Anda di halaman 1dari 21

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA PROPOSAL SKRIPSI

“KEPRIBADIAN TOKOH DALAM NASKAH DRAMA PENGGALI INTAN


BERDASARKAN TEORI PSIKOLOGI SIGMUND FREUD”

Makalah

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Analisis Kesalahan Berbahasa Kelas A

Oleh Kelompok 6:
Dwi Ery Riswanti 120210402001
Rodhiatun Niswah 120210402003
Shofiatul Izzah 120210402008
Luky Prasetyo Hadi 120210402010
Mega Windayana 120210402020
Oki Feri Juniawan 120210402021
Retno Ayu Puspita 120210402032
Ryandhita Lingga Nirmala 120210402037
Kholeeyoh Do 120210402083

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia


Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jember
2015
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini yang
berjudul “Analisis Kesalahan Ejaan pada Proposal Skripsi ‘Kepribadian Tokoh Dalam
Naskah Drama Penggali Intan Berdasarkan Teori Psikologi Sigmund Freud’” dengan
lancar. Makalah ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran di bidang
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Keberhasilan penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,
terutama Ibu Rusdhianti Wuryaningrum, S.Pd., M.Pd. selaku pengampu mata kuliah
Analisis Kesalahan Berbahasa. Dengan terselesaikannya makalah ini, penulis
mengucapkan terima kasih kepada beliau yang telah membimbing kami dalam menempuh
mata kuliah Analisis Kesalahan Berbahasa.
Penulis sadar bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, adanya saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan.
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
kita semua, khususnya bagi calon tenaga pendidik dan bagi para mahasiswa.

Jember, 15 April 2015

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………….....…......……. i


KATA PENGANTAR ……………………….......…………………………….....……. ii
DAFTAR ISI ……………………………………….......……………………………..... iii
I. PENDAHULUAN ……………………………………….......……………........ 1
1.1 Latar Belakang Masalah …………………........……………………….. 1
1.2 Rumusan Masalah …….......………………………………………….... 1
1.3 Tujuan…………………………………………………………………… 2
1.4 Manfaat …….......…………………………………………………….…. 2
II. TINJAUAN TEORI……………………………………………………………... 2
2.1 Pengertian Ejaan……………………………………………………….. 2
2.2 Fungsi Ejaan……………………………………………………………. 2
2.3 Bentuk-Bentuk Kesalahan Ejaan dalam Bahasa Indonesia…………. 3
III. PEMBAHASAN ………………………………..........………………………… 13
3.1 Kesalahan Pada Penulisan Huruf Kapital……………………………. 13
3.2 Kesalahan Penulisan Preposisi di………………………………………. 13
3.3 Kesalahan Penulisan Unsur Serapan………………………………….. 13
3.4 Kesalahan Penggunaan Tanda Baca Koma (,)………………………... 15
3.5 Kesalahan Penggunaan Tanda Baca Hubung (-)………………………. 16
3.6 Kesalahan Penggunaan Tanda Baca Petik (“ ”) ………………………. 17
IV. SIMPULAN ………...…………….………………………..............……………. 18
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………................ 19
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Penggunaan bahasa yang benar menurut kaidah EYD merupakan salah
satu faktor yang sangat penting dalam hal tulis-menulis. Pemilihan kata
berhubungan erat dengan kaidah sintaksis, kaidah makna, kaidah hubungan
sosial, dan kaidah mengarang. Kaidah-kaidah ini saling mendukung sehingga
tulisan menjadi lebih berstruktur dan bernilai serta lebih mudah dipahami dan
dimengerti oleh orang lain. Namun pada kenyataannya, masih banyak
kesalahan pada penggunaan bahasa yang disebabkan oleh kurangnya perhatian
terhadap hakikat penggunaan bahasa yang benar menurut EYD. Kesalahan
tersebut dapat berupa kesalahan dalam penggunaan ejaan. Kesalahan
penggunaan ejaan dapat ditemukan dalam penulisan karya ilmiah, misalnya
pada proposal skripsi. Pada penulisan makalah ini, penulis memberi perhatian
lebih terhadap kesalahan ejaan pada proposal skripsi “Kepribadian Tokoh
Dalam Naskah Drama Penggali Intan Berdasarkan Teori Psikologi Sigmund
Freud”. Proposal skripsi tersebut ditulis oleh Muhammad Khosim, mahasiswa
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Jember,
angakatan 2010.
Beragam kesalahan yang dapat ditemukan di dalam proposal skripsi
tersebut menjadi salah satu pembuktian bahwa di instansi pendidikan
sekalipun masih banyak ditemukan kesalahan dalam penggunaan bahasa.
Berdasarkan kenyataan di atas, maka judul makalah ini adalah “Analisis
Kesalahan Ejaan pada Proposal Skripsi ‘Kepribadian Tokoh Dalam Naskah
Drama Penggali Intan Berdasarkan Teori Psikologi Sigmund Freud’”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut.
1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan ejaan?
1.2.2 Apa sajakah bentuk-bentuk kesalahan ejaan dalam bahasa Indonesia?
1.2.3 Bagaimanakah kesalahan ejaan pada proposal skripsi “Kepribadian
Tokoh Dalam Naskah Drama Penggali Intan Berdasarkan Teori
Psikologi Sigmund Freud”?
1.3 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:
1.3.1 Pengertian ejaan
1.3.2 Bentuk-bentuk kesalahan ejaan dalam bahasa Indonesia
1.3.3 Kesalahan ejaan pada proposal skripsi “Kepribadian Tokoh Dalam
Naskah Drama Penggali Intan Berdasarkan Teori Psikologi Sigmund
Freud”
1.4 Manfaat
Manfaat dari penelitian ini, di antaranya:
1.4.1 Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan memberi sumbangan
bagi perkembangan ilmu linguistik dan dapat menambah karya tulis
penelitian dalam bidang linguistik.
1.4.2 Secara praktis, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan
kepada penulis proposal skripsi, mahasiswa Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia, serta masyarakat umum.

