Saudara-saudara sekalian, semua orang di dunia ini mendambakan kenikmatan dan kepuasan dalam
menjalani kehidupan di dalam dunia ini. Kebanyakan orang beranggapan bahwa hal itu bisa dirasakan
ketika memiliki uang yang banyak, atau kekayaan yang berlimpah. Ada pula yang beranggapan
bahwa hal yang membuatnya merasa nikmat dan puas apabila bisa berkeliling dunia, atau ketika ia
bisa menikmati makanan yang mewah, tidur di hotel yang berbintang lima. Semua orang berpikir
bahwa dengan uang dan kekayaan mereka yang berlimpah-limpah dan digunakan untuk membeli apa
saja, melakukan apa saja, pergi ke mana saja sehingga semua keinginan mereka terwujud, maka itulah
yang dinamakan kenikmatan dan kepuasan hidup. Namun pertanyaannya adalah benarkah demikian?
Hari ini melalui perenungan firman Tuhan di Ibadah Paskah GEN-J ini, kita akan belajar bersama-
sama bagaimana caranya agar kita bisa merasakan kenikmatan dan kepuasan hidup. Oleh karena itu,
pada hari ini saya akan menyampaikan Firman Tuhan dengan Tema: SUDAH PUASKAH? Dari Injil
Yohanes 4:14
Yoh. 4:14 tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk
selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam
dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal."
Untuk memahami ayat ini, saya ingin mengajak kita untuk melihat konteks ayat ini dari keseluruhan
perikop ini mulai dari ayat 1-42. Kalau kita melihat keseluruhan isi perikop ini, maka sebenarnya isi
perikop ini adalah percakapan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus dengan seorang perempuan Samaria
di Sumur Yakub ketika Tuhan Yesus melakukan pelayanan dengan mengunjungi wilayah Samaria.
Percakapan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus dan wanita Samaria ini sangat menarik. Kenapa?
Karena orang Yahudi biasanya tidak mau bertemu bahkan berbicara dengan orang Samaria. Orang
Samaria, dulunya adalah orang Israel Utara yang pernah ditaklukkan oleh bangsa Asyur. Mereka
dibuang ke tempat lain karena melakukan yang jahat dimata Tuhan dan yang ditinggalkan hanya
orang-orang miskin dan orang-orang lemah. Raja Asyur kemudian memasukkan penduduk bangsa-
bangsa lain yang kafir, lalu menyuruh mereka diam di kota Samaria menggantikan orang-orang Israel.
Dengan situasi seperti itu maka terjadilah perkawinan campur antara bangsa-bangsa asing yang
datang ke daerah Israel utara dengan bangsa Israel yang masih tinggal, yang kemudian menjadi inti
masyarakat baru di daerah tersebut. Mereka yang kawin campur tetap mengadakan ibadah kepada
Yahweh, tetapi juga menyembah kepada berhala. Dalam hal ini di Samaria terjadi sinkretisme agama
antara agama Israel dan agama kafir. Namun demikian bangsa Samaria tetap memiliki hubungan
dengan bangsa Yahudi. Hubungan antara kedua ras ini (Yahudi dan Samaria) sebelum kejatuhan
Yerusalem pada 586 sM tetap masih dipelihara. Tetapi setelah itu, Yahudi dan Samaria kemudian
menjadi musuh.
Orang Samaria menyembah satu Tuhan Yang Esa (Yahweh) sama seperti orang Yahudi. Tetapi
mereka tidak mengakui Yerusalem sebagai tempat ibadah utama, melainkan bait suci yang di gunung
Gerizim. Gerizim: merupakan gunung suci bagi orang Samaria; karena di atas gunung ini mereka
sering datang bersembahyang dan juga merayakan beberapa perayaan seperti: Paskah, Pentakosta dan
Pondok Daud. Orang Yahudi menganggap bahwa orang Samaria itu kafir karena mereka melakukan
kawin campur dengan bangsa lain. Karena itulah Samaria yang merupakan wilayah yang selalu
Dengan situasi seperti ini, Yesus beserta para pengikut-Nya melakukan perjalanan ke Yerusalem,
dengan sengaja Yesus melintasi daerah Samaria ini, tentu dengan suatu tujuan bahwa Yesus ingin
memberitakan Injil keselamatan serta merombak paradigma-paradigma orang Yahudi yang berpikir
bahwa orang di luar mereka adalah orang yang kafir dan tidak pantas untuk diselamatkan.
