Anda di halaman 1dari 6

TUGAS INDIVIDU ASPEK HUKUM DALAM BISNIS

Nama : Pranowo

NIM : 2892250149

Matkul : Aspek Hukum

BERKAHNYA PEMBIAYAAN SYARIAH

Berdasakan hasil studi yang baik, yang telah dibuktikan secara instutif,kualitatif & kuantitatif
tersebut dapat disusun kesimpulan dan sarannya sebagai berikut :

Pertama , fungsi pendamping usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap


kinerja usaha islami, karna usaha mikro – kecil yang diberi pendampingan usaha ( berupa
bimbingan berupa atau pelatihan usaha dorongan agar gemar menabung,dorongan dari
pemahaman agama pengalaman agama. )

Kedua, pembiayaan gardul hasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
usaha Islami, karena usaha mikro-kecil yang mem-peroleh penyaluran zakat, infak, sedekah
(ZIS) dari BMT dalam bentuk pembiayaan gardul hasan kinerja usahanya menjadi lebih baik.
Hal ini ber-arti bahwa semakin besar pembiayaan qardul hasan dikeluarkan BMT kepada
usaha mikro-kecil yang menjadi nasabahnya,

162.EKONOMI SYARIAH; Didiek Ahmad Supadie

Islami nasabah BMT akan semakin meningkat. Demikian pula sebalik- nya, jika
pembiayaan gardul hasan yang dikeluarkan BMT semakin kecil, maka kinerja usaha Islami
nasabah BMT semakin menurun.

Ketiga, pembiayaan syariah berpengaruh positif dan signifikan ter-hadap kinerja


usaha Islami, karena usaha mikro-kecil yang memperoleh pembiayaan syariah (berupa
mudarabah, musyarakah, murabahah) oleh BMT kinerja usahanya menjadi lebih baik. Hal ini
berarti bahwa semakin besar pembiayaan syariah yang dikeluarkan BMT kepada usaha
mikro-kecil yang menjadi nasabahnya, maka kinerja usaha Islami nasabah BMT akan
semakin meningkat. Demikian pula sebaliknya jika semakin kecil pem-biayaan syariah yang
dikeluarkan BMT, maka kinerja usaha Islami nasabah BMT akan semakin menurun.
Keempat, fungsi pendampingan usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas
Islami, karena usaha mikro-kecil yang diberi pendampingan usaha (berupa bimbingan atau
pelatihan usaha, pembina-an kelompok usaha, dorongan agar gemar menabung, dorongan
mening- katkan pemahaman dan pengamalan agama) oleh BMT ternyata loyalitas
nasabahnya menjadi lebih baik. Hal ini berarti bahwa semakin baik fungsi pendampingan
usaha yang dilakukan BMT terhadap usaha mikro-kecil yang menjadi nasabahnya, maka
loyalitas Islami nasabah BMT akan semakin meningkat. Demikian pula sebaliknya jika
semakin buruk fungsi pendampingan usaha yang dilakukan BMT, maka loyalitas Islami
nasabah BMT akan semakin menurun.

Kelima, pembiayaan gardul hasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap


loyalitas Islami, karena usaha mikro-kecil yang memperoleh penyaluran zakat, infak,
sedekah (ZIS) dari BMT dalam bentuk pem-biayaan gardul hasan kinerja usahanya menjadi
lebih baik. Hal ini berarti bahwa semakin besar pembiayaan qardul hasan yang dikeluarkan
BMT kepada usaha mikro-kecil yang menjadi nasabahnya, maka loyalitas Islami nasabah
BMT akan semakin meningkat. Demikian pula sebaliknya jika semakin kecil pembiayaan
gardul hasan yang dikeluarkan BMT, maka loyalitas Islami nasabah BMT akan semakin
menurun.

Keenam, pembiayaan syariah berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas Islami,
karena usaha mikro-kecil yang memperoleh.

