Laporan ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisis Kegiatan
Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD 4504) Program S1 PGPAUD FKIP
Universitas Terbuka
DISUSUN OLEH :
NAMA : EFI MALIKHATUL KHUMAIROH
NIM : 858665183
POKJAR : PONOROGO
TUTOR PENGAMPU
DELORA JANTUNG AMELIA, M. Pd.
i
ii
KATA PENGANTAR
iii
DAFTAR ISI
iv
LAPORAN ANALISIS
PENINGKATAN PERKEMBANGAN KOGNITIF PADA ANAK USIA DINI
MELALUI MENGELOMPOKAN BOLA SESUAI WARNA DI PLAY GROUP
SUBULUS SALAM LENGKONG SUKOREJO PONOROGO DI MASA PANDEMI
COVID-19
ABSTRAK: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan perkembangan kognitif
pada anak usia dini melalui mengelompokkan bola sesuai warna di Play Grop Subulus Salam
Lengkong Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo. Subyek penelitian ini adalah anak-anak dari
PG Subulus Salam lengkong dengan jumlah 25 anak serta jumlha guru 2 orang dan 1 kepala sekolah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan data mengenai kegiatan-kegiatan anak yang dianggap
perlu diteliti lebih lanjut untuk selanjutnya dianalisis secara kritis.
Hasil Penelitian analisis ini dalam mengelompokkan bola sesuai warna padan anak Play Grop
Subulus Salam Lengkong memperolah data anak yang mampu mengelompokkan bola sesuai warna
dengan tepat berjumlah 21 anak sekitar 84 % dari jumlah 25 anak dan anak yang belum mampu
serta masih memerlukan bantuan dalam mengelompokkan bola sesuai warna berjumlah 4 anak
sekitar 16 % dari jumlah 25 anak. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran
mengelompokkan bola sesuai warna dapat meningkatkan Prekembangan Kognitif pada anak Play
Grop Subulus Salam Lengkong Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo.
Kata Kunci : “Perkembangan kognitif, mengelompokkan bola sesuai warna, anak usia dini”
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar dari rumah bagi siswa dan mengajar/bekerja dari rumah bagi guru
untuk semua jenjang pendidikan. Belajar dari rumah atau secara konseptual adalah
pembelajaran jarak jauh ini termasuk baru untuk jenjang KB, sehingga berimplikasi
pada proses pelaksanaannya. Guru tidak sendiri lagi mengelola pembelajaran seperti
di sekolah, demikian juga orang tua tidak lagi dapat menyerahkan seluruh aktivitas
belajar anak kepada guru, namun orang tua dan guru bekerja sama untuk
mendampingi siswa dalam kegiatan belajarnya. Perubahan ini dirasakan oleh siswa,
guru dan juga orangtua, sehingga dibutuhkan strategi untuk efektivitas
komunikasinya. Metode pembelajaran melalui daring dan luring merupakan cara
efektifitas komunikasinya agar anak tetap mendapatkan hak pendidikannya.
Penggunaan daring yang melalui Wathsapp Group (WAG) dan luring menggunakan
Panduan Pendampingan Belajar Dari Rumah (PPBDR) kemudian guru juga
melakukan home visit kerumah anak.
(http://pgdikdas.kemdikbud.go.id/read-news/pedoman-pembelajaran-pada-masa-
pandemi-covid19, diakses tgl 01-11-2020).
Berdasarkan Permendikbud nomor 137 Tahun 2014 ini Kelompok Bermain
(KB) jelas merupakan layanan dan program PAUD yang sangat penting. Kelompok
Bermain (KB) adalah wadah pembinaan sebagai usaha kesejahteraan anak dengan
mengutamakan kegiatan bermain dan menyelenggarakan pendidikan prasekolah bagi
anak yang berusia sekurang-kurangnya 3 tahun sampai dengan memasuki pendidikan
dasar (Direktorat PAUD, 2006). Selain itu, Kelompok Bermain adalah salah satu
bentuk pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal (PAUD
Nonformal) yang menyelenggarakan program pendidikan sekaligus program
kesejahteraan bagi anak sejak lahir sampai dengan 6 tahun.
KB /PG Subulus Salam berada di Desa Lengkong Kecamatan Sukorejo
Kabupaten Ponorogo. Pendirian KB /PG Subulus Salam merupakan realisasi dari
program kegiatan pendidikan Desa Lengkong sebagai salah satu bentuk pelayanan
pendidikan anak usia dini dan masyarakat.
KB /PG Subulus Salam mempunyai visi dan misi sebagai berikut :
1
Visi “Terciptanya lingkungan yang kondusif sebagai wahana pemberdayaan anak
untuk tumbuh dan berkembang dan menjadi anak yang mandiri ”.
Sedangkan misi dari KB /PG Subulus Salam adalah
1. Membuka seluas-luasnya kepada anak usia 3-4 tahun untuk mendapatkan
pendidikan di kelompok bermain
2. Untuk membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik
3. Melaksanakan kegiatan keagamaan
Program S1 PGPAUD Universitas Terbuka menargetkan lulusan menjadi tenaga
pendidik PAUD profesional yaitu yang dapat mengembangkan program PAUD dan membuat
inovasi-inovasi. Salah satu mata kuliah yang harus ditempuh mahasiswa adalah Analisis
Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini. Dalam rangka memenuhi tugas-tugas dalam
mata kuliah tersebut maka telah dilakukan penelitian di KB /PG Subulus Salam Lengkong
Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo yang bertujuan mengumpulkan data mengenai
kegiatan-kegiatan anak yang dianggap perlu diteliti lebih lanjut untuk selanjutnya dianalisis
secara kritis. Terpenuhinya hak anak di bidang pendidikan dan pengasuhan serta
kesejahteraan sosial sehingga tumbuh dan berkembang kecerdasannya secara optimal.
Sehingga peneliti membuata judul “Peningkatan Perkembangan Kognitif Pada Anak
Usia Dini Melalui Mengelompokkan Bola Sesuai Warna Di Play Group Subulus
Salam Lengjong Sukorejo Ponorogo DI Masa Pandemi Covid-19”
2
2. Membuat analisis kritis (critical analysis) mengenai kegiatan " Mengelompokkan
Bola sesuai dengan warna ".