II. TINJAUAN TEORI


2.1 Pengertian Ejaan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996: 250), ejaan
didefinisikan sebagai kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi (kata,
kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan
tanda baca. Jelaslah bahwa ejaan tidak hanya berkaitan dengan cara mengeja
satu kata, tetapi yang lebih utama berkaitan dengan cara mengatur penulisan
huruf menjadi satuan yang lebih besar, misalnya kata, kelompok kata, atau
kalimat. Kecuali itu, ejaan berkaitan pula dengan penggunaan tanda baca pada
satuan-satuan huruf.

2.2 Fungsi Ejaan


Menurut Azwardi (2008: 15), ejaan berfungsi sebagai landasan
pembakuan tata bahasa, landasan pembakuan kosakata dan peristilahan, dan
juga sebagai alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain ke dalam
bahasa Indonesia. Selain itu, secara praktis, ejaan berfungsi untuk membantu
pembaca dalam memahami dan mencerna informasi yang disampaikan secara
tertulis.
2.3 Bentuk-Bentuk Kesalahan Ejaan dalam Bahasa Indonesia
Berikut ini penulis kemukakan kesalahan dalam penerapan kaidah
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD), di antaranya meliputi:
(a) kesalahan penulisan huruf besar atau huruf kapital, (b) kesalahan huruf
miring, (c) kesalahan penulisan kata, (d) kesalahan memenggal kata, (e)
kesalahan penulisan lambang bilangan, (f) kesalahan unsur serapan, dan (g)
kesalahan penulisan tanda baca.

