Tenaga Kerja Indonesia Di Jepang Studi Tentang Motivasi Yang Melatarbelakangi Seseorang Menjadi Trainee
Tenaga Kerja Indonesia Di Jepang Studi Tentang Motivasi Yang Melatarbelakangi Seseorang Menjadi Trainee
573 | Priyadi, Eko Sasongko. Tenaga Kerja Indonesia di Jepang; Studi Tentang Motivasi yang Melatarbelakangi
Seseorang menjadi Trainee
perusahaan-perusahaan berskala kecil- Namun, bagi calon peserta magang yang
menengah di seluruh Jepang. mempertoleh nilai baik, tidak banyak melanggar
Sejak itu, IMM Japan secara rutin aturan dan bersikap disiplin, tepat waktu,
melakukan pengiriman pemuda-pemuda mengerjakan tugas-tugas PR Bahasa Jepang,
Indonesia yang ingin mengikuti program tepat waktu dan tidak sering datang terlambat di
pemagangan di Jepang sambil mencari kelas maka peserta tersebut memiliki peluang
pengalaman kerja dan pengalaman hidup di luar besar untuk berangkat ke Jepang. Waktu
negeri, menambah ketrampilan kerja dan keberangkatan sangat ditentukan pada
praktek Bahasa Jepang secara langsung dengan kebutuhan tenaga kerja perusahaan-perusahaan
berkomunikasi dengan penduduk setempat, kecil-menengah di Jepang. Bila perusahaan di
mendapatkan upah bulanan selama berada di Jepang sangat membutuhkan tenaga kerja, maka
jepang dan pesangon untuk modal usaha saat kebeangkatan calon pekerja akan diperecepat.
kembali ke Indonesia. Namun, bila perusahaan di Jepang tidak
Sebelum berangkat ke Jepang, mereka membutuhkan tenaga kerja dalam waktu cepat,
harus mengikuti beberapa tahapan test seperti maka keberangkatan calon pemagang akan di
tes administrasi, tes kesemaptaan tubuh, test undur hingga batas waktu yang tidak dapat di
Bahasa Jepang, tes Matematika, tes ketahanan pastikan.
fisik dan yang terdiri dari lari sepanjang 3 km, Total waktu program pemagangan dan
push up 35 kali dan sit up 25 kali. Keseluruhan kerja di Jepang adalah tiga tahun. Mereka
tes ini diakhiri dengan tes wawancara dan berada di Jepang selama tiga tahun. Pada tahun
kesehatan. Setiap peserta harus mengikuti dan pertama, seorang pemagang, yang lebih dikenal
lulus pada setiap tahapan tes. Setiap peserta dengan sebutan trainee atau kenshusei dalam
tidak dapat mengikuti tahapan tes berikutnya Bahasa Jepang, akan mendapat upah 80.000
bila tidak lulus pada tahapan tes sebelumnya. Yen yang setara dengan Rp. 8.000.000 pada
Usia rata-rata calon peserta magang ini adalah tahun 2005-2007 dengan kurs 1 Yen sama
20 ± 25 tahun dengan latar belakang pendidikan dengan kurs Rp. 100,-.
terendah adalah tamat SMA. Pada tahun kedua dan ketiga upah yang
Bahkan, banyak pula trainee yang berhasil diterima menjadi lebih besar 90.000 Yen dan
menamatkan jenjang D-3 dan S-1 dari 100.000 Yen atau setara dengan Rp. 9.000.000
universitas ternama di Indonesia. Beberapa dan Rp.10.000.000,-. Beberapa perusahaan
informan pernah menyatakan bila mereka lulus memberikan fasilitas bebas biaya listrik, air dan
dari Politeknik Negeri Jakarta yang dulu penginapan. Namun, beberapa perusahaan lain
bernama Politeknik UI, Universitas Andalas, tidak memberikan fasikitas ini sehingga trainee
ITB, Universitas Bengkulu, Universitas harus membayar biaya listrik dan air yang
Diponegoro dan Universitas Sebelas Maret. digunakan. Pada saat tiba di Indonesia, seorang
Bila lulus seluruh tahapan tes peserta akan trainee akan mendapat bantuan modal usaha
diberikan di karantina untuk mengikuti sebesar 600.000 Yen atau setara dengan Rp.