D. Manfaat Penelitian
3
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini
4
psikologi Lehrin, Lindzey, dan Spuhier berpendapat bahwa taraf inteligensi 75-
80% merupakan warisan atau faktor keturunan.
2. Faktor lingkungan
Teori lingkungan atau empirisme dipelopori oleh John Locke. Meskipun
teorinya masih berada dalam perdebatan, namun teorinya yang disebut dengan
teori tabularasa ini belum dapat sepenuhnya dipatahkan. Teori ini menyatakan
bahwa manusia dilahirkan dalam keadaan suci seperti kertas putih yang masih
bersih belum ada tulisan atau noda sedikitpun ini. Menurut John Locke,
perkembangan manusia sangatlah ditentukan oleh lingkungannya. Berdasarkan
pendapat Locke, taraf inteligensi sangatlah ditentukan oleh pengalaman dan
pengetahuan yang diperolehnya dari lingkungan hidupnya. Lebih lanjut, Ki
Hajar Dewantoro melengkapi pendapat ini dengan menyebutkan bahwa
seseorang dibentuk oleh perpaduan dari dasar dan ajar. Artinya bahwa seorang
anak yang sudah memiliki dasar potensi bawaaan akan menjadi siapa dan seperti
apakah dia juga dipengaruhi oleh faktor ekternal berupa ajar atau penagajaran
yang diperolehnya dari lingkungan.
3. Faktor kematangan
Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan matang jika telah
mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing. Kematangan
berhubungan erat dengan usia kronologis (usia kalender).
4. Faktor pembentukan
Pembentukan ialah segala keadaan di luar diri seseorang yang
memengaruhi perkembangan inteligensi. Pembentukan dapat dibedakan menjadi
pembentukan sengaja (sekolah formal) dan pembentukan tidak sengaja
(pengaruh alam sekitar). Sehingga manusia berbuat inteligen karena untuk
mempertahankan hidup ataupun dalam bentuk poenyesuaian diri.
5. Faktor minat dan bakat
Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan
dorongan utnuk berbuat lebih giat dan lebih baik lagi. Adapun bakat diartikan
sebagai kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan
dan dilatih agar dapat terwujud. Bakat seseorang akan memengaruhi tingkat
kecerdasaannya. Artinya seseorang akan memiliki bakat tertentu, maka akan
semakin mudah dana cepat memperlajarinya.
6. Faktor kebebasan
5
Kebebasan yaitu keleluasaan manusia untuk berpikir divergen (menyebar)
yang berarti bahwa manusia memilih metode-metode tertentu dalam
menyelesaikan masalah-masalah, juga bebas dalam memiilih masalah sesuai
kebutuhannya.
Berdasarkan beberapa faktor di atas, maka dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa dari berbagai faktor yang perkembangan kognitif anak usia
dini tidak akan berkembang jika tidak didukung dengan stimulus serta
penguatan yang akan mendukung perkembanganan kognitif anak.
Bermain pada awalnya belum mendapat perhatian khusus dari para ahli ilmu
jiwa, karena terbatasnya pengetahuan tentang psikologi perkembangan anak dan
kurangnya perhatian mereka pada perkembangan anak. Salah satu tokoh yang
dianggap berjasa untuk meletakkan dasar tentang bermain adalah Plato, seorang filsuf
Yunani. Plato dianggap sebagai orang pertama yang menyadari dan melihat
pentingnya nilai praktis dari bermain. Menurut Plato, anak-anak akan lebih mudah
mepelajari aritmatika dengan cara membagikan apel kepada anak-anak. Juga melalui
pemberian alat permainan miniature balok-balok kepada anak usia tiga tahun pada
akhirnya akan mengantar anak tersebut menjadi seorang ahli bangunan.
Seperti yang ada pada PG Subulus Salam, bermain mengelompokkan bola
sesuai warna bisa mencakup beberapa aspek perkembangan anak seperti kognitif, fisik
motorik, bahasa dan sosial emosional anak. Di mana hasil belajar yang akan dicapai
anak adalah anak dapat memahami benda yang ada di sekitarnya menurut benda,
ukuran dan jenisnya.
Kompetensi dasar dalam bermain mengelompokkan bola sesuai warna adalah
agar anak mampu mengenal barbagai konsep sederhana dalam kehidupan sehari-hari,
dengan tujuan agar anak dapat membedakan warna, menyebutkan warna, dan anak
dapat mengelompokkn benda berdasarkan warna.
D. Karakteristik Unak Usia Dini
Masa usia dini merupakan masa ketika anak memiliki berbagai khasan dalam
bertingkah laku. Sebagai orang tua dan pendidik wajib mengerti karakteristik-
karakteristik anak usia dini, supaya segala bentuk perkembangan anak dapat terpantau
dengan baik. Berikut ini adalah beberapa karakteristik anak usia dini :
6
1. Unik, yaitu sifat anak itu berbeda satu sama lain. Anak memiliki bawaan,
minat, kapasitas dan latar belakang kehidupan masing-masing.
2. Egosentris, yaitu anak lebih cenderung melihat dan memahami sesuatu dari
sudut pandang dan kepntingan sendiri. Bagi anak sesuatu itu sepanjang hal
tersebut berkaitan dengan dirinya.
3. Aktif dan energik, yaitu anak lazimnya senang melakukan berbagai aktivitas.
Selama terjaga dari tidur, anak seolah-olah tidak pernah lelah, tidak pernah
bosan, dan tidak pernah berhenti dari aktivitasnya. Terlebih lagi kalai anak
dihadapkan pada aktivitas yang baru.
4. Rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hal. Yaitu anak
cenderung memperhatikan, membicarakan, dan mempertanyakan berbagai hal
yang sempat dilihat dan didengarnya terutama terhadap hal-hal baru
5. Eksploratif dan berjiwa petualang, yaitu anak terdorong oleh rasa ingin tahu
yang kuat dan senang menjelajah, mencoba dan mempelajari hal-hal yang
baru.
