Anda di halaman 1dari 18

KARYA ILMIAH

Dari Kerja Menjadi Tradisi : Analisis Ketertarikan Masyarakat

Pedesaan Trenggalek Bekerja di Luar Negeri

Dosen Pembina:

Ervina Damayanti , S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:

Nama : Hernanda Bagus Hanafi


NPM : 22130210354

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS


EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM KADIRI

KEDIRI

2022
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Penulis
panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta
karunia-Nya kepada sehingga dapat menyelesaikan tugas karya ilmiah dalam mata kuliah Bahasa
Indonesia yang berjudul “Dari Kerja Menjadi Tradisi : Analisis Ketertarikan Masyarakat
Pedesaan Trenggalek Bekerja di Luar Negeri” .

Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini,
penulis masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis berharap agar pembaca
berkenan untuk memberikan kritik dan saran agar penulis dapat lebih baik dalam
penyusunan laporan penelitian selanjutnya.

Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan ini. Serta saya berharap agar karya ilmiah ini dapat bermanfaat
bagi semua kalangan. Amin!

Kediri, 22 Januari 2023

Hernanda Bagus Hanafi


Dari Kerja Menjadi Tradisi : Analisis Ketertarikan Masyarakat

Pedesaan Bekerja di Luar Negeri

BAB I

1. LatarBelakang

Pertumbuhan penduduk di Indonesia menunjukan angka yang naik dari tahun ketahun
perkembangan penduduk yang tinggi diikuti pula oleh tingginya Angkatan Kerja dan
kurangnya Lapangan pekerjaan yang mengakibatkan tingginya angka pengangguran hal ini
menjadi salah satu permasalahan ekonomi di Indonesia. Keterbatasan lapangan pekerjaan ini
membuat Tenaga Kerja Indonesia (TKI) lebih memilih untuk bekerja di LuarNegeri. Karena
pertumbuhan ekonomi di setiap Negara menjadi salah satu faktor pendorong bagi masyarakat
untuk bermigrasi ke Negara lain yang lebih menguntungkan secara ekonomis.

Menurut Pasal 1 bagian (1) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan
dan Perlindungan TenagaKerja Indonesia di LuarNegeri, TKI adalah setiap warga negara
Indonesia yang memenuhi syarat untuk bekerja di LuarNegeri dalam hubungan kerja untuk
jangka waktu tertentu dengan menerima upah. Pertambahan jumlah TKI setiap tahun terus
bertambah hal ini dikarenakan kebutuhan ekonomi yang kurang memadai. Menurut
(BandionodanAlihar) migrasi tenagakerja berasal dari lokasi yang memiliki kelebihan
tenagakerja yang berpenghasilan rendah menuju lokasi yang kekurangan tenagakerja yang
memberikan upah lebih tinggi.Mengutip dari kompasiana.com warganegara Indonesia yang
menjadi TKI di LuarNegeri pada umumnya bekerja sebagai asisten rumahtangga. Para
pekerja yang didominasi oleh perempuan ini, rela menjadi tulang punggung keluarga demi
menghidupi anak dan keluarganya.

Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri selama ini terkenal sebagai pahlawan
devisa. Penghasilan yang mereka peroleh memberikan kontribusi besar terhadap
pertumbuhan devisa Negara yang pada akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi
Indonesia. BNP2TKI Lisna Y Poelongan mengungkapkan jasa pengiriman uang alias
remitansi TenagaKerja

Indonesia (TKI) menyumbang 10% nilai APBN. Sehingga dapat dikatakan sebagai Pahlawan
Devisa Negara .Namun, julukan 'pahlawan' ini tidak menjamin para TKI diperlakukan
selayaknya pahlawan. Masih banyaknya polemik yang dihadapi oleh TKI di LuarNegeri,
seperti

diperlakukan tidak adil dan semena-mena oleh majikan, hingga kasus hukuman mati TKI
di LuarNegeri.

