Anda di halaman 1dari 3

Nama : Arsih Yulianti

Nim : 2209200300012
Mata Kuliah : Sistem Informasi Lingkungan
Dosen SIL : Prof. Dr. Ichwana, S.T., M.P

JUDUL JURNAL : PEMETAAN KEPADATAN SPASIAL PADA NYAMUK AEDES


Sp DAN TINGKAT ENDEMISITAS DBD DI TIGA DESA
SULAWESI SELATAN, INDONESIA
: PENGENDALIAN PERKEMBANGBIAKAN AEDES AEGYPTI
UNTUK PENCEGAHAN NYAMUK DI ZONA ENDEMIK DELHI,
INDIA
PENULIS : H Ishak, A Mallongi, A B Birawida dan Syahribulan
: BN Nagpal, Sanjeev Kumar Gupta, Arshad Shamim, Kumar
Vikram, et.al
PENDAHULUA Penelitian bertujuan untuk menganalisis peta spasial kepadatan nyamuk
N
Aedes sp., beberapa metode pengukuran, dan hubungan antara faktor
lingkungan dengan kepadatan nyamuk di Kota Makassar, Maros dan
Gowa. Metode penelitian menggunakan desain studi ekologi. Pada
penelitian ini digunakan survei larva, ovitrap dan Lighttrap untuk
mengukur kepadatan nyamuk Aedes sp. Pengolahan data menggunakan
SPSS versi 22 dan Arview GIS 10.5. Hasil analisis spasial menunjukkan
pola acak atau penyebaran kepadatan larva, ovitrap dan nyamuk dewasa.
metode survei Larva dan Ovitrap spesifik mengukur kepadatan vektor
DBD (larva, telur dan nyamuk dewasa Aedes aegypti) sedangkan metode
Light Trap tidak spesifik. Ada hubungan yang signifikan antara suhu,
kelembaban dan kepadatan telur dengan nyamuk Aedes aegypti di tiga
kecamatan endemik DBD; kecuali kelembaban dan kepadatan nyamuk
tidak signifikan di Desa Bontoa Kabupaten Maros (p>0,05).
METODELOGI Penelitian ini menggunakan desain ekologi dengan teknologi GIS.
PENELITIAN
Pemetaan yang digunakan adalah pemetaan larva, ovitrap dan lighttrap
yang berfungsi untuk mengukur kepadatan nyamuk Aedes sp. Pada 3 desa
di provinsi Sulawesi selatan. Untuk analisis data menggunakan SPSS dan
GIS.
HASIL Dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan yang
signifikan anatara suhu dan kelembaban dengan kepadatan telur dan
nyamuk Aedes aegypti sp di 3 desa endemic DBD.

Kemudian hasil pemetaan selanjutnya adalah hubungan signifikan anatara


kelembaban udara dengan kepadatan telur nyamuk Aedes Aegypti di
daerah endemis, kelemababan berkolerasi positif dengan berdarah dengue :

HASIL PETA SEBARAN NYAMUK DI 3 DESA PROVINSI SULAWESI


PEMETAAN SELATAN
PETA SPASIAL KEPADATAN NYAMUK
KESIMPULAN Melalui studi percontohan ini, disimpulkan bahwa intervensi yang tepat
pada musim non-transmisi mengurangi kepadatan vektor dan kemudian
kasus DBD pada musim penularan. Dengan adanya pemetaan spasial akan
memudahkan kita dalam menentukan area endemic mana yang berpotensi
akan nyamuk DBD. Serta kelembaban, suhu dan udara memiliki hubungan
dalam hal pertumbuhan nyamuk tersebut.

Anda mungkin juga menyukai