Anda di halaman 1dari 77

LAPORAN PELAKSANAAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR PROFESI PEGAWAI NEGERI SIPIL


GOLONGAN III ANGKATAN LVI

PENCEGAHAN KAMBUHNYA PENYAKIT GASTRITIS DENGAN


PEMANFAATAN TOGA (TANAMAN OBAT KELUARGA)
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PULAU KODINGARENG

OLEH:

MULIATY, S.Kep., Ns
NIP. 19871104 202012 2 004

PEMERINTAH KOTA MAKASSAR BEKERJA SAMA


DENGAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
MANUSIA PROPINSI SULAWESI SELATAN
2021

i
LEMBAR PERSETUJUAN
HASIL PELAKSANAAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL ANGKATAN LVI
PEMERINTAH KOTA MAKASSAR
BEKERJA SAMA DENGAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SULAWESI SELATAN
TAHUN 2021

NAMA : MULIATY, S.Kep., Ns


NIP : 19871104 202012 2 001
UNIT KERJA : PUSKESMAS PULAU KODINGARENG
JABATAN : AHLI PERTAMA - PERAWAT
JUDUL AKTUALISASI :PENCEGAHAN KAMBUHNYA PENYAKIT
GASTRITIS DENGAN PEMANFAATAN
TOGA (TANAMAN OBAT KELUARGA) DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS PULAU
KODINGARENG

Disetujui untuk diseminarkan pada seminar hasil aktualisasi


Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Angkatan LVI
Pemerintah Kota Makassar

Makassar, 29 Oktober 2021

Coach Mentor

A, WAHYUDDIN, S.Sos,M.A.P drg.CITRA OCTAVIA PARINDINGAN


Nip. 19720211 199203 1 004 Nip. 19851018 201503 2 003

Mengetahui
Kepala Badan Kepegawaian dan
Pengembangan SDMD Kota Makassar

Drs. ANDI SISWANTA


Pangkat: Pembina TK 1
Nip. 19621206 199003 1 007

ii
LEMBAR PENGESAHAN
HASIL PELAKSANAAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL ANGKATAN LVI


PEMERINTAH KOTA MAKASSAR
BEKERJA SAMA DENGAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SULAWESI SELATAN
TAHUN 2021

NAMA : MULIATY, S.Kep., Ns


NIP : 198711042020122001
UNIT KERJA : PUSKESMAS PULAU KODINGARENG
JABATAN : AHLI PERTAMA - PERAWAT
JUDUL AKTUALISASI : PENCEGAHAN KAMBUHNYA PENYAKIT
GASTRITIS DENGAN PEMANFAATAN
TOGA (TANAMAN OBAT KELUARGA) DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS PULAU
KODINGARENG

Disetujui untuk diseminarkan pada seminar hasil aktualisasi


Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Angkatan LVI
Pemerintah Kota Makassar

Makassar 30 Oktober 2021


Coach Penguji

A. WAHYUDDIN, S.Sos,M.A.P Dr. BUANA, S.Pd., M.Pd.A


Nip. 19720211 199203 1 004 Nip. 19710203 199602 1 001

Mengetahui
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Provinsi Sulawesi Selatan

Drs. H. ASRI SAHRUN SAID


Pangkat: Pembina Utama Madya
Nip. 19671203 199403 1 009

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa atas berkat rahmat serta
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Hasil Aktualisasi ini
dengan tema “Pencegahan kambuhnya penyakit gastritis dengan pemanfaatan TOGA
(Tanaman Obat Keluarga) di Wilayah Kerja Puskesmas Pulau Kodingareng ”.
Tujuan laporan rancangan aktualisasi ini agar menjadi bekal sebagai Aparatur
Sipil Negara yang professional yaitu ASN yang karakternya dibentuk oleh nilai-nilai
dasar profesi ASN yang memiliki Akuntabilitas atas tugas dan peranan yang
diamanahkan kepadanya sebagai pelayan publik dengan menerapkan nilai dari Etika
publik, yang selalu mengedepankan Komitmen mutu untuk kepentingan publik, serta
dapat mengaktualisasikan nilai dasar Anti korupsi bagi kehidupan pribadi, keluarga,
masyarakat dan bangsa.
Terselesaikannya laporan rancangan aktualisasi ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak, sehingga pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan penuh
rasa hormat penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya bagi semua
pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun materil baik langsung maupun
tidak langsung dalam penyusunan laporan rancangan aktualisasi ini hingga selesai,
terutama kepada yang saya hormati:
1. Bapak Ir. Ramdani pomanto, M.Si sebagai wali kota Makassar
2. Bapak Drs. H. Asri Sahrun Said sebagai Kepala BKPSDM Pemerintah Provinsi
Sulawesi selatan
3. Bapak Drs. Andi Siswanta Sebagai Kepala BKPSDM Pemerintah kota
Makasssar yang telah memfasilitasi dan mendukung penulis untuk mengikuti
Diklat CPNS Pemerintah Kota Makassar
4. Bapak A. Wahyuddin, S.Sos, M.AP Sebagai Coach yang telah membimbing
penulis sehingga aktualisasi ini dapat terselesaiakan dengan baik.
5. Bapak Dr. Buana, S.Pd., M.Pd.A selaku penguji yang telah memberikan masukan
demi kesempurnaan Aktualisasi ini.

iv
6. Ibu drg.Citra Octavia Parindingan. Sebagai mentor yang telah memberikan
bimbingan rancangan aktualisasi ini dan izin untuk mengikuti Diklatsar CPNS
Pemerintah Kota Makassar sehingga terlaksana dengan baik.
7. Widyaiswara yang telah mendidik dan membimbing dalam pelatihan Diklatsar
CPNS Pemerintah Kota Makassar.
8. Kepada Seluruh Panitia Diklatsar CPNS Pemerintah Kota Makassar yang telah
berkontribusi dalam pelaksanaan Diklatsar agar terlaksana dengan baik.
9. Teristimewa kepada Orang Tua dan suami penulis yang selalu mendoakan,
memberikan motivasi dan pengorbanannya baik dari segi moril, materi kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan rancangan aktualisasi ini. 
10. Teman seperjuangan peserta Diklatsar Angkatan 56 terkhusus kamar 608 atas
kebersamaan dan kekompakan yang selalu terukir di kelas sehingga memberi
motivasi tersendiri bagi penulis dalam penyusunan aktualisasi ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan penulis berharap semoga laporan rancangan aktualisasi ini dapat
bermanfaat bagi kita semua dan menjadi bahan masukan dalam dunia kesehatan.

Makassar, 29 Oktober 2021

Muliaty,S.Kep., Ns

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................................iii
KATAPENGANTAR..................................................................................................iv
DAFTAR ISI...............................................................................................................vi
DAFTAR TABEL.....................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG....................................................................................1
B. TUJUAN DAN MANFAAT .........................................................................3
C. RUANG LINGKUP.......................................................................................4
D. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN ...............................................4

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN NILAI-NILAI DASAR


ASN
A. DESKRIPSI ORGANISASI................................................................................5
1. KEADAAN GEOGRAFI..................................................................................5
2. STRUKTUR ORGANISASI.............................................................................6
3. VISI, MISI,TATA NILAI DAN MOTTO.........................................................7
4. TUGAS DAN FUNGSI PUSKESMAS.............................................................7
5. TUGAS POKOK PERAWAT...........................................................................9

B. NILAI-NILAI DASAR ASN........................................................................10


1. AKUNTABILITAS.........................................................................................10
2. NASIONALISME...........................................................................................13
3. ETIKA PUBLIK..............................................................................................14
4. KOMITMEN MUTU......................................................................................15
5. ANTI KORUPSI.............................................................................................15
C. PERAN DAN KEDUDUKAN ASN............................................................17
1. MANAJEMEN ASN.......................................................................................17
2. PELAYAN PUBLIK.......................................................................................18
3. WHOLE OF GOVERMENT (WOG)..............................................................19

BAB III RANCANGAN AKTUALISASI


A. DESKRIPSI ISU...........................................................................................22
B. ANALISIS ISU.............................................................................................27
C. RANCANGAN AKTUALISASI..................................................................30

vi
BAB IV CAPAIAN AKTUALISASI DAN ANALISIS DAMPAK NILAI – NILAI
DASAR PROFESI ASN
A. CAPAIAN AKTUALISASI.........................................................................39
B. ANALISIS DAMPAK .................................................................................57
C. ANALISIS DAMPAK KEGIATAN AKTUALISASI, KENDALA DAN
SOLUSINYA................................................................................................62
D. ANALISIS DAMPAK ISU YANG DIANGKAT ......................................65

BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN...................................................................................................66
B. SARAN.........................................................................................................67
DAFTAR PUSTAKA

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Relevansi Isu terhadap Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI
Tabel 3.2 Bobot Penetapan Kriteria Kualitas Isu
Tabel 3.3 Analisis Kriteria Isu dengan Alat Analisis APKL
Tabel 3.4 Analisis Kriteria Isu dengan Alat Analisis USG
Tabel 3.5 Matriks Rancangan Aktualisasi
Tabel 3.6 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Melakukan konsultasi kepada pimpinan dan Membahas rencana


kegiatan yang akan dilaksanakan, surat persetujuan kegiatan
Gambar 1.2. Catatan hasil arahan dan bimbingan
Gambar 1.3 Menyiapkan media dan tanaman percontohan TOGA
Gambar 2.1 Konsultasi dengan PJ Rekam Medik
Gambar 2.2. Data pasien yang akan dikunjungi
Gambar 2.3 Absensi Data Pasien
Gambar 2.4 Pre test dan post test
Gambar 2.5 Leaflet
Gambar 3.1 Pengkajian Keperawatan
Gambar 3.2 Mengkaji pengetahuan pasien dan keluarga tentang tanaman obat
keluarga.
Gambar 4.1 Pembagikan lembar pre test

Gambar 4.2 Penyuluhan

Gambar 4.3 Absen penyuluhan

Gambar 4.4 Membagikan Post-Test


Gambar 5.1 Grafik Tingkat Pengetahuan Pre dan Post Test

Gambar 5.2 Pelaporan Hasil Kegiatan

Gambar 5.3 Kegiatan Pemantauan

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara mempunyai peran yang amat penting untuk
menyelenggarakan kebijakan pemerintah dan pelayanan publik dalam rangka
menciptakan masyarakat madani yang taat hukum, berperadaban modern,
demokratis, makmur, adil, dan bermoral tinggi secara adil dan merata,
menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan penuh kesetiaan kepada
pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Untuk itu diperlukan
karakter ASN yang kompeten dalam menjalankan tanggung jawab dan
pekerjaannya.
Untuk itu Undang-undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara menimbang bahwa diperlukan pembangunan Aparatur Sipil Negara
yang memiliki interitas, profesional, netral dan bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme, serta mampu
menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu
menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945. Pembangunan tersebut diharapkan dapat berkontribusi positif
bagi pencapaian cita-cita dan tujuan bangsa seperti yang tercantum dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun1945.

Berkaitan dengan pembentukan PNS yang profesional, penulis


sebagai perawat di Puskesmas Pulau Kodingareng mengidentifikasi
kekurangan-kekurangan yang perlu mendapat perhatian guna mencapai
tujuan untuk membentuk PNS yang profesional dan dalam rangka
mewujudkan visi dan misi organisasi. Melalui kegiatan aktualisasi yang
menerapkan konsep nilai dasar akuntabilitas, nasionalisme, etika publik,
komitmen mutu, dan anti korupsi (ANEKA) maka penulis berharap dapat
memberikan kontribusi melalui kegiatan-kegiatan yang bersifat solutif dan

1
inovatif sehingga nantinya bisa menjadi ASN yang profesional sebagai
perawat di Puskesmas Pulau Kodingareng.