6. Spontan, yaitu perilaku yang ditampilkan anak umumnya relative aslu dan
tidak ditutup-tutupi sehingga merefleksikan apa yang ada dalam perasaan dan
pikirannya.
7. Senang dan kaya fantasi, yaitu amak senang dengan hal-hal imajinatif. Anak
tidak hanya senang dengan cerita-cerita khayal yang disampaikan orang lain,
tetapi juga ia senang sendiri bercerita kepada orang lain.
8. Masih mudah frustasi, yaitu anak masih mudah kecewa bila menghadapi
sesuatu yang tidak memuaskan. Ia mudah menangis dan marah bila
keinginannya tidak terpenuhi.
9. Masih kurang pertimbangan dalam melakukan seuatu, yaitu anak masih
kurang memiliki pertimbangan yang matang termasuk berkenan dengan hal-
hal yang membahayakan.
10. Daya perhatian yang pendek, yaitu anak lazimnya memiliki daya perhatian
yang pendek, kecuali terhadap hal-hal yang secar instrinsik menarik dan
menyengangkan.
11. Bergairah untuk belajar dan banyak belajar dari pengalaman yaitu anak
melakukan banyak aktivitas yang menyebabkan terjadinya perubahan tingkah
laku pada dirinya
7
12. Semakin menunjukkan minat terhadap teman, yaitu anak mulai menunjukkan
untuk bekerja sama dan berhubungan dengan temannya.
Selain karakteristik-karakteristik diatas, karakteristik lainnya yang tak kalah
penting dan patut dipahami oleh setiap orang tua maupun peneliti adalah anak suka
meniru dan bermain.
E. Pembelajaran di masa Pandemi Covid 19
Pada pandemi covid-19 ini telah memberikan kita begitu banyak
pelajaran, tidak hanya tentang upaya memutuskan rantai penularannya, tapi
juga bagaimana anak-anak kita tetap belajar dan bagaimana sekolah-sekolah
bereaksi memanfaatkan teknologi dalam proses belajar mengajar. Sistem
pembelajaran daring (dalam jaringan) merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap
muka secara langsung antara guru dan siswa tetapi dilakukan melalui online yang
menggunakan jaringan internet. Guru harus memastikan kegiatan belajar mengajar
tetap berjalan, meskipun siswa berada di rumah. Solusinya, guru dituntut dapat
mendesain media pembelajaran sebagai inovasi dengan memanfaatkan media daring
(online).
Seperti halnya metode yang lain, home visit merupakan salah satu opsi pada
metode pembelajaran saat pandemi ini. Metode ini mirip seperti kegiatan belajar
mengajar yang disampaikan saat home schooling. Jadi, pengajar mengadakan home
visit di rumah pelajar dalam waktu tertentu. Dilansir dari Kumparan(2020), metode ini
disarankan oleh Kepala Bidang Kemitraan Fullday Daarul Qur’an, Dr. Mahfud Fauzi,
M.Pd yang mana sangat pas untuk pelajar yang kurang memiliki kesempatan untuk
mendapatkan seperangkat teknologi yang mewadahi. Dengan demikian, materi yang
akan diberikan kepada siswa bisa tersampaikan dengan baik. Karena materi pelajaran
dan keberadaan tugas yang diberikan bisa terlaksana dengan baik.
(https://sevima.com/6-metode-pembelajaran-paling-efektif-di-masa-pandemi-
menurut-para-pakar/di akses tgl 01-11-2011)
8
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah anak-anak, Pendidik, Pimpinan KB/PG Subulus
Salam. Dengan jumlah anak didik 25 anak dengan jumlah Laki-laki 10 anak dan
jumlah Perempuan 15 anak. Sedangkan pendidik dengan jumlah 2 guru perempuan
dan 1 laki-laki pemimpin PG.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode interpretatif yaitu menginterpretasikan data
mengenai fenomena/gejala yang diteliti di lapangan.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini :
1. Observasi
Observasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan untuk
mendapatkan informasi dengan cara mengamati perilaku anak dalam situasi
tertentu. Observasi dalam penelitian dilaksanakan dalam satu kali pertemuan pada
saat kunjungan kerumah (home visit) selama 1 jam yaitu pada hari Rabu tanggal
13 Oktober 2020. Penelitian menggunakan teknik observasi untuk memperoleh
data yang berkaitan dengan aktifitas siswa selama proses pembelajaran
berlangsung melalui kegiatan mengelompokkan bentuk geometri sesuai warna.
2. Wawancara
Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang bisa digunakan
untuk menggali informasi lebih mendalam mengenai fokus penelitian. Wawancara
dilakukan oleh peneliti dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan
pendidik dan Pimpinan Sekolah untuk memperoleh data tentang peningkatan hasil
belajar kegiatan mengelompokkan bentuk geometri sesuai warna.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu teknik pengumpulan data atau bukti-bukti
serta penjelasan yang lebih luas mengenai fokus penelitian. Dokumen digunakan
9
dengan tujuan mencari data yang berasal dari dokumen, wawancara dan catatan
yang ada hubungannya dengan objek penelitian sebagai sumber data.
10
BAB IV
A. Tabulasi Data
Untuk memudahkan analisis data maka data hasil penelitian dibuat tabulasi sebagai
berikut:
Wawancara
Wawancara
Observasi dengan Dokumentasi
dengan guru
Pimpinan KB
Model Di PG Subulus Di PG Subulus RPPH, RPPM dan
pengembangan Salam, model Salam PPBDR
kegiatan pengembangan pengembangan mencantumkan
selama pembelajaran yang pembelajaran kegiatan
pandemi dilakukan dengan yang sekarang klasikal.
covid-19 kelompok tetapi dengan klasikal.
dilakukan dikarenakan Menggunakan
secara klasikal. kondisi saat ini klasikal karena
pandemi maka Lebih Mudah
kami menggunakan melakukan materi
model kegiatan karena
pengembangan hanya beberapa
kegiatan klasikal . anak yang
Menggunakan berkumpul
klasikal karena menjadi satu
Lebih Mudah kelompok
melakukan materi dirumah salah
kegiatan . satu temannya
dikarenakan di dan yang terdekat
masa pandemi yang disekitar rumah
mengharuskan anak
penguranagn
insentifitas tatap
muka.
