Anda di halaman 1dari 14

RUMAH TANGGA SAKINAH

DOSEN PENGAMPU
T. Indra Putra, M.Sy.

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 5

BAYU RIZKI RAMDANI : 12020117096

MHD. IQBAL : 12020116286

YULANDA PUTRA HANDIKA : 12020117375

JURUSAN HUKUM KELUARGA

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

2022

i
KATA PENGANTAR

Tiada untaian kata yang patut diucapkan kecuali rasa syukur kepada Allah SWT atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang
berjudul “Rumah Tangga Sakinah” ini tepat waktu, sebagai tugas mata kuliah Bimbingan
Perkawinan oleh bapak T. Indra Putra, M.Sy.

Segala kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT semata, sehingga kami sangat
menyadari apabila didalam makalah ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan serta sangat
jauh dari sempurna. Dengan ini kami sangat mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah kami ini.

Dan kami juga berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis
untuk kedepannya dan bagi kita semua dalam memperluas pengetahuan serta wawasan.

Pekanbaru, 20 Oktober 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................2
C. Tujuan...............................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN..............................................................................................................................3
A. Pengertian Keluarga Sakinah............................................................................................3
B. Ciri-Ciri Keluarga Sakinah...............................................................................................5
C. Cara Membangun Keluarga Sakinah................................................................................7
BAB III............................................................................................................................................9
PENUTUP.......................................................................................................................................9
A. Kesimpulan.......................................................................................................................9
B. Saran..................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................10

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah secara berpasang-pasangan,
yakni laki-laki dan perempuan. Sebagai sifat kodratnya manusia memiliki kecenderungan
menyukai lawan jenis. Kecenderungan ini berimplikasi logis terhadap kontinyuitas
keberlangsungan hidup manusia. Selain factor kecenderungan yang dimiliki, sifat hewani
yang melekat pada manusia menuntutnya untuk harus memenuhi kebutuhan biologis
(sexual) yang ada dalam dirinya.1 Terminologi kebutuhan sex itu sendiri juga mempunyai
korelasi terhadap hormon tubuh, reproduksi dan karakteristik biologis lainnya.2
Sifat dasar ini yang memaksa manusia untuk melangsungkan sebuah perkawinan
atau pernikahan dalam membangun rumah tangga yang dicita-citakan. Sebagai salah satu
tujuan utamanya bahwa perkawinan adalah media memenuhi hajat manusia dalam
menyalurkan syahwatnya dan menumpahkan kasih sayangnya.3
Pernikahan dapat dilihat sebagai fenomena penyatuan antara dua kelompok
keluarga besar. Serta pernikahan menjadi sarana terbentuknya satu keluarga besar yang
asalnya terdiri dari dua kelompok tidak saling mengenal, yakni satu dari kelompok
keluarga suami dan yang lain dari keluarga istri. Terjadinya pernikahan merupakan suatu
proses penyatuan dua keluarga yang tidak saling kenal menjadi satu keluarga yang utuh.
Karena itu, dari sudut pandang sosiologis, pernikahan menjadi perpaduan dua
insan yang awal berbeda, dapat pula menjadi sarana pemersatu dua keluarga menjadi satu
kesatuan yang utuh dan menyatu.4 Efek dari aspek dari sosiologi dan merupakan
Kewajiban negara dalam perkawinan adalah melindungi, mencatatkan, dan menerbitkan
akte perkawinannya. Perkawinan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia,
karena dengan adanya perkawinan akan tercipta suatu hubungan yang dapat melahirkan
keturunan sebagai cikal bakal penerus sejarah kehidupan manusia. Dalam ajaran Islam,
maksud utama dari perkawinan, selain sebagai ibadah adalah untuk membangun ikatan
1
Halimah Basri, ‘Penciptaan Wanita’, Yinyang: Jurnal Studi Islam Gender Dan Anak, 5.1 (2010).
2
Sulton Firdaus, ‘WANITA DI TENGAH ARUS KEMODERNAN DALAM PERSPEKTIF SACHIKO MURATA
(Kajian Gender Dengan Pendekatan Feminis)’, HAKAM: Jurnal Kajian Hukum Islam Dan Hukum Ekonomi Islam,
1.1 (2017).
3
Zakiyah Darajat, ‘Ilmu Fiqih, Jilid III’ (Yogyakarta: Dana Bakti, 1995).
4
Muhammad Zainuddin Sunarto, ‘LARANGAN PERNIKAHAN BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF SYAD
ZARI’AH IMAM AL-SYATIBI’, JURNAL ISLAM NUSANTARA, 2.2 (2018).

