Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Industri farmasi merupakan salah satu tempat Apoteker melakukan
pekerjaan kefarmasian terutama menyangkut pembuatan, pengendalian
mutu sediaan farmasi, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian dan
pengembangan obat. Untuk menghasilkan produk obat yang bermutu,
aman dan berkhasiat diperlukan suatu tahap kegiatan yang sesuai CPOB
yang meliputi perencanaan, pengendalian dan pemantauan bahan awal,
proses pembuatan serta pengawasan terhadap mutu, peralatan yang
digunakan, bangunan, hygiene, sanitasi serta personalia yang terlibat di
setiap proses produksi.
CPOB (Cara Pembuatan Obat Yang Baik) adalah pedoman yang
dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan sesuai dengan Keputusan Menteri
Kesehatan RI SK Menkes RI No.34/Menkes/SK/II/2018 sebagai suatu
persyaratan dan ketentuan bagi setiap industri farmasi untuk dilaksanakan.
Hal ini bertujuan agar masyarakat dapat terjamin keamanannya dalam
mengkonsumsi obat-obatan yang dihasilkan dan mendapatkan mutu obat
yang baik. Dalam makalah ini akan membahas tentang status kualifikasi
peralatan dan sarana yang relevan misal sistem tata udara (HVAC/AHU),
tekanan udara, kelembaban, temperatur, pengolahan air dalam industri
farmasi.
Sistem Tata Udara adalah suatu sistem yang mengondisikan
lingkungan melalui pengendalian suhu, kelembaban nisbi, arah pergerakan
udara dan mutu udara - termasuk pengendalian partikel dan pembuangan
kontaminan yang ada di udara (seperti 'vapors' dan 'fumes'). Sistem Tata
Udara memegang peran penting dalam industri farmasi untuk memberikan
perlindungan terhadap lingkungan pembuatan produk, memastikan
produksi obat yang bermubr serta memberikan lingkungan kerja yang
nyaman bagi personil. Sistem Tata Udara juga dapat memberikan
perlindungan pada Iingkungan di mana terdapat bahan berbahaya melalui

1
pengaturan sistem pembuangan udara yang efektif dan aman dari bahan
tersebut.

Karena perannya yang penting, Sistem Tata Udara ini perlu


didesain, dibuat, di-commissroning dikualifikasi, dioperasikan dan dirawat
dengan tepat sesuai tujuan penggunaannya. Sistem Tata Udara
mengonsumsi energi yang besar dalam pengoperasiannya sehingga untuk
menentukan efisiensi kinerja memerlukan pertimbangan baik melalui Cara
Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) maupun melalui Good Engineering
Practice/ GEp (Cara Rekayasa yang Baik).
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah Bagaimana sistem tata
udara (HVAC/AHU), tekanan udara, kelembaban, temperatur, dan
pengolahan air dalam industri farmasi ?
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui
sistem tata udara (HVAC/AHU), tekanan udara, kelembaban, temperatur,
dan pengolahan air dalam industri farmasi.
D. Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah mahasiswa dapat mengetahui
mengenai sistem tata udara (HVAC/AHU), tekanan udara, kelembaban,
temperatur, dan pengolahan air dalam industri farmasi.

