Anda di halaman 1dari 11

PENILAIAN STATUS GIZI

LAPORAN PRAKTIKUM

ANTROPOMETRI

OLEH

NAMA : GOULDA MYER GIAY


JURUSAN : D3 GIZI
SEMESTER : III
NIM : P07131219011
DOSEN : IBU NIA BUDHI ASTUTI, S, GZ.MPH

POLTEKNIK KESEHATAN KEMENKES


JAYAPURA
A. PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Antropometri adalah metode untuk mendapatkan ukuran yang tepat dari tubuh manusia. Ini
merupakan studi perbandingan pengukuran dan kemampuan tubuh manusia. Antropometri
berasal dari kata Yunani 'Anthropos' (yang berarti manusia), dan 'matron' (artinya ukuran).
Antropometri dikembangkan pada abad ke-19 sebagai metode yang diterapkan oleh antropolog
fisik untuk mempelajari variasi manusia dan evolusi pada populasi yang hidup dan punah. Secara
khusus, pengukuran antropomorfik melibatkan beberapa hal berikut :

Ukuran (mis., Tinggi, berat, luas, dan volume),


Struktur (mis. Tinggi, lebar, panjang berbagai bagian tubuh), dan
Komposisi (mis., Persentase lemak tubuh, kadar air, dan massa tubuh) manusia.
Antropometri berasal dari “anthro” yang memiliki arti manusia dan “metri” yang memiliki arti
ukuran. Antropometri adalah sebuah studi tentang pengukuran tubuh dimensi manusia dari
tulang, otot dan jaringan adiposa atau lemak (Survey, 2009). Menurut (Wignjosoebroto, 2008),
antropometri adalah studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Bidang
antropometri meliputi berbagai ukuran tubuh manusia seperti berat badan, posisi ketika berdiri,
ketika merentangkan tangan, lingkar tubuh, panjang tungkai, dan sebagainya.

2. TUJUAN

Tujuan dari pengukuran kesehatan adalah untuk mengetahui kondisi pertumbuhan dan gizi anak.
Penilaian pertumbuhan pada anak sebaiknya dilakukan dengan jarak yang teratur disertai dengan
pemeriksaan serta pengamatan fisik. Pengukuran berat badan digunakan untuk mengukur
pertumbuhan secara umum atau menyeluruh. Sedangkan tinggi badan digunakan untuk
mengukur pertumbuhan linier. Pengukuran antropometri (berat badan, tinggi badan dan lingkar
lengan) sebenarnya sangat mudah dilakukan namun juga sekaligus rawan terhadap bias dan error
data. Untuk menghindari bias dan error data maka hal yang perlu diperhatikan adalah kualitas
alat yang digunakan dan ketelitian pewawancara dalam melakukan pengukuran

B. PROSEDUR KERJA

1.   Baby Scale
 Pengukuran berat badan bayi dapat dilakukan dengan menggunakan Baby Scale. Adapun
cara pengukurannya yaitu sebagai berikut:
 Letakkan alat pada permukaan yang rata/bidang datar.
 Pastikan jarum penunjuk pada timbangan menunjuk pada angka nol.
 Usahakan bayi menggunakan pakaian seminimal mungkin.
 Letakkan bayi dengan hati-hati di bagian tengah timbangan.
 Tunggu sampai bayi tenang dan jarum timbangan konstan menunjukkan angka tertentu.
 Catat hasil penimbangan dengan ketelitian sampai satu angka desimal dan angkat bayi
dari timbangan.
2. Dacin

Pengukuran berat badan balita dapat dilakukan dengan menggunakan Dacin. Langkah-
langkah penggunaan dacin yaitu:
 Gantungkan dacin pada dahan, palang rumah, atau penyangga kaki tiga (tripod).
 Periksa kembali apakah dacin sudah tergantung kuat dengan cara menarik batang
dacin ke bawah kuat-kuat.
 Posisikan bandul geser pada angka nol.
 Berikan tali pengaman pada batang dacin agar tidak menciderai pengukur saat
melakukan penimbangan.
 Pasang celana timbang/sarung timbang pada dacin. Pastikan bandul geser berada
pada angka nol.
 Seimbangkan dacin yang sudah dipasang celana timbang dengan cara
memasukkan pasir ke dalam kantong plastik dan ikatkan pada batang dacin.
 Timbang anak dengan pakaian yang seminimal mungkin dan seimbangkan dacin
dengan menggeser bandul geser.
 Catat hasil penimbangan dengan cara melihat ujung bandul geser.
 Pindahkan bandul geser ke angka nol kembali, kemudian angkat anak dari sarung
timbang.

