Anda di halaman 1dari 62

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

(ON THE JOB TRAINING)


DI GMF AEROASIA
Tanggal 24 APRIL – 24 Mei 2017

Disusun Oleh :

Tar. MUHAMMAD ALFIANTO


NIT. G.III.39.16.017

PROGRAM STUDI NON DIPLOMA TEKNIK PESAWAT


UDARA
ANGKATAN VII
JURUSAN TEKNIK PENERBANGAN
AKADEMI TEKNIK DAN KESELAMATAN PENERBANGAN
SURABAYA 2017

i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
(ON THE JOB TRAINING)
DI PT. GMF AEROASIA
BASE MAINTENANCE JAKARTA

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

“FORWARD CARGO DOOR TIDAK DAPAT MENGUNCI SECARA


ELECTRIC, PADA SAAT SISTEM ELECTRIC BEKERJA NORMAL
PADA BOEING 747-400” diajukan sebagai laporan OJT untuk memenuhi
persyaratan kelulusan pada Program Basic Aircraft Maintenance sesuai dengan
kurikulum Praktek Kerja Lapangan (On The Job Training) Program Studi
Diploma II Teknik Pesawat Udara.

Nama : MUHAMMAD ALFIANTO

N.I.T : G.III.39.16.017

Ketua Program Studi Dosen Pembimbing


Teknik Pesawat Udara

Bambang Bagus H,S.SiT,MM Totok Warsito, S.SiT


Penata Tk. I (III/d) Pembina (IV/a)
NIP :198109152005021001 NIP :195703161977031001

iii
MOTTO

Untuk mendapatkan kesuksesan, keberanian harus lebih besar daripada


ketakutanmu. Lakukan apapun yang kamu sukai, jadilah konsisten, dan sukses
akan datang dengan sendirinya. Sukses tidak diukur menggunakan kekayaan,
sukses adalah sebuah pencapaian yang kita inginkan. Lebih baik merasakan
sulitnya pendidikan sekarang daripada rasa pahitnya kebodohan kelak.

َ‫ا‬ َّ ‫ْل َو ْقتُكَال‬


‫س ْي ِفإ ْنلَ ْمت َ ْق َط ْع َحاقَ َط َع َك‬
“ Waktu itu bagaikan pedang, jika kamu tidak memanfaatkannya
menggunakan untuk memotong, ia akan memotongmu (menggilasmu)”
(H.R. Muslim)

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, berkat Rahmat-Nya saya
dapat melaksanakan On The Job Training (OJT) di PT. Garuda Maintenance
Facility AeroAsia yang dilaksanakan mulai tanggal 24 April sampai dengan 24
Mei 2017. Pada akhirnya saya dapat menyusun sebuah laporan dari hasil praktek
Fhase IV sebagai salah satu syarat agar dapat lulus dan evaluasi penilaian
Program Studi Non Diploma Teknik Pesawat Udara Akademi Teknik dan
Keselamatan Penerbangan (ATKP) Surabaya.
Adapun maksud dari penulisan laporan ini adalah sebagai bekal saya
dalam mendalami ilmu serta keterampilan yang telah saya dapatkan selama
pelaksanaan OJT. Selain itu juga sebagai wawasan dan pengetahuan untuk para
pembaca, sehingga apa yang telah saya dapatkan berguna bagi saya pembimbing
dan pembaca.
Tidak lupa saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada para
pembimbing dan seluruh rekan-rekan yang telah membantu dalam terlaksananya
OJT dan pembuatan laporan ini.
Pada kesempatan kali ini saya mengucapkan terima kasih kepada pihak
yang telah mendukung dalam terselesaikannya laporan ini, diantaranya:
1. Bapak Ir. Setiyo.M.M. selaku Direktur Akademi Teknik Dan
Keselamatan Penerbangan Surabaya.
2. Bapak Bambang Bagus H, S.SiT, MM. selaku Kaprodi Teknik Pesawat
Udara ATKP Surabaya.
3. Bapak Drs.Sudjud Prajitno,S.SiT, selaku Quality Control Teknik
Pesawat Udara.
4. Seluruh dosen dan instruktur pengajar di ATKP Surabaya yang telah
membimbing kami selama ini.
5. Seluruh dosen dan pegawai ATKP Surabaya yang telah membantu dan
mendukung pelaksanaan kegiatan OJT.
6. Bapak Suwandi, selaku General Manager TBH PT. GMF AeroAsia.

7. Bapak Desso, selaku Manager LTC PT. GMF AeroAsia.

v
8. Bapak Suratna, selaku Manager TBH PT. GMF Aeroasia.

9. Bapak Agus H, selaku Manager TBH PT. GMF AeroAsia.

10. Bapak Ruly, selaku Manager TBH PT. GMF AeroAsia.

11. Seluruh Supervisor Hangar 1 PT. GMF AeroAsia.

12. Seluruh senior engineer dan senior mekanik di Unit TBH.

13. Seluruh rekan – rekan saya.

Rasa terima kasih juga tidak lupa saya sampaikan kepada orang tua,
keluarga serta rekan-rekan yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang selalu
memberikan dukungan dan doanya sehingga semua proses OJT dapat berjalan
dengan lancar dan terwujudnya laporan ini.
Demikian ucapan terima kasih dari saya, apabila terdapat salah kata dan
penulisan bahasa maupun nama, penulis mohon maaf. Semoga laporan ini dapat
berguna bagi seluruh pembaca terutama dalam dunia penerbangan.

Cengkareng, 24 Mei 2017

MUHAMMAD ALFIANTO
NIT: G.III.39.16.017

vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ----------------------------------------------------------- i
HALAMAN PENGESAHAN ------------------------------------------------ ii
LEMBAR PERSETUJUAN --------------------------------------------------- iii
HALAMAN MOTTO ---------------------------------------------------------- iv
KATA PENGANTAR --------------------------------------------------------- v
DAFTAR ISI -------------------------------------------------------------------- vii
DAFTAR GAMBAR ---------------------------------------------------------- ix
DAFTAR TABEL ------------------------------------------------------------- x
DAFTAR LAMPIRAN ------------------------------------------------------- xi
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ----------------------------------------------- 1


1.2 Maksud dan Tujuan ------------------------------------------ 1
1.3 Waktu dan Tempat ------------------------------------------- 2
1.4 Metode pelaksanaan ----------------------------------------- 2
1.5 Sistematika Penulisaan -------------------------------------- 3

BAB II TINJAUAN UMUM

2.1 Sejarah Perusahaan -------------------------------------------- 4


2.2 Proses Perkembangaan Perusahaan -------------------------- 5
2.3 Landasaan Operasional ---------------------------------------- 5
2.4 Struktur Organisasi Perusahaan ------------------------------ 6
2.5 Profil Perusahaan ----------------------------------------------- 6
2.6 Struktur Organisasi -------------------------------------------- 11

BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PEMBAHASAAN MASALAH

3.1 Waktu dan Tempat ------------------------------------------- 14


3.2 Uraian Pelaksanaan
3.2.1 Introduction --------------------------------------------- 14
3.2.2 Base Maintenance ------------------------------------- 15
3.2.2.1 Maintenance ---------------------------------- 15
3.2.2.2 Prosedur Maintenance ----------------------- 19

BAB IV PEMBAHASAN MATERI

4.1 General -------------------------------------------------------- 31

vii
4.2 Mekanisme Kerja -------------------------------------------- 31
4.2.1 Pengoperasian Replace Window Light Balla
------------------------------------------------- 34
4.3 Identifikasi Masalah ---------------------------------------- 36
4.4 Penyelesaian Masalah --------------------------------------- 36

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan -------------------------------------------------- 41


4.2 Saran ---------------------------------------------------------- 41

DAFTAR PUSTAKA --------------------------------------------------------- 43

LAMPIRAN -------------------------------------------------------------------- 44

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ----------------------------------------------- 49

viii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1. Logo Perusahaan (GMF AeroAsia) ---------------------------------- 4

Gambar 2.2. Structure Organization Base Maintenance ------------------------- 12

Gambar 2.3. Structure Organization Quality Assurance ------------------------- 12

Gambar 4.1. Replace Window Light Balla ----------------------------------------- 31

Gambar 4.2. Bagian-bagian Replace Window Light Balla ---------------------- 37

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Flow Proccess of Structure Repair Analysis ----------------------------- 26