Pembelajaran home
visit yang hanya
11
dibatasi waktu 60
menit yang
mengharuskan kita
menyampaikan 6
aspek
pengembangan dan
dihadapkan
sebanyak 4/5
peserta didik dan
dalam satu hari kita
mengunjungi 2
tempat.
Di dinding Penataang ruang Dalam hal Kebijakan
ruang kelas sangat penting bagi penataan ruang pemerintah yang
banyak kami untuk tidak berjalan tercantum di
ditempeli menunjang maksimal karena Undang_Undang
gambar- kegiatan proses agenda home visit yang berlaku
gambar seperti belajar mengajar berkunjung selama pandemic
buah,sayur,bin dan agar membuat kerumah anak Covid 19
atang,macam- anak selalu satu kerumah
macam nyaman, semangat anak lainnya
kendaraan, dll. dan antusias selama secara
Serta proses belajar bergantian .
semboyan- mengajar diruang
semboyan, kelas. Penataan
pohon hitung, ruang sangat
data kelas, dan membantu untuk
hasil karya menyampaikan
anak ditempel aspek-aspek
di tempat hasil perkembangan
karya. untuk anak didik
Selama sehingga
pandemi guru perkembangan
12
melakukan anak didik sesuai
home visit dengan harapan
mengunjungi kita.
kerumah anak Akan tetapi selama
yang anak pandemi covid-19
tersebut ini, kami
tinggal yang melakukan home
terdekat dari visit dari rumah
teman anak kerumah anak
disekitarnya yang lain sehingga
berkumpul tidak
disalah satu memungkinkan
rumah kami menerapkan
temannya penataan ruang
rumah untuk proses
sehingga belajar jadi kami
penataan ruang membawa
untuk perlengkapan
pembelajaran media bergambar
selama covid- sesuai tema yang
19 tidak akan dipelajari
mungkin untuk sesuai kebutuhan
direalisasikan. pembelajaran pada
saat itu dan sudah
dipersiapkan
sebelumnya sesuai
tema yang akan
disampaikan. Hasil
belajar anak pada
hari tersebut berupa
hasil karya anak
dan hasil
penugasan anak
pada hari tersebut
13
akan guru foto
kemudian disimpan
di map khusus,
untuk hasil karya
anak akan anak
bawa pulang dan
memperbolehkan
memajang hasil
karya anak tersebut
di rumahnya
masing-masing.
Adapun yang
belajar dari rumah
(BDR) juga
mengirimkan hasil
karya dan
kegiatannya belajar
dirumah lewat
WAG ke guru
kelas masing-
masing. Sedangkan
untuk data guru
diambil dari foto
tersebut
didokumentasikan
dan direkap di
penilaian hasil
karya dan di
dokumen
portofolio.
Adanya Kami melakukan Dengan Sesuai dengan
kegiatan kegiatan menerapkan Indikator yang
Mengelompo Mengelompokkan aspek ada, yaitu
14
bola sesuai bola sesuai warna pengembangan mengelompokkan
warna, tersebut kognitif kegiatan benda sesuai
Guru dimaksudkan untuk mengelompokka warna
mengajarkan meningkatkan bola sesuai warna
tentang warna. kemampuan maka harapan
Anak-anak kognitif anak kita, kognitif
diminta untuk mengelompokkan (daya fikir) anak
duduk yang bola sesuai warna bisa berkembang
rapi. Siapa dan meningkatkan dan meningkat
yang duduknya kreatifitas anak dalam hal
paling rapi serta ketelitian, kemampuan
akan mendapat ketelatenan, dan mengetahui
bola terlebih ketrampilan anak. macam-macam
dahulu. Hal tersebut kami warna yaitu salah
Kemudian lakukan karena satunya kegiatan
guru pada dasarnya adalah
melakukan anak-anak senang mengelompokka
tanya jawab dalam kegiatan bola sesuai warna.
tentang warna- bermain bola. Serta Dasar pemikiran
warna bola. dengan tersebut
Setelah itu mengelompokkan merupakan
anak bola sesuai warna realisasi yang
mengelompok dapat tercantum di
kan bola sesuai mengembangkan STTPA untuk
warna. aspek kognitif anak anak usia 3-4
usia kelompok tahun dan
bermain. Bermain struktur
merupakan hal kurikulum yang
yang dekat dengan berlaku untuk
anak. Bermain anak usia 3-4
sambil belajar kita Tahun
bisa menyelipkan ( Kelompok
materi serta aspek Bermain).
perkembangan Kegiatan
15
anak pada Mengelompokan
pembelajaran bola sesuai warna
didalamnya. tersebut untuk
Terlebih untuk pengenal warna
meningkatkan dalam hal ini
perkembangan meningkatkan
kognitif anak. kogniti anak.
Khususnya dalam Kegiatan tersebut
mengenal warna. untuk melatih
Agar anak lebih motorik anak
cepat mengenal dalam hal
warna maka menggengga.
kegiatan
mengelompokkan
bola anak lebih
bebas mengeksplor
tentang macam-
macam warna.
Bola merupakan
salah satu alat
bermain untuk anak
yang sangat
menarik untuk
dimainkan dan
dibuat variasi
bermain. Bola yang
digunakan untuk
mengelompokkan
bola untuk
pemilihannya
bebas boleh kita
menggunakan
bentuk bola besar
atau benda lainnya,
16
hanya kalau dengan
bentuk bola kecil
bisa di pegang
anak, selain itu bisa
melatih motorik
anak dalam
menggenggam bola
APE yang Bola merupakan Kami memiliki APE Bola dan
digunakan maianan kesukaan Ape seperti bola buku inventaris
Guru adalah anak, bentuknya berbagai warna . sekolah
menyediakan yang bulat ringan Hal itu karena
berbagai bola dengan bermacam sangat membantu
dengan warna membuat untuk menunjang
macam-macam anak antusias proses
warna dan melakukan pembelajaran.
keranjang kegiatan
berwarna- mengelompokkan
warni bola sesuai warna.
