Anda di halaman 1dari 13

(J-PSH) JURNAL PENDIDIKAN SOSIOLOGI DAN HUMANIORA

Volume 13 Number 2 Oktober 2022


Page 492-504/ E-ISSN: 2715-1247 dan P-ISSN: 2087-84xx
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/JPSH/index

DEGENERASI PETANI MUDA DI DESA BOCOR KECAMATAN


BULUSPESANTREN KABUPATEN KEBUMEN

1
Adilah Fajrin Daffa, 2Nanda Harda Pratama Meiji, 3Denny Wahyu Apriadi
1,2,3
Program Studi Pendidikan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang
e-mail korespondensi: nanda.harda.fis@um.ac.id

Abstrak : Petani merupakan salah satu pekerjaan yang dahulunya merupakan pekerjaan utama bagi
masyarakat Indonesia, terutama masyarakat yang hidup di desa, akan tetapi pada saat ini eksistensi petani
menjadi berkurang seiring berkembangnya zaman. Para masayarakat desa, terutama para pemuda lebih
memilih merantau untuk bekerja di kota untuk mendapatkan pekerjaan yang memiliki penghasilan yang
leih baik dibandingkan bekerja sebagai petani. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui: (1)
kenapa generasi muda di Desa Bocor tidak memilih untuk menjadi petani sebagai profesi, dan (2)
bagaimana migrasi menjadi jalan alternatif bagi anak muda desa Bocor untuk menaikkan karir. Dalam
penelitian ini, metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan Fenomenologi. Hasil yang
didapatkan dari penelitian ini adalah bahwasanya para pemuda di desa ingin memiliki perubahan dari segi
ekonomi yang lebih baik dari keluarganya, sehingga mereka berharap dengan merantau bisa memperbaiki
segi ekonomi dari keluarganya, dibandingkan menjadi petani yang penghasilannya hanya bergantung dari
hasil panen yang tidak menentu. Merantau juga menjadi pilihan karena bagi para pemuda yang baru lulus
sekolah menjadi pekerjaan sangatlah susah, karena kondisi desa yang sangat sedikit lapangan pekerjaan
dan Upah Minimun Kabupaten (UMK) di desa sangat kecil.
Kata kunci: Degenerasi Petani, Desa, Pemuda.

Abstract : Farming is one of the jobs that used to be the main job for the people of Indonesia, especially
people who live in villages, but at this time the existence of farmers has decreased with the times.
Villagers, especially youths, prefer to migrate to work in cities to get jobs that have a better income than
working as farmers. This study aims to find out: (1) why the younger generation in Bocor Village do not
choose to become farmers as a profession, and (2) how migration is an alternative way for young people
in Bocor Village to advance their careers. In this study, the method used is qualitative with a
phenomenological approach. The results obtained from this study are that young people in the village
want to have a better economic change than their families, so they hope that by migrating can improve
the economics of their families, compared to being farmers whose income only depends on uncertain
harvests. Migrating is also an option because for young people who have just graduated from school it is
very difficult to find a job, because of the condition of the village that there are very few jobs and the
Regency Minimum Wage (UMK) in the village is very small.
Keywords: Farmer's Degeneration, Youth, Village.

.
SUBMIT: 22 Juni 2022 REVIEW: 25 Juli 2022 ACCEPTED: 9 Agustus 2022

492
10.26418/j-psh.v13i2.55593
(J-PSH) JURNAL PENDIDIKAN SOSIOLOGI DAN HUMANIORA
Volume 13 Number 2 Oktober 2022
Page 492-504/ E-ISSN: 2715-1247 dan P-ISSN: 2087-84xx
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/JPSH/index

PENDAHULUAN ini membuat masa muda masyarakat menjadi


Negara Indonesia dikenal dengan semakin panjang, karena menurut Ben White
julukan negara agraris, karena hampir banyak pemuda saat ini ingin menempuh
kebanyakan penduduk di Indonesia bermata pendidikan yang tinggi, hal ini mengakibatkan
pencaharian pada sektor pertanian, hal ini masa perpindahan dari dunia pendidikan ke
dikarenakan pada zaman Hindia Belanda dunia kerja menjadi terulur, sehingga masa
banyak penjajah yang mengharuskan pribumi untuk menikah dan bekerja lebih lama dari
untuk menanam rempah dan berkebun untuk masa sebelumnya (B White & Naafs, 2012).
kepentingan para penjajah Belanda Ketertarikan pemuda untuk bekerja
(Lailatusysyukriah, 2015). Banyaknya dalam bidang jasa difaktori dengan adanya
penduduk Indonesia yang bermata pencaharian kemajuan teknologi pada saat ini. Pemuda saat
pada bidang pertanian dikarenakan negara ini merupakan pemuda yang tergolong dalam
Indonesia memiliki hamparan tanah yang luas, Generasi Z, karena pemuda pada saat ini
dan juga memiliki iklim tropis yang membuat merupakan kelahiran tahun 90an sampai tahun
tanah di negara Indonesia subur, sehingga 2010, yang dimana generasi ini sudah hidup
banyak tumbuhan yang dapat tumbuh di dalam kemajuan teknologi, dan juga banyak
negara Indonesia. Akan tetapi seiring dari generasi Z mulai mencari penghasil dari
berjalannya waktu, dan teknologi semakin platform platform yang ada, seperti media
berkembang membuat penduduk yang ada di sosial yang sering kali digunakan (Populasi
Indonesia meninggalkan sektor pertanian dan Dunia terbagi Dalam Berbagai Generasi, Apa
mencari mata pencaharian yang lebih relevan Saja? – BINUS University, 2019). Generasi
untuk menghadapi kondisi globalisasi, seperti yang lahir dengan sudah adanya kemajuan
bekerja sebagai pegawai kantor, menjadi teknologi informasi dan komunikasi juga
buruh di pabrik, ataupun membuka usaha yang memiliki dampak terhadap generalisasi
sesuai dengan keadaan terbaru. Kejadian ini budaya, menurut (suci rahayu rais et al., 2018)
diperkuat dengan adanya data penurunan dengan adanya kemajuan teknologi, terlebih
regenerasi pemuda dalam pertanian, dengan dalam bidang komunikasi, mempengaruhi
adanya data BPS pada tahun 2020 yang generasi yang baru lahir memiliki potensi
mengatakan hanya terdapat 20,62% pemuda di adanya generalisasi budaya, yang membuat
Indonesia yang bekerja pada bidang pertanian, keaneka-ragaman budaya yang ada Indonesia
angka tersebut merupakan data akumulasi semakin kehilangan identitas sebagai ciri khas
pemuda yang ada di pedesaan dan di budaya Indonesia, hal ini juga merupakan
perkotaan, laki-laki dan perempuan, faktor mengapa generasi muda sekarang lebih
sedangkan sisanya sebesar 79,38 bekerja pada suka bekerja dalam bidang jasa.
sektor manufaktur dan jasa (Statistik Pemuda Pada tahun 2019, banyak pemuda yang
Indonesia 2020, 1377). ada pada negara yang termasuk di kawasan
Definisi Pemuda di Indonesia pada saat Asia Tenggara ( ASEAN) yang ingin bekerja
ini ialah masyarakat yang berusia 16 sampai pada sektor pekerjaan yang bersangkutan
30 tahun, definis ini tertulis pada Undang dengan bidang teknologi, seperti bidang
Undang No.40 Tahun 2009 (UU Kepemudaan perusahaan Startup ataupun mendirikan
No 40 Tahun 2009). Pada usia 16 sampai 30 perusahaan sendiri, selain itu pekerjaan yang
tahun, merupakan masa dimana manusia diminati kedua oleh pemuda merupakan
sedang melakukan transisi dari dunia menjadi karyawan perusahaan multinasional
pendidikan berpindah ke dalam dunia kerja. (Mayoritas Generasi Muda di ASEAN Ingin
Masa transisi pemuda dari dunia pendidikan Bekerja untuk Startup | Databoks, 2019).
ke dunia kerja tidak mudah, menurut France Selain membawa perubahan dan kemudahaan
terdapat 3 hal yang menjadi hambatan pemuda dalam kegiatan sehari hari, juga
untuk masuk ke dunia kerja, (1) lapangan mempengaruhi masyarakat dalam memilih
pekerjaan yang sedikit dan terbatas bagi pekerjaan, selain itu dengan adanya
pemuda, (2) standar pendidikan yang semakin pendidikan yang maju membuat generasi pada
tinggi untuk masuk ke dunia kerja (3) daya saat ini mampu mengatasi masalah masalah
saing dunia kerja yang semakin tinggi (Oki yang ada pada dunia pekerjaan yang ada pada
Rahadianto Sutopo & Meiji, 2014). Fenomena saat ini (Suyatna & Nurhasanah, 2018).