1
keluarga yang langgeng (mītsāqan ghalīdhan) yang dipenuhi dengan sinar kedamaian
(sakīnah), saling cinta (mawaddah), dan saling kasih sayang (rahmah). Dengan begitu,
ikatan pernikahan yang tidak ditujukan untuk membangun rumah tangga secara langgeng,
tidaklah sesuai dengan tujuan ajaran Islam. Firman Allah dalam Al-Quran surah Ar-Rum
ayat 21:5
ٍ ‫ق لَ ُك ْم ِّم ْن اَ ْنفُ ِس ُك ْم اَ ْز َواجًا لِّتَ ْس ُكنُ ْٓوا اِلَ ْيهَا َو َج َع َل بَ ْينَ ُك ْم َّم َو َّدةً َّو َرحْ َمةً ۗاِ َّن فِ ْي ٰذلِكَ اَل ٰ ٰي‬
َ‫ت لِّقَوْ ٍم يَّتَفَ َّكرُوْ ن‬ َ َ‫َو ِم ْن ٰا ٰيتِ ٖ ٓه اَ ْن خَ ل‬
Artinya : “Dan di antara ayat-ayat-Nya ialah dia menciptakan untukmu istri-istri
dari jenismu sendiri, supaya kamu merasa nyaman kepadanya, dan dijadikan-Nya di
antaramu mawaddah dan rahmah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir”.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian keluarga sakinah?
2. Sebutkan ciri-ciri keluarga sakinah!
3. Bagaimana membangun keluarga sakinah?
C. Tujuan
1. Memahami pengertian keluarga sakinah.
2. Mengetahui ciri-ciri keluarga sakinah.
3. Memahami cara membangun keluarga sakinah.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Keluarga Sakinah

2
Istilah sakinah dalam kamus bahasa arab secara etimologis adalah kata bahasa
arab yang merupakan bentuk masdhar dari akar kata ‫ سكن يسكن –سكوان‬bermakna diam atau
tenang. Selain itu, kata Al-Sakinah juga bermakna ‫ الطمأنينة‬yang artinya adalah
ketenangan.
Menurut kaidah bahasa Indonesia, sakinah mempunyai arti kedamaian,
ketentraman, ketenangan, kebahagiaan.5 Jadi keluarga sakinah mengandung makna
keluarga yang diliputi rasa damai, tentram, juga. Jadi keluarga sakinah adalah kondisi
yang sangat ideal dalam kehidupan keluarga.
Keluarga sakinah juga sering disebut sebagai keluarga yang bahagia. Menurut
pandangan Barat, keluarga bahagia atau keluarga sejahtera ialah keluarga yang memiliki
dan menikmati segala kemewahan material. Anggota-anggota keluarga tersebut memiliki
kesehatan yang baik yang memungkinkan mereka menikmati limpahan kekayaan
material. Bagi mencapai tujuan ini, seluruh perhatian, tenaga dan waktu ditumpukan
kepada usaha merealisasikan kecapaian kemewahan kebendaan yang dianggap sebagai
perkara pokok dan prasyarat kepada kesejahteraan (Dr. Hasan Hj. Mohd Ali, 1993 : 15).
Pandangan yang dinyatakan oleh Barat jauh berbeda dengan konsep keluarga
bahagia atau keluarga sakinah yang diterapkan oleh Islam. Menurut Dr. Hasan Hj. Mohd
Ali (1993: 18– 19) asas kepada kesejahteraan dan kebahagiaan keluarga di dalam Islam
terletak kepada ketaqwaan kepada Allah SWT. Keluarga bahagia adalah keluarga yang
mendapat keredhaan Allah SWT. Allah SWT redha kepada mereka dan mereka redha
kepada Allah SWT. Firman Allah SWT: “Allah redha kepada mereka dan mereka redha
kepada- Nya, yang demikian itu, bagi orang yang takut kepada-Nya”. (Surah Al-
Baiyyinah : 8).
Menurut Paizah Ismail (2003 : 147), keluarga bahagia ialah suatu kelompok sosial
yang terdiri dari suami istri, ibu bapak, anak pinak, cucu cicit, sanak saudara yang sama-
sama dapat merasa senang terhadap satu sama lain dan terhadap hidup sendiri dengan
gembira, mempunyai objektif hidup baik secara individu atau secara bersama, optimistik
dan mempunyai keyakinan terhadap sesama sendiri.
Kata ‫ الس‡‡كينة‬disebutkan dalam Al-Quran sebanyak enam kali. Terdapat dalam