Tabel 3.2. Flow Proccess of Determines Alternative Material ---------------------- 27
Tabel 3.3. Flow Proccess of Repair Scheme Developed ----------------------------- 28
Tabel 3.4. Flow Proccess of Dent and Buckle Chart Developing ------------------ 29
Tabel 3.5. Flow Proccess of an AMOC Proposal ------------------------------------- 30

x
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

OJT ini merupakan salah satu bentuk nyata dari penerapan ilmu yang didapat
dari kegiatan belajar-mengajar di Akademi Teknik Dan Keselamatan Penerbangan
(ATKP) Surabaya. Kegiatan On The Job Training (OJT) bagi Taruna Teknik
Penerbangan khususnya Teknik Pesawat Udara angkatan ke-VI dilaksanakan
berdasarkan kurikulum dan silabus yang dibuat sesuai dengan kalender akademik
yang ditetapkan oleh Akademi Teknik Dan Keselamatan Penerbangan (ATKP)
Surabaya.
PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia sebagai perusahaan yang memiliki
beberapa aspek yang hendak dipelajari dan sesuai dengan program pendidikan di
Akademi Teknik Dan Keselamatan Penerbangan (ATKP) Surabaya, maka
ditunjuklah PT. Garuda Maintenance Facility AeroAsia sebagai tempat
pelaksanaan On Job Training ( OJT ).
Seperti yang telah kita ketahui kegiatan perawatan (maintenance) merupakan
bagian terpenting dan mendasar yang tidak dapat dipisahkan dari sebuah airlines,
bagian ini beperan penting dalam menekan biaya operasional dan menjamin
pesawat tetap aman dan nyaman untuk beroperasi sehingga menghasilkan
performa pesawat yang tinggi. Untuk itu PT. Garuda Maintenance Facility
AeroAsia selalu melaksanakan perawatan pada armadanya secara berkelanjutan,
khusus pada pesawat bermesin turbofan seperti boeing 737-series NG, boeing
747-200/400, B777-300 dan A320, A330. Dengan capability yang dimiliki PT.
Garuda Maintenance Facility AeroAsia tersebut kami mencoba untuk
mendapatkan pengalaman dalam lingkup kerja yang sesungguhnya.

1.2 MAKSUD dan TUJUAN

Adapun maksud dan tujuan dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan di Garuda
Maintenance Facility AeroAsia terutama di divisi Base Maintenance, yaitu untuk

xi
mempelajari dan memahami proses perawatan pesawat dan merasakan langsung
aktifitas di lapangan pekerjaan sesuai dengan disiplin ilmu yang didapat di
Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan Surabaya

1.3. WAKTU DAN TEMPAT

Praktek kerja lapangan (PKL) ini dilaksanakan dengan data sebagai berikut.
Peserta : Taruna Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan (ATKP)
Surabaya
Jumlah : 22 orang
Waktu : 24 April sampai dengan 24 Mei 2017
Tempat : PT. GMF AeroAsia
1. Base Maintenance

1.4. METODE PELAKSANAAN

Metode yang dilaksanakan selama praktek kerja lapangan meliputi:


a. Pengenalan peralatan dan infrastruktur serta aturan kerja di divisi engineering.
b. Diskusi dengan para karyawan mengenai pekerjaan yang sedang dilaksanakan
dengan materi dasar yang telah dimiliki.
c. Mengamati dan mempelajari terhadap referensi yang berkaitan dengan bidang
kerja.
d. Pengamatan terhadap pekerjaan dan mencoba mempraktekannya dengan
didampingi supervisor.
e. Mengamati dan menganalisa penyebab terjadinya kerusakan pada sebuah
pesawat terbang.

xii
1.5. SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I Pendahuluan
Merupakan gambaran singkat tentang PT. GMF AeroAsia, yang berfungsi
sebagai pusat perawatan pesawat demi tercapainya tujuan transportasi udara yakni
safety dan kepuasan konsumen. Dalam bab ini juga menjelaskan mengenai
maksud dan tujuan penulisan, sesuai dengan bidang pekerjaan yang dilaksanakan,
maka dalam penulisan laporan ini dibatasi sesuai bidang yang dikerjakan yang
terdapat dalam pembatasan masalah, sehingga pembaca akan mendapatkan
gambaran secara umum mengenai hal-hal apa saja yang dilaksanakan selama
praktik kerja.

BAB II Tinjauan umum perusahaan


Menguraikan secara umum tentang PT. GMF AeroAsia mulai dari sejarah
berdirinya, proses perkembangan, logo perusahaan, pola operasionalnya, sampai
pada struktur organisasinya.

BAB III Pelaksanaan dan pembahasan kegiatan


Dalam penyusunan bab ini didasarkan pada waktu dan tempat kegiatan,
kegiatan yang dilaksanakan dan sedikit pembahasan dari kegiatan yang dilakukan
atau point apa saja yang dapat diperoleh.

BAB IV Permasalahan dan pemecahannya


Bab ini berisikan tentang permasalahan (troubleshooting) yang saya angkat
dan berisikan hipotesis-hipotesis serta pemecahan masalahnya.

BAB V Kesimpulan dan Saran


Pada bab ini saya menyimpulkan sedikit mengenai apa saja yang terdapat di GMF
AeroAsia, dan saran guna kemajuan dan pengembangan perusahaan secara umum
dan menyeluruh. Lampiran yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan
dicantumkan pada akhir halaman dari laporan ini.

xiii
xiv
BAB II
TINJAUAN UMUM

PT. Garuda Maintenanc Facility AeroAsia merupakan salah satu anak


perusahaam dari PT. Garuda Indonesia Group di lingkungan Departemen
Perhubungan yang bergerak dalam bidang jasa transportasi udara, termasuk
perawatan pesawat terbang.

2.1 Sejarah Perusahaan

PT. Garuda Maintenance Facility (GMF) Aero Asia merupakan anak


perusahaan PT Garuda Indonesia, salah satu perusahaan penerbangan
milik pemerintah Republik Indonesia.GMF Aero Asia didirikan untuk
menjadi salah satu aircraft maintenance solutions provider terbaik di
dunia, yang memiliki reputasi dalam quality, reliability, on-time delivery
and affordability.

GMF Aero Asia telah melayani PT Garuda Indonesia dan perusahaan


penerbangan yang lain selama 50 tahun. GMF juga mengembangkan
kemampuan, pengalaman dan dikenal baik mempunyai track-record
kehandalan yang bagus.GMF juga selalu melakukan restrukturisasi supaya
lebih efisien dalam meningkatkan pelayanan kepada pelanggannya.

xv
Lokasi kantor pusat ada di Bandara Internasional Soekarno-Hatta,
GMF Aero Asia beroperasi di lahan seluas 115 Ha, membuatnya dikenal
menjadi salah satu perusahaan yang menjalankan service maintenance
facilities terbesar di Asia. Dengan dukungan lebih dari 2500 teknisi
profesional yang handal dan berpengalaman dilengkapi dengan peralatan
yang canggih, GMF Aero Asia mampu mengakomodasi kebutuhan
berbagai macam jenis pesawat yang digunakan dalam industri
penerbangan.

Sejarah Singkat

Tahun 1949, pemerintah Indonesia mendirikan Garuda Indonesia, sebuah


perusahaan jasa pelayanan angkutan udara yang ditujukan sebagai sarana
untuk mempromosikan pariwisata nasional.Dalam perkembangannya,
Garuda Indonesia memahami bahwa ketepatan waktu, keandalan dan
kenyamanan adalah kunci sukses untuk mengoptimalkan peranan dan
kontribusinya.

Untuk itulah, Garuda Maintenance Facilities Support Center didirikan


pada tahun 1984.Perkembangan fasilitas perawatan ini secara keseluruhan
didanai oleh pemerintah Indonesia.Jumlah investasi yang dikeluarkan
dalam 7 tahun pertama mencapai 200 juta dolar dan 63%-nya dikeluarkan
untuk mengimpor mesin-mesin dan peralatan berteknologi tinggi.

xvi
Dalam usaha mendongkrak kemampuannya, Garuda Maintenance
Facilities Support Center bertansformasi menjadi Strategic Business Unit
dengan nama GMF, Garuda Maintenance Facilities, pada tahun 1996
dengan mulai melayani tiga operator transportasi udara. Dengan status
baru ini GMF memiliki manajemen sendiri namun masih tetap berada
dibawah garis pertanggungjawaban PT Garuda Indonesia.

Lepas dari PT Garuda Indonesia pada Agustus 2002 memberikan


fleksibilitas yang lebih bagi GMF. Dengan identitas baru, GMF Aero Asia
berkembang menjadi salah satu fasilitas perawatan, repair dan overhaul
pesawat terbaik dan terbesar di dunia.