Kerja di LuarNegeri bukan hanya tentang masalah ekonomi saja, tetapi sudah menjadi
tradisi dikalangan masyarakat pedesaan Indonesia. Di Kabupaten Trenggalek sendiri
masyarakat di daerah pegunungan dan pesisir pantai banyak yang menjadi TKI di
LuarNegeri. Mengutip dari Surya Malang.com. Pada 2016, warga yang mengurus
keberangkatan ke LuarNegeri sebagai TKI sebanyak 1.363 orang. Setahun kemudian,
jumlahnya naik menjadi 1.458. Sementara pada 2018, jumlah tersebut juga naik menjadi
1.533. Kenaikan paling tinggi terjadi pada 2019 yang mencapai 2.001 orang.Banyak orang
yang menjadi TKI ini hanya untuk dijadikan pekerjaan sementara, biasanya bekerja hanya
untuk membuat rumah atau mencari modal bisnis untuk usaha.

Kabid Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi Disperinaker Kabupaten Trenggalek


Suparman mengatakan, meningkatnya jumlah peminat juga berbanding lurus dengan
peningkatan komposisi pekerja formal dan informal. Yang ia maksud pekerja formal adalah
TKI yang bekerja di pabrik dan perusahaan. Sementara TKI informal adalah asisten rumah
tangga, sejenisnya. "Sekitar 40 persen bekerja di sektor formal,"Ujarnya. Tujuan TKI asal
Trenggalek paling banyak yaitu Taiwan dan Hongkong, sementara itu daerah penyumbang
TKI terbesar di Kabupaten Trenggalek berasal dari Kecamatan Durenan,Watulimo, dan
Munjungan.

Oleh karena itu kami berinisiatif mencari tahu penyebab peningkatan TKI bekerja di
LuarNegeri serta pandangan masyarakat yang menjadikan bekerja di LuarNegeri menjadi
tradisi di Kabupaten Trenggalek. Untuk itu kami mengangkat judul penelitian “Dari Kerja
Menjadi Tradisi: Tradisi Masyarakat Pedesaan Bekerja Di Luarnegeri”.

2. Rumusan Masalah
1. Mengapa warga pedesaan di Trenggalek tertatik menjadi tenaga kerja di luar
negeri ?
2. Apa penyebab bekerja di LuarNegeri menjadi tradisi dikalangan masyarakat
pedesaanTrenggalek ?

3. Apa kontribusi kebiaasaan bekerja di luar negeri bagi peningkatan ekonomi warga
pedesaan Trenggalek?

3. Tujuan Penelitian

1. Mengidentifikasi penyebab ketertarikan warga pedesaan di Trenggalek menjadi


tenaga kerja di luar negeri
2. Menganalisis penyebab bekerja di LuarNegeri menjadi tradisidi kalangan
masyarakat pedesaan

3. Menganalisis kontribosi kebiasaan bekerja di luar negeri bagi peningkatan


ekonomi warga pedesaan trenggalek

4. Manfaat

1.Manfaat Praktis

a. Digunakan sebagai pengembangan ilmu pengetahuan yang didapat dalam


perkuliahan dan membandingkannya dengan praktek di lapangan.

b. Untuk mengetahui secara mendalam mengenai factor-faktor yang mempengaruhi


masyarakat Indonesia memilih bekerja sebagai tenaga kerja Indonesia di luarnegeri.

2.Manfaat Teoritis

a. Menambah literature atau bahan informasi ilmiah yang dapat digunakan untuk
melakukan penelitian selanjutnya.
BAB II

KAJIAN TEORI

1.1 Buruh Migran

1.1.1. Teori Migrasi

peneliti mengatakan bahwa motif utama yang menyebabkan seseorang melakukan


migrasi adalah alasan ekonomi (Lee,1966; Zelinsky,1971)

Mantra, (1999) menyebutkan bahwa beberapa teori yang mengungkapkan mengapa


orang melakukan mobilitas, diantaranya adalah teori kebutuhan dan stress.

Jika dikaitkan dengan teori di atas maka para migran dapat digolongkan sebagai individu
rasional dalam kepergiannya untuk bekerja di luar negeri. Hal ini dikarenakan alasan faktor
ekonomis seperti: mencari pekerjaan, meningkatkan pendapatan, dan kemudahan lain.

