Anda di halaman 1dari 2

Selamat pagi Ibu Rina,

Berikut akan saya lengkapi detail kekurangan pada jawaban sebelumnya.

1. Saya Muhammad Iqbal Hadi tinggal di Kota Depok,Jawa Barat


Kota Depok ditinggali dengan berbagai macam suku,ras,budaya juga agama.
Seperti orang perantauan dari daerah Jakarta,Jawa
Tengah,Bandung,Lampung,Makassar,Nusa Tenggara Barat,Madura,Bali,Ambon,bahkan
Lombok dan Papua,dimana setiap daerah memiliki Bahasa daerahnya masing-masing.
Seperti salah satu contoh Jakarta dengan Bahasa Betawi nya,Bandung dengan Bahasa
sundanya,Solo dengan Bahasa jawanya,Madura dengan Bahasa Maduranya.Lalu bukan
hanya dengan Bahasa daerahnya,namun juga memiliki logat atau aksen yang berbeda setiap
daerahnya.Bisa bayangkan bukan hanya bahasanya yang berbeda namun dalam berbicara
pun memiliki logat yang berbeda,jadi jika masing-masing menggunakan Bahasa daerah nya
masing-masing akan kesulitan untuk berkomunikasi satu sama lain.
• Lalu dengan negara kita yang memiliki Bahasa kebangsaan Bahasa kesatuan kita yaitu
Bahasa Indonesia yang mana itu akan menyatukan Bahasa kita sebagai masyarakat
Indonesia yang akan mempermudah juga menyatukan kita tanpa memperdulikan
suku,ras ataupun budaya kita.
• Seperti momen saat di wilayah saya mengadakan acara HUT-RI 17 Agustus,dimana
semua elemen masyarakat berkumpul untuk mengadakan acara perlombaan juga
hiburan untuk merayakan kemerdekaan Indonesia.Di momen itulah Bahasa Indonesia
akan menjadikan suatu kebanggaan yang akan menyatukan semua elemen masyarakat
agar bisa mempermudah sebagai sarana untuk bermomunikasi,bercengkrama bahkan
bersenda gurau untuk menyatukan semua lapisan masyarakat agar terjalin hubungan
erat dalam setiap lapisan masyarakat tanpa membeda-bedakan suku,ras,budaya
ataupun dari mana seseorang itu berasal
• Sama seperti halnya dalam merayakan HUT-RI,dalam memilih Ketua RT ataupun RW
sekalipun.Yang mana setiap lapisan masyarakat berhak untuk mencalonkan diri sebagai
Ketua RT maupun RW diwilayah saya.Jadi jika ada seseorang perantaupun yang telah
menetap dan menjadi masyarakat yang terdaftar di wilayah saya dapat mencalonkan
diri.Dengan Bahasa Indonesia ia akan mempromosikan diri dengan Bahasa Indonesia
agar bisa diterima oleh lapisan masyakarakat dan mudah dimengerti apa yang ia
sampaikan dimana ia akan mempromosikan dirinya tersebut.

2. Banyak ahli bahasa percaya bahwa bahasa Indonesia berpotensi menjadi bahasa
internasional

Lebih lanjut, potensi bahasa Indonesia untuk menjadi bahasa internasional dapat dilihat dari
beberapa faktor yang mendukung atau mempengaruhinya. Secara garis besar faktor-faktor tersebut
dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu yang berasal dari bahasa itu sendiri atau biasa disebut
faktor intralingual dan yang berasal dari ekstralinguistik atau biasa disebut dengan faktor
ekstralingual. Praktis tidak mungkin untuk membedakan dengan jelas pengelompokan karena faktor
intralingual dan ekstralingual kadang-kadang hidup berdampingan. Pengelompokan ini akan
menambah wawasan kita tentang potensi bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional
1. Faktor Intrabahasa
Faktor Intrabahasa meliputi, antara lain, sistem bahasa. Sistem bahasa Indonesia dapat
dikatakan sempurna. Artinya beberapa aspek yang berkaitan dengan bahasa Indonesia telah
diatur dan dibakukan. Bahasa Indonesia memiliki sistem ejaan yang mapan, yaitu telah
diterapkan ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan, yang dikenal dengan singkatan
EYD. Panduan ini juga diterbitkan dengan judul Panduan Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan. Jadi, dari segi tata bahasa, bahasa Indonesia memiliki aturan baku.
2. Faktor Ekstrabahasa
Faktor ekstrabahasa dapat digolongkan ke dalam dua kelompok, yakni faktor yang dapat
memengaruhi secara langsung dan faktor yang dapat memengaruhi secara tidak langsung.
• Faktor ekstralinguistik yang dapat dipengaruhi secara langsung adalah jumlah
penutur bahasa Indonesia dan sikap penutur bahasa Indonesia. Dengan jumlah
penduduk terbesar keempat di dunia, Indonesia merupakan ibu kota yang
sangat berarti yang dapat menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa
internasional. Memang tidak semua orang Indonesia aktif menggunakan Bahasa
Indonesia dalam kehidupan sehari-hari, namun hampir semua orang Indonesia
memahami Bahasa Indonesia.
• Faktor ekstrabahasa yang dapat mempengaruhi secara tidak langsung, antara
lain adalah daya tarik kekayaan alam dan budaya Indonesia. Kekayaan alam
Indonesia yang sangat melimpah merupakan daya tarik bagi pelaku ekonomi
dari mancanegara untuk berinvestasi di Indonesia. Dengan banyaknya pelaku
ekonomi dari mancanegara yang berinvestasi di Indonesia ini mau tidak mau
akan berdampak pada banyak orang asing yang masuk ke Indonesia. Hal itu
dapat berdampak pula pada banyaknya orang asing yang ingin mempelajari
bahasa Indonesia. Saat ini sudah banyak perguruan tinggi atau lembaga
pendidikan (219 lembaga di 74 negara), baik di dalam negeri maupun di luar
negeri, yang menyelenggarakan BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing)

Sumber Referensi :

• Wahya. 2011. “Peningkatan Status Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Internasional:


Sudah Lebih Mantapkah Perencanaan Bahasanya?” Dalam Sugiyono dan Yeyen Maryani
(Penyunting). 2011. Perencanaan Bahasa pada Abad Ke-21: Kendala dan Tantangan
(Risalah Simposium Internasional Perencanaan Bahasa). Jakarta: Badan Pengembangan
dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
• Alwi, Hasan. 2011. Bahasa Indonesia, Pemakai dan Pemakaiannya. Jakarta: Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Anda mungkin juga menyukai