493
10.26418/j-psh.v13i2.55593
(J-PSH) JURNAL PENDIDIKAN SOSIOLOGI DAN HUMANIORA
Volume 13 Number 2 Oktober 2022
Page 492-504/ E-ISSN: 2715-1247 dan P-ISSN: 2087-84xx
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/JPSH/index

Adanya hambatan para pemuda untuk baik bagi para pekerja non petani (Sjoberg,
masuk ke dunia kerja, bisa dihadapi dengan 1965).
kemajuan teknologi dan pendidikan saat ini, Menurut (Suryani, 2020) terdapat 2
akan tetapi di Indonesia hal ini tidak dapat faktor yang membuat pemuda desa tertarik
dirasakan oleh beberapa daerah, karena di untuk berpindah dari desa dan mencari
Indonesia masih banyak daerah yang pekerjaan dan hidup di perkotaan, ada faktor
tertinggal. Kriteria yang termasuk ke dalam penarik dan faktor pendorong, faktor penarik
daerah tertinggal dijelaskan pada Peraturan yang membuat para pemuda desa untuk
Presiden No.63 Tahun 2020 pasal 2, yang berpindah ke kota ialah mereka bisa
dimana suatu daerah dapat dibilang daerah melanjutkan sekolah mereka, yang dimana
tertinggal dengan melihat kriteria (1) masih terdapat masyarakat desa yang tidak
perekonomian masyarakat, (2) sumber daya bisa melanjutkan pendidikan mereka karena
manusia, (3) sarana dan prasarana, (4) faktor keluarga, seperti ekonomi yang rendah
kemampuan keungan daerah, (5) aksebilitas, dan kesadaran orang tua akan pendidikan yang
(6) karakteristik daerah (Negara, 2020). rendah (Huba, 2014). Selain itu mereka
Menurut Kementrian Desa, PDT tertarik akan cerita menarik dari orang sekitar
(Pembangunan Daerah Tertinggal), dan mereka yang lebih dahulu sudah bekerja di
Transmigrasi Publik) masih terdapat 62 daerah daerah perkotaan, seperti upah yang lebih
di Indonesia ditetapkan sebagai daerah tinggi, dan kehidupan yang sangat
tertinggal (Kementerian Desa, Pembangunan menyenangkan, dan faktor pendorong yang
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, 2020), membuat para pemuda desa sangat ingin
sehingga masih banyak masyarakat yang berpindah ke kota ialah kondisi desa yang
masih terbatas akan pendidikan dan teknologi. sangat berbalik dibandingkan dengan kondisi
Seperti yang terjadi pada Desa Entikong yang perkotaan. Stigma masyarakat tentang
berada di Kalimantan Barat, dari hasil pekerjaan petani juga menjadi salah satu
penelitian yang dilakukan oleh Oki Rahadianto penyebab banyak pemuda desa yang enggan
bahwa pemuda yang tinggal di daerah pedalam untuk menjadi petani, karena profesi menjadi
sangat susah untuk melakukan transisi dari seorang petani dianggap tidak memiliki gengsi
dunia pendidikan ke dunia kerja, karena pada era saat ini, yang dimana semua profesi
pemuda yang tinggal di daerah pedalaman pekerjaan sudah bersangkutan dengan era
terhalang oleh akses untuk memenuhi teknologi modern, dan bagi mereka menjadi
kebutuhan kemampuan mereka, dari seorang petani sangat tidak menjanjikan bagi
pembangunan yang belum merata, pendidikan sektor ekonomi mereka (Susilowati, 2016).
yang terbatas, dan juga infrastruktur yang Fenomena ini memiliki dampak besar
tidak memadai (O R Sutopo, 2016). bagi Indonesia yang dikenal dengan negara
Dengan adanya kondisi yang terbatas di agraris, karena pada saat ini tingkat regenerasi
daerah desa, hal ini membuat banyak pemuda dalam sektor pertanian semakin
masyarakat desa yang yang melakukan menurun. Pada tahun 2015, Kementerian
Urbanisasi ke kota besar. Fenomena ini sama Pertanian menyatakan bahwa pada saat ini
dengan teori kajian dari Walte Christaller, masalah dalam sektor pertanian tidaklah hanya
yaitu Teori Central Place, dalam teori Central dari produktivitas dan keterbatasan lahan,
Place memiliki maksud untuk menghubungkan tetapi dalam regenerasi petani muda yang
tempat sentral dengan Hinterland (deerah semakin menurun juga menjadi masalah dalam
pemasok) dengan tujuan tempat sentral sektor pertanian, karena pada tahun 2013
mampu menyediakan jasa dan barang terdapat 80% petani berusia 35 tahun ke atas,
kebutuhan daerah yang disekitarnya (Dr. Ida dan juga pada tahun 2008 sampai tahun 2012
Bagus Made Astawa, 2021). Kota kota besar terdapat pengurangan satu juta petani muda di
yang dituju juga memiliki kriteria yang Indonesia (Masalah Regenerasi di Sektor
dimaksud oleh Gideon Sjoberg, yaitu (1) Pertanian – AKATIGA, 2017). Dampak dari
lingkungan yang baik dan memiliki kualitas fenomena ini membuat kota kota yang
air dan iklim yang baik, (2) memiliki teknologi memiliki lapangan pekerjaan pada bidang jasa
maju, (3) memiliki pemasok makanan yang menjadi banyak pendatang dari desa desa,
terdapat beberapa kota yang memiliki

494
10.26418/j-psh.v13i2.55593
(J-PSH) JURNAL PENDIDIKAN SOSIOLOGI DAN HUMANIORA
Volume 13 Number 2 Oktober 2022
Page 492-504/ E-ISSN: 2715-1247 dan P-ISSN: 2087-84xx
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/JPSH/index

