Anda di halaman 1dari 10

SUDAH PUASKAH?

Saudara-saudara sekalian, semua orang di dunia ini mendambakan kenikmatan dan kepuasan dalam

menjalani kehidupan di dalam dunia ini. Kebanyakan orang beranggapan bahwa hal itu bisa dirasakan

ketika memiliki uang yang banyak, atau kekayaan yang berlimpah. Ada pula yang beranggapan

bahwa hal yang membuatnya merasa nikmat dan puas apabila bisa berkeliling dunia, atau ketika ia

bisa menikmati makanan yang mewah, tidur di hotel yang berbintang lima. Semua orang berpikir

bahwa dengan uang dan kekayaan mereka yang berlimpah-limpah dan digunakan untuk membeli apa

saja, melakukan apa saja, pergi ke mana saja sehingga semua keinginan mereka terwujud, maka itulah

yang dinamakan kenikmatan dan kepuasan hidup. Namun pertanyaannya adalah benarkah demikian?

Hari ini melalui perenungan firman Tuhan di Ibadah Paskah GEN-J ini, kita akan belajar bersama-

sama bagaimana caranya agar kita bisa merasakan kenikmatan dan kepuasan hidup. Oleh karena itu,

pada hari ini saya akan menyampaikan Firman Tuhan dengan Tema: SUDAH PUASKAH? Dari Injil

Yohanes 4:14

Yoh. 4:14 tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk
selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam
dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal."
Untuk memahami ayat ini, saya ingin mengajak kita untuk melihat konteks ayat ini dari keseluruhan

perikop ini mulai dari ayat 1-42. Kalau kita melihat keseluruhan isi perikop ini, maka sebenarnya isi

perikop ini adalah percakapan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus dengan seorang perempuan Samaria

di Sumur Yakub ketika Tuhan Yesus melakukan pelayanan dengan mengunjungi wilayah Samaria.

Percakapan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus dan wanita Samaria ini sangat menarik. Kenapa?

Karena orang Yahudi biasanya tidak mau bertemu bahkan berbicara dengan orang Samaria. Orang

Samaria, dulunya adalah orang Israel Utara yang pernah ditaklukkan oleh bangsa Asyur. Mereka

dibuang ke tempat lain karena melakukan yang jahat dimata Tuhan dan yang ditinggalkan hanya

orang-orang miskin dan orang-orang lemah. Raja Asyur kemudian memasukkan penduduk bangsa-

bangsa lain yang kafir, lalu menyuruh mereka diam di kota Samaria menggantikan orang-orang Israel.

Dengan situasi seperti itu maka terjadilah perkawinan campur antara bangsa-bangsa asing yang

datang ke daerah Israel utara dengan bangsa Israel yang masih tinggal, yang kemudian menjadi inti
masyarakat baru di daerah tersebut. Mereka yang kawin campur tetap mengadakan ibadah kepada

Yahweh, tetapi juga menyembah kepada berhala. Dalam hal ini di Samaria terjadi sinkretisme agama

antara agama Israel dan agama kafir. Namun demikian bangsa Samaria tetap memiliki hubungan

dengan bangsa Yahudi. Hubungan antara kedua ras ini (Yahudi dan Samaria) sebelum kejatuhan

Yerusalem pada 586 sM tetap masih dipelihara. Tetapi setelah itu, Yahudi dan Samaria kemudian

menjadi musuh.

Orang Samaria menyembah satu Tuhan Yang Esa (Yahweh) sama seperti orang Yahudi. Tetapi

mereka tidak mengakui Yerusalem sebagai tempat ibadah utama, melainkan bait suci yang di gunung

Gerizim. Gerizim: merupakan gunung suci bagi orang Samaria; karena di atas gunung ini mereka

sering datang bersembahyang dan juga merayakan beberapa perayaan seperti: Paskah, Pentakosta dan

Pondok Daud. Orang Yahudi menganggap bahwa orang Samaria itu kafir karena mereka melakukan

kawin campur dengan bangsa lain. Karena itulah Samaria yang merupakan wilayah yang selalu

dihindari oleh orang Yahudi.