3. Timbangan injak digital

Pada anak usia lebih dari 5 tahun dan orang dewasa, pengukuran berat badan dapat dilakukan
dengan menggunakan timbangan injak. Sebaiknya gunakan timbangan injak digital karena lebih
akurat. Langkah-langkah penggunaan timbangan injak digital yaitu:
 Tempatkan timbangan injak pada permukaan yang rata, datar dan tidak licin.
 Injak timbangan hingga muncul angka nol.
 Usahakan memakai pakaian/aksesoris seminimal mungkin.
 Subyek berdiri pada timbangan tepat di tengah timbangan dengan pandangan
lurus kedepan, tegak lurus dan tidak berpegangan.
 Tunggu sampai angka pada timbangan berhenti berkedip dan menunjukkan angka
tertentu.
 Catat hasil penimbangan dan mintalah subyek untuk turun dari timbangan.
 Alat timbang akan mati secara otomatis. Untuk menimbang subyek selanjutnya,
ulangi prosedur nomor 2 s/d 6.

4. Salter
 1.  mengkalibrasi dinamometer dengan cara memutar sekrup yang ada di bagian
atas dinamometer tanpa beban hingga garis penunjuk skala menunjukan pada
skala nol.
 2.  Gantungkan benda yang akan diukur massanya pada pengait yang terdapat di
bagian bawah pegas.
 3.  Setelah keadaan sistem tenang, lihat skala yang ditunjukan oleh penunjuk
skala.
 Letakkan Ditempat yang Rata
Setiap timbangan digital, baik itu timbangan yang dijual di timbanganpas.com atau brand lain
harus diletakkan ditempat yang rata (kecuali timbangan gantung). Tempat yang miring sangat
mempengaruhi hasil penimbangan, apalagi benda yang ditimbang dihitung dalam satuan gram
atau milligram. Pastikan kaki-kaki semua menyentuh lantai atau media dimana cara
menggunakan timbangan digital diletakkan.

 Pilih Tempat / Lantai yang Kokoh


Pastikan tempat meletakkan timbangan cukup kokoh untuk menahan berat timbangan dan beban
yang akan ditimbang. Hindari meletakkan timbangan di atas meja yang lentur. Tanah yang
lembek, basah dan tidak rata juga perlu dihindari.

 Nyalakan Timbangan
Semua timbangan digital dilengkapi tombol on/off untuk menyalakan atau mematikan. Setelah
timbangan diletakkan ditempat yang benar maka timbangan sudah siap dinyalakan. Disini ada
beberapa karakteristik timbangan terkait cara menyalakannya.

Ada jenis-jenis timbangan tertentu yang begitu ditancapkan ke listrik langsung menyala tanpa
harus menyentuh tombol apapun. Ada juga timbangan yang memiliki switch on/off yang letaknya
tersembunyi dibagian belakang timbangan atau bagian bawah. Meski begitu kebanyakan
timbangan memiliki switch on/off dibagian depan sehingga lebih mudah menyalakannya.

 Tunggu Angka Nol (0)


Begitu timbangan dinyalakan selanjutnya harus ditunggu hingga layar (display) menunjukkan
angka nol (0). Jika setelah dinyalakan tidak menunjukkan angka nol (0) harus ditekan tombol
“zero” supaya angka kembali menjadi nol (0). Pada tahap ini timbangan digital siap untuk
digunakan.

5. Pita ukur

Cara mengukur dengan pita pengukur adalah sebagai berikut:


Anda dapat memosisikan bayi berdiri saat mengukur.
Tempatkan pita pengukur tepat di atas alis.
Lingkarkan pita melalui bagian yang paling menonjol di bagian belakang kepala bayi, dengan
ujung pita berada di depan dahinya.
Pita tidak boleh menyentuh telinga, Anda dapat menempatkannya sekitar 1-2 cm di atas telinga.
Saat mengukur, pastikan sisi pita yang menunjukkan ukuran dalam sentimeter berada di sisi
dalam, agar hasilnya lebih akurat.
Pastikan pita melingkar dengan ukuran yang pas, tidak terlalu kencang tapi juga tidak longgar.
6. Stadiometer
 Pilih bidang vertikal yang datar (misalnya tembok/ bidang pengukuran lainnya) sebagai
tempat untuk meletakkan
 Pasang Microtoise pada bidang tersebut dengan kuat dengan cara meletakkannya di dasar
bidang / lantai), kemudian tarik ujung meteran hingga 2 meter ke atas secara vertikal / lurus
hingga Microtoise menunjukkan angka nol.
 Pasang penguat seperti paku dan lakban pada ujung Microtoise agar posisi alat tidak bergeser
(hanya berlaku pada Microtoise portable).
 Mintalah subjek yang akan diukur untuk melepaskan alas kaki (sepatu dan kaos kaki) dan
melonggarkan ikatan rambut (bila ada)
 Persilahkan subjek untuk berdiri tepat di bawah Microtoise.
 Pastikan subjek berdiri tegap, pandangan lurus ke depan, kedua lengan berada di samping,
posisi lutut tegak / tidak menekuk, dan telapak tangan menghadap ke paha (posisi siap).
 Setelah itu pastikan pula kepala, punggung, bokong, betis dan tumit menempel pada bidang
vertikal / tembok / dinding dan subjek dalam keadaan rileks.
 Turunkan Microtoise hingga mengenai / menyentuh rambut subjek namun tidak terlalu
menekan (pas dengan kepala) dan posisi Microtoise tegak lurus.
 Catat hasil pengukuran