1.1.2 Pengertian Buruh Migran

Pengertian buruh migran mengacu pada seseorang yang akan, tengah atau telah
melakukan pekerjaan yang dibayar dalam suatu Negara di mana ia bukan menjadi
warganegara (Konvensi Buruh Migran 1990 Pasal 2 ayat (1)).

Pengertian Buruh sebagai orang upahan yang bekerja kepada majikan untuk
mendapatkan upah. Upah biasanya diberikan secara harian maupun bulanan tergantung dari
hasil kesepakatan yang telah disetujui (Kamus besar Indonesia).

Menurut Marzuki wahid,2012Buruh terdiri dari berbagai macam, yaitu:

1. Buruh harian, buruh yang menerima upah berdasarkan hari masuk kerja.

2. Buruh kasar, buruh yang menggunakan tenaga fisiknya karena tidak mempunyai
keahlian dibidang tertentu.

3. Buruh musiman, buruh yang bekerja hanya pada musim-musim tertentu (misal buruh
tebang tebu).

4. Buruh pabrik, buruh yg bekerja di pabrik-pabrik.

5. Buruh tambang, buruh yang bekerja di pertambangan.


6. Buruh tani, buruh yang menerima upah dengan bekerja di kebun atau di sawah
orang lain.

7. Buruh terampil buruh yang mempunyai keterampilan di bidang tertentu.

8. Buruh terlatih buruh yang sudah dilatih untuk keterampilan tertentu.

1.1.3. Faktor Ketertarikan Menjadi Buruh Migran

Faktor ketertarikan masyarakat dalam menjadi buruh imigran yang bekerja di luarnegeri
sebagai beikut:

1. Adanya desakan ekonomi dan keinginan untuk memperbaiki kondisi ekonomi


keluarga.

2. Adanya motivasi untuk mengubah nasib dan sempitnya lapangan pekerjaan di daerah
asal.

3. Tergiur oleh upah dan gaji yang lebih besar dibandingkan dengan bekerja di dalam
negeri .

4. Adanya pengaruh lingkungan, teman dan dorongan dari keluarga.

Menurut Ravenstein (dalam Mantra,2004) Faktor paling dominan yang mempengaruhi


seseorang untuk bermigrasi adalah sulitnya memperoleh pekerjaan di daerah asal dan
kemungkinan untuk memperoleh pekerjaan dan pendapatan yang lebih baik di daerah tujuan.
Daerah tujuan harus memiliki nilai kefaedahan wilayah yang lebih tinggi dibandingkan
dengan daerah asal.

1.2 Masyarakat Pedesaan

1.2.1. Pengertian Masyarakat Pedesaan

Masyarakat dan pedesaan atau desa, dua kata yang mempunya arti tersendiri. Untuk
mendapatkan pengertian dari dua kata ini harus diartikan terlebih dahulu kata perkata.
Misalnya, Masyarakat diartikan golongan besar atau kecil yang terdiri dari beberapa
manusia dengan atau karena sendirinya bertalian secara golongan dan pengaruh-
mempengaruhi satu sama lain. Masyarakat dapat juga diartikan sebagai sekumpulan
manusia yang saling berinteraksi.
1.2.2. Karakteristik Masyarakat Pedesaan

Secara khusus beberapa karakteristik sosial masyarakat desa menurut Soerjono Soekanto
( 1982 ) antara lain yaitu :

1. Warga masyarakat pedesaan memiliki hubungan kekerabatan yang kuat karena


umumnya berasal dari satu keturunan. Oleh karena itu biasanya dalam satu wilayah pedesaan
antara sesame warga masyarakatnya masih memiliki hubungan keluarga ataupun saudara.

2. Daroi corak kehidupannya bersifat gemeinschaft yakni diikat oleh sistem kekeluargaan
yang kuat. Selain itu, penduduk desa merupakan masyarakat yang bersifat face to face group
artinya antar sesame warga saling mengenal.

3. Sebagian besar penduduk bekerja pada sektor agraris (pertanian, perkebunan ,


pertenakan maupun perikanan).

4. Cara bertani masih relative sederhana atau tradisional sehingga sebagian besar
hasilnya masih diperuntukkan bagi kebutuhan hidup sehari-hari ( subsistence farming ).