BAB II
ISI
A. Sistem Tata Udara

2
Sistem tata udara adalah suatu sistem yang mengondisikan
lingkungan melalui pengendalian suhu, kelembaban udara, arah
pergerakan udara dan mutu udara, termasuk pengendalian partikel serta
pembuangan kontaminan yang ada di udara (BPOM, 2012).
Sistem tata udara atau yang lebih sering dikenal dengan Air
handling Unit (AHU) atau Heating, Ventilating and Air Conditioning
(HVAC), memegang peran penting dalam industri farmasi. Hal ini antara
lain disebabkan karena untuk memberikan perlindungan terhadap
lingkungan pembuatan produk, memastikan produksi obat yang bermutu,
memberikan lingkungan kerja yang nyaman bagi personil dan memberikan
perlindungan pada Iingkungan di mana terdapat bahan berbahaya melalui
pengaturan sistem pembuangan udara yang efektif dan aman dari bahan
tersebut (Priyambodo, 2014).
HVAC merupakan cerminan penerapan CPOB dan merupakan
salah satu sarana penunjang kritis yang membedakan antara industri
farmasi dengan industri lainnya. Disebut “sistem” karena HVAC terdiri
dari beberapa mesin/alat yang masing-masing memiliki fungsi berbeda,
yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga membentuk suatu sistem tata
udara yang dapat mengontrol suhu, kelembaban, tekanan udara, tingkat
kebersihan, pola aliran udara serta jumlah pergantian udara di ruang
produksi sesuai dengan persyaratan ruangan yang telah ditentukan
(Ahmad, 2014).
Tujuan dari sistem tata udara adalah menyediakan sistem sesuai
dengan ketentuan CPOB untuk memenuhi kebutuhan perlindungan produk
dan proses sejalan dengan persyaratan Good Engineering Practices (GEP),
seperti keandalan, perawatan, keberlanjutan, fleksibilitas, dan keamanan
(Schrader, 2012).
Sistem tata udara untuk keperluan industri dibagi menjadi dua
golongan, yaitu untuk memberikan kenyamanan lingkungan kerja dan
untuk mengatur suhu, kelembaban dari udara yang dipergunakan dalam
proses produksi, penyimpanan, dan lingkungan kerja mesin (Ahmad,
2014).

3
Sistem pengaturan tata udara menggunakan HVAC dengan Air
Conditioner (AC) sentral. Pemilihan peralatan HVAC mencakup
(Priyambodo, 2014) :
1. Tempat yang tersedia untuk AC tersebut (memudahkan dalam pemeriksaan
rutin dan memudahkan dalam pemeliharaan periodik)
2. Power consumption (effisiensi dari peralatan tersebut dan sistem kontrol
yang terait dengan peralatan tersebut
3. Sistem AC, dalam memilih sistem AC yang harus diperhatikan sistem tata
udara yang akan digunakan serta kondisi udara dan air sekitar
alam mengatur kondisi udara didalam suatu ruang secara serentak
yaitu untuk mencapai kondisi udara yang dibutuhkan. Pengaturan tersebut
meliputi temperatur udara, kelembaban udara, kebersihan udara, distribusi
udara, tekanan udara dan tingkat kebisingan (Ahmad, 2014).
Besarnya tekanan udara dalam ruangan dihasilkan dari besarnya
bukaan damper yang terpasang diruangan dan merupakan variable
pergantian udara perjam. Dipersyaratkan sekurang-kurangnya mempunyai
pertukaran udara 20 kali perjam pada ruang dengan pola aliran yang baik
(Ahmad, 2014).
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan sistem tata
udara adalah sebagai berikut (Ahmad, 2014) :
1. Keadaan umum, berdasarkan jenis bangunan baru atau lama, bentuk
kontruksi
2. Keperluan, berdasarkan tingkat kebersihan, temperatur ruang, kelembaban
ruang, tekanan udara ruang, kontaminasi antar ruang.
3. Biaya, berdasarkan biaya pengadaan peralatan mesin pendingin,
pengadaan air filter, instalasi (instalasi air ducting, pipa refrigerant, pipa
chilled water/peralatan control, listrik untuk mesin pendingin), operasi
(operasional cost).

Pada prinsipnya sistem tata udara terdiri dari :


1. Blower/fan : Meniupkan udara keruangan-ruangan melalui ducting

4
Gambar Blower/fan (Priyambodo, 2007)

2. Filter : Menyaring udara yang dikeluarkan blower/fan

Gambar Filter (Priyambodo, 2007)

3. Ducting : Menyalurkan udara dari blower keruangan (berfungsi seperti


pipa air atau selang air)

Gambar Ducting (Priyambodo, 2007)

4. Damper : Mengatur besarnya tekanan yang akan masuk kedalam ruangan


ruangan.

