Anda di halaman 1dari 13

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA

JAKARTA
Nomor 8-6'1'1 /F /Fjp/05/2018 Jakarta, O'f Mei 2018
Si fat 8iasa
Lampiran 1 (satu) eksemplar KEPADA YTH.
Perihal Tolok Ukur Penilaian Kinerja
Penanganan Perkara Tindak KEPALA KEJAKSAAN TINGGI
Pidana Khusus Tahun 2018 DI-
SELURUH INDONESIA

Menindaklanjuti rekomendasi hasil Rapat Kerja Kejaksaan RI Tahun 2017


bidang tindak pidana khusus, dan sehubungan dengan pelaksanaan Program
Optimalisasi Kualitas Penanganan Perkara Tindak Pidana Khusus Tahun 2018,
baik Tindak Pidana Korupsi maupun Tindak Pidana Khusus Lainnya (Perpajakan,
Kepabeanan, Cukai) dan dalam rangka untuk memberikan penghargaan atas
prestasi yang telah dicapai oleh satuan kerja Kejaksaan Tinggi, Kejaksaan Negeri
Tipe A, Kejaksaan Negeri Tipe 8 dan Cabang Kejaksaan Negeri, bersama ini
disampaikan Tolok Ukur Penilaian Kinerja Penanganan Perkara Tindak Pidana
Khusus Tahun 2018 secara obyektif dan transparan sebagai berikut :
1. Penilaian dilakukan terhadap penanganan dan penyelesaian perkara pada
periode dilakukan penilaian atau pada tahun berjalan dengan
menggunakan sistem pain (skoring) berupa penambahan angka (plus)
terhadap satuan kerja yang telah melaksanakan kegiatan :

1.1. KEJAKSAAN NEGERI DAN CABANG KEJAKSAAN NEGERI:


A. UMUM
A.1. Pelaku Tindak Pidana
A.2. Modus Operandi
A.3. Dampak Tindak Pidana
A.4. Penyelamatan Keuangan Negara

B. T AHAP PENYELESAIAN PER KARA


8.1. Penerimaan Laporan Pengaduan Masyarakat
8.2. Penyelidikan
8.3. Penyidikan
B.4. Prapenuntutan
B.5. Penuntutan
8.6. Pemeriksaan Persidangan
B.7. Eksekusi
c. PENYERAPAN ANGGARAN

1.2. KEJAKSAAN TINGGI:


A. UMUM
A.1. Pelaku Tindak Pidana
A.2. Modus Operandi
A.3. Dampak Tindak Pidana
A.4. Penyelamatan Keuangan Negara
B. TAHAP PENYELESAIAN PERKARA
8.1. Penerimaan Laporan Pengaduan Masyarakat
B.2. Penyelidikan
8.3. Penyidikan
8.4. Prapenuntutan
c. PENYERAPAN ANGGARAN
2

2. Pelaksanaan penilaian dan penghitungan jumlah pain dilakukan secara


penghitungan sendiri (self assessment) oleh Pimpinan Satuan Kerja di
Daerah (Kepala Kejaksaan Tinggi, Kepala Kejaksaan Negeri Tipe A, Kepala
Kejaksaan Negeri Tipe B don Kepala Cabang Kejaksaan Negeri)
menggunakan dasar Tolok Ukur Penilaian Kinerja Penanganan Perkara
Tindak Pidana Khusus (Lampiran 1) dengan melampirkan bukti pendukung
yang telah ditentukan, dan selanjutnya Kejaksaan Tinggi meneruskan hasil
seluruh penilaian dalam wilayah satuan kerjanya (Kejaksaan Tinggi,
Kejaksaan Negeri Tipe A, Kejaksaan Negeri Tipe B don Cabang Kejaksaan
Negeri} menggunakan Rekapitulasi Penilaian Kinerja (Lampiran 2) kepada
Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus dengan tembusan Sekretaris Jaksa
Agung Muda Tindak Pidana Khusus selaku Ketua Tim Penilai.
3. Penghitungan jumlah poin dalam rangka penilaian kinerja Tahun 2018
dilaksanakan sebanyak 2 (dua) kali:
3.1. Periode 1 Januari sampai dengan 30 Juni 2018 akan dilakukan evaluasi
kinerja pada masing-masing satuan kerja;
3.2. Periode 1 Januari sampai dengan 30 November 2018 akan diumumkan
pada saat peringatan Hari Anti Korupsi lnternasional (HAKI), tanggal
9 Desember 2018.
dan verifikasi dilakukan oleh Tim Penilai yang dibentuk oleh Jaksa Agung
Muda Tindak Pidana Khusus guna menentukan peringkat prestasi satuan
kerja dalam Program Optimalisasi Kualitas Penanganan Perkara Tindak
Pidana Khusus dan hasilnya tidak dapat diganggu gugat.
4. Tim Penilai melakukan penilaian tambahan yang bersifat fakultatif terkait
dampak penanganan perkara tindak pidana terhadap kebijakan
pembangunan nasional yaitu :
a. Apakah penanganan perkara menyebabkan terganggunya pelaksanaan
proyek strategis nasional berdasarkan laporan pengaduan masyarakat
atau informasi langsung kepada Pimpinan;
b. Apakah penar.ganan perkara menciptakan kondisi yang mendorong
kemajuan ekonomi kreatif berdasarkan pemberitaan di media massa
cetak/elektronik;
c. Apakah penanganan perkara mempengaruhi kondisi sosial dan politik
setempat berdasarkan timbulnya situasi dan kondisi yang buruk
"gaduh" berdasarkan pemberitaan di media massa cetak/elektronik,
laporan pengaduan masyarakat atau informasi langsung kepada
Pimpinan.
5. Tim Penilai melakukan penilaian tambahan yang bersifat fakultatif terhadap
kualitas dalam pemberian petunjuk pada tahap Prapenuntutan, Rencana
Dakwaan, Surat Dakwaan, Surat Tuntutan, Memori Banding/Kasasi
berdasarkan ukuran:
Penelitian formil:
Apakah format dan redaksi dokumen-dokumen hukum tersebut telah
memenuhi standar yang ditentukan.
Penelitian materiil:
Apakah substansi atau isi dari dokumen-dokumen hukum tersebut
telah dibuat berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, yurisprudensi, atau doktrin.
3