pelatihan dadalam rangka persiapan adalah 3-4 60.000.000,-.
bulan. Dalam pelatihan, calon peserta diberikan Uang ini akan diterima bila seorang trainee
materi tentang pelajaran Bahasa Jepang tingkat telah berhasil menyelesaikan program ini hingga
dasar, pengenalan budaya dan masyarakat tiga tahun dan kembali ke Indonesia. Bila
Jepang, bidang kerja yang akan dimasuki, serta seorang trainee tidak dapat menyelesaikan
penjelasan tentang budaya kerja yang ada di program hingga tiga tahun, atau lari menjadi
perusahaan-perusahaan di Jepang. Program seorang illegal atau undocumented worker di
pelatihan persiapan ini dilaksanakan ala semi- Jepang maka uang ini tidak akan diberikan.
millter dan disiplin yang ketat agar calon peserta Sebenarnya, uang ini adalah tabungan para
magang terlatih dengan kehidupan masyarakat trainee yang disisihkan dari total upah per bulan
Jepang yang terkenal amat disiplin. Selama yang semestinya diterima namun tidak diketahui
tinggal dalam karantina di asrama inipun, oleh mereka. Seorang pekerja fresh graduate,
kehidupan calon peserta magang di nilai, di akan mendapatkan upah sebesar 180.000 Yen
mana penilaian ini dapat mempengaruhi per bulan yang merupakan standar upah
keberangkatan seseorang. Bila nilai yang di minimum di Jepang pada saat itu.
dapat di pandang rendah, banyak melanggar Secara umum mereka melaksanakan
kedisiplinan selama berada di asrama, tidak program pemagangan pada perusahaan-
mengerjakan tugas Bahasa Jepang, datang perusahaan yang bergerak di bidang industri
terlambat atau bangun kesiangan, maka seperti logam, beton, kayu, las, pertanian dan
keberangkatan seorang calon dapat dibatalkan. lain-lain. Perusahaan-perusahaan berskala kecil-
menengah ini tersebar di seluruh Jepang, dari
575 | Priyadi, Eko Sasongko. Tenaga Kerja Indonesia di Jepang; Studi Tentang Motivasi yang Melatarbelakangi
Seseorang menjadi Trainee
dan sekolah menengah kelautan. Amat jarang Kebutuhan tenaga kerja ini sebagiannya dapat
ditemui alumni dari dua sekolah ini yang dipenuhi oleh trainee-trainee Indonesia.
ditempatkan di pabrik dan sektor industri
lainnya. Sektor pertanian dan perikanan ini pun Trainee Indonesia di Jepang
tidak menggunakan alat-alat modern Berdasarkan data yang di publikasikan oleh
sebagaimana yang dibayangkan oleh para calon JITCO, sebuah lembaga di Jepang yang
peserta magang sebelum berangkat ke Jepang. berwenang mengelola pengiriman trainee yang
Kebanyakannya adalah industri-industri rumah dilakukan oleh berbegai asosiasi dan organisasi
tangga yang tidak diminati oleh tenaga kerja negara asal pengiriman trainee tahun 2001
lokal atau industri kecil-menengah Jepang ini hingga 2005. Dari jumlah total ini, sembilan
sangat sulit mencari tenaga kerja lokal sehingga puluh persen merupakan trainee yang dikirim
harus mencari tenaga kerja dari luar Jepang. melalui IMM-Japan.
