Anda di halaman 1dari 49

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Program prakerin pada pendidikan SMK Gema Nusantara Bukittinggi


jurusan keperawatan meupakan bagian yang tidak terpisahkan dari program-
program pengajaran di kelas, karena didalam mencapai tujuan pengajaran yaitu
pencapaian kompetensi-kompetensi yang diterapakn bagi peserta di imbangi
setiap setiap tahap pendidikan, mata ajar harus diberikan baik dikelas sebagai
material terikal dan laboratorium yang dapat dilaksanakan di institusi maupun
dilahan praktik, sebelum siswa praktik maka harus melakukan praktik di
laboratorium di institusi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
Program praktik klinik keperawatan merupakan program praktik yang
dilaksanakan dilahan praktik sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai yang
tertuang dalam kerangka acuan. Untuk mencapai tujuan- tujuan tersebut dilakukan
pemahaman program baik bagi peserta didik maupun bagi pembimbing serta
institusi yang digunakan sebagai lahan praktek. Yang dimaksud disini bahwa
peserta didik maupun pembimbing institusi serta pembimbing lahan praktek
mengetahui dengan jelas tujuan praktek klinik keperawatan.
Sehubungan dengan hal tersebut , dipandang perlu adanya modul praktik
klinik yang baku dari institusi pendidikan terkait, guna memenuhi kebutuhan
tersebut, SMK Gema Nusantara Bukittinggi mencoba membuat modul-modul
panduan “Praktik Klinik Keperawatan”, sehingga diharapkan ada kesamaan
persepsi antara institusi pendidikan, peserta didik, pembimbing lahan praktik atau
masyarakat professional dan lingkungan social dilahan praktik.

B. Tujuan Praktek Kerja Industri


1. Tujuan umum
Memberikan informasi tentang program praktik klinik dan
bagaimana menerapkan program tersebut.

1
2. Tujuan khusus
a. Diperoleh persepsi yang sama tentang program praktek klinik
keperawatan dijurusan keperawatan bagi penyusun program
praktik klinik keperawatan.
b. Terbentuknya kesatuan-kesatuan yang utuh, selaras dan serasi
dalam mencapai program praktik klinik keperawatan.
c. Diperolehnya feedback pelaksanaan praktek klinik keperawatan
berupa saling mengisi kekurangan khususnya antara teori dan
praktik nyata bagi semua pihak yang terkait dalam program ini.

C. Tujuan Penulisan Laporan Praktek Kerja Industri


Penulis Laporan Praktek Kerja Industri (prakerin) ini ditulis
dengan tujuan sebagai berikut.
1 Bagi penyusun
a) Memberikan informasi mengenai teknologi terbaru atau
produk yang dihasilkan oleh dunia kerja.
b) Untuk mengaplikasikan pengetahuan teori di bangku
sekolah dalam dunia kerja.
c) Untuk mengukur kemampuan diri sendiri.
d) Memberikan informasi tentang dunia kerja.
2 Bagi sekolah
a) Sekolah dan siswa dapat mengidentifikasi diri sendiri
seberapa jauh jarak antara praktek sekolah dengan praktek
lapangan
b) Sekolah dapat melakukan penyempurnaan proses
pembelajaran.
c) Sekolah dapat melakukan penyempurnaan kurikulum
d) Dapat memberikan gambaran dunia kerja yang
sesungguhnya kepada siswa
e) Melatih siswa untuk bertanggung jawab

2
f) Melatih siswa untuk mengaplikasikan atau mempraktek kan
tindakan-tindakan keperawatan yang sesuai teori yang di
berikan dari sekolah.
g) Memberikan pengalaman kerja kepada siswa.