Gastritis merupakan penyakit pada lambung yang terjadi akibat


peradangan dinding lambung. Pada dinding lambung atau lapisan mukosa
lambung ini terdapat kelenjar yang menghasilkan asam lambung dan enzim
pencernaan yang bernama pepsin. Untuk melindungi lapisan mukosa
lambung dari kerusakan yang diakibatkan asam lambung, dinding lambung
dilapisi oleh lendir (mukus) yang tebal. Apabila mukus tersebut rusak,
dinding lambung rentan mengalami peradangan.

Tanaman Obat Keluarga (TOGA) pada hakekatnya adalah tanaman


berkhasiat yang ditanam di lahan pekarangan yang dikelola oleh keluarga.
Ditanam dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan
tradisional yang dapat dibuat sendiri. Tanaman obat keluarga (TOGA)
menjadi salah satu pilihan masyarakat untuk ditanam di lahan pekarangan,
dengan pertimbangan karena dapat dimanfaatkan untuk kesehatan. Tanaman
obat dapat dijadikan obat yang aman, tidak mengandung bahan kimia, murah,
dan mudah didapat.

Laporan aktualisasi ini disusun berdasarkan identifikasi isu atau


problematika yang ditemukan di instansi tempat bekerja yaitu di Puskesmas
Pulau Kodingareng. Isu yang menjadi dasar laporan aktualisasi ini adalah
banyaknya kunjungan pasien dengan keluhan nyeri ulu hati, kadang disertai
mual dan muntah di poli umum Dan UGD Puskesmas Pulau kodingareng.
Dari data yang ditemukan pada bulan Juli 2021 jumlah kunjungan pasien
dengan nyeri ulu hati sebanyak 32 orang dan pada bulan Agustus sebanyak
44 orang dengan pemahaman bahwa jika nyeri ulu hati maka harus minum
obat dari puskesmas untuk mengobati penyakitnya padahal ada bahan alam
yang ada disekitar kita yang bisa digunakan untuk mencegah penyakit
gastritis yang tidak memiliki efek samping tanpa harus bergantung dengan
obat kimia, maka masalah yang diangkat adalah “kurangnya pengetahuan
keluarga dan pasien gastritis dalam pencegahan kambuhnya penyakit

2
dengan TOGA (Tanaman obat keluarga di)”. Sehingga yang menjadi
gagasan pemecahan isu yaitu “PENCEGAHAN KAMBUHNYA
PENYAKIT GASTRITIS DENGAN PEMANFAATAN TOGA
(TANAMAN OBAT KELUARGA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KODINGARENG)”

B. Tujuan dan Manfaat


1. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk menghasilkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang
mampu mengimplementasikan nilai-nilai dasar ASN yang meliputi
nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan
Anti Korupsi (ANEKA) dalam bentuk kegiatan-kegiatan untuk
melaksanakan tugas dan perannya secara profesional sebagai pelayan
masyarakat.
b. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari kegiatan ini adalah untuk
meningkatkan pengetahuan dan mengoptimalkan pemanfaatan TOGA
(Tanaman Obat Keluarga) untuk mencegah kambuhnya penyakit
gastritis
Aktualisasi pada kegiatan pelatihan dasar CPNS adalah
mengimplementasikan tugas pokok dan fungsi ASN berdasarkan
jabatan yang dipegang, memberikan pelayanan prima kepada pasien
salah satunya yaitu memberikan pendidikan kesehatan pada individu,
kelompok dan masyarakat.

3
2. Manfaat
Adapun manfaat dari aktualisasi nilai-nilai dasar ASN adalah :
a. Bagi peserta diklat :
1) Menambah pengetahuan keterampilan dan pengalaman CPNS
dalam mengamalkan nilai-nilai ANEKA dalam pelayanan kepada
masyarakat.
2) Memperkaya pengetahuan, keterampilan dan pengalaman CPNS
terkait isu yang diangkat dalam kaitannya dengan pelayanan
masyarakat.;
3) Membuat CPNS lebih peka terhadap perkembangan isu yang
terjadi di lingkup kerjanya.
b. Bagi Organisasi :
1) Menciptakan tunas integritas yang membawa tunas perubahan
positif terhadap organisasi dalam menjalankan tugas dengan lebih
baik dengan mengedepankan pelayanan prima.
2) Meningkatkan mutu pelayanan melalui kegiatan-kegiatan
inovatif yang menjunjung nilai-nilai organisasi.
3) Membantu menyelesaikan isu kritikal yang sedang berkembang
di lingkup kerja organisasi.
4) Menambah pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan di
organisasi terkait topik isu yang diangkat.

C. RUANG LINGKUP
Ruang Lingkup Aktualisasi ini meliputi tugas dan fungsi perawat yang
dilakukan di unit kerja Puskesmas Pulau Kodingareng.

D. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN


Kegiatan ini akan dilaksanakan pada tanggal 30 September sampai dengan
tanggal 28 Oktober tahun 2021 di wilayah kerja Puskesmas Pulau
Kodingareng.

4
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN NILAI-NILAI DASAR ASN

A. DESKRIPSI ORGANISASI
1. Keadaan Geografi Puskesmas dan Kepadatan Penduduk
Pulau Kodingareng merupakan satu di antara 315 pulau yang berada di
perairan sulawesi selatan dan atau salah satu pulau dari 12 pulau yang ada
di wilayah perairan Kota Makassar. Pulau Kodingareng merupakan
bagian dari Kecamatan Kepulauan Sangkarrang. Puskesmas Pulau
Kodingareng sebagai salah satu Puskesmas Kepulauan dari 47 UPTD
yang ada di bawah naungan Dinas Kesehatan Kota Makassar
Puskesmas Pulau Kodingareng dulu merupakan Puskesmas Pembantu
dari Puskesmas Pulau Barrang Lompo, seiring dengan pertambahan
penduduk yang memerlukan pelayanan yang paripurna khususnya di
bidang kesehatan, pada tahun 2013 di resmikan menjadi Puskesmas oleh
Walikota Makassar DR.Ir.H.IlhamArief Siradjudin, MM

Batas Wilayah

Batas wilayah pulau Kodingareng di kelilingi oleh Selat Makassar

Kepadatan Penduduk
Menurut data dari badan statistik Kota Makassar Tahun 2017 jumlah

penduduk wilayah kerja Puskesmas Kodingareng memiliki 1 Kelurahan

dan 6 RW 16 RT dengan jumlah jiwa sebanyak 4795 jiwa yang terdiri

dari Laki-laki sebanyak 2462 Jiwa dan Perempuan sebanyak 2272 Jiwa.

Pada tahun 2020 jumlah penduduk mencapai 4847 jiwa yang terdiri dari

Laki-laki sebanyak 2431 Jiwa dan Perempuan sebanyak 2416 Jiwa.

5
2. Struktur Organisasi

KEPALA PUSKESMAS
drg.Citra Octavia P
Parindingan
KEPALA BAG. TU
Nurpratiwi,S.Farm.Apt

PERLENGKAPAN KEUANGAN KEPEGAWAIAN


Sri Ayu Lestari, Amd.Keb Milanoviyanti, Amd.Keb Nurpratiwi,S.Farm.Apt

UNIT PELAKSANA TEKNIS FUNGSIONAL

UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT UPAYA KESEHATAN PERORANGAN JARINGAN DAN JEJARING PELAYANAN
UPAYA KESEHATAN ESENSIAL PELAYANAN UKP PUSKESMAS
1. PROMOSI KESEHATAN 1. REKAM MEDIS DANLOKET JARINGAN PUSKESMAS
2. KESEHATAN LINGKUNGAN 2. RUANG TINDAKAN / UGD 1. PUSKESMAS KELILING
3. KIA-KB 3. POLI UMUM 2. BIDAN KELURAHAN
4. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT 4. POLI GIGI 3. POSKESDES
5. PENCEGAHAN & PEMBERANTASAN PENYAKIT 5. PELAYANAN KIA DAN KB 4. POLI GIGI
UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN 6. POLI TB/KUSTA
1. UPAYA KESEHATAN SEKOLAH (UKGS) 7. LABORATORIUM
2. UKGM 8. APOTEK
3. PERKESMAS 9. PELAYANAN IMUNISASI
4. UPAYA KESEHATAN OLAHRAGA 10. PELAYANAN GIZI
5. UPAYA KESEHATAN KERJA 11. PELAYANAN HIV
6. UPAYA KESEHATAN JIWA 12. HOMECARE
7. UPAYA KESEHATAN INDERA 13. TELEMEDICINE
8. UPAYA KESEHATAN LANSIA
3. VISI, MISI, TATA NILAI DAN MOTTO
a. Visi
Adapun visi dari Puskesmas Pulau kodingareng yaitu dengan
mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu menuju
masyarakat pulau kodingareng yang sehat mandiri.
b. Misi
1. Mengoptimalkan upaya kesehatan perorangan
2. Mengoptimalkan upaya kesehatan masyarakat
3. Mengoptimalkan kerjasama dengan lintas sektor
4. Mengoptimalkan pemberdayaan masyarakat
c. Tata Nilai
Dalam upaya mencapai Visi dan Misi tersebut, telah ditetapkan
nilai-nilai yang dianut oleh seluruh karyawan UPT Puskesmas
Pulau Kodingareng yaitu PULAU (Professional, Unggul, Loyal,
Amanah, Ulet)
d. Motto : KODINGARENG (kompak, dinamis, semangat,
realistis, tanggung jawab

4. TUGAS DAN FUNGSI PUSKESMAS


a. Tugas Puskesmas
Tugas puskesmas di atur dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 75 Tahun 2014 Pasal 4 yaitu,
melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya kecamatan sehat.

b. Fungsi Puskesmas
Fungsi puskesmas menurut Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Pasal 5 yaitu :

65
1. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah
kerjanya
Dalam menjalankan fungsinya, puskesmas memiliki wewenang
yaitu
a. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah
kesehatan masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan
yang diperlukan.
b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan
kesehatan;
c. Melaksanakan komunikasi, informasi edukasi dan
pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan
d. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat
perkembangan masyarakat yang bekerja sama dengan
sektor lain terkait;
e. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan
pelayanan dan upaya kesehatan berbasis masyarakat;
f. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya
manusia Puskesmas;
g. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan
kesehatan;
h. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi
terhadap akses, mutu, dan cakupan pelayanan kesehatan,
dan
i. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan
masyarakat, termasuk dukungan terhadap sistem
kewaspadaan dini dan respon penanggulangan penyakit.
2. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah
kerjanya
Dalam menyelenggarakan fungsi Puskesmas berwenang untuk :

8
a. Menyelenggarakan Pelayanan kesehatan dasar secara
komprehensif, berkesinambungan dan bermutu;
b. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
mengutamakan upaya promotif dan preventif
c. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berorientasi
pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat;
d. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
mengutamakan keamanan dan keselamatan pasien, petugas
da n pengunjung;
e. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan prinsip
koordinatif dan kerja sama inter dan antar profesi;
f. Melaksanakan rekam medis;
g. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap
mutu dan akses pelayanan kesehatan
h. Melaksanakan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan
i. Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya;
j. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi
medis dan sistem rujukan
5. Tugas Pokok dan Fungsi Perawat
Berdasarkan permenpan RB Nomor 35 tahun 2019, uraian kegiatan
tugas, jabatan fungsional perawat kategori keahlian yaitu perawat ahli
pertama adalah :
1. melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu
2. melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada keluarga
3. melakukan pengkajian keperawatan dasar pada masyarakat;
4. memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan
dasar/lanjut;
5. melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan
keperawatan;
6. melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar

9
pada pasien/petugas/pengunjung sebagai upaya pencegahan
infeksi
7. melakukan investigasi dan deteksi dini kejadian luar biasa yang
berdampak pada pelayanan kesehatan
8. mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga dengan
penyakit menular
9. merumuskan diagnosis keperawatan pada individu
10. membuat prioritas diagnosis keperawatan dan masalah
keperawatan
11. menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu
(merumuskan, menetapkan tindakan)
12. menyusun rencana tindakan keperawatan pada keluarga
(merumuskan, menetapkan tindakan)
13. melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat
darurat/bencana/ kritikal
14. melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien
15. melakukan pendidikan kesehatan pada kelompok
16. melakukan pendidikan kesehatan pada masyarakat
17. melakukan perawatan luka
18. melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter
19. melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu
20. melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan

B. NILAI-NILAI DASAR ASN


1. Akuntabilitas
Akuntabilitas atau accountability berasal dari dua kata, yaitu
account (rekening, laporan, catatan) dan ability (kemampuan).
Akuntabilitas bisa diartikan sebagai kemampuan menunjukkan laporan
atau catatan yang dapat dipertanggung jawabkan. Secara umum
akuntabilitas adalah kewajiban untuk manyampaikan
pertanggungjawaban atau untuk menjawab dan menerangkan kinerja

10
dan tindakan seseorang/badan hukum/pimpinan kolektif atau
organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau berwewenang untuk
meminta keterangan atau pertanggungjawaban.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok
atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi
amanahnya. Amanah seorang PNS adalah menjamin terwujudnya
nilai-nilai publik. Nilai-nilai publik tersebut antara lain adalah:
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi
konflik kepentingan, antara kepentingan publik dengan
kepentingan sektor, kelompok, dan pribadi;
b. memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan
mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis;
c. memperlakukan warga negara secara sama dan adil
dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik;
d. menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat
diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan.
Adaupun indikator dari nilai dasar akuntabilitas yaitu:
a. Kepemimpinan
Yaitu kemampuan untuk mempengaruhi orang lain.
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah di
mana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam
menciptakan lingkungannya.
b. Transparansi
Dengan adanya transparansi maka dapat memberikan
perlindungan terhadap pengaruh yang tidak seharusnya dan
korupsi dalam mengambil keputusan sehingga dapat
meningkatkan akuntabilitas dalam keputusan-keputusan.
c. Integritas
Dengan adanya integritas menjadikan suatu kewajiban untuk
menjunjung tinggi dan mematuhi semua hukum yang
berlaku, undang-undang, kontrak, kebijakan, dan peraturan

11
yang berlaku. Dengan adanya integritas institusi, dapat
memberikan kepercayaan dan keyakinan kepada publik
dan/atau stakeholders.
d. Tanggung Jawab (Responsibilitas)
Responsibilitas terbagi menjadi responsibilitas institusi dan
responsibilitas perseorangan. Responsibilitas institusi dan
perseorangan memberikan kewajiban bagi setiap individu dan
lembaga bahwa ada suatu konsekuensi dari setiap tindakan
yang telah dilakukan karena adanya tuntutan untuk
bertanggung jawab atas keputusan yang telah dibuat.
e. Keadilan
Keadilan merupakan landasan utama dari akuntabilitas
sehingga harus dipelihara dan dipromosikan oleh pimpinan
kepada unit organisasinya.
f. Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
Kepercayaan kemudian akan melahirkan akuntabilitas
sehingga lingkungan akuntabilitas tidak akan lahir dari hal-
hal yang tidak dapat dipercaya.
g. Keseimbangan
Keseimbangan diperlukan untuk mencapai akuntabilitas
dalam lingkungan kerja. Setiap individu yang ada di
lingkungan kerja harus dapat menggunakan kewenangannya
untuk meningkatkan kinerja.
h. Kejelasan
Kejelasan juga merupakan salah satu elemen untuk
menciptakan dan mempertahankan akuntabilitas. Focus
utama kejelasan adalah mengetahui kewenangan, peran dan
tanggung jawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan
organisasi, dan system pelaporan kinerja baik individu
maupun organisasi.

12
i. Konsistensi
Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak
konsisten dari sebuah kebijakan, prosedur, sumber daya akan
memiliki konsekuensi terhadap tercapainya lingkungan kerja
yang tidak akuntabel akibat melemahnya komitmen dan
kredibilitas anggota organisasi.
2. Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang
meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai
bangsa lain sebagaimana mestinya. Sedangkan dalam arti luas,
nasionalisme berarti pandangan tentang rasa cinta yang wajar
terhadap bangsa dan Negara, dan sekaligus menghormati bangsa
lain. Secara politis nasionalisme berarti pandangan atau paham
kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa ddan tanaah airya
yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila, yang meliputi :
a. Nilai- Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa
Menyatakan keimanan dan kepercayaan kepada Tuhan sesuai
dengan keimanan dan kepercayaan masing-masing menurut
dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
b. Nilai-nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Menjungjung tinggi nilai kemanusiaan, gemar dengan
kegiatan kemausiaan, dan berani membela kebenaran dan
keadilan. Sadar bahwa manusia itu semua sederajat, maka
dikembangkan sikap saling menghormati dan bekerja sama
dengan bangsa lain.
c. Nilai-nilai Persatuan Indonesia
Bangsa Indonesia menempatkan persatuan dan kesatuan,
serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi dan golongan. Persatuan dikembangkan
atas dasar Bhineka Tunggal Ika.

13
d. Nilai-nilai Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat
Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Manusia Indonesia menjungjung tinggi dan menghayati hasil
dari keputusan musyawarah, karena itu semua pihak harus
mau untuk menerima dan melaksanakan hasil musyaawarah
dengan penuh tanggungjawab. Kepentingan bersama lebih
utama dari pada kepentingan pribadi atau golongan.
Keputusan yang diambil harus menjunjung tinggi nilai
keadilan serta dapat dipertanggungjawabkan.
e. Nilai-nilai Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Hak dan kewajiban itu sama kedudukannya dalam
menciptakan keadilan dalam masyaraakat. Perlu
dikembangkan perbuatan yang luhur dan sikap kegoton
royongan dan keluargaan. Maka perlu kesinambungan antara
hak dan kewajiban untuk menjaga keadilan terhadap sesama.
3. Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan
keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Adapun
indikator-indikator dari nilai dasar etika publik adalah:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi negara pancasila;
b. Setia dan mempertahankan undang-undang negara kesatuan
republik Indonesia 1945;
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerja kepada
publik;

14
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan
program pemerintah;
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna dan santun;
j. Mengutamakan kepentingan berkualitas tinggi;
k. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama;
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai;
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan;
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintah yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu menekankan pada penerapan 4 indikator yakni:
efektivitas, efisiensi, inovasi dan menjaga mutu.
a. Efektivitas
Efektivitas adalah melakukan sesuatu yang benar atau
merupakan pencapaian tujuan.
b. Efisien
Efisiensi adalah mengoptimalkan penggunaan sumber daya
yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
c. Inovasi
Inovasi adalah membuat terobosan baru untuk menyelesaikan
suatu masalah dengan cara yang lebih baik dari sebelumnya.
d. Menjaga Mutu
Menjaga mutu adalah mempertahankan atau memastikan
bahwa kualitas dari output sudah baik.
5. Anti Korupsi
Anti korupsi merupakan suatu tindakan yang menentang adanya
perilaku korup.Perilaku korup ini diantaranya: suap-menyuap,
merugikan uang negara, pemerasan, perbuatan curang,

15
penggelapan dalam jabatan, benturan kepentingan dan gratifikasi.
Indikator yang ada pada nilai dasar anti korupsi meliputi:

a. Jujur
Berkata dan bertindak sesuai dengan kebenaran (dharma).
b. Peduli
Ikut merasakan dan menolong apa yang dirasakan orang lain.
c. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri
seseorang sehingga menjadi tidak bergantung terlalu banyak
pada orang lain. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin
hubungan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab
demi mencapai keuntungan sesaat. Kaitannya dengan nilai
dasar profesi PNS, misalnya adalah dengan mengerjakan
pekerjaan individu secara mandiri dan tidak melimpahkannya
kepada orang lain.
d. Disiplin
Menggunakan kegiatan dalam aturan bekerja sesuai dengan
undang-undang yang mengatur.
e. Tanggung Jawab
Berani dalam menanggung resiko atas apa yang kita kerjakan
dalam bentuk apapun.
f. Kerja Keras
Bekerja keras merupakan hal yang penting dalam rangka
tercapainya target dari suatu pekerjaan. Jika target dapat
tercapai, peluang untuk korupsi secara materiil maupun non
materiil (waktu) menjadi lebih kecil.
g. Sederhana
Menerima dengan tulus dan ikhlas terhadap apa yang telah ada
dan diberikan oleh tuhan kepada kita.

16
h. Berani
Berani untuk mengatakan untuk melaporkan pada atasan atau
pihak yang berwenang jika mengetahui ada pegawai yang
melakukan kesalahan.
i. Adil
Memandang kebenaran sebagai tindakan dalam perkataan
maupun perbuatan saat memutuskan peristiwa yang terjadi.

C. PERAN DAN KEDUDUKAN ASN


1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi,
bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme.Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan
profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya
aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan
jaman. Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas Pegawai
Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
(PPPK).
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur Negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi
pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua
golongan dan partai politik. Untuk menjalankan kedudukannya
tersebut, maka pegawai ASN berfungsi sebagai berikut:
a. Pelaksana kebijakan publik;
b. Pelayan publik;
c. Perekat dan pemersatu bangsa;
Selanjutnya pegawai ASN bertugas;
a. Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan

17
b. Memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

2. Pelayanan Publik
Amanat UUD 1945 bahwa layanan unuk kepentingan publik
menjadi tanggung jawab pemerintah. Pelayanan publik yang bermutu
akanmenciptakan kepercayaan publik kepada pemerintah.
Keberhasilan institusipemerintah memberikan layanan kepada
masyarakat akan sangatbergantung pada mutu sumberdaya manusia
serta bagaimana potensimereka. ASN sebagai sumber daya manusia
yang dimiliki oleh pemerintahuntuk melaksanakan amanah UUD 1945
memiliki fungsi sebagai pelayanpublik yang bertanggung jawab untuk
memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
menyatakan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk
atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan
oleh penyelenggara pelayanan publik. Tiga unsur penting dalam
pelayanan publik,yaitu organisasi penyelenggara pelayanan publik,
penerima layanan(pelanggan) yaitu orang, masyarakat atau organisasi
yang berkepentingan, dan kepuasan yang diberikan dan atau diterima
oleh penerima layanan (pelanggan).