5
Kamus Besar Bahasa Indonesia, ‘Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa’,
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Balai Pustaka, 582 (1989).

3
Surah Al-Baqarah ayat 248, Surah At-Taubah ayat 26, Surah Al-Fath ayat 4, 18 dan 26.6
Dalam Islam kata sakinah menandakan ketenangan dan kedamaian secara khusus,
yakni kedamaian dari Allah yang berada dalam hati. Kata sakinah ini secara terminologis
adalah kedamaian yang allah sampaikan ke dalam hati para nabi dan orang-orang yang
beriman agar tabah dan tidak gentar menghadapi cobaan atau rintangan apapun.
Kaitannya dengan bahasan rumah tangga yang tengah dibahas. Kata ini merujuk pada
AlQuran surah Ar-Rum ayat 21 : ... ‫لِّتَ ْس ُكنُ ْٓوا اِلَ ْيهَا‬
“Dan dijadikannya diantaramu mawaddah dan rahmah” penggalan terjemahan
ayat tersebut memiliki beberapa interpretasi. Sebagian ulama tafsir berpendapat
mawaddah diperoleh dengan mujama’ah artinya berhubungan badan sedangkan rahmah
dapat dicapai dengan memiliki anak. satu sisi mawaddah dapat berarti pula mahabbah
artinya cinta kasih. Hal tersebut senada dengan firman Allah surah maryam ayat 2 :15
ِ ‫ِذ ْك ُر َرحْ َم‬
ۚ ‫ت َربِّكَ َع ْبد َٗه زَ َك ِريَّا‬
Artinya : “(yang dibacakan ini adalah) penjelasan tentang rahmat tuhan
kepadamu.”
Rahmah adalah suatu sifat yang mendorong seseorang untuk melakukan
perbuatan baik.7 Al-Razi mendefinisakan rahmah ini sebagai rasa simpati yang terjadi
terhadap kemalangan orang lain. Secara garis akhir pandangan Al-Razi terkait konsep
sakinah adalah pemenuhan hak dan kewajiban suami/isteri dalam mawaddah dan rahmah
merupakan pondasi untuk melangkah ke tingkat sakinah.
Dengan demikian, keluarga sakinah ialah kondisi sebuah keluarga yang sangat
ideal yang terbentuk berlandaskan Al-Quran dan Sunnah untuk mencapai kebahagiaan di
dunia dan di akhirat. Kebendaan bukanlah sebagai ukuran untuk membentuk keluarga
Bahagia.
B. Ciri-Ciri Keluarga Sakinah
Pada dasarnya, keluarga sakinah sukar diukur karena merupakan satu perkara
yang abstrak dan hanya boleh ditentukan oleh pasangan yang berumahtangga. Namun,
terdapat beberapa ciri-ciri keluarga sakinah, diantaranya :