5. Sifat gotong royong masih cukup tampak dalam kehidupan sehari-hari penduduk desa.

6. Golongan tetua kampung atau ketua adat masih memegang peranan sangat penting dan
memiliki charisma besar di masyarakat sehingga dalam musyawarah atau proses pengambilan
keputusan orang-orang tersebut sering kali dimintai saran dan petuah.

7. Pada umumnya sebagian masyarakat masih memegang norma-norma agama yang


cukup kuat. Seiring dengan perjalanan waktu dan berkembangnya ilmu pengetahuan serta
teknologi tentu saja saat ini banyak desa yang telah mengalami perubahan. Komunikasi
dengan wilayah kota pun mulai tampak terjalin dan penduduk desa makin menyadari bahwa
komunikasi dengan perkotaan itu sangat penting.

1.3 Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) atau buruh imigran sudah banyak
dilakukan. Di antaranya, penelitian Ekapti Wahjuni Djuwitaningsih (2018) yang berjudul
Perubahan Perilaku Konsumtif dan Gaya Hidup Tenaga Kerja Wanita (TKW) Purna di Desa
Polorejo, Kabupaten, Ponorogo. Hasil penelitian menunjukkan erbedaan budaya lingkungan
menyebabkan perubahan perilaku dan gaya hidup Paska kepulangan TKW Purna. Mereka
cenderung membawa budaya dari luar negeri seperti perilaku konsumtif, dan gaya hidup yang
mengikuti trend, walaupun tidak semua demikian. Sehingga mereka lupa akan tujuan utama
untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga atau untuk membuka usaha, mereka lebih
mementingkan keinginan pribadi untuk berperilaku konsumtif mengikuti trend.

Penelitian lain dilakukan Rini Sulistiawati (2012) yang berjudul Pengaruh Upah
Minimum terhadap Penyerapan Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Masyarakat di Provinsi di
Indonesia. Kesimpulan dari penelitian ini mengungkapkan Upah berpengaruh signifikan dan
mempunyai hubungan yang negatif terhadap penyerapan tenaga kerja. Koefisien jalur yang
bertanda negatif bermakna bahwa pengaruh upah terhadap penyerapan tenaga kerja adalah
tidak searah, artinya apabila terjadi kenaikan upah, maka berpotensi untuk menurunkan
penyerapan tenaga kerja, terutama tenaga kerja yang produktivitasnya rendah.

BAB III

METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian mixed method. Penelitian mixed method
adalah penelitian yang melibatkan penggunaan dua metode, yaitu metode kuantitatif dan
metode kualitatif dalam satu penelitian. Penggunaan metode ini dipandang lebih memberikan
pemahaman yang lebih lengkap tentang masalah penelitian daripada penggunaan salah satu di
antaranya (Sugiyono, 2012).

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat yang digunakan untuk penelitian ini berlokasi di Kabupaten Trenggalek. Adapun
waktu penelitian dilakukan antara bulan Desember 2022 hingga Januari 2023.

3.Sumber Data Penelitian

Data yang digunakan pada penelitian ini terbagi menjadi dua jenis:

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah data yang berasal dari objek penelitian langsung. Pemilihan
sumber data primer berdasarkan pada kapasitas subjek penelitian yang dinilai dapat
memberikan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti secara menyeluruh.Sumber data primer
dalam penelitian ini adalah para anggota keluarga Tenaga Kerja Indonesia (TKI) serta
anggota keluarga TKI wilayah Trenggalek di Kecamatan Watulimo dan Kecamatan
Munjungan. Sumber data ini sebagai informan kunci (key informan) untuk menggali data-
data kualitatif.

Untuk menggali data kualitatif, informan penelitian ditentukan dengan insidental sampling,
yaitu sebuah teknik yang digunakan untuk mengambil sampel berdasarkan kebetulan. Artinya
siapapun orangnya yang bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel dengan
catatan bahwa peneliti melihat orang tersebut layak digunakan sebagai sumber data
(Sugiyono, 2015).

Dalam penelitian ini, informan untuk data kualitatif mengambil 2 orang informan.