2.3.1 Kesalahan Penulisan Huruf Besar atau Huruf Kapital


Penulisan huruf kapital yang kita jumpai dalam tulisan-tulisan
resmi kadang-kadang menyimpang dari kaidah-kaidah yang berlaku.
Perhatikan contoh berikut.
a) Kesalahan penulisan huruf pertama petikan langsung.
Contoh:
Bentuk Tidak Baku
Ibu selalu berpesan, “belajar yang rajin agar kelak
menjadi orang sukses”.
Bentuk Baku
Ibu selalu berpesan, “Belajar yang rajin agar kelak
menjadi orang sukses”.
b) Kesalahan penulisan huruf pertama dalam ungkapan yang
berhubungan dengan hal-hal keagamaan (terbatas pada nama
diri), kitab suci, dan nama Tuhan (termasuk kata ganti untuk
Tuhan).
Contoh:
Bentuk Tidak Baku
Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayahnya.
Bentuk Baku
Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya.
c) Kesalahan penulisan huruf pertama nama gelar (kehormatan,
keturunan, keagamaan), jabatan, dan pangkat yang diikuti nama
orang.
Contoh:
Bentuk Tidak Baku
Kita tahu bahwa nabi Adam adalah Nabi pertama umat
muslim.
Bentuk Baku
Kita tahu bahwa Nabi Adam adalah nabi pertama umat
muslim.
d) Kesalahan penulisan kata-kata van, den, der, da, de, di, bin, dan
ibnu yang digunakan sebagai nama orang ditulis dengan huruf
besar, padahal kata-kata itu tidak terletak pada awal kalimat.
Contoh:
Bentuk Baku Bentuk Tidak Baku
Van den Bosch Van Den Bosch
Musrid bin Hasan Mursid Bin Hasan
Rahma ibnu Khaldum Rahman Ibnu Khaldum
e) Kesalahan penulisan huruf pertama nama bangsa, suku, dan
bahasa yang tidak baku terletak pada awal kalimat.
Contoh:
Bentuk Tidak Baku
Bahasa resmi di Philipina adalah Bahasa Tagalog.
Bentuk Baku
Bahasa resmi di Philipina adalah bahasa Tagalog.
f) Kesalahan penulisan huruf pertama nama tahun, bulan, hari raya,
dan peristiwa sejarah.
Contoh:
Bentuk Tidak Baku
Hari raya idul fitri tahun ini bertepatan pada bulan juli.
Bentuk Baku
Hari raya Idul Fitri tahun ini bertepatan pada bulan Juli.
g) Kesalahan penulisan pada huruf pertama nama khas geografi
Contoh:
Bentuk Tidak Baku
Salah satu daerah pariwisata di Jawa Timur adalah
gunung bromo.
Bentuk Baku
Salah satu daerah pariwisata di Jawa Timur adalah
Gunung Bromo.
h) Kesalahan penulisan huruf pertama nama resmi badan, lembaga
pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi.
Contoh:
Bentuk Tidak Baku
Program Orang Tua Asuh dikampanyekan oleh
departemen pendidikan nasional Republik Indonesia.
Bentuk Baku
Program Orang Tua Asuh dikampanyekan oleh
Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia.
i) Kesalahan penulisan huruf pertama pada tugas seperti: di, ke,
dari, untuk, yang, dan, atau, dan dalam pada judul buku,
majalah, surat kabar, dan judul karangan yang tidak terletak pada
posisi awal.
Contoh:
Bentuk Tidak Baku
Buku Bahasa Indonesia Untuk Penutur Asing edisi ketiga
diterbitkan oleh Balai Pustaka.
Bentuk Baku
Buku Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing edisi ketiga
diterbitkan oleh Balai Pustaka.
j) Kesalahan penulisan singkatan nama gelar dan serapan.
Contoh :
Bentuk Tidak Baku
Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia FKIP Universitas Jember adalah Ibu Rusdhianti
Wuryaningrum, s.pd.,m.pd.
Bentuk Baku
Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia FKIP Universitas Jember adalah Ibu Rusdhianti
Wuryaningrum, S.Pd.,M.Pd.
k) Kesalahan penulisan huruf pertama kata petunjuk hubungan
kekerabatan, seperti: bapak, ibu, saudara, anda, kakak, adik, dan
paman yang dipakai sebagai kata ganti atau sapa.
Contoh:
Bentuk Tidak Baku
Silahkan duduk, kak!
Bentuk Baku
Silahkan duduk, Kak!