6. Penilaian terhadap angka 4 dan 5 di atas, diberikan dalam bentuk sebutan


angka, sebagai berikut :
a. Amat Baik 91 - 100
b. Baik 76 - 90
c. Cukup 61-75
d. Sedang 51-60
e. Kurang 50 ke bawah
7. Agar Kejaksaan Tinggi meneruskan kepada seluruh Kejaksaan Negeri dan
Cabang Kejaksaan Negeri di wilayah satuan kerjanya.

Demikian untuk dipedomani dan dilaksanakan.

JAKSA AGUNG MUDA


TINDAK PIDANA KHUSUS

Dr. M. ADI TOEGARISMAN

Tembusan:
1. Yth. Jaksa Agung RI.;
2. Yth. Wakil Jaksa Agung;
(1 don 2 sebagai laporan)
3. Yth. Para Jaksa Agung Muda;
4. Yth. Kepala Badan Diklat;
5. Yth. Sekretaris JAM PIDSUS;
6. Yth. Para Direktur pada JAM PIDSUS;
7. Arsip,-
Lampiran 1 Surat Jaksa Agung Muda Tindak
Pidana Khusus
Nomor : B-S'C'f /F/Fjp/05/2018
Tanggal : O'I Mei 2018

TOLOK UKUR PENILAIAN KINERJA PENANGANAN PERKARA TINDAK PIDANA KHUSUS

I. KEJAKSAAN NEGERI DAN CABANG KEJAKSAAN NEGERI

A. UMUM
A.1. PELAKU TINDAK PIDANA POIN
1. Pekerjaan
a. Pejabat Negara pada Lembaga Tinggi Negara (Presiden/Wakil 8
Presiden, Ketua/Wakil Ketua MPR/DPR RI}, Ketua/Wakil Ketua
BPK RI, Ketua/Wakil Ketua Mahkamah Agung R.I.; Menteri;
Gubernur; Hakim;
b. Kepala Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri yang 7
berkedudukan sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa
Penuh, Wakil Menteri, Deputi Gubernur Bl, Wakil Gubernur,
dan Bupati/Walikota, Wakil Bupati/Wakil Walikota;
c. Pengusaha/Wiraswasta (Pengurus/Pegawai Yayasan/Lembaga 6
Berbadan Hukum, Direktur Utama/Direktur Perseroan
Terbatas), Direksi, Komisaris, dan pejabat struktural lainnya
pada Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah;
Pimpinan Bank Indonesia dan Pimpinan Otoritas Jasa Keuangan;
Pimpinan Perguruan Tinggi Negeri (Rektor/Pembantu Rektor,
Dekan/ Pembantu Dekan); dan Pejabat lain yang disamakan di
lingkungan sipil, dan Kepolisian Negara Republik Indonesia;
Jaksa; Penyidik; Panitera Pengadilan; dan Pejabat Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah (PPK, POKJA, Tim Teknis, Tim
Pemeriksa Barang, dan Bendaharawan proyek.
d. Tokoh Masyarakat/Tokoh Adat/Tokoh Agama/Tokoh Politik 5
e. Kepala Desa/Perangkat Desa 4
f. Kelompok Profesional (advokat, notaris, appraisal dll) 3
g. ASN/POLRI 2
h. Tidak Bekerja 1
2. Pendidikan
a. 5-3 5
b. 5-2 4
c. S-1 3
d. SMA/ SMP/ SD 2
e. Tidak Sekolah 1
3. Peran
a. Pelaku Utama 3
b. Turut Serta 2
c. Membantu 1
bukti pendukung :
Agar dilampirkan Surat Perintah Penyidikan (P-8) dan SPDP, Laporan
Hasil Penyelidikan (P-5) atau Laporan Perkembangan Penyidikan
(P-12).

