Anda di halaman 1dari 23

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
PUTUSAN

si
Nomor 4/ Pid. Sus-PRK/ 2017/ PN. Tpg.

ne
ng
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Perikanan pada Pengadilan Negeri Tanjungpinang yang mengadili
perkara pidana perikanan dengan acara pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama

do
gu menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara terdakwa:
Nama lengkap : LE VAN TRUNG;

In
A
Tempat lahir : Kien Giang (Vietnam).
Umur/tanggal lahir : 24 tahun/ 18 Agustus 1992
Jenis kelamin : Laki-laki
ah

lik
Kebangsaan : Vietnam
Tempat tinggal : Vinh Hiep Rach Gia, Kien Giang, Vietnam
am

ub
Agama : Budha
Pekerjaan : Nahkoda KM. PAF 4767;
Terdakwa tidak dilakukan penahanan;
ep
k

Terdakwa tidak didampingi oleh Penasihat Hukum;


ah

Terdakwa didampingi oleh Juru Bahasa;


R

si
Setelah membaca:
- Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Tanjungpinang Nomor 4/ Pen. Pid.Sus-

ne
ng

PRK/ 2017/ PN. Tpg., tanggal 08 Maret 2017 tentang Penunjukan Majelis
Hakim;

do
gu

- Penetapan Ketua Majelis Hakim Nomor 4/ Pen.Pid.Sus-PRK/ 2017/ PN. Tpg.,


tanggal 08 Maret 2017 tentang Penetapan Hari Sidang;
- Pelimpahan Perkara Acara Pemeriksaan Biasa No. B-683/ N.10.11/ Euh.2/ 20/
In
A

2017, tanggal 24 Februari 2017;


- Berkas perkara dan surat-surat lain yang bersangkutan;
ah

lik

Setelah mendengar keterangan saksi-saksi, ahli, dan terdakwa serta


memperhatikan barang bukti yang diajukan di persidangan;
m

ub

Setelah mendengar pembacaan tuntutan pidana (requisitor) yang diajukan


oleh Penuntut Umum nomor Reg. Perkara: PDM-71/ Euh. 2/ N.10.11/ 02/ 2017
ka

tanggal 03 Mei 2017, yang pada pokoknya sebagai berikut:


ep

1. Menyatakan terdakwa LE VAN TRUNG bersalah melakukan tindak


ah

pidana dengan sengaja yang memiliki dan/ atau mengoperasikan kapal


R

penangkap ikan berbendara asing melakukan penangkapan ikan di ZEEI


es

yang tidak memiliki SIPI (Surat Izin Penangkapan Ikan), sebagaimana


M

ng

on

Halaman 1 dari 23
Putusan Nomor 4/ Pid. Sus-PRK/ 2017/ PN. Tpg.
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
diancam pidana Pasal 93 ayat (2) Jo Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang

si
RI No. 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 31

ne
ng
Tahun 2004 Tentang Perikanan Jo Pasal 5 ayat (1) huruf b Jo Pasal 102
Undang-Undang No. 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang No. 45 Tahun 2009 tentang

do
gu Perubahan atas Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang
Perikanan, yang tercantum dalam dakwaan kedua Penuntut Umum;

In
A
2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa LE VAN TRUNG dengan pidana
Denda sebesar Rp. 300.000.000,- (TIGA RATUS JUTA RUPIAH) Subsidair
selama 6 (ENAM) Bulan kurungan;
ah

lik
3. Menyatakan barang bukti berupa:
− 1 (satu) Unit Kapal KM PAF 4767 (dititipkan di Pangkalan PSDKP
am

ub
Batam), dirampas untuk Negara;
− 1 (satu) Unit Alat Tangkap Pancing Rawai;
− 1 (satu) Unit GPS Furuno GP-32;
ep
k

− 1 (satu) Unit GPS Haiyang HD-70C;


ah

− 1 (satu) Unit GPS Sunhang SH-788


R

si
− 1 (satu) Unit Radio CB Anytone AT-708;
− 1 (satu) Unit Radio SSB Icom IC-718;

ne
ng

− 1 (satu) Buah Buku Lesen Vessel dan Peralatan Menangkap Ikan;


− 500 (lima ratus) Kg Ikan Campur; dirampas untuk dimusnahkan;

do
gu

− 1 (satu) Buah Bendera Malaysia, terlampir dalam berkas perkara;


4. Menetapkan supaya Terdakwa dibebani biaya perkara sebesar Rp. 5.000,-
(Lima ribu rupiah).
In
A

Menimbang, bahwa terdakwa diajukan di persidangan oleh Penuntut Umum


berdasarkan surat dakwaan nomor REG. PERKARA: PDM–71/ Euh.. 2/ N. 10. 11/ 02/
ah

lik

2017 tanggal 20 Februari 2017 sebagai berikut:


Kesatu:
m

ub

Bahwa ia terdakwa LE VAN TRUNG selaku Nahkoda KM. PAF 4767 yang
merupakan kapal penangkap ikan asing, pada hari Sabtu tanggal 12 November
ka

2016 sekira pukul 11.05 WIB atau setidak-tidaknya dalam bulan November
ep

tahun 2016, bertempat di Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia


ah

Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (Laut Natuna) pada posisi 02° 46’ 315” LU -
R

105° 00’ 800” BT atau setidak-tidaknya di suatu tempat di Perairan Yurisdiksi


es

Nasional Indonesia yang masih termasuk dalam daerah Hukum Pengadilan


M

ng

on

Halaman 2 dari 23
Putusan Nomor 4/ Pid. Sus-PRK/ 2017/ PN. Tpg.
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
Perikanan pada Pengadilan Negeri Tanjung Pinang yang berwenang

si
memeriksa dan mengadili, dengan sengaja di Wilayah Pengelolaan perikanan

ne
ng
Republik Indonesia Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia melakukan usaha
perikanan di bidang penangkapan, pembudidayaan, pengangkutan,
pengolahan, dan pemasaran ikan yang tidak memiliki SIUP (Surat Izin Usaha

do
gu Perikanan), perbuatan terdakwa dilakukan dengan sebagai berikut:
Bahwa pada hari Sabtu tanggal 12 November 2016 sekira pukul 11.05

In
WIB terdakwa melakukan kegiatan penangkapan ikan pada posisi 02° 46’ 315”
A
LU - 105° 00’ 800” BT di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (Laut Natuna) yang
merupakan Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia dengan
ah

lik
menggunakan alat tangkap ikan berupa pancing rawai yakni jenis alat tangkap
berupa pancing dengan ukuran panjang tali utama kurang lebih 600 meter,
am

ub
sepanjang tali utama tersebut terdapat 7 (tujuh) buah pelampung, pada tali
utama terdapat 100 buah tali cabang, jarak antar tali cabang kurang lebih 5
ep
meter. Masing-masing tali cabang diberi mata pancing pada ujungnya, dan
k

kedalaman mata pancing atau panjang tali cabang tersebut kurang lebih hingga
ah

40 meter, sebelum digunakan alat pancing rawai dipersiapkan terlebih dahulu


R

si
dengan cara memberi umpan potongan daging ikan pada masing-masing mata
pancing, kemudian tali utama dan pelampung diturunkan pelan-pelan ke dasar

ne
ng

laut diikuti tali cabang dan mata pancing yang sudah diberi umpan, setelah Tali
utama dan tali cabang berada di dalam perairan maka nelayan akan menunggu

do
gu

dan kapal dalam keadaan diam, setelah kurang lebih 3 jam maka tali utama dan
tali-tali cabang ditarik ke atas sehingga ikan hasil tangkapan bisa diangkat ke
kapal, selama kegiatan pengoperasian pancing rawai tersebut semua dalam
In
A

kendali terdakwa selaku nakhoda KM. PAF 4767.


Bahwa ketika sedang melakukan kegiatan penangkapan ikan, kapal
ah

lik

terdakwa dihentikan oleh Kapal Pengawas HIU 12 yang sedang berpatroli dan
kemudian melakukan pemeriksaan terhadap KM. PAF 4767, dari hasil
m

ub

pemeriksaan di atas kapal ditemukan bahwa KM. PAF 4767 adalah kapal
penangkap ikan yang memasang bendera kebangsaan Malaysia dengan
ka

ukuran kurang lebih 45,12 Gross Ton, merk mesin Hino dengan daya mesin
ep

sekira 330 PK, hasil tangkapan yang terdiri dari ikan campur dengan berat
ah

kurang lebih 500 kg (lima ratus kilogram) telah melakukan kegiatan


R

penangkapan ikan secara illegal dan tanpa dilengkapi dokumen - dokumen


es
M

ng

on

Halaman 3 dari 23
Putusan Nomor 4/ Pid. Sus-PRK/ 2017/ PN. Tpg.
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
yang sah dari Pemerintah Indonesia yaitu terdakwa tidak memiliki Surat Izin

si
Usaha Perikanan (SIUP).

ne
ng
Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana Pasal 92
Jo Pasal 26 ayat (1) Jo Pasal 5 ayat (1) huruf b Jo Pasal 102 Undang-Undang
No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan sebagaimana telah diubah dengan

do
gu Undang-Undang No. 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-undang
Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan.

