Anda di halaman 1dari 8

ECHOSOUNDER DAN FISHFINDER

A. KOMPONEN ECHOSOUNDER

Rangkaian peralatan Echosounder (perum gema) itu terdiri dari :

 Oscillator, adalah pesawat pada dasar kapal yang merubah energi listrik menjadi energi
acoustic dan sebaliknya.
 Amplifier,adalah pesawat pengeras / penguat
 Indikator, adalah pesawat untuk mengukur waktu dan penunjukan dalamnya air.
 Recorder, adalah pesawat yang mencatat dalamnya air yang diukur pada lajur kertas.
 receiver, untuk menerima echo dari objek
 peraga–perekam, untuk mencatat hasil echo
 time base, digunakan untuk mengaktifkan pulsa.

Komponen Bagian-bagian dan Fungsi Echosounder

1. Transmiter

Transmitter, adalah pesawat yang membangkitkan getaran-getaran listrik berfungsi untuk


menghasilkan pulsa listrik. Transmitter menghasilkan listrik dengan frekuensi tertentu, kemudian
disalurkan ke transduser. Tetapi suatu perintah dari kotak pemicu pulsa pada recorder akan
memberitahukan kapan pembentuk pulsa bekerja. Pulsa dibangkitkan oleh oscillator kemudian
diperkuat oleh power amplifier, sebelum pulsa tersebut disalurkan ke transducer (Manik 2009).
Transmitter berfungsi menghasilkan pulsa yang akan dipancarkan. Suatu perintah dari
kotak pemicu pulsa pada recorder akan memberitahukan kapan pembentuk pulsa bekerja. Pulsa
dibangkitkan oleh oscillator kemudian diperkuat oleh power amplifier, sebelum pulsa tersebut
disalurkan ke transducer (FAO 1983).
Transmitter juga berfungsi untuk mentransmisikan sinyal dari alat ke transducer, yang
kemudian akan dipancarkan. Di dalam transmitter inilah energi listrik diperkuat beberapa kali
sebelum disalurkan ke transducer. Jadi selain berperan sebagai penghubung, transmitter juga
berperan sebagai penguat pulsa listrik.

2. Transducer

Transducer, untuk mengubah energi listrik menjadi energi suara begitu juga sebaliknya.
Menurut Deo (2007), alat perum gema menggunakan prinsip pengukuran jarak dengan
memanfaatkan gelombang akustik yang dipancarkan dari transduser. Transduser adalah bagian
dari alat perum gema yang mengubah energi listrik menjadi mekanik dan sebaliknya. Gelombang
akustik tersebut merambat pada medium air dengan cepat rambat yang relatif diketahui atau
dapat diprediksi hingga menyentuh dasar perairan dan dipantulkan kembali ke transduser.
Alur perum gema menggunakan prinsip pengukuran jarak dengan memanfaatkan
gelombang akustik yang dipancarkan dari transduser. Transduser adalah bagian dari alat perum
gema yang mengubah energi listrik menjadi mekanik (untuk membangkitkan gelombang suara)
dan sebaliknya. Gelombang akustik tersebut merambat pada medium air dengan cepat rampat
yang relatif diketahui atau dapat diprediksi hingga menyentuh dasar perairan dan dipantulkan
kembali ketransduser. Perum gema menghitung selang waktu sejak gelombang dipancarkan dan
diterima kembali (Poerbandono 2005).
Dengan kata lain, transducer berperan sebagai penghasil sekaligus pemancar gelombang
suara ke dalam medium (air laut). Gelombang tersebut diperoleh dengan mengubah energi listrik
yang diperoleh dari transmitter. Pada kapal, transducer ini dipasang di bagian lambung kapal
secara tegak lurus dari permukaan air dan menghadap ke arah dasar.