6
Kementerian Agama RI, ‘Fondasi Keluarga Sakinah Bacaan Mandiri Calon Pengantin’, Jakarta: Direktorat Bina
KUA Dan Keluarga Sakinah Ditjen Bimas Islam, 2017.
7
Muhammad Tahir Ibn‘Asyur, ‘Tafsir Al-Tahrir Wa Al-Tanwir, Vol. 11’, Tunisia: Dar Sahnun Li Al-Nasyr Wa Al-
Tawzi, 2003.

4
1. Rumah Tangga Didirikan Berlandaskan Al-Quran Dan Sunnah
Asas yang paling penting dalam pembentukan sebuah keluarga sakinah
ialah rumah tangga yang dibina atas landasan taqwa, berpandukan Al-Quran
dan Sunnah dan bukannya atas dasar cinta semata-mata. Ia menjadi panduan
kepada suami istri sekiranya menghadapi perbagai masalah yang akan timbul
dalam kehidupan berumahtangga.
Firman Allah SWT dalam Surat An-Nisa’ ayat 59 yang artinya :
“Kemudian jika kamu selisih faham / pendapat tentang sesuatu, maka
kembalilah kepada Allah (AlQuran) dan Rasulullah (Sunnah)”.
2. Rumah Tangga Berasaskan Kasih Sayang (Mawaddah Warahmah)
Tanpa ‘al-mawaddah’ dan ‘al-Rahmah’, masyarakat tidak akan dapat
hidup dengan tenang dan aman terutamanya dalam institusi kekeluargaan. Dua
perkara ini sangat-sangat diperlukan kerana sifat kasih sayang yang wujud
dalam sebuah rumah tangga dapat melahirkan sebuah masyarakat yang
bahagia, saling menghormati, saling mempercayai dan tolong-menolong.
Tanpa kasih sayang, perkawinan akan hancur, kebahagiaan hanya akan
menjadi angan-angan saja.
3. Mengetahui Peraturan Berumahtangga
Setiap keluarga seharusnya mempunyai peraturan yang patut dipatuhi oleh
setiap ahlinya yang mana seorang istri wajib taat kepada suami dengan tidak
keluar rumah melainkan setelah mendapat izin, tidak menyanggah pendapat
suami walaupun si istri merasakan dirinya betul selama suami tidak melanggar
syariat, dan tidak menceritakan hal rumahtangga kepada orang lain. Anak pula
wajib taat kepada kedua orangtuanya selama perintah keduanya tidak
bertentangan dengan larangan Allah.
Lain pula peranan sebagai seorang suami. Suami merupakan ketua
keluarga dan mempunyai tanggung jawab memastikan setiap ahli keluarganya
untuk mematuhi peraturan dan memainkan peranan masing-masing dalam
keluarga supaya sebuah keluarga sakinah dapat dibentuk.
Firman Allah SWT dalam Surat An-Nisa’: 34 yang artinya : “Kaum laki-
laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh Karena Allah Telah