In
A
Atau:
Kedua:
Bahwa ia terdakwa LE VAN TRUNG selaku Nahkoda KM. PAF 4767
ah

lik
yang merupakan kapal penangkap ikan asing, pada hari Sabtu tanggal 12
November 2016 sekira pukul 11.05 WIB atau setidak-tidaknya dalam bulan
am

ub
November tahun 2016, bertempat di Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik
Indonesia Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (Laut Natuna) pada posisi 02° 46’
315” LU - 105° 00’ 800” BT atau setidak-tidaknya di suatu tempat di Perairan
ep
k

Yurisdiksi Nasional Indonesia yang masih termasuk dalam daerah Hukum


ah

Pengadilan Perikanan pada Pengadilan Negeri Tanjung Pinang yang


R

si
berwenang memeriksa dan mengadili, dengan sengaja yang memiliki dan/ atau
mengoperasikan kapal penangkap ikan berbendara asing melakukan

ne
ng

penangkapan ikan di Wilayah Pengelolaan perikanan Republik Indonesia Zona


Ekonomi Eksklusif Indonesia yang tidak memiliki SIPI (Surat Izin Penangkapan

do
gu

Ikan), perbuatan terdakwa dilakukan dengan sebagai berikut:


- Bahwa pada hari Sabtu tanggal 12 November 2016 sekira pukul 11.05 WIB
terdakwa melakukan kegiatan penangkapan ikan pada posisi 02° 46’ 315”
In
A

LU - 105° 00’ 800” BT di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (Laut Natuna)


yang merupakan Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia
ah

lik

dengan menggunakan alat tangkap ikan berupa pancing rawai yakni jenis
alat tangkap berupa pancing dengan ukuran panjang tali utama kurang
m

ub

lebih 600 meter, sepanjang tali utama tersebut terdapat 7 (tujuh) buah
pelampung, pada tali utama terdapat 100 buah tali cabang, jarak antar tali
ka

cabang kurang lebih 5 meter. Masing-masing tali cabang diberi mata


ep

pancing pada ujungnya, dan kedalaman mata pancing atau panjang tali
ah

cabang tersebut kurang lebih hingga 40 meter, sebelum digunakan alat


R

pancing rawai dipersiapkan terlebih dahulu dengan cara memberi umpan


es

potongan daging ikan pada masing-masing mata pancing, kemudian tali


M

ng

on

Halaman 4 dari 23
Putusan Nomor 4/ Pid. Sus-PRK/ 2017/ PN. Tpg.
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
utama dan pelampung diturunkan pelan-pelan ke dasar laut diikuti tali

si
cabang dan mata pancing yang sudah diberi umpan, setelah Tali utama

ne
ng
dan tali cabang berada di dalam perairan maka nelayan akan menunggu
dan kapal dalam keadaan diam, setelah kurang lebih 3 jam maka tali utama
dan tali-tali cabang ditarik ke atas sehingga ikan hasil tangkapan bisa

do
gu diangkat ke kapal, selama kegiatan pengoperasian pancing rawai tersebut
semua dalam kendali terdakwa selaku nakhoda KM. PAF 4767.

In
A
- Bahwa ketika sedang melakukan kegiatan penangkapan ikan, kapal
terdakwa dihentikan oleh Kapal Pengawas HIU 12 yang sedang berpatroli
dan kemudian melakukan pemeriksaan terhadap KM. PAF 4767, dari hasil
ah

lik
pemeriksaan di atas kapal ditemukan bahwa KM. PAF 4767 adalah kapal
penangkap ikan yang memasang bendera kebangsaan Malaysia dengan
am

ub
ukuran kurang lebih 45,12 Gross Ton, merk mesin Hino dengan daya
mesin sekira 330 PK, hasil tangkapan yang terdiri dari ikan campur dengan
ep
berat kurang lebih 500 kg (lima ratus kilogram) dan telah melakukan
k

kegiatan penangkapan ikan secara illegal dan tanpa dilengkapi dokumen -


ah

dokumen yang sah dari Pemerintah Indonesia yaitu terdakwa tidak memiliki
R

si
Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI);
Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana Pasal 93

ne
ng

ayat (2) Jo Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang RI No. 45 Tahun 2009 tentang
Perubahan atas Undang-Undang No. 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan Jo

do
gu

Pasal 5 ayat (1) huruf b Jo Pasal 102 Undang-Undang No.31 Tahun 2004
Tentang Perikanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No.45
Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004
In
A

Tentang Perikanan.
Menimbang, bahwa terhadap dakwaan Penuntut Umum, Terdakwa
ah

lik

menyatakan mengerti isi dan maksudnya, serta tidak mengajukan keberatan


(eksepsi) terhadap surat dakwaan penuntut umum tersebut;
m

ub

Menimbang, bahwa untuk membuktikan dakwaannya Penuntut Umum telah


mengajukan saksi-saksi sebagai berikut:
ka

1. Saksi NGUYEN NGOC HAI AU:


ep

− Bahwa saksi adalah Anak Buah Kapal (ABK) KM. PAF 4767,
ah

berkewarganegaraan Vietnam
R

− Bahwa kapal ikan KM. PAF 4767 adalah kapal ikan berasal dari negara
es

Vietnam telah diperiksa dan ditangkap oleh Kapal Pengawas HIU 12.
M

ng

on

Halaman 5 dari 23
Putusan Nomor 4/ Pid. Sus-PRK/ 2017/ PN. Tpg.
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
− Bahwa dirinya tidak ada hubungan keluarga dengan nakhoda KM. PAF

si
4767 dan baru mengenal sejak bekerja sebagai ABK.
− Bahwa dirinya bekerja sudah 1 (satu) bulan sebagai ABK KM. PAF 4767

ne
ng
dan LE VAN TRUNG sebagai nahkodanya.
− Bahwa Pemilik Kapal KM. PAF 4767 adalah LE PHUOCK HAO beralamat

do
gu di Kian Giang, Vietnam.
− Bahwa pada waktu ditangkap oleh Kapal Pengawas HIU 12. hari dan

In
A
tanggal saya lupa, dan waktunya sekitar jam 11.05. pada waktu ditangkap
sedang istirahat, setelah melakukan kegiatan penangkapan ikan,
kebetulan saya sedang persiapan makan).
ah

lik
− Bahwa ikan yang tertangkap adalah ikan campuran antara lain ikan
kerapu, ikan malong, ikan merah, ikan tenggiri, dan cumi. Pada saat
am

ub
ditangkap oleh Kapal Pengawas HIU 12. sudah ada ikan sekitar 500 kg.
− Bahwa ciri-ciri alat tangkap menggunakan tali panjang yang terdapat
ep
pelampung, kemudian tali tersebut mempunyai tali cabang dan masing-
k

masing cabang diberi mata pancing dengan umpan potongan daging ikan.
ah

− Bahwa selama berlayar KM. PAF 4767 tidak pernah singgah di Pelabuhan
R

si
manapun di Indonesia dan hasil tangkapan ikan rencananya akan dibawa
sendiri ke Vietnam.

ne
ng

− Bahwa saksi tidak tahu tentang dokumen perizinan KM. PAF 4767.
Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut, Terdakwa menyatakan

do
gu

tidak keberatan dan membenarkannya;


2. Saksi NGUYEN VAN BIA;
− Bahwa saksi adalah Anak Buah Kapal (ABK) KM. PAF 4767,
In
A

berkewarganegaraan Vietnam
− Bahwa kapal ikan KM. PAF 4767 adalah kapal ikan berasal dari negara
ah

lik

Vietnam telah diperiksa dan ditangkap oleh Kapal Pengawas HIU 12.
− Bahwa saksi tidak ada hubungan keluarga dengan nakhoda KM. PAF
m

ub

4767 dan baru mengenal sejak bekerja sebagai ABK., Sistim penggajian
saksi berdasarkan pada hasil tangkapan yakni dengan bagi hasil. Semakin
ka

banyak hasil tangkapan semakin besar pula gaji yang diperoleh.


ep

− Bahwa saksi bekerja sudah 3 (dua) bulan sebagai ABK KM. PAF 4767
ah

dan LE VAN TRUNG sebagai nahkodanya.