2.Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh tidak secara langsung. Dalam penelitian
ini data sekunder berupa data-data di kantor desa terkait, serta data dari DISNAKER
Trenggalek.

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian digunakan teknik pengumpulan data berupa :

a.Wawancara

Menurut Nazir (1998), wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau
pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan
interview guide (panduan wawancara).Data yang diperolehmelalui wawancara mendalam dan
secara langsung dengan informan yaitu para keluarga Tenaga Kerja Indonesia (TKI),
Pemerintah Kabupaten Trenggalek

c. Observasi

observasi adalah aktivitas pencatatan fenomena yang dilakukan secara sistematis. Observasi
bertujuan untuk memperoleh datsecara langsung dari lapangan (Maryati, 2013). Dalam
penelitian ini yang diobservasi adalah

d. Dokumentasi

dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau


menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain oleh
subjek. Dokumentasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkan
gambaran dari sudut pandang subjek.

5.Teknik Analisa Data

Dalam analisis data hal pertama yang akan dilakukan oleh peneliti, yaitu melakukan analisis
data seperti apa yang diungkapkan Bodgan dan Biklen. Bahwa peneliti akan berupaya
menganalisis data dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-
milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari, menemukan pola,
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat
diceritakan kepada orang lain.

Adapun proses penelitian yang akan dilakukan seperti apa yang diungkapkan Seidel sebagai
berikut:

a) Peneliti akan mencatat yang berupa catatan lapangan, dengan hal itu di beri kode agar
suber datanya tetap dapat ditelusuri.

b) Peneliti akan mengumpulkan data yang diperoleh kemudian memilahmilah,


mengklasifikasikan, mensintesiskan, membuat ikhtisar dan membuat indeks data yang telah
diperoleh.

c) Peneliti akan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan
pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan-temuan umum. Sesuai dengan jenis
penelitian yang menjadi pilihan peneliti, yaitu penelitian kualitatif.

Adapun untuk teknik analisa data kuantitatif dianalisa menggunakan teknik persentase
menggunakan rumus :

Keterangan :

P : Persentase

F : Frekuensi jawaban

N : Jumlah responden
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL
PENELITIAN

4.1. Latar Belakang Ketertarikan masyarakat Pedesaan


Trenggalek Bekerja di Luar Negeri.

Globalisasi telah meningkatkan lalu lintas barang, jasa, dan tenaga kerja melintasi
batas-batas kenegaraan. Jumlah penganggur dan pencari kerja di Indonesia cukup tinggi,
sementara penciptaan kesempatan kerja di dalam negeri tidak mampu menyerapnya. Pasar
kerja di luar negeri menjadi alternatif bagi tenaga kerja dan pencari kerja untuk
mendapatkan pekerjaan. Selain itu dengan bekerja di luar negeri diharapkan dapat
meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraannya. Berdasarkan informasi yang didapat,
motivasi yang mendorong tenaga kerja Indonesia bekerja di luar negeri, sebagian besar
karena faktor ekonomi dan sulitnya mendapat pekerjaan di dalam negeri.

4.2. Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) Terhadap Tenaga Kerja


IndoneisadiTrenggalek
Menurut Undang-undang Hak Asasi Manusia (HAM) No. 39 Tahun 1999, Pasal 1
(6) yang dimaksud dengan pelanggaran hak asasi manusia setiap perbuatan seseorang atau
kelompok orang termasuk aparat negara, baik disengaja maupun tidak disengaja atau
kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut
hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh undang-undang dan
tidak mendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyesalan hukum yang
adil dan benar berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.