Anak-anak Anak diajak duduk Dalam satu Foto kegiatan
duduk secara melingkar kunjungan jumlah
melingkari agar bisa anak terdiri dari
dengan menyaksikan 4/5 anak sehingga
kegiatan temannya yang duduk melingkar
berada sedang malakukan anak lebih
ditengah anak- kegiatan nyaman
anak mengelompokkan melakukan
bola sesuai warna serangkaian
kegiatan
pembelajaran
Anak-anak Sebelum memulai Guru kelompok Dokumen RPPH
diminta untuk kegiatan bermain harus
duduk yang pembelajaran memiliki
rapi. Siapa apalagi ini dimusim ketrampilan dan
17
yang duduknya pandemi dan strategi mengajar
paling rapi selama ini anak- yang baik agar
akan mendapat anak hanya belajar setiap kompetensi
bola terlebih dari rumah maka bisa tersampaikan
dahulu. kemungkinan besar ke peserta didik
Kemudian kebosanan anak strategi
guru sangat berpengaruh demonstrasi yang
melakukan besar terhadap dilakukan guru
tanya jawab konsentrasi belajar. Agar anak
tentang warna- Dari hal itu kami mengerti aturan
warna bola. sebisa mungkin mainnya.
Setelah itu memberi semangat
anak dan motivasi pada
mengelompok anak didik agar
kan bola sesuai dalam
warna. pembelajaran home
Guru terlebih visit anak tidak
dahulu merasa bosan.
mengenalkan Anatra lain
warna memberikan
menggunakan berbagai
bola plastik permainan,
tersebut mengajarkan aneka
dengan tepuk dan lagu
menunjukkan untuk
satu persatu membangkitkan
kemudian guru semangat anak
juga untuk belajar.
menjelaskan Agar anak mengerti
alat yang akan aturan mainnya
digunakan kami menjelaskan
untuk langkah-langkah
mengelompok yang akan
kan bola dilakukan anak
18
berbagai yaitu
warna, guru mendemonstrasika
mendemontrasi n cara
kan cara mengelompokkan
mengelompok bola sesuai warna.
kan bola sesuai Terlebih dahulu
warna kami memberikan
kemudian anak permaiana lempar
dengan tangkap bola untuk
bergantian mengasah motorik
melakukan kasar anak , lalu
kegiatan kami menanyakan
mengelompok macam-macam
kan bola sesuai warna bola
warna. kemudian warna
tersebut kami
kaitkan warna bola
tersebut dengan
warna benda-benda
yang ada disekitar
anak kemudian
kami menyiapkan
alat dan bahan
untuk kegiatan
mengelompokkan
bola sesuai warna
yaitu dengan cara
mengambil bola
kemudian
meletakkan bola
tersebut didalam
keranjang sesuai
dengan warna bola
19
yang diambil.
Dalam Dalam setiap Penggunaan Dokumen
kegiatan ini kegiatan anak guru assesmen tersebut Asessmen rating
guru selalu membawa dapat scale, anekdott
menggunakan buku kecil untuk Memberikan record dan
asesmen rating mencatat penilaian informasi tentang asesmen unjuk
scale, anekdott hasil belajar anak tingkat kerja
record dan agar tidak lupa pencapaian
asesmen unjuk untuk dimasukkan kompetensi anak
kerja ke dokumen yang berkaitan
penilaian. Dan dengan bidang
setelah pengembangan
pembelajaran/ pembiasaan dan
home visit kami bidang
langsung menilai pengembangan
hasil belajar anak kemampuan dasar
pada hari tersebut.
Penilaian yang
kami gunakan
adalah rating scale
yang memuat
penilaian setiap
aspek
perkembangan,
anecdote record
untuk mencatat
perubahan sikap
dan tingkah laku
anak, dan penilaian
unjuk kerja untuk
menilai anak
melalui
pengamatan pada
20
kegiatan
mengelompokkan
bola sesuai warna.
22
Di PG Subulus Salam Lengkong Sukorejo Kabupaten Ponorogo guru
melakukan kegiatan pembelajaran mengelompokkan bola sesuai warna
yang dilakukan diharapkan mampu mengembangkan Kognitif anak melalui media
bola dan anak bisa mengelompokkan bola yang sesuai dengan warna. Sejalan dengan
pendapat dari Leonard M. Kennedy dkk (2008 :141) mengatakan bahwa klasifikasi
merupakan kemampuan yang penting dalam segala hal.
Sejalan dengan pendapat dari Leonard M. Kennedy dkk (2008 :141)
mengatakan bahwa klasifikasi merupakan kemampuan yang penting dalam segala hal.
Ginsburg dan Opper (dalam Gunarti, 2017), menyatakan bahwa anak usia 2-5 tahun
masih kesulitan dalam mengklasifikasikan benda-benda. Anak mulai dapat
mengelompokkan benda-benda saat berusia 7 tahun, namun masih mengalami
kesulitan dalam merangkum keseluruhan. Stimulasi dan rangsangan perlu diberikan
agar perkembangan kognitif anak dapat berkembang secara maksimal. Hal penting
yang perlu dirangsang terutama pengklasifikasian saat anak memasuki tahap
praoperasional melalui kegiatan mengelompokkan bola warna. Di PG Subulus Salam
Lengkong Sukorejo Kabupaten Ponorogo bahwa kegiatan Mengelompokkan Bola
sesuai warna dapat mengembangkan Kognitif anak. Menurut Experential learning
dari Roger (dalam Slamet Suyanto, 2005: 131), belajar melalui dua tahap yaitu tahap
kognitif dan tahap pengalaman. Tahap kognitif bersifat pengetahuan akademik
melalui kegiatan Mengelompokkan Bola sesuai warna ini diharapkan anak akan
belajar tahap kognitif melalui pengetahuan dalam melakukan kegiatan
Mengelompokkan Bola sesuai warna. Pengetahuan yang dimiliki anak tidak terlepas
dari adanya peran guru dalam membangun pengetahuan anak. Guru diharapkan
memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada anak untuk bereksplorasi sehingga
anak dapat membangun pengetahuannya dari apa yang dilakukan (Hasnida, 2014).