R

− Bahwa Pemilik Kapal KM. PAF 4767 adalah LE PHUOC HAO beralamat di
es

Kian Giang, Vietnam.


M

ng

on

Halaman 6 dari 23
Putusan Nomor 4/ Pid. Sus-PRK/ 2017/ PN. Tpg.
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
− Bahwa pada waktu ditangkap oleh Kapal Pengawas HIU 12. hari dan

si
tanggalnya saya lupa, dan waktunya sekitar jam 11.05 pada waktu

ne
ng
ditangkap sedang istirahat, (kebetulan saya sedang persiapan makan).
setelah melakukan kegiatan penangkapan ikan,
− Bahwa ikan yang tertangkap adalah ikan campuran antara lain ikan

do
gu kerapu, ikan malong, ikan merah, ikan tenggiri, dan cumi. Pada saat
ditangkap oleh Kapal Pengawas HIU 12. sudah ada ikan sekitar 500 kg.

In
− Bahwa ciri-ciri alat tangkap menggunakan tali panjang yang terdapat
A
pelampung, kemudian tali tersebut mempunyai tali cabang dan masing-
masing cabang diberi mata pancing dengan umpan potongan daging ikan.
ah

lik
− Bahwa selama berlayar KM. PAF 4767 tidak pernah singgah di Pelabuhan
manapun di Indonesia dan hasil tangkapan ikan rencananya akan dibawa
am

ub
sendiri langsung ke Vietnam.
− Bahwa, dalam setiap mengoperasikan alat tangkap alat Navigasinya selalu
ep
berfungsi. sedangkan mengenai dokumennya saksi menjelaskan tidak
k

tahu tentang dokumen perizinan KM. PAF 4767.


ah

Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut, Terdakwa menyatakan


R

si
tidak keberatan dan membenarkannya;
3. Saksi SUKARIM;

ne
ng

Menimbang, bahwa saksi tidak hadir di persidangan dengan alas an yang sah
dan telah dupanggil secara sah dan patut, maka atas permohonan dari Penuntut

do
gu

Umum dan dengan persetujuan Terdakwa, maka keterangan saksi sebagaimana


dalam Berita Acara Pemeriksaan Saksi hari Sabtu, tanggal 16 Nopember 2016 telah
dibacakan di persidangan yang pada pokoknya sebagai berikut:
In
A

- Bahwa Saksi adalah PNS Kementerian Kelautan dan Perikanan Direktorat


Jenderal Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan sebagai Awak
ah

lik

Kapal Pengawas HIU 12;


- Bahwa yang memerintahkan saksi adalah Direktur Jenderal Pengawasan
m

ub

Sumberdaya Kelautan dan Perikanan dengan Surat Perintah Nomor: SP.


15839/ PSDKP. 4/ KP. 444/ XI/ 2016 Tanggal 2 November 2016;
ka

- Bahwa, kapal tempat saksi bekerja Kapal Pengawas HIU 12 telah memeriksa
ep

dan menangkap KM. PAF 4767 berasal dari Vietnam pada hari Sabtu, tanggal
ah

12 Nopember 2016 jam 11.05 WIB di sekitar perairan ZEEI Laut Natuna Pada
R

posisi 02° 46’ 315” LU - 105° 00’ 800” BT.


es

- Bahwa, pada saat akan melakukan penghentian dan pemeriksaan KM. PAF
M

ng

on

Halaman 7 dari 23
Putusan Nomor 4/ Pid. Sus-PRK/ 2017/ PN. Tpg.
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
4767 tersebut telah melakukan kegiatan penangkapan ikan menggunakan alat

si
tangkap Pancing (rawai), setelah kegiatan operasi mereka istirahat di Perairan

ne
ng
ZEEI Laut Natuna kemudian saya diperintah untuk melakukan pemeriksasan
terhadap Dokumen KM PAF 4767 oleh Nahkoda Kapal HIU 12 dengan Surat
Perintah Pemeriksaan Kapal Nomor: 12/ SP. KP. HIU 12/ PSDKP. 3/ PP. 520/

do
gu -
XI/ 2016, tanggal 12 November 2016.
Bahwa pada saat pemeriksaan saksi tidak menemukan dokumen perizinan

In
A
penangkapan ikan yang sah dari pemerintah Indonesia di kapal tersebut baik
Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP) maupun Surat Ijin Penangkapan Ikan
(SIPI).
ah

lik
- Bahwa pada saat melakukan pemeriksaan saksi menemukan alat
penangkapan ikan berupa pancing rawai sebanyak 1 (satu) unit yang
am

ub
digunakan untuk melakukan kegiatan menangkap ikan di perairan Indonesia,
yang paling berperan adalah LE VAN TRUNG selaku nakhoda KM. PAF 4767
ep
karena semua kegiatan di atas kapal dikendalikan nakhoda.
k

- Bahwa setelah diadakan pemeriksaan diketahui kapal tersebut berasal dari


ah

Vietnam berbendera Malaysia, nama nakhoda, LE VAN TRUNG berasal dari


R

si
Vietnam, yang bersangkutan mempunyai peran sebagai penanggung jawab
penuh di atas kapal pada saat kegiatan penangkapan ikan.

ne
ng

- Bahwa Saksi menerangkan kapal KM PAF 4767 telah memperoleh hasil


tangkapan yang disimpan di dalam palka, jumlahnya kurang lebih 500 kg,

do
gu

terdiri dari ikan campuran seperti ikan tenggiri, malong, kerapu. ikan merah
dan cumi;
- Bahwa pada saat melakukan pemeriksaan KM PAF 4767 terdapat alat
In
A

navigasi yakni 1 (satu) Unit GPS Furuno GP-32.-1 (satu) Unit GPS Haiyang
HD-70C.-1 (satu) Unit GPS Sunhang SH-788- 1 (satu) Unit Radio CB Anytone
ah

lik

AT-708; -1 (satu) Unit Radio SSB Icom IC-718


- Bahwa KM PAF 4767 adalah kapal berukuran kurang lebih 45,12 Gross Ton,
m

ub

menggunakan mesin merk Hino dengan daya mesin sekitar 330 PK dan kapal
tersebut memasang bendera Malaysia.
ka

Menimbang, bahwa atas keterangan Saksi tersebut, Terdakwa


ep

menyatakan tidak keberatan dan Terdakwa membenarkannya.


ah

4. Saksi Tri Hermiyanto, S.Pi;


R

Menimbang, bahwa saksi tidak hadir di persidangan dengan alas an yang sah
es

dan telah dupanggil secara sah dan patut, maka atas permohonan dari Penuntut
M

ng

on

Halaman 8 dari 23
Putusan Nomor 4/ Pid. Sus-PRK/ 2017/ PN. Tpg.
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
Umum dan dengan persetujuan Terdakwa, maka keterangan saksi sebagaimana

si
dalam Berita Acara Pemeriksaan Saksi hari Sabtu, tanggal 16 Nopember 2016 telah

ne
ng
dibacakan di persidangan yang pada pokoknya sebagai berikut:
- Bahwa Saksi adalah PNS Kementerian Kelautan dan Perikanan Direktorat
Jenderal Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan sebagai Awak

do
gu -
Kapal Pengawas HIU 12;
Bahwa yang memerintahkan saksi adalah Direktur Jenderal Pengawasan

In
A
Sumberdaya Kelautan dan Perikanan dengan Surat Perintah Nomor: SP.
15839/ PSDKP. 4/ KP. 444/ XI/ 2016 Tanggal 2 November 2016;
- Bahwa, kapal tempat saksi bekerja Kapal Pengawas HIU 12 telah memeriksa
ah

lik
dan menangkap KM. PAF 4767 berasal dari Vietnam pada hari Sabtu, tanggal
12 Nopember 2016 jam 11.05 WIB di sekitar perairan ZEEI Laut Natuna Pada
am

ub
posisi 02° 46’ 315” LU - 105° 00’ 800” BT.
- Bahwa, pada saat akan melakukan penghentian dan pemeriksaan KM. PAF
ep
4767 tersebut telah melakukan kegiatan penangkapan ikan menggunakan alat
k

tangkap Pancing (rawai), setelah kegiatan operasi mereka istirahat di Perairan


ah

ZEEI Laut Natuna kemudian saya diperintah untuk melakukan pemeriksasan


R

si
terhadap Dokumen KM PAF 4767 oleh Nahkoda Kapal HIU 12 dengan Surat
Perintah Pemeriksaan Kapal Nomor: 12/ SP. KP. HIU 12/ PSDKP. 3/ PP. 520/

ne
ng

XI/ 2016, tanggal 12 November 2016.