3. Receiver

Receiver adalah alat untuk menguatkan sinyal listrik yang lemah dari transducer saat
gema (echo) terjadi sebelum dialirkan ke recorder. Penguatan ini dilakukan pada receiver dan
jumlah penguatan dapat dibedakan oleh sensivitas (kepekaan) atau volume control. Receiver
berfungsi menerima pulsa dari objek dan display atau recorder sebagai pencatat hasil echo.
Sinyal listrik lemah yang dihasilkan oleh transducer setelah echo diterima harus diperkuat
beberapa ribu kali sebelum disalurkan ke recorder. Selama penerimaan berlangsung keempat
bagian transducer menerima echo dari target, dimana target yang terdeteksi oleh transducer
terletak dari pusat beam suara dan echo dari target akan dikembalikan dan diterima oleh keempat
bagian transducer pada waktu yang bersamaan (Imron 1997).
Split beam echosounder modern memiliki fungsi Time Varied Gain (TVG) di dalam
sistem perolehan data akustik. TVG berfungsi secara otomatis untuk mengeliminir pengaruh
attenuasi yang disebabkan oleh geometrical sphreading dan absorpsi suara ketika merambat di
dalam air (FAO,1983). Receiver memisahkan dan mendeteksi dan memperkuat energy yang
diterima dari sasaran. Hasil deteksi sehubung getaran ini diperkuat kemidian disalurkan ke
bagian penguat gambar (Daulay 2012).
Receiver digunakan untuk menangkap sinyal atau gelombang yang telah dipantulkan oleh
obyek (echo). Selain menangkap gelombang, receiver juga memperkuat sinyal sebelum
diteruskan ke recorder untuk diproses. Receiver juga berfungsi memilih dan mengolah sinyal
yang datang.

4. Recorder/Display Unit

Recorder berfungsi sebagai alat pencatat yang ditulis ke dalam kertas serta menampilkan
pada layar display CRT (Cathoda Ray Tube) berupa sinar osilasi (untuk layar warna) ataupun
berupa tampilan sorotan lampu neon (untuk echo sounder tanpa rekaman), selain itu juga dapat
berfungsi sebagai pemberi sinyal untuk menguatkan pulsa transmisi dan penahanan awal
penerimaan echo pada saat yang sama (Imron 1997).
Recorder berfungsi untuk merekam atau menampilkan sinyal echo dan juga berperan
sebagai pengatur kerja transmitter dan mengukur waktu antara pemancaran pulsa suara dan
penerimaan echo atau recorder memberikan sinyal kepada transmitter untuk menghasilkan pulsa
dan pada saat yang sama recorder juga mengirimkan sinyal ke receiver untuk menurunkan
sensitifitasnya (FAO 1983). Recorder echosounder membuat gambar yang memperlihatkan
kedalaman ikan dan dasar laut. Gambar-gambar yang dibuat akan bergambar sehelai kertas
sehingga bias disimpulkan untuk dilihat kemudian (Varina et al.,2013).
Jadi, recorder atau display digunakan sebagai penampil data hasil tangkapan sinyal dari
receiver. Data atau informasi sinyal yang ditangkap kemudian diubah sehingga bisa ditampilkan
dan dibaca secara langsung. Tampilan digital dari recorder atau display inilah yang bisa disimpan
dan diolah untuk kepentingan yang lebih lanjut.

B. FUNGSI ECHOSOUNDER

Kegunaan dasar dari echo sounder yaitu menentukan kedalaman suatu perairan dengan
mengirimkan tekanan gelombang dari permukaan ke dasar air dan dicatat waktunya sampai echo
kembali dari dasar air. Data tampilan juga dapat dikombinasikan dengan koordinat global
berdasarkan sinyal dari satelit GPS yang ada dengan memasang antena GPS (jika fitur GPS
padaecho sounder ada)
Prinsip kerjanya yaitu: pada transmiter terdapat tranduser yang berfungsi untuk merubah
energi listrik menjadi suara. Kemudian suara yang dihasilkan dipancarkan dengan frekuensi
tertentu. Suara ini dipancarkan melalui medium air yang mempunyai kecepatan rambat sebesar,
v=1500 m/s. Ketika suara ini mengenai objek, misalnya ikan maka suara ini akan dipantulkan.
Sesuai dengan sifat gelombang yaitu gelombang ketika mengenai suatu penghalang dapat
dipantulkan, diserap dan dibiaskan, maka hal yang sama pun terjadi pada gelombang ini
(scribd.com).

