Anda di halaman 1dari 4

Tugas akhir pertemuan ke 3[1] Analisis vibrasi [1], [2] ID Fan[3]

Daftar Pustaka

[1] M. Kuliah, “Kertas kerja ujian,” vol. 1, no. 1, p. 40, 2020, [Online]. Available:
https://develobe.id

[2] 運動器分科会, “No Title 超高齢社会における運動器の健康 ‫” ثبثبثب‬,‫بیبیب‬, vol. ‫ث ققثق‬, no. ‫ثق‬
‫ثقثقثق‬, p. ‫ثقثقثقثق‬.
[3] A. A. Record, “Daftar Hasil Studi Mahasiswa,” pp. 1–2, 2021.

Sistem pembangkit listrik terdiri dari generator yang berputar karena satu poros dengan
turbin. Generator ini membangkitkan listrik dengan cara memotong medan magnet dengan
kumparan dan menghasilkan gerak elektron. Selanjutnya tegangan yang dihasilkan diolah
oleh transformator dan sub sistem distribusi untuk disalurkan ke konsumen listrik.
Berbagai cara dilakukan untuk memperbesar daya yang dihasilkan (daya keluaran) dari
sistem pembangkit. Hal ini dilakukan untuk mencukupi kebutuhan manusia yang semakin
meningkat. Selain itu dilakukan pula peningkatan efisiensi kerja pembangkit, salah satu cara
yang akan dibahas dalam bab selanjutnya adalah peningkatan efisiensi dengan fan (kipas)
agar mendapatkan daya dorong dan daya hisap sehingga menambah daya kerja dari sistem
pembangkit.
Fan digunakan dalam peningkatan efisiensi pembangkit karena fan dapat memaksimalkan
tenaga dorong pada saluran inlet bahan bakar, menghemat bahan bakar dan membantu
pembakaran agar prosesnya sempurna. Karena tanpa adanya fan, akan sulit didapatkan
efisiensi thermal dalam ketel.
Selain itu, setelah proses pencampuran serbuk batubara dan udara yang dilakukan oleh fan
dan dibantu oleh Dumper tetap yaitu pengatur pengaduk udara, akan dapat menimbulkan
turbulensi yaitu gerakan yang dapat menyempurnakan pencampuran serbuk batubara dan
udara.
Kebutuhan turbulensi untuk melakukan pencampuran bahan bakar secara sempurna atau
memenuhi kebutuhan akan oksigen untuk pembakaran sempurna tidak hanya di dapat dari
udara primer saja, melainkan juga di dapat dari udara sekunder. Oleh karena itu dibutuhkan
PA Fan, FD Fan, dan ID Fan, untuk memasok udara primer dan sekunder guna proses
pembakaran di dalam boiler.
Draft sistem adalah perbedaan antara tekanan atmosfer dengan tekanan statis di ruang bakar,
saluran gas buang maupun cerobong yang menghasilkan laju aliran tertentu.
Secara garis besar, draft sistem mempunyai peranan penting yang sama dalam sistem
pembangkit, diantaranya:
a. Untuk menyuplai udara di ruang bakar boiler agar memenuhi kebutuhan untuk pembakaran
antara udara dan bahan bakar.
b. Untuk menghilangkan gas buang dari ruang bakar dan mengalirkannya ke cerobong dan
atmosfer dengan sempurna.
c. Mengurangi polusi dari fly ash (mempermudah fly ash masuk ke hopper).
Dalam draft sistem tersebut terdapat beberapa fan yang sangat penting bagi proses
pembakaran di dalam boiler agar terjadi keseimbangan dan efisiensi. Fan tersebut adalah
Primary Air Fan (PA Fan), Force Draft Fan (FD Fan), dan Induced Draft Fan (ID Fan).
ID Fan dipasang di dekat stack (cerobong pembuangan gas hasil pembakaran batubara) dan
electrostatic precipitator (penangkap abu batubara jenis Fly Ash yang beterbangan sehingga
dapat mengurangi polusi udara yang akan dikeluarkan melalui stack).
ID Fan berfungsi untuk mempertahankan pressure pada furnace boiler dan bekerja pada
tekanan atmosfir rendah karena digunakan untuk menghisap gas dan abu sisa pembakaran
pada boiler untuk selanjutnya dibuang melalui stack. Sebelum gas dan abu sisa pembakaran
dibuang, terlebih dahulu dilewatkan pada electrostatic precipitator agar bisa mengurangi
prosentase polusi udara yang dihasilkan dari sisa pembakaran tersebut.
Hal – hal yang harus diperhatikan terhadap ID fan sama dengan FD fan, tetapi yang
membedakan adalah kinerja ID fan di suhu yang tinggi karena ID fan mensirkulasikan gas
hasil pembakaran dan FD fan hanya bekerja di suhu atmosfer biasa, sehingga ID fan
mempunyai sistem pendinginan dengan air dan radiator untuk mencegah overheating.

Induced Draft Fan berfungsi untuk menghisap gas dan abu sisa pembakaran pada boiler yang
selanjutnya akan dibuang melalui stack. Sebagai komponen penting yang selalu aktif
beroperasi, seringkali muncul gangguan ataupun permasalahan timbul pada ID Fan
diantaranya adalah masalah overvibrasi. Overvibrasi merupakan masalah mesin berupa
getaran berlebih yang tidak dikehendaki dan dapat merusak komponen mesin tersebut. Oleh
sebab itu penulis tertarik untuk melakukan studi vibrasi pada Induced Draft Fan dengan
mengolah data luaran alat ukur yang kemudian akan menyimpulkan apakah masalah vibrasi
yang terjadi pada Induced Draft Fan di PLTU Indramayu sudah sesuai dengan ketentuan ISO
atau standar vibrasi suatu mesin. Metode yang digunakan ialah berupa pengambilan data
secara langsung menggunakan alat pengukur vibrasi bernama CSI 2140 Machinery Health
Analyzer dan melalui pengukuran tersebut akan terbentuk spectrum yang akan
mengindikasikan masalah yang menyebabkan timbulnya over vibrasi.