Menurut pendapat Piaget (dalam Gunarti, 20017) latihan dan pengalaman
merupakan unsur terpenting dalam memperkuat pemikiran seseorang. Dalam
membantu mengembangkan pemikirannya, manusia dituntut untuk selalu latihan
berpikir, merumuskan masalah serta pemecahannya, dan mengambil kesimpulan.
Pengalaman sangat mempengaruhi tingkat intelegensi seseorang, proses asimilasi dan
akomodasi pengetahuan seseorang membentuk pengetahuan itu berkembang. Semakin
banyak pengalaman yang dimiliki seseorang dalam persoalan, objek yang dihadapi
maka semakin berkembang pemikirannya.
23
Sebelum memulai kegiatan pembelajaran apalagi ini dimusim pandemi dan
selama ini anak-anak hanya belajar dari rumah maka kemungkinan besar kebosanan
anak sangat berpengaruh besar terhadap konsentrasi belajar. Dari hal itu sebisa
mungkin memberi semangat dan motivasi pada anak didik agar dalam pembelajaran
home visit anak tidak merasa bosan. Anatra lain memberikan berbagai permainan,
mengajarkan aneka tepuk dan lagu untuk membangkitkan semangat anak untuk
belajar. Agar anak mengerti aturan mainnya guru menjelaskan langkah-langkah yang
akan dilakukan anak yaitu mendemonstrasikan cara mengelompokkan bola sesuai
warna. Sebelum memasuki kegiatan inti guru memberikan permainan lempar tangkap
bola untuk mengasah motorik kasar anak , lalu guru melakukan tanya jawab macam-
macam warna bola kemudian warna tersebut di kaitkan sesuai warna bola dengan
warna benda-benda yang ada disekitar. Hal ini juga termasuk untuk membangkitkan
minat anak untuk mengenal warna dan memahami warna pada benda-banda yang
berada disekitar anak-anak. Selanjutnya guru menyiapkan alat dan bahan untuk
kegiatan mengelompokkan bola sesuai warna kemudian mengenalkan alat dan bahan
yang akan dipergunakan anak untuk kegiatan mengelompokkan bola sesuai warna.
Guru menjelaskan kegiatan bermain mengelompokkan bola sesuai warna dengan cara
mengambil bola terlebih dahulu dengan menyebutkan warna bola tersebut kemudian
meletakkan bola tersebut didalam keranjang sesuai dengan warna bola yang diambil
sampai bola yang disediakan guru sampai habis dan anak juga diminta menghitung
jumlah bola pada kelompok warna yang sama.
Asesmen yang digunakan pada kegiatan mengelompokkan bola adalah
asesmen unjuk kerja dan ceklis. Unjuk kerja adalah teknik penilaian PAUD yang
melibatkan anak dalam bentuk pelaksanaan suatu aktivitas yang dapat diamati.
Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati
kegiatan anak dalam melakukan sesuatu, misalnya praktek menyanyi, olah raga,
bermain peran, memperagakan seni. Penilaian unjuk kerja perlu mempertimbangkan
aspek-aspek yang diamati agar dapat dinilai. Dalam kegiatan mengelompokkan bola
sesuai warna yang diamati untuk dijadikan aspek-aspek dalam penilaian unjuk kerja
adalah Mengikuti aturan permainan / kegiatan, Kemandirian, dan Ketepatan. Dalam
aspek Mengikuti aturan permainan / kegiatan anak dinilai apakah sudah baik dalam
mengikuti kegiatan mengelompokkan bola sesuai warna sesuai dengan aturan
permainan yang sudah guru jelaskan dan disepakati bersama. Dalam aspek
kemandirian guru menilai anak pada saat kegiatan mengelompokkan bola sesuai
24
warna apakah masih minta dibantu teman atau guru atau melaksanakan kegiatan
tersebut dengan percaya diri yang tinggi. Sedangkan aspek ketepatan, apakah anak
tepat mengelompokkan bola sesuai warna kedalam keranjang yang sudah disediakan
guru. Pengertian Format checklist skala capaian perkembangan atau rating
scale adalah checklist yang diturunkan dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Harian (RPPH) yang memuat indikator pencapaian perkembangan anak yang sudah
ditetapkan sebelumnya dan indikator tersebut sudah tercantum di dalam RPPH.
Penilaian Ceklis/ Checklist Skala Pencapaian Perkembangan Anak PAUD ini
merupakan salah satu dari teknik penilaian yang banyak digunakan dalam
pembelajaran dilembaga pendidikan anak usia dini. Pengertian Penilaian Ceklis
adalah checklist yang diturunkan dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian
(RPPH) yang memuat indikator pencapaian perkembangan anak yang sudah
ditetapkan sebelumnya dan indikator tersebut sudah tercantum di dalam RPPH.
Hasil Belajar yang yang diperoleh dari kegiatan mengelompokkan bola sesuai
warna diperoleh data sebanyak 21 anak sekitar 84 % dari jumlah 25 anak mampu
mengelompokkan bola sesuai warna. Hal ini nampak ketika anak mengelompokkan
bola sesuai warna melakukan sendiri tanpa bantuan dan melakukannya dengan benar
dan tepat. Sedangkan sebanyak 4 anak sekitar 16 % dari jumlah 25 anak belum
mampu mengelompokkan bola sesuai warna dan masih dengan bantuan guru. Hal ini
Nampak ketika anak masih kebingungan dan kesulitan dalam kegiatan
mengelompokkan bola sesuai warna sehingga guru perlu memberi bimbingan pada
anak tersebut.
25
sedemikian rupa sesuai dengan tahap perkembangan anak sehingga anak berkembang
dengan optimal.
