Anda di halaman 1dari 2

PERBUATAN DAN SIFAT TUHAN

Kewajiban-kewajiban Tuhan terhadap manusia

1. Kaum Mu'tazilah berpendapat bahwa Tuhan mempunyai kewajiban-kewajiban terhadap


manusia. Kewajiban-kewajiban itu antara lain:
a. Tuhan wajib berbuat adil terhadap makhluk-Nya.
b. Tuhan wajib memberi pahala kepada orang yang berbuat taat.
c. Tuhan wajib mengazab orang yang berbuat dosa apabila tidak mau bertobat.
d. Tuhan wajib menepati janji.
e. Tuhan wajib memberi rizki kepada makhluk-Nya.
f. Tuhan wajib tidak memberi beban kepada manusia di luar batas kesanggupannya.
g. Tuhan wajib memberikan hak-hak manusia apabila ia telah melaksanakan kewajibannya.
h. Tuhan wajib mengutus Rasul-rasul-Nya, untuk memberikan petunjuk kepada manusia.

Menurut Mu'tazilah kewajiban-kewajiban tersebut mesti dilaksanakan oleh Tuhan, kalau


tidak maka Tuhan akan dianggap zalim, aniaya, pemaksa, pendusta, dan sebagainya, hal itu
mustahil bagi Tuhan. Paham bahwa Tuhan mempunyai kewajiban-kewajiban itu timbul
sebagai akibat dari konsep kaum Mu’tazilah tentang keadilan Tuhan dan adanya batasan-
batasan kehendak mutlak Tuhan. Bahwa kekuasaan dan kehendak Tuhan itu dibatasi oleh
sifat keadilan Tuhan sendiri. Karena itu Tuhan tidak bisa lagi berbuat menurut kehendak-Nya
sendiri menyalahi prinsip keadilan yang telah ditetapkan oleh Tuhan sendiri. Tuhan sudah
terikat pada janji-janji dan nilai-nilai keadilan, yang kalau Tuhan melanggarnya, maka Tuhan
dianggap tidak bersifat adil.

2. Kaum Asy’ariah berpendapat bahwa paham golongan Mu’tazilah tersebut tidak dapat
diterima, karena hal itu bertentangan dengan paham kekuasaan dan kehendak mutlak
Tuhan yang mereka anut. Menurut kaum Asy’ariah, Tuhan mempunyai kekuasaan dan
kehendak mutlak, tanpa ada yang membatasinya. Allahlah pencipta segala perbuatan
manusia, dan Dialah yang mengatur segala sesuatu, yang baik atau yang buruk, perbuatan
manusia itu bukan diwujudkan oleh manusia sendiri, tetapai diwujudkan atau diciptakan
oleh Allah SWT. Perbuatan manusia yang pada hakikatnya adalah diciptakan oleh Tuhan itu
dinamakan kasab.

Jadi paham Asy’ariah bahwa Tuhan mempunyai kekuasaan dan kehendak yang mutlak itu
mengandung arti bahwa Tuhan tidak mempunyai kewajiban apa-apa terhadap mahluk-Nya.
Tidak ada satupun kewajiban bagi Allah. Allah tidak ber-kewajiban memberi pahala kepada
orang yang taat menjalankan ibadat, dan Allah pula tidak berkewajiban mengazab orang
yang berbuat dosa kepada-Nya. Semuanya terserah pada kekuasaan dan kehendak mutlak
Tuhan. Al-Ghazali mengatakan: Manusia adalah ciptaan Tuhan; dan Dia bebas
memperlakukan mereka menurut kehendakNya. Karena itu tidaklah menjadi soal bagi Allah
seandainya Dia mengampuni semua orang kafir dan mengazab semua orang mukmin. Sebab
memberi pahala kepada orang-orang mukmin itu bukan menjadi kewajjiban Allah, tetapi
hanya kehendak mutlak Tuhan semata-mata. Tuhan boleh saja melarang apa yang telah
diperintahkan-Nya dan boleh pula ia memerintahkan apa yang dilarang-Nya. Tidak ada
larangan apapun bagi Tuhan. Ia dapat berbuat apa saja menurut kehendak-Nya dan Dia tidak
bertanggung jawab atas perbuatan-perbuatan-Nya, Tuhan Maha Kuasa dan dapat berbuat
apa saja yang disukai-Nya, sesuai dengan kekuasaan dan kehendak mutlak-Nya.

Sebaliknya manusia adalah makhluk yang serba terpaksa dalam segala perbuatannya oleh
kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan. Segala sesuatu datang dari Tuhan. Apabila manusia
berbuat baik, perbuatan itu sudah ditentukan oleh Tuhan, sesuai dengan rahmat-Nya, dan
apabila manusia berbuat jahat, maka perbuatan itulah perbuatan yang dikehendaki oleh
Tuhan, sesuai dengan keadilan-Nya.
3. Kaum Maturidiah dari golongan Bukhara juga berpendapat bahwa Tuhan tidak mempunyai
kewajiban apa-apa terhadap makhluk-Nya, Sebab Tuhan mempunyai kekuasaan dan
kehendak mutlak. Tuhan dapat berbuat apa saja menurut kehendak-Nya. Tidak ada yang
dapat menentang atau memaksa Tuhan, tidak ada larangan-larangan bagi Tuhan.
Tetapi kaum Maturidiah Samarkand berpendapat, bahwa walaupun memang Tuhan itu
mempunyai kekuasaan dan kehendak yang mutlak, Tuhan juga mempunyai keterbatasan-
keterbatasan yang ditentukan oleh Tuhan sendiri.
Di antaranya ialah :
a. Kemerdekaan dalam kemauan dan perbuatan yang diberikan oleh Tuhan kepada
Manusia.
b. Hukuman yang dijatuhkan kepada seseorang bukanlah karena perbuatan Tuhan yang
sewenang-wenang, tetapi atas dasar kemerdekaan yang diberikan kepada manusia
untuk berbuat baik atau berbuat jahat.

Anda mungkin juga menyukai