163. BERKAHNYA PEMBIAYAAN SYARI’AH

Pembiayaan syariah (berupa mudarabah, musyarakah, murabahah) oleh BMT kinerja


usahanya menjadi lebih baik. Hal ini berarti bahwa semakin besar pembiayaan syariah yang
dikeluarkan BMT kepada usaha mikro-kecil yang menjadi nasabahnya, maka loyalitas Islami
nasabah BMT akan semakin meningkat. Demikian pula sebaliknya jika semakin kecil pem-
biayaan syariah yang dikeluarkan BMT, maka loyalitas Islami nasabahakan semakin
menurun.

Dari sisi lain dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Y2 (Loyalitas Islami)
dari lima indikatornya yang paling dominan adalah motif maslahat, yaitu keputusan untuk
memilih atau mengambil pem biayaan syariah atas pertimbangan masalahat, yaitu suatu
pilihan atau

Keputusan untuk beraktivitas ekonomi, dalam hal ini pilihan usaha mikro-kecil yang
mengambil pembiayaan syariah dari BMT, dengan memper-timbangkan kemaslahatan dunia
dan akhirat sesuai tujuan umum syariat (magasid al-’am asy-syariah). Para nasabah yakin
bahwa pilihan pembiayaan syariah tersebut sebagai wujud upaya menghindari larangan riba.
Se-bagaimana sudah dijelaskan bahwa penelitian ini menunjukkan bahwa pembiayaan
syariah berpengaruh dominan baik terhadap Kinerja Usaha Islami, maupun Loyalitas Islami.

164. EKONOMI SYARIAH; Didiek Ahmad Supadie

Dengan mempertimbangkan kemaslahatan dunia dan akhirat sesuai tuju-an umum


syariat (magasid al-‘am asy-syariah) yang mengacu teori maslahat al-Gazily dan asy-Syatiby.
Dari jawaban 200 responden nasabah BMT atas pertanyaan tentang motif maslahat
tersebut, menyatakan sangat setuju sejumlah 106 (53%), dan setuju sejumlah 94 (47%).
Dari uji SEM-PLS indikator motif maslahat tersebut menunjukkan loading factor sebesar
0.757 sehingga memenuhi persyaratan validitas indikator reflektif.

Kesembilan, bahwa norma al-Qur’an dalam Surat 73: 20; 38: 24; 2:275: dan as-
Sunnah tentang mudarabah, musyarakah dan murabahah secara meyakinkan telah
dipraktikkan oleh BMT dalam bentuk produk pem-biayaan syariah berupa mudarabah,
musyarakah dan murabahah. Hal ini ter-bukti di mana hasil penelitian menunjukkan bahwa
dalam pembiayaan mudarabah, dan musyarakah diberlakukan besaran bagi hasil, sementara
untuk pembiayaan murabahah ditentukan besaran margin. Berdasarkan analisis kualitatif
dari jawaban responden menunjukkan bahwa rasio bagi hasil antara BMT (sahibul mal) dan
nasabah (mudarib) dalam pembiayaan mudarabah sebesar 30: 70 atau 25: 75, sementara
rasio bagi hasil dalam pem-biayaan musyarakah sebesar 50: 50 atau 40: 60. Sedangkan
dalam pem-biayaan murabahah ditentukan atau disepakati margin sebesar 5%.

Kesepuluh, bahwa norma al-Qur’an yang termaktub dalam surat al-Bagarah ayat
278-279 tentang larangan riba telah dijauhi oleh BMT di mana dalam menjalankan usahanya
berlandaskan pada prinsip-prinsip syariah menghindari transaksi bisnis ribawi dengan produk
pembiayaan syariah berupa mudarabah, musyarakah dan murabahah. Hal ini terbukti bahwa
dari jawaban 40 responden manajer BMT semua (100%) me-nyatakan yakin bahwa produk
pembiayaan syariah berupa mudarabah,musyarakah dan murabahah sebagai implementasi
komitmen menjauhi larang riba. Sementara dari jawaban 200 responden nasabah BMT,
semua responden (100%) menjelaskan bahwa alasan mengambil produk pem-biayaan
syariah berupa mudarabah, musyarakah dan murabahah dari BMT karena mereka yakin
bahwa produk tersebut bebas dari unsur riba.