Sistem pembangkit listrik terdiri dari generator yang berputar karena satu poros dengan
turbin. Generator ini membangkitkan listrik dengan cara memotong medan magnet dengan
kumparan dan menghasilkan gerak elektron. Selanjutnya tegangan yang dihasilkan diolah
oleh transformator dan sub sistem distribusi untuk disalurkan ke konsumen listrik. Berbagai
cara dilakukan untuk memperbesar daya yang dihasilkan (daya keluaran) dari sistem
pembangkit. Hal ini dilakukan untuk mencukupi kebutuhan manusia yang semakin
meningkat. Selain itu dilakukan pula peningkatan efisiensi kerja pembangkit, salah satu cara
peningkatan efisiensi yaitu dengan fan (kipas) agar mendapatkan daya dorong dan daya hisap
sehingga menambah daya kerja dari sistem pembangkit. Fan digunakan dalam peningkatan
efisiensi pembangkit karena fan dapat memaksimalkan tenaga dorong pada saluran inlet
bahan bakar, menghemat bahan bakar dan membantu pembakaran agar prosesnya sempurna.
Karena tanpa adanya fan, akan sulit didapatkan efisiensi thermal dalam ketel.

Kebutuhan turbulensi untuk melakukan pencampuran bahan bakar secara sempurna atau
memenuhi kebutuhan akan oksigen untuk pembakaran sempurna tidak hanya di dapat dari
udara primer saja, melainkan juga di dapat dari udara sekunder. Oleh karena itu dibutuhkan
PA Fan, FD Fan, dan ID Fan, untuk memasok udara primer dan sekunder guna proses
pembakaran di dalam boiler.

ID Fan dipasang di dekat stack (cerobong pembuangan gas hasil pembakaran batubara) dan
electrostatic precipitator (penangkap abu batubara jenis Fly Ash yang beterbangan sehingga
dapat mengurangi polusi udara yang akan dikeluarkan melalui stack).
Induced Draft Fan berfungsi untuk mempertahankan pressure pada furnace boiler dan
bekerja pada tekanan atmosfir rendah, karena itu Induced Draft Fan bekerja sebagai alat
untuk menghisap gas dan abu sisa pembakaran pada boiler yang selanjutnya akan dibuang
melalui stack. Sebelum gas dan abu sisa pembakaran dibuang, terlebih dahulu dilewatkan
pada electrostatic precipitator agar bisa mengurangi prosentase polusi udara yang dihasilkan
dari sisa pembakaran tersebut.

Sebagai komponen penting yang selalu aktif beroperasi, seringkali muncul gangguan ataupun
permasalahan timbul pada Induced Draft Fan diantaranya adalah masalah overvibrasi.
Overvibrasi merupakan masalah mesin berupa adanya getaran berlebih yang tidak
dikehendaki dan dapat merusak komponen mesin tersebut. Oleh sebab itu penulis tertarik
untuk melakukan studi vibrasi pada Induced Draft Fan dengan mengolah data luaran alat
ukur yang kemudian akan menyimpulkan apakah masalah vibrasi yang terjadi pada Induced
Draft Fan di PLTU Indramayu sudah sesuai dengan ketentuan ISO atau standar vibrasi suatu
mesin. Metode yang digunakan ialah berupa pengambilan data secara langsung menggunakan
alat pengukur vibrasi bernama CSI 2140 Machinery Health Analyzer dan melalui pengukuran
tersebut akan terbentuk spectrum yang akan mengindikasikan masalah yang menyebabkan
timbulnya over vibrasi.
Dalam sebuah musik Average Energy (AE) merupakan faktor yang digunakan untuk
mendeteksi karakter dan pola suara yang dihitung dari nilai rata-rata energy dari sebuah
sinyal frekuenasi suara. Dalam mencari nilai dari Average Energy (AE) sebuah musik
dibutuhkan suatu metode tertentu, karena suara yang terdapat didalam sebuah musik tidak
dapat serta merta langsung menghasilkan sebuah nilai. Salah satu metode yang dapat
digunakan untuk memperoleh nilai

Average Energy (AE) ini adalah dengan Fast Fourier Transform (FFT).

Fast Fourier Transform (FFT) adalah metode yang dapat digunakan untuk transformasi sinyal
suara menjadi sinyal frekuensi. Sinyal suara yang terdapat dalam sebuah vibrasi mesin
merupakan sebuah sinyal analog yang harus di konversi menjadi sebuah sinyal digital. Fast
Fourier Transform (FFT) akan mengubah sinyal analog ini menjadi sinyal digital berupa
gelombang spektrum suara berbasis frekuensi.

Sebuah musik yang sudah ditransformasikan menjadi sebuah sinyal digital akan
menghasilkan nilai histogram dari musik tersebut. Nilai histogram inilah yang dapat
digunakan untuk memperoleh nilai Average Energy (AE) lebih lanjut. Berdasarkan
kebutuhan perolehan nilai Average Energy (AE) dalam sistem temu kembali informasi dari
sebuah musik maka pada penelitian ini akan membahas bagaimana Fourier Transform (FFT)
dapat membantu mentransformasikan sinyal suara digital menjadi nilai histogram yang dapat
membantu menghasilkan nilai Average Energy (AE).

Anda mungkin juga menyukai