Tabel 1:
Jumlah Trainee Indonesia di Jepang dan negara-negara lain tahun 2001-2005
No. Asal Negara Tahun
2001 2002 2003 2004 2005
1. China 10.169 13.388 15.703 18.942 24.689
2. Indonesia 3.061 2.219 2.388 2.772 2.586
3. Vietnam 1.134 1.238 1.326 1.534 1.913
4. Filipina 616 568 580 727 1.273
5. Thailand 119 93 110 110 324
6 Lain-lain 118 47 31 51 122
Total 15.217 18.053 20.138 24.136 30.907
Sumber: Laporan JITCO tahun 2006 dalam Priyadi (2007)
Berdasarkan data di atas, jumlah trainee sukses. Nilai-nilai budaya Jawa seperti nrimo,
Indonesia selama lima tahun sejak tahun 2001 sabar, pasrah, ulet, pantang menyerah, hormat
hingga 2005 berada di urutan ke-2 setelah kepada yang lebih tua, ingat kelaurga di
China, yang merupakan pengirim trainee Indonesia turut mendukung para trainee
terbesar. Selain karena kedekatan jarak Jepang Indonesia bertahan di tempat baru sekalipun
dengan China, kemiripan budaya serta sangat berbeda nilai-nilai budaya dan agama
persamaan tulisan huruf antara China dengan Sebagian dari mereka juga didukung oleh
Jepang, trainee asal China juga dikenal ulet, nilai-nilai agama, khususnya Islam yang
pekerja keras dan bersedia bekerja lembur mengajarkan mereka untuk selalu bersabar pada
dengan jam kerja yang lebih panjang. Banyak cobaan dan bersyukur pada nikmat yang
orang China, khususnya kaum muda yang diberikan Tuhan. Sekalipun hidup di Jepang
menjadikan Jepang sebagai negara tujuan untuk sangat berat, namun mereka bersyukur karena
belajar dan bekerja. Bekerja di Jepang akan bisa merasakan hidup di satu negara maju dan
mendapatkan upah yang lebih besar dibanding mendapatkan upah yang nilai nominalnya belum
bekerja di China. Lapangan pekerjaan yang tentu sama apabila mereka tinggal di Indonesia.
tersediapun lebih banyak, khususnya pada Selain itu, mereka juga melihat banyak pemuda
bidang-bidang pekerjan yang sudah yang melamar dan mengikuti test untuk dapat
ditinggalkan orang Jepang terutama bidang- mengikuti program trainee di Jepang ini namun
bidang pekerjaan yang kotor, suit dan tidak dapat berangkat karena gagal pada salah
berbahaya. satu test dari serangkaian test yang harus di
Sementara itu trainee asal Indonesia juga lalui. Nilai syukur kepada Tuhan ini juga yang
diminati oleh perusahaan-perusahaan berskala membuat sebagian trainee Indonesia di Jepang
kecil-menengah di Jepang karena, khususnya terus bertahan untuk mengikuti program hingga
trainee yang berasal dari Jawa, tidak sering selesai dan dapat menyelesaikan berbagai
membuat masalah seperti lari dari program dan masalah tanpa keluh kesah yang besar. Nilai
menjadi tenaga kerja dengan status illegal, syukur pada Tuhan ini tidak ada pada masyarkat
berselisih dengan karyawan dan buruh Jepang Jepang karena sebagian besar masyarakat tidak
lainnya. Juga jarang berselisih dengan pekerja mengenal Tuhan.
asing atau trainee dari negara lain. Trainee- Selain data perbandingan jumlah trainee
trainee, khususnya asal Jawa, lebih mudah Indonesia dengan negara-negara lain pada tahun
menerima kondisi pekerjaan sekalipun sulit, 2001 -2005, berikut adalah data tentang jumlah
bekerja tepat waktu, bekerja keras dan ingin trainee di setiap Prefekture dan jumlah
Tabel 2:
Jumlah Trainee Indonesia di bawah assosiasi IMM-Japan1993-2006
No. Prefekture Jumlah Jumlah
Perusahaan Trainee
1. Tokyo 433 897
2. Chiba 355 856
3. Saitama 1.046 2.372
4. Gumma 377 1.026
5. Ibaraki 630 1.674
6. Tochigi 224 574
7. Kanagawa 617 1.323
Sumber: IMM-Japan tidak dipublikasikan dalam Priyadi (2007)
Berdasarkan data di atas terlihat bahwa Tokyo. Sedangkan jumlah perusahaan dan
jumlah perusahaan dan trainee terbanyak berada trainee paling sedikit berada di Prefekture
di Prefekture Saitama yang lokasinya Tochigi yang lokasi bersebelahan dengan
berdampingan dengan Kota Metropolitan Prefekture Saitama.