Kesebelas, bahwa pembiayaan dalam bentuk pinjaman kebajikan tanpa bagi hasil
sesuai dengan norma al-Qur’an yang termaktub dalam surat al-Baqarah ayat 245.
165 BERKAHNYA PEMBIAYAAN SYARI’AH

Dilaksanakan oleh BMT dengan produk pembiayaan gardul hasan bagi usaha mikro
dan kecil. Dari hasil kuesioner jawaban 40 responden manajer BMT, sejumlah 27 responden
(67.50%) menyatakan bahwa pembiayaan gardul hasan tersebut hanya dikembalikan
pokoknya saja dan sejumlah 13 responden (32.5%) menyatakan bahwa pembiayaan gardul
hasan tersebut hanya dikembalikan pokoknya saja ditambah infak suka rela. Sedangkan 200
responden nasabah BMT, sejumlah 100 responden (50 %) menyata-kan bahwa pembiayaan
qardul hasan tersebut hanya dikembalikan pokok-nya saja dan sejumiah 100 responden (50
%) menyatakan bahwa pembiaya-an gardul hasan tersebut hanya dikembalikan pokoknya
saja ditambah infak sukarela.

Keduabelas, peran BMT dalam upaya memberdayakan ekonomi

Rakyat berbasis syariah sangat signifikan dan sangat efektif, sekaligus merupakan
model pengentasan kemiskinan dengan membangun ke-swadayaan masyarakat baik dari
aspek material maupun spiritual. Hal ini dibuktikan dari jawaban responden Nasabah BMT di
mana sejumlah 87,50% menyatakan bahwa BMT membantu memecahkan masalah usaha,
sejumlah 60% menyatakan bahwa BMT memberi pelatihan dan bimbingan usaha, sejumlah
87,50% menyatakan bahwa BMT memotivasi etos kerja, sejumlah 93,25% menyatakan
bahwa BMT mendorong meningkatkan pendapatan, sejumlah 87,50 % menyatakan bahwa
BMT menginformasi-kan tentang pemasaran, sejumlah 87,50% menyatakan bahwa BMT
me-macu semangat efisiensi, dan sejumlah 100 % menyatakan bahwa BMT mendorong
nasabah meningkatkan pemahaman dan pengamalan agama.

166. EKONOMI SYARIAH; Didiek Ahmad Supadie

Pembiayaan gardul hasan dan pembiayaan syariah yang dilaksanakan oleh BMT di
Jawa Tengah terbukti menghasilkan peningkatan kinerja usaha Islami dan loyalitas Islami
nasabah. Bahwa BMT di Jawa Tengah dalam menjalankan usahanya benar-benar
menghindari transaksi bisnis ribawi melalui produk mudarabah, musyarakah dan
murabahah, serta me-miliki produk pembiayaan gardul hasan (pinjaman kebajikan) bagi
usaha mikro dan kecil serta memiliki peran strategis dan efektif dalam upaya
memberdayakan ekonomi umat (rakyat) dengan berbasis syariah. Dengan demikian
percepatan pembangunan ekonomi rakyat melalui usaha mikro yang berbasiskan syariah
dapat diwujudkan menjadi sebuah kenyataan. Konsep yang menonjol dari lembaga
keuangan mikro syariah BMT dibanding dengan lembaga keuangan mikro konvensional
adalah jaminan atau proteksi sosial melalui pengelolaan dana baitul mal yang berasal dari
zakat, infak dan sedekah (ZIS) yang didistribusikan dalam bentuk pem-biayaan gardul
hasan. Sehingga BMT memiliki peran comunication inter-mediary antara kelas masyarakat
(asnab) yang berbeda yaitu golongan si kaya (agniya) dan golongan si miskin (fugqara-
masakin), sehingga harta ke-kayaan tidak hanya dinikmati oleh golongan terbatas melainkan
meluas menjadi keberkahan bagi semua pihak. Pada gilirannya usaha mikro yang
memperoleh support dana dari ZIS tersebut suatu saat mampu me-ngeluarkan ZIS dan
begitu seterusnya kemanfaatan itu bergulir semakin meluas.