Kalau kita membaca ayat 4, disitu dikatakan bahwa Yesus harus melintasi daerah Samaria. Mengapa
Yesus harus melintasi daerah Samaria? Bukankah pada umumnya Orang Samaria dan orang Yahudi
saling curiga dan saling membenci satu sama lain? Kalau Yesus hanya mau ke Galilea seperti yang
dikatakan dalam ayat 3, maka sebenarnya Yesus tidak seharusnya melewati daerah Samaria. Bisa saja
mereka turun ke sungai Yordan, lalu belok ke arah utara bisa sampai ke Galilea. Tapi bahwa Yesus
sampai mau masuk ke wilayah Samaria, itu bukti bahwa Yesus ingin memulihkan hubungan orang
Yahudi dan orang Samaria, yang dulunya suka membenci menjadi saling mengasihi.
Tetapi juga selain itu Yesus ingin memberitakan kabar keselamatan kepada orang Samaria yang bagi
orang Yahudi adalah pengkhianat/orang kafir/dan tidak layak untuk diselamatkan. Orang Yahudi
sangat bangga dan puas dengan status mereka sebagai bangsa pilihan dan itu membuat mereka enggan
bergaul dengan bangsa-bangsa kafir. Tetapi justru Yesus ingin membuktikan bahwa dengan
perkunjungannya ke daerah Samaria, keselamatan itu sebenarnya bukan cuma untuk Yahudi saja
Saudara-saudara sekalian, berkaitan dengan tema kita Sudah Puaskah? Saya ingin mengajak kita
untuk melihat beberapa pelajaran penting khususnya bagian yang merupakan percakapan antara
Tuhan Yesus dan Perempuan Samaria ini yang di dalamnya kita akan menemukan beberapa Prinsip
dari sumur itu untuk diberikan kepada Yesus, wanita Samaria itu kemudian menganggap bahwa
permintaan Yesus itu adalah sebuah permintaan yang tidak masuk akal dan tidak biasa. Kenapa?
Karena wanita ini tahu bahwa Yesus itu adalah orang Yahudi. Dan sebagai orang Yahudi tentu
seharusnya Yesus tidak boleh berbicara kepada dirinya sebagai orang Samaria apalagi mengajukan
sebuah permintaan kepadanya untuk menimba air dan diberikan kepada Yesus. Tapi coba saudara
sementara ingin membawa wanita ini untuk mengerti akan dua hal: Pertama, Mengerti akan apa itu
Apa itu kasih karunia? Kasih Karunia adalah sesuatu yang diberikan oleh Allah kepada manusia
secara cuma-cuma alias gratis. Lalu pertanyaan berikut adalah apa yang diberikan Allah secara cuma-
cuma? Kalau memperhatikan konteks sebelumnya di mana ketika wanita Samaria ini menyinggung
pemisahan antara orang Samaria dan juga orang Yahudi maka kita bisa menyimpulkan bahwa kasih
karunia yang dimaksud adalah penerimaan Allah kepada wanita Samaria itu. Artinya, walaupun orang
Yahudi tidak mau menerima orang Samaria, tetapi Allah menerima orang Samaria. Walaupun orang
Yahudi tidak mengasihi orang Samaria, tetapi Allah mengasihi orang Samaria. Orang Yahudi
menganggap orang Samaria Musuh, tetapi Allah mengasihi, menerima, dan memberikan keselamatan
Berarti bahwa Kasih Allah tidak hanya kepada orang Yahudi tetapi juga kepada semua orang di segala
bangsa, suku bangsa apapun. Allah mengasihi semua orang. Itulah kasih Karunia.
