫ين○ َو َم ا هُ َو‬ ِ ِ‫ق ْال ُمب‬ ِ ُ‫احبُ ُك ْم بِ َمجْ نُ و ٍن○ َولَقَ ْد َرآهُ بِ اُأْلف‬
ِ ‫ص‬ َ ‫اع ثَ َّم َأ ِمي ٍن○ َو َم ا‬ ٍ َ‫ش َم ِكي ٍن○ ُمط‬ ِ ْ‫قُ َّو ٍة ِع ْن َد ِذي ْال َعر‬
‫ضنِي ٍن○ َو َما ه َُو بِقَوْ ِل َش ْيطَا ٍن َر ِج ٍيم○فََأ ْينَ ت َْذهَبُونَ ○ ِإ ْن ه َُو ِإاَّل ِذ ْك ٌر لِ ْل َعالَ ِمينَ ○ لِ َم ْن َش ا َء ِم ْن ُك ْم‬ َ ِ‫ب ب‬ِ ‫َعلَى ْال َغ ْي‬
َ‫○َأ ْن يَ ْستَقِي َم○ َو َما تَ َشاءُونَ ِإاَّل َأ ْن يَ َشا َء هَّللا ُ َربُّ ْال َعالَ ِمين‬

Sungguh, Aku bersumpah dengan bintang-bintang (15) yang beredar dan


menyapu bersih, (16) demi malam apabila telah hampir meninggalkan
gelapnya, (17) dan demi shubuh apabila fajarnya mulai menyingsing (18),
sesungguhnya Al Qur’an itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh)
utusan yang mulia, (19) yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai
kedudukan tinggi di sisi Allah yang mempunyai ‘Arsy, (20) yang ditaati disana
lagi dipercaya. (21) Dan temanmu itu bukanlah sekali-kali orang yang gila. (22)
Dan sesungguhnya dia itu melihat Jibril di ufuk yang terang. (23) Dan dia
bukanlah seorang yang bakhil untuk menerangkan yang ghoib. (24) Dan Al
Qur’an itu bukanlah perkataan setan yang terkutuk (25), maka kemanakah
kamu akan pergi? (26) Al Qur’an itu tiada lain hanyalah peringatan bagi
semesta alam, (27) bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan yang
lurus. (28) Dan kamu tidak dapat menghendaki kecuali apabila dikehendaki
Allah, Tuhan semesta alam. (29)

Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib ra, “Falaa uqsimu bil-khunnasil-jawaaril-
kunnasi maksudnya adalah bintang-bintang yang bersembunyi di siang hari dan
menyapu bersih di malam hari.” “Sungguh, Aku bersumpah dengan bintang-
bintang, yang beredar dan menyapi bersih, demi malam apabila telah hampir
meninggalkan gelapnya,” yaitu apabila malam telah semakin gelap. Namun,
yang dimaksud disini adalah bila malam telah tiba. Seolah-olah Allah
bersumpah dengan malam dan kegelapannya bila tiba dan dengan waktu pagi
dan cahayanya bila terbit. Sebagaimana firman-Nya, “Demi malam apalagi
menyelimuti dan siang bila menampakkan diri.” “Dan demi shubuh apabila
fajarnya mulai menyingsing,” yaitu bila mulai terbit, bersinar, dan tiba. Dan
firman Allah Ta’ala, “Sesungguhnya Al Qur’an itu benar-benar firman (Allah
yang dibawa oleh) utusan yang mulia.” Yaitu, sesungguhnya Al Qur’an ini
adalah yang disampaikan oleh utusan yang mulia, yaitu malaikat yang sangat
mulia, ialah Jibril as. “yang mempunyai kekuatan,” sebagaimana firman-Nya,
“yang telah diajarkan kepadanya oleh yang sangat kuat lagi kokoh.” Artinya,
tubuhnya sangat kuat dan sangat hebat perbuatan dan kekuatannya. “Yang
mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah yang mempunyai ‘Arsy.” Yaitu, dia
mempunyai kedudukan tertentu di sisi Allah Ta’ala dan martabat yang sangat
tinggi, “yang ditaati disana,” yaitu di langit. Perkataannya selalu didengar dan
ditaati di al-mala’ul a’la. Ia bukanlah kelompok malaikat biasa, akan tetapi dia
termasuk kelompok malaikat yang dipertuan dan terhormat, sangat
diperhatikan, dan dipilih untuk menyampaikan risalah yang sangat agung ini.