lapangan pekerjaan pada bidang jasa, seperti untuk memahami dan bisa mempelajari
Karawang, Bekasi, Jakarta, Surabaya, dan tentang kehidupan manusia, dan pendekatan
Pasuruan (5 Daerah Industri Di Indonesia ini sudah berkembang menjadi metode
Yang Patut Dikunjungi, n.d.). Kota Jakarta penelitian yang dewasa dan matang
yang dikenal dengan kota pusat ekonomi, (Helaluddin, 2018). Sehingga pada peneltian
dibanjiri pendatang dari luar kota, pada bulan ini akan digunakan dalam permasalahan
maret tahun 2020 tercatat sebanyak 7.421 jiwa degenerasi petani muda yang semakin
penduduk datang ke Jakarta, dengan berkurang yang ada pada desa Bocor dengan
pembagian 3.537 laki laki dan 3.884 migrasi pemuda yang ada di desa tersebut.
perempuan (Penduduk Datang dan Bermukim Penelitian ini akan dilakukan di Desa Bocor,
di DKI Jakarta Maret 2020 - Unit Pengelola Kecamatan Buluspesantren, Kabupaten
Statistik, 2020). Pada daerah selain Jakarta, Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Penelitian
seperti daerah daerah yang berada di Jawa ini dilakukan di Desa Bocor karena desa
Barat, yang memiliki daerah dengan dunia tersebut mayoritas masyarakat berprofesi
Industri yang cukup tinggi pun juga diminati sebagai petani dan juga memiliki kultur
oleh para pendatang, seperti Bekasi yang pedesaan yang kuat, selain itu pada Desa
mengalami kenaikkan jumlah penduduk pada Bocor profesi petani hanya diramaikan oleh
tahun 2020 sebesar 206.895 (Badan Pusat golongan orang dewasa.
Statistik Provinsi Jawa Barat, n.d.). Fenomena Pada penelitian yang menggunakan
ini membuktikan bahwa angka peminat metode kualitatif fenomenologi ini
masyarakat desa untuk kerja di kota sangatlah menggunakan dua data, yaitu data primer dan
besar, sehingga membuat sektor pertanian data sekunder. Data primer yang akan
yang ada di desa menjadi sepi dari para digunakan, didapatkan dengan melakukan
pemuda dan hanya diisi oleh para golongan wawancara kepada narsumber. Narasumber
lansia. dipilih dengan teknik Purposive Sampling,
Melihat fenomena yang ada, maka taknik ini digunakan dengan tujuan untuk
dalam penelitian ini, peneliti ingin mencari mendapatkan informan yang memiliki
lebih dalam kembali, terkait latar belakang pra kompetensi dalam memberikan informasi
generasi muda pada saat ini sangat enggan terkait dengan penelitian. Narasumber yang
untuk menjadi petani, dan juga mengetahui akan diwawancari ialah pemuda yang berumur
para pemuda desa memilih migrasi menjadi 16-30 tahun, dan pemuda tersebut ialah
jalan alternatif bagi pemuda desa Bocor untuk pemuda yang bekerja di kota besar yang
menaikkan karir mereka, sehingga dengan berasal dari desa Bocor dan juga yang bekerja
adanya penelitian ini mampu membuat sebagai petani di Desa Bocor, selain itu untuk
keseimbangan kembali bagi para pemuda desa memperkuat data orang tua dari pemuda juga
untuk meneruskan sektor pertanian, dengan menjadi sebagai narasumber. Data sekunder
sektor pertanian yang lebih baik, dibandingkan yang akan digunakan pada penelitian ini akan
sektor pertanian sebelumnya. menggunakan data data tertulis yang
mendukung tema penelitian, seperti BPS, dan
METODE data tentang kependudukan desa Bocor.
Pada penelitian ini, peneliti Dalam menganalisis data pada
menggunakan metode penelitian Kualitatif penelitian, maka diperlukan reduksi data,
Fenomenologi, yang dimana dengan setelah itu dilakukan triangulasi. Triangulasi
menggunakan metode penelitian kualitatif ini bertujuan untuk mendapatkan keabsahan data,
peneliti mampu menganalisis permasalahan dan juga berfungsi untuk menguji keakuratan
dari penelitian ini dengan melihat fenomena data yang telah di dapat. Triangulasi yang
yang ada pada objek penelitian. Fenomenologi digunakan ialah triangulasi metode atau bisa
merupakan suatu ilmu yang mampu dibilang dengan triangulasi sumber, yang
menggambarkan apa yang seseorang itu dimana peneliti melakukan pemeriksaan
terima, dirasakan dan diketahui dalam kondisi terhadap hasil wawancara yang didapat lalu
sadar secara langsung (Hadi, Abd and Asrori, dibandingkan dengan hasil observasi dan
Asrori and Rusman, 2021). Penggunaan dokumentasi. Pada penelitian ini didapati
pendekatan Fenomenologi memiliki tujuan bahwa pemuda di Desa Bocor mengambil

495
10.26418/j-psh.v13i2.55593
(J-PSH) JURNAL PENDIDIKAN SOSIOLOGI DAN HUMANIORA
Volume 13 Number 2 Oktober 2022
Page 492-504/ E-ISSN: 2715-1247 dan P-ISSN: 2087-84xx
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/JPSH/index

keputusan untuk merantau dikarenakan banyak terdapat lahan pertanian, pada tahun
mereka ingin mendapatkan pengalaman dan 2019 tercatat bahwa Desa Bocor memiliki luas
juga dari segi orang tua mereka pun daerah 375,62 Ha, sedangkan dari luas daerah
mendukung untuk mereka merantau, dan tersebut, sebesar 165 Ha digunakan sebagai
banyak dari pemuda di Desa Bocor yang lahan sawah (BPS, 2020). Selain itu jumlah
berkeinginan untuk bisa mendapatkan penduduk yang ada pada Desa Bocor memiliki
penghasilan seperti di kota dan kehidupan kenaikkan setiap tahunnya, walaupun angka
seperti di desa. peningkatan jumlah penduduk tidak terlalu
signifikan, akan tetapi kenaikkan jumlah
HASIL DAN PEMBAHASAN penduduk di Desa Bocor tiap tahunnya
Urbanisasi Pemuda Desa Bocor terdapat peningkatan. Pada tahun 2017,
Arti Urbanisasi sendiri menurut KBBI tercatat banyaknya jumlah penduduk Desa
merupakan aktivitas perpindahan penduduk Bocor sebanyak 3.504 jiwa (BPS, 2019), dan
dari desa ke kota, yang dilakukan secara pada tahun 2020, tercatat jumlah penduduk
berbondong bondong (Arti kata urbanisasi - Desa Bocor sebanyak 3.750 Jiwa (BPS, 2021).
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Dalam segi pendidikan, masyarakat
Online, n.d.). Kegiatan ini sudah seringkali Desa Bocor juga terdapat peningkatan, hampir
dilakukan oleh masyarakat desa dari tahun ke semua orang tua menyekolahkan anak mereka
tahun, dan biasanya hal ini dilakukan oleh para sampai selesai pendidikan SMA, walaupun
pemuda desa untuk menyiapkan masa depan Sekolah Menengah yang ada di Desa Bocor
mereka. Terdapat beberapa faktor yang sangat terbatas, para orang tua tetap mencari
membuat pemuda desa tertarik untuk jalan agar anak mereka bisa lulus sampai tamat
melakukan urbanisasi, seperti cerita dari SMA. Bahkan banyak orang tua yang
masyarakat yang sebelumya sudah melakukan menyekolahkan anak mereka dengan sekolah
urbanisasi, dan juga hal hal yang tidak bisa yang jarak sekolah dengan rumah sangat jauh,
mereka dapatkan di desa (Suryani, 2020). hal ini dilakukan agar anak mereka bisa
Sehingga pada saat ini urbanisasi menjadi memiliki pendidikan yang lebih layak dari
salah satu pilihan yang diminati oleh para orang tuanya. Dari data tersebut dapat dilihat
pemuda desa untuk harapan masa depan, dan bahwa Desa Bocor merupakan suatu daerah
tidak sedikit pemuda desa Bocor yang memilih yang memiliki lahan pertanian yang luas, dan
urbanisasi untuk karir mereka. Hal ini pun juga memiliki penduduk yang sudah sadar
juga terjadi pada Desa Bocor, banyak pemuda keadaan zaman, melihat dari para masyarakat
yang memilih bekerja merantau ke kota besar, yang sudah mementingkan pendidikan,
dan enggan untuk menekuni bertani pada usia dibandingkan dengan desa yang ada pada
muda mereka, walaupun Desa Bocor masih kecamatan Buluspesantren, desa Bocor
memiliki lahan tani yang cukup luas. memiliki fasilitas pendidikan yang lebih
Desa Bocor sendiri merupakan suatu memadai, seperti adanya sekolah pada setiap
daerah yang berada pada Kecamatan tingkatan, sehingga membuat masyarakat Desa
Buluspesantren, Kabupaten Kebumen, Jawa Bocor lebih memiliki pandangan terbuka
Tengah. Desa Bocor masuk kedalam kategori tentang pentingnya pendidikan. Dengan
pedesaan dikarenakan daerah ini belum mementingkan pendidikan hal ini
memenuhi sebagai kriteria perkotaan, yang membuktikan bahwa masyarakat tersebut
dimana dijelaskan pada Peraturan Kepala sudah mempersiapkan potensi untuk
Badan Pusat Statistik, Nomor 37 Tahun 2010, menghadapi tantangan dari masa yang akan
bahwa suatu daerah dapat dikatakan daerah datang, dan dengan pendidikan yang maju
perkotaan apabila daerah tersebut memenuhi membuat generasi saat ini lebih mudah untuk
syarat seperti kepadatan penduduk, memiliki menghadapi permasalahan yang ada pada
angka rumah tangga pertanian sesuai syarat, dunia kerja (Suyatna & Nurhasanah, 2018).
dan juga memiliki fasilitas layaknya yang ada Data yang didapat pada lapangan
diperkotaan (Badan Pusat Statistik, 2010). penelitian ialah banyak anak anak yang setalah
Dalam segi geografis, pada saat ini Desa menamatkan pendidikan SMP, mereka
Bocor masih masuk kedalam kategori memilih untuk melanjutkan pendidikan
pedesaan, karena pada Desa Bocor masih mereka ke SMK dibandingkan SMA. Dari data