Kalau kita memperhatikan ayat 6, maka kita bisa melihat bahwa percakapan antara Tuhan Yesus dan
perempuan Samaria di lakukan di sebuah sumur yang disebut sumur Yakub. Disebut sebagai sumur
Yakub karena lokasi sumur tersebut terletak beberapa ratus meter dari kuburan Yakub. Sumur ini
memiliki sumber mata air yang sangat kuat, dan dapat diandalkan, dari zaman Yakub sampai dengan
masa kini. Kalau dengan demikian, maka kita bisa melihat bahwa penduduk Samaria sangat
bergantung pada sumber mata air yang berasal dari Sumur ini. Bagi penduduk Samaria, sumber mata
air yang berasal dari sumur ini sangat penting bagi kehidupan mereka karena mata air dari Sumur ini
Berilah Aku minum!” Sebenarnya Tuhan Yesus ingin membawa wanita itu kepada sebuah pengertian
yang benar tentang siapakah Yesus yang sesungguhnya. Dan untuk memberikan pengertian yang
benar kepada wanita itu tentang siapakah Yesus yang sebenarnya, maka di ayat 10 bagian yang
Di sini Tuhan Yesus sedang mengontraskan antara Sumber Air dari Sumur itu dengan diri-Nya yang
adalah Sumber Air Hidup. Kalau minum air dari sumur itu walaupun air dari sumur itu bisa
memberikan kepuasan, namun setelah itu orang pasti akan haus lagi, tetapi jikalau seseorang minum
air yang berasal dari Yesus, maka seseorang tidak akan mengalami kehausan lagi sampai selama-
lamanya. Ini berarti bahwa sekali pun wanita Samaria itu nantinya meminum air dari sumur itu dan
tidak merasa dahaga, namun itu tidak berlangsung lama. Setelah itu dia pasti akan haus lagi. Dengan
demikian maka dapat disimpulkan bahwa air yang berasal dari sumur itu hanya bisa memberikan
kepuasan sesaat. Tetapi Yesus menjamin bahwa air yang Dia beri akan memberikan kepuasan selama-
lamanya bagi yang meminumnya. Siapa yang menerima air yang dari Yesus dan meminumnya, tidak
14 tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-
lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya,
yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal."
Lalu air seperti apa yang diberikan oleh Tuhan Yesus? Air Jenis apa yang Yesus miliki yang
didalamnya jika seseorang minum daripadanya dia tidak akan haus lagi sampai selama-lamanya? Air
hidup yang dijelaskan di dalam ayat 10 ini tentunya merupakan kiasan. Kiasan dari apa? Hidup kekal.
Air adalah unsur terpenting dalam hidup manusia. Dengan Air orang bisa hidup. Dan jikalau Yesus
adalah sumber air hidup, maka Yesus adalah satu-satunya sumber hidup kekal. Siapa yang menerima
Yesus, dia memiliki hidup kekal. Siapa yang tidak menerima Yesus, dia tidak menerma hidup kekal.
Melalui ungkapan Yesus dalam ayat 10, 13, dan 14 ini, Yesus ingin agar wanita Samaria itu mengerti
dan memahami dengan benar bahwa Yesus adalah sumber kepuasan yang sejati. Yesus adalah sumber
kehidupan kekal. Wanita itu menggantungkan hidupnya pada sumber kehidupan yang sementara.
Tetapi Yesus ingin agar wanita itu mengerti bahwa Yesus adalah sumber kehidupan kekal, dan siapa
yang memiliki Yesus akan mengalami kepuasan yang sejati. Segala kepuasan di luar Yesus yang
Perhatikan juga bahwa di ayat 16-18 Tuhan Yesus mengungkapkan hal yang mengagetkan bahwa
16 Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini." 17 Kata perempuan
itu: "Aku tidak mempunyai suami." Kata Yesus kepadanya: "Tepat katamu, bahwa engkau tidak
mempunyai suami, 18 sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu,
bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar."
Bahwa wanita itu memiliki 5 orang suami menunjukkan bahwa wanita ini mengejar kepuasan dengan
cara yang tidak benar. Mungkin dia berpikir bahwa dengan memiliki 5 orang suami, dirinya akan
bahagia, dirinya akan dinafkahi oleh kelima suaminya tersebut. Namun ketika Yesus mengungkapkan
fakta tersebut, dirinya akhirnya sadar bahwa tindakan itu salah, karena mengejar kepuasan dengan
Saudara-saudara sekalian, melalui fakta ini sebenarnya kita mau diajarkan bahwa kepuasan yang sejati
adalah ketika kita memiliki pengertian yang benar tentang Allah. Pengertian yang benar bahwa Allah
yang kita sembah adalah Allah yang mengasihi saya, menerima saya apa adanya, Allah yang mau
mengampuni saya yang sudah melakukan banyak dosa dan pelanggaran. Pengertian yang benar bahwa
Allah menyediakan keselamatan kekal bagi saya jika saya mau percaya kepada dia bahwa dia adalah
satu-satunya Tuhan dan Juru selamat saya secara pribadi. Itulah kepuasan yang sejati.
