2, Februari 2022
p-ISSN : 2721-3854 e-ISSN : 2721-2769 Sosial Sains
ABSTRACT
This study aims to describe anxiety toward hoax news at millennial
mom. The research method used is quantitative descriptive. The data
collection technique used the instrument developed by Spielberger
(1983) State Trait Anxiety Inventory (STAI) Form Y-1 with 24 samples.
Data analysis method used is descriptive statistic using Rasch Model.
The results of this study illustrate most of samples (i.e 58%) had low
score of anxiety and the others (i.e 42%) had high score of anxiety. The
Keywords: anxiety also illustrate based on the status of marriage, education
Anxiety; anxiety status, number of children, education level of children, employment
toward hoax news; status, number of active social media accounts, age of social media,
millennial mom and duration in daily usage of social media.
untuk menipu hingga membuat percaya Barat. Isi berita menyebutkan bahwa sudah
bahwa sesuatu yang salah itu adalah benar. terdapat korban dan dikembalikan dalam
Milhorn juga mengkategorikan hoax menjadi keadaan organnya sudah dijual. Organ yang
11 macam, antara lain hoax selebriti, hoax diambil adalah organ ginjal dan dijual dengan
mendapat hadiah, hoax membajak sejarah, harga Rp 3.000.000,-. (Alamsyah, 2017).
hoax protes, hoax untuk menakuti, hoax Pemberitaan ini tentu membuat takut
simpati, hoax ancaman, cerita rakyat, dan masyarakat terutama para ibu. (Nellis &
hoax virus. Savage, 2012) melaporkan bahwa wanita
Berdasarkan survei yang dilakukan memiliki rasa takut terhadap terorisme yang
State of The Internet 2013 (Permana, 2015), lebih besar dan menilai resiko yang timbulkan
di Indonesia, kejahatan dunia maya begitu dari terorisme lebih signifikan dari pria.
berkembang hingga pada tahun 2015 Dalam penelitiannya, ia menuliskan (Warr &
Indonesia menempati peringkat ke dua Ellison, 2000) menyatakan wanita mungkin
sebagai negara dengan kasus kejahatan dunia takut terhadap keamanan anak mereka
maya terbesar, khususnya pada kasus daripada pria.
penipuan informasi atau hoax yang tersebar Persebaran hoax yang tak hanya
bebas bahkan dari situs berita terpercaya. disajikan melalui situs berita dan sudah
Kejahatan dunia maya dapat didefinisikan merambah persebarannya ke berbagai media
sebagai perbuatan melawan hukum yang sosial, seperti Facebook, WhatsApp, Line,
dilakukan dengan menggunakan internet yang Twitter, Instagram, dan lainnya juga menjadi
berbasis pada kecanggihan teknologi kunci semakin luasnya hoax diterima oleh
komputer dan telekomunikasi (Kurnia masyarakat. Hal ini sesuai dengan berita
Athuhema, 2015). yang dilansir oleh situs resmi (Menkominfo,
Berita yang seharusnya memberikan 2016), bahwa penyebaran berita hoax juga
pembenaran terhadap kesalahan justru didukung dengan semakin berkembangnya
menjadi sumber kesalahan yang dibenarkan. pengguna media sosial di Indonesia.