Sembilan prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan


pelayanan prima yaitu :
a. Partisipatif; f. Efektif dan Efisien;
b. Transparan; g. Aksesibel;
c. Responsif; h. Akuntabel
d. Non Diskriminatif; i. Berkeadilan

18
e. Mudah dan Murah;

3. Whole of Government (WoG)


WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan
yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari
keseluruhan sector dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas
guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen
program dan pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal
sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan
sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang
relevan.
Menurut United States Institut of Peace (USIP) definis Whole of
Government adalah sebuah pendekatan yang mengintegrasikan upaya
kolaboratif dari instansi pemrintah untuk menjadi kesatuan menuju
tujuan bersama, sebagai bentuk kolaborasi, kerjasama antar instansi,
aktor pelayanan dalam menyelesaikan suatu masalah dalam pelayanan.
WoG menekan pelayanan yang terintegrasi sehingga prinsip
kolaborasi, kebersamaan, kesatuan dalam melayani permintaan
masyarakat dapat diselesaikan dengan waktu yang singkat.
Praktek WoG dalam pelayanan publik dilakukan dengan
menyatukan seluruh sektor yang terkait dengan pelayanan publik. Jenis
pelayanan publik yang dikenal yang dapat dilakukan dengan
pendekatan WoG adalah:
a. Pelayanan yang bersifat administrative
Pelayanan publik yang menghasilkan berbagai dokumen dan surat-
surat resmi yang dibutuhkan oleh warga masyarakat. Dokumen dan
surat-surat resmi yang dihasilkan dapat berupa KTP, status
kewarganegaraan, status usaha, surat kepemilikan atau penguasaan
atas barang, ataupun SIUP, ijin trayek, ijin usaha akta, sertifikat
tanah dan lain sebagainya. Praktek Wog dalam jenis pelayanan
administrasi dapat dilihat dalam praktek-praktek penyatuan

19
penyelenggaraan ijin dalam satu pintu seperti PTSP atau kantor
SAMSAT.
b. Pelayanan jasa
Pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yang
dibutuhkan oleh masyarakat seperti pendidikan. Kesehatan,
ketenagakerjaan, perhubungan dan lain sebagainya.
c. Pelayanan barang
Pelayanan yang menghasilkan jenis barang yang dibutuhkan oleh
warga masyarakat seperti jalan, perumahan, jaringan telpon dan
listrik, air bersih dan lain-lain.
d. Pelayanan regulative
Pelayanan melalui penegakan hukum dan peraturan perundang-
undangan, maupun kebijakan publik yang mengatur sendi-sendi
kehidupan masyarakat.
e. Berdasarkan polanya, pelayanan publik dapat dibedakan dalam 5
(lima) macam pola pelayanan, antara lain:
1. Pola pelayanan teknis fungsional
Pola pelayanan ini adalah pelayanan sektoral, yang sifatnya
hanya relevan antara satu sektor dengan sektor tertentu. WoG
dapat dilakukan apabila pola pelayanan publik ini memiliki
karakter atau keterkaitan yang sama.
2. Pola pelayanan satu atap
Pola pelayanan yang dilakukan secara terpadau pada satu
instansi pemerintah yang berkaitan sesuai dengan kewenangan
masing-masing. Pola ini memudahkan masyarakat pengguna ijin
untuk mengurus permohonan perijinan,

3. Pola pelayanan satu pintu


Pola pelayanan masyarakt yang diberikan secara tunggal oleh
suatu unit kerja pemerintah berdasarkan pelimpahan wewenang
dari unit kerja pemerintah terkait laiinya yang berkaitan. Wog

20
dilakukan secara utuh, manakala pelayanan publik disatukan
dalam satu unit pelayanan saja, dan rantai ijin dipangkas
menjadi satu.
4. Pola pelayanan terpusat
5. Pelayanan masyarakat yang dilakukan oleh suatu instansi
pemerintah yang bertindak sebagai koordinator terhadap
pelayanan instansi pemerintah lainnya yang terkait dengan
bidang pelayanan masyarakat yang bersangkutan. Pola ini mirip
dengan pelayanan satu atap atau pelayanan satu pintu.
Perbedaannya tergantung pada sejauh mana kewenangan
koordinasi yang diberikan kepada koordinator.
6. Pola pelayanan elektronik
Pola pelayanan yang paling maju dengan menggunakan
teknologi informasi dan komunikasi yang merupakan otomasi
dan otomastisasi pemberian layanan yang bersifat elektronik
atau on-line sehingga dapat menyesuaikan diri dengan keinginan
dan kapasitas masyarakat pengguna.

BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Deskripsi Isu

21
Didalam menjalankan tugas pokok dan fungsi sebagai perawat ahli
pertama selama bekerja kurang lebih enam bulan bulan di Puskesmas Pulau
Kodingareng terdapat beberapa isu yang ditemukan dilapangan antara lain :
1. Belum optimalnya budaya cuci tangan 6 langkah pada petugas kesehatan
2. Kurangnya pengetahuan keluarga dan pasien gastritis dalam pencegahan
kambuhnya penyakit gastritis dengan TOGA (Tanaman Obat Keluarga)
3. Belum optimalnya sterilisasi alat di Instalasi Gawat Darurat
4. Belum optimalnya Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) pada petugas
5. Kurangnya komunikasi terapiutik dalam pelayanan di Instalasi Gawat
Darurat

22
Tabel 3.1
Relevansi Isu terhadap Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI
Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
No Isu
Whole Of goverment Pelayanan Publik Manajemen ASN
1 Belum optimalnya Tangan merupakan media Dalam melakukan pelayanan Setiap pelayanan mempunyai
budaya cuci tangan 6 utama penyebaran kuman. Cuci tangan harus dalam keadaan standar tertentu sehingga dapat
tangan 6 langkah adalah salah bersih karena tangan yang dikatakan sebagai pelayanan
langkah pada petugas
satu cara mencegah penyakit kotor menjadi media penularan prima dan optimal, sama
kesehatan yang disebabkan oleh kuman. penyakit maka dari itu mencuci halnya dengan pelayanan pada
Setiap unit pelayanan harus tangan 6 langkah harus selalu umumnya, Standar Prosedur
menerapkan cuci tangan 6 dilakukan untuk menjaga Operasional (SPO) yang jelas
langkah setelah melakukan keamanan petugas dan pasien salah satunya adalah mencuci
tindakan. agar terhindar dari tangan 6 langkah. Sebagai
kontaminasi. ASN harus dalam melakukan
pelayanan sesuai Standar
prosedur yang telah di tetapkan
agar tercipta pelayanan yang
optimal.
2 Kurangnya TOGA (Tanaman Obat Untuk memenuhi keperluan Salah satu fungsi Toga adalah
pengetahuan keluarga Keluarga) merupakan tanaman alam bagi kehidupan, termasuk sebagai sarana untuk
dan pasien gastritis yang berkhasiat sebagai obat keperluan mengatasi masalah mendekatkan tanaman obat
dalam pencegahan dan dibudidayakan kesehatan secara tradisional Kepada upaya-upaya kesehatan

23
kambuhnya penyakit (Obat). Pada dasarnya bahwa masyarakat yang antara lain
gastritis dengan obat yang berasal dari sumber meliputi:
TOGA (Tanaman bahan alami khususnya 1. Upaya preventif
Obat Keluarga) dipekarangan rumah, kebun, tanaman telah memperlihatkan (pencegahan)
ataupun lading. Ditanam peranannya dalam 2. Upaya promotif
dalam rangka memenuhi penyelenggaraan upaya (meningkatkan/
keperluan keluarga kesehatan masyarakat menjaga kesehatan)
akan obat-obatan tradisional 3.Upaya kuratif (penyembuhan
yang dapat dibuat sendiri dan penyakit)pemeriksaan. Sebagai
bisa dimanfaatkan masyarakat ASN harus memperhatikan
sebagai obat tradisional akurasi hasil yang di laporkan
kepada pasien agar tdk terjadi
kesalahan dalam
pengobatannya.
3 Belum optimalnya Alat yang telah digunakan Pentingnya sterilisasi alat Sterilisasi Alat dilakukan
sterilisasi alat di sudah terkontaminasi untuk mematikan semua sesuai dengan SOP yang telah
bentuk mikroorganisme dan ditetapkan
Instalasi Gawat mikroorganisme yang bisa
tidak menularkan kuman yang
Darurat menyebabkan infeksi pada bisa menyebabkan infeksi
pasien, jika tejadi infeksi maka

24
proses penyembuhan akan
semakin lama sehingga
menimbulkan kerugian waktu
dan materi

4 Belum optimalnya Disetiap unit kerja harus Dalam melakukan pelayanan, Setiap pelayanan mempunyai
Pemakaian Alat mengoptimalkan pemakaian petugas sangat rentan terhadap standar tertentu sehingga dapat
APD dalam melakukan penularan penyakit maka dari dikatakan sebagai pelayanan
Pelindung Diri (APD)
tindakan. APD merupakan itu penggunaan APD sangat prima dan optimal yang harus
pada petugas seperangkat perlengkapan yang penting untuk menjaga memiliki Standar Prosedur
berfungsi untuk ,melindungi keamanan petugas dan pasien Operasional (SPO) yang jelas
penggunanya dari bahaya agar terhindar dari salah satunya adalah
kesehatan tertentu, misalnya kontaminasi. menggunakan Alat Pelindung
infeksi virus dan bakteri. Bila Diri (APD). Sebagai ASN
digunakan dengan benar APD harus dalam melakukan
mampu menghalangi pelayan sesuai Standar
masuknya virus atau bakteri prosedur yang telah di tetapkan
kedalam tubuh melalui mulut, agar tercipta pelayan yang
hidung, mata atau kulit. optimal.

5 Kurangnya UGD merupakan salah satu Pentingnya komunikasi Sebagai seorang ASN harus

25
komunikasi terapeutik unit dalam pelayanan terapeutik dalam melakukan memberikan pelayanan yang
dalam pelayanan di kesehatan yang menyediakan pelayanan yaitu terciptanya prima kepada masyarakat,
penanganan awal sesuai hubungan saling percaya antara pelayanan prima dapat
Instalasi Gawat
dengan tingkat kegawatan. perawat dengan pasien. tercapai jika didukung dengan
Darurat Seringkali pasien dan keluarga Dengan demikian pasien akan sikap dan komunikasi petugas
merasa cemas dengan kondisi merasa puas dan nyaman dalam memberikan pelayanan.
yang dialami, komunikasi terhadap pelayanan yang
terapeutik penting dilakukan diberikan perawatsehingga
untuk membantu pasien meningkatkan semnangat dan
beradaptasi dengan stress, motivasi pasien untuk sembuh.
gangguan psikologi, dan
bagaimana berhubungan
dengan orang lain.

26
B. Analisis Isu
Alat analisis kriteria isu yang digunakan dalam penulisan rancangan
aktualisasi ini adalah alat analisis isu APKL (Aktual, Problematika,
Kekhalayakan, Layak). Sedangkan penentuan kualitas isu dilakukan dengan
menggunakan alat analisis USG (Urgency, Seriousnes, Growth).
1. Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan
masyarakat
2. Problematik artinya isu memiliki dimensi masalah yang komplek,
sehingga perlu dicarikan solusinya
3. Kekhalayakan artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak
4. Layak artinya isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk
dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya

Tabel 3.2 Bobot Penetapan Kriteria Kualitas Isu

Bobot Keterangan
5 Sangat kuat pengaruhnya
4 Kuat pengaruhnya
3 Sedang pengaruhnya
2 Kurang pengaruhnya
1 Sangat kurang pengaruhnya

27
Tabel 3.3 Analisis Kriteria Isu dengan Alat Analisis APKL
A P K L
No ISU Skor Peringkat
(1-5) (1-5) (1-5) (1-5)
1. Belum optimalnya budaya
cuci tangan 6 langkah
pada petugas kesehatan di 4 4 4 3 15 II
Puskesmas Pulau
Kodingareng

2. Kurangnya pengetahuan
keluarga dan pasien
gastritis dalam
pencegahan kambuhnya 4 4 4 4 16 I
penyakit gastritis dengan
TOGA (Tanaman Obat
Keluarga)
3. Belum optimalnya
sterilisasi alat di Instalasi 4 3 3 3 13 III
Gawat Darurat
4. Belum optimalnya
Pemakaian Alat
3 3 3 3 12 IV
Pelindung Diri (APD)
pada petugas
5. Kurangnya komunikasi
terapeutik dalam
3 2 2 2 9 V
pelayanan di Instalasi
Gawat Darurat

28
Dari analisis kriteria isu dengan alat analisis APKL tersebut maka diambil
tiga nilai tertinggi yaitu:

1. Kurangnya pengetahuan keluarga dan pasien gastritis dalam pencegahan


kambuhnya penyakit gastritis dengan TOGA (Tanaman Obat Keluarga)
2. Belum optimalnya budaya cuci tangan 6 langkah pada petugas kesehatan
di Puskesmas Pulau Kodingareng
3. Belum optimalnya sterilisasi alat di Instalasi Gawat Darurat