Penyiksaan diluar batas perikemanusiaan yang menimpa Tenaga Kerja Indonesia


(TKI) oleh warga Taiwan termasuk dalam pelanggaran HAM berat. Salah satunya yang
terjadi pada Tukini TKI asal Munjungan (Trenggalek), majikannya melakukan
penyikasaan yang sangat keji, yaitu dengan
tubuhnya diseterika, tercatat masih banyak lagi para TKI khususnya wanita sebagai
Pekerja Rumah Tangga (PRT) mengalami hal yang sama dengan Tukini. Karena kasus
seperti penyiksaan Tukini apalagi penyiksaan dan pembunuhan terhadap Susi Safitri,
walaupun secara kuantitatif relatif kecil dibanding jumlah TKI di Taiwan, tetapi secara
kualitatif sudah mencapai kategori pelanggaran HAM Berat. Apalagi bilamana hal tersebut
dikaitkan dengan sikap beberapa "majikan" di Taiwan yang menganggap TKI pembantu
rumah tangga sebagai "budak" nya dengan alasan sudah membeli putus dari agen Tenaga
Kerja yang menyalurkan TKI tersebut, sebagaimana pernah dipraktekan kakek-kakek
mereka jaman sebelum Nabi Muhammad SAW. Sikap kurang ajar ini sering membuahkan
perilaku sewenang-wenang terhadap Pembantu Rumah Tangga (PRT) Indonesia yang
bekerja padanya, selain penyiksaan, pelecehan, pembunuhan juga sering terjadi tidak
dipenuhinya hak-hak pembayaran PRT indenesia tersebut.

Melihat beberapa kasus TKI di Arab Saudi yang mendapatkan pelecehan seksual
seprti yang dialami oleh Deti Zubaidah asal desa Munjungan Trenggalek, Rina Asih asal
Tasikmadu Trenggalek, dan masih banyak lagi. Ada pula TKI di Taiwan yang tidak
mendapatkan upah selama ia bekerja, seperti yang dialami oleh Maratun asal Desa
Karanggandu Trenggalek selama 28 bulan tidak pernah mendapatkan gaji yang sudah
menjadi hak TKI selama dia bekerja.

4.2 Upaya Pemerintah Dalam Melindungi Tenaga Kerja Indonesia (TKI)

Pemerintah berusaha memberikan perlindungan pada TKI secara berlapis, baik ketika
pra-pemberangkatan, ketika bekerja, dan pasca-bekerja (pemulangan). Dalam lingkup
nasional terdapat beberapa ketentuan perundang-undangan yang memberikan
perlindungan bagi tenaga kerja Indonesia (TKI) diantaranya yaitu UU No. 39/2004
tentang Penempatan dan Perlindungan TKI di Luar Negeri, dan Inpres No.6/2006 tentang
Kebijakan Reformasi Sistem Penempatan dan Perlindungan TKI, dan sebuah badan
nasional yang diatur oleh Peraturan Presiden No. 81/2006 yaitu BNP2TKI.

Pelaksanaan Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI pada dasarnya mempunyai


dua sisi kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dalam segala bentuknya yaitu komitmen
nasional atas dasar keutuhan persepsi bersama untuk menggalang dan melaksanakan
koordinasi lintas regional dan sektoral, baik vertikal maupun horizonal, ternasuk perlunya
ada kejelasan proporsi peran dan tanggung jawab antara Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, PPTKIS dan sarana pendukung
utama dalam penyiapan TKI yang berkualitas dan bermartabat

Masalah perlindungan TKI di luar negeri tunduk pada jurisdikasi nasional Negara
penerima. Oleh karena itu, perjanjian bilateral, MOU yang dilakukan pemerintah akan
sangat sulit penerapannya, atau bahkan tidak mungkin menyentuh akar permasalahan dari
perlindungan TKI. Perjanjian dimaksud bergantung pada komitmen Negara lain untuk
memberikan perlindungan. Hal ini disebabkan karena instrument perjanjian internasional
memiliki keterbatasan yuridis.

Berkaitan dengan perlindungan TKI di luar negeri, maka Kemlu sebagai institusi yang
bertanggung jawab atas hal ini mempunyai dua prinsip yaitu kepedulian dan keberpihakan.
Sesuai dengan amanat yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 dalam alinea IV, Pasal
92 (2) UU No. 39/2004 tentang Penempatan dan Perlindungan TKI di Luar Negeri,
pemerintah RI berkewajiban untuk melindungi TKI yang berada di Luar negeri yang
mendapatkan masalah, meskipun ketika TKI tersebut ternyata tidak melapor ke kantor
perwakilan setempat.