Dan Firman Allah Ta’ala, “Lagi dipercaya” adalah menyifati Jibrildengan sifat al-
amin, yaitu terpercaya. Dan ini merupakan penghormatan yang sangat besar
sekali, dimana Allah telah menyucikan hamba dan utusan-Nya yang malaikat,
yaitu Jibril sebagaimana menyucikan hamba dan utusan-Nya yang manusia,
yaitu Muhammad SAW. dengan firman-Nya, “Dan temanmu bukanlah sekali-
kali orang yang gila.” Maksudnya adalah Muhammad. Selanjutnya Allah Ta’ala
berfirman, “Dan sesungguhnya dia itu melihatnya di ufuk yang terang.”
Maksudnya, Muhammad telah melihat Jibril yang datang kepadanya dengan
membawa risalah dari Allah dalam sosok malaikat yang telah diciptakan Allah
dengan bentuk itu, dia mempunyai 600 sayap. “Di ufuk yang terang.” Dan
inilah peristiwa pertama Nabi SAW. melihat Jibril. Penggalan ini sebagaimana
yang telah disebutkan oleh Allah lewat firman-Nya, “Sedangkan dia berada di
ufuk yang tinggi, kemudian dia mendekat dan bertambah dekat lagi.” Pada
zahirnya, wallaahu a’lam, surat ini turun sebelum Isra, karena di dalamnya
tidak disebutkan kecuali peristiwa melihat Jibril yang pertama ini. Adapun
peristiwa melihat Jibril yang kedua adalah tersebut dalam firman Allah SWT.,
“Dan sesungguhnya dia telah melihatnya pada waktu yang lain, di Sidratul
Muntaha, yang disana ada surga tempat tinggal.” Dan peristiwa yang kedua ini
hanya diturunkan dalam surat An-Najm, sedangkan surat An-Najm ini
diturunkan setelah Isra.
Allah Ta’ala berfirman, “Dan dia bukanlah seorang yang bakhil untuk
menerangkan yang ghoib.” Ada yang membacanya dengan dhaniin, namun ada
juga yang membacanya zhaniin, kedua qiraat ini mutawatir. Menurut qiraat
zhaniin maka artinya: Muhammad itu tidak layak dituduh berdusta tentang apa
yang telah diturunkan Allah kepadanya. Sedangkan qiraat dhaniin, maka
artinya: Muhammad itu tidak pernah menyembunyikan Al Qur’an, bahkan dia
tampil menyebarkannya, menyampaikannya, dan mencurahkannya kepada
semua umat manusia.

Dan firman Allah Ta’ala, “Dan Al Qur’an itu bukanlah perkataan setan yang
terkutuk.” Yaitu, Al Qur’an ini bukanlah perkataan setan yang terkutuk, artinya
dia tidak akan mampu memikulnya, dia tidak menghendakinya, dan dia
memang tidak layak untuk mendapatkannya. Hal ini seperti firman-Nya, “Dan
Al Qur’an itu bukanlah dibawa turun oleh setan-setan. Dan tidaklah patut
mereka membawa turun Al Qur’an itu, dan mereka pun tidak akan kuasa.
Sesungguhnya mereka benar-benar dijauhkan dari mendengar Al Qur’an itu.”
(QS. Asy-Syu’araa : 210)

Dan firman Allah Ta’ala, “Maka kemanakah kamu akan pergi?” Yaitu,
kemanakah perginya akalmu ketika mendustakan Al Qur’an ini, padahal isinya
sangat jelas dan terang dan keberadaannya benar-benar hak datang dari Allah
Ta’ala.

Allah SWT. berfirman, “Al Qur’an itu tiada lain hanyalah peringatan bagi
semesta alam,” yaitu Al Qur’an ini merupakan peringatan bagi seluruh umat
manusia, agar mereka menjadikannya sebagai pelajaran dan nasihat “bagi
siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus.” Yaitu, bagi orang
yang ingin mendapatkan petunjuk, maka hendaklah dia memegang teguh Al
Qur’an ini, sebab tidak ada hidayah lain selain Al Qur’an. “Dan kamu tidak
dapat menghendaki kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam.”
Yaitu, kehendak itu tidaklah dipikulkan kepada kamu sehingga dia mau, dia
dapat memperoleh petunjuk begitu saja, dan bila dia mau, dia pun dapat
menempuh jalan kesesatan. Semua itu tunduk terhadap masyi’ah Allah jua,
Tuhan semesta alam.

Demikianlah, ringkasa tafsir QS. At Takwir. Segala puji dan syukur bagi Allah.
Kepada-Nya memohon perlindungan dan kepada-Nya berserah diri.

Anda mungkin juga menyukai