Setelah melakukan analisis kriteria isu menggunakan alat analisis APKL,


selanjutnya isu yang mendapat rangking tiga besar dari analisis APKL
tersebut kemudian dilakukan analisis lanjutan yaitu analisis isu dengan
menggunakan alat analisis USG, yang meliputi kriteria :
1. Urgency : seberapa mendesak isu itu harus dibahas, dianalisis dan
ditindak lanjuti.
2. Seriousness : seberapa serius isu tersebut harus dibahas dan dikaitkan
dengan akibat yang ditimbulkan.
3. Growth : seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika
tidak ditangani sebagaimana mestinya.
Tabel 3.4 Analisis Kriteria Isu dengan Alat Analisis USG

NO ISU AKTUAL/MASALAH POKOK U S G SKOR PRIORITAS

1. Kurangnya pengetahuan keluarga dan pasien


gastritis dalam pencegahan kambuhnya
4 4 3 11 I
penyakit gastritis dengan TOGA (Tanaman
Obat Keluarga)
2. Belum optimalnya budaya cuci tangan 6
langkah pada petugas kesehatan di 3 3 3 9 II
Puskesmas Pulau Kodingareng
3. Tidak efektifnya sterilisasi alat di Instalasi
Gawat Darurat. 3 3 2 8 III

29
Berdasarkan penentuan kualitas isu dengan alat analisis USG, maka
tergambar rangking tertinggi yang merupakan isu final yang perlu dicarikan
pemecahan masalahnya yaitu “Kurangnya pengetahuan keluarga dan pasien
gastritis dalam pencegahan kambuhnya penyakit gastritis dengan TOGA
(Tanaman Obat Keluarga)”.

C. Rangcangan Aktualisasi
1. Identifikasi Isu:
Dari hasil tabel diatas, maka dapat diangkat isu yakni “kurangnya

pengetahuan keluarga dan pasien gastritis dalam pencegahan

kekambuhan penyakit gastritis dengan TOGA (Tanaman Obat

keluarga)”. Adapun dampak dari isu tersebut adalah :

a. Ketidakmampuan dan ketidaktahuan pasien gastritis melakukan upaya

pencegahan penyakit.

b. Ketidaktahuan pasien gastritis tentang bahan alami yang dapat

mencegah kambuhnya penyakit gastritis.

c. Ketidakmampuan pasien gastritis melakukan upaya pemeliharaan

kesehatan dengan tanaman obat keluarga.

d. Ketidakmampuan pasien gastritis mengolah tanaman obat keluarga

2. Kegiatan Terpilih Sebagai Pemecahan Isu

Adapun kegiatan-kegiatan yang direncanakan untuk memecahkan

core issue di Puskesmas Pulau Kodingareng yaitu:

a. Membuat percontohan TOGA (Tanaman Obat Keluarga)

b. Pengumpulan data sasaran dan membuat media penyuluhan

c. Melakukan kunjungan rumah (Home Visit / Home Care)

30
d. Melakukan penyuluhan

e. Melakukan evaluasi kegiatan yang dilakukan

31
Tabel 3.5 Matriks Rancangan Aktualisasi
Konstribusi terhadap Penguatan
Keterkaitan Subtansi
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Visi dan Misi Terhadap Nilai
Mata Pelatihan
Organisasi Organisasi
1. Membuat 1. Melakukan 1. Surat persetujuan Tahapan 1 Dengan adanya l Menguatkan
percontohan konsultasi kepada yang telah Etika Publik kegiatan aktualisasi nilai profesional
TOGA pimpinan dan ditandatangani oleh Senantiasa melakukan koordinasi ini, maka sesuai dan Loyal ketika
(Tanaman Obat Membahas rencana pimpinan dengan atasan setiap dengan Visi melakukan
Keluarga) kegiatan yang akan merencenakan kegiatan Puskesmas yakni koordinasi
dilaksanakan Tahapan 2 “Dengan dengan atasan.
Akuntabilitas mewujudkan
2. Mencatat hasil 2. Catatan hasil Melaksanakan tugas dengan pelayanan kesehatan
arahan dan arahan bimbingan penuh tanggung jawab. yang bermutu
bimbingan pimpinan pimpinan menuju masyarakat
Tahapan 3 pulau kodingareng
3. Menyiapkan media 3. Percontohan Komitmen Mutu yang sehat
dan tanaman tanaman toga Menyediakan media percontohan mandiri””.
percontohan TOGA TOGA sehingga masyarakat

32
dapat mengetahui tanaman
TOGA
2. Pengumpulan 1. Mendiskusikan 1. Didapatkan data Tahapan 1 Dengan terlaksanya Dengan adanya
data sasaran dengan pihak terkait pasien yang akan Etika Publik kerjasama dengan kerjasama
pasien yang tentang data-data dikunjungi Senantiasa melakukan koordinasi teman sejawat dan dengan teman
akan di kunjungi pasien yang akan teman sejawat setiap kegiatan dengan adanya media sejawat maka
dan Membuat dikunjungi yang akan dilakukan. yang disiapkan maka mewujudkan
media Tahapan 2 sesuai dengan visi sikap loyal dan
penyuluhan 2. Membuat daftar 2. Daftar pasien yang Nasionalisme puskesmas “Dengan amanah
pasien yang akan akan dikunjungi Mengutamakan musyawarah mewujudkan
dikunjungi dalam mengambil keputusan pelayanan kesehatan
untuk kepentingan bersama yang bermutu
3. Membuat absensi 3. Absensi data Tahapan 3 menuju masyarakat
berdasarkan data pasien Akuntabilitas pulau kodingareng
pasien Adanya kejelasan sasaran serta yang sehat mandiri”
pertanggung jawaban data peserta
4. Membuat instrument 4. Instrument pre test penyuluhan
pre test dan post test dan post test
sebagai alat ukur Tahapan 4

33
pengetahuan pasien Akuntabilitas
tentang tanaman obat Melaksanakan tugas dengan
keluarga penuh tanggung jawab
Tahapan 5
5. Membuat leaflet 5. Leaflet sebagai Komitmen Mutu
sebagai media untuk media penyuluhan Menyediakan media penyuluhan
melakukan agar peserta mudah memahami
penyuluhan dan memperoleh materi
penyuluhan

3 Melakukan 1. Melakukan 1. Data berdasarkan Tahapan 1 Dengan melakukan Menguatkan


kunjungan pengkajian anamnesa pasien Komitmen Mutu kunjungan rumah, nilai profesional
rumah (Home keperawatan Mengerjakan kegiatan dengan maka sesuai dengan dalam
Visit/Home efektif dan efesien Misi Puskesmas memeriksa dan
Care) 2. Mengkaji 2. Data pengetahuan Data yang diperoleh dari hasil yakni melakukan
pengetahuan pasien tentang TOGA pengkajian keperawatan lebih “Mengoptimalkan anamnesa
dan keluarga tentang efektif dalam menentukan upaya kesehatan
tanaman obat perencanaan keperawatan perorangan”.
keluarga. Tahapan 2

34
Etika Publik
Dengan melakukan kunjungan
rumah, petugas menjalankan
tugas secara professional serta
menghargai konsultasi,
komunikasi dan kerjasama pada
saat melakukan anamnesa
4 Melakukan 1. Melakukan pre test 1. Adanya pre test Tahapan 1 Dengan adanya Menguatkan
penyuluhan sebelum dilakukan sebelum Akuntabilitas kegiatan penyuluhan, nilai amanah
penyuluhan penyuluhan Bertanggung jawab atas kegiatan maka sesuai dengan dan professional
yang dilakukan serta sopan pada Misi Puskesmas terkait
2. Melaksanakan 2. Dokumentasi saat melakukan pre test yakni melaksanakan
penyuluhan penyuluhan Tahapan 2 “Mengoptimalkan penyuluhan
kesehatan tentang Etika Publik pemberdayaan
tanaman obat Melakukan penyuluhan dengan masyarakat”
keluarga tata krama/sopan santun dalam
berkelakuan sesuai lingkungan
3. Membagikan absensi 3. Absensi peserta setempat
peserta penyuluhan penyuluhan Tahapan 3

35
Akuntabilitas
4. Mengkaji ulang 4. Adanya post-test Bertanggung jawab atas kegiatan
pengetahuan pasien setelah penyuluhan yang dilakukan dan adanya
dan keluarga tentang integritas dalam pelaksanaan
tanaman obat kegiatan
keluarga. Tahapan 4
Komitmen Mutu
Mengkaji ulang atau post test
adalah mutu yang dapat di ukur
5. Melakukan 1. Mengidentifikasi 1. Grafik tingkat Tahapan 1 Dengan adanya hasil Melaksanakan
evaluasi hasil dari kegiatan pengetahuan pre Akuntabilitas kegiatan aktualisasi kegiatan secara
kegiatan yang aktualisasi dan post test setelah Kegiatan dilakukan dengan penuh ini, maka sesuai professional dan
dilakukan dilakukan tanggungjawab dan terintegritas dengan visi ulet yang tidak
penyuluhan Tahapan 2 puskesmas bertentangan
Komitmen Mutu “Dengan dengan nilai-
2. Melaporkan hasil 2. Dokumentasi Laporan merupakan mutu yang mewujudkan nilai kerja
kegiatan kepada pelaporan hasil dapat diukur pelayanan kesehatan instansi.
atasan kegiatan kepada yang bermutu
atasan Tahapan 3 menuju masyarakat

36
3. Memantau kembali 3. Dokumentasi Etika Publik pulau kodingareng
kondisi pasien yang kegiatan Melaksanakan kegiatan dengan yang sehat mandiri”
telah dilakukan pemantauan sopan dan santun saat kunnjungan
penyuluhan ulang

Tabel 3.6 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi

37
Keterangan
No Kegiatan Bulan

September September

Minggu IV Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV

1 Membuat percontohan tanaman TOGA 30 /9/2021 -


6/10/2-21

2 Mengumpulkan data sasaran pasien yang akan 7-13/10/2021


di kunjungi dan membuat leafleat

4 Melakukan kunjungan rumah (Home 14-16/10/2021


Visit/Home Care)

5 Melakukan penyuluhan 21/10/2021

6 Melakukan evaluasi kegiatan yang dilakukan 22-28/10/2021

38
BAB IV
CAPAIAN AKTUALISASI DAN ANALISIS DAMPAK
NILAI-NILAI DASAR PROFESI ASN

A. CAPAIAN AKTUALISASI
Pengetahuan Individu, keluarga dan masyarakat dalam memenuhi
keperawatan dasar merupakan salah satu faktor meningkatkan derajat
kesehatan dalam sebuah keluarga. Dalam memenuhi faktor tersebut, maka
penulis telah menyusun rancangan aktualisasi yaitu dengan melakukan
kunjungan rumah dan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat mengenai pencegahan kambuhnya penyakit gastritis dengan
pemanfaatan TOGA (Tanaman Obat Keluarga)
Dalam melaksanakan kegiatan yang dibuat dalam butiran rancangan
aktualisasi peran mentor sangat penting dalam keberhasilan peserta LATSAR
CPNS melaksanakan semua kegiatan tersebut. Dengan kerjasama yang baik
antara peserta dan mentor, teman-teman sejawat maupun coach semua
kegiatan tentu akanberjalan dengan lancar.Kegiatan aktualisasi yang penulis
lakukan harus dikaitkan dengan nilai-nilai dasar ASN. Terdapat 5 Kegiatan
aktualisasi yang penulis lakukan di tempat kerja Puskesmas Pulau
Kodingareng, meliputi :