2.3.2 Kesalahan Penulisan Huruf Miring


a) Kesalahan penulisan nama buku, majalah, dan surat kabar yang
dikutip dalam karangan.
Contoh:
Bentuk Tidak Baku
Harian Jawa Pos juga beredar di luar Jawa Timur.
Bentuk Baku
Harian Jawa Pos juga beredar di luar Jawa Timur.
b) Kesalahan penulisan yang digunakan untuk menugaskan atau
mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata.
Contoh :
Bentuk Tidak Baku
Buatlah contoh kalimat dengan kata buku!
Bentuk Baku
Buatlah contoh kalimat dengan kata buku!
c) Kesalahan penulisan kata nama-nama ilmiah atau ungkapan
bahasa asing atau bahasa daerah .
Contoh:
Bentuk Tidak Baku
Kami menerapkan pembelajaran online.
Bentuk Baku
Kami menerapkan pembelajaran online.

2.3.3 Kesalahan Penulisan Kata


a) Kesalahan penulisan kata dasar dan kata bentukan
Contoh:
Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
mana kala manakala
peri keadilan perikeadilan
sub bagian subbagian
b) Kesalahan penulisan –ku, -kau, -mu, dan –nya
Contoh:
Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
sepatu ku sepatuku
kau ambil kauambil
kau terima surat ku kauterima suratku
c) Kesalahan penulisan preposisi di, ke, dan dari
Contoh:
Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
diteras rumah di teras rumah
dari pada dia daripada dia
di ambil diambil
d) Kesalahan penulisan partikel pun
Contoh:
Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
sekalipun sekali pun
apapun apa pun
dimanapun dimana pun
e) Kesalahan penulisan per
Contoh:
Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
Rp 100,00 perlembar Rp 100,00 per lembar
dibayarkan perJuni 2015 dibayarkan per Juni 2015

2.3.4 Kesalahan Memenggal Kata


a) Kesalahan pemenggalan kata dua vokal yang berurutan di tengah
kata
Contoh:
Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
la – in la-in
a-ula au-la
sa-u-da-ra sau-da-ra
b) Kesalahan pemenggalan dua vokal mengapit konsonan di tengah
kata
Contoh:
Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
ser-et se-ret
pam-an pa-man
ban-gun ba-ngun
c) Kesalahan pemenggalan dua konsonan berurutan di tengah kata
Contoh:
Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
me-rde-ka mer-de-ka
swa-sta swas-ta
ma-ksud mak-sud
d) Kesalahan pemenggalan tiga konsonan atau lebih di tengah kata
Contoh:
Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
abs-trak ab-strak
inf-ra in-fra
ins-tru-men in-stru-men
e) Kesalahan pemenggalan kata berimbuhan
Contoh :
Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
me-nga-kui meng-a-ku-i
be-la-jar bel-a-jar
f) Kesalahan pemenggalan nama diri
Kaidah pemenggalan yang benar adalah nama harus
diusahakan tidak dipenggal atas suku-suku katanya dalam
penggalan baris. Yang dibolehkan adalah memisahkan nama
orang itu atas unsur nama kedua dan seterusnya.
Contoh :
Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
I-mam Su-andi Imam Suandi
2.3.5 Kesalahan Penulisan Lambang Bilangan
a) Kesalahan penulisan lambang bilangan dengan huruf.
Contoh:
Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
empat ratus tigapuluh empat ratus tiga puluh
b) Kesalahan penulisan kata bilangan tingkat.
Contoh:
Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
abad ketigapuluh abad ketiga puluh
abad ke 30 abad ke-30
c) Kesalahan penulisan kata bilangan yang mendapat akhiran -an.
Contoh:
Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
pujangga tahun 20an pujangga tahun 20-an
d) Kesalahan penulisan lambang bilangan yang dapat menyatakan
satu atau dua kata yang ditulis dengan angka dan kesalahan
penulisan langbang bilangan yang menyatakan beberapa
perincian atau pemaparan ditulis dengan huruf.
Contoh:
Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
Oki membuat 5 puisi. Oki membuat lima puisi.
e) Kesalahan penulisan lambang bilangan pada awal kalimat dengan
angka dan kesalahan penulisan lambang bilangan pada awal
kalimat dengan huruf.
Contoh:
Bentuk Tidak Baku
1) 35 supir angkot mogok kerja .
2) 5 mahasiswa diberi surat DO oleh Rektor.
Bentuk Baku
1) Tiga puluh lima supir angkot mogok kerja.
2) Rektor memberi surat DO kepada lima mahasiswa.
f) Kesalahan penulisan angka yang menunjakan jumlah antara
ratusan , ribuan, dan seterusnya.
Contoh:
Bentuk Tidak Baku
Desa Wadeng berpenduduk 2541 jiwa.
Bentuk Baku
Desa Wadeng berpenduduk 2.541 jiwa.
g) Kesalahan penulisan jumlah uang.
Contoh:
Bentuk Tidak Baku
Harga buku itu Rp. 50.000,00. per buku.
Bentuk Baku
Harga buku itu Rp 50.000,00 per buku.
h) Kesalahan penulisan angka, NIP, NIM/ NPM, dan nomer telepon.
Contoh:
Bentuk Tidak Baku
Nomor Induk Mahasiswa Ery 120 210 402 001.
Bentuk Baku
Nomor Induk Mahasiswa Ery 120210402001.