(Gambar: Prinsip Kerja dari Echo Sounder)

Menurut Vires dan Nowacek (2011) echosounder telah digunakan untuk penelitian di
bidang perikanan lebih dari tujuh puluh tahun. Echosounder menggunakan gelombang akustik
aktif (mengirim dan menerima sinyal) dan dapat digunakan untuk mengetahui atau mendeteksi
jumlah biomassa ikan di laut. Raharjo (2002) juga mengungkapkan bahwa metode akustik yang
tercanggih dan terbaik hingga saat ini untuk kegunaan pendugaan sebaran dan kelimpahan ikan
pada suatu perairan adalah dengan sistem bim ganda (dua belam) dan sistem akustik bim terbagi
(split beam echosounder).
Fungsi yang paling mendasar dari echosounder adalah untuk mengukur jarak ke dasar
samudera dengan akurat (Firdaus, 2008). Pengukuran kedalaman dasar laut dapat dilakukan
dengan Conventional Depth Echosounder, dimana kedalaman dasar laut dapat dihitung dari
perbedaan waktu antara pengiriman dan penerimaan pulsa suara (Noorjayantie, 2009).
Untuk kepentingan perikanan, penggunaan echosounder sangat efisien. Hal ini karena instrumen
ini mampu mendeteksi ikan dan dasar laut secara bersamaan. Metode akustik yang efektif dan
menjajikan adalah scientifiec echosounder. Scientifiec echosounder mampu mengukur dengan
mudah sinyal pantulan (echoes) yang berasal dari ikan dan dasar laut. Teori dari bottom
scattering telah dikembangkan untuk melihat performance dari scientifiec echosounder (Manik
2006).
Fungsi – Fungsi Lain Dari Echosounder :

 Pengidentifikasian Jenis-jenis Lapisan Sedimen Dasar Laut (Subbottom Profilers).


 Pemetaan Dasar Laut (Sea bed Mapping).
 Pencarian kapal-kapal karam di dalam laut.
 Penentuan jalur pipa dan kabel dibawah dasar laut.
 Analisa Dampak Lingkungan di Dasar laut.

C. KOMPONEN FISHFINDER

Fish finder memiliki beberapa bagian-bagian, yaitu:

a) Transmiter
Transmitter adalah bagian dari fish finder yang memproduksi pulsa listrik untuk
dikirimkan ke transducer, namun sebelum sampai di transducer, pulsa listrik tadi diperkuat
terlebih dahulu dari hanya beberapa watt (W) menjadi ribuan Watt (Kw). Transmiter dalam
sistem Sonar Unit berfungsi untuk memancarkan impuls listrik. Sonar Unit yang baik,
seharusnya memiliki Transmitter berdaya tinggi (High Power Transmitter) di dalamnya. Hal
tersebut dikarenakan, Transmitter berdaya tinggi akan meningkatkan probabilitas pantulan
(echo) pada zona air yang lebih dalam ataupun jika kondisi air sangat buruk. Oleh karenanya
Transmitter berdaya tinggi menjadi salah satu parameter baik tidaknya suatu Sonar Unit.
Pada sistem Sonar Unit, seperti sudah dijelaskan sebelumnya output dari Transmitter akan
diproses oleh Transducer.
Komponen pembangkit pulsa listrik pada frekuensi tertentu. Pulsa gerbang dibuat dalam
komponen pembentuk pulsa dimana panjang dan lama pulsa ditentukan. Pulsa yang
dibangkitkan oleh osilator kemudian dikuatkan dalam “power amplifier” sebelum disalurkan
pada “transducer” (Alam ikan 4).
b) Transducer
Bagian alat yang berfungsi merubah pulsa listrik menjadi pulsa suara yang
kemudianmemancarkannya kedalam media air untuk mengenai obyek (sasaran/ target),
dimana setelahsuara tersebut mengenai sasaran maka akan dipantulkan kembali dan
kemudian akan diterimakembali oleh transducer receiver. Disini pulsa suara diubah kembali
menjadi pilsa listrik.
c) Receiver
Receiver adalah sebuah perangkat elektronika yang memiliki fungsi sebagai penerima/
penangkap. Receiver dalam sistem Sonar Unit berfungsi untuk menerima /menangkap signal
gelombang suara pantul dari objek. Sonar Unit yang baik, seharusnya
memiliki Receiver dengan tingkat kepekaan yang baik (Sensitive Receiver). Alasan
diperlukannya Receiver dengan tingkat kepekaan yang baik ialah agar gelombang suara
pantul dari objek dapat di terima dengan baik. Secara teori gelombang pantul pastinya tidak
sekuat gelombang datang. Mengurangi probabilitas hilangnya informasi yang diterima
dapatdilakukan dengan menggunakan Sensitive Receiver Pada sistem Sonar Unit, hasil
yangditerima oleh Receiver (berupa gelombang suara) kemudian kembali akan diproses oleh
Transducer untuk diubah kedalam bentuk impuls listrik.
Alat untuk menguatkan sinyal listrik yang masih lemah dari “transducer” saat gema
terjadi sebelum dialirkan dalam “recorder”. Penguatan ini dilakukan pada “receiver” dan
jumlah penguatan dapat dibedakan oleh sensifitas (kepekaan) atau volume control (Alam
ikan 4).
d) Recorder
Recorder Berfungsi sebagai alat pencatat yang ditulis kedalam kertas serta
menampilkannya pada layar display CRT (“Cathoda Ray Tube”) berupa sinar osilasi (untuk
layar warna) ataupun berupa tampilan sorotan lampu neon (untuk “echo sounder” tanpa
rekaman), selain itu juga dapat berfungsi sebagai sinyal untuk menguatkan pulsa transmisi
dan penahanan awal penerimaan “echo” pada saat yang sama (Alam ikan 4). Alat ini
berfungsi menggambarkan informasi pulsa listrik dalam bentuk goresan padakertas pencatat
dengan menggunakan stylus. Dalam penggunaan kertas pencatat ini ada dua jenis, yaitu
kertas basah dan kering.

D. FUNGSI FISHFINDER

Fishfinder digunakan untuk mendeteksi besarnya gerombolan ikan pada lokasi


yangditunjukkan pada peta zona potensi ikan. Dengan peralatan canggih berupa fish finder
dan perlengkapan Global Positioning System (GPS) dapat memudahkan nelayan mengetahui pos
isi ikan. Alat tersebut dimungkinkan dapat mengurangi beban nelayan akibat kenaikan Bahan
Bakar Minyak (BBM). Hasil kerja dari sebuah instrument FishFinder sendiri juga
dipengaruhi oleh beberapa
faktor eksternal, seperti diantaranya suhu air, kemurnian air dan kekentalan air. Faktor eksternal
tersebut dapat mengubah kecepatan suara yang akan dikirimkan ke objek. Pada gambar 1 akan
ditunjukan gambaran sederhana dari proses tracking ikan menggunakan FishFinder.
Fishfinder merupakan alat untuk melacak keberadaan ikan di laut, danau maupun sungai.
Fishfinder dilengkapi dengan tranduceryang dipasang dibawah kapal, alat inilah yang akan
mengirim sinyal ke dasar laut sehingga bisa dideteksi berapa kedalaman, keberadaan ikan,
topografi bawah laut dan kita bisa melihatnya dari monitor yang dipasang di kapal. Alat ini
sangat cocok untuk nelayan, hobi mancing dan lain-lain.
Fishfinder merupakan alat berbentuk monitor yang digunakan untuk mencari lokasi ikan.
Fishfinderini terdiri dari transducer yang berfungsi sebagai sensor dan monitor yang berguna
untuk menampilkan hasil gambar. Transducer ini terletak dibawah kapal, baik ditengah-tengah
maupun dibelakang, dan berfungsi untuk mengirimkan sinyal-sinyal sensor ke bawah laut.
Sinyal-sinyal tersebut akan memantul kembali setelah mencapai dasar dan kemudian
sinyal tersebut akan kembali ditangkap oleh transducer untuk seterusnya di interpretasikan di
komputer. Berdasarkan jarak jelajah sinyal dari transducer, maka komputer dapat mengetahui
jarak kedalaman, jenis struktur dasar dan benda-benda yang melayang ditengah-tengah (ikan,
benda-benda yang melayang dalam laut, dan sebagainya). Beberapa buah depth sounderatau
fishfinder yang cukup populer adalah JRC, Humminbird, Eagle, Garmin, Furuno, Lawrance,
Simrad, dan lain-lain (Adrianus 2004).
DAFTAR PUSTAKA