26
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari tabulasi dan analisis data dapat disimpulkan beberapa hal yaitu sebagai
berikut :
1. Pengembangan kemampuan yang dimiliki anak salah satunya
dikembangkan melalui kegiatan Mengelompokkan Bola sesuai warna
dengan media sehingga anak dapat mengembangkan kreativitas dan rasa
kesetiakawanan sosial yang tinggi.
2. Lingkungan/pemetaan area berdasarkan tema di PG Subulus Salam
Lengkong Sukorejo Kabupaten Ponorogo juga disiapkan sedemikian rupa
sehingga dapat mendukung pencapaian kemampuan yang dimiliki anak.
3. Tenaga pendidik yang sesuai dengan bidangnya.
B. Saran-Saran
1. Dalam mengembangkan kemampuan yang dimiliki anak melalui
Mengelompokkan Bola sesuai warna hendaknya bahan perlengkapan yang
ada jumlahnya memenuhi jumlah anak sehingga anak dapat bebas
berkreasi.
2. Pengembangan kemampuan yang dimiliki anak melalui Mengelompokkan
Bola sesuai warna hendaknya pendidik terlibat langsung dengan anak untuk
memberi motivasi dan bantuan anak ketika mengalami putus asa.
27
Daftar Pustaka
Monks F.J, Knoers A.M.P., & Hadintono Siti R. 2006. Psikologi Perkembangan:
Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Dikdasmen. (2010). Pedoman Pengembangan Program Pembelajaran di Taman
Kanak-kanak. Jakarta: Kemendiknas.
Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini . Jakarta: Kencana
Elok Ilma. (2013). Upaya Meningkatkan Kemampuan Kognitif Mengklasifikasi
Melalui Media Bola Pada Anak Usia Dini Kelompok B Usia 4 Tahun di
Paud Bhakti Pertiwi Boja Kecamatan Boja Kabupaten Kendal Tahun
Ajaran 2012/2013. Skripsi. Semarang: IKIP PGRI Semarang.
Leonard M. Kennedy, Steve Tipps, Art Johnson. (2008). Guiding Children’s
Learning of Mathematic. United States of America: Thomson Wadsworth.
Pemerintah Republik Indonesia, (2003), Undang-Undang Republik Indonesia
No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta.
Slamet Suyanto. (2005a). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Direktorat Pembinaan PendidikanTenaga Kependidikan dan Ketenagaan
Perguruan Tinggi.
AL HIKMAH: INDONESIAN JOURNAL OF EARLY CHILDHOOD ISLAMIC
EDUCATION VOL.2(2), 2018
http://pgdikdas.kemdikbud.go.id/read-news/pedoman-pembelajaran-pada-masa-
pandemi-covid19, diakses tgl 01-11-2020
28
LAM1. Hasil Observasi
PIRA
2. Hasil Wawancara
3. Surat Keterangan Penelitian
4. Surat Ijin Penelitian
29
OBSERVASI KEGIATAN PENGEMBANGAN DI KELOMPOK BERMAIN
30
Kemudian guru melakukan
tanya jawab tentang warna-
warna bola. Setelah itu anak
mengelompokkan bola sesuai
warna.
31
satu persatu kemudian guru
juga menjelaskan alat yang
akan digunakan untuk
mengelompokkan warna, guru
mendemontrasikan cara
mengelompokkan bola sesuai
warna kemudian anak dengan
bergantian melakukan kegiatan
mengelompokkan bola sesuai
warna.
7. Asesmen Dalam kegiatan ini guru
menggunakan asesmen rating
scale, anekdott record dan
asesmen unjuk kerja anak.
32
INSTRUMEN WAWANCARA KEPADA PENDIDIK DI KELOMPOK
BERMAIN SUBULUS SALAM DESA LENGKONG KECAMATAN
SUKOREJO KABUPATEN PONOROGO
1. Usia berapa saja anak-anak yang berada dalam Kelompok Bermain yang ibu
asuh ?
- Antara usia 3-4 tahun
2. Apa perbedaan atau keistimewaan program di Kelompok Bermain yang ibu asuh
di bandingkan dengan Kelompok Bermain yang lain?
- Pada dasarnya kelompok bermain kami tidak jauh berbeda, tidak ada
perbedaan yang sangat mencolok dengan kelompok bermain yang lain. Akan
tetapi kami sering melakukan kegiatan pemeriksaan kesehatan dan juga
kunjungan edukatif di luar sekolah, seperti berkunjung ke polsek setempat,
koramil, dan pabrik pembuatan krupuk. Selain itu kami juga sering melakukan
kegiatan di luar kelas, misalnya olahraga di halaman sekolah, melihat lihat
peternakan ayam pada tema binatang, serta melihat pohon pada saat tema
tanaman. Selama pandemi covid-19 ini kami juga terus memantau tumbuh
kembang anak didik dengan cara terus berkomunikasi dengan wali murid.
3. Bagaimana cara penyusunan rencana kegiatan untuk anak di Kelompok Bermain
yang Ibu asuh ?
- Kami biasanya menyusun rencana kegiatan setelah anak-anak pulang, dan
acuan yang digunakan sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan oleh
dinas pendidikan setempat dan sesuai dengan jenjang usia anak yakni usia 3-
4 tahun. Karena saat ini masa pandemi kami menyiapkan rencana kegiatan
setelah melakukan home visit dan di pagi harinya kami mengirimkan meteri
kegiatan anak belajar dari rumah pada hari tersebut kepada walimurid
melalui Whatsapp Group (WAG) kepada anak yang tidak ada jadwal home
visit.
4. Reftrensi apa yang ibu pergunakan untuk menyusun rencana kegiatan anak?
33
Referensi yang digunakan dalam menyusun rencana kegiatan adalah buku
panduan dari BCCT
34
INSTRUMEN WAWANCARA TERHADAP KEPALA/PIMPINAN KELOMPOK
BERMAIN SUBULUS SALAM DESA LENGKONG KECAMATAN SUKOREJO
KABUPATEN PONOROGO
Misi :
1. Membuka kesempatan seluas-luasnya kepada anak usia 3-4 tahun untuk
mendapatkan pendidikan di kelompok bermain.