2.3.6 Kesalahan Penulisan Unsur Serapan


Contoh:
Kata Asing Penyerapan Baku Penyerapan Tidak Baku
practical praktik praktek
description deskripsi diskripsi

2.3.7 Kesalahan Penulisan Tanda Baca


a) Kesalahan penulisan tanda titik (.)
Contoh:
Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
A Zainal Abidin A. Zainal Abidin
Dr Dr.
dll dll.
4567 meter 4.567 meter
F.K.I.P FKIP
Jember, 16 April 2015. Jember, 16 April 2015
b) Kesalahan penulisan tanda koma (,)
Contoh:
Bentuk Tidak Baku
1) Niswah membeli beberapa sepatu, baju dan makanan.
2) Retno bukan wanita yang cantik melainkan wanita
yang manis.
3) Walaupun tidak bisa mengerjakan ia tidak pernah
meminta bantuan kepada temannya.
4) Jadi bulan depan kita laksanakan ujian akhir.
5) Ibu berpesan “Jagalah dirimu baik-baik!”
6) Wah bagus sekali baju itu.
7) Jember Jawa Timur
8) Setyawati Nanik. 2010. Analisisis Kesalahan
Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik. Surakarta:
Yuma Presindo.
9) Dra. Imroatul Azizah M.Si.
10) Bu Dhian dosen Linguistik hari ini mengikuti rapat.
11) Dita lupa mengerjakan tugas, karena sibuk PPL.
Bentuk Baku
1) Niswah membeli beberapa sepatu, baju, dan
makanan.
2) Retno bukan wanita yang cantik, melainkan wanita
yang manis.
3) Walaupun tidak bisa mengerjakan, ia tidak pernah
meminta bantuan kepada temannya.
4) Jadi, bulan depan kita laksanakan ujian akhir.
5) Ibu berpesan, “Jagalah dirimu baik-baik!”
6) Wah, bagus sekali baju itu.
7) Jember, Jawa Timur
8) Setyawati, Nanik. 2010. Analisisis Kesalahan
Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik. Surakarta:
Yuma Presindo.
9) Dra. Imroatul Azizah, M.Si.
10) Bu Dhian, dosen Linguistik, hari ini mengikuti rapat.
11) Dita lupa mengerjakan tugas karena sibuk PPL.
c) Kesalahan pemakaian tanda titik koma (;)
Contoh:
Bentuk Tidak Baku
Mega tidak meneruskan pembicaraannya Shofi juga tidak
bicara mereka sama-sama diam.
Bentuk Baku
Mega tidak meneruskan pembicaraannya; Shofi juga tidak
bicara; mereka sama-sama diam.
d) Kesalahan pemakaian tanda titik dua (:)
Contoh:
Bentuk Tidak Baku
1) Fakultas Ilmu Sosial dan Politik mempunyai tujuh
jurusan Administrasi Bisnis, Administrasi Negara,
Hubungan Internasional, Sosiologi, Kesejahteraan
Sosial, Pajak, dan Usaha Perjalanan Pariwisata.
2) Fakultas Ilmu Sosial dan Politik mempunyai:
Administrasi Bisnis, Administrasi Negara, Hubungan
Internasional, Sosiologi, Kesejahteraan Sosial, Pajak,
dan Usaha Perjalanan Pariwisata.
Bentuk Baku
1) Fakultas Ilmu Sosial dan Politik mempunyai tujuh
jurusan: Administrasi Bisnis, Administrasi Negara,
Hubungan Internasional, Sosiologi, Kesejahteraan
Sosial, Pajak, dan Usaha Perjalanan Pariwisata.
2) Fakultas Ilmu Sosial dan Politik mempunyai
Administrasi Bisnis, Administrasi Negara, Hubungan
Internasional, Sosiologi, Kesejahteraan Sosial, Pajak,
dan Usaha Perjalanan Pariwisata.
e) Kesalahan penulisan tanda hubung (-)
Contoh:
Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
se Jawa Timur se-Jawa Timur
tahun 1930 an tahun 1930-an