- Bahwa pada saat pemeriksaan saksi tidak menemukan dokumen perizinan

do
gu

penangkapan ikan yang sah dari pemerintah Indonesia di kapal tersebut baik
Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP) maupun Surat Ijin Penangkapan Ikan
(SIPI).
In
A

- Bahwa pada saat melakukan pemeriksaan saksi menemukan alat


penangkapan ikan berupa pancing rawai sebanyak 1 (satu) unit yang
ah

lik

digunakan untuk melakukan kegiatan menangkap ikan di perairan Indonesia,


yang paling berperan adalah LE VAN TRUNG selaku nakhoda KM. PAF 4767
m

ub

karena semua kegiatan di atas kapal dikendalikan nakhoda.


- Bahwa setelah diadakan pemeriksaan diketahui kapal tersebut berasal dari
ka

Vietnam berbendera Malaysia, nama nakhoda, LE VAN TRUNG berasal dari


ep

Vietnam, yang bersangkutan mempunyai peran sebagai penanggung jawab


ah

penuh di atas kapal pada saat kegiatan penangkapan ikan.


R

- Bahwa Saksi menerangkan kapal KM PAF 4767 telah memperoleh hasil


es

tangkapan yang disimpan di dalam palka, jumlahnya kurang lebih 500 kg,
M

ng

on

Halaman 9 dari 23
Putusan Nomor 4/ Pid. Sus-PRK/ 2017/ PN. Tpg.
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
terdiri dari ikan campuran seperti ikan tenggiri, malong, kerapu. ikan merah

si
dan cumi;

ne
ng
- Bahwa pada saat melakukan pemeriksaan KM PAF 4767 terdapat alat
navigasi yakni 1 (satu) Unit GPS Furuno GP-32.-1 (satu) Unit GPS Haiyang
HD-70C.-1 (satu) Unit GPS Sunhang SH-788- 1 (satu) Unit Radio CB Anytone

do
gu -
AT-708; -1 (satu) Unit Radio SSB Icom IC-718;
Bahwa KM PAF 4767 adalah kapal berukuran kurang lebih 45,12 Gross Ton,

In
A
menggunakan mesin merk Hino dengan daya mesin sekitar 330 PK dan kapal
tersebut memasang bendera Malaysia;
Menimbang, bahwa atas keterangan Saksi tersebut, Terdakwa
ah

lik
menyatakan tidak keberatan dan Terdakwa membenarkannya.
5. Ahli Pelayaran, RECKY PENGEMANAN, S.St.Pi
am

ub
− Bahwa, ahli tidak hadir di persidangan dengan alas an yang sah meskipun
telah dipanggil secara sah dan patut, maka atas permohonan dari Penuntut
ep
Umum dan dengan persetujuan Terakwa maka keterangan ahli sebagaimana
k

yang telah diperiksa dalam Berita Acara Pemeriksaan Saksi pada hari Senin,
ah

tanggal 28 Nopember 2016 yang dilakukan oleh Akhmadon, S.Pi., M.M.


R

si
dibacakan di persidangan sebagai berikut::
• Bahwa, Riwayat pendidikan saya Tamat SDN 01 Kuhanga Tahun

ne
ng

1993, kemudian Tamat SMPN 01 Buroko Tahun 1996, Tamat


SMAN 01 Tomborari Tahun 1999, kemudian melanjutkan

do
gu

pendidkan di Akademi Perikanan Bitung tamat Tahun 2002 dan


tamat Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta Tahun 2010 kemudian
mendapatkan Sertifikat Ahli Nautika Kapal penangkapan Ikan Tkt
In
A

II (ANKAPIN I) Tahun 2002 dirinya bekerja sebagai Pegawai


Negeri Sipil Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian
ah

lik

Kelautan dan Perikanan, menjabat sebagai Syahbandar di


Pelabuhan Perikanan Batam,.
m

ub

• Bahwa, Ahli dalam memberikan keterangan saat ini adalah


berdasarkan Surat Permintaan Keterangan/ pendapat Ahli nomor :
ka

08. z/ PPNS-Kan/ BTM-Sta. 2/ PP. 520/ XI/ 2016 tanggal 16


ep

November 2016;
ah

• Bahwa Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis


R

tertentu, yang digerakkan dengan tenaga angin, mekanik, energi


es

lainnya, ditarik atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya


M

ng

on

Halaman 10 dari 23
Putusan Nomor 4/ Pid. Sus-PRK/ 2017/ PN. Tpg.
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
dukung dinamis, kendaraan dibawah permukaan air, serta alat

si
apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah

ne
ng
sebagaimana disebut dalam pasal 1 ayat (36) UU RI Nomor 17
Tahun 2008 tentang Pelayaran;
Menimbang, bahwa atas keterangan Ahli tersebut, Terdakwa menyatakan

do
gu tidak keberatan dan membenarkannya;
6. Ahli Perikanan ASRIADI;

In
A
- Bahwa ahli bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil sebagai Staf Bidang
Sumberdaya Kelautan dan Perikanan pada Dinas KP2K Batam, memiliki
latar belakang pendidikan Sekolah Usaha Perikanan Menengah Jurusan
ah

lik
Penangkapan dan pernah mengikuti Pendidikan PPNS Perikanan.
- Bahwa ahli dimintai keterangan dan pendapatnya selaku Ahli dalam
am

ub
perkara Tindak Pidana Perikanan yang dilakukan oleh LE VAN TRUNG
terdakwa sebagai nahkodanya kapal KM PAF 4767.
-
ep
Bahwa ahli telah melakukan pemeriksaan terhadap kapal ikan KM PAF
k

4767 di Dermaga Satker PSDKP BATAM atas dasar Surat Perintah


ah

Kepala Dinas KP2K Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau dengan Surat
R

si
Perintah Tugas No. 544/ SPT/ DKP2K-BTM/XII/2016, tanggal 14
Desember 2016 atas Permohonan Bantuan Saksi Ahli dari Kepala

ne
ng

Satker PSDKP BATAM selaku PPNS Perikanan.


- Bahwa ahli sudah bekerja di Dinas KP2K Kota Batam selama 22 (dua

do
gu

puluh dua) tahun di bidang perikanan dan memiliki riwayat pendidikan


Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) dan pernah mengikuti
Pendidikan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) di bidang Perikanan.
In
A

- Bahwa hasil pemeriksaan terhadap kapal KM PAF 4767, kapal tersebut


memiliki panjang kapal berukuran kurang lebih 45,12 Gross Ton,
ah

lik

menggunakan mesin merk Hino dengan daya mesin sekitar 330 PK dan kapal
tersebut memasang bendera Malaysia; bahan kasko dari kayu; alat
m

ub

tangkap yang dipergunakan berupa pancing (jenis rawai), sedangkan


utnuk Dokumen kapal KM PAF 4767 tidak ada di atas kapal tersebut. Saksi
ka

menjelaskan ciri-ciri alat tangkap menggunakan tali panjang/ utama (main line)
ep

1.000 meter yang terdapat pelampung, kemudian tali tersebut mempunyai tali
ah

cabang/ branch line sekitar 30 meter dan masing-masing cabang diberi mata
R

pancing sekitar 400 mata pancing dengan umpan potongan daging ikan.
es

- Bahwa dari hasil pemeriksaan di kapal KM PAF 4767, ditemukan hasil


M

ng

on

Halaman 11 dari 23
Putusan Nomor 4/ Pid. Sus-PRK/ 2017/ PN. Tpg.
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
tangkapan berupa jenis ikan campuran antara lain ikan kerapu, ikan malong,

si
ikan merah, ikan tenggiri, cumi-cumi dan lainnya;

ne
ng
- Bahwa dokumen yang harus ada di atas kapal berdasarkan Undang-
Undang Nomor 45 wajib memiliki Surat Laik Operasi (SLO) pada saat
melakukan penangkapan ikan dan Peraturan Menteri Kelautan dan

do
gu Perikanan Republik Indonesia Nomor PER.14/ MEN/ 2011 pasal 66
bahwa untuk menangkap ikan di Wilayah pengelolaan Perikanan

In
A
Indonesia yaitu Surat Ijin Penangkapan Ikan (SIPI), Surat Laik Operasi
(SLO) dan Surat Persetujuan Berlayar (SPB).
Menimbang, bahwa atas keterangan Ahli tersebut, Terdakwa
ah

lik
menyatakan tidak keberatan dan Terdakwa membenarkannya
Menimbang, bahwa TERDAKWA di persidangan telah memberikan
am

ub
keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut:
- Bahwa Terdakwa adalah Nahkoda Kapal (ABK) KM. PAF 4767,
berkewarganegaraan Vietnam
ep
k

- Bahwa kapal ikan KM. PAF 4767 adalah kapal ikan berasal dari negara Vietnam
ah

telah diperiksa dan ditangkap oleh Kapal Pengawas HIU 12.