2. Untuk membantu da memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik.
3. Melaksanakan kegiatan keagamaan.
2. Untuk mencapai Visi dan Misi Tersebut, Program apa saja yang diadakan di
Kelompok Bermain yang Bapak pimpin ?
Kami biasanya sering melakukan olahraga di halaman sekolah, mengaji, hafalan
surat pendek serta belajar praktek sholat bersama-sama disekolah. Selama
pandemi ini kami tetap memberlakukan program-program tersebut selama
Belajar Dari Rumah dan guru terus memantau agar program tersebut terus
berjalan yaitu dengan cara walimurid mengirim video, foto maupun pesan suara.
Untuk kegiatan kognitif.
Misalnya : Mengelompokkan bola sesuai warna.
4. Ada berapa jumlah pendidik dan jumlah anak di Kelompok Bermain yang Bapak
pimpin?
Jumlah tenaga pendidik ada 2
Jumlah peserta didik ada 13 anak.
35
5. Model pembelajaran kegiatan seperti apa yang diterapkan di kelompok bermain
yang Bapak pimpin ?
Di masa pandemic ini Model pembelajaran yang kami terapkan menggunakan
model pembelajaran klasikal.
6. Tadi saya telah berbicara dengan salah seorang pendidik di Kelompok Bermain
ini, dan menurutnya Kelompok Bermain ini utamanya menerapkan aspek
pengembangan kognitif kegiatan mengelompokka bola sesuai warna, Alasan apa
lembaga ini memprioritaskan hal tersebut?
Dengan menerapkan aspek pengembangan kognitif kegiatan mengelompokka bola
sesuai warna maka harapan kita, kognitif (daya fikir) anak bisa berkembang dan
meningkat dalam hal kemampuan mengetahui macam-macam warna yaitu salah
satunya kegiatan adalah mengelompokka bola sesuai warna.
36
37
PLAY GROUP “SUBULUS SALAM”
I. Identitas PG
3. NPSN : 69764625
II. VISI
III. MISI
Membangun Generasi Penerus Islami yang beriman dan bertaqwa serta berakhlaqul
karimah yang religius
Membimbing Anak Cerdas Melalui Pembelajaran yang menyenangkan
38
Menumbuhkan penghayatan ajaran Agama dan Karakter Bangsa untuk menjadi
sumber kebijakan dalam bertindak
V. KONDISI SISWA
Tahun L P Jumlah
15
2018 – 2019 6 9
25
2019 – 2020 17 12
2020 - 2121 10 15 25
39
7. Tidak boleh bermain diluar halaman sekolah
8. Turut bertanggung jawab terhadap penggunaan alat- alat sekolah ( merapikan
mainan/ peralatan setelah digunakan )
40
TANGGAL an/Tahun Lembaga
O
LAHIR Lulus TMT
1Juli 2015
1 MUJINTO, S.Pd.I Po,29-1-1978 SI/2015 Pend PAI
Teluk sialang,
2 SRI WAHYUNI, S.Pd.I S1/2016 Pend PAI 1Juli 2011
7-3-1984
41
42
43
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN
( RPPH)
Tahun Pelajaran 2020/2021
I. Materi Kegiatan
1. Mengucap dan menjawab salam, mengucapkan terima kasih dan minta maaf
2. Menirukan gerakan berdoa
3. Menyebutkan macam –macam binatang (kucing dan klinci)
4. Berlari memasukkan bola ke dalam keranjang dari jarak tertentu
5. Mengelompokkan bola sesuai warna
6. Menggambar bentuk kepala kucing dari bentuk lingkaran
II. Materi Pembiasaan :
1. Mengucapkan salam masuk SOP penyambutan dan Penjemputan
2. Menghafalkan asmaul husna, doa sehari-hari hadist pendek, dan surat pendek
III. Alat dan Bahan
1. Krayon
2. Buku dan pensil
3. Gambar kucing
4. Bola dan keranjang
IV. Skenario Pembelajaran
A. Pembukaan (15 Menit)
1. Mengucap salam sebelum memulai kegiatan
2. Do’a sebelum belajar
3. Anak Berlari memasukkan bola ke dalam keranjang dari jarak tertentu
4. Mengenal aturan main
5. Menyebutkan macam-macam binatang peliharaan
44
B. Inti (30 Menit )
1. Guru mengajak anak mengamati alat dan bahan yang disediakan
2. Guru membagi anak menjadi 2 kelompok dan mempersilahkan anak –anak untuk
mengambil alat yang sudah disediakan sesuai bagian mereka
3. Anak melakukan kegiatan sesuai kelompoknya.
a. Kelompok 1 : Menggambar bentuk kucing dari bentuk lingkaran
b. Kelompok 2 : Mengelompokkan bola sesuia warna
C. Penutup ( 30 Menit )
1. Menanyakan perasaan hari ini
2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkan hari ini dan mainan apa yang
paling disukai.
3. Memberikan tugas kepada anak untuk bertanya tentang cara memelihara binatang
peliharaan
4. Pesan moral
5. Menginformasikan kegiatan untuk besok
6. Berdo’a setelah belajar
7. Mengucap salam
8. Bersalaman dan pulang
D. Rencana Penilaian
1. Indikator Penilaian
45
warna
FOTO KEGIATAN
46
FOTO WAWANCARA
47
48
CHECKLIST
Semester / Bulan / Minggu : I / Oktober / 12
Hari / Tanggal : Rabu / 14 Oktober 2020
Tema / Sub Tema : Binatang / Binatang Peliharaan
Model Pembelajaran : Kelompok
Kelompok : KB (3 – 4 Tahun)
Keterangan :
BB : Anak belum mampu melakukan kegiatan mengelompokkan bola
sesuai warna
MB : Anak mampu melakukan kegiatan kegiatan mengelompokkan bola
sesuai warna dengan bantuan guru
BSH : Anak mampu melakukan kegiatan mengelompokkan bola sesuai
warna tanpa dengan bantuan guru
BSB : Anak mampu melakukan kegiatan kegiatan mengelompokkan bola
sesuai warna tanpa dengan bantuan guru serta berinisiatif membnatu
teman yang lain
49