Efek yang ditimbulkan dari persebaran berita Berdasarkan survei yang dilakukan oleh
hoax tidak main-main, salah satunya yaitu, GlobalWebIndex (2016), 42% menggunakan
berita hoax membuat seorang pria tunawisma media sosial untuk menjaga pertemanan, 39%
berusia 45 tahun bernama Toyo asal Desa untuk memperoleh berita, dan 39% untuk
Tegalreja, Kecamatan Banjarharjo, Brebes mengisi waktu luang yang mana dari seluruh
hampir tewas karena menjadi sasaran amarah pengguna media sosial lebih menyukai
warga yang tertipu dengan tersebarnya berita mengamati konten yang dibagi oleh orang
hoax yang mengatakan bahwa terdapat lain daripada mereka sendiri sebagai penyebar
penculik anak yang berpura-pura gila di informasi. Indonesia kini mampu menduduki
daerah mereka. Kejadian ini terjadi pada peringkat ke tiga dalam kategori
Selasa, 7 Maret 2017, dan setelah terluka perkembangan media sosial dan mampu
parah, Toyo segera dibawa ke RSUD Brebes mengalahkan negeri adidaya Amerika Serikat
dan dari pengakuan perawat di rumah sakit yang berada di peringkat empat (Kemp,
tersebut mengatakan bahwa pria tersebut 2017). Angka ini juga menjadi bukti bahwa
tidak mengidap gangguan jiwa dan mampu Indonesia kini memiliki kecenderungan
berkomunikasi dengan baik (Nugroho, 2017). permasalahan terhadap penggunaan telepon
Berita hoax yang menimbulkan selular.
keresahan lainnya, yaitu pemberitaan Media sosial yang sudah sangat
mengenai penculikan dan penjualan organ berkembangan membentuk sebuah interaksi
pada anak-anak yang terjadi di Cianjur, Jawa sosial baru berupa jejaring sosial (social
networking) yang merupakan sebuah struktur atasnya dan wanita hampir dua kali lipat
sosial yang dibentuk oleh individu atau memiliki kemungkinan untuk mengalami
kelompok dan terhubung satu sama lain atau kecemasan daripada pria.
saling ketergantungan Simmel (1955), White, Kecemasan didefinisikan sebagai
Boorman, dan Brieger, (1976), Pescoslido, sebuah keadaan permusuhan emosi dan
(2006) dalam (Rusmana, 2015). Keinginan motivasi yang terjadi dalam keadaan yang
untuk terus up to date terhadap berita baru mengancam dan orang yang berada dalam
memudahkan hoax untuk tersebar, terutama keadaan cemas khawatir terhadap ancaman
jika berita yang menyinggung atau pada tujuan yang akan mereka capai dan
berhubungan dengan adanya ancaman di berusaha mengembangkan strategi yang
dalamnya dan memicu kecemasan. Terutama efektif untuk mengurangi kecemasan
pada generasi milenial yang merupakan (Eysenck et al., 2007). Menurut (Davison et
generasi dengan diikuti pertumbuhan al., 2014) kecemasan merupakan suatu
teknologi. perasaan takut dan khawatir yang tidak
Menurut American Psychological menyenangkan. Atkinson dan Hilgrad
Association (APA) (Beaton, 2016), generasi mengidentifikasikan kecemasan sebagai suatu
milenial mengalami lebih banyak tekanan dan keadaan emosi yang tidak menyenangkan
kurang mampu mengelolanya daripada yang ditandai oleh perasaan takut, tertekan,
generasi lainnya. Tidak mengherankan, khawatir, dan bingung Atkinson (1993:403)
generasi milenial juga lebih cemas daripada dalam (Idah, 2017). Menurut Lazarus (1991),
orang Amerika yang lebih tua. APA kecemasan merupakan perasaan yang dialami
melaporkan bahwa 12% generasi milenial individu terhadap sesuatu hal yang belum
memiliki gangguan kecemasan yang terjadi namun ada, dan pada dasarnya timbul
didiagnosis - hampir dua kali persentase karena perasaan tidak mampu (Yufiarti dan
generasi Baby Boomer, kelahiran tahun 1946- Gumelar, 2013). Dengan demikian,
1964 (Beaton, 2016). Markowicz dalam New kecemasan merupakan respon yang bisa
York Post (2016), menyebut generasi milenial berupa respon fisik maupun psikologis yang
sebagai generasi cemas (anxious generation). muncul karena adanya sesuatu yang dianggap
Bensinger, DuPont and Associates tidak menyenangkan atau membahayakan.