III. PEMBAHASAN
Pada bab ini, akan dipaparkan hasil analisis atas kesalahan-kesalahan ejaan
dalam proposal skripsi “Kepribadian Tokoh Dalam Naskah Drama Penggali Intan
Berdasarkan Teori Psikologi Sigmund Freud” yang ditulis oleh Muhammad Khosim,
mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas
Jember, angakatan 2010. Kesalahan-kesalahan tersebut dijelaskan sebagai berikut.
3.1 Kesalahan Pada Penulisan Huruf Kapital
Bentuk Tidak Baku
1) Dari kutipan dialog di atas antara Sanjoyo dan Siswadi
menunjukkan sanjoyo yang memikili karakter tamak. ... (Halaman
3)
2) ... Pertama Teater tiang mementaskan dalam acara Pentas Tunggal
diJember tahun 2010, sutradara Ari Wibowo. ... (Halaman 2)
Bentuk Baku
1) Dari kutipan dialog di atas antara Sanjoyo dan Siswadi
menunjukkan Sanjoyo yang memikili karakter tamak. ...
2) ... Pertama Teater Tiang mementaskan dalam acara Pentas Tunggal
di Jember tahun 2010, sutradara Ari Wibowo. ...

3.2 Kesalahan Penulisan Preposisi di


Bentuk Tidak Baku
... Pertama Teater tiang mementaskan dalam acara Pentas Tunggal
diJember tahun 2010, sutradara Ari Wibowo....(Halaman 2)
Bentuk Baku
... Pertama Teater Tiang mementaskan dalam acara Pentas Tunggal di
Jember tahun 2010, sutradara Ari Wibowo. ...