1. Membuat percontohan TOGA (Tanaman Obat Keluarga)


Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 30 September -
6 Oktober 2021. Adapun tahap kegiatan yang dilakukan yaitu melakukan
pertemuan dengan Kepala Puskesmas membahas rencana kegiatan
aktualisasi yang akan dilakukan, meminta bimbingan dan arahan dari
kepala puskesmas, mencatat hasil pertemuan, dan menyediakan media
dan tanaman percontohan TOGA. Dari kegiatan ini terdapat notulen
pertemua, adanya surat persetujuan untuk melakukan kegiatan aktualisasi
yang telah di tanda tangani oleh kepala puskesmas dan ada percontohan
TOGA yang dibuat di halaman Puskesmas. Adapun isi hasil bimbingan

39
dan arahan dari Kepala Puskesmas yaitu “ Lakukan aktualisasi ini di
daerah yang memiliki angka pasien gastritis yang besar, lakukan
koordinasi peanggung jawab rekam medik untuk mengetahui seberapa
banyak pasien gastritis di Wilayah kerja Puskesmas Pu;au
Kodingareng”.Dalam kegiatan ini dapat diwujudkan beberapa nilai dasar
ASN yaitu, etika publik, akuntabilitas, dan komitmen mutu.
2. Mengumpulkan data sasaran pasien yang akan dikunjungi dan
membuat media penyuluhan
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Kamis 7 Oktober 2021 sampai
Rabu 13 Oktober 2021. Adapun tahapan kegiatan yang dilakukan yaitu
mendiskusikan dengan pihak terkait (Petugas Rekam Medik) tentang data
pasien yang akan dikunjungi, menentukan kelompok sasaran, membuat
daftar pasien yang akan dikunjungi, membuat absensi berdasarkan data
pasien, membuat pre test dan post test serta membuat media penyuluhan
berupa leaflet. Dalam kegiatan ini dapat diwujudkan beberapa nilai dasar
ASN yaitu etika public, nasionalisme Akuntabilitas, nasionalisme, dan
komitmen mutu. Output dari kegiatan ini yaitu didapatkan data pasien
yang akan dikunjungi, adanya absensi, pre test dan post test, dan leaflet.
3. Melakukan kunjungan rumah (Home Visit/Home Care)
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Kamis 14 Oktober 2021
sampai 16 Oktober 2021. Adapun tahapan kegiatan yang dilakukan yaitu
melakukan kunjungan rumah, Dalam kunjungan tersebut dilakukan
pengkajian keperawatan terlebih dahulu untuk mengetahui keluhan
pasien berkaitan dengan penyakitnya dan penanganan di rumah serta
mengkaji pengetahuan pasien tentang tanaman yang bisa digunakan
untuk penangan passion. . Dalam kegiatan ini dapat diwujudkan nilai
dasar ASN yaitu komitmen mutu dan etika public. Output dari kegiatan
ini yaitu diketahuinya keluhan pasien tentang gastritis dan
penanganannya di rumah, serta diketahuinya tingkat pengetahuan pasien
tentang pemanfaatan tanaman obat keluarga.

40
4. Melakukan penyuluhan kepada pasien gastritis
Kegiatan ini dilakukan pada hari Kamis tanggal 21 Oktober 2021.
Adapun tahapan kegiatan yang dilakukan yaitu melakukan pre test
sebelum dilakukan penyuluhan, memberikan penyuluhan kepada pasien
tentang pemanfaatan tanaman obat keluarga untuk pasien gastritis,
membagikan absensi kepada peserta penyuluhan dan melakukan post
test untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien setelah mendapatkan
penyuluhan.. Dalam kegiatan ini dapat diwujudkan nilai dasar ASN
meliputi etika public, akuntabilitas, dan komitmen mutu.
Output dari kegiatan ini yaitu hasil pre test, dokumentasi penyuluhan,
absensi peyuluhan dan adanya hasil post test dari pasien.
5. Melakukan evaluasi kegiatan yang dilakukan
Kegiatan ini dilakukan pada hari Kamis 22 - 28 Oktober 2021.
Adapun tahapan kegiatan yang dilakukan yaitu mengolah dan membuat
grafik tingkat pengetahuan pasien gastrititis sebelum dan setelah
diberikan penyuluhan, membuat kesimpulan dari hasil post test,
melaporkan hasil kegiatan kepada atasan dan memantau kembali kondisi
pasien yang telah dilakukan penyuluhan. Dalam kegiatan ini ditemukan
beberapa nilai dasar ASN yaitu akuntabilitas, etika publik, dan komitmen
mutu. Output dari kegiatan ini yaitu adanya hasil pre test dan post test
berupa grafik tingkat pengetahuan pasien sebelum dan setelah dilakukan
penyuluhan, surat keterangan telah melaksanakan kegiatan aktualisasi,
dan laporan hasil kegiatan.
Selama kegiatan aktualisasi ini, seluruh tahapan kegiatan yang
telah direncanakan dapat terlaksana. Dalam kegiatan aktualisasi,
dijelaskan keterkaitannya terhadap nilai-nilai dasar PNS serta kedudukan
dan peran ASN, deskripsi proses dan analisis dampak tiap kegiatan dalam
aktualisasi. Adapun gambaran capaian kegiatan aktualisasi tersebut dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:

41
Kegiatan 1
Kegiatan Membuat percontohan TOGA (Tanaman Obat Keluarga)
Waktu 30 Septeber - 6 Oktober 2021
Pelaksanaan
Tahapan 1. Melakukan konsultasi kepada pimpinan dan Membahas
Kegiatan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan
2. Mencatat hasil arahan dan bimbingan pimpinan
3. Menyiapkan media dan tanaman percontohan TOGA

42
Lampiran
Kegiatan

Gambar 1.1 Melakukan konsultasi kepada pimpinan


dan Membahas rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan, surat persetujuan kegiatan.

43
Output/Hasil 1. Surat persetujuan yang telah ditandatangani oleh pimpinan
2. Catatan hasil arahan bimbingan pimpinan
3. Ada contoh percontohan tanaman TOGA
Keterkaitan 1. Etika Publik
Substansi Nilai Pada saat melakukan koordinasi dengan pimpinan, Sikap
Dasar saling menghormati dengan menjalin komunikasi dengan
atasan harus selalu terjaga agar semua kegiatan berjalan
dengan baik.
2. Akuntabilitas
Dengan melakukan koordinasi dengan pimpinan terkait
dengan rancangan aktualisasi yang akan dilakukan, maka
kegiatan kegiatan senantiasa dilakukan dengan penuh
tanggung jawab.
3. Komitmen Mutu
Menyediakan media percontohan TOGA Sehingga
masyarakat dapat mengetahui tanaman TOGA.
Kontribusi Dengan adanya kegiatan aktualisasi ini, maka sesuai dengan
terhadap Visi Visi Puskesmas yakni “Dengan mewujudkan pelayanan
dan Misi kesehatan yang bermutu menuju masyarakat pulau
Organisasi kodingareng yang sehat mandiri”.
Penguatan Menguatkan nilai profesional dan loyal ketika melakukan
Nilai koordinasi dengan atasan.
Organisasi
Analisis Jika dalam kegiatan ini tidak menerapkan nilai-nilai Etika
Dampak Publik, Akuntabilitas, Komitmen mutu, maka dampaknya
ialah :
1. Dampak Positif : Pelaksanaan kegiatan aktualisasi berjalan
dengan baik.
2. Dampak Negatif :
a. Tidak terjadi komunikasi yang efektif dengan pimpinan.

44
b. Kurangnya dukungan pimpinan terhadap kegiatan
aktualisasi.

Kegiatan 2
Kegiatan Mengumpulkan data sasaran pasien yang akan di kunjungi
dan membuat media penyuluhan
Waktu 7-13 Oktober 2021
Pelaksanaan
Tahapan Kegiatan 1. Mendiskusikan dengan pihak terkait tentang data-data
pasien yang akan dikunjungi
2. Membuat daftar pasien yang akan dikunjungi
3. Membuat absensi berdasarkan data pasien
4. Membuat pre test dan post test sebagai alat ukur
pengetahuan pasien
5. Membuat leaflet sebagai media untuk melakukan
penyuluhan

45
Lampiran
Kegiatan

Gambar 2.1 Konsultasi dengan PJ Rekam Medik

Gambar 2.2. Data pasien yang akan dikunjungi

46
Output/Hasil 1. Didapatkannya data pasien yang akan dikunjungi
2. Daftar pasien yang akan dikunjungi
3. Absensi data pasien
4. Kuesioner
5. Leaflet sebagai media penyuluhan
Keterkaitan 1. Etika Publik
Substansi Nilai Senantiasa melakukan koordinasi dengan ppimpinan dan
Dasar teman sejawat setiap kegiatan yang akan dilakukan.
2. Nasionalisme
Mengutamakan musyawarah dalam mengambil
keputusan untuk kepentingan bersama
3. Akuntabilitas
Adanya kejelasan sasaran serta pertanggung jawaban
data peserta penyuluhan
4. Akuntabilitas
Melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab
5. Komitmen Mutu
menyediakan media penyuluhan agar peserta mudah
memahami dan memperoleh materi penyuluhan
Kontribusi Dengan terlaksanya kerjasama dengan teman sejawat maka
terhadap Visi dan sesuai dengan visi puskesmas “ Dengan Mewujudkan
Misi Organisasi pelayanan kesehatan yang bermutu menuju masyrakat
pulau kodingarengyang sehat mandiri”.
Penguatan Nilai Loyal dan Amanah
Organisasi Dengan adanya kerjasama dengan teman sejawat maka
mewujudkan sikap loyal dan amanah.
Analisis Dampak Jika dalam kegiatan ini tidak menerapkan nilai-nilai, Etika
public, Nasionalisme, Akuntabilitas dan Komitmen
Mutu, maka dampaknya ialah :
a. Dampak Positif :
1. Membangun komunikasi yang baik antara petugas

47
dan pasien
2. Dengan adanya media penyuluhan maka pasien
mudah memahami materi
b. Dampak Negatif :
1. Tidak terjalinnya hubungan komunikasi yang baik
antara petugas dan pasien
2. Jika tidak dibuat media penyuluhan maka peserta
penyuluhan akan sulit untuk menangkap/memahami
informasi yang disampaikan karena hanya
mendengarkan bukan melihat

Kegiatan 3
Kegiatan Melakukan kunjungan rumah (Home Visit/Home Care)
Waktu 14 – 16 Oktober 2021
Pelaksanaan
Tahapan 1. Melakukan pengkajian keperawatan
Kegiatan 2. Mengkaji pengetahuan pasien dan keluarga tentang
tanaman obat keluarga.
Lampiran
Kegiatan

48
Gambar 3.1 Pengkajian Keperawatan

Gambar 3.2 Mengkaji pengetahuan pasien dan keluarga


tentang tanaman obat keluarga.
Output/Hasil 1. Ditemukannya data berdasarkan anamnesa pasien
2. Didapatkan data pengetahuan pasien tentang TOGA
Keterkaitan 1. Komitmen Mutu
Substansi Nilai Mengerjakan kegiatan dengan efektif dan efesien. Data
Dasar yang diperoleh dari hasil pengkajian keperawantan lebih
efektif dalam menentukan perencanaan keperawatan
2. Etika public
Dengan melakukan kunjungan rumah, petugas
menjalankan tugas secara professional serta menghargai
konsultasi, komunikasi dan kerjasama pada saat
melakukan anamnesa
Kontribusi Dengan melakukan kunjungan rumah, maka sesuai dengan
terhadap Visi misi Puskesmas yaitu “Mengoptimalkan upaya kesehatan
dan Misi perorangan”.
Organisasi
Penguatan Nilai Professional
Organisasi

