Anda di halaman 1dari 3

Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus Amin.

Tuhan yang penuh kasih. kami mengucap syukur atas segala bentuk penyertaan baik-Mu pada kami
semua sehingga pada kesempatan ini kami bisa bersama-sama untuk kembali mendengarkan firman-
Mu.

Semoga setiap ucapan perkataan dari-Mu melalui bacaan Injil hari ini dapat menjadi penerang
kehidupan kami dan mejadi pedoman hidup kami. Tuhan yang maha kasih, bimbinglah kami untuk
menjadi pendengar yang baik. Demi Kristus Tuhan kami. Amin

Pembacaan hari ini diambil dari Injil Markus bab 6 ayat 14 s.d 29.

Mrk 6:14 Pada waktu itu: Raja Herodes mendengar tentang Yesus, sebab nama-Nya sudah terkenal
dan orang mengatakan: “Yohanes Pembaptis sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah
sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam Dia.”

Mrk 6:15 Yang lain mengatakan: “Dia itu Elia!” Yang lain lagi mengatakan: “Dia itu seorang nabi sama
seperti nabi-nabi yang dahulu.”

Mrk 6:16 Waktu Herodes mendengar hal itu, ia berkata: “Bukan, dia itu Yohanes yang sudah
kupenggal kepalanya, dan yang bangkit lagi.”

Mrk 6:17 Sebab memang Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan
membelenggunya di penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya, karena
Herodes telah mengambilnya sebagai isteri.

Mrk 6:18 Karena Yohanes pernah menegor Herodes: “Tidak halal engkau mengambil isteri
saudaramu!”

Mrk 6:19 Karena itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud untuk membunuh
dia, tetapi tidak dapat,

Mrk 6:20 sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang
benar dan suci, jadi ia melindunginya. Tetapi apabila ia mendengarkan Yohanes, hatinya selalu
terombang-ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan dia.

Mrk 6:21 Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika Herodes pada hari ulang
tahunnya mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesarny perwira-perwiranya dan orang-
orang terkemuka di Galilea.

Mrk 6:22 Pada waktu itu anak perempuan Herodias tampil lalu menari, dan ia menyukakan hati
Herodes dan tamu-tamunya. Raja berkata kepada gadis itu: “Minta dari padaku apa saja yang
kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!”,

Mrk 6:23 lalu bersumpah kepadanya: “Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun
setengah dari kerajaanku!”

Mrk 6:24 Anak itu pergi dan menanyakan ibunya: “Apa yang harus kuminta?” Jawabnya: “Kepala
Yohanes Pembaptis!”

Mrk 6:25 Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta: “Aku mau, supaya sekarang juga
engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam!”

Mrk 6:26 Lalu sangat sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya ia tidak
mau menolaknya.
Mrk 6:27 Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala
Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara.

Mrk 6:28 Ia membawa kepala itu di sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu dan gadis itu
memberikannya pula kepada ibunya.

Mrk 6:29 Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu mereka datang dan mengambil mayatnya,
lalu membaringkannya dalam kuburan.

Demikianlah Injil Tuhan, Terpujilah Kristus

Renungan

Suster, Bapak, Ibu, serta anak-anak yang dikasihi Tuhan.

Dendam itu berbahaya. Ibarat setan, ia akan mencari saat dan cara yang tepat untuk
melampiaskannya. Selama dendam belum lepas atau terlampiaskan, selama itu pula ia bisa merusak
jiwa pemiliknya dan mengancam nyawa orang lain.

Adalah Herodias, istri Herodes, sudah lama menaruh dendam kepada Yohanes Pembaptis, Ia ingin
membunuhnya. Sayang, Herodes segan kepada Yohanes dan melindunginya karena Yohanes adalah
orang benar dan suci.

Akhirnya, saat dan cara yang tepat Herodias temukan, ketika Herodes menawarkan hadiah kepada
putrinya. Putrinya meminta kepada Yohanes atas pertunjukan ibunya, Herodias. Dendam Herodias
pun terlampiaskan dengan kematian Yohanes.

Kita diajak untuk menaruh kasih, bukan menyimpan dendam. Dengan cinta, kita bisa memelihara
kemurnian jiwa kita dan keselamatan sesama, bahkan keselamatan mereka yang tidak kita kenal,
yang terkena hukuman, dan yang tersisih.

Yesus Kristus telah memelopori praktik cinta kasih itu. Ia mencintai siapa pun, tak terkecuali mereka
yang memusuhi-Nya. Dengan cinta-Nya semakin banyak orang diselamatkan. Bagaimana dengan
kita.

IMAN perlu dihayati dalam keseharian, dalam tindakan-tindakan sederhana yang kita lakukan setiap
hari. Salah satu cara yang dilakukan untuk menghayati iman adalah dengan memelihara kasih
persaudaraan. Kita memperlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan. Dalam kasih
persaudaraan, kita tidak lekas menghakimi yang melakukan kesalahan, tetapi tulus memberikan
teguran dan pengampunan.

Untuk mengakhiri renungan ini, marilah kita berdoa:

Ya Bapa, ajarilah kami untuk menaruh kasih sayang kepada siapa pun, terutama kepada mereka yang
jauh dari hati.

Berkatilah kami, ya Tuhan, agar mampu memelihara kasih persaudaraan, berbelas kasih terhadap
sesama yang membutuhkan, dan berani mengatakan kebenaran dalam situasi apa pun demi
kebaikan semua. Demi Kristus Tuhan dan Juru Selamat Kami

.
Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus Amin.

Anda mungkin juga menyukai