A.2. MODUS OPERANDI


1. Pihak yang terlibat dalam perkara (didasarkan pada tersangka yang
ditetapkan)
a. Pelaku hanya di satu Kementerian/ Lembaga/Badan/Dinas baik
di Pusat maupun di Daerah dengan pelaku Swasta 2
b. Pelaku di satu Kementerian/Lembaga/Badan/Dinas bersama-
sama dengan satu atau lebih Kementerian/Lembaga/Badan/
Dinas baik di Pusat maupun di Daerah dengan pelaku pihak
Swasta 3
2

c. Pelaku di satu dan/atau lebih Kementerian/Lembaga lainnya


bersama-sama dengan pelaku di Lembaga Legislatif dan/atau
Lembaga Yudikatif dan/atau Lembaga Tinggi Negara lainnya,
baik di Pusat maupun di Daerah dengan pelaku Swasta. 4
d. Pelaku melakukan tindak pidana pada saat Negara dalam
keadaan bahaya sesuai UU yang berlaku, pada saat terjadi
bencana alam nasional, atau dalam keadaan krisis ekonomi dan
moneter. 5
2. Peraturan Perundang-undangan yang dilanggar
a. Pelanggaran terhadap satu atau lebih peraturan perundang-
undangan dalam bidang pengaturan yang sama. 2
b. Pelanggaran terhadap satu atau lebih peraturan perundang-
undangan dalam bidang pengaturan yang berbeda-beda. 3
3. Alat bukti yang digunakan dalam pembuktian tindak pidana
a. Menggunakan alat bukti konvensional (Pasal 184 KU HAP} 2
b. Menggunakan alat bukti konvensional Pasal 184 KUHAP
ditambah dengan digital evidence dan/atau financial evidence
dan/atau scientific evidence. 3
bukti pendukung :
Agar dilampirkan Surat Perintah Penyidikan (P-8} dan SPDP, Laporan
Hasil Penyelidikan (P-5} atau Laporan Perkembangan Penyidikan
(P-12).

A.3. KERUGIAN NEGARA ATAU NILAI OBYEK TINDAK PIDANA


1. Besarnya kerugian Negara yang timbul {Paso/ 2 atau Posa/ 3)
a. Di atas Rp. 200.000.000,- s/d Rp. 500.000.000,- 1
b. Di atas Rp. 500.000.000,- s/d Rp. 1.000.000.000,- 2
c. Di atas Rp. 1.000.000.000,- s/d Rp. 2.500.000.000,- 3
d. Di atas Rp. 2.500.000.000,- s/d Rp. 5.000.000.000,- 4
e. Di atas Rp. 5.000.000.000,- s/d Rp. 10.000.000.000,- 5
f. Di atas Rp. 10.000.000.000,- 6
2. Besarnya nilai uang/barang sebagai objek Tindak Pidana Suap dan
Pemerasan, Gratifikasi {Posa/ 5, Posa/ 6, Posa/ 11, Posa/ 12, Posa/ 12
A, Posa/ 12 B, don Posa/ 13)
a. Di atas Rp. 200.000.000,- s/d Rp. 500.000.000,- 1
b. Di atas Rp. 500.000.000,- s/d Rp. 1.000.000.000,- 2
c. Di atas Rp. 1.000.000.000,- s/d Rp. 2.500.000.000,- 3
d. Di atas Rp. 2.500.000.000,- s/d Rp. 5.000.000.000,- 4
e. Di atas Rp. 5.000.000.000,- 5
3. Besarnya nilai objek Perbuatan Curang, Penggelapan, Pemalsuan
Dokumen {Posa/ 7, Posa/ 8, Posa/ 9 dan Posa/ 10}
a. Di atas Rp. 200.000.000,- s/d Rp. 500.000.000,- 1
b. Di atas Rp. 500.000.000,- s/d Rp. 1.000.000.000,- 2
c. Di atas Rp. 1.000.000.000,- s/d Rp. 2.500.000.000,- 3
d. Di atas Rp. 2.500.000.000,- s/d Rp. 5.000.000.000,- 4
e. Di atas Rp. 5.000.000.000,- 5
bukti pendukung :
Agar dilampirkan Surat Perintah Penyidikan (P-8)/bukti
penyelamatan keuangan negara berupa bukti setor ke kas Daerah
atau Negara/Surat Perintah Penyitaan (B-4} berikut bukti setor
penitipan uang yang dilakukan penyitaan atau bukti setor
pengembalian uang ke kas negara/daerah.