Dengan situasi seperti ini, Yesus beserta para pengikut-Nya melakukan perjalanan ke Yerusalem,

dengan sengaja Yesus melintasi daerah Samaria ini, tentu dengan suatu tujuan bahwa Yesus ingin

memberitakan Injil keselamatan serta merombak paradigma-paradigma orang Yahudi yang berpikir

bahwa orang di luar mereka adalah orang yang kafir dan tidak pantas untuk diselamatkan.

Kalau kita membaca ayat 4, disitu dikatakan bahwa Yesus harus melintasi daerah Samaria. Mengapa

Yesus harus melintasi daerah Samaria? Bukankah pada umumnya Orang Samaria dan orang Yahudi

saling curiga dan saling membenci satu sama lain? Kalau Yesus hanya mau ke Galilea seperti yang

dikatakan dalam ayat 3, maka sebenarnya Yesus tidak seharusnya melewati daerah Samaria. Bisa saja

mereka turun ke sungai Yordan, lalu belok ke arah utara bisa sampai ke Galilea. Tapi bahwa Yesus

sampai mau masuk ke wilayah Samaria, itu bukti bahwa Yesus ingin memulihkan hubungan orang

Yahudi dan orang Samaria, yang dulunya suka membenci menjadi saling mengasihi.

Tetapi juga selain itu Yesus ingin memberitakan kabar keselamatan kepada orang Samaria yang bagi

orang Yahudi adalah pengkhianat/orang kafir/dan tidak layak untuk diselamatkan. Orang Yahudi

sangat bangga dan puas dengan status mereka sebagai bangsa pilihan dan itu membuat mereka enggan
bergaul dengan bangsa-bangsa kafir. Tetapi justru Yesus ingin membuktikan bahwa dengan

perkunjungannya ke daerah Samaria, keselamatan itu sebenarnya bukan cuma untuk Yahudi saja

tetapi juga kepada bangsa-bangsa lain.

Saudara-saudara sekalian, berkaitan dengan tema kita Sudah Puaskah? Saya ingin mengajak kita

untuk melihat beberapa pelajaran penting khususnya bagian yang merupakan percakapan antara

Tuhan Yesus dan Perempuan Samaria ini yang di dalamnya kita akan menemukan beberapa Prinsip

agar kita bisa menikmati Kenikmatan dan Kepuasan Hidup.

I. KEPUASAN SEJATI DIDAPAT DI DALAM PENGENALAN YANG BENAR TENTANG


YESUS (Ayat 6-19)
6 Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia duduk di
pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas. 7 Maka datanglah seorang perempuan Samaria
hendak menimba air. Kata Yesus kepadanya: "Berilah Aku minum." 8 Sebab murid-murid-Nya telah
pergi ke kota membeli makanan. 9 Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya: "Masakan Engkau,
seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?" (Sebab orang Yahudi tidak bergaul
dengan orang Samaria.) 10 Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau engkau tahu tentang karunia
Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah
meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup." 11 Kata perempuan itu
kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari manakah Engkau
memperoleh air hidup itu? 12 Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub, yang
memberikan sumur ini kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia serta anak-
anaknya dan ternaknya?" 13 Jawab Yesus kepadanya: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus
lagi, 14 tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus
untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata
air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal." 15
Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan
tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air." 16 Kata Yesus kepadanya: "Pergilah,
panggillah suamimu dan datang ke sini." 17 Kata perempuan itu: "Aku tidak mempunyai suami."
Kata Yesus kepadanya: "Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami, 18 sebab engkau
sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini
engkau berkata benar." 19 Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, nyata sekarang padaku,
bahwa Engkau seorang nabi.
Menarik bahwa di ayat 7, ketika Tuhan Yesus meminta kepada wanita Samaria ini untuk menimba air

dari sumur itu untuk diberikan kepada Yesus, wanita Samaria itu kemudian menganggap bahwa

permintaan Yesus itu adalah sebuah permintaan yang tidak masuk akal dan tidak biasa. Kenapa?