Tabel 3:
Jumlah Trainee Indonesia di bawah assosiasi IMM-Japan tahun 2005
No. Prefekture Jumlah Jumlah
Perusahaan Trainee
1. Tokyo 34 152
2. Chiba 24 81
3. Saitama 95 395
4. Gumma 55 272
5. Ibaraki 40 181
6. Tochigi 30 140
7. Kanagawa 51 182
Sumber: IMM-Japan tidak dipublikasikan dalam Priyadi (2007)
Mengacu pada data di atas dapat kerja yang di bayar upah murah di bawah
disimpulkan bahwa pada tahun 2005, Prefekture standar gaji tenaga kerja orang Jepang.
Saitama tetap menjadi Prefekture dengan jumlah Beberapa bidang pekerjaan dan lapangan kerja
perusahaan berskala kecil-menengah terbanyak yang ditawarkan dan dimasuki oleh trainee
menerima trainee Indonesia dengan jumlah Indonesia tersebut adalah lapangan kerja yang
trainee 395 orang yang merupakan jumlah mulai ditinggalkan dan sudah kurang diminati
trainee terbanyak dibanding prefekture- oleh tenaga kerja muda Jepang.
prefekture lain di sekitar Tokyo. Sedangkan Bentuk lapangan kerja ini dikenal dengan
prefekture dengan jumlah perusahaan berskala sebutan 3 D dalam terminologi Bahasa Inggris
kecil-menengah paling sedikit menerima trainee yakni dangerous, difficult dan dirty atau 3 K
Indonesia berada di Prefekture Chiba dengan dalam terminologi Bahasa Jepang yakni kiken,
jumlah trainee kurang dari 100 orang, yakni 81 kitsui dan kitanai yang diartikan berbahaya, sulit
orang. dan kotor. Lapangan kerja ini berada di pabrik-
pabrik, kebun-kebun untuk bercocok tanam dan
Tenaga Kerja Indonesia di Jepang: memetik hasil panen. Juga bidang perikanan
³trainee´ VHEDJDL cheap labor seperti memisahkan ikan dari es, membersihkan
Meskipun pemuda Indonesia berangkat ke kotoranya, menjemur ikan dan mengepak dalam
Jepang menggunakan nama program kemasan.
pemagangan dan mengikuti program magang di Tenaga kerja muda Jepang lebih memilih
beberapa perusahaan di Jepang selama tiga bidang dan lapangan kerja yang memerlukan
tahun, pada kenyataannya mereka adalah tenaga keahlian sesuai latar belakang pendidikan
577 | Priyadi, Eko Sasongko. Tenaga Kerja Indonesia di Jepang; Studi Tentang Motivasi yang Melatarbelakangi
Seseorang menjadi Trainee
mereka. Tempat kerja yang diinginkan adalah Jepang bila pekerjaan itu tersebut dilakukan
tempat kerja yang bersih, memiliki udara oleh anak laki-laki.
pendingin, memakai pakaian rapi, berdasi, Beberapa motivasi yang melatar-belakangi
menggunakan jas serta bekerja di belakang meja seseorang menjadi trainee di Jepang diuraikan
dengan satu unit komputer atau lap top di pada point-point berikut:
hadapannya.
Dalam tulisan ini penulis menggunakan a. Mendapatkan dan Mengumpulkan Uang
terminologi trainee karena dalam peraturan ke Salah satu latar belakang yang
imigrasian di Jepang, perusahaan dan industri mendominasi pemuda Indonesia menjadi
berskala kecil-menengah (small-medium scale trainee di Jepang adalah upah per bulan dan
enterprises) tidah diperbolehkan menggunakan uang modal usaha yang ditawarkan oleh IMM-
tenaga kerja asing apabila perusahaan- Japan dan JIAEC. Nilai upah akan di terima
perusahaan tersebut tidak memiliki kantor berada di atas rata-rata penghasilan seorang
cabang dan pabrik di negara lain. Juga, bila karyawan di Indonesia. Dengan upah rata-rata
jumlah tenaga kerja lokal yang bekerja di satu Rp.8.000.000 - Rp. 10.000.000,- per bulan bagi
perusahaan tersebut tidak lebih dari 50 orang. trainee IMM-Japan dan Rp. 5.000.000 ± Rp.