496
10.26418/j-psh.v13i2.55593
(J-PSH) JURNAL PENDIDIKAN SOSIOLOGI DAN HUMANIORA
Volume 13 Number 2 Oktober 2022
Page 492-504/ E-ISSN: 2715-1247 dan P-ISSN: 2087-84xx
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/JPSH/index

yang didapat, pada tahun 2019 di kecamatan Dalam mencari lowongan pekerjaan
Buluspesantren terdapat 372 siswa SMK, pada bidang industri di kota besar, ada 3 cara
angka ini lebih banyak dibandingkan jumlah yang dapat dilakukan oleh pemuda Desa
siswa SMA, karena pada hanya terdapat 237 Bocor. (1) Banyak pemuda yang mencari
siswa SMA (BPS, 2020). Hal ini dikarenakan lowongan pekerjaan melalui kerabat atau
banyak dari mereka yang ingin setelah selesai kelurga yang sudah pergi merantau terlebih
pendidikan ingin bekerja pada bidang industri, dahulu dan sudah bekerja pada bidang industri,
sehingga mereka mempersiapkan kemampuan cara tersebut merupakan pilihan yang sangat
mereka agar bisa mengikuti tes masuk menjadi mudah untuk dilakukan, karena banyak
karyawan di Industri. Tidak sedikit pemuda masyarakat yang ada di Desa Bocor yang pergi
yang melakukan hal ini, bahkan mereka rela merantau ke kota kota besar untuk mencari
mengambil sekolah yang jarak tempuhnya pekerjaan, bahkan tidak sedikit masyarakat
sangat jauh dari rumah mereka, karena sekolah Desa Bocor yang memilih untuk menetap dan
SMK unggulan hanya berada di tengah kota, berkelurga di tanah rantau. (2) Bagi mereka
sedangkan rumah mereka di Desa Bocor yang merupakan lulusan SMK, mereka
berada di daerah paling selatan. mencari informasi lowongan pekerjaan dari
“Udah dari SMP itu saya udah planing SMK ketika mereka sekolah, karena di SMK
untuk masuk SMK, karena emang dari terdapat program BKK (Bursa Kerja Khusus)
SMP udah punya angan angan yang memungkinkan mereka memiliki
(keinginan) buat ngerantau, pengen tau prioritas untuk mendaftar di bidang industri
kerja diluar itu kayak apa sih?, mungkin yang ada di luar kota, harapan dengan adanya
kalo saya nggak pingin ngerantau saya program ini agar para pemuda yang baru lulus
ngambil SMA dan milih untuk SMK mudah untuk mendapatkan pekerjaan,
meneruskan kuliah” (Pernyataan Pemuda tetapi nyatanya lowongan pekerjaan yang ada
yang Merantau) pada program BKK memiliki kriteria yang
Dari fenomena tersebut, tidak sedikit tinggi, sehingga tidak semua pemuda lulusan
pemuda yang ketika mereka lulus sekolah SMK bisa mengikuti program tersebut. (3)
mulai mencari pekerjaan di luar kota, seperti Mereka mencari lowongan secara mandiri
kota kota besar yang memiliki pusat industri melalui internet ataupun mendatangi langsung
yang besar, sehingga tujuan mereka ke industri yang dituju, bahkan ada beberpa
mengambil pendidikan SMK untuk masuk ke pemuda desa yang nekat pergi ke kota besar
dunia industri dapat tercapai. Pemilihan untuk mencari pekerjaan dengan bekal
keputusan untuk merantau para pemuda desa seadanya, dan mengadu nasib di kota. Hal ini
pun diperkuat dengan adanya pendidikan yang membuat urbanisasi diminati oleh pemuda
semakin maju, pada penelitainnya, Ben White desa, sehingga sektor pertanian pada Desa
mengatakan bahwa pemuda di desa memiliki Bocor tidak didominasi oleh para pemuda
pendidikan yang baik dari orang tuanya, akan desa.
tetapi tidak diseimbangi dengan Adanya dampak dari fenomena ini pun,
perkembangan dunia kerja yang ada di desa, pada saat ini pemuda yang ada di Desa Bocor
selain itu pendidikan yang ada didapatkan oleh yang menekuni bidang pertanian sebagai
pemuda desa juga mengabaikan tentang ilmu pekerjaan utama sangat sedikit. Dari data yang
pertanian, yang membuat generasi selanjutnya didapat dari kantor desa, dari 3688 jiwa, hanya
minim akan skill bertani, dan juga skill bertani ada 32 pemuda yang bekerja di sektor
hanya diturunkan kepada anak yang tidak pertanian, sedangkan sisanya sektor pertanian
memiliki prestasi dalam sekolah (Ben White, diisi oleh para orang dewasa, yang dimana
2011). Sehingga banyak masyarakat desa saat mereka sudah lama menekuni bidang
ini menganggap bahwa mereka yang bertani pertanian. Pada kondisi yang ada di lapangan
merupakan mereka yang gagal dalam pemuda yang bekerja di sektor pertanian,
pendidikan dan menganggap petani pekerjaan hanyalah pemuda laki laki, sedangkan para
yang tidak memiliki gengsi, hal ini membuat pemuda perempuan mereka lebih memilih
para masyarakat yang berhasil dalam bekerja dengan pekerjaan yang bisa mereka
pendidikan mereka memiliih untuk mencari lakukan dirumah, seperti ngletek (mengupas
pekerjaan selain menjadi petani. kulit buah melinjo) dan membuat tali tambang

497
10.26418/j-psh.v13i2.55593
(J-PSH) JURNAL PENDIDIKAN SOSIOLOGI DAN HUMANIORA
Volume 13 Number 2 Oktober 2022
Page 492-504/ E-ISSN: 2715-1247 dan P-ISSN: 2087-84xx
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/JPSH/index

dari serebut kelapa kering yang nantinya akan mengelola lahan pertanian. Hal ini sering kali
digunakan sebagai bahan dasar keset, ataupun dilakukan oleh para orang dewasa yang
mereka bekerja di sektor non pertanian, seperti memiliki lahan dalan jumlah yang banyak,
menjadi penjaga toko ataupun berdagang. Hal akan tetapi dalam pengelohan lahan, mereka
ini karena di desa masih sangat kuat akan lebih mengandalkan orang dewasa yang sudah
budayanya, seperti perempuan yang harus sering terlibat dalam bidang pertanian.
menjaga rumah dan para pria yang mencari Dampak dari adanya budaya tersebut adalah
nafkah, adapun perempuan yang ikut andil pemuda yang ada tidak dapat memiliki
dalam sektor pertanian, kebanyakan dari kemampuan dalam bertani yang dimiliki oleh
mereka hanya membantu suami dalam bertani. masyarakat desa sebelumnya, dan sektor
Selain itu terdapat faktor lain yang pertanian hanya akan dipenuhi oleh orang
membuat pemuda desa tidak menekuni pada dewasa tanpa ada inovasi terbaru dari para
sektor pertanian, faktor tersebut adalah lahan pemuda.
pertanian yang semakin sempit. Lahan Selain itu faktor penghasilan yang kecil
pertanian yang semakin sempit tidak hanya dan juga lapangan pekerjaan yang sempit di
memiliki arti bahwa lahan pertanian digunakan desa menjadi salah satu alasan mengapa
untuk perumahan atau indsutri, akan tetapi pemuda melakukan urbanisasi ke kota. Hanya
peningkatan jumlah penduduk dari tahun ke dengan menjadi petani, masyarakat akan
tahun membuat lahan pertanian yang ada merasa kurang dalam penghasilan untuk
semakin berkurang. Perihalnya hal ini memenuhi kebutuhan, karena penghasilan
dibarengi dengan fenomena setiap orang tua yang didapat petani tidak begitu banyak, dan
harus memberikan warisan kepada anaknya, hanya didapat ketika musim panen datang,
sehingga lahan pertanian yang ada saat ini yaitu selama 3 bulan sekali. Penghasilan yang
sudah dimiliki oleh para orang tua yang didapatkan oleh para petani setelah musim
menyiapkan harta untuk diwariskan anaknya, panen tidak menentu, pendapatan yang didapat
sehingga sudah sangat minim sekali lahan dari hasil bertani bergantung dengan kualitas
pertanian yang bisa dibeli oleh pemuda saat panen, jika hasil panen bagus maka
ini. Dengan adanya warisan pun tidak penghasilan meningkat, dan jika hasil panen
membuat setiap orang memiliki lahan yang buruk maka penghasilan tidak banyak, bahkan
besar untuk digunakan bertani, karena warisan tidak berbanding dengan modal yang
yang diberikan harus dibagi sesuai jumlah dikeluarkan.
anak yang ada. Tingkat UMK (Upah Minimum
“Kalau untuk nerusin dari apa yang saya Kabupaten) yang kecil, membuat para pemuda
punya aja Cuman sedikit nanti, kan dibagi merasa pendapatan tersebut tidak bisa untuk
untuk tiga, karena anak saya 3, kalo mencukupi kebutuhan sehari hari, dan upah
misalkan saya punya sawah 60 ubin, kerja yang kecil tidak berbanding dengan
berarti per anak cuman punya 20 ubin.” ( tenaga yang mereka keluarkan untuk bekerja.
Pernyataan dari Orang Tua Pemuda yang Sehingga para pemuda berusaha untuk bisa
Merantau) mendapatkan penghasilan yang lebih dengan
Sawah menjadi salah satu pilihan yang cara mencari pekerjaan di daerah yang
digunakan oleh masyarakat desa sebagai memiliki upah yang tinggi. Lapangan
simpanan harta, yang bisa diolah untuk pekerjaan pada sektor non pertanian yang ada
memenuhi kebutuhan dan juga bisa diwariskan di Desa Bocor pun terbatas, sehingga tidak
untuk generasi selanjutnya. Sehingga tidak banyak pilihan yang bisa diambil pemuda
sedikit masyarakat dahulu menginvestasikan untuk bisa mendapat pekerjaan dengan
harta mereka dengan membeli lahan tanah penghasilan yang tinggi.
ataupun sawah. Dalam pengelolaannya, para “disana lapangan pekerjaan itu masih
pemilik lahan sawah pun lebih sempit, paling disana itu mentok mentok
memprioritaskan orang dewasa dibandingkan jadi penjaga toko, saya pernah nyoba
anak muda, karena pada daerah desa budaya kerja disana di daerah kebumen kota,
gerontokrasi masih sangat kuat (Luthfi & saya kerja disana itu kerja sebulan hanya
Saluang, 2015), sehingga pemuda tidak dapet 900.000, dan itu nggak sebanding
memiliki akses secara terbuka untuk dengan tenaga yang dikeluarkan, dari