R

si
- Bahwa Terdakwa tidak ada hubungan keluarga dengan ABK KM. PAF 4767 dan
baru mengenal sejak bekerja sebagai Nahkoda, Sistim penggajian terdakwa

ne
ng

berdasarkan pada hasil tangkapan yakni dengan bagi hasil, semakin banyak hasil
tangkapan semakin besar pula gaji yang diperoleh.

do
gu

- Bahwa Terdakwa bekerja sudah 20 (dua puluh) hari sebagai Nahkoda KM. PAF
4767 sedangkan sebelumnya bekerja sebagai ABK di kapal lain;
- Bahwa Pemilik Kapal KM. PAF 4767 adalah LE PHUOC HAO beralamat di Kian
In
A

Giang, Vietnam.
- Bahwa pada waktu ditangkap oleh Kapal Pengawas HIU 12 hari dan tanggalnya
ah

lik

terdakwa lupa, dan waktunya sekitar jam 11.05, pada waktu ditangkap sedang
istirahat, (kebetulan saya sedang persiapan makan) setelah melakukan kegiatan
m

ub

penangkapan ikan;
- Bahwa ikan yang tertangkap adalah ikan campuran antara lain ikan kerapu, ikan
ka

malong, ikan merah, ikan tenggiri, dan cumi, pada saat ditangkap oleh Kapal
ep

Pengawas HIU 12 sudah ada ikan sekitar 500 kg.


ah

- Bahwa ciri-ciri alat tangkap menggunakan tali panjang yang terdapat pelampung,
R

kemudian tali tersebut mempunyai tali cabang dan masing-masing cabang diberi
es

mata pancing dengan umpan potongan daging ikan;


M

ng

on

Halaman 12 dari 23
Putusan Nomor 4/ Pid. Sus-PRK/ 2017/ PN. Tpg.
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
- Bahwa Terdakwa selama berlayar KM. PAF 4767 tidak pernah singgah di

si
Pelabuhan manapun di Indonesia dan hasil tangkapan ikan rencananya akan

ne
ng
dibawa sendiri langsung ke Vietnam.
- Bahwa Terdakwa dalam setiap mengoperasikan alat tangkap alat Navigasinya
selalu berfungsi, sedangkan mengenai dokumennya yang ada hanya Surat Izin

do
gu dari Malaysia untuk Kapal KM. PAF 4767;
Menimbang, untuk menguatkan dalil-dalil pembuktiannya, Penuntut Umum

In
A
telah pula mengajukan barang bukti berupa:
− 1 (satu) Unit Kapal KM PAF 4767 (dititipkan di Pangkalan PSDKP Batam);
− 1 (satu) Unit Alat Tangkap Pancing Rawai;
ah

lik
− 1 (satu) Unit GPS Furuno GP-32;
− 1 (satu) Unit GPS Haiyang HD-70C;
am

ub
− 1 (satu) Unit GPS Sunhang SH-788;
− 1 (satu) Unit Radio CB Anytone AT-708;
ep
− 1 (satu) Unit Radio SSB Icom IC-718;
k

− 1 (satu) Buah Buku Lesen Vessel dan Peralatan Menangkap Ikan;


ah

− 500 (lima ratus) Kg Ikan Campur;


R

si
− 1 (satu) Buah Bendera Malaysia

ne
ng

Menimbang, bahwa berdasarkan alat alat bukti dan barang bukti yang diajukan
diperoleh fakta-fakta hukum sebagai berikut:
- Bahwa Terdakwa LE VAN TRUNG adalah Nahkoda KM. PAF 4767

do
gu

berkewarganegaraan Vietnam;
- Bahwa KM. PAF 4767 adalah Kapal Penangkap Ikan berasal dari Vietnam.
In
A

- Bahwa Terdakwa LE VAN TRUNG adalah sebagai pekerja yang bertugas


sebagai Nahkoda KM PAF 4767, sedangkan pemiliknya adalah LE PHUOC HAO
warga negara Vietnam yang beralamat di Kien Giang Vietnam;
ah

lik

- Bahwa KM. PAF 4767, ketika ditangkap oleh Kapal Patroli. Indonesia 3212 di
belakang nomor HIU 12, sedang istirahat setelah melakukan penangkapan ikan;
m

ub

- Bahwa KM. PAF 4767 memiliki jenis alat tangkap pancing rawai;
- Bahwa hasil tangkapannya selama beroperasi ± 500 (lima ratus) Kg;
ka

ep

- Bahwa kapal KM. PAF 4767, ketika ditangkap oleh Kapal Patroli. Indonesia 3212
dibelakang nomor HIU 12 pada hari sabtu tanggal 12 November 2016 di perairan
ah

Laut Natuna, sekitar pukul 11.05 malam hari, pada posisi koordinat 02° 46’ 315”
R

LU - 105° 00’ 800” BT;


es
M

- Bahwa koordinat 02° 46’ 315” LU - 105° 00’ 800” BT merupakan wilayah Zona
ng

on

Halaman 13 dari 23
Putusan Nomor 4/ Pid. Sus-PRK/ 2017/ PN. Tpg.
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
Ekonomi Eksklusif Indonesia;

si
- Bahwa KM. PAF 4767 menggunakan alat tangkap ikan jenis pancing rawai ketika

ne
ng
menangkap ikan di Wilayah Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia (ZEEI)/ wilayah
pengelolaan perikanan Republik Indonesia di Laut Natuna;
- Bahwa KM. PAF 4767 ketika menangkap ikan tidak memiliki dokumen Surat Ijin

do
gu -
Usaha Perikanan (SIUP) maupun Surat Ijin Penangkapan Ikan (SIPI).
Bahwa barang bukti yang telah disita adalah 1 (satu) Unit Kapal KM PAF 4767, 1

In
A
(satu) Unit Alat Tangkap Pancing Rawai; 1 (satu) Unit GPS Furuno GP-32., 1
(satu) Unit GPS Haiyang HD-70C, 1 (satu) Unit GPS Sunhang SH-788, 1 (satu)
Unit Radio CB Anytone AT-708; 1 (satu) Unit Radio SSB Icom IC-718, 1 (satu)
ah

lik
Buah Bendera Malaysia, 1 (satu) Buah Buku Lesen Vessel dan Peralatan
Menangkap Ikan, 500 (lima ratus) Kg Ikan Campur.
am

ub
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan,
apakah berdasarkan fakta-fakta hukum yang telah terungkap di persidangan di atas,
ep
Terdakwa dapat dinyatakan telah melakukan tindak pidana, sebagaimana yang
k

didakwakan kepadanya oleh Penuntut Umum atau tidak;


ah

Menimbang, bahwa untuk menyatakan seseorang telah melakukan tindak


R

si
pidana, maka perbuatan orang tersebut, haruslah memenuhi seluruh unsur-unsur dari
tindak pidana yang didakwakan kepadanya dan secara sah serta meyakinkan dapat

ne
ng

dibuktikan;
Menimbang, bahwa Terdakwa didakwa oleh Penuntut Umum dengan

do
gu

dakwaan Alternatif, sebagai berikut:


Kesatu: Pasal 92 Jo Pasal 26 ayat (1) Jo Pasal 5 ayat (1) huruf b Jo Pasal 102
Undang-Undang No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan sebagaimana telah
In
A

diubah dengan Undang-Undang No. 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas


Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan;
ah

lik

Atau:
Kedua: Pasal 93 ayat (2) Jo Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang RI No. 45 Tahun
m

ub

2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 31 Tahun 2004 Tentang


Perikanan Jo Pasal 5 ayat (1) huruf b Jo Pasal 102 Undang-Undang No.31
ka

Tahun 2004 Tentang Perikanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-


ep

Undang No.45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 31


ah

Tahun 2004 Tentang Perikanan;


R

Menimbang, bahwa dakwaan Penuntut Umum dalam perkara ini adalah


es

ALTERNATIF, maka Majelis Hakim akan langsung mempertimbangkan dakwaan


M

ng

on

Halaman 14 dari 23
Putusan Nomor 4/ Pid. Sus-PRK/ 2017/ PN. Tpg.
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
yang bersesuaian dengan fakta-fakta yang diperoleh dalam persidangan yakni

si
dakwaan KEDUA;

ne
ng
Menimbang, bahwa dakwaan Kedua Terdakwa didakwa oleh Penuntut Umum
telah melanggar ketentuan Pasal 93 ayat (2) Jo Pasal 27 ayat (2) Undang-
Undang RI No. 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 31

do
gu Tahun 2004 Tentang Perikanan Jo Pasal 5 ayat (1) huruf b Jo Pasal 102
Undang-Undang No.31 Tahun 2004 Tentang Perikanan sebagaimana telah

In
A
diubah dengan Undang-Undang No.45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas
Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan, yang unsur-unsur
sebagai berikut:
ah

lik
1. Setiap Orang;
2. Yang memiliki dan/ atau mengoperasikan kapal penangkap ikan berbendera
am

ub
Asing;
3. Melakukan penangkapan ikan;
4. Di Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia;
ep
k

5. Tidak memiliki Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI);


ah

Menimbang, bahwa dari fakta hukum yang terungkap dipersidangan


R

si
dihubungkan dengan unsur-unsur tersebut, maka dapat diuraikan sebagai berikut:
Ad.1. Unsur Setiap Orang;

ne
ng

Menimbang, bahwa selanjutnya yang dimaksud dengan setiap orang menurut


azas hukum pidana adalah menunjuk pada Subjek Hukum yaitu: setiap orang yang

do
gu

disangka atau didakwa telah melakukan tindak pidana, dimana orang yang disangka
atau didakwa telah melakukan tindak pidana tersebut mampu mempertanggung
jawabkan atas perbuatan pidananya, baik secara sendiri-sendiri maupun secara
In
A

bersama-sama;
Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan setiap orang menurut Pasal 1
ah

lik

angka 14 Undang-undang Nomor. 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan adalah orang


perseorangan atau korporasi;
m

ub

Menimbang, bahwa menurut Pasal 1 angka 41 Undang-undang Nomor 17


Tahun 2008 tentang pelayaran menyebutkan Nakhoda adalah salah seorang dari
ka

Awak Kapal yang menjadi pemimpin tertinggi di kapal dan mempunyai wewenang
ep

dan tanggung jawab tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-


ah

undangan. Berdasarkan ketentuan tersebut maka terdakwa selaku nahkoda


R

bertanggung jawab sepenuhnya terhadap operasional kapal KM. PAF 4767;


es
M

ng

on

Halaman 15 dari 23
Putusan Nomor 4/ Pid. Sus-PRK/ 2017/ PN. Tpg.
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
Menimbang, bahwa selanjutnya apabila unsur setiap orang tersebut di atas

si
dihubungkan dengan fakta-fakta yang terungkap dipersidangan bahwa Penuntut

ne
ng
Umum telah menghadapkan terdakwa LE VAN TRUNG dipersidangan dengan
didakwa telah melakukan tindak pidana sebagaimana yang didakwakan oleh
Penuntut Umum didalam surat dakwaannnya tersebut di atas;

do
gu Menimbang, bahwa selanjutnya setelah Majelis Hakim
mencocokkan identitas Terdakwa LE VAN TRUNG dengan identitas Terdakwa yang
menanyakan dan

In
A
tercantum di dalam surat dakwaan Penuntut Umum tersebut di atas, ternyata identitas
Terdakwa LE VAN TRUNG cocok dan sama semuanya atau dengan kata lain tidak
ada kesalahan terhadap identitas Terdakwa tersebut;
ah

lik
Menimbang, bahwa disamping hal tersebut di atas menurut pengamatan
Majelis Hakim selama melakukan pemeriksaan di persidangan ternyata Terdakwa LE
am

ub
VAN TRUNG tersebut telah dewasa, sehat jasmani dan rohani serta tidak berada di
bawah pengampuan sehingga Terdakwa LE VAN TRUNG tersebut mampu
mempertanggung jawabkan atas perbuatan Pidananya;
ep
k

Menimbang, bahwa berdasarkan hal-hal yang telah dipertimbangkan tersebut


ah

di atas, maka menurut pendapat Majelis Hakim unsur pertama “setiap orang” ini telah
R

si
terpenuhi ada pada diri Terdakwa LE VAN TRUNG;
Ad.2. Unsur yang memiliki dan/ atau mengoperasikan kapal penangkap ikan

ne
ng

berbendera Asing;
Menimbang, bahwa sub unsur yang terkandung dalam unsur tersebut bersifat

do
gu

alternatif, artinya dengan terbuktinya satu sub unsur sudah cukup untuk membuktikan
kesalahan Terdakwa;
Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan “kapal penangkap ikan
In
A

berbendera asing” adalah kapal penangkap ikan yang memiliki Surat Tanda
Kebangsaan Kapal negara lain;
ah

lik

Menimbang, bahwa pada saat ditangkap maupun di sidang terdakwa LE VAN


TRUNG tidak mampu menunjukan Surat Tanda Kebangsaan Kapal Indonesia atau
m

ub

Surat Laut atau Pas Kapal atau dokumen sementara yang menunjukkan kebangsaan
KM. PAF 4767 adalah Malaysia;
ka

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta di persidangan bahwa pemilik KM. PAF


ep

4767 adalah LE PHUOC HAO, pengusaha asal dan tinggal di Vietnam dan diawaki
ah

sepenuhnya oleh orang-orang Warga Negara Vietnam, dan KM. PAF 4767
R

dinakhodai oleh terdakwa LE VAN TRUNG yang berangkat dari Pelabuhan Kien
es

Giang Vietnam, dan ditangkap oleh KP. HIU 12;


M

ng

on

Halaman 16 dari 23
Putusan Nomor 4/ Pid. Sus-PRK/ 2017/ PN. Tpg.
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan diatas, Majelis

si
Hakim berpendapat unsur kedua “yang mengoperasikan kapal ikan berbendera
asing” telah terpenuhi pada perbuatan terdakwa LE VAN TRUNG;

ne
ng
Ad.3. Melakukan penangkapan ikan;
Menimbang, bahwa apa yang dimaksud dengan penangkapan ikan

do
gu berdasarkan Pasal 1 angka 5 Undang-undang Nomor: 31 Tahun 2004 tentang
Perikanan adalah kegiatan untuk memperoleh ikan di perairan yang tidak dalam

In
A
keadaan yang dibudidayakan dengan alat atau cara apa pun, termasuk kegiatan yang
menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan
menangani, mengolah, dan/atau mengawetkannya;
ah

lik
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta di persidangan KM. PAF 4767 pada
saat ditangkap KP. HIU 12 dalam keadaan sedang istirahat setelah melakukan
am

ub
kegiatan penangkapan ikan dengan alat tangkap pancing rawai, KM. PAF 4767 yang
dinahkodai Terdakwa telah terbukti menangkap ikan di perairan laut Wilayah
ep
Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia dengan menggunakan alat penangkap
k

ikan jenis pancing rawai;


ah

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan diatas, Majelis


R

si
Hakim berpendapat unsur ketiga “melakukan penangkapan ikan” telah terpenuhi pada
perbuatan terdakwa LE VAN TRUNG.

ne
ng

Ad.4. Di Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia;


Menimbang, bahwa yang dimaksud Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik

do
gu

Indonesia sebagaimana dalam Pasal 5 Ayat (1) Undang-Undang Nomor. 31 Tahun


2004 Tentang Perikanan adalah Wilayah untuk penangkapan dan atau
pembudidayaan ikan meliputi a.) Perairan Indonesia, b.) ZEEI dan c.) sungai, waduk,
In
A

dan genangan air lainnya yang dapat diusahakan serta lahan pembudidayaan ikan
yang potensial di Wilayah Republik Indonesia.
ah

lik

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta di persidangan KP. HIU 12 yang


menangkap Terdakwa, bahwa KM. PAF 4767 pada saat ditangkap pada hari Sabtu,
m

ub

tanggal 12 November 2016 jam 11.05 WIB di sekitar perairan ZEEI Laut Natuna Pada
posisi 02° 46’ 315” LU - 105° 00’ 800” BT yang dapat disimpulkan berada di
ka

Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia atau tepatnya di Zona Ekonomi


ep

Eksklusif Indonesia;
ah

Menimbang, bahwa berdasarkan hal-hal yang telah dipertimbangkan tersebut


R

di atas, maka menurut pendapat Majelis Hakim unsur keempat “di Wilayah
es

Pengelolaan Perikanan Indonesia” ini telah terpenuhi pada perbuatan Terdakwa LE


M

ng

on

Halaman 17 dari 23
Putusan Nomor 4/ Pid. Sus-PRK/ 2017/ PN. Tpg.
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
VAN TRUNG;

si
Ad.5. Unsur yang tidak memiliki Surat Ijin Penangkapan Ikan (SIPI)

ne
ng
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta di persidangan pada saat melakukan
pemeriksaan terhadap Kapal PAF 4767 ternyata tidak memiliki Surat Ijin
Penangkapan Ikan (SIPI), sehingga Majelis Hakim berkesimpulan, bahwa KM. PAF

do
gu 4767 pada saat memasuki Zona Ekslusif (ZEEI) Wilayah Pengelolaan Perikanan
Republik Indonesia dan ditangkap patroli KP. HIU 12 tidak memiliki Surat Ijin

In
A
Penangkapan Ikan (SIPI), dan Nakhoda dari KM. PAF 4767 yang merupakan kapal
yang mengoperasikan 1 (satu) unit alat penangkap ikan Pancing Rawai;;
Menimbang, bahwa berdasarkan hal-hal yang telah dipertimbangkan tersebut
ah

lik
di atas, maka menurut pendapat Majelis Hakim unsur kelima “tidak memiliki Surat Ijin
Penangkapan Ikan (SIPI)” telah terpenuhi pula ada pada perbuatan Terdakwa LE
am

ub
VAN TRUNG;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, Majelis
ep
Hakim berkesimpulan, bahwa Terdakwa LE VAN TRUNG, terbukti secara sah dan
k

meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana, ”dengan sengaja mengoperasikan


ah

kapal penangkap ikan berbendera asing Tidak Memiliki Surat Izin Penangkapan Ikan
R

si
(SIPI) pada saat Menangkap Ikan di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia”
sebagaimana yang dimaksud dalam dakwaan kedua Penuntut Umum;

ne
ng

Menimbang, bahwa selama melakukan pemeriksaan Terdakwa di


persidangan ternyata Majelis Hakim tidak menemukan hal-hal yang dapat dijadikan

do
gu

dasar ataupun alasan untuk membebaskan Terdakwa dari pertanggung jawaban


Pidananya atau memaafkan Terdakwa dari kesalahannya oleh karena itu Terdakwa
harus dijatuhi pidana;
In
A

Menimbang, bahwa selanjutnya sebelum Majelis Hakim menentukan Pidana


yang akan dijatuhkan kepada Terdakwa, terlebih dahulu akan dipertimbangkan hal-
ah

lik

hal yang memberatkan dan meringankan Terdakwa yaitu:


Keadaan yang memberatkan:
m

ub

- Pemerintah sedang giat-giatnya memberantas illegal fishing, sedangkan


Terdakwa masih tetap mengoperasikan alat penangkap ikan tanpa memilki SIUP
ka

dan SIPI sebagai suatu kewajiban yang harus dimilikinya;


ep

- Potensi Sumber Daya Ikan Indonesia menjadi berkurang sehingga berdampak


ah

negatif bagi nelayan Indonesia yaitu berkurangnya hasil tangkapan mereka;


R

Keadaan yang meringankan:


es

- Terdakwa belum pernah dijatuhi pidana;


M

ng

on

Halaman 18 dari 23
Putusan Nomor 4/ Pid. Sus-PRK/ 2017/ PN. Tpg.
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
- Terdakwa bersikap sopan selama persidangan;

si
- Terdakwa merasa bersalah dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya;

ne
ng
Menimbang, bahwa khusus terhadap tuntutan pidana Penuntut Umum
mengenai pengganti pidana denda dengan kurungan, Majelis Hakim
mempertimbangkannya sebagai berikut:

do
gu Menimbang, bahwa dari ketentuan Pasal 102 Undang-Undang Nomor 31
Tahun 2004 tentang Perikanan disebutkan bahwa “Ketentuan tentang pidana penjara

In
A
dalam Undang-Undang ini tidak berlaku bagi tindak pidana dibidang perikanan yang
terjadi di Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 ayat 1 huruf b, kecuali telah ada perjanjian antara Pemerintah Republik
ah

lik
Indonesia dengan Pemerintah yang bersangkutan“. Sementara itu, bunyi Pasal 5 ayat
1 huruf b Undang-Undang Perikanan a quo, menyebutkan “Wilayah pengelolaan
am

ub
perikanan Republik Indonesia untuk penangkapan ikan dan/ atau pembudidayaan
ikan meliputi: a. Perairan Indonesia, b. ZEEI, c. Sungai, danau, waduk, rawa dan
ep
genangan air lainnya yang dapat diusahakan serta lahan pembudidayaan ikan yang
k

potensial di Wilayah Republik Indonesia;


ah

Menimbang, bahwa tidak adanya perjanjian mengenai tindak pidana dibidang


R

si
perikanan antara Pemerintah Republik Indonesia dengan Pemerintah Vietnam seperti
yang diamanatkan dalam Pasal 102 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang

ne
ng

Perikanan;
Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 4 ayat 1 Undang-Undang Nomor 5

do
gu

Tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia, antara lain menyebutkan, “Di
Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia, Republik Indonesia mempunyai dan
melaksanakan, Hak berdaulat untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi,
In
A

pengelolaan dan konservasi sumber daya alam hayati dan non hayati dari dasar laut
dan tanah di bawahnya serta air di atasnya dan kegiatan-kegiatan lainnya untuk
ah

lik

eksplorasi dan eksploitasi ekonomis zona tersebut, seperti pembangkitan tenaga dari
air, arus dan angin;
m

ub

Menimbang, bahwa dari Penjelasan Pasal 4 ayat 1 Undang-Undang Nomor 5


Tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia, menjelaskan, Hak berdaulat
ka

Indonesia yang dimaksud oleh undang-undang ini tidak sama atau tidak dapat
ep

disamakan dengan kedaulatan penuh yang dimiliki dan dilaksanakan oleh Indonesia
ah

atas laut wilayah, perairan Nusantara dan perairan pedalaman Indonesia.


R

Berdasarkan hal tersebut diatas maka sanksi-sanksi yang diancam di Zona Ekonomi
es
M

ng

on

Halaman 19 dari 23
Putusan Nomor 4/ Pid. Sus-PRK/ 2017/ PN. Tpg.
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
Eksklusif Indonesia berbeda dengan sanksi-sanksi yang diancam di perairan yang

si
berada di bawah kedaulatan Republik Indonesia tersebut.

ne
ng
Menimbang, bahwa dari ketentuan Pasal 73 ayat 3 United Nations
Convention On The Law Of The Sea ( UNCLOS ), yang telah diratifikasi dengan
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1985 tentang Pengesahan United Nations

do
gu Convention On The Law Of The Sea ( UNCLOS ), menyebutkan :“Hukuman negara
pantai yang dijatuhkan terhadap pelanggaran peraturan per- undang-undangan

In
A
perikanan di Zona Ekonomi Eksklusif tidak boleh mencakup pengurungan, jika tidak
ada perjanjian sebaliknya antara negara-negara yang bersangkutan atau setiap
bentuk hukuman badan lainnya”.
ah

lik
Menimbang, bahwa dengan telah diratifikasinya UNCLOS 1982 menjadi
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1985, berdampak hukum yang mengikat bagi
am

ub
Indonesia untuk melaksanakan, menaati dan menghormati seluruh isi dari UNCLOS
tersebut. Hal mana sejalan pula dengan ketentuan yang diatur dalam Pasal 15 ayat(2)
ep
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional.
k

Menimbang, bahwa hukum nasional Indonesia di wilayah Zona Ekonomi


ah

Ekslusif Indonsia (ZEEI) harus sesuai dengan UNCLOS 1982, oleh karena UNCLOS
R

si
1982 dengan tegas menyatakan tidak ada kurungan atau bentuk pidana badan
lainnya, maka semua peraturan perundang-undangan nasional (ius constitutum) yang

ne
ng

bertentangan dengan UNCLOS, termasuk ketentuan Pasal 30 ayat (2) Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana (KUHP), tidak dapat diterapkan dalam perkara a quo.