Alat ukur lemak bawah kulit

 Berdiri tegak dan minta bantuan seseorang untuk melakukan pengukuran, sebaiknya
memang Anda telanjang dada dan kaki saat melakukan pengukuran.
 Perhatikan diagram diatas dan ukurlah titik-titik yang ditunjuk disitu. Rilekskan bagian
yang mau diukur dan cubit dengan jempol dan telunjuk Anda lalu tertarik sedikit lipatan
kulit tersebut dan jepit dengan kaliper, atau pinset, nah masalahnya kalau menggunakan
pinset Anda mesti menambahkan 1-2mm lagi dari hasil pengukuran jarak 2 ujung pinset
karena Anda tidak mungkin kan mengukur langsung dikedua ujungnya karena ujung-
ujungnya tersebut pasti terhalang kulit yang terjepit.
 Hitung titik yang sama 3x lalu ditotal dan dibagi 3, angka rata-rata ini catat di kertas
(ukuran dalam mm).
 Lakukan hal yang sama disemua titik yang ditunjuk pada diagram, catat hasil rata-rata
hitungnya semua dalam mm.
 Setelah selesai, totalkan angka mm-nya semua.
 Timbang badan Anda dan catat hasilnya. Ini perlu juga untuk menentukan prosentase
lemak Anda, catat dalam pon/lbs.
C. HASIL PRAKTEK

No Nama Alat Gambar Alat Fungsi Alat Jenis Ketelitian Cara


Bahan & Menggunakan
Kapasitas
1 Dacin Untuk Besi Ketelitian Digantung di
menimbang = 0,1 tempat yang
Kapasitas kokoh untuk
25kg menimbang

2 Baby scile Untuk Pelastik Ketelitian Ditaruh di


menimbang berkualitas 0,1 tempat yang
bayi baru Kapasitas datar dan
20kg pastikan
jarum angka 0
lalu timbang
bayinya

3 Alat ukur Untuk Kayu dan Ketelitian Posisi pasien


tinggi lutut mengukur aluminium 0,1 ddk atau
tinggi lutut kapasitas berbaring
pada lansia ntuk
untuk mengukur
menentuka tinggi lutut
n tinggi
badan
4 Pita lingkar Untuk Kain Ketelitian Dipakai untuk
dada mengukur (matalic 0,1 mengukur
dada cloth) Kapasitas lingkar dada
45cm bayi

l
5 Pita ukur Mengukur Kain Kain Dipakai untuk
lingkar (matalic (matalic mengukur
kepala cloth) cloth) lingkar dada
bayi

7 Alat ukur Mengukur Ketelitian Kayu Jepit pada


lemak ketebalan 0,1 pelastik lemak di
bawah lemak Kapasitas 2 bawah perut
kulit m

8 Pita LILA Mrngukur Kapasitas Campuran Untuk ibu


lengan ibu 45cm baja dan hamil
Ketelitian anikel
0,1

9 Pita ukur Mengukur Kapasitas Campuran Untuk bayi


lingkar 45cm baja dan usia 3-7 hari
kepala pada Ketelitian anikel
bayi 0,1
10 Timbangan Untuk besi Tingkat
pegas menimbang ketelitian
0,1
Kapasitas

11 Timbangan Untung besi 0,1 Gantung di


gantung menimbang kapasitas tempat yang
150kg kokoh dan
kaitkn kain
pada
timbangan

12 Neraca Untuk Dibuat dari


digital menimbang pelastik
berat badan besi dll
mrmakai
baterai

13 dektetor Untuk Dibuat dari Kapasitas


menimbang besi 120kg
berat badan ketelitian
0,1
14 dektetor Untuk besi Ketelitian Mengukur
mengukur 0,1 tinggi badab
tinggi Kapasitan dengan
badan 2m dektetor