(BDA) Morneau Shepell dalam Employee Kecemasan juga dapat dipicu oleh
Assistance Program (EAP) menemukan kebiasaan individu dalam melakukan aktivitas
bahwa generasi milenial memiliki tingkat menggunakan telepon selular. Terpaan berita
kecemasan paling tinggi dibandingkan hoax yang terus bermunculan dapat
dengan generasi yang lain terutama pada menciptakan kecemasan pada pengguna
wanita (Beaton, 2016). Menurut Michael telepon selular. Seperti yang sudah dituliskan
Snell, kecemasan dan depresi adalah penyakit sebelumnya, bahwa hoax banyak diberitakan
mental yang paling umum terjadi di kalangan melalui media sosial. Oleh sebab itu,
generasi seribu tahun. Sebagian besar kasus penggunaan internet yang intens
ini umumnya disebabkan oleh stress (Bassett mengindikasikan timbulnnya kecemasaan
et al., 2016). Dalam artikel yang dituliskan terhadap berita hoax (Vishwanath, 2015).
oleh (Brierly, 2016) mengacu kepada Kecemasan yang disebabkan oleh
beberapa penelitian yang dilakukan oleh berita negatif merupakan bentuk kecemasan
University of Cambridge menyebutkan bahwa sesaat (state anxiety) yang didefinisikan oleh
individu yang berusia di bawah 35 tahun (Spielberger, 1972) sebagai kecemasan yang
memiliki kecenderungan mengalami muncul kapanpun seseorang mempersepsikan
kecemasan yang lebih tinggi dari pada usia di setiap stimulus atau situasi yang memiliki
potensial membahayakan, gawat, atau ketakutan terhadap orang lain yang juga
mengancam baginya. Keadaan kecemasan tinggi.
sesaat bervariasi pada intensitas dan bersifat Kraut et al. dalam (Deatherage et al.,
fluktuatif atau tidak menentu sepanjang waktu 2014) menemukan bahwa jangka waktu
sebagai fungsi terhadap jumlah tekanan yang dalam menggunakan internet memiliki
menimpa individu yang berhubungan dengan hubungan positif dengan level depresi dan
sistem saraf otonom dan dapat diredakan kecemasan sosial dan berhubungan secara
dengan coping yang tepat. negatif dengan komunikasi keluarga.
Kecemasan juga mampu dipicu oleh Penelitian yang dilakukan oleh (Vishwanath,
adanya tantangan kehidupan yang dijalani 2015) mengenai kebiasaan menggunakan
individu, terutama apabila seseorang hidup di Facebook dengan dampak tertipu pada media
area metropolitan yang notabene memiliki sosial. Penelitian ini dilakukan kepada 150
tingkat tekanan jauh lebih tinggi, dalam hal mahasiswa jurusan komunikasi tingkat akhir
persaingan ekonomi, pendidikan, pergaulan di Universitasity of Buffalo yang pada awal
sosial yang diikuti oleh pertumbuhan semester mereka diminta untuk mengisi
informasi dan penduduk yang semakin tinggi. survei online mengenai kebiasaan
Seperti yang dilansir oleh (Setyanti, 2014) menggunakan Facebook, regulasi diri, ukuran
dalam Kompas, Maramis, pemerhati Facebook mereka, penjagaan privasi pribadi
kesehatan mental, memperkirakan, tekanan dan level komitmen akan tata krama
hidup yang terlalu tinggi, depresi, budaya, menggunakan Facebook. Hasil penelitian
pergaulan sosial, dan mitos dalam masyarakat yang dilakukan tersebut mengatakan bahwa
diduga menjadi pemicu tingginya kejadian regulasi terhadap konsumsi media sosial
bunuh diri di Jakarta. responden penelitian ini menjadi kunci
Penelitian tentang berita yang prediktor terhadap kebiasaan menggunakan
menimbulkan ketakutan dilakukan oleh Facebook dan individu yang memiliki
(Nellis & Savage, 2012) yang ingin menguji frekuensi menggunakan Facebook yang
hubungan terpaan media mengenai terorisme membentuk kebiasaan memiliki pengaruh
dengan persepsi resiko terhadap diri sendiri yang signifikan terhadap kemungkinan
dan orang lain dan ketakutan terhadap orang menjadi korban penipuan pada media sosial.