5
Gambar Damper (Priyambodo, 2007)

5. Diffuser : Adalah ujung dari ducting yang membawa udara masuk


kedalam ruangan (supply grill) atau ujung dari ducting yang membawa
udara keluar ruangan (retum grill)

Gambar Diffuser(Priyambodo, 2007)

Pada sistem tata udara menggunakan filter untuk penyaring udara


yang dikeluarkan blower/fan. Filter adalah bahan yang digunakan untuk
menyaring udara dalam Air Handling System dengan tujuan untuk
Kabel power Indoor Fan
OUTDOOR AC Pipa Refrigerant
menghasilkan udara yang lebih bersih setelah melaluinya (Priyambodo,
Kabel power supply
Kabel Kontrol Indoor AC ke Outdoor AC

ke Outdoor Unit AC

2014).
Volume Damper
Copper tube 3/8" Heater Boster Fan
Kabel power Heater 20 % Fresh-air intake

Pre Filter
Eff. 35%

Return Plenum Box


Kabel power supply
ke Booster Fan Pre Filter
Eff. 35%
Medium Filter INDOOR AC
Eff. 80%
Hepa Filter
Eff. 99.95% ( H13 )

80 % Circulated

Supply Air Diffuser Volume Damper


Panel AC Perforated Kabel Thermostat
Pre Filter
Press. Gauge u/ monitor filter Eff. 35%

Inverter dipasang dalam R. Indoor Unit


Thermostat

Press. Differential Transmitter Dwyer Magnehelic u/ monitor Return Air


( dipasang di dalam Panel ) tekanan udara dlm ruang

6
DESIGNED & PROPOSED BY :
SKEMATIK SISTEM HVAC       
NTS Central Air Conditioner Division
PROYEK : KIMIA FARMA ( Persero ) Tbk. PLANT MEDAN Jl KL. Yos Sudarso No.09 KM.7,2 Medan
Telp. (061) 6611500 line 4 Fax. (061) 6615911
Gambar Sistem Tata Udara dan Komponennya(CPOB,2013)

Tabel 1. Komponen HVAC


Komponen Fungsi

Weather louvre Mencegah masuknya serangga, daun dan kotoran

Silencer Meminimalkan bising dari sirkulasi udara

Penyesuaian otomatis volume udara, mengontrol


Flow rate control
tekanan

Control damper Penyesuaian volume udara (tekanan)

Heating unit Memanaskan udara ke suhu yang sesuai

Cooling Memnidingkan udara ke suhu yang sesuai atau


unit/dehumidifier menghulangkan uap air dari udara

Menyesuaikan kelembapan udara yang sesuai bila


Humidifier
terlalu rendah

Mengeliminasi partikel dengan dimensi tertentu


Filter
dan/atau mikroba

Ducts Wadah jalannya udara

Diffuser Lubang/device untuk aliran udara ke ruangan

7
Pada sistem tata udara menggunakan filter untuk penyaring udara yang
dikeluarkan blower/fan. Filter adalah bahan yang digunakan untuk menyaring
udara dalam HVAC dengan tujuan untuk menghasilkan udara yang lebih bersih
setelah melaluinya (Priyambodo, 2014).
Tingkat kebersihan udara dalam ruangan dihasilkan dari filter yang
terpasang pada ducting yang berhubungan dengan ruangan tersebut. Dalam AHU
dikenal 3 jenis filter yang terpasang dalam pabrik farmasi (Priyambodo, 2014) :
1. Filter kasar atau coarse filter atau lazimnya disebut pre-filter, filter ini
mempunyai efisiensi 30% - 40%

Gambar pre-filter (Priyambodo, 2007)

2. Filter menengah atau medium filter, filter ini mempunyai efisiensi 85% - 95%

Gambar medium filter (Priyambodo, 2007)