Visi

Menciptakan perawatan yang mencakup repairdan overhaul yang


kompetitif dalam hal kualitas, biaya, pengiriman dan pelayanan.

Misi

1. Product (Hasil usaha)


Menjaga kemampuan perawatan pesawat, mesin pesawat dan
komponennya agar tetap mampu bersaing dalam hal kualitas, biaya,
pengiriman dan service serta pengkalibrasian suatu komponen pesawat.
2. Business (Usaha)
Meningkatkan pendapatan dan keuntungan.
3. Human resources (sumber daya manusia)
Menjadikan sumber daya manusia yang profesional dalam industri
penerbangan.

Untuk mengenal lingkup kerja PT. GMF Aero Asia dapat diuraikan
sebagai berikut:

Hangar

xvii
Hangar adalah suatu ruangan yang diperuntukan sebagai tempat
penyimpanan pesawat agar tidak terkena cuaca yang ekstrim yang dapat
merusak pesawat tersebut. Dalam wilayah GMF terdapat 3 hangar yaitu:

 Hangar 1
Hangar ini diselesaikan pada tahun 1991 dan digunakan untuk heavy
maintenancepesawat B747-300/400 dan B777-200/300. Hanggar ini
mempunyai luas 21540 m2 . Peralatan-peralatannya meliputi purpose-built
scaffol.

 Hangar 2
Hangar ini dipergunakan untuk perawatan ringan semua tipe pesawat,
hangar ini mempunyai luas 22.500 m2.

 Hangar 3
Hangar ini dipergunakan untuk heavy mentenance pesawat khusus pesawat
A330-200/300. Hangar ini mempunyai luas area 22.500 m2.

 Hangar 4

Hangar ini dipergunakan untuk heavy maintenance untuk pesawat kelas


narrow body seperti B737-800, A320-300, ATR72-600, CRJ1000 dan
customernya untuk GA dan NON GA

Semua Hangar dilengkapi dengan:


- Sistem alarm dan pemadam kebakaran.
- Suplai listrik 400Hz.
- Penerangan Hangar.
- Overhead crane (hanya di hangar 3).
- Aircraft docking.
- Regulated air pressure.
- Aircraft tools and equipment.
- Stock rendition office areas.

xviii
Engine Shop

Pengoperasian pertama kali pada tahun 1994, diperuntuhkan untuk


overhaul engine SPEY, JT8D, JT9D-7Q, CF680C2, APU dan CFM 56-
3B1.

Engine Test Cell

Bangunan ini dipergunakan untuk pengetesan seluruh engine pesawat


termasuk APU sampai mencapai 450 KN (100.000 lb) trust, yang
diselesaikan pada tahun 1989. Peralatannya meliputi system control untuk
semua tipe engine dan APU. Engine-engine yang telah diuji pada engine
Test Cell, antara lain SPEY MK555-15H, CF6-80C2, CMF56-3B1, JT8D-
9D, JT9D-59/7Q, GTCP36-4A, GTC85-98D dan GTCP-700.

Spesial Store

Bangunan ini mempunyai luas 2.268 m2.

Work Shop Building

xix
1. WorkShop 1

Bangunan ini mempunyai luas 10.785 m2 dan digunakan untuk reparasi


dan overhaul dari berbagai macam komponen besar, terdapat juga sheet-
metal work shop yang mempunyai kemampuan untuk memperbaiki dan
melakukan overhaul untuk komponen boeing 747, DC-10, A-300,DC-9, F-
28, Boeing 737 dan juga control penerbangan, radar domesgalleys, engine
pylons, cowling dan trust reverse doors dan balancing flight surface. Pada
workshop ini terdapat pula areal untuk service dan overhaul brakes, tires,
undercarriage, upholstery, sheet, carpet cutting dan panel seperti terdapat
pada paint shop, bagian pusat perbaikan dan cleaning area. Selain itu juga
mampu membuat Flight Control Cable dan Aircraft Tubing yang
membantu menahan panas pada aircraft skin dan composite bounding.
Machine Shop pada Work Shop ini memiliki peralatan komputer yang
dioperasikan secara horizontal, milling turn table, dua buah horizontal
turning latches, grinding for rotary surface, tooland cutter universal &
internalgriding, radial, coulomb and bench drilling machine, machine for
universal milling, sharping hydraulic pressing, production cut off, metal
cutting band sawing, hack sewing, engrawing and pantograph, surface
plate and stand, pedestal grinder and vices.

2. Work Shop 2

Bangunan ini mempunyai luas 11.814 m2, digunakan untuk melayani


peralatan komunikasi, navigasi, dan elektronik. Instrument Elektronik
Radio dan Avionic (IERA) Shop mencakup reparasi overhaul dan
pengetesan instrument penerbang, gyros, peralatan navigasi dan
komunikasi, radar cuaca dan autopilot untuk bermacam-macam tipe
pesawat termasuk yang dipasang dengan modern digital avionic pada
pesawat A-300, BOEING 747, DC-10, dan lain-lain.

Pada Work shop ini juga dilengkapi dengan peralatan test otomatis yang
disebut ATEC 5000 dan IRIS 2000 yang merupakan unit pengetesan

xx
komputer. Work Shop ini juga memiliki Electrical Mechanical and
Oxygen (ELMO) Shop untuk pengetesan pneumatic dan Hydraulic, Fuel
Flow, Pompa tekanan bahan baker dan oli. Peralatan pengetesan mencakup
CDS test stand, Engine Fuel Component, Mesin pengetesan hydraulic,
Overhoul Komponen Elektrik, Peralatan Oksigen, Life rats dan emergency
slide and rats.

Seluruh Work Shop dilengkapi dengan:


- Suplay listrik 400HZ dan 50 HZ
- Uninterrupted Power Supply Systems for Computers and highly sensitive
Equipment
- Crane/ Hoist system (hanya di engine Shop)
- Regulation air pressure
- Air Conditioning
- Stock Rooms Ground Support Equipment (GSE) Centre

Gedung GSE terletak bersebelahan dengan engine shop yang berfungsi


menyiapkan Ground Equipment dalam keadaan siap pakai untuk
mendukung kelancaran operasional pesawat terbang saat berada di darat.
Kegiatannya meliputi pemeriksaan dan penggantian part-part yang rusak,
perbaikan equipment dan overhaul engine. Bangunan ini mempunyai luas
5.832 m2.

xxi
Apron Area

Bangunan ini mempunyai luas 318.000 m2 dan mampu menampung


kurang lebih 50 pesawat semua tipe.

Utility Building

Fasilitas ini merupakan pusat kelistrikan yang memuat peralatan utama


yang diperlukan sebagai electric power source seperti generator dan
transformator.Bangunan ini mempunyai luas area 1.215 m2.

Material Department

Bangunan ini mempunyai luas area 972 m2.

Surrounding Property

Surrounding property ini mempunyai luas area 140.000 m2.

General Storage

Merupakan tempat penyimpanan suku cadang.

xxii
Cover Storage

Merupakan tempat parkir kendaraan-kendaraaan GSE.

Industrial Waste Treatment

Merupakan bangunan khusus yang digunakan untuk menampung limbah


yang berasal dari seluruh fasilitas.

Office

Merupakan pusat kegiatan administrasi perusahaan PT. GMF Aero Asia.

Environment

Merupakan lahan penunjang bagi gedung-gedung maupun fasilitas lain


yang terdapat di PT. GMF Aero Asia

2.2 PROSES PERTUMBUHAN


Dimulai pada tahun 1949, GMF AeroAsia berasal sebagai Divisi Teknis
Garuda Indonesia Airlines di Kemayoran dan Halim Perdanakusuma
bandara di Jakarta, Indonesia.Pada tahun 1984, GMF AeroAsia
dipindahkan ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan namanya
sendiri sebagai Divisi Maintenance & Engineering (M & E), yang
akhirnya berkembang menjadi unit usaha mandiri.