lain. Penelitian ini dilakukan dengan Penelitian yang dilakukan oleh (Beam
menggunakan teknik survei melalui telepon et al., 2016) juga menunjukan bahwa
kepada 532 narasumber dan tinggal di kota pengguna internet yang membaca berita
New York dan Washington, DC yang online berhubungan positif dengan perilaku
bertujuan mendapatkan data yang kuat karena menyebarkan atau sharing berita. Dari
terkait dengan terorisme. Dari hasil penelitian yang dilakukan Beam dan
wawancara kepada para narasumber yang koleganya juga mampu menjadi indikator
bertempat tinggal di kota New York dan penyebaran berita hoax yang semakin meluas.
Washington didapati hasil bahwa terpaan Kecemasan yang terjadi bisa
berita terorisme memiliki hubungan positif dipengaruhi tahun kelahiran seseorang,
dengan persepsi resiko terhadap diri sendiri seperti millennial mom yang didefinisikan
dan orang lain serta ketakutan terhadap orang sebagai ibu yang lahir pada tahun 1978
lain atau dalam kata lain semakin individu hingga 1994. Para wanita yang tergolong
terpapar dengan berita mengenai terorisme, dalam millennial mom menggunakan media
maka juga diikuti dengan persepsi resiko sosial lebih banyak daripada ibu pada
terhadap diri sendiri dan orang lain serta umumnya, dan mereka memanfaatkan
teknologi untuk membantu mereka dalam
mengelola hidupnya Goggin et. al (2014) dalam penelitian ini adalah ibu yang termasuk
(Gunawan & Muchardie, 2015). dalam generasi milenial, yaitu kelahiran tahun
Penulis melakukan wawancara 1978 hingga 1994, aktif menggunakan
informal kepada enam ibu yang termasuk minimal satu sosial media, serta memiliki
dalam generasi milenial yang tinggal di minimal satu anak. Sampel yangdigunakan
Jakarta, memiliki setidaknya dua media sosial yaitu purposive sampling. Teknik
yang aktif, yang bekerja dan tidak bekerja. pengumpulan data pada penelitian ini
Dari hasil wawancara, penulis menemukan mengguanakan kuesioner atau instrumen.
lima dari enam ibu mengalami kecemasan Teknik analisis statistik yang digunakan
saat mereka menerima berita yang peneliti adalah statistik deskriptif untuk
mengancam keamanan anak mereka yang menggambarkan kecemasan dengan beberapa
tersebar pada media sosial yang mereka karakter responden menggunakan model
miliki. Berdasarkan penelitian dan wawancara Rasch dengan bantuan aplikasi Winstep
informal di atas, peneliti tertarik untuk Version 3.73 dan SPSS for Windows 16.0.
mengetahui gambaran kecemasan terhadap
berita hoax pada millennial mom. Hasil dan Pembahasan
Penelitian ini diadakan dengan tujuan Gambaran kecemasan terhadap berita
untuk mengetahui secara empiris gambaran hoax pada millennial mom menggunakan data
kecemasan terhadap berita hoax pada yang telah diperoleh dari penelitian untuk
millennial mom. Hasil penelitian ini mengukur tingkat kecemasan terhadap berita
diharapkan dapat memberikan sumbangan hoax menggunakan State Trait Anxiety
teoritis dalam memperkaya dan Inventory (STAI) Form Y-1 yang
mengembangkan teori psikologi khususnya dikembangkan oleh Charles D. Spielberger
subteori mengenai kecemasan sesaat (state dan berkolaborasi dengan R. L. Gorsurch, R.