Kepuasan yang sejati bukan ketika kita memiliki banyak uang. Kepuasan yang sejati bukan diperoleh
ketika kita memiliki mobil mewah, harta berlimpah, sekolah tinggi, pangkat tinggi, jabatan tinggi,
tidur di atas uang milyardan dan lain sebagainya. Itu semua adalah kepuasan yang sia-sia. Saudara
boleh memiliki banyak uang. Saudara boleh memiliki pekerjaan/karir yang bagus. Saudara boleh
hebat dalam pelayanan. Saudara boleh memiliki segudang prestasi yang membanggakan. Tapi kalau
saudara tidak memiliki Yesus, saudara tidak akan selamat. Semua hal yang saudara miliki dan peroleh
Ilustrasi: Jika kekuasaan bisa membuat seseorang bahagia, tentu Presiden Brasil Getulio Vargas tidak
akan menembak jantungnya sendiri. Jika kecantikan bisa membuat seseorang bahagia, Marilyn
Monroe yang kala itu dijuluki sebagai Wanita tercantik di dunia, tidak akan meminum alcohol dan
obat depresi yang menyebabkan dia akhirnya overdosis. Jika kekayaan bisa membuat orang bahagia,
Adolf Merckle yang adalah orang terkaya dari Jerman tidak akan menabrakan dirinya sendiri ke
kereta api. Jika ketenaran bisa membuat seseorang bahagia, tentunya Michael Jackson tidak akan
Kepuasan yang sejati, kepuasan yang kekal adalah ketika kita memiliki pemahaman yang benar
tentang Allah bahwa Allah itu mengasihi dan menyediakan keselamatan buat saya. Kepuasan yang
sejati itu terletak ketika kita memiliki pemahaman yang benar bahwa tanpa Allah, saya bukanlah apa-
apa. Oleh karena itu janganlah mengejar kepuasan dunia. Janganlah mengejar kepuasan di luar Yesus.
Itu semua sia-sia. KEPUASAN SEJATI HANYA DIDAPAT DALAM PENGENALAN YANG
kali. Artinya adalah bahwa Yesus ingin menegaskan bahwa kepuasan yang sejati hanya bisa didapat
Orang Yahudi beribadah di Bait Allah yang berada di gunung Sion Yerusalem. Orang Yahudi sangat
mengsakralkan bait Allah mereka di Yerusalem itu. Bagi mereka Allah hanya hadir di Bait Allah
Yerusalem. Umat Tuhan hanya bisa bertemu dengan Allah di Bait Allah Yerusalem. Bagi Orang
Yahudi orang hanya bisa merasakan kehadiran Allah di Bait Allah Yerusalem.
Sedangkan orang-orang Samaria mereka tidak mengakui Yerusalem sebagai tempat ibadah utama.
Mereka tidak mengakui Bait Allah Yerusalem sebagai pusat peribadatan dan tempat kehadiran Allah.
Tetapi mereka juga beribadah kepada Allah, tetapi bukan di gunung Sion di Yerusalem tetapi di Bait
Allah yang mereka dirikan di gunung Gerizim. Orang Samaria sangat mengsakralkan bait Allah
mereka di Gunung Gerizim itu. Bagi mereka Allah hanya hadir di Bait Allah di Gunung Gerizim.
Umat Tuhan hanya bisa bertemu dengan Allah di Bait Allah di Gunung Gerizim. Orang hanya bisa
Tapi bagi Yesus, itu pemahaman yang keliru. Di ayat 21 Tuhan Yesus mengatakan Ibadah yang benar
itu bukan dilakukan di Bait Allah Yerusalem ataupun di Gunung Gerizim. Kenapa? Karena menurut
Yesus Allah itu Roh. Dan kalau Allah adalah Roh, maka Allah hanya bisa disembah di dalam Roh dan
kebenaran. Maksudnya apa? Kalau Allah adalah Roh, maka Allah tidak bisa dibatasi keharirannya
oleh waktu tertentu dan tempat tertentu. Allah tidak bisa dibatasi dengan Bait Allah di Yerusalem
Allah adalah Roh maka Allah bisa hadir di mana saja, kapan saja. Kita hanya bisa merasakan
kehadiran Allah hanya ketika kita berada pada level Roh kita terkoneksi dengan Roh Allah. Di mana
saja, kapan saja kita mau bertemu dengan Allah, asalkan kita berada dalam dimensi Rohani, maka
disitulah kita bisa merasakan persekutuan dengan Allah yang akan memberikan kita suatu kepuasan
yang sejati.