498
10.26418/j-psh.v13i2.55593
(J-PSH) JURNAL PENDIDIKAN SOSIOLOGI DAN HUMANIORA
Volume 13 Number 2 Oktober 2022
Page 492-504/ E-ISSN: 2715-1247 dan P-ISSN: 2087-84xx
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/JPSH/index

daerahnya yang jauh, dan jam kerja yang jalur relasi sangatlah besar. Dibandingkan kota
lumayan lama.” (Pernyataan Pemuda kota lain, para pemuda Desa Bocor mengaku
yang Merantau) tidak mengetahui bagaimana kondisi dari kota
Pada tahun 2022, UMK di kota kota besar selain daerah JABODETABEK,
Kebumen hanya sebesar Rp 1.906.781,84 sehingga sangat sedikit sekali para pemuda
(Rincian lengkap UMK Jawa Tengah 2022: Desa Bocor yang merantau ke kota lain selain
Tertinggi Kota Semarang, terendah ke daerah tersebut. Selain itu kota kota
Banjarnegara, 2021), dengan jumlah UMK tersebut merupakan kota yang memiliki
yang bisa terbilang kecil, membuat banyak potensi sebagai kota yang sering memiliki
pekerjaan yang ada di sektor non pertanian interaksi oleh masyarakat Desa Bocor dari
yang ada di Kebumen tidak diminati oleh para tahun ke tahun, interaksi yang dimaksud
pemuda. Sehingga banyak juga pekerjaan yang adalah banyaknya pemuda Desa Bocor yang
penghasilannya dibawah UMK, dengan pergi merantau ke JABODETABEK dari tahun
kondisi yang serba modern saat ini, ke tahun, dari 10 pemuda yang diketahi
penghasilan dengan angka tersebut dirasa merantau, terdapat 8 pemuda yang pergi
kurang oleh pemuda desa. Tingkat UMK yang merantau ke JABODETABEK, selain itu
kecil pun dikarenakan belum adanya daerah tersebut juga merupakan daerah yang
perusahaan besar yang menempati Kota memiliki jarak cukup dekat dan memiliki
Kebumen, karena pada Kota Kebumen potensi lapangan pekerjaan yang berbeda jauh
sebagian masyarakat masih mengandalkan dibandingkan kota kota yang ada disekitar
pertanian untuk bertahan hidup. Kabupaten Kebumen, sehingga para
Dengan data yang ada, maka dapat masyarakat lebih tertarik untuk merantau ke
dilihat keadaan di desa yang sangat JABODETABEK, dibandingkan kota kota
berbanding jauh dengan keadaan yang ada di besar yang lain.
kota, yang dimana lapangan pekerjaan dan Merantau menjadi pilihan para pemuda
penghasilan di kota sangat menjanjikan desa untuk mencari kehidupan yang lebih baik,
dibandingkan dengan di desa. Hal ini akan tetapi belum menjadi jaminan bahwa
dikarenakan kota kota besar memiliki fungsi merantau bisa menjadi pembawa kebaikan
sebagai Central Place, yang dimana di kota bagi para perantau. Tidak sedikit para perantau
tersebut tempat berputarnya ekonomi negara, yang harus berhenti dalam membangun karir
mulai dari perusahaan besar, indutstri, dan ditanah rantau, bahkan mereka harus balik ke
juga pelayanan jasa berkumpul menjadi satu di kampung halaman dan mencari profesi
kota besar. Dengan berkumpulnya perputaran kembali di kampung halaman. Hal ini
ekonomi dan juga perusahaan di satu daerah, dikarenakan faktor yang membuat para
hal ini membuat lowongan pekerjaan di kota perantau tidak bisa meneruskan karir mereka
kota besar sangat banyak dan kemungkinan ditanah rantau, seperti halnya pengurangan
untuk bisa mendapatkan pekerjaan dengan karyawan yang dilakukan oleh perusahaan,
penghasilan yang tinggi sangatlah tinggi, hal perbedaan budaya kota dengan desa dan juga
ini lah yang membuat para pemuda desa kebutuhan hidup di kota yang tinggi sering
tertarik untuk menitih karir di kota besar untuk kali menjadi alasan bagi para perantau untuk
mencari pundi pundi ekonomi yang lebih baik. kembali ke kampung halaman.
Kota besar yang sering kali menjadi
tujuan merantau bagi para pemuda Desa Bocor Urbanisasi sebagai Jalur Peningkat Karir
ialah daerah JABODETABEK yang dimana Pemuda Desa
kota kota tersebut merupakan kota besar yang Kondisi di desa sangat berbeda jauh
memiliki jarak berdekatan. Kota tersebut dengan kondisi yang ada di kota, seperti
menjadi tujuan para pemuda Desa Bocor perbedaan dari tingkat perkenomian, fasilitas
karena pada kota tersebut terdapat banyak dan juga lapangan pekerjaan. Di desa peluang
perussahaan industri yang menerima para pekerjaan yang tersedia hanyalah menjadi
lulusan SMK, dan juga banyak para kerabat petani ataupun pekerjaan yang bersangkut paut
mereka yang lebih dahulu pergi ke kota dengan pengelolaan lahan pertanian, adapun
tersebut dan bekerja, sehingga kemungkinan pilihan lain selain menjadi petani adalah
mereka untuk mendapatkan pekerjaan dengan berdagang ataupun membuka usaha, dan