Namun, pada kenyataannya perusahaan- 6.000.000 bagi trainee JIAEC, seorang trainee
perusahaan, sangat sulit memenuhi kebutuhan yang berasal dari desa akan menganggap nilai
tenaga kerjanya karena lapangan kerja yang upah tersebut sangat besar. Nilai upah inipun
terkenal dengan istilah 3K dan 3D ini mulai belum termasuk upah lembur yang akan
ditinggalkan angkatan muda kerja Jepang. ditambahkan pada upah bulanan bila trainee
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja bekerja di luar jam kerja yang ditetapkan.
dan mensiasati peratura ketenaga-kerjaan dan Pekerjaan akan dianggap lembur bila
imigrasi ini para pengusaha berskala kecil- pekerjaan tersebut:
menengah ini mengajukan pengiriman tenaga 1) Dilakukan di atas jam 17.00.
kerja asal luar Jepang dengan menggunakan Umumnya jam kerja di perusahaan-
sistem trainee. Secara sederhana trainee adalah perusahaan Jepang di mulai pukul
orang yang mendapatkan program pelatihan 08.00 hingga 17.00. Setelah melewati
untuk meningkatkan keahlian atau skill batas jam kerja tersebut, maka
seseorang. Namun, dalam realitanya trainee seorang karyawan akan mendapatkan
lebih banyak berperan sebagai tenaga kerja upah lembur. Upah lembur ini juga
asing yang dibayar dengan upah yang lebih diberikan kepada trainee Indonesia
rendah dibanding tenaga kerja lokal yang bila bekerja di luar jam kerja reguler.
dikenal dengan sebutan cheap labor. Padahal, Upah lembur di hitung per satu jam
beban kerja yang dilakukan sama dengan beban dengan besaran nilai upah yang
kerja tenaga kerja lokal dan beban jam kerja berbeda-beda antara satu perusahaan
trainee juga sama dengan beban jam kerja dengan perusahaan lainnya. Secara
tenaga kerja lokal. Dalam tulisan ini, penulis umum, rata-rata upah lembur di
lebih mendekati arti trainee dengan pemahaman Jepang berkisar 600 yen ± 1.000 yen
cheap labor atau tenaga kerja murah. atau setara dengan Rp.60.000 ± Rp.
100.000. Trainee Indonesia yang
Motivasi dikirim oleh asosiasi IMM Japan
Ada beberapa motivasi yang menjadi menerima upah lembur rata-rata 800
pendorong seseorang menjadi trainee di Jepang yen hingga 1.000per jam.
sekalipun mereka harus hidup di suatu negara 2) Dilaksanakan pada Hari Sabtu, Hari
dengan bahasa, budaya, etos kerja, lingkungan Minggu dan tanggal merah atau hari
yang sangat berbeda dengan Indonesia. Apalagi, libur nasional. Secara umum, tidak
mereka harus berpisah dari orang tua dan banyak perusahaan yang
keluarga yang membuat mereka harus mandiri. mempekerjakan karyawannya di hari
Artinya, mereka harus melakukan segalanya libur nasional pada kalender nasional
sendiri tanpa bantuan siapapun kecuali teman Jepang. Seperti libur nasional musim
satu di satu penginapan. Berbagai macam panas pada Bulan Agustus, libur
pekerjaan yang belum pernah mereka lakukan nasional musim dingin pada akhir
sebelumnya harus dikerjakan sendiri saat berada Bulan Desember dan akhir tahun
di Jepang seperti memasak, mencuci, serta libur nasional golden week yang
menyeterika dan menjemur pakaian. Pekerjaan- merupakan hari libur nasional selama
pekerjaan yang dianggap aneh oleh masyarakat satu minggu pada akhir April hingga
awal Mei setiap tahunnya.