anxiety), serta memperkaya teori berkaitan L. Lushene, P. R. Vagg, dan G. A. Jacobs
dengan penipuan berbasis elektronik, untuk mengukur kecemasan sesaat (state
khususnya penyebaran berita hoax. Hasil anxiety). Dalam proses analisis data, penulis
penelitian ini diharapkan dapat memberikan menggunakan hasil dari perhitungan melalui
sumbangan teoritis dalam memperkaya dan Winstep Version 3.73 untuk memperoleh nilai
mengembangkan teori psikologi khususnya measure dan kemudian dilanjutkan
subteori mengenai kecemasan sesaat (state menggunakan SPSS for Windows 16.0.
anxiety), serta memperkaya teori berkaitan A. Statistik Deskriptif
dengan penipuan berbasis elektronik, Statistik deskriptif adalah statistik
khususnya penyebaran berita hoax. yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau
Metode Penelitian menggambarkan data yang telah terkumpul
Penelitian ini menggunakan sebagaimana adanya tanpa bermaksud
pendekatan penelitian kuantitatif dengan membuat kesimpulan yang berlaku untuk
metode penelitian statistik despkriptif, yaitu umum atau generalisasi (Sugiyono, 2016).
statistik yang digunakan untuk menganalisis
data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya tanpa bermaksud membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi (Sugiyono, 2019). Populasi
Tabel 1
Statistik Deskriptif Variabel Kecemasan
Variabel Kecemasan
N 24
Mean 0,8042
Median 0,67
Varians 0,468
Deviasi Standar (Std. Deviation) 0,68409
Nilai Terendah (Minimum) -0,34
Nilai Tertinggi (Maximum) 2,72
Sumber: SPSS for Windows 16.0 (telah diolah kembali)
Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat 0,8042, nilai tengah (median) 0,67, varians
bahwa statistic deskriptif variabel kecemasan 0,468, deviasi standar 0,68409, nilai terendah
dari 24 responden nilai rata-rata (mean) -0,34, dan nilai tertinggi 2,72.
Berdasarkan tabel 2 diperoleh hasil pada variabel kecemasan lebih banyak berada
persentase skor kecemasan sebanyak 10 pada kategori kecemasan rendah.
responden (42%) pada kategori kecemasan C. Gambaran Kecemasan Berdasarkan
tinggi dan 14 responden (58%) pada kategori Responden
kecemasan rendah. Dengan demikian, sebaran 1. Gambaran Kecemasan Berdasarkan
Status Pernikahan
Tabel 3
Gambaran Kecemasan Berdasarkan Status Pernikahan
Status Kecemasan
Pernikahan Tinggi Persentase Rendah Persentase
Bercerai 0 0% 1 4,1%
Menikah 10 41,7% 13 54,2%
Total 10 41,7% 14 58,3%
Sumber: SPSS for Windows 16.0 (telah diolah kembali)
Tabel 4
Gambaran Kecemasan
Status Kecemasan
Pendidikan Tinggi Persentase Rendah Persentase
SD 1 4,16% 0 0%
SMP 3 12,5% 0 0%
SMA 4 16,67% 2 8,33%
SMK 2 8,33% 3 12,5%
D1 0 0% 1 4,16%
D3 0 0% 1 4,16%
S1 0 0% 6 25%
S2 0 0% 1 4,16%
Total 10 41,66% 14 58,34%
Sumber: SPSS for Windows 16.0 (telah diolah kembali)
Tabel 7
Gambaran Kecemasan Berdasarkan Status Pekerjaan
Kecemasan
Status Pekerjaan
Tinggi Persentase Rendah Persentase
Tidak Bekerja 4 16,7% 11 45,83%
Guru 4 16,7% 1 4,17%
Wiraswasta 1 4,17% 1 4,17%
Karyawan Swasta 1 4,17% 0 0%
Lainnya 0 0% 1 4,17%
Total 10 42% 14 58%
Sumber: SPSS for Windows 16.0 (telah diolah kembali)