A.4. PENYELAMATAN KEUANGAN NEGARA


Penyelamatan keuangan negara pada tahap Penyidikan dihitung
berdasarkan besarnya persentase dari nilai riil kerugian keuangan negara
yang berhasil diselamatkan, termasuk aset (bergerak atau tidak bergerak}
yang bernilai ekonomis :
a. Persentase 0% s/d 20% 1
b. Di atas 20% s/d 40% 2
c. Di atas 40% s/d 60% 3
3

d. Di atas 60% s/d 80% 4


e. Di atas 80% s/d 100% 5
bukti pendukung :
Penyelamatan keuangan negara pada tahap Penyidikan agar dilampirkan Surat
Perintah Penyitaan (B-4) dan Berita Acara Penyitaan (BA-16), pada tahap
Prapenuntutan atau Penuntutan agar dilampirkan Surat Perintah Penunjukkan
Jaksa Penuntut Umum Untuk Mengikuti Perkembangan Penyidikan Perkara
Tindak Pidana (P-16) atau Surat Perintah Penunjukkan Jaksa Penuntut Umum
Untuk Penyelesaian Perkara Tindak Pidana (P-16A) berikut bukti setor penitipan
uang yang dilakukan penyitaan/yang berhasil diselamatkan.

B. TAHAP PENANGANAN DAN PENYELESAIAN PERKARA


B.1. PENERIMAAN LAPORAN PENGADUAN MASYARAKAT
a. Ditindaklanjuti dengan penyelidikan 3
bukti pendukung :
Agar dilampirkan Surat Perintah Penyelidikan (P-2)
b. Diserahkan ke instansi/bidang lain 1
bukti pendukung :
Agar dilampirkan surat atau berita acara penyerahan laporan pengaduan
masyarakat ke instansi/bidang lain.

8.2. PENYELIDIKAN
a. Ditingkatkan ke tahap Penyidikan 5
bukti pendukung :
- Agar dilampirkan Surat Perintah Penyidikan (P-8)

b. Tidak dilanjutkan Penyelidikan 1


bukti pendukung :
Agar dilampirkan Laporan Hasil Penyelidikan (P-5) atau Berita Acara
Ekspose dengan kesimpulan penyelidikan dihentikan.

c. Diserahkan ke instansi/bidang lain 1


bukti pendukung :
Agar dilampirkan surat atau berita acara penyerahan penanganan
penyelidikan ke instansi atau bidang lain.

B.3. PENYIDIKAN
a. Ditingkatkan ke Tahap Penuntutan
- Penyidikan Kejaksaan 5
- Penyidikan Kepolisian/lnstansi Lain/PPNS 2
bukti pendukung :
Agar dilampirkan Surat Perintah Penunjukkan Jaksa Penuntut Umum
Untuk Penyelesaian Perkara Tindak Pidana (P-16A).

b. Dihentikan penyidikan 1
bukti pendukung :
Agar dilampirkan Surat Perintah Penyidikan (P-8) dan Surat Perintah
Penghentian Penyidikan (P-14)

c. Diserahkan ke instansi/bidang lain 1


bukti pendukung :
Agar dilampirkan surat atau berita acara penyerahan penanganan
penyidikan ke instansi/bidang lain.

8.4. PRAPENUNTUTAN
a. Berkas perkara dinyatakan lengkap (P-21) 3
bukti pendukung :
Agar dilampirkan Surat Perintah Penunjukkan Jaksa Penuntut Umum
Untuk Mengikuti Perkembangan Penyidikan Perkara Tindak Pidana (P-16)
dan surat Pemberitahuan Hasil Penyidikan Sudah Lengkap (P-21)
b. Berkas perkara dinyatakan lengkap (P-21) yang didahului dengan 2
pemberian petunjuk (P-18/P-19) yang berkualitas
4

bukti pendukung :
Agar dilampirkan Surat Perintah Penunjukkan Jaksa Penuntut Umum
Untuk Mengikuti Perkembangan Penyidikan Perkara Tindak Pidana
(P-16), surat Hasil Penyidikan belum lengkap (P-18) serta surat
Pengembalian berkas perkara untuk dilengkapi (P-19), dan surat
Pemberitahuan Hasil Penyidikan Sudah Lengkap (P-21).
c. Berkas perkara dikembalikan dengan petunjuk (P-18/P-19) 1
bukti pendukung :
Agar dilampirkan Surat Perintah Penunjukkan Jaksa Penuntut Umum
Untuk Mengikuti Perkembangan Penyidikan Perkara Tindak Pidana (P-16)
dan surat Hasil Penyidikan belum lengkap (P-18) serta surat
Pengembalian berkas perkara untuk dilengkapi (P-19).

B.5. PENUNTUTAN
a. Berkas perkara hasil penyidikan Kejaksaan Tinggi/lnstansi lain/PPNS
dan telah dilimpahkan ke Pengadilan/Pengadilan Tipikor. 3
bukti pendukung :
Agar dilampirkan Surat Pengantar Pelimpahan Tahap II dari Kejaksaan
Tinggi kepada Kejaksaan Negeri dan surat Pelimpahan Perkara Acara
Pemeriksaan Biasa (P-31).
b. Berkas perkara hasil penyidikan Kejari/Cabjari dan telah dilimpahkan
ke Pengadilan Tipikor. 5
bukti pendukung :
Agar dilampirkan Surat Perintah Penunjukkan Jaksa Penuntut Umum
Untuk Penyelesaian Perkara Tindak Pldana (P-16A) dan Surat Pelimpahan
Perkara Acara Pemeriksaan Biasa (P-31).