49
Menguatkan nilai professional dalam memeriksa dan
melakukan anamnesa
Analisis Dampak Jika dalam kegiatan ini tidak menerapkan nilai-nilai,
Komitmen Mutu dan Etika public,, maka dampaknya ialah
:
1. Dampak Positif : melaksanakan kegiatan dengan
penuh tanggung jawab
2. Dampak Negatif : penolakan pasien saat dilakukan
pengkajian

Kegiatan 4
Kegiatan Melakukan penyuluhan
Waktu 21 Oktober 2021
Pelaksanaan
Tahapan 1. Melakukan pre test sebelum dilakukan penyuluhan
Kegiatan 2. Melaksanakan penyuluhan kesehatan tentang tanaman obat
keluarga
3. Membagikan absensi peserta penyuluhan
4. Mengkaji ulang pengetahuan pasien dan keluarga tentang
tanaman obat keluarga.
Lampiran
Kegiatan

50
Gambar 4.1 Pembagikan lembar pre test

Gambar 4.2 Penyuluhan

Gambar 4.3 Absen penyuluhan

51
Gambar 4.4 Membagikan Post-Test
Output/Hasil 1. Adanya pre test sebelum penyuluhan
2. Dokumentasi penyuluhan
3. Absensi peserta penyuluhan
4. Adanya post-test setelah penyuluhan
Keterkaitan 1. Akuntabilitas
Substansi Bertanggung jawab atas kegiatan yang akan dilakukannya
Nilai Dasar serta sopan pada saat melakukan pre test
2. Etika Publik
Melakukan penyuluhan dengan tata krama/sopan santun
dalam berkelakuan sesuai lingkungan setempat
3. Akuntabilitas
Bertanggung jawab atas kegiatan yang akan dilakukannya
dan adanyaintegritas dalam pelaksanaan kegiatan
4. Komitmen mutu
Berkomitmen dalam pemberian pelayanan mutu
Kontribusi Dengan adanya jadwal kegiatan penyuluhan maka sesuai
terhadap Visi dengan misi Puskesmas yaitu “ Mengoptimalkan
dan Misi pemberdayaan masyarakat”
Organisasi
Penguatan Menguatkan nilai amanah dan professional terkait pelaksanaan

52
Nilai penyuluhan
Organisasi
Analisis 1. Dampak Positif :
Dampak a. Adanya pre test dan post test untuk menilai tingkat
pengetahuan pasien sebelum dan setelah dilakukan
penyuluhan
b. Menambah ilmu pasien dengan diadakannya
penyuluhan
2. Dampak Negatif
a. Jika pre test dan post test tidak dilaksanakan makan
kita tidak bisa mengukur pengetahuan pasien
b. Dan jika nilai Etika publik tidak diterapkan yaitu
jujur, ramah, sopan dan penuh semangat, maka para
pasien gastritis yang diberikan edukasi tidak akan
menerima dengan baik saat diberikan edukasi dan
akan menolak.

Kegiatan 5
Kegiatan Melakukan evaluasi kegiatan yang dilakukan
Waktu 22-28 Oktober 2021
Pelaksanaan
Tahapan 1. Mengidentifikasi hasil dari kegiatan aktualisasi
Kegiatan 2. Melaporkan hasil kegiatan kepada atasan
3. Memantau kembali kondisi pasien yang telah dilakukan
penyuluhan
Lampiran
Kegiatan

53
TINGKAT PENGETAHUAN SEBELUM PENYULUHAN

20%
PENGETAHUAN CUKUP
PENGETAHUAN KURANG

80%

TINGKAT PENGETAHUAN SETELAH PENYULUHAN

25%

PENGETAHUAN CUKUP
PENGETAHUAN KURANG

75%

Gambar 5.1 Grafik Tingkat Pengetahuan Pre Post Test

54
Gambar 5.2 Pelaporan Hasil Kegiatan

Gambar 5.3 Kegiatan Pemantauan


Output/Hasil 1. Grafik tingkat pengetahuan pre test dan post test setelah
dilakukan penyuluhan
2. Dokumentasi pelaporan hasil kegiatan kepada atasan
3. Dokumentasi kegiatan pemantauan
Keterkaitan 1. Akuntabilitas
Substansi Nilai Kegiatan dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan
Dasar terintegritas
2. Komitmen Mutu
Laporan merupakan mutu yang dapat diukur
3. Etika Publik
Melaksanakan kegiatan dengan sopan dan santun saat
kunjungan ulang
Kontribusi Dengan adanya jhasil kegiatan aktualisasi ini, maka sesuai
terhadap Visi dengan visi puskesmas “Dengan mewujudkan pelayanan
dan Misi kesehatan yang bermutu menuju masyarakat pulau

55
Organisasi kodingareng yang sehat mandiri”
Penguatan Nilai Melaksanakan kegiatan secara professional dan ulet yang
Organisasi tidak bertentangan dengan nilai-nilai kerja instansi.
Analisis Dampak positif : mendapatkan data real sesuai dengan yang
Dampak data yang diperoleh dari hasil pre test dan post test
Dampak Negatif:
bila kegiatan ini tidak terlaksana dengan penghayatan nilai-
nilai dasar profesi PNS yaitu : kegiatan ini tidak bisa
dipertanggung jawabkan sepenuhnya karena mentor yang
harus mengetahui dan mendapatkan pelaporan kegiatan
setelah semua tahap dilaksanakan.

B. ANALISIS DAMPAK
Nilai-nilai dasar yang perlu diterapkan dalam menjalankan tugas sebagai
Aparatur Sipil Negara secara profesional dalam melayani masyarakat meliputi
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi.
Setiap ASN perlu mengetahui tentang kedudukan dan perannya untuk
menjalankan fungsinya sebagai ASN yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik,
sebagai pelayanan publik, dan perekat pemersatu bangsa sehingga mampu
mengelola tantangan dan masalah keragaman sosial-kultural dengan
menggunakan prespektif :Whole of Government, Manajemen ASN dan
Pelayanan Publik. Dengan adanya kegiatan aktualisasi ini nilai dasar profesi
dan pengetahuan tentang kedudukan serta peran ASN bisa diterapkan, dalam
kegiatan ini penulis mampu menginternalisasikan nilai-nilai dasar profesi dan
fungsi ASN dengan cara mengalami sendiri ketika menerapkan dan merasakan
manfaatnya secara langsung. Setelah menerapkan langsung substansi nilai-nilai
dasar profesi dan fungsi ASN dapat dirasakan pula manfaat ANEKA, WoG,
Manajemen ASN dan Pelayanan Publik dalam pencapaian visi – misi
organisasi.
Berikut adalah dampak apabila nilai-nilai dasar profesi ASN tidak
diaplikasikan dalam kegiatan aktualisasi yaitu :

56
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan kewajiban bagi individu atau kelompok /
instansi untuk memenuhi tanggung jawabnya sesuai dengan amanah yang
diberikan. Untuk mencapai hasil yang diharapkan , dalam akuntabilitas
terdapat nilai nilai terdapat nilai-nilai publik diantaranya yaitu : (1)
Adanya transapransi; (2) Adanya tanggung jawab; (3) Mampu mengambil
keputusan yang tepat ketika terjadi benturan kepentingan.
Apabila nilai akuntabilitas tidak diterapkan pada pelaksanaan
pekerjaan misalnya dalam kegiatan aktualisasi ini ketika melakukan
penyuluhan di posyandu dan kunjungan rumah (Home visit/home care),
maka dapat menimbulkan dampak yang buruk seperti.menimbulkan
ketidakpercayaan dari pimpinan dan masyarakat.
2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan pandangan atau faham kecintaan manusia
terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai
pancasila. Salah satu cara untuk menumbuhkan semangat nasionalisme
adalah dengan menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dan UUD
1945. Menerapkan jiwa nasionalisme pada setiap tahap kegiatan aktualisasi
bertujuan untuk menciptakan rasa kebanggaan dan cinta tanah air Indonesia,
sehingga dalam melaksanakan tugas dan kegiatan sebagai ASN nantinya
dapat mengamalkan dan menjalankan nilai-nilai yang tertuang dalam setiap
butir Pancasila, tidak membeda-bedakan ras, suku, agama dalam memberikan
pelayanan, melakukan musyawarah untuk mufakat dalam pengambilan
pendapat serta menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Namun apabila nilai nasionalisme tidak ditanamkan dalam kegiatan
aktualisasi ini maka akan menimbulkan dampak negatif seperti tidak
menghormati hak-hak orang lain misalnya dalam melakukan pengkajian
kepada pasien pada saat kunjungan rumah, serta akan membeda-bedakan
pasien yang satu dengan yang lainnya.
3. Etika Publik

57
Etika publik merupakan tata krama/sopan santun dalam
berkelakuan sesuai lingkungan setempat. Dalam etika publik terdapat
beberapa nilai yang terkandung di dalamnya diantaranya yaitu : (1)
Menjalankan tugas secara professional dan tidak berpihak; (2) Membuat
keputusan berdasarkan prinsip keahlian; (3) Menciptakan lingkungan kerja
yang non diskriminatif.
Bila dalam kegiatan aktualisasi ini tidak terdapat nilai etika publik
di dalamnya, makan timbul dampak negatif seperti pada saat kegiatan
kunjungan rumah, tidak menjalankan tugas secara professional serta tidak
menghargai komunikasi dan kerjasama pada saat melakukan anamnesa
terhadap pasien.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan cara bekerja yang menggunakan
pembaharuan demi kemajuan dan kepentingan bersama. Adapun nilai-nilai
yang terkandung di Komitmen mutu yaitu : (1) Efektifitas, Efisiensi ,
Mutu, dan Inovasi; (2) Komitmen dalam pemberian pelayanan yang prima;
(3) Pemberian layanan yang cepat, tepat dan ramah.
Apabila dalam kegiatan aktualisasi ini tidak terkandung nilai
komitmen mutu didalamnya, maka akan timbul dampak negatif seperti
saat mengumpulkan data sasaran jika tidak teliti dan tidak konsisten, maka
kesalahan kemungkinan besar akan terjadi yang menyebabkan
penyelesaiannya tidak tepat waktu sehingga pekerjaan jadi menumpuk.
5. Anti korupsi
Anti korupsi merupakan perilaku yang mencerminkan
keterhindaran diri dari kerusakan dan kebobrokan yang dampaknya bisa
menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga,
masyarakat dan kehidupan yang lebih luas.
Apabila dalam kegiatan aktualisasi ini tidak ditanamkan nilai anti
korupsi didalamnya, maka akan menimbulkan dampak negatif seperti
terjadinya kecurangan, kebohongan, manipulasi data baik dalam pengisian
buku administrasi maupun dalam penyusunan laporan evaluasi, hal ini

58
merupakan masalah besar yang tentunya dapat memicu konflik dan
ketidakpercayaan dari masyarakat terhadap kinerja Aparatur Sipil Negara.
Korupsi bukan hanya berkaitan dengan materi saja yang dalam hal ini
menyinggung segala permasalahan mengenai keuangan termasuk
pelaporan dan pertanggungjawabannya, namun waktu dalam
melaksanakan pekerjaan pun dapat dikorupsi. Contoh misalnya apabila
pegawai tidak disiplin, datang dan pulang dengan waktu yang tidak sesuai
jadwal, sering menunda pekerjaan yang sudah diberikan akan berdampak
pada kinerja yang tidak optimal dan jelas mempengaruhi pencapaian visi
dan misi suatu organisasi.
6. Pelayanan Publik
Sebagai suatu organisasi, puskesmas harus memberikan pelayanan
publik yang maksimal jika pelayanan publik tidak diterapkan dengan baik
pada suatu organisasi maka masyarakat penerima layanan publik tersebut
tentu akan memberikan kesan yang tidak baik pula atas pelayanan yang
diterima selain itu pelayanan yang dirasakan oleh masyarakat tidak sesuai
dengan yang diharapkan.
7. Manajemen ASN
Menerapkan manajemen ASN pada kegiatan aktualisasi berdampak
positif dalam pembentukan karakter ASN yang profesional dan berkarakter
unggul. Membentuk ASN yang sadar akan aturan dan kode-kode etik yang
harus dipatuhi sebagai pembuat dan pelaksanan kebijakan publik, pelayan
publik serta upaya dalam mempererat persatuan dan kesatuan bangsa.
Tujuannya ialah agar kegiatan berjalan secara efektif, efisien, dan
inovatif untuk meningkatkan penguatan terhadap nilai organisasi serta
pencapaian visi dan misi. Apabila manajemen yang diterapkan kurang
tepat maka tujuan suatu organisasi tentu tidak akan tercapai.