Tabel 9
Gambaran Kecemasan Berdasarkan Umur Media Sosial
Kecemasan
Umur Media
Tingg Persentas Renda Persentas
Sosial
i e h e
< 6 bulan 0 0% 2 8,3%
1 tahun 1 4,16% 3 12,5%
2 tahun 1 4,16% 1 4,16%
3 tahun 1 4,16% 3 12,5%
4 tahun 3 12,5% 1 4,16%
> 4 tahun 4 16,6% 4 16,6%
Total 10 42% 14 58%
Sumber: SPSS for Windows 16.0 (telah diolah kembali)
Tabel 10
Gambaran Kecemasan Berdasarkan Durasi Menggunakan Media Sosial
Durasi Kecemasan
Menggunakan
Tinggi Persentase Rendah Persentase
Media Sosial
<30 menit 0 0% 8 33,3%
30 menit – 1 jam 2 8,3% 3 12,5%
1 jam – 1,5 jam 2 8,3% 1 4,16%
1,5 jam – 2 jam 3 12,5% 0 0%
2 jam – 2,5 jam 1 4,16% 0 0%
2,5 jam – 3 jam 2 8,3% 0 0%
>3 jam 0 0% 2 8,3%
Total 10 42% 14 58%
Sumber: SPSS for Windows 16.0 (telah diolah kembali)
media sosial dengan durasi kurang dari 30 kecemasan yang dijelaskan oleh May (1950,
menit dalam sehari berjumlah 8 orang dalam Spielberger, 1972) mengenai
(33,3%), selama 30 menit sampai 1 jam ketidakberdayaan (helplessness) di mana
dalam sehari berjumlah 3 responden (12,5%), status pendidikan yang semakin tinggi
1 jam sampai 1,5 jam dalam sehari berjumlah berhubungan secara positif dengan
1 orang (4,16%), dan selama lebih dari 3 jam kemampuan untuk memecahkan masalah,
dalam sehari berjumlah 2 orang (8,3%). dalam hal ini meredakan kecemasan terhadap
berita hoax. Akan tetapi, skor kecemasan
Pembahasan berdasarkan status pekerjaan tidak
Berdasarkan hasil penelitian yang mendukung teori ini yang didapati hasil
diperolehdari kategorisasi skor menunjukkan bahwa 6 dari 9 millennial mom yang bekerja
bahwa gambaran kecemasan terhadap berita mengalami kecemasan yang tinggi dan hasil
hoax pada millennial mom, sebesar 10 ini sejalan dengan survei yang dilakukan oleh
responden (42%) yang memiliki tingkat Bensinger, DuPont and Associates (BDA)
kecemasan yang tinggi dan sebesar 14 yang menjelaskan bahwa individu yang
responden (58%) yang memiliki tingkat paling cemas adalah wanita karir yang
kecemasan rendah. Akan tetapi, hasil ini tidak termasuk ke dalam generasi milenial.
dapat digeneralisasikan dengan seluruh Skor kecemasan tinggi berdasarkan
populasi millennial mom di Jakarta dan hasil jumlah anak didominasi oleh millennial mom
ini menunjukkan bahwa tidak semua yang memiliki 1 orang anak yang berjumlah 5
millennial mom memiliki tingkat kecemasan orang (20,8%). Apabila berdasarkan tingkat
yang sama dalam merespon berita hoax. pendidikan anak, jenjang Taman Kanak-
Jika dilihat berdasarkan status kanak dan Sekolah Dasar (SD) mendominasi
pernikahan, baik status bercerai maupun skor tinggi pada kecemasan millennial mom
menikah, kecemasan terhadap berita hoax yang mendukung penelitian (Nellis & Savage,
pada millennial mom memiliki skor rendah 2012) tentang berita terorisme dengan
pada instrumen kecemasan. Untuk yang ketakutan yang menyebutkan bahwa wanita
berstatus bercerai mungkin memiliki memiliki skor kecemasan yang signifikan dari
independensi yang tinggi pada pada pria jika berhubungan dengan
kepribadiannya, sedangkan untuk yang keselamatan anak.