Karena wanita ini tahu bahwa Yesus itu adalah orang Yahudi. Dan sebagai orang Yahudi tentu

seharusnya Yesus tidak boleh berbicara kepada dirinya sebagai orang Samaria apalagi mengajukan

sebuah permintaan kepadanya untuk menimba air dan diberikan kepada Yesus. Tapi coba saudara

perhatikan ayat 10:


Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau engkau TAHU tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang
berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia
telah memberikan kepadamu air hidup."
kata “Tahu” muncul 2 kali dan kata tahu ini sebenarnya bisa juga diartikan “Mengerti.” Jadi Yesus

sementara ingin membawa wanita ini untuk mengerti akan dua hal: Pertama, Mengerti akan apa itu

Kasih Karunia Allah dan kedua: Mengerti akan siapakah Yesus.

Pertama, berkaitan dengan Mengerti akan kasih karunia Allah.

Apa itu kasih karunia? Kasih Karunia adalah sesuatu yang diberikan oleh Allah kepada manusia

secara cuma-cuma alias gratis. Lalu pertanyaan berikut adalah apa yang diberikan Allah secara cuma-

cuma? Kalau memperhatikan konteks sebelumnya di mana ketika wanita Samaria ini menyinggung

pemisahan antara orang Samaria dan juga orang Yahudi maka kita bisa menyimpulkan bahwa kasih

karunia yang dimaksud adalah penerimaan Allah kepada wanita Samaria itu. Artinya, walaupun orang

Yahudi tidak mau menerima orang Samaria, tetapi Allah menerima orang Samaria. Walaupun orang

Yahudi tidak mengasihi orang Samaria, tetapi Allah mengasihi orang Samaria. Orang Yahudi

menganggap orang Samaria Musuh, tetapi Allah mengasihi, menerima, dan memberikan keselamatan

kepada orang Samaria.

Berarti bahwa Kasih Allah tidak hanya kepada orang Yahudi tetapi juga kepada semua orang di segala

bangsa, suku bangsa apapun. Allah mengasihi semua orang. Itulah kasih Karunia.

Kedua, adalah mengerti akan siapakah Yesus.

Kalau kita memperhatikan ayat 6, maka kita bisa melihat bahwa percakapan antara Tuhan Yesus dan

perempuan Samaria di lakukan di sebuah sumur yang disebut sumur Yakub. Disebut sebagai sumur

Yakub karena lokasi sumur tersebut terletak beberapa ratus meter dari kuburan Yakub. Sumur ini

memiliki sumber mata air yang sangat kuat, dan dapat diandalkan, dari zaman Yakub sampai dengan

masa kini. Kalau dengan demikian, maka kita bisa melihat bahwa penduduk Samaria sangat

bergantung pada sumber mata air yang berasal dari Sumur ini. Bagi penduduk Samaria, sumber mata

air yang berasal dari sumur ini sangat penting bagi kehidupan mereka karena mata air dari Sumur ini

sangat kuat, berlimpah airnya, dan tidak pernah kering.


Ketika Tuhan Yesus mengatakan bahwa “Jika engkau tahu siapakah Dia yang berkata kepadamu

Berilah Aku minum!” Sebenarnya Tuhan Yesus ingin membawa wanita itu kepada sebuah pengertian

yang benar tentang siapakah Yesus yang sesungguhnya. Dan untuk memberikan pengertian yang

benar kepada wanita itu tentang siapakah Yesus yang sebenarnya, maka di ayat 10 bagian yang

terakhir Yesus menjelaskan bahwa dirinya adalah Pemberi Air Kehidupan.

Di sini Tuhan Yesus sedang mengontraskan antara Sumber Air dari Sumur itu dengan diri-Nya yang

adalah Sumber Air Hidup. Kalau minum air dari sumur itu walaupun air dari sumur itu bisa

memberikan kepuasan, namun setelah itu orang pasti akan haus lagi, tetapi jikalau seseorang minum

air yang berasal dari Yesus, maka seseorang tidak akan mengalami kehausan lagi sampai selama-

lamanya. Ini berarti bahwa sekali pun wanita Samaria itu nantinya meminum air dari sumur itu dan

tidak merasa dahaga, namun itu tidak berlangsung lama. Setelah itu dia pasti akan haus lagi. Dengan

demikian maka dapat disimpulkan bahwa air yang berasal dari sumur itu hanya bisa memberikan

kepuasan sesaat. Tetapi Yesus menjamin bahwa air yang Dia beri akan memberikan kepuasan selama-

lamanya bagi yang meminumnya. Siapa yang menerima air yang dari Yesus dan meminumnya, tidak

akan haus sampai selama-lamanya. Perhatikanlah ayat 14:

14 tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-
lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya,
yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal."
Lalu air seperti apa yang diberikan oleh Tuhan Yesus? Air Jenis apa yang Yesus miliki yang

didalamnya jika seseorang minum daripadanya dia tidak akan haus lagi sampai selama-lamanya? Air

hidup yang dijelaskan di dalam ayat 10 ini tentunya merupakan kiasan. Kiasan dari apa? Hidup kekal.