B.6. PEMERIKSAAN PERSIDANGAN


a. Perkara dalam tahap pemeriksaan saksi/ahli/terdakwa, pembacaan
surat tuntutan, replik/duplik. 3
bukti pendukung :
Agar dilampirkan Surat Panggilan saksi/ahli/terdakwa (P-37) dan Bantuan
Panggilan saksi/ahli/terdakwa (P-38)/surat tuntutan (P-42)/replik/duplik.

b. Perkara telah berkekuatan hukum tetap/incracht atau dalam tahap


upaya hukum (Banding/Kasasi). 5
bukti pendukung:
Agar dilampirkan Surat Perintah Pelaksanaan Putusan Pengadilan (P-48)/
risalah tanda penerimaan penyerahan Memori Banding/Kasasi dari
Pengadilan Tipikor.

B. 7. EKSEKUSI
a. Badan 3
b. Uang Pengganti 2
c. Denda 2
d. Barang bukti 2
e. Biaya perkara 1
bukti pendukung :
Agar dilampirkan formulir Surat Perintah Pelaksanaan Putusan
Pengadilan (P-48) dan Berita Acara Pelaksanaan Putusan Pengadilan
(BA-8) sesuai amar putusan pengadilan yang telah dilakukan eksekusi,
termasuk Tagihan Denda/Uang Pengganti/Biaya Perkara (D-1), Surat
Pernyataan Kesanggupan Melunasi Pembayaran Denda (D-2), Tanda
Terima Pembayaran Denda/Denda Ganti/Uang Pengganti/Biaya Perkara
(D-3) dan Surat Perintah Penyerahan Denda/Denda Ganti/Uang
Pengganti/Biaya Perkara (D-4).
- Pengembalian kerugian keuangan negara
Jumlah pengembalian kerugian keuangan negara dihitung berdasarkan
besarnya persentase kerugian keuangan negara yang dikembalikan
a. Persentase 0% s/d 20% 1
b. Persentase � 20% s/d 40% 2
c. Persentase � 40% s/d 60% 3
5

d. Persentase z 60% s/d 80% 4


e. Persentase z 80% 5
bukti pendukung:
Agar dilampirkan bukti penyelamatan keuangan negara berupa bukti
setor ke kas Daerah atau Negara.

C. PENYERAPAN ANGGARAN
Persentase Penyerapan Anggaran
a. 0% s/d 20% 1
b. � 20% s/d 40% 2
c. ;?: 40% s/d 60% 3
d. ;?:60% s/d 80% 4
e. ;?:80% s/d 100% 5
bukti pendukung :
Agar dilampirkan bukti surat keterangan yang menerangkan pencairan anggaran
penanganan perkara tindak pidana khusus sesuai ta hap penanganan (Penyelidikan,
Penyidikan, Prapenuntutan, Penuntutan, dan Eksekusi) berikut rincian jumlah serta
persentasenya yang ditandatangani oleh Bendahara Pengeluaran dan diketahui
oleh Kepala Seksi Tindak Pidana Khusus/Kacabjari.

II. KEJAKSAAN TINGGI


A. UMUM
A.1. PELAKU TINDAK PIDANA POIN
1. Pekerjaan
a. Pejabat Negara pada Lembaga Tinggi Negara (Presiden/Wakil 8
Presiden, Ketua/Wakil Ketua MPR/DPR RI), Ketua/Wakil Ketua
BPK RI, Ketua/Wakil Ketua Mahkamah Agung R.I.; Menteri;
Gubernur; Hakim;
b. Kepala Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri yang 7
berkedudukan sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa
Penuh, Wakil Menteri, Deputi Gubernur Bl, Wakil Gubernur,
dan Bupati/Walikotamadya;
c. Pengusaha/Wiraswasta (Pengurus/Pegawai Yayasan/Lembaga 6
Berbadan Hukum, Direktur Utama/Direktur Perseroan
Terbatas), Direksi, Komisaris, dan pejabat struktural lainnya
pada Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah;
Pimpinan Bank Indonesia dan Pimpinan Otoritas Jasa Keuangan;
Pimpinan Perguruan Tinggi Negeri (Rektor/Pembantu Rektor,
Dekan/Pembantu Dekan); dan Pejabat lain yang disamakan di
lingkungan sipil, dan Kepolisian Negara Republik Indonesia;
Jaksa; Penyidik; Panitera Pengadilan; dan Pejabat Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah (PPK, POKJA, Tim Teknis, Tim
Pemeriksa Barang, dan Bendaharawan proyek.
d. Tokoh Masyarakat/Tokoh Adat/Tokoh Agama/Tokoh Politik 5
e. Kepala Desa/Perangkat Desa 4
f. Kelompok Profesional (advokat, notaris, appraisal dll) 3
g. ASN/POLRI 2
h. Tidak Bekerja 1
2. Pendidikan
a. S-3 5
b. S-2 4
c. S-1 3
d. SMA/ SMP/ SD 2
e. Tidak Sekolah 1
3. Peran
a. Pelaku Utama 3
b. Turut Serta 2
c. Membantu 1
6

bukti pendukung :
Agar dilampirkan Surat Perintah Penyidikan (P-8) dan SPDP, Laporan
Hasil Penyelidikan (P-5) atau Laporan Perkembangan Penyidikan
(P-12).