3. Filter halus atau High Efficiency Particulate Air (HEPA), filter ini mempunyai
efisiensi 99,997%

8
Gambar HEPA fjjjilter (Priyambodo, 2007)

Pre-fjilter dan medium filter terpasang dalam rumah filter (housing)


sedangkan fijlter HEPA terpasang dalam ruangan. Pemasangan pre-filter untuk
mengurangi jbeban medium filter dan komponen blower/fan, sedangkan
pemasangan medium filter untuk mengurangi beban HEPA filter. Kriteria yang
digunakan dalam pemilihan Air Filter adalah (Priyambodo, 2014) :
1. Effisiency Air Filter harus sesuai dengan tingkat kebersihan yang akan dicapai
2. Jenis filter media
3. Kapasitas air filter harus sesuai dengan jumlah pertukaran udara yang
diperlukan
4. Initial Resistance air filter dan Rec. Final Resistance
a. Menentukan waktu penggantian air filter
b. Menentukan kebutuhan daya listrik motor fan
Kualitas filter udara yang dihasilkan yaitu partikel, kelas 100, kelas 10.000
(white), kelas ≤ 100.000 (grey) dan kelas > 100.000 ( black).
1. Partikel, syarat bagi partikel:
a. Ukuran ≤ 0,5 µ dan partikel dengan ukuran ≥ 0,5 µ dalam ruang
pengolahan non steril, dibatasi jumlahnya.
b. Tidak patogen
c. Jumlah partikel dihitung saat pabrik belum beroperasi
d. Jumlah partikel dihitung memakai “particle counter”

9
Gambar syarat bagi partikel (CPOB,2013)

2. Kelas 100, yaitu suatu kelas yang:


a. Udara mengandung partikel 100/m3
b. Udara dihasilkan dari filter HEPA yang terpasang pada seluruh langit-
langit atau satu sisi dinding yang meniupkan udara kedalam ruangan.
c. Filter akhir yang terdapat pada seluruh area tersebut adalah filter HEPA
dengan efisiensi 99,997%
d. Terminal HEPA filter adalah plafond atau dinding
e. Lokasi dalam ruangan Laminar Air Flow (LAF) dan dalam ruangan atau
kamar yang seluruh langit-langit (plafond) atau 1 sisi dinding terdiri dari
filter HEPA
f. Disyaratkan bagi ruang dalam (Bench) Laminar Air Flow (LAF) dan
aktivitas pengisian sediaan steril
3. Kelas 10.000 (white), yaitu suatu kelas yang:
a. Udara mengandung partikel max 10.000/m3
b. Udara dihasilkan dari filter HEPA yang terpasang pada terminal tertentu
yang meniupkan udara kedalam ruangan
c. Filter akhir yang terdapat pada terminal tertentu tersebut adalah filter
HEPA dengan efisiensi 99,997%
d. Inlet air griff adalah filter HEPA
e. Lokasi dalam ruang pengolahan steril dan dalam ruang LAF-lab.
Mikrobiologi
f. Disyaratkan bagi ruangan pengolahan steril.
4. Kelas ≤ 100.000 (grey), yaitu suatu kelas yang:
a. Udara mengandung partikel ≤ 100.000/m3
b. Udara dihasilkan dari filter MEDIUM yang terpasang pada blower/fan
untuk menyaring udara yang akan ditiupkan melalui ducting kedalam
ruangan
c. Lokasi dalam ruang pengolahan sediaan non steril dan dalam ruang
sampling
d. Disyaratkan bagi ruang pengolahan sediaan non steril
5. Kelas > 100.000 (black), yaitu suatu kelas yang:
a. Udara mengandung partikel > 100.000/m3
b. Udara dihasilkan dari filter kasar atau pre filter yang terpasang pada
blower/fan untuk menyaring udara yang akan ditiupkan melalui atau tanpa
ducting kedalam ruangan.
c. Lokasi dalam ruang non pengolahan
d. Disyaratkan bagi ruang non pengolahan