berstatus menikah kemungkinan besar Berdasarkan jumlah media sosial,
disebabkan oleh komunikasi yang baik semakin sedikit akun media sosial yang aktif,
dengan pasangan dan diikuti dengan maka semakin cemas. Dari hasil gambaran
dukungan sosial dari orang terdekat yang kecemasan berdasarkan jumah media sosial
cukup sehingga skor kecemasan cenderung tingkat kecemasan yang tinggi didominasi
rendah. oleh millennial mom dengan jumlah akun 2
Jika berdasarkan status pendidikan, media sosial, yaitu 5 orang (20,8%) dan skor
semakin tinggi status pendidikan millennial kecemasan rendah didominasi oleh jumlah
mom, maka diikuti dengan skor kecemasan akun 6 media sosial, yaitu 5 orang (20,8%).
yang rendah pula. Skor kecemasan yang Berdasarkan umur media sosial terhadap
tinggi didominasi oleh tingkat pendidikan kecemasan skor tinggi didominasi oleh
Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan pengguna media sosial yang aktif sejak lebih
jumlah responden 4 orang (16,6%) dan skor dari 4 tahun yang berjumlah 4 orang (16,6%).
kecemasan rendah didominasi oleh tingkat Jika berdasarkan durasi penggunaan
pendidikan Strata 1 (S1) yang berjumlah 6 media sosial dalam sehari yang terlalu sedikit
orang (25%). Ini terkait dengan faktor dan terlalu sering menunjukkan skor cemas
yang rendah. Skor cemas yang tinggi berada (SD) mendominasi skor tinggi pada
pada durasi antara 30 menit hingga 3 jam kecemasan millennial mom.
penggunaan dalam sehari. Hal ini disebabkan Berdasarkan jumlah media sosial,
jika terlalu sedikit diindikasikan bahwa semakin sedikit akun media sosial yang aktif,
responden tidak membaca atau memahami maka semakin cemas. Dari hasil gambaran
konten berita yang diterima, dan jika terlalu kecemasan berdaasarkan jumah media sosial
sering atau terlalu lama diindikasikan tingkat kecemasan yang tinggi didominasi
responden memiliki kemampuan literasi oleh millennial mom dengan jumlah akun 2
informasi yang baik yang berhubungan media sosial dan skor kecemasan rendah
secara positif dengan durasi penggunaan didominasi oleh jumlah akun 6 media sosial.
media sosial dalam sehari karena semakin Berdasarkan umur media sosial terhadap
banyaknya menerima informasi. kecemasan skor tinggi didominasi oleh
pengguna media sosial yang aktif sejak lebih
Kesimpulan dari 4 tahun. Berdasarkan durasi penggunaan
Berdasarkan hasil penelitian yang media sosial dalam sehari yang terlalu sedikit
diperolehdari kategorisasi skor menunjukkan dan terlalu sering menunjukkan skor cemas
bahwa gambaran kecemasan terhadap berita yang rendah. Skor cemas yang tinggi berada
hoax pada millennial mom, sebesar 42% pada durasi antara 30 menit hingga 3 jam
yang memiliki tingkat kecemasan yang tinggi penggunaan dalam sehari. Ini disebabkan
dan sebesar 58% yang memiliki tingkat jika terlalu sedikit diindikasikan bahwa
kecemasan rendah. Akan tetapi, hasil ini responden tidak membaca atau memahami
tidak dapat digeneralisasikan dengan seluruh konten berita yang diterima, dan jika terlalu
populasi millennial mom di Jakarta dan hasil sering atau terlalu lama diindikasikan
ini menunjukkan bahwa tidak semua responden memiliki kemampuan literasi
millennial mom memiliki tingkat kecemasan informasi yang baik yang berhubungan
yang sama dalam merespon berita hoax. secara positif dengan durasi penggunaan
Jika dilihat berdasarkan status media sosial dalam sehari karena semakin
pernikahan, baik status bercerai maupun banyaknya menerima informasi.
menikah, kecemasan terhadap berita hoax
pada millennial mom memiliki skor rendah BIBLIOGRAFI
pada instrumen kecemasan. Apabila Alamsyah, S. (2017). Lagi, Hoax Tersebar Di
berdasarkan status pendidikan, semakin Cianjur Soal Penculikan Dan Penjualan
tinggi status pendidikan millennial mom, Organ. Diambil Dari.