579 | Priyadi, Eko Sasongko. Tenaga Kerja Indonesia di Jepang; Studi Tentang Motivasi yang Melatarbelakangi
Seseorang menjadi Trainee
Tenaga Kerja Wanita Indonesia di Hong Kong mereka memiliki alat-alat modern tersebut
juga terungkap bahwa salah satu tujuan menjadi karena harganya yang sangat mahal. Di Jepang,
buruh migran sana adalah untuk mencari mereka dapat mengikuti dan membeli keluaran
pengalaman hidup di luar negeri. terbaru alat-alat modern tersebut karena mereka
Di Jepang, mereka dapat merasakan hidup mampu membeli.
di suatu negara yang memiliki empat musim: Sebagian trainee menggunakan
semi, panas, gugur dan dingin, di ana pada saat kesempatan ini untuk meningkatkan kapasitas
musim dingin mereka bisa merasakan turunnya pengetahuan, kemampuan dan keahlian yang
salju yang tidak ada di Indonesia. Mereka juga berkaitan dengan alat-alat teknologi yang
dapat melihat mekarnya bunga terkenal di sana diharapkan dapat berguna bagi mereka ingin
yakni Bunga Sakura pada saat awal musim berwirausaha saat kembali ke Indonesia.
semi.. Pada event-evet tertentu mereka dapat Misalkan, teknik memfoto suatu objek, teknik
melihat pesta kembang api yang selalu merekam suatu event dengan menggunakan
dilaksanakan setiap tahun, naik kereta api cepat handy cam dan menghasilkan kualitas rekaman
shinkansen, mudahnya bepergian ke manapun, yang bagus, mengedit foto hingga menghasilkan
terkoneksinya sarana trasportasi antara kereta kualitas gambar yang berkualitas, mengupload
dengan kereta dan antara kereta dengan bis. foto dan video ke berbagai media sosial seperti
Objek wisata terkenal seperti Gunung Fuji, youtube dan facebook. Teknik-teknik dan
pusat perdagangan cinema dan elektkronik keahlian-keahlian ini didapatkan dengan
Akihabara, pusat fashion Harajuku dan Shibuya, autodidak, belajar sendiri melalui media
Kota Osaka dan lainnya menjadi lokasi-lokasi youtube. Mereka mengakui bila di Indonesia,
favorit yang telah dikunjungi yang selama ini belum tentu mereka bisa memiliki alat-alat
hanya dapat dilihat di majalah atau televisi. Hal modern dan belajar secara autodidak untuk
ini dapat dilakukan hanya dengan mengikuti mengup-grade keahlian-keahlian tersebut.
program trainee.
e. Ingin Tahu Jepang: Bahasa dan
d. Menambah Wawasan Budayanya
Selain beberapa motivasi yang telah Jepang adalah negara maju yang telah di
disebutkan di atas, salah satu alasan trainee kenal di Indonesia. Berbagai produk dan
Indonesia pergi ke luar negeri untuk menjalani mereknya sangat familiar di telinga orang
program pelatihan ini adalah untuk menambah Indonesia. Produk-produk kendaraan bermotor
wawasan. Mendapatkan dan mengumpulkan seperti Honda, Yamaha, Suzuki, Kawaski,
uang tidak selalu menjadi alasan utama mereka Toyota, Daihatsu, Nissan dan Mitsubishi sangat
pergi ke luar negeri, terutama mereka yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia.
masih berusia muda dan masih memiliki Begitu pula dengan merek-merek produk
kesempatan untuk mengembangkan karir bila teknologi yang lain seperti Sony, Canon, Nikon,
suatu waktu bekerja, baik menjadi pegawai Panasonic, Sharp adalah merek-merek yang
negeri atau bekerja di perusahaan saat mereka terkenal dengan kehandalan.