3.3 Kesalahan Penulisan Unsur Serapan


Bentuk Tidak Baku
1) ... Dari cara kerjanya dapat difahami sebagian besar daerah operasi
Das Ich berada di kesadaran, namun ada bagian kecil Das Ich
beroperasi di daerah prasadar dan daerah taksadar. (Halaman 16)
2) ... Das Ich sesungguhnya bekerja untuk memuaskan Das Es, karena
itu Das Ich yang tidak memiliki enerji sendiri untuk akan
memperoleh enerji dari Das Es. (Halaman 15)
3) Das Ueber Ich adalah kekuatan moral dan etik dari kepribadian,
yang beroperasi memakai prinsip idealistic (idealistic principle)
sebagai lawan dari prinsip kepuasan Das Es dan prinsip realistik
dari Das Ich.... (Halaman 16)
4) ... Das Ueber Ich pada hakekatnya merupakan elemen yang
mewakili nilai-nilai orang tua atau interpretasi orang tua menangani
standart sosial, yang diajarkan kepada anak melalui berbagai
larangan dan perintah. ... (Halaman 16)
5) ... Paling tidak ada 3 fungsi dari Das Ueber Ich; (1) mendorong Das
Ich menggantikan tujuan-tujuan realistik dengan tujuan-tujuan
moralistic, (2) memerintah impuls Das Es, terutama impuls seksual
dan agresif yang bertentangan dengan standart nilai masyarakat, dan
(3) mengejar kesempurnaan. ... (Halaman 16)
6) Struktur kepribadian Das Es, Das Ich, dan Das Ueber Ich itu bukan
bagian-bagian yang menjalankan kepribadian, tetapi itu adalah nama
dari sistem struktur dan proses psikologik yang mengikuti prinsip-
prinsip tertentu. ... (Halaman 17)
7) Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik deskriptif analitik. ... (Halaman 20)
Bentuk Baku
1) ... Dari cara kerjanya dapat difahami sebagian besar daerah operasi
Das Ich berada di kesadaran, namun ada bagian kecil Das Ich
beroperasi di daerah prasadar dan daerah taksadar.
2) ... Das Ich sesungguhnya bekerja untuk memuaskan Das Es, karena
itu Das Ich yang tidak memiliki energi sendiri untuk akan
memperoleh energi dari Das Es.
3) Das Ueber Ich adalah kekuatan moral dan etik dari kepribadian,
yang beroperasi memakai prinsip idealistik (idealistic principle)
sebagai lawan dari prinsip kepuasan Das Es dan prinsip realistik dari
Das Ich. ...
4) ... Das Ueber Ich pada hakekatnya merupakan elemen yang
mewakili nilai-nilai orang tua atau interpretasi orang tua menangani
standar sosial, yang diajarkan kepada anak melalui berbagai
larangan dan perintah. ...
5) ... Paling tidak ada 3 fungsi dari Das Ueber Ich; (1) mendorong Das
Ich menggantikan tujuan-tujuan realistik dengan tujuan-tujuan
moralistik, (2) memerintah impuls Das Es, terutama impuls seksual
dan agresif yang bertentangan dengan standar nilai masyarakat, dan
(3) mengejar kesempurnaan. ...
6) Struktur kepribadian Das Es, Das Ich, dan Das Ueber Ich itu bukan
bagian-bagian yang menjalankan kepribadian, tetapi itu adalah nama
dari sistem struktur dan proses psikologis yang mengikuti prinsip-
prinsip tertentu. ...
7) Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik deskriptif analitis. ...

3.4 Kesalahan Penggunaan Tanda Baca Koma (,)


Bentuk Tidak Baku
1) Dari kutipan dialog di atas dijelaskan bahwa Sanjoyo merasa sudah
menjadi kaya dan ingin lebih banyak lagi menemukan intan.
Siswadi sudah berusaha mengajak Sanjoyo untuk kembali
kekampung Halamanya. ... (Halaman 5)
2) ... Sedangkan dalam arti sempit, drama adalah kisah hidup manusia
dalam masyarakat yang diproyeksikan diatas panggung, disajikan
dalam bentuk dialog dan gerak berdasarkan naskah; didukung tata
panggung; tata lampu; tata musik; tata rias; dan tata busana. ...
(Halaman 10)
Bentuk Baku
1) Dari kutipan dialog di atas, dijelaskan bahwa Sanjoyo merasa sudah
menjadi kaya dan ingin lebih banyak lagi menemukan intan. Siswadi
sudah berusaha mengajak Sanjoyo untuk kembali kekampung
Halamanya. ...
2) ... Sedangkan dalam arti sempit, drama adalah kisah hidup manusia
dalam masyarakat yang diproyeksikan diatas panggung, disajikan
dalam bentuk dialog dan gerak berdasarkan naskah, didukung tata
panggung, tata lampu, tata musik, tata rias, dan tata busana. ...
3.5 Kesalahan Penggunaan Tanda Baca Hubung (-)
Bentuk Tidak Baku
... Sampai dengan tahun 1920an, teori tentang konflik kejiwaan hanya
melibatkan tiga unsur kesadaran itu. ... (Halaman 14)
Bentuk Baku
... Sampai dengan tahun 1920-an, teori tentang konflik kejiwaan
hanya melibatkan tiga unsur kesadaran itu. ...