15 stadiometer Untuk Kayu bias Ketelitian Mengukur


mengukur juga besi 0,1 tinggi badab
tinggi untuk Kapasitan dengan
badan mengantuk 2m dektetor
stadiometer

16 Alat ukur Mengukur Pelastik Kapasitan


panjang panjang bias juga 105cm
badan badan pada kayu ketelitian
anak 0,1 cm

D. PEMBAHASAN

Kini, antropometri berperan penting dalam bidang perancangan industri, perancangan


pakaian, ergonomik, dan arsitektur. Dalam bidang-bidang tersebut, data statistik tentang
distribusi dimensi tubuh dari suatu populasi diperlukan untuk menghasilkan produk yang
optimal. Perubahan dalam gaya kehidupan sehari-hari, nutrisi, dan komposisi etnis dari
masyarakat dapat membuat perubahan dalam distribusi ukuran tubuh (misalnya dalam
bentuk epidemik kegemukan), dan membuat perlunya penyesuaian berkala dari koleksi data
antropometrik.
PSG dengan metode antropometri adalah menjadikan ukuran tubuh manusia sebagai alat
menentukan manusia. Konsep dasar yang harus dipahami dalam menggunakan antropometri
secara antropometri adalah Konsep Dasar Pertumbuhan
Pertumbuhan secara gamblang dapat diartikan terjadinya perubahan sel tubuh dalam 2 bantuk
yaitu 1) pertambahan sel dan 2) pembelahan sel, yang secara akumulasi perjadinya perubahan
ukuran tubuh. Jadi pada dasarnya menilai status gizi dengan metode antropometri adalah menilai
pertumbuhan. Hanya saja pertumbuhan dalam pengertian pertambahan sel memiliki batas waktu
tertentu. Para pakar antropometri sepakat bawah pada umumnya pertumbuhan manusia dalam
arti pertambahan sel akan berhenti pada usia 18-20 tahun, walaupun masih ditemukan sebelum
18 pertumbuhan sudah berhenti, dan sebaliknya setelah 20 tahun masih ada kemungkinan
pertumbuhan masih berjalan.
Makhluk hidup, termasuk manusia makan untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Kebutuhan tubuh
akan makanan dapat dideskripakn dari tri fungsi makanan itu sendiri yaitu:
Sumber Tenaga
Pertumbuhan
Pemeliharaan
Sebagai sumber tenaga adalah karbohidrat, lemak dan protein, dalam urutan yang berbeda
sebagai sumber energi. Pembakaran 1 gram karbohidrat menghasikan 4,1 kalori, protein 41
kalori dan lemak 9 kalori per gramnya. Namun lemak bukanlah sumber energi utama oleh karena
untuk metabolisme lemak dibutuhkan kalori yang lebih tinggi untuk Specifik Dinamyc Action
(SDA)nya.
Sebagai sumber zat pembangun adalah Protein, Lemak dan Karbohidrat. Sedangkan sebagai
sumber zat pengatur adalah vitamin dan mineral.
Antropometri dapat dibagi menjadi 2 yaitu,
Antropometri Statis (struktural)
Pengukuran manusia pada posisi diam, dan linier pada permukaan tubuh.
Antropometri Dinamis (fungsional)
Yang dimaksud dengan antropometri dinamis adalah pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik
manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi
saat pekerja tersebut melaksanakan kegiatannya.
Hal-hal yang memengaruhi dimensi antropometri manusia adalah sebagai berikut,
Umur
Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai sekitar 20 tahun untuk pria dan
17 tahun untuk wanita. Ada kecenderungan berkurang setelah 60 tahun.
Jenis kelamin
Pria pada umumnya memiliki dimensi tubuh yang lebih besar kecuali bagian dada dan pinggul.
Rumpun dan Suku Bangsa
Sosial ekonomi dan konsumsi gizi yang diperoleh
Kondisi ekonomi dan gizi juga berpengaruh terhadap ukuran antropometri meskipun juga
bergantung pada kegiatan yang dilakukan.
Pekerjaan, aktivitas sehari-hari juga berpengaruh
Kondisi waktu pengukuran
E. KESIMPULAN
Antropometri mengajarkan kita agar dapat mengetahui ukuran tubuh manusia dengan
cara mengukur dan melihat hasil dari ukuran kerena tidak semuanya yang dilihat itu baik
tanpa dibuktikan dengan cara mengukur setiap demensi pada tubuh.

Anda mungkin juga menyukai