499
10.26418/j-psh.v13i2.55593
(J-PSH) JURNAL PENDIDIKAN SOSIOLOGI DAN HUMANIORA
Volume 13 Number 2 Oktober 2022
Page 492-504/ E-ISSN: 2715-1247 dan P-ISSN: 2087-84xx
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/JPSH/index

penghasilan yang didapat hanya sebatas sesuai Merantau merupakan salah satu
dengan tingkat perekonomian pada daerah pilihan bagi pemuda desa untuk menjawab
tersebut. Sedangkan di kota peluang pekerjaan tantangan masa depan, karena dengan
sangat banyak, mulai dari pekerjaan industri, merantau mereka merasa bisa mendapat
perkantoran maupun perusahaan yang kehidupan yang lebih baik, dan memperbaiki
bergerak dalam bidang jasa dan penghasilan kondisi ekonomi keluarga. Selain itu pemuda
yang didapatkan dari bekerja di kota sangat yang merantau merasakan bahwa kehidupan
berbanding jauh dengan penghasilan bekerja di menjadi keluarga sangat sulit, karena
desa. penghasilan yang didapat hanya bergantung
Pada saat ini yang menjadi salah satu dengan hasil panen, sehingga membuat
keinginan kuat bagi para pemuda Desa Bocor mereka mengambil langkah untuk merantau
untuk merantau adalah para perantau sebelum untuk memiliki kehidupan yang lebih baik.
mereka banyak yang mencapai dari tujuan Banyak harapan yang terbenak dalam pikiran
mereka ketika merantau, seperti mendapatkan pemuda desa ketika mereka merantau, seperti
pekerjaan, memiliki penghasilan yang tinggi mendapat penghasilan yang tinggi, mendapat
dibandingkan dengan di desa, dan juga bisa pekerjaan yang layak, dan juga mendapat
hidup di kota dengan suasana yang berbeda kehidupan yang baru, dan masih banyak lagi
dengan di desa. Dengan adanya keadaan harapan akan tetapi harapan tersebut tidak
tersebut membuat rasa ingin merantau para semuanya dapat dicapai. Dalam proses
pemuda Desa Bocor semakin kuat dengan merantau, banyak perantau yang harus
tujuan bisa memiliki ekonomi yang lebih baik kembali ke kampung halaman, karena kondisi
dari sebelumnya dan juga untuk bisa bertahan yang tidak memungkinkan dan harus
hidup di masa yang semakin banyak memutuskan untuk bekerja di kampung
membutuhkan pengeluaran untuk biaya hidup. halaman, akan tetapi tidak sedikit juga
Banyaknya pemuda Desa Bocor yang perantau yang sukses, dan memilih untuk
merantau pun menunjukkan bahwa transisi menetap di tanah rantau.
pemuda dari dunia pendidikan dan ke dunia Terdapat beberapa faktor yang
kerja sangat lah susah untuk dilakukan di Desa mempengaruhi para perantau harus berhenti
Bocor itu sendiri. Hal ini dikarenakan para ditengah masa perantauan mereka, (1) terdapat
pemuda Desa Bocor tidak dapat mengeksplor banyak perbedaan budaya antara desa dan
lebih tentang dunia kerja, dan juga tidak bisa kota, sehingga membuat banyak perantau yang
mendapat apa yang diinginkan oleh para kaget akan budaya dan pola hidup yang baru
pemuda tentang pekerjaan yang terkini. Selain di kota perantauan, yang membuat mereka
itu para pemuda pun sangat terbatas untuk tidak mampu untuk mengikuti pola hidup yang
mengembangkan kemampuan mereka dalam baru di tanah rantau. Kebanyakan para
bidang pekerjaan. perantau merupakan pemuda yang baru lulus
Bagi para masyarakat desa, merantau sekolah, pemuda yang baru lulus sekolah
merupakan suatu pilihan untuk mendapatkan mereka hanya mengandalkan informasi dan
hidup lebih baik, karena kebanyakan juga orang terdekat untuk bisa pergi mencari
masyarakat desa menganggap bahwa hidup di kerja diluar kota. Banyak dari pemuda yang
kota bisa mendapatkan pekerjaan dengan baru lulus sekolah dan sudah merantau,
penghasilan yang tinggi dengan mudah. mereka kaget akan adanya perbedaan budaya
Sehingga banyak sekali para perantau yang yang terdapat di kota dengan di desa, seperti
dianggap sudah hidup sejahtera oleh para budaya bersosial dan juga budaya bertahan
masyarakat desa, walaupun pada nyatanya hidup. Budaya bersosial yang ada di kota
banyak dari para perantau yang memiliki sangat lah berbeda dengan budaya bersosial
kondisi yang tidak sesuai dengan apa yang dengan desa, yang dimana budaya bersosial di
dibayangkan oleh masyarakat desa. Hal ini desa sangat lah dekat antar para tetangga dan
membuat para masyarakat yang merantau akan juga dengan lingkungan sekitar, hal ini
menjadi perhatian bagi masyarakat desa, dinamakan Gemeinschaft, sedangkan budaya
karena dianggap mereka memiliki bersosial yang ada di kota sangatlah
perekonomian yang lebih baik dari pada individualis dan juga tidak terlalu dekat
mereka yang bekerja di desa. dengan lingkungan sekitar hal ini disebut

500
10.26418/j-psh.v13i2.55593
(J-PSH) JURNAL PENDIDIKAN SOSIOLOGI DAN HUMANIORA
Volume 13 Number 2 Oktober 2022
Page 492-504/ E-ISSN: 2715-1247 dan P-ISSN: 2087-84xx
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/JPSH/index

dengan Gesellscahft (Soekanto, 2012), hal ini Sehingga banyak pemuda desa saat ini
membuat para perantau harus menyesuaikan yang bekerja pada sektor pertanian merupakan
kembali dengan lingkungan yang baru, pemuda yang pernah merantau keluar kota,
sehingga menjadi tantangan tersendiri bagi akan tetapi mereka kembali lagi ke kampung
para perantau untuk bisa beradaptasi di kota halaman dan bekerja di kampung halaman
perantauan. karena faktor tersebut. Pemuda yang kembali
(2) Kebutuhan modal untuk merantau ke kampung halaman masih memiliki
sangatlah diperlukan, modal yang dimaskud keinginan untuk merantau kembali, walaupun
ialah seperti uang dan relasi. Kedua hal dari pengakuan pemuda yang pernah gagal
tersebut menjadi instrumen penting bagi para dalam merantau “lebih enak tinggal di rumah
perantau untuk bisa mencari kerja dan karena segalanya udah ada”, akan tetapi
bertahan hidup di kota perantauan, terutama penghasilan kerja di kota lebih memiliki
untuk bertahan hidup di kota besar ada kepastian untuk masa depan. Sehingga banyak
memiliki uang, karena akan banyak pemuda yang telah gagal merantau mereka
pegeluaran yang dibutuhkan selama tinggal di akan kembali lagi untuk merantau jika
kota perantauan. Selain itu relasi sangatlah memiliki kesempatan dan peluang
penting karena banyak dari perusahaan yang Kembali ke kampung halaman mencari
membuka lowongan akan tetapi tidak terlalu kerja di kampung halaman menjadi suatu
terbuka kepada khalayak umum, sehingga keputusan yang buruk bagi para perantau yang
dengan adanya relasi mempermudah bagi para masih menitih karir mereka, akan tetapi
perantau untuk bisa memperoleh informasi kembali ke kampung halaman, dan menetap di
tentang lowongan kerja di kota perantauan. kampung halaman, merupakan suatu hal yang
Banyak para perantau yang gagal dalam diingikan bagi para perantau yang telah
merantau karena kehabisan bekal ditengah mencapai keinginannya dan sudah merasa
masa merantau mereka, hal ini menjadi alasan jenuh di perantauan. Para perantau memiliki
mereka balik ke kampung halaman dan keinginan kembali ke kampung halaman
menunda proses merantau mereka. karena mereka sudah merasa cukup untuk
(3) Kelancaran dalam bekerja juga merantau dan ingin menikmati kehidupan di
menjadi salah satu syarat agar para perantau kampung halaman setelah sekian lama
bisa bertahan hidup ketika merantau, tetapi merantau di kota. Keinginan untuk kembali ke
dunia kerja tidak selalu dalam kondisi baik. kampung halaman diinginkan oleh para
Seperti halnya pengurangan pegawai dan perantau yang telah mencapai keinginan
kontrak kerja yang tidak bisa diperpanjang, mereka selama merantau, ataupun sudah
kedua hal tersebut dapat dikategorikan suatu masuk ke masa pensiun, selain itu banyak juga
permasalahan besar bagi para perantau, karena para perantau yang telah merasa bosan hidup
dengan adanya permasalahan tersebut, di kota dan ingin menikmati kehidupan di
membuat mereka harus bertahan di kota kampung halaman dengan kondisi yang lebih
perantauan tanpa memiliki penghasilan. baik dari masa sebelum merantau, bahkan
Seperti yang terjadi pada awal tahun 2020, banyak perantau yang telah berkeluarga,
yang dimana terdapat pandemi yang harus mengajak keluarganya untuk hidup di desa.
membuat perusahaan harus bertahan dan Pada dasarnya para perantau yang ingin
mengorbankan 2,56 juta orang terkena kembali dan tinggal di desa merupakan para
pemutusan hubungan kerja (PHK) pensiunan atau pun mereka yang sudah jenuh
(Katadata.co.id, 2020) Adanya hal ini dengan keadaan kota, sehingga mereka
membuat para perantau harus kembali ke mengambil keputusan untuk kembali ke desa
kampung halaman, bahkan membuat mereka dengan kondisi ekonomi yang sudah jauh lebih
harus mencari pekerjaan alternatif di desa baik. Hal ini merupakan suatu tujuan ketka
untuk mendapatkan penghasilan. mereka lelah merantau, yaitu mereka bisa
“karena ada Pandemi ada pengurangan hidup di desa dengan memiliki ekonomi yang
karyawan di tempat kerjaan, terus disuruh jauh lebih baik dan juga bisa memiliki
balik ke rumah. Baru mulai setahun yang penghasilan yang tidak jauh berbeda dengan
lalu mulai ikut bapak ke sawah lagi” penghasilan di kota. Sehingga para perantau
(Pernyatan Pemuda yang menetap di desa). yang telah kembali ke desa mereka berusaha