5
melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain
(wanita), dan Karena mereka (laki-laki) Telah menafkahkan sebagian dari
harta mereka. sebab itu Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada
Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh Karena Allah
Telah memelihara (mereka). wanita-wanita yang kamu khawatirkan
nusyuznya, Maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur
mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, Maka
janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya
Allah Maha Tinggi lagi Maha besar”.
4. Menghormati dan Mengasihi Kedua Ibu Bapak
Perkawinan bukanlah semata-mata menghubungkan antara kehidupan
kedua pasangan tetapi ia juga melibatkan seluruh kehidupan keluarga kedua
belah pihak, terutamanya hubungan terhadap ibu bapak kedua pasangan. Oleh
itu, pasangan yang ingin membina sebuah keluarga sakinah seharusnya tidak
menepikan ibu bapak dalam urusan pemilihan jodoh, terutamanya anak lelaki.
Anak lelaki perlu mendapat restu kedua ibu bapaknya karena perkawinan
tidak akan memutuskan tanggungjawabnya terhadap kedua ibu bapaknya.
Selain itu, pasangan juga perlu mengasihi ibu bapak supaya mendapat
keberkatan untuk mencapai kebahagiaan dalam berumahtangga.
Firman Allah SWT yang menerangkan kewajiban anak kepada ibu
bapaknya dalam Surah al-Ankabut : 8 yang artinya : “Dan kami wajibkan
manusia (berbuat) kebaikan kepadadua orang ibu- bapanya. dan jika
keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang
tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti
keduanya. Hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu Aku khabarkan kepadamu
apa yang Telah kamu kerjakan”.
5. Menjaga Hubungan Kerabat dan Ipar
Antara tujuan ikatan perkawinan ialah untuk menyambung hubungan
keluarga kedua belah pihak termasuk saudara ipar kedua belah pihak dan
kerabat-kerabatnya. Karena biasanya masalah seperti perceraian timbul
disebabkan kerenggangan hubungan dengan kerabat dan ipar.

6
C. Membangun Keluarga Sakinah
Dalam kehidupan sehari-hari, ternyata upaya mewujudkan keluarga yang sakinah
bukanlah perkara yang mudah, ditengah-tengah arus kehidupan seperti ini,. Jangankan
untuk mencapai bentuk keluarga yang ideal, bahkan untuk mempertahankan keutuhan
rumah tangga saja sudah merupakan suatu prestasi tersendiri, sehingga sudah saat-nya
setiap keluarga perlu merenung apakah mereka tengah berjalan pada koridor yang
diinginkan oleh Allah dalam mahligai tersebut, ataukah mereka justru berjalan bertolak
belakang dengan apa yang diinginkan oleh-Nya.
Islam mengajarkan agar keluarga dan rumah tangga menjadi institusi yang aman,
bahagia dan kukuh bagi setiap ahli keluarga, karena keluarga merupakan lingkungan atau
unit masyarakat yang terkecil yang berperan sebagai satu lembaga yang menentukan
corak dan bentuk masyarakat. Institusi keluarga harus dimanfaatkan untuk
membincangkan semua hal sama ada yang menggembirakan maupun kesulitan yang
dihadapi di samping menjadi tempat menjana nilai-nilai kekeluargaan dan kemanusiaan.
Kasih sayang, rasa aman dan bahagia serta perhatian yang dirasakan oleh seorang ahli
khususnya anak-anak dalam keluarga akan memberi kepadanya keyakinan dan
kepercayaan pada diri sendiri untuk menghadapi berbagai persoalan hidupnya. Ibu bapak
adalah orang pertama yang diharapkan dapat memberikan bantuan dan petunjuk dalam
menyelesaikan masalah anak. Sementara seorang ibu adalah lambang kasih sayang,
ketenangan dan juga ketenteraman.
Al-Qur’an merupakan landasan dari terbangunnya keluarga sakinah, dan
mengatasi permasalahan yang timbul dalam keluarga dan masyarakat. Menurut hadis
Nabi, pilar keluarga sakinah itu ada lima, yaitu :
 memiliki kecenderungan kepada agama
 yang muda menghormati yang tua dan yang tua menyayangi yang muda

 santun dalam bergaul dan


 selalu introspeksi.
Sedangkan Konsep-konsep cara membangun keluarga sakinah adalah :
a. Memilih Kriteria Calon Suami atau Istri dengan Tepat
b. Dalam keluarga Harus Ada Mawaddah dan Rahmah