Air adalah unsur terpenting dalam hidup manusia. Dengan Air orang bisa hidup. Dan jikalau Yesus

adalah sumber air hidup, maka Yesus adalah satu-satunya sumber hidup kekal. Siapa yang menerima

Yesus, dia memiliki hidup kekal. Siapa yang tidak menerima Yesus, dia tidak menerma hidup kekal.

Melalui ungkapan Yesus dalam ayat 10, 13, dan 14 ini, Yesus ingin agar wanita Samaria itu mengerti

dan memahami dengan benar bahwa Yesus adalah sumber kepuasan yang sejati. Yesus adalah sumber

kehidupan kekal. Wanita itu menggantungkan hidupnya pada sumber kehidupan yang sementara.

Tetapi Yesus ingin agar wanita itu mengerti bahwa Yesus adalah sumber kehidupan kekal, dan siapa
yang memiliki Yesus akan mengalami kepuasan yang sejati. Segala kepuasan di luar Yesus yang

dimiliki oleh seseorang adalah sia-sia.

Perhatikan juga bahwa di ayat 16-18 Tuhan Yesus mengungkapkan hal yang mengagetkan bahwa

wanita ini ternyata memiliki 5 orang suami:

16 Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini." 17 Kata perempuan
itu: "Aku tidak mempunyai suami." Kata Yesus kepadanya: "Tepat katamu, bahwa engkau tidak
mempunyai suami, 18 sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu,
bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar."
Bahwa wanita itu memiliki 5 orang suami menunjukkan bahwa wanita ini mengejar kepuasan dengan

cara yang tidak benar. Mungkin dia berpikir bahwa dengan memiliki 5 orang suami, dirinya akan

bahagia, dirinya akan dinafkahi oleh kelima suaminya tersebut. Namun ketika Yesus mengungkapkan

fakta tersebut, dirinya akhirnya sadar bahwa tindakan itu salah, karena mengejar kepuasan dengan

cara yang salah adalah sia-sia.

Saudara-saudara sekalian, melalui fakta ini sebenarnya kita mau diajarkan bahwa kepuasan yang sejati

adalah ketika kita memiliki pengertian yang benar tentang Allah. Pengertian yang benar bahwa Allah

yang kita sembah adalah Allah yang mengasihi saya, menerima saya apa adanya, Allah yang mau

mengampuni saya yang sudah melakukan banyak dosa dan pelanggaran. Pengertian yang benar bahwa

Allah menyediakan keselamatan kekal bagi saya jika saya mau percaya kepada dia bahwa dia adalah

satu-satunya Tuhan dan Juru selamat saya secara pribadi. Itulah kepuasan yang sejati.

Kepuasan yang sejati bukan ketika kita memiliki banyak uang. Kepuasan yang sejati bukan diperoleh

ketika kita memiliki mobil mewah, harta berlimpah, sekolah tinggi, pangkat tinggi, jabatan tinggi,

tidur di atas uang milyardan dan lain sebagainya. Itu semua adalah kepuasan yang sia-sia. Saudara

boleh memiliki banyak uang. Saudara boleh memiliki pekerjaan/karir yang bagus. Saudara boleh

hebat dalam pelayanan. Saudara boleh memiliki segudang prestasi yang membanggakan. Tapi kalau

saudara tidak memiliki Yesus, saudara tidak akan selamat. Semua hal yang saudara miliki dan peroleh

hanya menjadi kepuasaan sesaat yang suatu waktu akan sirna.