Selanjutnya pada tahun 1998, Divisi M & E berubah menjadi Strategic


Business Unit (SBU-GMF), penanganan kegiatan pemeliharaan armada
semua Garuda Indonesia, sehingga mengasah daya saingnya. Akhirnya
pada tahun 2002 SBU-GMF dipisahkan dari Garuda Indonesia, dan secara
resmi menjadi badan independen di bawah nama PT Garuda Maintenance
AeroAsia.

xxiii
GMF AeroAsia kini benar dianggap sebagai yang terbaik dan terbesar
perusahaan perawatan pesawat di wilayah tersebut, memberikan
keunggulan solusi terpadu untuk semua pelanggan di seluruh dunia.
2.3 LOGO PT. GMF AeroAsia
Logo GMF AeroAsia identik dengan logo Garuda Indonesia,karena
GMF AeroAsia merupakan anak perusahaan dari Garuda Indonesia

Gambar 2.1. Logo Garuda Maintenance Facility AeroAsia

Yang terlintas di benak kita saat melihat logo garuda Indonesia ialah ilustrasi
seekor burung nan sedang terbang dengan mengepakkan sayap. Ternyata, dari
sayap burung nan digambarkan dengan lima helai bulu tersebut ada pesan
tersendiri nan ingin disampaikan. Pesannya yaitu sebagai lambang dari kelima
buah sila nan menjadi lambang negara Indonesia sekaligus sebagai dasar negara
dan falsafah hayati Bangsa Indonesia.

Kelima sila itu kita kenal dengan sebutan "Pancasila".Jika menilik dari
"Pancasila" sebagai sebuah lambang negara, bentuknya serupa dengan logo
garuda Indonesia. Menggunakan gambar burung garuda nan juga sedang
mengepakkan sayapnya.

Hal inilah nan menjadi penegas bahwa ilustrasi burung pada logo tersebut
tiada lain ialah sosok seekor burung garuda. Burung nan bisa terbang dengan
ketinggian nan sangat tinggi dan cepat. Memiliki penampilan nan gagah dengan
kepakkan sayapnya nan lebar seperti seorang penguasa.

Dengan cakarnya dan penampilannya nan menunjukkan kebesarannya. Penuh


keberanian, seolah tak pernah takut dengan apapun nan akan menghadangnya.
Mulai dari cuaca atau bahkan agresi dan ancaman musuh-musuhnya. Seperti nan
tergambar dalam sebuah lagu daerah nan berjudul „Manuk Dadali" nan tiada lain
ialah "Burung garuda".

xxiv
Bisa jadi sebab ciri burung garuda inilah nan menyebabkan beberapa negara
lain juga mempergunakan lambang negara burung garuda. Salah satu negara nan
menggunakan logo burung garuda sebagai lambang negaranya yaitu Thailand.

Salah satu negara nan berada satu kawasan dengan Indonesia yaitu Asia
Tenggara. Kawasan nan menjadi salah satu habitat dari burung garuda di dunia.
Ciri burung garuda inilah nan dibidik oleh para pencipta lambang negara ini.
Begitupun dengan Garuda Indonesia nan menjadikan logo burung garuda sebagai
bukti diri maskapai penerbangannya.

Maskapai terbesar di Indonesia nan mengusung nama Indonesia di dunia.


Dengan mengepakan sayapnya terbang mengangkasa buat melayani ribuan
penumpang di angkasa buat menjelajah global dengan pesawat udara.

Tidak hanya sebab ciri burung garuda saja nan menjadikan logo garuda ini
begitu isimewa. Namun juga sebab burung garuda juga termasuk salah satu hewan
nan seringkali terdapat dalam cerita-cerita tentang mitologi nan berasal dari ajaran
agama Budha. Burung nan menjadi simbol kekuatan nan merupakan kendaraan
bagi para dewa atau prajurit di angkasa.

Membawa mereka kemanapun mereka ingin pergi dengan kecepatan nan


super cepat dibandingkan dengan mereka mempergunakan kendaraan lainnya.
Penampilannya nan sangar dan berwibawa membuat tidak ada nan berani buat
coba menyerangnya.

Sementara dalam logo garuda Indonesia sendiri burung garuda nan


dipergunakan sebagai identitasnya bisa menjadi benang merah nan kokoh dengan
Indonesia. Menjadi sebuah simbol nan saling keterkaitan antara Garuda Indonesia
sebagai maskapai penerbangan dengan negara Indonesia nan merupakan asal dari
maskapai penerbangan tersebut.

Menjadi salah satu alat transportasi udara terbesar nan mengangkasa ke


berbagai belahan dunia. Membawa logo garuda di pesawatnya nan menandakan

xxv
bahwa pesawat tersebut berasal dari negara Indonesia. Salah satu fungsi bukti diri
pada sebuah logo perusahaan.

Garuda Maintenance Facility AeroAsia sebagai anak perusahaan


Garuda Indonesia juga membawa logo Garuda Indonesia sebagai salah
satu perusahaan perawatan pesawat udara.

2.4. LANDASAN OPERASIONAL


GMF AeroAsia merupakan perusahaan yang bergerak dalam jasa
perawatan pesawat terbang secara terpadu.GMF AeroAsia terletak di
Bandara Soekarno Hatta Internasional Airport, tepatnya berada di pintu
M1 bandara. Kegiatan usaha GMF AeroAsia utama yang ada saat ini
adalah Line Maintenance, Base Maintenance, Cabin Maintenance,
Component Maintenance, Engine Maintenance, Engineering Services,
Material Services, dan Logistic Services.

Saat ini, PT. GMF AeroAsiatelah disertifikasi di banyak negara


danmendapatkan banyak penghargaan serta melayani berbagai maskapai
penerbanganbaik domestik maupun internasional.Pelanggan utama PT.
GMF AeroAsia adalah PT. Garuda Indonesia. Sedangkan maskapai
penerbangan lainnya yang juga menjadi klien dari perusahaan ini adalah
Lion Air, Batavia Air, Sriwijaya Air, Air Asia, KLM,Cathay Pacific, Sky
Aviation, dan beberapa maskapai penerbangan lainnya.

PT. GMF AeroAsia memiliki sekitar 2800 karyawan yang tersebar baik
dikantor pusat maupun di outstation. Pada perencanaan ke depannya, GMF
AeroAsia akan mengembangkan lebih banyak lagi outstation

2.5. STRUKTURAL ORGANISASI PERUSAHAAN


Setiap perusahaan pada dasarnya menginginkan agar tujuan perusahaan dapat
tercapai, maka untuk mewujudkan itu diperlukan struktur organisasi karena
struktur organisasi merupakan salah satu aspek yang menunjukkan batasan
wewenang dan tanggung jawab setiap karyawan, dengan adanya struktur
organisasi maka akan terlihat jelas pemisahan tangung jawab setiap individu
dalam seluruh jenjang orgnisasi sehingga tugas-tugasnya dapat dilaksanakan
secara efektif dan terarah. GMF Aero Asia memiliki struktur organisasi sebagai
berikut:

xxvi
PRESIDENT CEO

EVP Quality
Assurance
EVP Corporate
Planning &
Development
EVP Internal Audit
& Control

EVP Base EVP Human


EVP Finance EVP Line Operation
Operation Resource

VP Base VP Line VP Human Capital


VP Accounting
Maintenance Maintenance Management

VP Learning Center
VP Treasury VP Component VP Engineering
& Knowledge
Management Maintenace Service
Management

VP Engine VP Trade & Asset


Maintenance Management

2.6. SEJARAH TERBENTUKNYA GARUDA


MAINTENANCE FACILITY (GMF AeroAsia)
Dimulai pada tahun 1949, GMF AeroAsia berasal sebagai Divisi
Teknis Garuda Indonesia Airlines di Kemayoran dan Halim
Perdanakusuma bandara di Jakarta, Indonesia. Pada tahun 1984, GMF
AeroAsia dipindahkan ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan
namanya sendiri sebagai Divisi Maintenance & Engineering (M & E),
yang akhirnya berkembang menjadi unit usaha mandiri.

xxvii
Selanjutnya pada tahun 1998, Divisi M & E berubah menjadi Strategic
Business Unit (SBU-GMF), penanganan kegiatan pemeliharaan armada
semua Garuda Indonesia, sehingga mengasah daya saingnya.Akhirnya
pada tahun 2002 SBU-GMF dipisahkan dari Garuda Indonesia, dan secara
resmi menjadi badan independen di bawah nama PT.GMF AeroAsia.

GMF AeroAsia kini benar dianggap sebagai yang terbaik dan terbesar
perusahaan perawatan pesawat di wilayah tersebut, memberikan
keunggulan solusi terpadu untuk semua pelanggan di seluruh dunia

2.7. FUNGSI GARUDA MAINTENANCE FACILITY


AEROASIA (GMF AeroAia)
Fungsi dari Garuda Maintenance facility AeroAsia terdeskripsikan
dalam visi dan misinya. GMF AeroAsia memliki visi “menciptakan
perawatan yang mencakup repair dan overhaul yang kompetitif dalam hal
kualitas, biaya, pengiriman, dan pelayanan ”serta memiliki misi sebagai
berikut :
1. Product (Hasil usaha)
Menjaga kemampuan perawatan pesawat, mesin pesawat dan
komponennya agar tetap mampu bersaing dalam hal kualitas,
biaya, pengiriman dan service serta pengkalibrasian suatu
komponen pesawat.
2. Business (Usaha)
Meningkatkan pendapatan dan keuntungan.
3. Human resources (sumber daya manusia)
Menjadikan sumber daya manusia yang profesional dalam
industri penerbangan.

xxviii
2.8. STRUKTUR ORGANISASI
Seperti halnya suatu organisasi pada umumnya, maka Garuda
Maintenance Facility juga memberikan suatu pembagian tugas dan
tanggung jawab, dimana masing-masing bagian memiliki kewajiban dalam
mengelola dan mengerjakan keagiatan masing-masing untuk memperoleh
suatu dayaguna yang tinggi.

Gambar 2.3

xxix
BAB III

PELAKSANAAN DAN KEGIATAN

Adapun kegiatan-kegiatan yang saya laksanakan dalam On the Job


Training di GMF AeroAsiaHeavy Maintenence dapat dikelompokkan
berdasarkan unit-unit kerja yang ada di GMF AeroAsiaHeavy Maintenence
ini.Pada pelaksanaannya kami diberi kesempatan untuk memasuki beberapa
divisi yang berada dalam GMF AeroAsiaHeavy Maintenence Tangerang,
berikut adalah divisi dan kegiatan yang dilaksanakan.

3.1.WAKTU DAN TEMPAT

OJT ini dilaksanakan selama 1 bulan 14 hari, terhitung mulai tanggal 12


April sampai dengan 25 Mei 2016. Karena keterbatasan waktu yang
dimiliki, maka pada OJT ini hanya dilaksanakan pada divisi yang tetap tidak
berpindah pindah.unit tersebut antara lain : TBH, TBW, TBT, TBN semua
unit itu terdapat didalam Hangar I,III, dan IV.

3.2. URAIAN PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA

Pada tanggal 12 April 2016, Diadakan perkenalan mengenai safety


management system dan pembuatan pas intern di PT. Garuda Maintenance
Facility AeroAsia. Kemudain pada tanggal 13 April 2016 diadakan briefing
diruang annex Hangar III mengenai GMF peraturan dan budaya kerja yang
ada di GMF serta pemberian motivasi bagaimana kita bisa menjadi orang
sukses

3.2.1. Introduction

Pada tanggal 14 April 2016 kami dikumpulkan di ruang briefing

A330 project untuk memperkenalkan serta menjelaskan tentang budaya

serta peraturan-peraturan yang berlaku dalam perusahaan. Pada saat itu

xxx
juga dilaksanakan pembagian kelompok kerja yang ditempatkan dalam

beberapa unit, yaitu:

1. Unit TBH
2. Unit TBW
3. Unit TBT
4. Unit TBN

3.2.2. Quality Assurance


Bagian ini berisi AMOQSM (Approved Maintenance Organization
Quality Standart Manual) kebijakan umumorganisasiperawatan yang
telah disetujuidalam hal pengendalian mutudan
prosedur.Tujuandasar dariQuality Control(QC) system untuk
memungkinkanorganisasiperawatan yang telah disetujuiuntuk benar-
benarmenyetujuipekerjaan yang dilakukan padapesawat
atauartikelpenerbangansipil lainnyauntuk kembalike
layanan.Ketikaprosedur rinciada,mereka direferensikandan tersedia
untuksemua personil.

Tugas dan fungsi dari quality control adalah mengontrol,


mengawasi dan menginspeksi setiap pekerjaan perawatan pesawat
terbang mulai dari awal sampai akhir pekerjaan sesuai dengan
standarisasi.

Manajer QM terutama bertanggung jawab untuk memastikan


semua inspeksi dilakukan dan dicatat dengan benar.Pemeliharaan
personil manajemen bertanggung jawab untuk memastikan operasi
pemeliharaan dilakukan dalam urutan yang tepat dan bahwa inspeksi
diminta secara tertib dan tepat waktu.Setiap engineer dan inspector
bertanggung jawab untuk melakukan kegiatan pemeliharaan dan
inspeksi sesuai dengan data teknis yang tepat, dengan perhatian
khusus pada kebutuhan pelanggan.

xxxi
3.2.3. Line maintenance
Ada beberapa tipe pemeliharaan terjadwal menyatakan dalam CAMP

ini adalah:

1. Pre-Flight Check

Pre-Flight Check dilakukan sebelum keberangkatan pesawat pertama

hari itu..Pemeriksaan ini pada dasarnya adalah sebuah "walk-around"

inspeksi yang memerlukan pemeriksaan interior dan eksterior pesawat

untuk kerusakan seperti kebocoran, peralatan operasi yang tepat, dan

keamanan lampiran. Pemenuhan pre-flight harus dilakukan oleh

pemegang izin disetujui atau oleh orang yang bekerja di bawah

pengawasan langsung.Pemeriksaan pre-flight harus dikeluarkan oleh

orang yang ditunjuk dan disetujui oleh PT. Garuda Maintenance Facility

QC Departemen atau pemegang gelar yang lebih tinggi / otorisasi /

lisensi. Maintenance release dari preflight masih berlaku sampai

preflight berikutnya, tanpa suatu transit cek , kecuali ada pemeliharaan

yang diperlukan di antara yang disebut oleh MEL.

2. Daily Check

Periksa 24 Jam cek (elapsed clock hours - ech) atau dikenal sebagai

daily check lebih komprehensif daripada pre-flight check. 24H check

harus dilakukan setelah penerbangan terakhir setiap hari.Pemenuhan

daily check harus dilakukan oleh pemegang izin disetujui atau oleh

orang yang bekerja di bawah pengawasan langsungnya.Daily check

xxxii
inspection harus dibebaskan oleh orang yang ditunjuk dan disetujui oleh

PT. GMF AeroAsia QC departemen atau pemegang gelar yang lebih

tinggi / otorisasi / lisensi.

3. Service Check

Service Check adalah pemeriksaan visual dari pesawat untuk

perbedaan, keamanan, dan pengisian fluida.Service Check harus

dilakukan setiap 3 hari atau tidak melebihi 72 jam. Dianjurkan bahwa

Service Check dilakukan di Bandara mana personil LM dan suku

cadang yang tersedia untuk memperbaiki pilot report dan item

terbuka.Pemenuhan Service Check harus dilakukan oleh pemegang izin

disetujui atau oleh orang yang bekerja di bawah pengawasan

langsungnya. Service check inspection harus direlease oleh orang yang

ditunjuk dan disetujui oleh PT. GMF Aeroasia QC departemen atau

pemegang gelar yang lebih tinggi / otorisasi / lisensi.

4. Blocked/Phased Maintenance Program

Konversi task interval (berdasarkan pada utilisasi pesawat) untuk

satuan yang diinginkan, asalkan konversi tersebut tidak mengakibatkan

melebihi frekuensi diidentifikasi dalam MPD, tanpa jeda escalations

dibuktikan.Kemasan salah satu atau semua tugas, disediakan kemasan

seperti tidak melebihi interval ditampilkan (atau eskalasi disetujui)

untuk tugas tersebut. Sebuah denominator umum seperti "hari" mungkin

tepat untuk mengubah interval tugas yang akan digunakan untuk

kemasan.Lampiran B di CAMP ini menyediakan program diblokir /

xxxiii
bertahap berisi sebagian besar tugas pemeliharaan terjadwal dalam

GKG. Program yang terkandung di sini harus digunakan sebagai dasar

untuk menetapkan program pemeliharaan diblokir /

bertahap.Blocked/Phased Maintenance Program sepenuhnya mematuhi

semua tugas interval MPD untuk pemanfaatan armada rata-rata.

Blocked/Phased Maintenance Program mirip dengan program

pemeliharaan terjadwal untuk model Boeing lain yang didefinisikan

oleh beberapa A check dan C check dan kunjungan heavy maintenance

(kadang-kadang disebut sebagai HMV atau D check). Blocked/Phased

Maintenance Program juga dapat memberikan dasar untuk menentukan

persyaratan perawatan yang terkait dengan kunjungan heavy

maintenance dan untuk menentukan tugas-tugas yang terkait dengan cek

HMV.Program pemeliharaan dapat digunakan sebagai dasar untuk

mendefinisikan isi dari kualifikasi acara pemeliharaan cadangan

pemeliharaan.Blocked/Phased Maintenance Program harus dibebaskan

oleh orang yang ditunjuk dan disetujui oleh PT. GMF Aeroasia QC

departemen atau pemegang gelar yang lebih tinggi / otorisasi /

lisensi.Setelah pemenuhan tugas-tugas pemeliharaan atau inspeksi dan

rectifications perbedaannya itu, releas pemeliharaan dalam AFML

(Aircraft Flight Maintenance Log) dan bentuk yang sesuai harus

ditandatangani.

xxxiv
5. Out Of Phase Tasks

The "Out Of Phase" (OOP) hanya tugas tugas yang tidak

dikelompokkan dalam Blocked/Phased Maintenance Program.Mereka

dipantau sesuai dengan ambang batas dasar mereka dan interval

dinyatakan dalam CAMP ini. Tugas yang terdaftar sebagai OOP adalah:

1. Tugas yang memiliki interval waktu kurang dari 84 Days/840

FH/560 FC di bawah 1st Fase. Contoh: GKG # 72-320-01, 25-020-

00 dll.

2. LLP (Life Limited Parts) task. Ini terutama karena Mandatory life

limitations untuk Auxiliary Power Unit (APU) dan referensi

dicapai ke manufacturer‟s engine manual.Contoh: GKG # 72-040-

02, 49-052-00 dll.

3. Vendor recomendation task. Task ini terutama untuk komponen

memiliki batas dan interval yang mengacu pada CMM

(Component Maintenance Manual). Contoh: GKG # 25-240-00,

31-150-00 dll.

4. National requirement task. Contoh: GKG # 31-120-00-01, 31-130-


00-01 dll.

Out of phase dalam Maintenance prog, akan diidentifikasi oleh

"(OOP)" dalam kolom Task description pada setiap Item MPD

(Maintenance Planning Document). Setelah pemenuhan tugas-tugas

pemeliharaan atau inspeksi dan rectifications perbedaannya itu, releas

xxxv
pemeliharaan dalam AFML (Aircraft flight maintenance log) dan bentuk

yang sesuai harus ditandatangani..

3.2.4. Production Plain Control


PPC adalah kegiatan perusahaan yang meliputi perencanaan dan
pengendalian segala sesuatu yang berhubungan dengan produksi
barang/jasa.
Job's Description PPC :

 Assign Maintenance Execution


 Coordinate Manpower and Space
 Prepare Job card, Material and Tools
 Follow Up Unscheduled Maintenance
 Distribute Evident ( Dirty Finger )

Tugas PPC:

1. Penyusunan JIP (jadwal induk produksi) / jadwal induk.


2. Perencanaan kebutuhan.
3. Menerima pesanan produk.
4. Mengurai pesanan yang diterima.
5. Menentukan kebutuhan Bahan Baku.
6. Menentukan peralatan produksi.
7. Pengelolaan persediaan bentuk Barang di gudang.
8. Menentukan urutan mesin/peralatan.
9. Mempersiapkan perintah pengerjaan.
10. Menyusun skedul pelaksanaan produksi.
11. Menjamin segala kebutuhan produksi tersedia.
12. Menyeimbangkan pesanan-kapasitas
13. Mengeluarkan perintah produksi.
14. Mengatur transportasi BDP (Barang dalam Proses).
15. Menerima laporan pekerjaan yang telah selesai.
16. Memecahkan masalah penundaan produksi.

xxxvi
17. Merevisi perubahan pesanan.
18. Mengoperasikan gudang penyimpanan barang jadi.
19. Estimasi pesanan
Productioncontrol bertanggung jawab untuk
mengkoordinasikan pekerjaan yang harus dilakukan, memonitor
kemajuan dan memastikan pekerjaan selesai sesuai jadwal. Unit
ini ditempatkan di semua departemen yang terlibat dalam proses
produksii.

Production Planning

Teknik perencanaan adalah bertanggung jawab and mengatur


maintenance dibidang kerja material, tool, procedur kerja,
dll.Mengembangkan metode perawatan.Dan sumber alternatif
standar prosedur.

a. Job card

Job card di terbitkan sebagai rencana engineering dan sebagai


pedoman, langkah- langkah procedure pekerjaan pada area
spesifik dan pemeriksan spesifik meliputi material tools dan
informasi penting yang disetujui oleh peraturan yang berlaku.

b. Production Preparation

Production preperation tuntutan yang harus bisa


menyelesaikan msalah yang ada pada Job card meliputi Job card
rutin sesuai dengan prosedur pada buku dan lampiran yang telah
ada. Ini juga sebagai seorang pengontrol produksi pada semua Job
card sebelum dicatat

3.2.5. Heavy Maintenance


Dinas perawatan pesawat di pusat perawatan pesawat terbang
PT.GMF Aeroasia Maintenance berfungsi untuk:

xxxvii
 Merencanakan kebutuhan pengadaan dari semua tools, equipment
test set yang dibutuhkan bagi pelaksanaan perawatan (Overhaul,
Repair) yang efektif dan efisien.
 Mengadakan kerjasama di setiap divisi untuk menghasilkan
kekompakan, serta menjamin keselamatan pegawai, pesawat, dan
equipment.

Heavy maintenance merupakan salah satu unit yang ada di GMF


AeroAsiaMaintenance yang berfungsi sebagai tempat pusat perawatan
pesawat, baik inspeksi maupun perbaikan. GMF AeroAsia memiliki
otoritas yang diperoleh yang diperoleh dari DSKU yang mengesahkan
GMF AEROASIAHEAVY MAINTENANCE untuk bisa
melaksanakan perawatan pesawat untuk tipe-
tipe,AIRBUS,BOEING,CRJ,ATR,MD.

Special/Additional Inspection terdiri dari jam terbang dan/atau siklus

penerbangan dan/atau inspeksi kalender dasar. Special/Additional

Inspection internal, AD (Airworthiness Directive) dan SB (Service

Bulletin). Beberapa Special/Additional Inspection juga mengacu pada

MTOP (Maintenance Task Operating Plan).Pemeriksaan ini harus

direlease oleh pemegang izin jenis rating

(AIRBUS,BEING,CRJ,ATR,MD) dan pemegang otorisasi perusahaan.

Setelah pemenuhan special inspection dan perbedaan nya yang

rektifikasi, maintenance release dalam AFMLB (Aircrafft Flight

Maintenance Log Book) dan bentuk yang sesuai harus ditandatangani.

a. Tujuan

Untuk memastikan benar kontrol komponen pesawat dan gerakan


bagian.

xxxviii
b. Cakupan

Prosedur ini mencakup semua GMF Aeroasia ini komponen /


bahan gerakan bagian & Digunakan selama check jadwal
maintenance pesawat.

c. Referensi

GMF Aeroasia AMO & Manual Mutu Dokumen No LT-GEN-01


shop logistik & Prosedur manual.

d. Definisi
 Serviceable Tag(warna hijau)
No LT-FF-QI-004: Tag/label yang melekat pada inspektur
kontrol kualitasmenerima komponen / bagian.Disetujui kembali
komponen ke layanan.
 Robbing Tag(warna pink)
Tag/label untuk mengidentifikasi diservis dihapus dari
sumber asli itu ke layanan lain pesawat. Robbing : Penghapusan
bagian dari pesawat diservis ataumesin (atau aksesoris), APU
(atau aksesoris) yang akandipasang ke pesawat lain.
 Unserviceable Tag (warna merah)
No LT-FF-QI-005 : Tag / label untuk mengidentifikasi
bagian yang keluar dari layanan itu harus diperbaiki atau
ditolak.
 Component Part Hold Tag (Warna putih)
No LT-FF-QI-008 : Tag / label untuk mengidentifikasi
bagian-bagian yang dilepas dan terus sementara.
 Don’t Operate Tag (warna Putih dengan banyak baris
diagonal)

xxxix
No LT-FF-QI-018 : Tag/label melampirkan untuk
mengidentifikasi bahwa sistem tertentu kerusakan atau di bawah
pembetulan dan tidak diizinkan untuk beroperasi untuk
meminimalkan kerusakan lebih lanjut.
 Aircraft Flight Maintenance Log (AFML)
Dokumen Pesawat khusus untuk pesawat pribadi untuk
pelaporan cacat pesawat teknis oleh anggota penerbangan teknis
dan tindakan yang dilakukan untuk memperbaiki kerusakan oleh
releasemen.
 Cabin Maintenance Log (CML)
Dokumen Pesawat khusus untuk pesawat pribadi untuk
pelaporan cacat kabin pesawat oleh operasi awak kabin dan
tindakan yang diambil untuk memperbaiki kerusakan oleh orang
release (engineer atau kabin staf maintenance).
 Part request (PR)
Bagian Permintaan bentuk yang harus diajukan oleh
Direksi atau orang yang ditugaskan untuk permintaan bagian-
bagian atau komponen.

e. Prosedur

Issuing Component or Material Parts

1. Engineer/mekanik memperoleh informasi dari chief ketika


adapersyaratan penarikan bagian dimaksudkan untuk pesawat
pada jadwalpemeriksaan.
2. Engineer/mekanik erat berkoordinasi pada pegawai store
material atauketersediaan bahan.
3. Storemen mengecek ketersediaan cadang atau part atau material
yang didasarkan pada pekerjaan yang diterbitkan nomor order
permintaan.
4. Jika bagian yang diminta tidak tersedia engineer/mekanik harus
menginformasikan kepada chief dalam rangka untuk

xl
mengingatkan Logistik & material shop untuk bagian
pengadaan.
5. Jika bagian diminta tersedia dikonfirmasi engineer/mekanik
harusdicapai sebuah bentuk yang sesuai untuk penarikan.
6. Material shop mengambil bagian dari toko utama dan
menyerahkan sebagian engineer/mekanik.
7. Engineer/mekanik harus memeriksa menerima bagian/materi
yang benar untuk bagian jumlah, kuantitas dan kondisi fisik
setelah menandatangani slip materi dari toko.
8. Engineer/mekanik memastikan bagian ditarik mungkin dikemas
pada perusahaan asli kemasan / kotak.

Aircraft Component Identification and Trace Ability

1. Engineer mengidentifikasi komponen pesawat yang akan


dihapus atau diinstal ke yang relevan tag sebagai berikut:
 Serviceable Tag.
 Unserviceable Tag.
 Karantina Tag.
 Robbing Tag.
 Holding Component Tag.
 Don‟t Operate Tag.
2. Pergeseran bertugas bertanggung jawab untuk entri data pada
tepat yang tepat dokumen mis AFML atau CML.

Robbing/canibalize

Robbing atau canibalize komponen diservis dari pesawat lain


atau mesin untuk mencegah atau meminimalkan keterlambatan
operasional/gangguan. Hal ini dapat dilakukan hanya untuk
pelanggan yang dimiliki pesawat yang terlibat.

Ketika suku cadang pesawat tidak tersedia karena stok NIL atau
TIDAK ditebarsituasi Carrier Udara pelanggan dapat meminta

xli
penghapusan beberapa bagian untuk pesawat menjalani cek jadwal
maintenance;

1. Manajer Base Maintenance berkoordinasi untuk Direktur AMO


wewenang untukmaintenance basis engineer/mekanik di
robbing/kanibalisasi diperlukan daribagian seperti yang diminta
oleh pelanggan di pesawat yang dimiliki.
2. Direktur AMO menyetujui, engineer/mekanik harus membuat
entri di AFML, CML atau dokumen yang sesuaiberkaitan
dengan bagian mana yang telah dihapus dan menyatakan bagian
tersebut sesuai dan jika berlaku.
3. Engineer/mekanik harus mencapai tag identifikasi yang tepat
untukdilampirkan ke unit serviceable remove part dan yang
sesuai worksheet.
4. Engineer/mekanik harus menyerahkan bagian serviceable
removed part kedepartement yang tepat.
5. Engineer/mekanik harus memastikan bagian terlindung jika ada
port yang terbuka dan beberapa label identifikasi danberhati-hati
di unit yang telah dihapus.
6. Produksi/store supply yang menangani pergantian yang tepat
atas unit untukpelanggan harus menginformasikan ke
departemen lainnya.
7. Manager Maintenance Basis harus memperbarui/merekam
aktivitas ini denganuntuk mempercepat solusi.

Handling of Removed Component/part

1. Komponen Unserviceable.
 Engineer/mekanik mengisi tag yang sesuai menunjukkan
alasan untuk penghapusan komponen unserviceable dari
pesawat danterpasang U/S Tag ke bagian unserviceable atau
komponen.
 Engineer/mekanik memastikan bagian unserviceable benar
dilindungi dan jika mungkin ditempatkan pada kotak yang

xlii
disetujui/standar dan menempatkan unit di rak yang ditunjuk di
tempat penyimpanan.
2. Parts Removed for Quarantine (trouble monitoring) Tujuan.
 Engineer mengisi detil Tag Karantina dari unserviceable
bagian dan posisi di pesawat dari mana itu dihapus,
dikirimkanke daerah karantina. Unit rak karantina tidak lebih
dari 72 jam untuk mengidentifikasi status.
3. Untuk penanganan bagian khusus yang dibutuhkan: lihatGMF
AeroasiaTeknis Dokumen manual No LT-GEN-01-05.
 Dokumen dan Rekaman
 ServiceableTag.
 Unserviceable Tag.
 Robbing Tag.
 Holding Tag.

Don‟t operate Tag

3.2.6. Engineering
Fungsi dan Struktur Organisasi

Engineering merupakan unit kerja yang menyediakan pemanduan,


prosedur, dan membantu unit di dalam menjaga safety standard pada :

 Keamanan pesawat dan hubungannya dengan komponen dan


aplikasinya.
 Memberikan service kepada pemakai jasa perusahaan.
 Ekonomis dan produktivitas yang tinggi.

Engineering juga membantu pada pemanduan dan prosedur untuk


department-departemen lainnya, yang meliputi engineering proses dan
prosedur serta melaksanakan Reliability Control Program yang
bertujuan mengontrol kehandalan suatu komponen, sehingga dengan
itu didapatkan suatu konsep.

xliii
“Maintain Safety and Minimum Cost”

a. Maintenance Flight Safety


Adalah jaminan setiap equipment (tool) tetap pada tingkat
performance yang tinggi.
b. Optimized Aircraft Reliability and Aviability
Adalah menghasilkan renew dengan efisien yang tinggi
c. Minimize Cost
Adalah biaya perawatan yang ditekan sekecil mungkin, termasuk
di dalamnya adalah biaya tenaga kerja, material dan fasilitas.

Tujuan utama dari divisi engineering adalah memberikan


petunjuk, prosedur, dan kebijakan dalam melaksanakan pekerjaan
yang sesuai dengan standar pada pesawat yang meliputi :

1. Safety dari pesawat terbang


2. Service kepada perusahaan mitra kerja
3. Membentuk sikap yang efisien dan produk

xliv
BAB IV

TROUBLESHOOTING

WINDOW LIGHT

4.1. General

Window lights adalah light yang terpasang pada sisi dinding panel dan
terdapat pada setiap window. Pemasangan Window light dengan cara
ditahan oleh dua quick-release pengikat pada light molding dan dengan
mudah untuk melakukan relamping dan replacement.

4.2. Trouble

Ketika melakukan operational check di cabin passanger, terdapat


trouble pada window light. Sehingga mengakibatkan beberapa light tidak
berfungsi.

4.3. Troubleshooting

Terjadi troubleshooting satu atau dua (yang berdekatan) pada window


light yang tidak berfungssi.

xlv
4.4. Hipotesis

 Lampu tidak menyala


 Ballast tidak berfungsi

4.5. Penyelesaian Masalah

 Ganti ballastfuse (jika terpasang). Jika belum OK


 Ganti lampu. Jika masih belum OK
 Ganti ballast.

4.5.1. Ganti Lampu pada Window Light

a. Sediakan electrical power.


b. Atur switch window light pada posisi “on” untuk mengaktifkan
semua panel. Perhatikan lampu yang ingin diganti.
c. Atur switch pada posisi “off”. Pasang dan jangan lakukan
pengidentifikasian.

PERINGATAN: High voltage (200V AC) digunakan untuk


pengoperasian pada window light. Kelalaian
dapat mengakibatkan celaka.

d. Longgarkan kedua fastener yang menahan dan tarik window


light yang terpasang pada panel sisi dinding (fig. 201).
e. Tekan bagian tengah pada lamp housing (dibalik sisi hinges)
dan swing lensassembly pada hinges hingga lampu terbuka.
f. Ganti lampu.

PERINGATAN: Utamakan apa yang harus diperhatikan untuk


safety ketika menangani lampu neon. Broken
lamps dapat mengakibatkan celaka.

g. Tutup lens assembly. Cek mana pegangan yang berpasangan.

xlvi
h. Posisi light assembly di sisi dinding panel dan terkunci dengan
dua captive screws.
i. Tes lampu.
1) Lepas dan jangan lakukan pengidentifikasian dan atur switch
window light pada posisi “on”. Cek lampu yang menyala.
2) Atur switch pada posisi “off”
j. Lepas electrical power jika tidak diperlukan lagi.

xlvii
Gambar 4.1 Relamp Window Light

xlviii
4.5.2 Window Light Ballast – Remove/Installation

Window light ballast adalah rangkaian pengontrol untuk


menyalakan lampu yang terletak diluar PSU (terpasang di
fuselageframe). Untuk mengakses ballast dapat dilakukan dengan
cara menurunkan PSU. Sebagian ballast mengontrol dua window
light lampu neon; bagaimanapun, single lamp ballast mungkin
dipasang di lokasi akhir di mana second window light tidak tersedia

Ballast mempunyai pigtail wires (tidak memiliki terminal)


yang merupakan penghubung ke electrical connectors untuk lampu
dan sebuah electrical connector (ketika terpasang) untuk wire
bundle pesawat. Direkomendasikan bahwa wire pada ballast untuk
electrical connectors terhubung dan terpasang (ballast, wiring, dan
connectors) dapat di tempatkan sebagai satu unit.

Tiga AC Ground Wires, satu untuk setiap pemasangan light


dam satu untuk ballast, merupakan sebuah penghubung sesama
grounding stud. Ground stud di ikat ke struktur pesawat yang
terisolasi oleh blangket. Wire di potong dan di sambung ke fasilitas
pemindahan dan pemasangan pada ballast assembly dengan
mendempetkan wiring yang dipampilkan di Fig. 401, Detail A.

A. Remove Ballast

a. Buka window lightcircuit breaker pada panel P18 load


control center. Jangan lakukan pengidentifikasian.

PERINGATAN: high voltage (200V AC) digunakan untuk


window light circuit. Kelalaian dapat
mengakibatkan celaka.

b. Longgarkan dua captive fastener pada setiap window light


yang dilonggarkan oleh ballast dan tarik light dari ganjalan.

xlix
Gambar 4.2 Replace Window Light Ballast

l
c. Putuskan hubungan electrical connectors dan lepas
lightassemblies. Tali benang ke penghubung untuk fasilitas
pemasangan atau penggantian (Fig. 401)
d. Masukkan small rod atau similar device ke dalam lubang
dekat setiap bagian dalam sudut bawah PSU hingga tali
penyandangnya erat.

PERHATIAN: Bukan bagian bawah PSU melewati posisi


vertikal. Jika dibuka bagian depan melewati
vertikal, unit akan rusak.

e. Putuskan hubungan electrical connector ke wire bundle


dalam keadaan rapi agar wire bebas ke ballast.
f. Putuskan ketiga hubungan wires dari ac groud stud agar
wire bebas dari pemasangan wire pada pesawat jika
diperlukan.

CATATAN: Wires mungkin dipotong untuk fasilitas


pemindahan. Ketikan memotong wire,
sediakan jarak secukupnya untuk
menyambung pada pemasangan setiap standar
praktek maskapai.

g. Lepas kedua ganjalan screws dari ballast (berhadapan


dengan end held oleh clips)
h. Tarik ballast dan wiring ke light dari pemasangan. Lepas
strings dari connectors.

B. Install Ballast

a. Pasang ballast dengan menempatkan satu di ujung pada


mounting clips, hubungkan pengikat jumper dan kedua
pengaman mounting screws.
b. Gunakan tali, untuk mengendalikan window light elelctrical
connectors ke window light openings.

li
c. Lepas tali dan hubungkan window light ke electrical
connectors.
d. Pasang window lights dan kunci quick-release fasteners
(dua setiap light).
e. Hubungkan electrical connector ke wire bundle pesawat.
f. Hubungkan tiga ground wires ke ground terminal.

CATATAN: Jika wire ke ground terminal dipotong,


sambungan wire pada pemasangan
disesuaikan dengan standar praktek
maskapai.

g. Longgarkan tali wire ke wire bundle pesawat yang


diperlukan.
h. Angkat atau naikkan PSU dan periksa mana yang kait yang
terlibat.
i. Tutup window light circuit breaker pada panel P18 load
control center. Lepas dan jangan lakukan
pengidentifikasian.
j. Tes ballast.
1) Sediakan electrical power.
2) Atur window light switch on pada panel attendant’s ke
posisi “on”. Periksa mana light yang terkontrol dengan
ballast yang sudah diganti.
3) Atur switch ke posisi “off”
4) Lepas electrical power jika tidak diperlukan.

lii
BAB V

PENUTUP

5.1. KESIMPULAN

1. PT. Garuda Maintenance Facility Aero Asia adalah grup dari PT. Garuda
Indonesia Airlines sebagai unit bisnis (BASE MAINTENANCE) yang
bergerak di bidang jasa perawatan pesawat udara yang sesuai dengan
capability list yang dimilikinya.
2. Fungsi GARUDA BASE MAINTENANCE adalah merawat pesawat sesuai
dengan CASR, mendukung kelancaran operasional penerbangan PT.
Garuda Indonesia Airlines, menekan biaya perawatan pesawat Garuda
(minimize cost). Base Maintenance merupakan salah satu unit yang ada di
Garuda Maintenance Facility yang berfungsi sebagai tempat pusat
perawatan pesawat, baik inspeksi maupun perbaikan
3. GMF jugamempunyai target menjadi top ten MRO in the world. Dan semua
pesawat baik Garuda maupun Non Garuda dapat melaksanakan
maintenance di PT. GMF AeroAsia

5.2. SARAN
Berikut ini saran yang diberikan penulis kepada PT. Garuda Maintenance
Facility khususnya Base Maintenance Hangar 1 guna kemajuan dan
pengembangan perusahaan

1. Selalu perhatikan masalah safety dalam melaksanakan prosedur kerja


sebaik – baiknya untuk menciptakan pesawat agar Safe for Flight.
2. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditentukan baik dalam
hal memulai pekerjan,istirahat maupun menyelesaikan pekerjaan.
3. Dalam bekerja agar menggunakan tools yang diperbolehkan atau sesuai
standard yang telah ditentukan demi keamanan pesawat.

liii
4. Menjunjung tinggi semangat bahwa pelanggan adalah bagian terpenting
dari bisnis ini. Agar penumpang merasakan kenyamanan dan keselamatan
dari jasa penerbangan.
5. Agar selalu menjaga kebersihan di lingkungan tempat kita bekerja dan
selalu membersihkan tool setelah selesai pemakaian.

liv
DAFTAR PUSTAKA

1. Engineering.,“Engineering Procedure Manual” , Engineering Technical


Publication, revisi GMF 2015.
2. GMF., “Company Maintenance Manual”, Technical Publication,
revisiSurabaya 2004.
3. PPC., “Production Planning Control Procedure Manual”, Technical
Publication, revisi GMF 2015.
4. QC., “Approved Maintenance Organization & Quality Control Manual”,
Technical Publication, revisi GMF 2015.
5. QC., “Prosedur Mutu”, Technical Publication, GMF 2015.

lv
Lampiran 1. Repairable Tag

lvi
Lampiran 2. Component Holding Tag

lvii
Lampiran 3. Finding Inspection Tag

lviii
Lampiran 3. Maintenance Disparency and Rectification

lix
Lampiran 5. Job Card

lx
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

MUHAMMAD ALFIANTO

Lahir KAB.MAROS SULSEL tanggal 4 bulan Maret tahun 1996. Anak


pertama dari 3 bersaudara. Mempunyai adik bernama Nur Alfianita (18) dan Nur
Faizah Rahmadani dari pasangan Bapak Ony Gahansa (46) dan Ibu Haryanti
Nurdin (44). Tinggal di Batangase, Kel.Bontoa, Kec.Mandai, Kab.Maros

Pada tahun 2002 saya mulai pendidikan SD INP HASANUDDIN dan


lulus tahun 2008, saya melanjutkan SMP di SMP ANGKASA sampai dengan
tahun 2011. Setelah itu melanjutkan di SMK DARUSSALAM MKSR masuk
pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2014. Kemudian melanjutkan pendidikan
di Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan Surabaya dan mengambil
Program studi Teknik Pesawat Udara pada tahun 2015 sampai sekarang.

Setelah menyelesaikan pendidikan saya ingin membahagiakan orang


tuadengan cara mewujudkan sebagai seorang yang memiliki Etos kerja yang
Jujur, Pekerja Keras, memiliki pendirian yang Teguh serta menjadi seorang yang
bermanfaat di dunia dan akhirat. Berusaha untuk menjadi untuk menjadi seorang
engineer yang professional yang mampu dan kompeten berkarir di maskapai
penerbangan Indonesia maupun di luar Indonesia. Saya mempunyai semboyan
hidup ialah

“ Success is not product, but there is journey”

lxi
lxii

Anda mungkin juga menyukai