7
c. Saling Mengerti Antara Suami-Istri
d. Saling Menerima
e. Saling Menghargai
f. Saling Mempercayai
g. Suami-Istri Harus Menjalankan Kewajibanya Masing-Masing
h. Suami Istri Harus Menghindari Pertikaian
i. Hubungan Antara Suami Istri Harus Atas Dasar Saling Membutuhkan
j. Suami Istri Harus Senantiasa Menjaga Makanan yang Halal
k. Suami Istri Harus Menjaga Aqidah yang Benar

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keluarga adalah satu institusi sosial karena keluarga menjadi penentu utama
tentang apa jenis warga masyarakat. Apabila keluarga kukuh, maka masyarakat akan
bersih dan kukuh. Namun apabila rapuh, maka rapuhlah masyarakat. Sakinah atau
keharmonisan sebuah hubungan yang menjadi tujuan utama dari perkawinan harus
memenuhi terlebih dahulu terhadap mawaddah kemudian rahmah. Setelah dua prinsip
tersebut terpenuhi maka se-kompleks apapun hubungan keluarga maka akan tetap
terkondisikan dan tetap bersahaja
Mewujudkan keluarga sakinah adalah dambaan setiap manusia. keluarga sakinah
ialah kondisi keluarga yang sangat ideal yang terbentuk berlandaskan Al-Quran dan
Sunnah untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Kebendaan bukanlah
sebagai ukuran untuk membentuk keluarga bahagia. Membangun keluarga sakinah
tidaklah mudah, banyak yang mengalami kesulitan. Dasarnya, mereka harus mengetahui
konsep-konsep membangun keluarga sakinah, yaitu :
a. Memilih kriteria calon suami atau istri dengan tepat
b. Dalam keluarga harus ada mawaddah dan rahmah
c. Saling mengerti antara suami-istri
d. Saling menerima, menghargai dan mempercayai
e. Suami-istri harus menjalankan kewajibanya masing-masing
f. Suami istri harus menghindari pertikaian
g. hubungan antara suami istri harus atas dasar saling membutuhkan
h. Suami istri harus senantiasa menjaga makanan yang halal
i. Suami istri harus menjaga aqidah yang benar
B. Saran
Kami sebagai penulis makalah ini menyarankan kepada pembaca agar
memberikan kritik dan sarannya terhadap makalah ini, supaya kedepannya kami bias
memperbaiki dan tidak mengulangi kesalahan yang sama lagi. Dan kami juga meminta
maaf atas kekurangan dari makalah ini.

9
DAFTAR PUSTAKA

Basri, Halimah, ‘Penciptaan Wanita’, Yinyang: Jurnal Studi Islam Gender Dan Anak, 5.1 (2010),
168–98.

Firdaus, Sulton, ‘WANITA DI TENGAH ARUS KEMODERNAN DALAM PERSPEKTIF


SACHIKO MURATA (Kajian Gender Dengan Pendekatan Feminis)’, HAKAM: Jurnal
Kajian Hukum Islam Dan Hukum Ekonomi Islam, 1.1 (2017).

Darajat, Zakiyah, ‘Ilmu Fiqih, Jilid III’ (Yogyakarta: Dana Bakti, 1995).

Departemen Agama, R I, ‘Al-Qur’an Tajwid Dan Terjemah’, Bandung: CV Penerbit Diponegoro,


2010.

———, ‘Membangun Keluarga Harmoni (Tafsir Al-Qur’an Tematik)’, Jakarta: Departemen


Agama RI, 2008.

Ibn‘Asyur, Muhammad Tahir, ‘Tafsir Al-Tahrir Wa Al-Tanwir, Vol. 11’, Tunisia: Dar Sahnun Li
Al-Nasyr Wa Al-Tawzi, 2003.

http://www.scribd.com/doc/3742938/LIMA-SYARAT-KELUARGA-SAKINAH
http://syamsuri149.wordpress.com/2008/02/06/membangun-keluarga-sakinah/
http://www.slideshare.net/road_to_khilafah/menuju-keluarga-sakinah

10

Anda mungkin juga menyukai