A. KESIMPULAN
Setelah dilakukan pembelajaran melalui media kolase pada siklus I kemampuan anak
dalam membuat kolase sebagai indikator pengembangan motorik halus meningkat secara
signifikan, yaitu sangat baik 8 anak (38%), baik 8 anak (38%), cukup baik 2 anak (6%), dan
kurang baik 4 anak (19%), sedang pada siklus II juga semakin mengalami peningkatan yaitu ,
sangat baik 13 anak ( 59%), cukup baik 4 anak (19%), dan baik 5 anak (22%).
Aktivitas belajar anak setelah dilakukan pembelajaran dengan media kolase juga
mengalami peningkatan , pada siklus I sangat baik 11 anak ( 50%) , baik 5 anak (22%), cukup
baik 3 anak (17%) dan kurang 3 anak (17 %), dan pada siklus II sangat baik 13 anak (59%)
dan baik 5 anak (22%) dan cukup baik 4 anak (19%).
69
B. SARAN
1. Dalam rangka meningkatkan motorik halus anak didik harus mampu melakukan
pembelajaran yang dapat merangsang berkembangnya motorik halus anak didik.
2. Sebagai upaya untuk meningkatkan motorik halus anak didik, secara umum guru
diharapkan mampu menguasai dan mengaplikasikan berbagai kegiatan yang
sesuai dengan tingkat perkembangan anak didik dan materi pembelajaran yang
akan disampaikan.
3. Dalam rangka mendapatkan umpan balik mengenai sejauhmana kebersihan anak
didiknya, guru di tuntut untuk selalu mengadakan evaluasi terhadap proses
pembelajaran, dalam arti lain guru harus senantiasa menganalisis hasil belajar
anak didik serta senantiasa mengadakan penelitian.
4. Harapan dari terselesainya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah dapatnya
dijadikan sebagai bahan perbandingan bagi guru–guru dalam proses
pembelajaran , sekaligus sebagai acuan dalam memilih bentuk
pembelajran, sebagaimana indikator yang telah ditetapkan dalam Rencana
Program Pembelajaran Harian (RPPH).
70