B. Tekanan Udara

10
Udara bertekanan, sama seperti sistem penunjang lain, seperti Sistem
Tata Udara, Air Murni ataupun Air untuk lnjeksi berdampak langsung pada
kualitas produk, oleh sebab itu termasuk kriteria kritis dalam industri farmasi.
Adalah sangat penting mengendalikan kualitas dari Sistem Udara Bertekanan
yang digunakan dalam pembuatan produk farmasi, terutama udara bertekanan
yang berkontak langsung dengan produk, agar mutu obat yang diterima oleh
pasien terjaga. Udara bertekanan dan gas lain seperti nitrogen yang digunakan
dalam proses pembuatan bahan aktif dan pembuatan obat, jika tidak ditangani
dengan tepat, akan mengontaminasi produk (Priyambodo, 2014).

Metode Pengujian Udara Bertekanan


Berikut metode pengujian untuk 3 (tiga) atribut penting udara bertekanan,
yaitu (Priyambodo, 2014) :
 Kelembaban (moisture content);
 Kandungan hidrokarbon/ oli; dan
 Kandungan partikel dan mikroba (viabel).

Gambar alat mengukur kelembaban(Priyambodo, 2007)

11
Gambar alat untuk menghitung kandungan oli (Priyambodo, 2007)

Gambar alat Handheld Particle Counter dan alat Desk Particle


Counter(Priyambodo, 2007)

12
Gambar alat High Pressure Diffuser (Priyambodo, 2007)

Gambar Handheld Microbe Air Sampler dan Air Sampler (Priyambodo,


2007)

13
BAB III
METODE
Kualifikasi
Kualifikasi adalah suatu tindakan pembuktian dengan cara sesuai
bahwa desain, konstruksi serta mekanisme kerja suatu alat/sistem sudah
tepat sehingga dapat difungsikan sesuai tujuannya untuk senantiasa
memberikan hasil (kinerja) yang diinginkan.

Metode kualifikasi terdiri dari


1. Kualifikasi desain
2. Kualifikasi instalasi
3. Kualifikasi kinerja
4. Kualifikasi operasional

A. Kualifikasi desain (KD)


Bertanggung jawab membuat protokol kualifikasi, melakukan kualifikasi
dan membuat laporan kualifikasi HVAC.

Tujuan
kualifikasi desain dilakukan untuk menjamin bahwa design yang diusulkan
dari sistem HVAC memenuhi spesifikasi yang ditetapkanmenjamin
verifikasi, dokumentasi, dan instalasi peralatan dan utilitas penunjang
memenuhi spesifikasi yang ditetapkan.

CAKUPAN/RUANG LINGKUP

Dokumen ini hanya berlaku untuk HVAC Produksi di Kimia Farma Plant
Medan. Dokumen ini mencakup :

 Review dokumen

 Pemeriksaan instalasi (As built)

14
 Pemeriksaan penyimpangan antara Laporan Kualifikasi
Desain dengan Instalasi Nyata (As-Built status)

B. Kualifikasi Instalasi
merupakan proses dokumentasi yang memverifikasikan bahwa
seluruh aspek kunci dari instalasi peralatan atau sistem telah sesuai dengan
tujuan desainnya dan mengikuti rekomendasi yang diberikan oleh industri
pembuat (PPOB, 2012).

Tujuan
Kualifikasi Instalasi dilakukan untuk menjamin bahwa instalasi dari sistem
HVAC memenuhi spesifikasi yang ditetapkan.

SASARAN/TARGET
1. Memastikan bahwa bahan dan komponen peralatan telah tersedia dan
sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.
2. Memastikan bahwa seluruh dokumentasi peralatan telah tersedia.
3. Memastikan ketersediaan perlengkapan pengawasan (control panel) dan
pemantauan (display) sesuai dengan penggunaannya.
4. Memastikan bahwa peralatan telah dilengkapi dengan alat ukur yang dapat
terkalibrasi.
5. Memastikan bahwa kondisi instalasi dan sistem penunjang telah tersedia
dan terpasang dengan benar.