Oleh karena itu saudara, milikilah persekutuan yang benar kepada Allah. Jangan berpikir bahwa
tunggu saya ke gereja dulu baru saya beribadah. Tunggu saya ikut ibadah GEN-J dulu baru itu
namanya ibadah. Tidak. Allah adalah Roh. Di mana saja, kapan saja, dalam situasi seperti bagaimana
pun, ketika kita ingin berjumpa dengan Tuhan, Allah pasti hadir dan menjamah kita. Di saat kita
senang Dia ada, di saat kita susah Dia ada. Dia ada ketika sakit, Dia ada ketika kita sehat. Dia ada
ketika kita sedang tidur, Dia ada ketika kita sedang bangun. Tapi agar kita bisa merasakan
persekutuan yang indah dengan Dia, kuncinya adalah ketika kita membuka hati kita/Roh Kita untuk
dengan Dia. Tuhan menyediakan kepada kita banyak waktu. Dia selalu rindu bertemu dengan kita
setiap hari bahkan setiap saat. Oleh sebab itu, bangunlah persekutuan dengan Dia. Milikilah kerinduan
untuk selalu bertemu dengan Dia setiap saat, dan saudara akan merasakan kepuasan sejati yang tidak
pernah dimiliki oleh orang lain yang tidak mengenal Dia. KEPUASAN SEJATI DIDAPAT DI
mengenal bahwa Yesus itu adalah Tuhan dan Juru Selamat, hal yang dia lakukan adalah dia
meninggalkan tempayan yang dia gunakan untuk menimba air di sumur itu kemudian pergi ke dalam
kota Samaria dan memberitakan bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juru Selamat kepada semua orang
Samaria di dalam kota itu. Dan hasilnya kalau saudara membaca ayat 39-42 banyak orang Samaria
yang akhirnya percaya dan menerima Yesus sebagai satu-satunya Tuhan dan Juru Selamat.
Saudara perhatikan: Pengenalan yang benar akan Yesus, menghasilkan Persekutuan yang benar akan
Allah. Dan Persekutuan yang benar akan Allah menghasilkan pemberitaan yang benar tentang Yesus.
Dulu sebelum mengenal Yesus, wanita ini menggantungkan hidupnya pada kepuasan lahiriah (Air
dari Sumur dan 5 orang Suami) namun setelah mengenal Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat dia
berubah. Dia meninggalkan kepuasan duniawi yang sia-sia dan menikmati kepuasan di dalam Yesus
yang abadi karena mengenal pribadi Yesus yang sebenarnya dan persekutuan yang benar. Hal itu
membuatnya kemudian terdorong untuk memberitakan kebenaran yang sejati tentang Yesus kepada
semua orang dan hasilnya sungguh sangat menakjubkan. Banyak orang yang akhirnya bertobat dan
percaya serta menerima Tuhan Yesus sebagai satu-satunya Tuhan dan Juru Selamat. Bukankah ini
merupakan kepuasan yang sejati? Menyaksikan orang lain diselamatkan karena percaya kepada
Saudara sekalian. Kekristenan dimulai ketika seseorang percaya bahwa Yesus Kristus adalah satu-
satunya Tuhan dan Juru Selamat Yang telah mati dan bangkit untuk menebus manusia dari dosa.
Kalau saudara hanya percaya bahwa Yesus adalah pembuat mujizat. Saudara tidak akan diselamatkan.
Kalau saudara hanya percaya bahwa Yesus adalah pemberi berkat yang berlimpah-limpah, saudara
tidak akan diselamatkan. Kalau saudara hanya percaya bahwa Yesus adalah penyembuh segala
macam sakit penyakit, saudara tidak akan diselamatkan. Orang hanya bisa diselamatkan apabila dia
percaya bahwa Yesus Kristus adalah satu-satunya Tuhan dan Juru Selamat Yang telah mati dan
bangkit untuk menebus manusia dari dosa. Setelah saudara diselamatkan terus apa? Saudara merasa
puas dengan keselamatan yang Tuhan sudah berikan kepada saudara? Tidak. Saudara dituntut untuk
memberitakannya kepada orang lain yang belum dengar dan percaya kepada Yesus. Tidak ada yang
lebih indah, tidak ada hal lebih yang memuaskan selain mengetahui bahwa orang lain diselamatkan
lewat pemberitaan kita tentang Yesus Kristus. KEPUASAN SEJATI DIDAPAT DI DALAM
SUDAH PUASKAH?
I. KEPUASAN SEJATI DIDAPAT DI DALAM PENGENALAN YANG BENAR TENTANG
YESUS
II. KEPUASAN SEJATI DIDAPAT DI DALAM PERSEKUTUAN YANG BENAR KEPADA
ALLAH
III. KEPUASAN SEJATI DIDAPAT DI DALAM PEMBERITAAN YANG BENAR
TENTANG YESUS