do
gu

Menimbang, bahwa adanya azas “lex specialis derogat legi generali“ yang
artinya hukum yang bersifat khusus mengenyampingkan hukum yang bersifat umum,
atau segala undang-undang ataupun peraturan yang khusus mengabaikan atau
In
A

mengenyampingkan undang-undang yang bersifat umum dan adanya azas “lex


posteriori derogate lex periori“, yang artinya peraturan perundang-undangan yang
ah

lik

berlaku belakangan mengenyampingkan peraturan perundang-undangan yang


berlaku terdahulu.
m

ub

Menimbang, bahwa hukuman kurungan merupakan hukuman penahanan


(hukuman badan) yang termasuk dalam hukuman pokok;
ka

Menimbang, bahwa hukuman kurungan merupakan suatu bentuk hukuman


ep

badan yang menghilangkan kebebasan seseorang selama masa hukumannya


ah

sehingga hukuman kurungan termasuk di dalam frasa “setiap bentuk hukuman badan
R

lainnya” seperti yang tercantum Pasal 73 ayat 3 United Nations Convention On The
es

Law Of The Sea (UNCLOS), yang telah diratifikasi dengan Undang-Undang Nomor
M

ng

on

Halaman 20 dari 23
Putusan Nomor 4/ Pid. Sus-PRK/ 2017/ PN. Tpg.
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
17 Tahun 1985 tentang Pengesahan United Nations Convention On The Law Of The

si
Sea (UNCLOS);

ne
ng
Menimbang, bahwa dalam pelaksanaan hukum internasional dikenal asas
PACTA SUNT SERVANDA yaitu setiap perjanjian yang telah dibuat harus ditaati oleh
pihak pihak yang mengadakannya;

do
gu Menimbang bahwa berdasarkan Surat Edaran Nomor: 03 Tahun 2015
Tentang Pemberlakuan Rumusan Hasil Rapat Pleno Kamar Mahkamah Agung

In
A
Tahun 2015 sebagai Pedoman Pelaksanaan Tugas Bagi Pengadilan, tanggal
29 Desember 2015, pada poin A. Rumusan Hukum kamar pidana, poin angka
3. Perikanan (illegal Fishing), disebutkan Dalam perkara Illegal Fishing di
ah

lik
wilayah ZEEI terhadap Terdakwa hanya dapat dikenakan pidana denda tanpa
dijatuhi kurungan pengganti denda.
am

ub
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan di atas, Majelis Hakim
tidak sependapat dengan tuntutan pidana (requisitor) dari Penuntut Umum yang
ep
memohon agar Terdakwa dijatuhi pidana pengganti denda dengan kurungan, karena
k

pidana hukuman badan dalam bentuk apapun tidak dapat dijatuhkan kepada
ah

Terdakwa yang melakukan tindak pidana perikanan di Zona Ekonomi Ekslusif


R

si
Indonesia ( ZEEI );
Menimbang, bahwa mengenai barang bukti berupa:

ne
ng

− 1 (satu) unit Kapal KM PAF 4767 (dititipkan di Pangkalan PSDKP Batam);


Karena barang bukti tersebut merupakan alat melakukan kejahatan namun barang

do
gu

bukti tersebut dalam keadaan baik dan dirawat, maka adalah beralasan agar barang
bukti tersebut dirampas untuk Negara untuk dilelang dengan prosedur lelang yang
ditentukan oleh undang-undang agar diperoleh hasil lelang semaksimal mungkin
In
A

untuk disetorkan kepada kas Negara;


− 1 (satu) Unit Alat Tangkap Pancing Rawai;
ah

lik

− 1 (satu) Unit GPS Furuno GP-32;


− 1 (satu) Unit GPS Haiyang HD-70C;
m

ub

− 1 (satu) Unit GPS Sunhang SH-788


− 1 (satu) Unit Radio CB Anytone AT-708;
ka

− 1 (satu) Unit Radio SSB Icom IC-718;


ep

− 1 (satu) Buah Bendera Malaysia;


ah

− 1 (satu) Buah Buku Lesen Vessel dan Peralatan Menangkap Ikan;


R

− 500 (lima ratus) Kg Ikan Campur (telah dimusnahkan berdasarkan Penetapan


es

Persetujuan Pemusnahan Nomor: 34/ Pen. Pid/ 2016/ PN. Btm.)


M

ng

on

Halaman 21 dari 23
Putusan Nomor 4/ Pid. Sus-PRK/ 2017/ PN. Tpg.
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
Karena barang bukti tersebut merupakan alat untuk melakukan kejahatan dan

si
merupakan hasil kejahatan dan tidak memiliki nilai ekonomis, maka adalah beralasan

ne
ng
agar barang bukti tersebut dirampas untuk dimusnahkan;
− 1 (satu) Buah Bendera Malaysia
Karena barang bukti tersebut merupakan lambang Negara, maka adalah beralasan

do
gu agar barang bukti tersebut dilampirkan dalam berkas perkara;
Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa dijatuhi Pidana, maka sesuai

In
A
Pasal 222 Ayat (1) KUHAP sudah selayaknya apabila terdakwa dibebani pula untuk
membayar biaya perkara;
Mengingat Pasal 93 ayat (2) Jo Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang RI No.
ah

lik
45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 31 Tahun 2004
Tentang Perikanan Jo Pasal 5 ayat (1) huruf b Jo Pasal 102 Undang-Undang
am

ub
No.31 Tahun 2004 Tentang Perikanan sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang No.45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-undang
ep
Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan, Undang-undang Nomor 8 Tahun
k

1981 tentang Hukum Acara Pidana, serta ketentuan-ketentual hokum lainnya


ah

yang bersangkutan dengan perkara ini;


R

si
M E N G A D IL I
1. Menyatakan terdakwa LE VAN TRUNG tersebut di atas, terbukti secara sah dan

ne
ng

meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Dengan sengaja


mengoperasikan kapal penangkap ikan berbendera asing melakukan

do
gu

penangkapan ikan di ZEEI yang tidak memiliki Surat Ijin Penangkapan Ikan
(SIPI);
2. Menjatuhkan pidana kepada terdakwa oleh karena itu dengan pidana denda
In
A

sebesar Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta Rupiah);


3. Memerintahkan barang bukti berupa:
ah

lik

− 1 (satu) Unit Kapal KM PAF 4767 (dititipkan di Pangkalan PSDKP Batam),


Dirampas untuk Negara;
m

ub

− 1 (satu) Unit Alat Tangkap Pancing Rawai;


− 1 (satu) Unit GPS Furuno GP-32;
ka

− 1 (satu) Unit GPS Haiyang HD-70C;


ep

− 1 (satu) Unit GPS Sunhang SH-788;


ah

− 1 (satu) Unit Radio CB Anytone AT-708;


R

− 1 (satu) Unit Radio SSB Icom IC-718;


es

− 1 (satu) Buah Bendera Malaysia;


M

ng

on

Halaman 22 dari 23
Putusan Nomor 4/ Pid. Sus-PRK/ 2017/ PN. Tpg.
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
− 1 (satu) Buah Buku Lesen Vessel dan Peralatan Menangkap Ikan;

si
− 500 (lima ratus) Kg Ikan Campur.-

ne
ng
Dirampas untuk dimusnahkan.
− 1 (satu) Buah Bendera Malaysia, terlampir dalam berkas perkara;
4. Membebankan terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp. 5000,- (Lima

do
gu ribu Rupiah);
Demikianlah diputuskan dalam Rapat Pemusyawaratan Majelis Hakim

In
A
Pengadilan Perikanan pada Pengadilan Negeri Tanjung Pinang, pada hari Rabu,
tanggal 10 Mei 2017, oleh Santonius Tambunan, S.H., M.H., selaku Hakim Ketua, Ir.
Syafriyulis, M.M., dan Drs. Imam Bustan Pramudya Edi, M.Si. masing-masing Hakim
ah

lik
Ad Hoc Perikanan sebagai sebagai Hakim Anggota dengan dibantu oleh Didi
Kasmono, S.H., Panitera Pengganti pada Pengadilan Perikanan pada Pengadilan
am

ub
Negeri Tanjung Pinang, serta dihadiri oleh Ryan Anugrah, S.H., Penuntut umum pada
Kejaksaan Negeri Batam dan Terdakwa dengan didampingi oleh Kok Tai sebagai
Juru Bahasa.
ep
k

Hakim Anggota Hakim Ketua


ah

si
ne
ng

Ir. Syafriyulis, M.M. Santonius Tambunan, S.H., M.H.


Hakim Anggota

do
gu

In
A

Drs. Imam Bustan Pramudya Edi, M.Si.


Panitera Pengganti
ah

lik
m

ub

Didi Kasmono, S.H.


ka

ep
ah

es
M

ng

on

Halaman 23 dari 23
Putusan Nomor 4/ Pid. Sus-PRK/ 2017/ PN. Tpg.
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23

Anda mungkin juga menyukai