SI Kebidanan (AJ)
1230122004
A. EKG
EKG (ELEKTROKARDIOGRAFI), Elektro adalah kelistrikan , Kardio (jatung), Grafi
(penggambaran)
Elektrokardiografi adalah perengkapan leawat gambar dari aktivitaskelistrikan yang adadi
jantung.
Organ jantung mampu membuat implus sendiri yang berasal dari sel - sel spesial yang
ada di jantung dan implus inilah yang akan mengontrol kontraksi jantung pada keadaan
normal, implus pertama yang mengontrol kontraksi jantung berasal dari SA NODE ( Sino
Atrial). SA NODE memiliki lebar sekitar 3,5 ml dan panjang sekitar 15 m dan tebal 1
mm. letanya didinding kanan bagian superior posterol lateral tepatnya ada di junciot atau
jembatan antara dinding atrium dengan vna kafa superior. Stelah erbentuk impus dari SA
NODE maka implus itu akan menyebar kedinding atrium kanan dan dinding atrium kiri
lalu sampai sampai di AV NODE (nodus AV), dimana AV adalah atrio ventikular.implus
yang sampai AV NODE akan mengalami delay sekitar 0,09 – 0,16 detik sebelum
berlanjut ke bandul his. Delay yang terjadi ini sangat berarti untuk atrium, supaya atrium
memiliki waktu yang cukup untuk berkontraksi dan memindahkan darah dari atrium ke
ventrikel sebelum ventrikel berkontraksi. Kalua delay ini tidak ada pemindahan darah
dari atrium ke ventrikel tidak akan optimal, karena besr kemungkinan waktu yang ada
tdak akan cukup untuk memindahkan darah dari atrium ke ventrikel secara optimal.
Kenapa delay terjadi, delay ini terjadi karena pada bagian AV NODE trdapat kurangnya
GAP JUNCTION antar sel sehingga ekssetasi dari satu sel ke berikutnya itu cenderung
lebih lambat. Setelah dari AV NODE implus akan begerak ke bandul his, right bandul
brainds dan left bandul bainds lalu perkince vibes. Impuls yang ada di ventrikel tidak
akan bisa masuk ke atrium, kecuali pada kondisi yang abnormal.implus tidak akan bisa
masuk karena ada pembatas antara sel- sel di ventrikel dan atrium sehingga pada kadaan
normal implus yang ada di ventrikel tidak akan pernah bisak masuk kembali ke atrium,
kecuali kalua memang berada pada keadaan abnormal. Pembatas ini pada jaringan
vibrosa yang memisahkan antara sel –sel yang di ventrikel dan atrium. Pada resting state
(keadaan istirahat miosit atau sel otot jantung) permukaan sel cenderung lebih positif
disbanding pada bagian dalam sel. Ketika diltakkan elektroda untuk melihat aktifitas
kelistrikan janung maka gambarang yangterlihat adalah vlate. Hal ini terjadi karena kalua
kita meletakan elektroda pada kulit seseorang maka gambran yang direkam oleh EKG
adalah hasil dari perbedaan klistrikan yang ada di permukan jantung. Ketika tidak ada
perbedaan kelistrikan atau homogen maka gambaran yang terlihat adalah vlate, ketika
terjadi depolarisasi maka bagian permukaan sel akan berubah sel akan berubah jadi
relative lebih negative dibandingkan di dalam sel, Karena arah depolarisasi mnuju ke
elektroda positive maka gambaran yang terekam beupa rah defleksi ke atas. Begitupun
sebaliknya kalua depolarisasi menjahui elektroda positif maka yang akan terekam pada
gambar defleksi ke arah bawah. Ketika depolrisasi semakin menyebar maka defleksi
keatas semakin bertambah, kalua arahnya kearah elektoda positif. Lalu ketika
depolarisasi terjai di kesulurahn sel, artinya permukaan sel akan cenderung lebih negative
di bandingkan di dalam sel. Saat ini kelistrikan di permukaan sel menjadi homogen.
Tidak ada perbedaan kelistrikan pada permukaan sel. Sesuai dengan prinsip yang
sebelumnya dipaparkan kalua kelistrikan di permukaansel maka gambaran yang direkam
oleh EKG akan vlate. Ketika repolasisasi terjadi gambaran yang muncul berbeda dengan
gambaran yang terekam pada saat depolarisasi.hal itu terjadi karena gambaran glombang
pada fase repolasasi cenderung lebih lama serta lebih rendah amplitudonya. Ada 12 slip
atau sadapan EKG yaitu sadapan ekstremitas dan 6 sadapan perkontrial. Slipatau sadapan
ekstremitas dibagi menjadi tiga yaitu, unit polar dan bipolar. Sadapan ekstremitas yang
unit polar akan terbagi lagi mnjadi 3 bagian meliputi : aVR, Avf dan Avl sedangkan
ekstremitas bipolar terbagi menjadi tiga juga yaitu : left I, left II dan left III. sementara
pada sadapan tripoldial terbagi menjadi meliputi V I – V 6. Pelu diingatkalau setiap lid
atu sadapan akan memberikan gambaran gelombang yang berbeda semua tergantung
pada arah depolarisasi yang trjadi pada jantung, kita ambil contoh lead I ketika arah
depolarisasi sejajar dan mengarah ke elektroda positif, maka pada gambaran EKG akan
terekam gelombang defleksi positif yang lebih tinggi. Ketika arah depolarisasi kearah
elektroda positif namun tidak sejajar ada perbedaan berapa derajat maka pada gambaran
EKG akan terekam gelombang defleksi yang tidak terlalu tinggi . ketika ara depolarisai
tegak lurus kearah elektroda positif maka pada EKG hanya terlihat garis vlat. Gambaran
yang bisa di intrepetasi di EKG meliputi, gelombang P yang menggambarkan
diplorasisasi atrium, kompleks QRS yang menggambarkan depolarisasi ventrikel,
gelombang T yang menggambarkan depolarisasi ventrikel, PR yang meliputi awal dari
gelombang P sampai awal kompleks QRS, memperlihatkan gambaran antara waktu
konduksi dari awal terjadinya eksitasi atrium sampai eksitasi ventrikel. Dan selanjutnya
adala J pon, ini titik yang sangat penting yang nantinya akan menilai apakah seseorang
mengalami ST elevasi atau tidak. ST sekmen dimulai dari awal glombang S sampai awal
gelombang T. interparty T merupakan gambaran awal gelombang Q sampai akhir
gelompang T. menggambarkan dari awal terjadinya depolarissi ventrikel sampai akhir
repolisasi ventrikel. Yan terakhir adalah glombang U ini sangat jarang kelihatan sehingga
bahkan pda bberapa literature gelombang ini tidak dibahas sekali.
- Sebelum melakukan tindakan, cuci tangan terlebih dahulu dengan cara mencuci
tangan 6 langkah. Kemudian dekatkan alat ke pasien (bayi).
- Meminta izin kepada ibu bayi/keluarga pasien. Meliputi sapaan, perkenala diri, dan
tujuan melakukan tindakan. Setelah diberi izin, tanyakan kepada ibu pasien apakah
ada yang ingin disampaikan sebelum dilakukannya tindakan.
- Setelah itu periksa keadaan umum dari bayi, apakah sadar atau tidak, bergerak aktif
atau tidak. Kemudian lihat bagian bibir, terdapat sianosis / kebiruan. Setelah itu
siapkan alat untuk dilakukan tindakan suction. Setelah alat-alat sudah dipersiapkan,
kita harus menjaga privasi pasien dan lakukan tindakan.
- Hidupkan alat penyedot, setelah itu gunakan handscoon steril. Kemudian pasang
alat suction ke bagian set suction, setelah itu ukur selang suction pada bagian telinga
ke bagian mulut. Setelah dilakukan pengukuran dan didapatkan ukuran selang,
bersihkan alat suction ke dalam NaCl dan setelah itu langsung dilakukan tindakan
suction secara memutar, kemudian suction lagi sampai benar-benar bersih (ulangi 3-5
kali). Kemudian bersihkan alat suction setelah itu bersihkan mulut bayi menggunakan
tissu dan membereskan alat dan merapihkan bayi setelah selesai dilakukan tindakan.
- Memberikan penjelasan kepada ibu bayi, bahwa tindakan suction telah selesai
dilakukan dan melaporkan hasil nya. Menghasilkan cairan metonium atau cairan
ketuban yang keluar dari paru-paru bayi. Setelah selesai dilakukan tindakan akan di
pantau lagi, apakah masih sesak/tidak atau masih ada cairan/tidak. Dan hasil dari
tindakan suction telah mengeluarkan cairan dari paru-paru dan membuat bayi bisa
bernafas lebih baik dari sebelumnya, dan akan tetap dipantau kedepannya, dan akan
dilakukan pengecekan 2 jam setelah dilakukannya tindakan suction.
- Sebelum meninggalkan pasien dan ibu bayi, tanyakan kepada ibu bayi apakah ada
yang perlu ditanyakan atau kurang jelas, jika tidak berikan himbauan agar ibu bayi
selalu menjaga bayi dan jika ada keadaan darurat atau keluhan bisa langsung
memanggil perawat di ruang perawat.
- Setelah dilakukan tindakan, jangan lupa lakukan dokumentasi berupa, nama pasien,
jenis kelamin, usia dan tanggal dilakukannya tindakan serta masalah setelah
dilakukannya tindakan suction.
D. Vacum ekstraksi
Vacum ekstraksi adalah salah satu prosedur untuk membantu proses persalinan normal,
dengan menarik kepala bayi menggunakan alat yang disebut vacum ekstraktor. Alat
vacum sekarang yang digunakan terbuat dari karet, cenderung lebih aman dibandingkan
dengan alat vacum terdahulu yang terbuat dari besi. Indikasi dilakukan vacum ektraksi
antara lain karena ibu menderita hypertensi atau penyakit jantung sehingga pada saat
proses melahirkan normal dokter membantu proses melahirkannya untuk mengurangi
mengejan dan untuk mencegah tensinya menjadi lebih tinggi atau penyakit jantungnya
tidak diperberat dengan cara mengejan yaitu dengan menggunakan alat vakum ekstraksi.
Alat ini nantinya akan diletakkan di kepala atau di ubun-ubun janin dan ditarik dengan
menggunakan alat ini dan dihubungkan dengan semacam pompa atau alat yang
mempunyai tekanan tertentu. Jadi tidak semua persalinan normal menggunakan vakum
ekstraksi. Vakum ekstraksi ini tentu saja memiliki efek samping terhadap bayi. Mitos
yang beredar diluar sana adalah semua bayi yang dilahirkan dengan vakum ekstraksi
nanti waktu besar akan menjadi bodoh, mitos seperti itu benar-benar salah. Vakum
ekstraksi memang memiliki efek samping.
Efek samping vakum ekstraksi antara lain:
1. kepala janin menjadi lebih Panjang, atau yang kita sebut dengan caput succedaneum,
kemudian kepala bayi yang Panjang ini beberapa hari akan kembali normal.
2. Tulang-tulang kepala janin nanti terkelupas
Bisa saja kulit kepala terkelupas tapi nanti diruang bayi akan diberikan terapi oleh dokter
anak. Bisa saja efek samping atau komplikasi lain bayi kejang,itu karena ada beberapa
sel-sel saraf dikepala janin ini yang ikut tertarik yang kemudian mempengaruhi beberapa
sistem saraf dikepala janin yang nantinya menyebabkan janin menjadi kejang.
Kontra indikasi vacuum ekstraksi:
- Ibu: ibu yang menderita pecah uteri membakat, ibu yang tidak boleh mengejan, CPD
- Janin: mal presentasi kepala janin (dahi,muka,bokong,puncak kepala), kepala
mengikuti, bati premature,gawat janin,capursuccedaneum yang sudah besar.
1. Setelah persiapan operator dan atau pasien selesai serta peralatan sudah dipersiapkan
dengan baik.
2. Labia dibuka dengan ibu jari telunjuk tangan kiri dari arah atas
3. Cawan penghisap yang sudah dilumuri dengan jelly dimasukkan jalan lahir secara miring
dengan menghindari uretra dan klitoris
4. Cawan penghisap diputar 90 derajat dan ditempatkan pada permukaan kulit kepala
dengan posisi menjauhi ubun-ubun besar.
5. Buat tekanan vacuum dalam cawan penghisap dengan memompa sampai 0,2 kg/cm2
sebagai tekanan awal
6. Pastikan bahwa cawan penghisap terpasang dengan baik dan tidak ada bagian jalan lahir
atau sisa selaput amnion yang ikut terjepit
7. Setelah 2 menit, naikkan tekanan negative sampai 0,7-0,8kg/cm2 dengan kecepatan
0,2kg/cm2 setiap 2 menit
8. Penilaian ulang untuk melihat apakah ekstraksi vacuum sudah berfungsi dengan baik
9. Traksi sesuai dengan derajat desensus sampai lahirnya kepala janin
10. Cawan penghisap dilepas dan sisa tubuh anak dilahirkan dengan cara sebagaimana
lazimnya
1. Cawan penghisap terlepas lebih dari 3 kali saat melakukan traksi dan hal ini biasanya
terjadi oleh karena:
Tenaga vacuum terlampau rendah (seharusnya -0,8kg/cm2) oleh karena kerusakan
pada alat atau pembentukan caput succedaneum yang terlampau cepat (< 0,2
kg/cm2 per menit)
Terdapat selaput ketuban atau bagian jalan lahir yang terjepit diantara cawan
penghisap dengan kepala anak
Setelah melakukan traksi: kedua tangan penolong tidak bekerja secara harminis,
traksi dengan arah yang tidak tegak lurus dengan bidang cawan penghisap atau
traksi dilakukan dengan tenaga yang berlebihan
Terdapat gangguan pada imbang sepalopelvik (CPD)
2. Setelah dilakukan traksi selama 30 menit janin belum dapat dilahirkan
Komplikasi:
a. Pada ibu:
Perdarahan
Infeksi jalan lahir
Trauma jalan lahir
b. Pada anak:
Ekskoriasi dan nekrosis kulit kepala
Cephalhematoma
Subgalealhematoma
Perdarahan intracranial
Perdarahan subconjuntiva, perdarahan retina
Fraktura klavikula
Distosia bahu
Cedera pada syaraf cranial ke VI dan VII
Erbparalysa
Kematian janin
E. ULTRASONOGRAFI
USG merupakan metode pemeriksaan untuk mengetahui penyebab keluhan yang dialami
pasien. Selain untuk keperluan diagnosis, pemeriksaan ini juga bisa dilakukan untuk
memantau perkembangan janin dan skrining rutin untuk mendeteksi penyakit tertentu
secara dini. USG atau ultrasonografi adalah teknik pemindaian dengan memanfaatkan
gelombang suara berfrekuensi tinggi untuk menghasilkan gambar atau citra dari kondisi
organ atau jaringan dalam tubuh pasien. Pemeriksaan USG kerap dilakukan untuk
berbagai keperluan karena dianggap efektif dan akurat, serta dinilai minim efek samping.
- Kondisi yang membutuhkan diagnosis USG
Umumnya, USG memakai sebuah alat bernama transduser untuk memancarkan
gelombang suara dengan frekuensi tinggi. Penggunaan transduser sendiri dapat
disesuaikan dengan keperluan diagnosis, ada yang ditempel di kulit dan ada pula yang
dimasukkan ke dalam tubuh. Perkembangan teknologi membuat hasil pencitraan USG
bukan saja lebih akurat, tetapi juga bisa digunakan untuk tujuan yang lebih spesifik.
Berikut ini adalah beberapa jenis USG dan tujuan pemakaiannya:
- USG transrektal atau melalui anus, untuk mengetahui masalah yang berkaitan dengan
prostat
- USG transvaginal, untuk mendapatkan pencitraan dari rahim dan ovarium
- Ekokardiogram, untuk memperoleh gambaran kondisi organ jantung
- USG Doppler untuk mengetahui kondisi peredaran darah dalam pembuluh darah dan
memonitor denyut jantung pada janin
- USG abdomen, untuk mendapatkan gambaran kondisi jaringan perut dan organ di
dalamnya
- USG ginjal, untuk memantau struktur dan jaringan di sekitar ginjal
- USG payudara, untuk mendapatkan gambaran jaringan payudara
- USG mata, untuk memeriksan struktur pada mata
Selain itu, USG juga umum digunakan untuk memonitor perkembangan janin pada
ibu hamil, serta memantau struktur tengkorak, otak, dan jaringan di dalam kepala
bayi. USG juga dapat memandu pengambilan sampel jaringan tubuh dengan teknik
biopsi.
Persiapan dan prosedur pemeriksaan USG.
Dalam menjalani pemeriksaan USG, ada beberapa hal yang perlu Anda ketahui, di
antaranya:
1. Persiapan sebelum USG
Umumnya, dokter akan meminta Anda berpuasa selama 8–12 jam sebelum USG,
terutama jika pemeriksaan dilakukan di bagian perut. Hal ini karena makanan
yang tidak tercerna dapat menghalangi gelombang suara, sehingga gambar yang
dihasilkan tidak akurat.
Untuk USG yang dilakukan di organ dalam tertentu, misalnya kandung empedu,
Anda akan diminta untuk tidak makan dan minum selain air putih selama 6–8 jam
sebelum pemeriksaan dilakukan. Hal ini diperlukan agar kandung empedu tidak
mengalami penyusutan ukuran.
Sementara itu, bagi ibu hamil yang ingin memeriksakan kondisi janinnya, dokter
biasanya menganjurkan Anda untuk minum air minimal 4–6 gelas sekitar 1–2 jam
sebelumUSG. Tujuannya agar kandungkemih terisi, sehingga dapat meningkatkan
kualitas gambar.
Melalui USG, dokter juga bisa menentukan jenis kelamin janin. Biasanya jenis
kelamin janin sudah bisa diketahui melalui USG setidaknya pada usia kandungan
18 minggu. Jadi, ibu hamil tidak perlu mempercayai mitos tentang hamil bayi
laki-laki atau perempuan.
- Prosedur pemeriksaan USG
Sebelum pemeriksaan USG dimulai, Anda biasanya akan diminta untuk berbaring
telentang. Selanjutnya, dokter akan mengoleskan gel khusus guna mencegah
terjadinya gesekan antara kulit dan transduser. Gel tersebut juga berfungsi untuk
memudahkan pengiriman gelombang suara ke dalam tubuh.
Saat pemeriksaan USG, transduser akan digerak-gerakkan di bagian tubuh yang akan
diperiksa. Gerakan ini diperlukan agar gelombang suara yang dikirim mampu
memantul kembali dan menghasilkan gambar yang baik.
Selama melakukan USG, dokter akan meminta Anda untuk mengubah posisi. Hal ini
dilakukan untuk meningkatkan kualitas gambar yang diperoleh. Setelah USG selesai,
dokter akan membersihkan gel yang dioleskan.
Setelah hasil USG diperoleh, dokter akan mengevaluasi dan menjelaskan hasilnya
kepada Anda. Dokter juga akan membuat laporan tentang hasil pemeriksaan USG.
- Kelebihan dan kekurangan USG
USG bisa dilakukan di klinik atau rumah sakit Prosedur ini sendiri biasanya memakan
waktu sekitar 30–60 menit. Tidak ada larangan setelah melakukan USG, sehingga
Anda dapat melakukan aktivitas seperti biasa.
- USG juga memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Berikut ini adalah beberapa
kelebihan USG:
Namun, jika dilakukan oleh penyedia layanan kesehatan dan tenaga medis secara hati-
hati, kemungkinan efek samping ini dapat diminimalisir.
Meski pemeriksaan dengan USG memiliki risiko yang minimal, tetap saja prosedur ini
memiliki keterbatasan. Gelombang suara dari USG tidak mampu menembus organ
atau jaringan yang terlindungi tulang, misalnya paru-paru dan otak.
Untuk bagian yang terhalang tulang, dokter akan melakukan metode pemeriksaan lain,
seperti CT Scan, MRI, atau foto Rontgen.
Jika Anda mengalami cedera atau memiliki keluhan gangguan kesehatan tertentu,
konsultasikan ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan terhadap kondisi Anda
dan melakukan prosedur USG jika memang diperlukan.