3.6 Kesalahan Penggunaan Tanda Baca Petik (“ ”)


Bentuk Tidak Baku
1) Berdasarkan latar belakang di atas, maka diajukan penelitian ini
dengan judul Kepribadian Tokoh dalam Naskah Drama Penggali
Intan Berdasarkan teori Psikologi Sigmund Freud.(Halaman 6)
2) Beberapa penelitian sebelumnya yang relevan dengan kajian
psikologi kepribadian, yakni peneliti pertama dilakukan oleh Iftitah
Dewi Nasrulloh berjudul Analisis Psikologi Kepribadian Tokoh
Utama dalam Kumpulan Cerpen Mereka Bilang, Saya Monyet!
Karya Djenar Maesa Ayu. ...(Halaman 18)
3) ... Penelitian yang kedua Devi Septi Yanti yang berjudul Analisis
Psikologi Kepribadian pada Novel Hannah karya Fani Krismawati.
... (Halaman 18)
Bentuk Baku
1) Berdasarkan latar belakang di atas, maka diajukan penelitian ini
dengan judul “Kepribadian Tokoh dalam Naskah Drama Penggali
Intan Berdasarkan teori Psikologi Sigmund Freud”.
2) Beberapa penelitian sebelumnya yang relevan dengan kajian
psikologi kepribadian, yakni peneliti pertama dilakukan oleh Iftitah
Dewi Nasrulloh berjudul “Analisis Psikologi Kepribadian Tokoh
Utama dalam Kumpulan Cerpen Mereka Bilang, Saya Monyet!
Karya Djenar Maesa Ayu”. ...
3) ... Penelitian yang kedua Devi Septi Yanti yang berjudul “Analisis
Psikologi Kepribadian pada Novel Hannah karya Fani Krismawati”.
...
IV. SIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ejaan tidak hanya
berkaitan dengan cara mengeja satu kata, tetapi yang lebih utama berkaitan
dengan cara mengatur penulisan huruf menjadi satuan yang lebih besar.
Kesalahan dalam penerapan kaidah Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan (EYD) di antaranya meliputi: (a) kesalahan penulisan huruf
besar atau huruf kapital, (b) kesalahan huruf miring, (c) kesalahan penulisan
kata, (d) kesalahan memenggal kata, (e) kesalahan penulisan lambang
bilangan, (f) kesalahan unsur serapan, dan (g) kesalahan penulisan tanda baca.
Kesalahan-kesalahan ejaan dalam proposal skripsi “Kepribadian Tokoh Dalam
Naskah Drama Penggali Intan Berdasarkan Teori Psikologi Sigmund Freud”
yang ditulis oleh Muhammad Khosim, mahasiswa Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Jember, angakatan 2010 meliputi:
(1) dua kesalahan pada penulisan huruf kapital, (2) satu kesalahan penulisan
preposisi di, (3) tujuh kesalahan penulisan unsur serapan, (4) dua kesalahan
pada tanda baca koma (,), (5) satu kesalahan penggunaan tanda baca hubung (-
), dan (6) tiga kesalahan penggunaan tanda baca petik (“ ”).
DAFTAR PUSTAKA

Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik.
Surakarta: Yuma Pustaka.
Susanti, Ratna. 2012. Ejaan Yang Disempurnakan Terbaru. Klaten: Sahabat.

Laman Internet
Sari, Lestari. 2013. Analisis Kesalahan Ejaan dan Kalimat pada Media Ruang di Unsyiah.
[online].http://lestarisari.blogspot.com/2013/05/makalah-bahasa-indonesia-
analisis.html. [04 April 2015, pkl. 16.06 WIB]

Anda mungkin juga menyukai