A.2. MODUS OPERANDI


1. Pihak yang terlibat dalam perkara (didasarkan pada tersangka yang
ditetapkan)
a. Pelaku hanya di satu Kementerian/ Lembaga/Badan/Dinas baik
di Pusat maupun di Daerah dengan pelaku Swasta 2
b. Pelaku di satu Kementerian/Lembaga/Badan/Dinas bersama-
sama dengan satu atau lebih Kementerian/Lembaga/Badan/
Dinas baik di Pusat maupun di Daerah dengan pelaku pihak
Swana 3
c. Pelaku di satu dan/atau lebih Kementerian/Lembaga lainnya
bersama-sama dengan pelaku di Lembaga Legislatif dan/atau
Lembaga Yudikatif dan/atau Lembaga Tinggi Negara lainnya,
baik di Pusat maupun di Daerah dengan pelaku Swasta. 4
d. Pelaku melakukan tindak pidana pada saat Negara dalam
keadaan bahaya sesuai UU yang berlaku, pada saat terjadi
bencana alam nasional, atau dalam keadaan krisis ekonomi dan
moneter. 5
2. Peraturan Perundang-undangan yang dilanggar
a. Pelanggaran terhadap satu atau lebih peraturan perundang-
undangan dalam bidang pengaturan yang sama. 2
b. Pelanggaran terhadap satu atau lebih peraturan perundang-
undangan dalam bidang pengaturan yang berbeda-beda. 3
3. Alat bukti yang digunakan dalam pembuktian tindak pidana
a. Menggunakan alat bukti konvensional (Pasal 184 KU HAP) 2
b. Menggunakan alat bukti konvensional Pasal 184 KUHAP
ditambah dengan digital evidence dan/atau financial evidence
dan/atau scientific evidence. 3
bukti pendukung:
Agar dilampirkan Surat Perintah Penyidikan (P-8) dan SPDP, Laporan
Hasil Penyelidikan (P-5) atau Laporan Perkembangan Penyidikan
(P-12).

A.3. KERUGIAN NEGARA ATAU NILAI OBYEK TINDAK PIDANA


1. Besarnya kerugian Negara yang timbul (Paso/ 2 atau Posa/ 3}
a. Di atas Rp. 200.000.000,- s/d Rp. 500.000.000,- 1
b. Di atas Rp. 500.000.000,- s/d Rp. 1.000.000.000,- 2
c. Di atas Rp. 1.000.000.000,- s/d Rp. 2.500.000.000,- 3
d. Di atas Rp. 2.500.000.000,- s/d Rp. 5.000.000.000,- 4
e. Di atas Rp. 5.000.000.000,- s/d Rp. 10.000.000.000,- 5
f. Di atas Rp. 10.000.000.000,- 6
2. Besarnya nilai uang/barang sebagai objek Tindak Pidana Suap dan
Pemerasan, Gratifikasi (Posa/ 5, Posa/ 6, Posa/ 11, Posa/ 12, Posa/ 12
A, Posa/ 12 B, don Posa/ 13)
a. Di atas Rp. 200.000.000,- s/d Rp. 500.000.000,- 1
b. Di atas Rp. 500.000.000,- s/d Rp. 1.000.000.000,- 2
c. Di atas Rp. 1.000.000.000,- s/d Rp. 2.500.000.000,- 3
d. Di atas Rp. 2.500.000.000,- s/d Rp. 5.000.000.000,- 4
e. Di atas Rp. 5.000.000.000,- 5
3. Besarnya nilai objek Perbuatan Curang, Penggelapan, Pemalsuan
Dokumen (Paso/ 7, Posa/ 8, Paso/ 9 don Paso/ 10}
a. Di atas Rp. 200.000.000,- s/d Rp. 500.000.000,- 1
b. Di atas Rp. 500.000.000,- s/d Rp. 1.000.000.000,- 2
c. Di atas Rp. 1.000.000.000,- s/d Rp. 2.500.000.000,- 3
d. Di atas Rp. 2.500.000.000,- s/d Rp. 5.000.000.000,- 4
e. Di atas Rp. 5.000.000.000,- 5
7

bukti pendukung :
Agar dilampirkan Surat Perintah Penyidikan (P-8)/bukti
penyelamatan keuangan negara berupa bukti setor ke kas Daerah
atau Negara/Surat Perintah Penyitaan (B-4) berikut bukti setor
penitipan uang yang dilakukan penyitaan atau bukti setor
pengembalian uang ke kas negara/daerah.