59
C. ANALISIS DAMPAK KEGIATAN AKTUALISASI, KENDALA DAN SOLUSINYA
DAMPAK APABILA
1 KEGIATAN TAHAP KEGIATAN KENDALA TIDAK SOLUSI
DILAKSANAKAN
1. Membuat 1. Melakukan konsultasi Dalam kegiatan ini, tidak Jika tidak ada -
percontohan kepada pimpinan dan terdapat kendala. koordinasi dengan
TOGA (Tanaman Membahas rencana Pimpinan sangat pimpinan, maka
Obat Keluarga) kegiatan yang akan kooperatif dalam kegiatan aktualisasi
dilaksanakan memberikan arahan tidak akan berjalan
2. Mencatat hasil arahan dalam melakukan dengan lancar.
dan bimbingan pimpinan rancangan aktualisasi.
3. Menyiapkan media dan
tanaman percontohan
TOGA
2. Pengumpulan data 1. Mendiskusikan dengan Tidak ada kendala Jika tidak membuat -
sasaran pasien yang pihak terkait tentang . media penyuluhan dan
akan di kunjungi data-data pasien yang alat ukur pengetahuan
dan Membuat media akan dikunjungi pasien gastritis maka
penyuluhan 2. Membuat daftar pasien perawat tidak bias
yang akan dikunjungi mengetahui sejauh
3. Membuat absensi mana manfaat
berdasarkan data pasien penyuluhan diberikan.

60
4. Membuat instrument pre Dan jika tidak ada
test dan post test sebagai media penyuluhan
alat ukur pengetahuan maka pasien sulit untuk
pasien tentang tanaman memahami materi
obat keluarga penyuluhan
5. Membuat leaflet sebagai
media untuk melakukan
penyuluhan
3. Melakukan 1. Melakukan pengkajian Pada saat melakukan Kunjungan rumah Menggunakan
kunjungan rumah keperawatan kunjungan rumah, (Home Visit) bahasa daerah
(Home Visit/Home 2. Mengkaji pengetahuan kendala yang dihadapi merupakan suatu tugas makassar.
Care) pasien dan keluarga yaitu sebagian pasien ada pokok seorang perawat.
tentang tanaman obat yang tidak mengerti Jika kegiatan ini tidak
keluarga. bahasa Indonesia dilakukan, maka
pemerataan pelayanan
kesehatan masih tidak
merata khususnya
pasien pasien yang
masih belum mau dan
mampu memanfaatkan
fasilitas kesehatan pada
saat sakit.

61
4. Melakukan 1. Melakukan pre test Dalam melakukan Pengetahuan pasien Membantu
penyuluhan sebelum dilakukan kegiatan penyuluhan ini masih sangat minim mengisi lembar
penyuluhan kendalanya adalah ada terkait dengan manfaat pre test dan post
2. Melaksanakan yang tidak bisa menulis tanaman obat keluarga test.
penyuluhan kesehatan dan membaca untuk khususnya untuk pasien Menggunakan
tentang tanaman obat mengisi pre test dan post gastritis, maka jika bahasa daerah
keluarga test, sebagian peserta penyuluhan tidak bahasa Makassar
3. Membagikan absensi tidak mengerti bahasa dilakukan akan saat penyuluhan.
peserta penyuluhan indonesia berdampak pada
4. Mengkaji ulang ketidaktahuan pasien
pengetahuan pasien dan dalam penanganan di
keluarga tentang tanaman rumah mengenai
obat keluarga. penyakitnya.
5. Melakukan evaluasi 1. Mengidentifikasi hasil Dalam kegiatan ini, tidak Jika kegiatan ini tidak -
kegiatan yang dari kegiatan aktualisasi terdapat kendala. dilakukan, maka kita
dilakukan 2. Melaporkan hasil Pimpinan sangat tidak bisa mengetahui
kegiatan kepada atasan kooperatif dalam sejauh mana pengaruh
3. Memantau kembali memberikan arahan penyuluhan terhadap
kondisi pasien yang telah dalam melakukan tingkat pengetahuan
dilakukan penyuluhan rancangan aktualisasi. pasien.

62
D. ANALISIS DAMPAK ISU YANG DIANGKAT
Dampak apabila isu “kurangnya pengetahuan keluarga dan pasien
gastritis dalam pencegahan kekambuhan penyakit dan pemeliharaan
kesehatan dengan tanaman obat keluarga” tidak segera ditemukan
solusinya adalah :
1. Tidak mampunya pasien memanfaatkan tanaman obat keluarga
Pengetahuan keluarga mengenai tanaman obat keluarga khususnya kunyit,
jahe, temulawak, lidah buaya dan kencur, untuk pasien gastritits tentu
sangat berpengaruh pada pencegahan penyakit dan pemeliharaan
kesehatan di dalam sebuah keluarga. Dengan adanya edukasi dengan
melakukan penyuluhan serta kunjungan rumah, maka keluarga mampu
mengenali dan mengetahui manfaat dari tanaman obat keluarga yang
banyak ditemukan di lingkungan sekitar ataupun di dapur.
2. Ketidakmampuan keluarga membuat / meracik ramuan herbal untuk
keluarga yang menderita gastritis
Jika keluarga tidak mampu membuat ramuan herbal untuk gastritis, maka
pasien gastritis akan terus mengkonsumsi obat kimia yang akan
berdampak terjadinya penyakit penyakit lain yang ditimbulkan akibat
kandungan toksin dalam obat kimia tersebut misal jika pasien gastritis
mengonsumsi secara berkelanjutan obat kimia akan menyebabkan
gangguan fungsi hati dan ginjal akibat kandungan zat toksin dalam obat
kimia.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil aktualisasi yang telah dilakukan oleh peserta Latsar
CPNS Angkatan LVI pada unit kerja Puskesmas Pulau Kodingareng,
Kecamatan Kepualauan Sangkarrang, Kota Makassar, dapat ditarik
kesimpulan bahwa:
1. Pimpinan (mentor) memberikan dukungan penuh atas kegiatan yang telah
dilakukan
2. Kegiatan aktualisasi ini dapat meningkatkan pengetahuan individu,
keluarga dan masyarakat tentang manfaat tanaman obat keluarga
khususnya untuk ramuan herbal untuk pasien gastritis.
3. Masyarakat sangat antusias saat diberikan penyuluhan dan menerima
dengan baik saat perawat melakukan edukasi dan kunjungan rumah.
4. Dalam melakukan kunjungan rumah, Satu RT yang dijadikan sampel
yaitu RT 1 RW I sebanyak 10 orang tapi saat pelaksanaan kegiatan ada
beberapa RT yang dikunjungi yaitu RT 2 RW 3 sebanyak 3 orang, RW 6
RT 1 sebanyak 2 orang.
5. Dari beberapa orang yang dilakukan kunjungan ulang ada 4 orang pasien
yang mengatakan nyeri ulu hati yang dirasakan selama ini tdk pernah
muncul setelah mengkonsumsi tanaman herbal.
6. Data yang diperoleh dari hasil pengkajian keperawatan di dapatkan yaitu
rata – rata keluhan nyeri ulu hati disebabkan tidak teraturnya pola makan
dan makanan yang dikonsumsi (makanan pedas).
7. Data yang diperoleh dari pengkajian pengetahuan tentang TOGA
(Tanaman Obat Keluarga) yaitu rata – rata pasien hanya tahu bahwa kunyit
bisa bermanfaat untuk mengurangi asam lambung akan tetapi masih
kurang mengetahui tentang tanaman lain yang dapat digunakan untuk
mencegah kambuhnya penyakit pada pasien gastritis seperti jahe, lidah
buaya, temulawak, dan kencur.
B. Saran
Berdasarkan dari hasil aktualisasi yang telah dilakukan oleh peserta Latsar
CPNS Angkatan LVI pada unit kerja Puskesmas Pulau Kodingareng,
Kecamatan Kepualauan Sangkarrang, Kota Makassar, dibutuhkan saran agar
dapat memaksimalkan hasil kegiatan tersebut :
1. Kegiatan ini sangat mendukung visi puskesmas yaitu dengan mewujudkan
pelayanan kesehatan yang bermutu menuju masyarakat pulau kodingareng
yang sehat dan mandiri. Sehingga diharapkan kegiatan aktualisasi ini dapat
dilaksanakan secara terus menerus sehingga individu, keluarga dan
masyarakat memahami tentang manfaat tanaman obat keluarga untuk
memelihara kesehatan dan mengatasi gastritis di rumah.
2. Kerjasama dengan teman sejawat dan pihak terkait yang sangat
mendukung dalam melakukan kegiatan edukasi dan kunjungan rumah.
DAFTAR PUSTAKA
Kusumasari, Bevaola dkk.2015. Akuntabilitas Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan III.Jakarta : LAN RI

Latief,Yudi dkk. 2015. Nasionalisme Modul Pendidikan dan Pelatihan


Prajabatan Golongan III.Jakarta : LAN RI

Purwanto, Erwan Agus dkk.2017. Modul Pelatihan Dasar CPNS Pelayanan


Publik. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Suwarno, Yogi, dkk. 2017. Modul Pelatihan Dasar CPNS Whole Of


Government. Jakarta :Lembaga Administrasi Negara

Taufik, Muhammad dkk.2015. Komitmen Mutu Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan III.Jakarta : LAN RI
RIWAYAT HIDUP

Nama : Muliaty, S.Kep., Ns


NIP : 19871104 202012 2 004
TempatLahir : Ujung Pandang
Tanggal Lahir : 04 Nopember 1987
Jenis Kelamin : Wanita
Unit Kerja : UPTD Puskesmas Kodingareng
Jabatan : Ahli Pertama - Perawat

Riwayat Pendidikan

Penulis memasuki jenjang pendidikan dasar pada tahun 1994 tepatnya di SD


Negeri 79 Sawakong Towa Takalar dan tamat pada tahun 2000, melanjutkan
pendidikan di SMP Negeri 3 Galesong Selatan Takalar dan tamat pada tahun
2003, kemudian melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Bontonompo Gowa
pada tahun 2003 dan tamat pada tahun 2006. Pada tahun 2006 penulis
melanjutkan pendidikan S1-Keperawatan pada prodi Ilmu Keperawatan Fakultas
Kesehatan Masyarakat Univversitas Muslim Indonesia dan selesai pada tahun
2010. Dan pada tahun 2010 penulis selanjutnya melanjutkan pendidikan Profesi
Ners di Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Gunung Sari Makassar dan selesai
pada tahun 2011.

Riwayat Pekerjaan

Penulis pernah bekerja sebagai tenaga perawat magang di Puskesmas Barana kab.
Jeneponto pada tahun 2012 sampai pada tahun 2016 dan sebagai perawat di
RSIA Sitti Khadijah III Mamajang Makassar pada tahun 2016 sampai pada tahun
2020. Penulis selanjutnya bekerja sebagai tenaga perawat di UPTD Puskesmas
Pulau Kodingareng berstatus CPNS mulai bulan februari pada tahun 2021 sampai
sekarang.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai