Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM PENENTU STATUS GIZI

Nama:Serena Isabella virgia walandouw

Nim:211111010310

Kelas:4A

Persiapan Alat.

Alat Pengukur Tinggi Badan ( Microtoise)

1. Langkah pertama ialah letakan injakan pengkur tinggi badan padan bidang yang datar.
2. Kemudian pasangkan tiang pengukuran secara berurutan.
3. Selanutnya pasangkan jendela Microtoise.
4. Kemudian pasangkan alat yang nantinya berfungsi untuk meluruskan antara tiang
pengukuran dan sandaran (dinding).

Alat Pengukur Berat Badan ( Timbangan Digital)

1. Langkah pertama ialah letakan timbangan digital pada bidang yang datar.
2. Kemudian pasangkan bateray pada timbangan digital.
3. Setelah itu nyalaka tombol on, dan tunggu angka 0.00 pada layar timbangan.

Prosedur Pengukuran.

Pengkuran Tinggi Badan

1. Sebelum melaksanakan pengkuran alangkah baiknya menyapa pada rensponden.


2. Kemudian sebelum naik padan dasar pengukuran tinggi badan, rensponden wajib
melepas alas kaki ( sepatu, kaos kaki).
3. Sebelum melakukan pengukuran, pengukur menjelaskan kepada rensponden bahwa ada 5
poin dalam menempelkan badan ke alat pengukur tinggi badan, antar lain : Kepala bagian
belakang, Punggung, Bokong, Betis, dan Tumit. Namun ada 3 poin utama yakni : Kepala
bagian belakang, Bokong, dan Tumit.
4. Setelah itu responden naik pada alas pengukuran tinggi badan, kemudian menempelkan 5
pon anggota badan ke tiang ukur dan pandangan harus kedepan ( untuk melihat apakah
pandangan rensponden telah lurus, bisa menggunakan pensil dan ukur pada kelurusan
pandangan mata, dengan meletakan pensil di samping mata).
5. Kemudian responden melakukan tarikan nafas dan buang.
6. Setelah itu gunakan jendela Microtoise dan sandarkan pada atas kepala untuk melihat
angka atau berapa tinggi dari responden tersebut.
7. Kemudian catat hasil pengukuran dari responden tersebut dengan melihat hasilnya pada
tanda panah yang ada di jendela Microtoise.

Pengukuran Berat Badan

1. Sebelum melakukan pengukuran berat badan, alangkah baiknya menyapa pada


responden.
2. Kemudian sebelum naik pada timbangan, pengukur harus memastikan bahwa responden
tidak menggunakan (perhiasan, ikat pinggang, ikat rambut, kacamata, dan tidak ada
barang dalam saku).
3. Setelah itu memberitahukan pada responden bahwa harus diwajibkan melepaskan alas
kaki ( sepatu, kaos kaki).
4. Sebelum naik nyalakan alat pengukur badan.
5. 5.Kemudian pengukur menjelaskan kepada responden tentang hal-hal apa nantinya yang
akan dilakukan pada saat pengukuran berat badan seperti :
a. Setelah menaiki timbangan, kaki harus lurus dan sejajar dan tidak boleh melewati
garis timbangan.
b. Kemudian pandangan harus lurus kedepan.
c. Tangan tegak lurus.
d. Dan Responden harus rilex
6. Jika terjadi kesalahan dalam pengukuran ( responden tidak meluruskan dan
mensejajarkan kaki), maka dilakukan kembali pengukuran. Dan jika terjadi lagi
keselahan, maka ke 3 hasil pengukuran tersebut di tambahkan dan selanjutnya di bagi 3
untuk melihat nilai rat-rata dari hasil responden tersebut.
7. Setelah ada hasil dari pengukuran tersebut, jangan lupa untuk mencatat hasilnya.
Hasil dan Interpertasi Diri.

Dalam Pengukuran Antropometri, dimana telah melakukan pengukuran Tinggi Badan dan Berat
Badan, dan telah di dapatkan hasil dalam pengukuran tersebut. Nah, dalam menghitung IMT
( Indeks Massa Tubuh) terdapat rumus sebagai berikut :

BERAT BADAN ( KG )
 IMT = TINGGI BADAN ( m) x TINGGI BADAN (m)
47( KG)
 IMT = 1,61 ( M ) X 1,61(M )
47 (KG)
 IMT=
2,59(M )

IMT = 18,13

Disini bisa di lihat melalui pengukuran IMT (Indeks Massa Tubuh) dimana status gizi yang saya
peroleh jika pada pengukuran status gizi berkisar pada angka <18.5 (WHO) dan <18.5 (Asia-
Pasifik), dan status gizi saya berada pada tingkat “BERAT BADAN KURANG” (RENDAH)
WHO dan “BERAT BADAN KURANG” (sedang) Asia-Pasifik.

Anda mungkin juga menyukai