A.4. PENVELAMATAN KEUANGAN NEGARA


Penyelamatan keuangan negara pada tahap Penyidikan dihitung
berdasarkan besarnya persentase dari nilai riil kerugian keuangan negara
yang berhasil diselamatkan, termasuk aset (bergerak atau tidak bergerak)
yang bernilai ekonomis :
a. Persentase 0% s/d 20% 1
b. Di atas 20% s/d 40% 2
c. Di atas 40% s/d 60% 3
d. Di atas 60% s/d 80% 4
e. Di atas 80% s/d 100% 5
bukti pendukung :
Penyelamatan keuangan negara pada tahap Penyidikan agar dilampirkan Surat
Perintah Penyitaan (B-4) dan Berita Acara Penyitaan (BA-16), pada tahap
Prapenuntutan atau Penuntutan agar dilampirkan Surat Perintah Penunjukkan
Jaksa Penuntut Umum Untuk Mengikuti Perkembangan Penyidikan Perkara
Tindak Pidana (P-16) atau Surat Perintah Penunjukkan Jaksa Penuntut Umum
Untuk Penyelesaian Perkara Tindak Pidana (P-16A) berikut bukti setor penitipan
uang yang dilakukan penyitaan/yang berhasil diselamatkan.

B. TAHAP PENANGANAN DAN PENVELESAIAN PERKARA


B.1. PENERIMAAN LAPORAN PENGADUAN MASVARAKAT
a. Ditindaklanjuti dengan penyelidikan 3
bukti pendukung :
Agar dilampirkan Surat Perintah Penyelidikan (P-2)
b. Diserahkan ke instansi/bidang lain 1
bukti pendukung :
Agar dilampirkan surat atau berita acara penyerahan laporan pengaduan
masyarakat ke instansi/bidang lain.

B.2. PENVELIDIKAN
a. Ditingkatkan ke tahap Penyidikan 5
bukti pendukung :
- Agar dilampirkan Surat Perintah Penyidikan (P-8)

b. Tidak dilanjutkan penyelidikan 1


bukti pendukung :
Agar dilampirkan Laporan Hasil Penyelidikan (P-5) atau Berita Acara
Ekspose dengan kesimpulan penyelidikan dihentikan.
c. Diserahkan ke instansi/bidang lain 1
bukti pendukung :
Agar dilampirkan surat atau berita acara penyerahan penanganan
penyelidikan ke instansi atau bidang lain.

8.3. PENVIDIKAN
a. Ditingkatkan ke Tahap Penuntutan
- Penyidikan Kejaksaan 5
- Penyidikan Kepolisian/lnstansi Lain/PPNS 2
bukti pendukung :
Agar dilampirkan Surat Perintah Penunjukkan Jaksa Penuntut Umum
Untuk Penyelesaian Perkara Tindak Pidana (P-16A).
b. Dihentikan penyidikan 1
bukti pendukung :
Agar dilampirkan Surat Perintah Penyidikan (P-8) dan Surat Perintah
Penghentian Penyidikan (P-14)
8

c. Diserahkan ke instansi/bidang lain


1
bukti pendukung :
Agar dilampirkan surat atau berita acara penyerahan penanganan
penyidikan ke instansi/bidang lain.

B.4. PRAPENUNTUTAN
a. Berkas perkara dinyatakan lengkap (P-21) 3
bukti pendukung :
Agar dilampirkan Surat Perintah Penunjukkan Jaksa Penuntut Umum
Untuk Mengikuti Perkembangan Penyidikan Perkara Tindak Pidana (P-16)
dan surat Pemberitahuan Hasil Penyidikan Sudah Lengkap (P-21).
b. Berkas perkara dinyatakan lengkap (P-21) yang didahului dengan 2
pemberian petunjuk (P-18/P-19) yang berkualitas
bukti pendukung :
Agar dilampirkan Surat Perintah Penunjukkan Jaksa Penuntut Umum
Untuk Mengikuti Perkembangan Penyidikan Perkara Tindak Pidana
(P-16), surat Hasil Penyidikan belum lengkap (P-18) serta surat
Pengembalian berkas perkara untuk dilengkapi (P-19), dan surat
Pemberitahuan Hasil Penyidikan Sudah Lengkap (P-21).
c. Berkas perkara dikembalikan dengan petunjuk (P-18/P-19)
bukti pendukung :
Agar dilampirkan Surat Perintah Penunjukkan Jaksa Penuntut Umum
Untuk Mengikuti Perkembangan Penyidikan Perkara Tindak Pidana (P-16)
dan surat Hasil Penyidikan belum lengkap (P-18) serta surat
Pengembalian berkas perkara untuk dilengkapi (P-19).

C. PENYERAPAN ANGGARAN
Persentase Penyerapan Anggaran
a. 0% s/d 20%
b. � 20% s/d 40% 1
c. � 40% s/d 60% 2
d. � 60% s/d 80% 3
e. � 80% s/d 100% 4
buktipendukung: 5
Agar dilampirkan bukti surat keterangan yang menerangkan pencairan anggaran
penanganan perkara tindak pidana khusus sesuai tahap penanganan (Penyelidikan,
Penyidikan, Prapenuntan, Penuntutan, dan Eksekusi) berikut rincian jumlah serta
persentasenya yang ditandatangani oleh Bendahara Pengeluaran dan diketahui
oleh Asisten Tindak Pidana Khusus.

JAKSA AG UNG MUDA


TINDAK PIDANA KHUSUS

Dr. M. ADI TOEGARISMAN


� � � �
n ;;,,;: ;;,,;:
)>
CJ � rn
)>
:,,:::
rn
VI

)>

.... )> .... )>


� .... � .... �
c:
c: � c: :::! c: -; c:
)>
2
s:,- s:,- 'iJ s:,- =o s:,- ::ii::
m

rn rn
CJ )>
)> )> )> )> )>
:::c :::c :::c :::c

2
!=>
.,,m
2
VI !: r-
z�
C) VI
l>
s c3 l>
� VI z
§
zs
z
m
tu ::a

C"'

n "C
.,,m
l>

c.
m
;:i;::
m
z
l>
tD "
)>
)>
z

..... z "ti
m
,- l>
)> 2
OQ
"
c:
-I v,
l>
z
::::r z0 l> "tJ
QJ -I m
> c:
-g
m "� l> .,,m :::a
C"'

n
2
0
a
0
)>
z
z
� :::a
"
l>

0...

)>
z
)>
"
m 0 l>
� o :::!
::0
tD l> m z
c:, o
QJ
c: l>
C"
"C
m
"z
"

m r-
l>"
)>
l> z :E
n
� c
"
v,
)> l> l>
tu -I
-g ):> 2 z
C"
"
,-
c:, i
)>
z c: )>
):>

n
"C
m
"

;:i;::
-<
>
s: z "::a
:::! ::a 0
� I
z 0
0
� c:
0...
"
)>
Ci)
c:
v, Ci)
c: "tJ
0
"ti
2 �
QJ
c: "ti
m
m
N
o
C"
c: 7' "z
> 0 )>
.... z
52 00 -I
QJ
c:, )>
;:i;::
2
er -I !:j c
)>
tu
;;:.;:
m
":Ec
"ti
C"
c::)> "
c:
Ci)
)>
z
n ,- )> )>
N z
� z
0...
LU m
Ci) ":::c:
c
r-
QJ
tD > v, 3
)>
Vl
...., "
>
)>
c:
v,
"'C
..,
(/) QJ -0 -I QJ
-I )> r- ::l
m � c: l>
z C"
. . ..,, z N
= 2 -I z ;:;,-:

=! n "'C7I Vl
z ·°' -;..
:;;�
z OJ
:::I
0 ";j c
c """\
z 0 c. 0 -< Q"Q 3 v, Qj r-1'
)> CD )> Q"Q 0 c:
:--0 � -< ........ v,

.,,
Qj '--
;:;,-: tD m """\
CJ
;;:.;: -I
\J
"'°
.
v,
a tu
-I
z0 CJ
)>
z c....
c: C"
"ti
Q)


In
> "
r- O
..c: OJ
I
)>
Q"Q
c
)>
"
:e
:::I
;:;,-: .:..i "C ::l
I N n
� a> s: cm
� s:
0

(0
c
(./') c. z -· ...........
> N "Tl c
c 00 ...... a ....... a..
..Vl tD 0
�.2! CJ
00 "C
............ :j
tu ;:i,:: 0 :::I
m.,, v, a.
Cm ........... OJ
)> 2 N
C" Z< A

C) m 0
J;. s;;: ::P.
n 2 s: 00
c..
c. ��
C) )>
a,
:::I
)> 2 Q)

tD �
:,I;
m -t
-I )>
� ::I:
z
Ci)
)>
VI

.,,.,,
)>

z c:
)> m
c: c: c: z z
,...s:
)>
,.... s:
,... s:
,....
:,I;
m
z
)> )> )> )>
c!
)> G)
:::c :::c :::c :::c )>
z
)>
z
z 0
9 )>
.,,m2
z
-<
m
r-
m

sz"'
)>

.,,
m
:::0

"
)>


Ql
s
0
c

)>
v,

Ql

C" c::
0

l"I

Ql

Ql

"O
;:a
)>
er .....
c
.....
l"I

-I
c:
-I

"l:J
"l:J
v,
0 :;,I;
s:
Ci) ::a
VI

m

m
:;,I;
c:
!!?

J>
(./')

vi
--i
m
z Ql
"ti
m
--i z
z z
0
C"
,i::
m m
c:
)>
Ci)

s:
"'C )> z cc
:,,;; Ci) J:,,
"'C l"I
z c
> )>
0 zZ
)> .__ m :;,I;
z c a. Ci)
)>
m
::a
J> c:
:,,;;
2. � Cl
;:;:
:::r: N ro
c
(./')

0 z
00
c Ql
..V'> "ti
m
z
er <
m
�"ti
)>
l"I
z
)>
z
Ci)
c.. Ci)
)>

(!)

z

Anda mungkin juga menyukai