Dalam Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 dinyatakan bahwa
“Pemerintah bertugas mengatur, membina, melaksanakan, dan mengawasi penyelenggaraan
penempatan dan perlindungan buruh migran di luar negeri.” Dan dalam Pasal 6 Undang-
Undang Nomor 39 Tahun 2004 bahwa Pemerintah bertanggung jawab untuk meningkatkan
upaya perlindungan buruh migran di luar negeri (Undang-undang No. 39 Tahun 2004).
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan mengenai Dari
Kerja Menjadi Tradisi : Analisis Ketertarikan Masyarakat Pedesaan Trenggalek
Bekerja di Luar Negeri dapat di tarik kesimpulan bahwa Negara Jepang dan Korea
menjadi negara favorit tujuan TKI pada masyarakat di, Kecamatan Watulimo,
Kabupaten Trenggalek. Menjadi TKI Taiwan di samping memperoleh gaji yang
tinggi namun memiliki resiko kerja yang tinggi serta harus melalui melalui
persyaratan rumit dan persaingan yang ketat, namun antusias masyarakat di
Trenggalek untuk menjadi TKI. Lalu Faktor yang melatarbelakangi masyarakat di
Desa Wonorejo menjadi TKI di Negara Jepang dan Korea terdapat 2 hal yaitu, ( 1)
Adanya faktor pendorong dari daerah asal yaitu faktor ekonomi, mencari pengalaman
kerja serta mencari modal untuk membuka usaha, serta dorongan keluarga. (2)
Adanya faktor penarik di Negara tujuan yaitu berupa, Gaji yang tinggi yang diberikan
di Negara Taiwan, serta pengaruh teman, tetangga, atau kerabat dekat yang banyak
menjadi TKI di luar negeri.

B. SARAN
1) Membutuhkan berbagai upaya strategis dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat setempat secara akurat sesuai dengan kondisi nyata
dilapangan sehingga pada akhirnya dapat mengurangi arus migrasi tenaga kerja ke
luar negeri. Peran kebijakan pemerintah untuk mengendalikan arus migrasi tenaga
kerja dan mencegah migrasi ilegal harus diperkuat.
2) Perlu diadakannya kegiatan pelatihan dan pendampingan bagi mantanTKI
khususnya bagi usaha ekonomi kreatif dan produktif.
DAFTAR PUSTAKA

Rahmawati, Tita Merisa, and Wiratno WIRATNO. Faktor yang mempengaruhi minat tenaga
kerja untuk bekerja ke luar negeri (kasus: kota Semarang). Diss. UNIVERSITAS
DIPONEGORO, 2010.

Sari, D. P. (2017). Analisis Peran Tenaga Kerja Wanita di Luar Negeri dalam Meningkatkan
Pendapatan Keluarga Menurut Perspektif Ekonomi Islam (Studi Pada Desa Sumber Agung
Kecamatan Way Sulan Kabupaten Lampung Selatan) (Doctoral dissertation, UIN Raden Intan
Lampung).

Karlina, E. (2016). Pengaruh bekerja di luar negeri terhadap tingkat ekonomi dan perceraian
(studi kasus di desa cikedung kecamatan cikedung kabupaten indramayu).

Permatasari, D. (1439 H/2017M). ANALISIS PERAN TENAGA KERJA WANITA DI LUAR


NEGERI. UIN Raden Intan Lampung, 1-127.
Yulianti, D. (2019). LATAR BELAKANG PEMILIHAN JEPANG DAN KOREA SEBAGAI .
Universitas Negeri Semarang, 1-102.
Hanifah, I. (2020). Peran Dan Tanggung Jawab Negara Dalam Perlindungan Hukum Tenaga
Kerja Indonesia Yang Bermasalah Di Luar Negeri. De Lega Lata: Jurnal Ilmu Hukum, 5(1), 10-
23.

Afriska, A. E., Zulham, T., & Dawood, T. C. (2018). Pengaruh Tenaga Kerja Indonesia Di Luar
Negeri Dan Remitansi Terhadap Pdb Per Kapita Di Indonesia. Jurnal Perspektif Ekonomi
Darussalam (Darussalam Journal of Economic Perspec, 4(2), 231-248.

Anda mungkin juga menyukai