C. Kualifikasi Kinerja
kualifikasi kinerja HVAC adalah menentukan parameter kritis dan
non kritis pada kualifikasi kinerja. Penentuan parameter kritis dan non
kritis menggunakan analisis resiko/kajian resiko semua komponen,
subsistem dan pengendalian dari sistem HVAC.

Tujuan
 Kualifikasi kinerja ini bertujuan untuk menjamin bahwa peralatan yang
telah diinstalasi beroperasi sesuai dengan yang diharapkan dan spesifikasi

15
yang telah ditetapkan, dengan cara menjalankan sistem sesuai dengan
tujuan penggunaan.
 Kualifikasi kinerja bertujuan untuk membuktikan bahwa peralatan yang
telah diinstalasi dengan fungsi-fungsi pengendalinya dapat memberikan
kontrol operasional yang dapat diterima dalam kondisi beroperasi penuh
sebagaimana yang dipersyaratkan.
 Pemeriksaan kualifikasi kinerja menjamin bahwa semua parameter kritis
sebagaimana yang dipersyaratkan dalam kualifikasi desain dapat dicapai
selama waktu operasional dan dalam waktu-waktu yang akan datang.

Tanggung jawab
 Petugas Kualifikasi
Bertanggungjawab membuat protokol kualifikasi, melakukan kualifikasi
dan membuat laporan kualifikasi peralatan.
 Supervisor User
Bertanggungjawab memeriksa protokol kualifikasi, mengawasi
pelaksanaan kualifikasi dan melakukan verifikasi hasil kualifikasi.
 Asman Terkait dan Tim Validasi
Bertanggung jawab mengkaji dan menyetujui protokol sebelum
dilaksanakan kualifikasi, menilai data dan memberikan persetujuan dalam
laporan kualifikasi.

PROSEDUR
 Lakukan pemeriksaan pada alat sesuai dengan daftar pemeriksaan yang ada
 Catat semua informasi dari hasil pemeriksaan di dalam daftar pemeriksaan
 Catat apabila terdapat penyimpangan pada peralatan
 Gunakan Air Flow Anemometer/Capture Hood (TSI Balometer 8380)
terkalibrasi untuk mengukur kecepatan udara
 Gunakan Magnahelic yang terkalibrasi untuk pengukuran perbedaan
tekanan udara ruangan
 Gunakan Thermohygrometer/Data Logger yang terkalibrasi untuk
pengukuran temperatur dan RH

16
 Gunakan Particle Counter terkalibrasi untuk mengukur jumlah partikel di
udara
 Lakukan pengukuran pada keadaan non operasional selama 3 hari
 Siapkan laporan penyimpangan termasuk penyesuaian yang dilakukan serta
dampak yang timbul pada fungsi alat
 Siapkan laporan Kualifikasi Kinerja dan kesimpulan yang menyatakan
bahwa alat “Terkualifikasi” atau “Tidak terkualifikasi” sesuai hasil rekapan
pemeriksaan kualifikasi.

Rumus : AC/H = D x 3600/V

D. Kualifikasi Operasional
Kualifikasi Operasional menjamin verifikasi, dokumentasi, dan
instalasi peralatan dan utilitas penunjang memenuhi spesifikasi yang
ditetapkan.

SASARAN/TARGET
 Memastikan bahwa bahan dan komponen peralatan telah tersedia dan
sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.

 Memastikan bahwa seluruh dokumentasi peralatan telah tersedia.

 Memastikan ketersediaan perlengkapan pengawasan (control panel) dan


pemantauan (display) sesuai dengan penggunaannya.

 Memastikan bahwa peralatan telah dilengkapi dengan alat ukur yang dapat
terkalibrasi.

 Memastikan bahwa kondisi instalasi dan sistem penunjang telah tersedia


dan terpasang dengan benar.