501
10.26418/j-psh.v13i2.55593
(J-PSH) JURNAL PENDIDIKAN SOSIOLOGI DAN HUMANIORA
Volume 13 Number 2 Oktober 2022
Page 492-504/ E-ISSN: 2715-1247 dan P-ISSN: 2087-84xx
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/JPSH/index

sebisa mungkin untuk bisa memiliki Selain itu pada saat ini pun banyak
penghasilan yang tidak berbeda jauh dengan di perantau yang sudah kembali ke desa, dan
kota. Banyak hal yang dilakukan, selain berkontribusi untuk membangun desa, seperti
membuka usaha pribadi, banyak juga para para perantau yang kembali ke desa lalu
perantau yang masuk ke sektor pertanian akan bekerja pada perangkat desa yang ada.
tetapi para perantau yang masuk terjun ke Temuan yang ada di lapangan, bahwa banyak
dalam sektor pertanian tidak hanya menjadi perangkat desa yang sebelumnya pergi
petani pada umumnya, mereka berusaha untuk merantau pada saat mereka masih muda, para
bisa mendapatkan penghasilan yang besar perantau tersebut membangun desa dengan
dengan bertani, hal ini dilakukan dengan pengalaman dan pola kehidupan baru yang
mengandalkan modal yang dimiliki setelah telah mereka terapkan, seperti pola hidup yang
merantau. positif sehingga bisa memberikan pola pikir
“suatu saat kalau kelamaan di tanah masyarakat yang lebih terbuka dan positif
rantau juga pasti jenuh, tapi kan kalau tanpa meninggalkan budaya yang ada.Adanya
langsung balik ke kampung tanpa ada para perantau untuk kembali ke desa pun juga
persiapan juga susah, apalagi kalau orang merupakan salah satu keinginan dari pemuda
yang biasanya kerja di PT terus kerja di desa yang menetap dan aktif untuk
sawah juga belum tentu betah, soalnya kita membangun desa, hal ini diharapkan dengan
yang biasanya kerja kota udah ada tujuan para pemuda yang merantau dapat
penghasilan yang pasti, kalau tiba tiba jadi menerapkan apa saja yang mereka dapatkan di
petani ya pasti kaget dengan penghasilan kota dapat diterapkan di desa dan membuat
yang mungkin nggak sebesar sepeti kerja di desa lebih maju dari sebelumnya.
kota, jadi saya pengennya ketika balik ke Pada saat ini pun masih banyak pemuda
kampung halaman nggak cuman kerja jadi yang aktif berkontribusi aktif dalam
petani aja, tapi ada pekerjaan lain yang bisa membangun desa, seperti perkumpulan
menambah penghasilan bulanan. Jadi saya pemuda yang memiliki tujuan untuk
tuh pengennya penghasilan kota tapi tetep membangun sistem pertanian yang lebih baik,
bisa hidup di kampung.” (Pernyataan akan tetapi dengan batasan yang ada membuat
Pemuda yang Merantau) para pemuda tidak bisa membangun desa
Para perantau yang kembali ke desa dengan kondisi zaman yang baru, dengan
memiliki prinsip untuk tetap bisa memiliki adanya kontribusi dari para perantau
penghasilan yang tidak berbeda jauh dari diharapkan bisa membantu untuk membuka
kehidupan yang di kota, karena mereka sudah wawasan para pemuda yang berkontribusi
terbiasa akan kehidupan dengan penghasilan aktif dalam membangun desa. Sehingga para
yang begitu besar dibandingkan dengan masyarakat Desa Bocor yang pergi merantau
penghasilan pekerjaan di desa. Selain itu tetap bisa memberikan dampak baik bagi desa,
menjadi petani belum tentu bisa menjamin dan juga bisa membangun masyarakat desa
kehidupan para perantau di desa, karena bagi untuk bisa mengikuti dengan perkembangan
para perantau yang telah terbiasa hidup di zaman. Sehingga dengan adanya kegiatan
kota, mereka harus menyesuaikan diri mereka merantau bagi para pemuda desa,
dan belajar banyak bagaimana cara bertani. mempermudah para pemuda Desa Bocor untuk
Sehingga banyak dari para perantau yang bisa beradaptasi dengan kondisi dunia kerja
kembali ke desa, sudah memiliki persiapan yang semakin berubah, tanpa harus terhalang
seperti memiliki usah di kota yang hambatan karena di desa tidak ada. Selain itu
memberikan penghasilan secara pasif ataupun para perantau bisa memberikan dampak baik
mereka membuka usaha baru di kampung bagi para masyarakat desa, tentang dunia kerja
halaman sebagai sumber penghasilan mereka, yang ada di kota, sehingga dunia kerja yang
bahkan hal ini dilakukan sebelum mereka ada di desa pun ikut turut berkembang, dan
kembali ke desa. Adanya hal ini pun tingkat ekonomi kemiskinan di desa semakin
membawa hal baik bagi masyarakat desa, berkurang.
seperti adanya lowongan pekerjaan baru bagi Hal ini pun juga menjadi salah satu
para masyarakat desa. pembahasan pada tulisan Ben White (Ben
White, 2012) yang membahas tentang pemuda

502
10.26418/j-psh.v13i2.55593
(J-PSH) JURNAL PENDIDIKAN SOSIOLOGI DAN HUMANIORA
Volume 13 Number 2 Oktober 2022
Page 492-504/ E-ISSN: 2715-1247 dan P-ISSN: 2087-84xx
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/JPSH/index