Adrianus, 2004, How to Use Fishfinder Properly, http://www.fishforum.com . Di akses 5 April


2008
Daulay, Dedy. 2012. Pengenalan Alat Navigasi Electronik Di Atas
Kapal. http://bukudaulay.wordpress.com/2012/12/07/pengenalan-alat-navigasi-
electronik-di-atas-kapal/. Diakses tanggal 17 Oktober 2013 pukul 19.15 WIB
Deo, Johanes Pradono. 2007. Peranan Survei Hidrogafi untuk Perencanaan Lokasi Pembangunan
Pelabuhan. Jurnal Spectra. 5 (10): 1-19
FAO. 1983. Introduction to Fisheries Management Advantages Distributies and Mechanisme.
Rome : hlm 3-6.
Imron m. 1997. Pengaruh Pemakaian Lampu Dan Rumpon Terhadap Hasil Tangkapan Jaring
Insang Lingkar Yang Dioperasikan di Perairan Pelabuhan Ratu. Thesis. Program Studi
Teknologi Kelautan [tesis]. Bogor : Institut Pertanian Bogor
Manik, Henry M. 2006. Pengukuran Akustik Scattering Strength Dasar Laut Dan Identifikasi
Habitat Ikan Dengan
Echosounder. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/25184/Prosiding_se
minar_perikanan_tangkap-14.pdf. diakses pada 27 Oktober, pukul 08.30 WIB
Manik, Henry M. 2006. Pengukuran Akustik Scattering Strength Dasar Laut DanIdentifikasi
Habitat Ikan Dengan Echosounder [disertasi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor
Noorjayantie, Roshyana Wahyu. 2009. Pengukuran Acoustic Backscattering Strength Dasar
Perairan Selat Gaspar Dan Sekitarnya Menggunakan Instrumen Simrad Ek60 [skripsi].
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Poerbandono, Eka. 2005. Survei Hidrografi. PT. Refika : Bandung
Raharjo, Sugeng. 2002. Pendugaan Densitas Ikan Dasar (Demersal Fish) dengan Metode Akustik
di Perairan Selat Bali pada Musim Timur [skripsi]. Bogor : Insitut Pertanian Bogor.
Robert, Ang. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Mediasoft Indonesia: Jakarta.
Varina, Larasati, dkk. 2013. Makalah Alat Bantu dan Alat Ukur: Alat Pengukur Kedalaman
Laut. http://varina-larasati.blogspot.com/2013/01/makalah-alat-bantu-dan-alat-ukur-
alat.html. Diakses pada 17 Oktober 2013, pukul 17.00 WIB
Vires, Gabriell dan Doug Nowacek. 2011. Echosounder Effects on Beaked Whales in the Tongue
of the Ocean, Bahamas. Nicholas school of environment of duke university: USA

Anda mungkin juga menyukai