CAKUPAN

Dokumen ini hanya berlaku untuk HVAC Produksi

Dokumen ini mencakup :

 Review dokumen

 Pemeriksaan instalasi

17
 Pemeriksaan penyimpangan antara Laporan Kualifikasi Desain
dengan Instalasi Nyata (As-Built status)

BAB IV

PEMBAHASAN

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Sistem Tata Udara
Sistem tata udara atau yang lebih dikenal dengan Air Handling
Unit (AHU) atau Heating, Ventilating and Air Conditioning (HVAC),

18
memegang peran penting dalam industri farmasi. Dimana sistem tata udara
ini, merupakan suatu sistem yang mengondisiskan lingkungan melalui
pengendalian suhu, kelembapan udara, arahpergerakan udara dan mutu
udara, termasuk pengendalian partikel serta pembuangan kontaminan yang
ada di udara.
2. Tekanan Udara
Rancangan sistem udara bertekanan untuk industri farmasi berbeda
dengan untuk industri lain, karena persyaratan/spesifikasi udara bertekanan
terutama untuk yang berkontak langsung dengan produk tidak sama. Ada
tiga parameter utama yang hendaklah ditetapkan dahulu, sebelum
mendesain sistem udara bertekanan : Kualitas udara bertekanan;
penggunaan udara bertekanan dan volume udara bertekanan yang
berkapasitas.
3. Kelembapan
Persyaratan kelembapan dalam industri farmasi, tergantung pada
pemakaiannya (desain proses produksi), persyaratan produk dan
kenyamanan operator. Kandungan uap air yang tinggi didalam udara dapat
menimbulkan berbagai macam masalah baik bagi manusia maupun bagi
material disekelilingnya. Sehingga dibutuhkan suatu alat atau sistem untuk
menurunkan kelembaban udara atau yang sering disebut dengan
dehumidifier.
4. Temperatur
Persyaratan sushu tergantung dari pemakaiannya (desain proses
produksi), persyaratan produk dan kenyamanan operator. Bila pemakaian
sistem udara hanya untuk kenyamanan operator batas 23 – 28 oC bisa
diterima. Suhu dapat berdampak pada mutu, dan karena itu, rentan suhu
perlu dibatasi pada plus/minus beberapa derajat saja.
5. Sistem Pengolahan Air
Sistem pengolahan air terdapat tiga hal yang diatur yaitu:
spesifikasi air mutu, sistem pemurnian air sistem penyimpanan dan
distribusi air.

B. Saran
Kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan oleh penulis guna
memperbaiki kesempurnaan dari makalah ini.

19
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Fauzan. 2014. Sistem HVAC.


http://www.slideshare.net/drivenbyzan/sistem-hvac

BPOM RI. 2012. Pedoman Cara Pembuatan Obat Yang Baik. Jakarta: BPOM RI

Badan POM RI, 2013. Petunjuk Teknis Sarana Penunjang Kritis Industri
Farmasi, Jakarta.

BPOM RI. 2013. Sarana Penunjang Kritis Industri Farmasi. Badan POM RI
Jakarta.

file:///D:/FF/MFI/itheng_cemani_%20WATER%20TREATMENT%20IN%20PH
ARMACEUTICAL%20INDUSTRI_%20PENGOLAHAN%20AIR%20DI
%20INDUSTRI%20FARMASI.html

https://www.academia.edu/5181100/PROSES_PENGOLAHAN_AIR_INDUSTR
I_FARMASI

20
Muchammad, 2006. Pengaruh Temperatur Regenerasi terhadap Penurunan
Kelembaban Relatif dan Efektifitas Penyerapan Uap Air pada Alat Uji
dehumidifier dengan desiccant Silica Gel, Jurnal Momentum, Vol. 2 (2).

Priyambodo, B. 2007 . Manajemen Farmasi Industri. Global Pustaka Utama;


Yogyakarta.

Priyambodo, Bambang. 2014. Sistem Tata Udara (AHU/HVAC).

https://priyambodo1971.wordpress.com/cpob/sarana-penunjang-kritis-industri-
farmasi/sistemtata-udara-ahuhvac/.

Schrader, Michael. 2012. EngineeringComponets .http://www. coroflot.


com/michaelschrader/engineering-componets.

21

Anda mungkin juga menyukai