Ilustrasi: Jika kekuasaan bisa membuat seseorang bahagia, tentu Presiden Brasil Getulio Vargas tidak

akan menembak jantungnya sendiri. Jika kecantikan bisa membuat seseorang bahagia, Marilyn
Monroe yang kala itu dijuluki sebagai Wanita tercantik di dunia, tidak akan meminum alcohol dan

obat depresi yang menyebabkan dia akhirnya overdosis. Jika kekayaan bisa membuat orang bahagia,

Adolf Merckle yang adalah orang terkaya dari Jerman tidak akan menabrakan dirinya sendiri ke

kereta api. Jika ketenaran bisa membuat seseorang bahagia, tentunya Michael Jackson tidak akan

meminum obat tidur setiap malam hingga akhirnya ia overdosis.

Kepuasan yang sejati, kepuasan yang kekal adalah ketika kita memiliki pemahaman yang benar

tentang Allah bahwa Allah itu mengasihi dan menyediakan keselamatan buat saya. Kepuasan yang

sejati itu terletak ketika kita memiliki pemahaman yang benar bahwa tanpa Allah, saya bukanlah apa-

apa. Oleh karena itu janganlah mengejar kepuasan dunia. Janganlah mengejar kepuasan di luar Yesus.

Itu semua sia-sia. KEPUASAN SEJATI HANYA DIDAPAT DALAM PENGENALAN YANG

BENAR AKAN YESUS.

II. KEPUASAN SEJATI DIDAPAT DI DALAM PERSEKUTUAN YANG BENAR KEPADA


ALLAH (Ayat 20-26)
20 Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalemlah
tempat orang menyembah." 21 Kata Yesus kepadanya: "Percayalah kepada-Ku, hai perempuan,
saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di
Yerusalem. 22 Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal,
sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi. 23 Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba
sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran;
sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. 24 Allah itu Roh dan barangsiapa
menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran." 25 Jawab perempuan itu kepada-
Nya: "Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yang disebut juga Kristus; apabila Ia datang, Ia akan
memberitakan segala sesuatu kepada kami." 26 Kata Yesus kepadanya: "Akulah Dia, yang sedang
berkata-kata dengan engkau."
Perhatikanlah bahwa mulai dari ayat 20 sampai 26, kata menyembah/penyembahan muncul berkali-

kali. Artinya adalah bahwa Yesus ingin menegaskan bahwa kepuasan yang sejati hanya bisa didapat

dalam Penyembahan/Persekutuan yang benar kepada Allah. Mengapa dikatakan

penyembahan/persekutuan yang benar?

Orang Yahudi beribadah di Bait Allah yang berada di gunung Sion Yerusalem. Orang Yahudi sangat

mengsakralkan bait Allah mereka di Yerusalem itu. Bagi mereka Allah hanya hadir di Bait Allah

Yerusalem. Umat Tuhan hanya bisa bertemu dengan Allah di Bait Allah Yerusalem. Bagi Orang

Yahudi orang hanya bisa merasakan kehadiran Allah di Bait Allah Yerusalem.
Sedangkan orang-orang Samaria mereka tidak mengakui Yerusalem sebagai tempat ibadah utama.

Mereka tidak mengakui Bait Allah Yerusalem sebagai pusat peribadatan dan tempat kehadiran Allah.

Tetapi mereka juga beribadah kepada Allah, tetapi bukan di gunung Sion di Yerusalem tetapi di Bait

Allah yang mereka dirikan di gunung Gerizim. Orang Samaria sangat mengsakralkan bait Allah

mereka di Gunung Gerizim itu. Bagi mereka Allah hanya hadir di Bait Allah di Gunung Gerizim.

Umat Tuhan hanya bisa bertemu dengan Allah di Bait Allah di Gunung Gerizim. Orang hanya bisa

merasakan kehadiran Allah di Bait Allah di Gunung Gerizim.

Tapi bagi Yesus, itu pemahaman yang keliru. Di ayat 21 Tuhan Yesus mengatakan Ibadah yang benar

itu bukan dilakukan di Bait Allah Yerusalem ataupun di Gunung Gerizim. Kenapa? Karena menurut

Yesus Allah itu Roh. Dan kalau Allah adalah Roh, maka Allah hanya bisa disembah di dalam Roh dan

kebenaran. Maksudnya apa? Kalau Allah adalah Roh, maka Allah tidak bisa dibatasi keharirannya

oleh waktu tertentu dan tempat tertentu. Allah tidak bisa dibatasi dengan Bait Allah di Yerusalem

ataupun di Gunung Gerizim, atau di mana pun.