Http://News.Detik.Com/Berita-Jawa-
maka diikuti dengan skor kecemasan yang
Barat/D-3454285/Lagi-Hoax-Tersebar-
rendah pula. Akan tetapi, skor kecemasan Di-Cianjur-Soal-Penculikan-Dan-
berdasarkan status pekerjaan tidak Penjualan-Organ
mendukung teori ini yang didapati hasil
bahwa millennial mom yang bekerja Beam, M. A., Hutchens, M. J., &
cenderung mengalami kecemasan yang Hmielowski, J. D. (2016). Clicking Vs.
tinggi. Sharing: The Relationship Between
Online News Behaviors And Political
Skor kecemasan tinggi berdasarkan
Knowledge. Computers In Human
jumlah anak didominasi oleh millennial mom Behavior, 59, 215–220. Google Scholar
yang memiliki 1 orang anak. Jika
berdasarkan tingkat pendidikan anak, jenjang Beaton, C. (2016). 8 Habits That Make
Taman Kanak-kanan dan Sekolah Dasar Millennials Stressed, Anxious, And
Unproductive. Forbes.
Brierly, C. (2016). Women And People Under Avoid Becoming A Victim. Universal-
The Age Of 35 At Greatest Risk Of Anxiety. Publishers. Google Scholar
University Of Cambridge.
Nellis, A. M., & Savage, J. (2012). Does
Davison, G. C., Neale, J. M., Kring, A. M., & Watching The News Affect Fear Of
Fajar, N. (2014). Psikologi Abnormal Terrorism? The Importance Of Media
(Ed. 9). Google Scholar Exposure On Terrorism Fear. Crime &
Delinquency, 58(5), 748–768. Google
Deatherage, S., Servaty-Seib, H. L., & Aksoz, Scholar
I. (2014). Stress, Coping, And Internet
Use Of College Students. Journal Of Nugroho, F. (2017). Pengakuan Gelandang
American College Health, 62(1), 40–46. Yang Nyaris Tewas Gara-Gara Hoax.
Google Scholar Http://Regional.Liputan6.Com/Read/28
79882/Pengakuan-Gelandangan-Yang-
English Oxford Living Dictionaries. (2017). Nyaris-Tewas-Gara-Gara-Hoax.
Oxford University Press.
Https://En.Oxforddictionaries.Com/Defi Rusmana, A. (2015). Penipuan Dalam
nition/Hoax Interaksi Melalui Media Sosial (Kasus
Peristiwa Penipuan Melalui Media
Eysenck, M. W., Derakshan, N., Santos, R., Sosial Dalam Masyarakat Berjejaring).
& Calvo, M. G. (2007). Anxiety And Jurnal Kajian Informasi &
Cognitive Performance: Attentional Perpustakaan, 3(2), 187–194. Google
Control Theory. Emotion, 7(2), 336. Scholar
Google Scholar
Setyanti, C. (2014). Tekanan Hidup Tinggi,
Gunawan, A., & Muchardie, B. G. (2015). Banyak Orang DKI Bunuh Diri.
Pola Perilaku Pembelian Produk
Apparel Untuk Balita Oleh Millennial Spielberger, C. D. (1972). Anxiety As An
Moms Dan Implikasinya Untuk Pemasar Emotional State. Anxiety-Current
Kids Apparel. Binus Business Review, Trends And Theory, 3–20. Google
6(1), 142–152. Google Scholar Scholar
Copyright holder :
Rizki Putri Ayudini (2022)