Selanjutnya berdasarkan hasil temuan dan kesimpulan tersebut, maka studi ini dapat
dirumuskan saran-saran sebagai berikut:

Pertama, bagi pemerintah. Peran BMT dalam upaya pemberdayaan ekonomi rakyat
telah terbukti sangat efektif, sekaligus merupakan model pengentasan kemiskinan dengan
membangun keswadayaan masyarakat baik dari aspek material maupun spiritual. Oleh
karena itu sudah se-harusnya pemerintah memberikan perhatian khusus dan serius kepada
lembaga ini dengan memberikan perlindungan: pertama kepada nasabah berupa jaminan
simpanan oleh Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS),

kedua kepada Lembaga Keuangan Mikro berupa Undang-undang Lembaga Keuangan


Mikro. Pengakuan terhadap keberadaan (status) BMT dalam bentuk kelembagaan yang
sesuai akan sangat membantu kinerja BMT.

167. BERKAHNYA PEMBIAYAAN SYARI’AH

Kedua, tampilan ekonomi Islam yang bertumpu pada paradigma tauhid (keimanan)
bersumber pada nilai-nilai Ilahiah berbasis keadilan, menghapuskan sistem ribawi dan
bertujuan mensejahterakan manusia baik aspek lahiriah maupun batiniah, baik berdimensi
kehidupan dunia maupun akhirat, bahkan bukan saja kesejahteraan bagi manusia melain-
kan seluruh alam semesta (rahmatan Iil’alamin) sudah selayaknya bisa dijadikan solusi
untuk mengatasi problema perekonomian saat ini.

Sedangkan bagi BMT penulis merekomendasikan beberapa saran, yaitu: Pertama,


dalam struktur organisasi BMT terdapat Dewan Syariah yang tugasnya memberikan nasehat
dan solusi untuk mengatasi permasalahan yang terkait dengan operasional prinsip syariah
yang dijalankan BMT. Namun pada praktiknya bidang ini kebanyakan belum terisi atau
setidaknya belum terlaksana secara optimal. Sehingga Ketika menghadapi masalah yang
terkait dengan penerapan prinsip-prinsip
Syariah solusi yang ditemukan berbeda antara BMT yang satu dengan BMT yang
lainnya. Misalnya perbedaan pemberlakuan denda (ada BMT yang menerapkan denda ada
pula BMT yang melarang penerapan denda) terhadap nasabah pembiayaan yang terlambat
waktu mengembalikan pembiayaan sesuai dengan kesepakatan awal.

168 EKONOMI SYARIAH; Didiek Ahmad Supadie

Keempat, mengoptimalkan pembiayaan gardul hasan yang terbukti sangat efektif


untuk pemberdayaan usaha mikro dan kecil, melalui kerja sama dengan pihak perbankan
syariah, lembaga amil zakat—BAZ maupun LAZ—guna mendistribusikan ZIS dalam bentuk
pembiayaan gardul hasan kepada usaha mikro dan kecil.

Kelima, pengenaan biaya administrasi pembiayaan qardul hasan sebesar 1-1,5% dari
jumlah qardul hasan yang diterima nasabah bertentang-an dengan standard syariah AAOJFI.
Oleh karena itu bagi BMT yang mengenakan biaya administrasi jumlah harus sebesar biaya
pengurusan transaksi gardul hasan yang meliputi biaya meterai, pendaftaran anggota,
kemungkinan biaya penagihan (jika memang harus mengeluarkan biaya).Sedangkan bagi
masyarakat muslim selayaknya dalam aktivitas ber-ekonomi memiliki komitmen
meninggalkan ekonomi sistem ribawi dan berhijrah kepada berekonomi syariah yang mampu
mensejahterakan manusia lahir batin dunia akhirat dan seluruh makhluk planet bumi.

Terakhir, bagi akademisi atau peneliti, guna kepentingan studi selanjutnya,


diharapkan dapat mengembangkan dan memperluas studi tentang Lembaga Keuangan
Mikro Syariah khususnya BMT misalnya produk pengerahan atau pengumpulan dana dari
masyarakat, cakupan wilayah lain selain Jawa Tengah dan juga lembaga BMT selain yang
tergabung dalam Asosiasi BMT.

Anda mungkin juga menyukai