dan pertanian. Pada tulisannya mengatakan https://koinworks.com/blog/daerah-


bahwa salah satu strategi yang bisa dilakukan industri-di-indonesia/
dalam membicarakan adanya transisi pemuda Arti kata urbanisasi - Kamus Besar Bahasa
ialah mobilitas kaum muda, yang dimana Indonesia (KBBI) Online. (n.d.).
migrasi yang dilakukan para pemuda tidak Diambil 25 Februari 2022, dari
selalu permanen, terutama para pemuda desa. https://kbbi.web.id/urbanisasi
Melihat dari fenomena siklus, dan juga migrasi Badan Pusat Statistik. (2010). Klasifikasi
paruh waktu, banyak dari pemuda desa yang Perkotaan dan Perdesaan di Indonesia.
merantau mereka masih memiliki hubungan Badan Pusat Statisistik Republik
erat dengan tempat mereka tumbuh dan Indonesia, 13.
mereka tinggalkan untuk mencari pekerjaan di Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat.
kota, bahkan banyak kasus mereka (n.d.). Diambil 28 Januari 2022, dari
meninggalkan anak mereka di kampung https://jabar.bps.go.id/indicator/12/133/
halaman untuk merawat kakek dan nenek 1/jumlah-penduduk-menurut-kabupaten-
mereka ataupun dirawat oleh kakek nenek kota.html
mereka. Sehingga harapannya para pemuda BPS. (2019). Kecamatan Buluspesantren
desa yang merantau akan balik ke desa dan Dalam Angka 2019.
menjadi petani, atau bahkan menjadi petani BPS. (2020). Kecamatan Buluspesantren
yang lebih pintar dibandingkan orang tuanya, Dalam Angka dalam Angka.
dan mereka lebih siap untuk bisa terjun dalam BPS. (2021). KECAMATAN
pertanian dengan modal yang mereka BULUSPESANTREN DALAM ANGKA
kumpulkan selama bekerja di kota. 2021.
Dr. Ida Bagus Made Astawa, M. S. (2021).
SIMPULAN Pengantar Ilmu Sosial - Rajawali Pers.
Degenerasi pemuda di sektor pertanian PT. RajaGrafindo Persada.
pada Desa Bocor dikarenakan para pemuda https://books.google.co.id/books?id=P6
lebih memilih untuk merantau ke kota dan 8hEAAAQBAJ
bekerja di sektor non pertanian yang memiliki Hadi, Abd and Asrori, Asrori and Rusman, R.
penghasilan yang tetap dan lebih tinggi (2021). Penelitian kualitatif: studi
dibandingkan dengan di desa. Tujuan ini pun fenomenologi, case study, grounded
sudah mereka siapkan ketika mereka duduk theory, etnografi, biografi (Vol. 15,
dibangku sekolah, karena melihat kehidupan Nomor 2). Pena Persada.
di desa yang masih tertinggal dengan Helaluddin. (2018). Mengenal Lebih Dekat
kehidupan di kota, sehingga mereka memiliki dengan Pendekatan Fenomenologi:
keinginan untuk memperbaiki ekonomi Sebuah Penelitian Kualitatif. Uin
keluarga dan mempersiapkan kehidupan Maulana Malik Ibrahim Malang,
mereka dimasa mendatang. Tetapi setelah March, 1–15.
selesai merantau banyak dari para perantau Huba, R. K. (2014). Analisis Faktor Penyebab
memiliki keinginan untuk bisa hidup kembali Anak Tidak Melanjutkan Pendidikan Ke
di desa dengan memiliki penghasilan yang Jenjang Perguruan Tinggi Pada
sama dengan di kota. Keluarga Petani. Jurnal Pendidikan
Sosiologi dan Humaniora, 5(2), 49–59.
DAFTAR RUJUKAN Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
29 Juta Pekerja Terdampak Covid-19: Jam Tertinggal, dan Transmigrasi. (2020).
Kerja Berkurang hingga PHK - Makro https://www.kemendesa.go.id/berita/vie
Katadata.co.id. (2020). w/detil/3261/ini-daerah-tertinggal-
https://katadata.co.id/agustiyanti/finansi menurut-perpres
al/5fa39e64a3b0e/29-juta-pekerja- Lailatusysyukriah. (2015). Indonesia dan
terdampak-covid-19-jam-kerja- konsepsi negara agraris. Jurnal
berkurang-hingga-phk Seuneubok Lada, 2(1), 1–8.
5 Daerah Industri Di Indonesia Yang Patut Luthfi, A. N., & Saluang, S. (2015). Masa
Dikunjungi. (n.d.). Diambil 1 Februari Depan Anak Muda Pertanian Di Tengah
2022, dari Liberalisasi Pertanahan. BHUMI: Jurnal

503
10.26418/j-psh.v13i2.55593
(J-PSH) JURNAL PENDIDIKAN SOSIOLOGI DAN HUMANIORA
Volume 13 Number 2 Oktober 2022
Page 492-504/ E-ISSN: 2715-1247 dan P-ISSN: 2087-84xx
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/JPSH/index

Agraria dan Pertanahan, 1(1). Terhadap Krisis Regenerasi Petani di


https://doi.org/10.31292/jb.v1i1.40 Pedesaan. Paper Knowledge . Toward a
Masalah Regenerasi di Sektor Pertanian – Media History of Documents, 12–26.
AKATIGA. (2017). Susilowati, S. H. (2016). Fenomena Penuaan
https://www.akatiga.org/language/id/ma Petani dan Berkurangnya Tenaga Kerja
salah-regenerasi-di-sektor-pertanian-2/ Muda serta Implikasinya bagi Kebijakan
Mayoritas Generasi Muda di ASEAN Ingin Pembangunan Pertanian. Forum
Bekerja untuk Startup | Databoks. penelitian Agro Ekonomi, 34(1), 35.
(2019). https://doi.org/10.21082/fae.v34n1.2016
https://databoks.katadata.co.id/datapubli .35-55
sh/2019/08/19/mayoritas-generasi- Sutopo, O R. (2016). Memahami Transisi
muda-di-asean-ingin-bekerja-untuk- Pemuda Perbatasan. Reformasi, 6(2),
startup 98–111.
Negara, K. S. (2020). Peraturan Presiden https://jurnal.unitri.ac.id/index.php/refor
Republik Indonesia No. 63 Tahun 2020 masi/article/view/685
tentang Penetapan Daerah Tertinggal Sutopo, Oki Rahadianto, & Meiji, N. H. P.
Tahun 2020-2024. In Kementerian (2014). TRANSISI PEMUDA DALAM
Sekretariat Negara (Nomor 018390, MASYARAKAT RISIKO: ANTARA
hal. 1–8). ASPIRASI, HAMBATAN DAN
https://jdih.setkab.go.id/PUUdoc/17610 KETIDAKPASTIAN Oki Rahadianto
8/Perpres_Nomor_63_Tahun_2020.pdf Sutopo Nanda Harda Pratama Meiji.
Penduduk Datang dan Bermukim di DKI Jurnal Universitas Paramadina, Vol.
Jakarta Maret 2020 - Unit Pengelola 11, 1–23.
Statistik. (2020). https://repository.ugm.ac.id/135213/1/5
https://statistik.jakarta.go.id/penduduk- 2-228-1-PB.pdf
datang-dan-bermukim-di-dki-jakarta- Suyatna, H., & Nurhasanah, Y. (2018).
maret-2020/ Sociopreneurship Sebagai Tren Karir
Populasi Dunia terbagi Dalam Berbagai Anak Muda. Jurnal Studi Pemuda, 6(1),
Generasi, Apa Saja? – BINUS 527.
University. (2019). https://doi.org/10.22146/studipemudaug
https://binus.ac.id/knowledge/2019/12/p m.38011
opulasi-dunia-terbagi-dalam-berbagai- UU Kepemudaan No 40 Tahun 2009. (2009).
generasi-apa-saja/ 1, 12–42.
Rincian lengkap UMK Jawa Tengah 2022: White, B, & Naafs, S. (2012). Generasi antara:
Tertinggi Kota Semarang, terendah refleksi tentang studi pemuda Indonesia.
Banjarnegara. (2021). Jurnal Studi Pemuda.
https://regional.kontan.co.id/news/rincia https://repub.eur.nl/pub/39148/Metis_18
n-lengkap-umk-jawa-tengah-2022- 4783.pdf
tertinggi-kota-semarang-terendah- White, Ben. (2011). Who will own the
banjarnegara-1 countryside? Dispossession, rural youth
Sjoberg, G. (1965). The origin and evolution and the future of farming: Valedictory
of cities. Scientific American, 213, 54-- Address delivered on 13 October 2011
62. on the occasion of the 59th Dies Natalis.
Soekanto, S. (2012). Sosiologi Suatu October, 1–30.
Pengantar. Rajawali Pers. http://www.iss.nl/News/Past-
Statistik Pemuda Indonesia 2020. (1377). Events/59th-Anniversary-celebrations-
suci rahayu rais, nurlaila, jovial dien, maik, & at-ISS
y dien, albert. (2018). Kemajuan White, Ben. (2012). Agriculture and the
Teknologi Informasi Berdampak Pada Generation Problem: Rural Youth,
Generalisasi Unsur Sosial Budaya Bagi Employment and the Future of Farming.
Generasi Milenial. Jurnal Mozaik, 10, IDS Bulletin, 43(6), 9–19.
61–71. https://doi.org/10.1111/j.1759-
Suryani, R. (2020). Dampak Urbanisasi 5436.2012.00375.x

504
10.26418/j-psh.v13i2.55593

Anda mungkin juga menyukai