Allah adalah Roh maka Allah bisa hadir di mana saja, kapan saja. Kita hanya bisa merasakan

kehadiran Allah hanya ketika kita berada pada level Roh kita terkoneksi dengan Roh Allah. Di mana

saja, kapan saja kita mau bertemu dengan Allah, asalkan kita berada dalam dimensi Rohani, maka

disitulah kita bisa merasakan persekutuan dengan Allah yang akan memberikan kita suatu kepuasan

yang sejati.

Oleh karena itu saudara, milikilah persekutuan yang benar kepada Allah. Jangan berpikir bahwa

tunggu saya ke gereja dulu baru saya beribadah. Tunggu saya ikut ibadah GEN-J dulu baru itu

namanya ibadah. Tidak. Allah adalah Roh. Di mana saja, kapan saja, dalam situasi seperti bagaimana

pun, ketika kita ingin berjumpa dengan Tuhan, Allah pasti hadir dan menjamah kita. Di saat kita

senang Dia ada, di saat kita susah Dia ada. Dia ada ketika sakit, Dia ada ketika kita sehat. Dia ada

ketika kita sedang tidur, Dia ada ketika kita sedang bangun. Tapi agar kita bisa merasakan

persekutuan yang indah dengan Dia, kuncinya adalah ketika kita membuka hati kita/Roh Kita untuk

mengundang Dia hadir dalam hidup kita.


Saudara, kepuasan yang sejati itu hanya bisa diperoleh ketika kita memiliki persekutuan yang benar

dengan Dia. Tuhan menyediakan kepada kita banyak waktu. Dia selalu rindu bertemu dengan kita

setiap hari bahkan setiap saat. Oleh sebab itu, bangunlah persekutuan dengan Dia. Milikilah kerinduan

untuk selalu bertemu dengan Dia setiap saat, dan saudara akan merasakan kepuasan sejati yang tidak

pernah dimiliki oleh orang lain yang tidak mengenal Dia. KEPUASAN SEJATI DIDAPAT DI

DALAM PERSEKUTUAN YANG BENAR KEPADA ALLAH

III. KEPUASAN SEJATI DIDAPAT DI DALAM PEMBERITAAN YANG BENAR TENTANG


YESUS (Ayat 27-42)
27 Pada waktu itu datanglah murid-murid-Nya dan mereka heran, bahwa Ia sedang bercakap-cakap
dengan seorang perempuan. Tetapi tidak seorang pun yang berkata: "Apa yang Engkau kehendaki?
Atau: Apa yang Engkau percakapkan dengan dia?" 28 Maka perempuan itu meninggalkan
tempayannya di situ lalu pergi ke kota dan berkata kepada orang-orang yang di situ: 29 "Mari,
lihat! Di sana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat.
Mungkinkah Dia Kristus itu?" 30 Maka mereka pun pergi ke luar kota lalu datang kepada
Yesus. 31 Sementara itu murid-murid-Nya mengajak Dia, katanya: "Rabi, makanlah." 32 Akan tetapi
Ia berkata kepada mereka: "Pada-Ku ada makanan yang tidak kamu kenal." 33 Maka murid-murid itu
berkata seorang kepada yang lain: "Adakah orang yang telah membawa sesuatu kepada-Nya untuk
dimakan?" 34 Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang
mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. 35 Bukankah kamu mengatakan: Empat bulan lagi
tibalah musim menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-
ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai. 36 Sekarang juga penuai telah menerima
upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal, sehingga penabur dan penuai sama-
sama bersukacita. 37 Sebab dalam hal ini benarlah peribahasa: Yang seorang menabur dan yang lain
menuai. 38 Aku mengutus kamu untuk menuai apa yang tidak kamu usahakan; orang-orang lain
berusaha dan kamu datang memetik hasil usaha mereka." 39 Dan banyak orang Samaria dari kota
itu telah menjadi percaya kepada-Nya karena perkataan perempuan itu, yang bersaksi: "Ia
mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat." 40 Ketika orang-orang Samaria
itu sampai kepada Yesus, mereka meminta kepada-Nya, supaya Ia tinggal pada mereka; dan Ia
pun tinggal di situ dua hari lamanya. 41 Dan lebih banyak lagi orang yang menjadi percaya
karena perkataan-Nya, 42 dan mereka berkata kepada perempuan itu: "Kami percaya, tetapi
bukan lagi karena apa yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami
tahu, bahwa Dialah benar-benar Juruselamat dunia."
Kalau saudara memperhatikan mulai ayat 28, 29, 30, setelah Perempuan Samaria itu akhirnya