kembali ke Indonesia. Mengetahui dunia luar Di samping produk-produk teknologi,
sebanyak-banyak menjadi tujuan yang lebih produk-produk budaya berupa film juga dekat
penting untuk pengembangan diri mereka. dengan masyarakat di Indonesia. Berbagai film
seperti Dora-emon, Crayon Sin Can, Oshin,
Studi William (2003) mengungkapkan pula Kaptain Tsubasa dan Grup Pop AKB 48 adalah
salah satu motivasi menjadi buruh migran di produk-produk yang juga sangat di kenal oleh
+RQJ .RQJ DGDODK XQWXN ³PHPSHUOXDV masyarakat Indonesia. Populernya produk-
FDNUDZDOD´ 'L -HSDQJ trainee Indonesia produk film dan grup pop menjadi motivasi
berharap mendapat sesuatu yang baru. Bertemu trainee untuk beradu nasib ke Jepang. Mereka
dengan orang-orang Jepang yang berbeda ingin tahu tentang bahasa Jepang. Mereka juga
budaya dan kebiasaan hidupnya, bertemu ingin tahu tentang budaya Jepang di tempat
dengan trainee dari negara lain, teman-teman asalnya.
trainee dari berbagai daerah lain di Indonesia Beberapa trainee memiliki kemampuan
dan ingin tahu tentang teknologi maju di negara Bahasa Jepang yang sangat baik. Hal ini terjadi
asalnya. Beberapa trainee mengakui bila karena setiap hari mereka harus berkomunikasi
mereka bisa memiliki alat-alat modern seperti dalam Bahasa Jepang dengan pemilik
seperti laptop, hand phone terbaru, digital perusahaan, karyawan Jepang, tetangga atau
camera, handy cam, play stasion portable, saat mengurus dokumen-dokumen penting
fasiltas internet setelah mereka berada di seperti KTP dan perpanjangan visa di kantor
Jepang. Bila di Indonesia, sangat tidak mungkin pemerintah agar mereka dapat terus tinggal dan
581 | Priyadi, Eko Sasongko. Tenaga Kerja Indonesia di Jepang; Studi Tentang Motivasi yang Melatarbelakangi
Seseorang menjadi Trainee
Observations from IndonHVLD´ Asian 3XGMLDVWXWL 7UL 1XNH ³7KH G\QDPLFV RI
Pasific Migration Journal 4-2&3: 273-303 Indonesian migrant workers under national
+XJR *UDPH ,QGRQHVLD¶V /DERU /RRNV and local poliFLHV 7KH 2DUDL &DVH´
Abroad. January 06, 2006. Intercultural Communication Studies 17:
http://www.migrationinformation.org/profiles/di 79:104
splay.cfm?id=39 Selleck, Yoko. (2001). Migrant Labour in
Komai, Hiroshi. (2001). Foreign Migrants in Japan. New York: Palgrave.
Contemporary Japan. Melbourne: Trans :LOOLDPV &DWKDULQD 3XUZDQL ³(DVWHUQ
Pasific Press Indonesian Women on the Move:
Mori, Hiromi. (1997). Immigration Policy and Domestic Work in Global Cities´
Foreign Workers in Japan. London: Antropologi Indonesia: Indonesian Journal
Macmillan Press LTD. Page 1-60 of Social and Cultural Anthropolgy.
Okushima, Mika. (2005). Introduction to a Th.XXVII No.72: 83-100.
special issue:International Trends of 7LUWRVXGDUPR 5LZDQWR ³7KH 0DNLQJ RI
Indonesian migrant workers and their a Minahasan community in Oarai:
HPSOR\PHQW V\VWHP LQ -DSDQ´ Preliminary research on social institutios
Intercultural Communication Studies 17: of Indonesia migrant workers in -DSDQ´
1-47 Intercultural Communication Studies 17:
Priyadi, Eko Sasongko. (2007). Indonesian 105-138.
Workers in Japan: A Social Profile and
Study of Survival Strategy. Thesis untuk http://www.moj.jp
memperoleh gelar master pada http://www.imm.or.jp
Departement Area Studies Sophia http://www.jitco.or.jp.
University, Japan: Tidak dipublikasikan http://www.jiaec.co.id