mengenal bahwa Yesus itu adalah Tuhan dan Juru Selamat, hal yang dia lakukan adalah dia

meninggalkan tempayan yang dia gunakan untuk menimba air di sumur itu kemudian pergi ke dalam

kota Samaria dan memberitakan bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juru Selamat kepada semua orang

Samaria di dalam kota itu. Dan hasilnya kalau saudara membaca ayat 39-42 banyak orang Samaria

yang akhirnya percaya dan menerima Yesus sebagai satu-satunya Tuhan dan Juru Selamat.

Saudara perhatikan: Pengenalan yang benar akan Yesus, menghasilkan Persekutuan yang benar akan

Allah. Dan Persekutuan yang benar akan Allah menghasilkan pemberitaan yang benar tentang Yesus.
Dulu sebelum mengenal Yesus, wanita ini menggantungkan hidupnya pada kepuasan lahiriah (Air

dari Sumur dan 5 orang Suami) namun setelah mengenal Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat dia

berubah. Dia meninggalkan kepuasan duniawi yang sia-sia dan menikmati kepuasan di dalam Yesus

yang abadi karena mengenal pribadi Yesus yang sebenarnya dan persekutuan yang benar. Hal itu

membuatnya kemudian terdorong untuk memberitakan kebenaran yang sejati tentang Yesus kepada

semua orang dan hasilnya sungguh sangat menakjubkan. Banyak orang yang akhirnya bertobat dan

percaya serta menerima Tuhan Yesus sebagai satu-satunya Tuhan dan Juru Selamat. Bukankah ini

merupakan kepuasan yang sejati? Menyaksikan orang lain diselamatkan karena percaya kepada

Yesus, bukankah itu kepuasan sejati?

Saudara sekalian. Kekristenan dimulai ketika seseorang percaya bahwa Yesus Kristus adalah satu-

satunya Tuhan dan Juru Selamat Yang telah mati dan bangkit untuk menebus manusia dari dosa.

Kalau saudara hanya percaya bahwa Yesus adalah pembuat mujizat. Saudara tidak akan diselamatkan.

Kalau saudara hanya percaya bahwa Yesus adalah pemberi berkat yang berlimpah-limpah, saudara

tidak akan diselamatkan. Kalau saudara hanya percaya bahwa Yesus adalah penyembuh segala

macam sakit penyakit, saudara tidak akan diselamatkan. Orang hanya bisa diselamatkan apabila dia

percaya bahwa Yesus Kristus adalah satu-satunya Tuhan dan Juru Selamat Yang telah mati dan

bangkit untuk menebus manusia dari dosa. Setelah saudara diselamatkan terus apa? Saudara merasa

puas dengan keselamatan yang Tuhan sudah berikan kepada saudara? Tidak. Saudara dituntut untuk

memberitakannya kepada orang lain yang belum dengar dan percaya kepada Yesus. Tidak ada yang

lebih indah, tidak ada hal lebih yang memuaskan selain mengetahui bahwa orang lain diselamatkan

lewat pemberitaan kita tentang Yesus Kristus. KEPUASAN SEJATI DIDAPAT DI DALAM

PEMBERITAAN YANG BENAR TENTANG YESUS

SUDAH PUASKAH?
I. KEPUASAN SEJATI DIDAPAT DI DALAM PENGENALAN YANG BENAR TENTANG
YESUS
II. KEPUASAN SEJATI DIDAPAT DI DALAM PERSEKUTUAN YANG BENAR KEPADA
ALLAH
III. KEPUASAN SEJATI DIDAPAT DI DALAM PEMBERITAAN YANG BENAR
TENTANG YESUS

Anda mungkin juga menyukai