3
BAB II
PELAKSANAAN

A. Sejarah Rumah sakit

Rumah sakit stroke pada mulanya adalah sebuah rumah sakit swasta
yaitu rumah sakit rumah sakit imanuel Bukittinggi yang di kelola oleh yayasan
Baptis Indonesia yang didirikan pada tahun 1978. Kemudian pada tanggal 23
desember 1981 dibuatlah suatu persetujuan antara Menteri dalam negeri yang
waktu itu dijabat oleh Aminmachmud dengan ketus yayasan Baptis Indonesia
Bapak Wim H Theoropun SH dengan beberapa klausal sebagai berikut.

1 Yayasan Baptis Indonesia menyerahkan Rumah sakit Imanuel


Bukittinggi ke Pemerintah Indonesia.
2 Pemerintah Indonesia mengganti dengan Rumah Sakit baru
yang lokasi nya di desa Way Halim Kecamatan Kedaton
Kabupaten Lampung Selatan Daerah Tingkat 1 Prvinsi
Lampung.

Sebagai tindak lanjut dari persetujuan tersebut didirikanlah Rumah


Sakit Umum Pusat Bukittinggi melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI
No 156 Menkes/SK VIII/1982 tanggal 24 Agustus 1982 sebagai Rumah Sakit
Vertikal Klass “C”.
Dalam perjalanan ternyata Rumah Sakit Umum Pusat Bukittinggi
semakin lama semakin turun tingkat huninya (BOR). Hal ini disebabkan karena
di Kota Bukittinggi yang waktu itu berpenduduk kurang lebih 70.000 jiwa telah
memiliki 3 (tiga) Rumah Sakit lain yaitu RSUD Dr Achmad Mochtar
Bukittinggi, Rumah Sakit Tentara (RST) Tk IV dan Rumah Sakit Islam Ibnu
Sina Bukittinggi. Kemudian berdasarkan kajian yang dilakukan, maka pada
tahun 2005 melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.2005 melalui Surat
Keputusan Menteri Kesehatan No.495/Menkes/SK/2005 tanggal 5 April 2005
didirikan Rumah Sakit Khusus Stroke Kelas “B” dengan nama Rumah Sakit

4
Stroke Nasional Bukittinggi. Selanjutnya dilakukan penataan Organisasi dan
tata kerja Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi maka lahirlah peraturan
menteri kesehatan No.246/Menkes/PER/III/2008 Tanggal 11 Maret 2008
tentang organisasi dan tata kerja Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi.
Pada tahun 2009 RSSN Bukittinggi telah menerapkan pola pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLU)

B. Visi dan Misi Rumah Sakit


1 Visi
Menjadi Rumah Sakit terdepan dalam pelayanan, pendidikan dan
penelitian Stroke Wilayah Sumatera tahun 2019
2 Misi
a) Menyediakan pelayanan komprehensif stroke yang berorientasi pada
kepuasan pelanggan
b) Menyediakan pendidikan, pelatihan dan penelitian stroke sesuai
dengan kemajuan IPTEKDOK.
c) Mengembangkan jejaring pelayanan stroke secara nasional regional
dan internasional
d) Mengembangkan inovasi pelayanan stroke terpadu yang mendukung
wisata kesehatan
e) Menjalankan fungsi manajemen yang professional dan
akuntabel.
C. Fasilitas Pelayanan
1. Rawat jalan
a) Pelayanan IGD 24 jam
b) Poliklinik syaraf/neurologi
c) Poliklinik mata
d) Poliklinik penyakit dalam
e) Poliklinik jantung
f) Poliklinik kesehatan jiwa
g) Poliklinik anak

5
2. Ruangan Pelayanan Dan Jumlah Tempat Tidur
Tabel 1: Fasilitas pelayanan

No Ruangan Jumlah Tempat Keterangan


Tidur
1 Neurologi 25 Buah Merawat Pasien
Neurologi Pria Dan
Wanita
2 Interne 6 Buah Merawat Pasien
Interne Dan Jantung
Pria Dan Wanita
3 Anak/Bayi 3 Buah Merawat Pasien
Anak Dan Bayi Pria
dan Wanita
4 HCU 3 Buah Merawat Pasien
Neurologi
5 Badan/Bedah Syaraf 4 Buah Merawat Pasien
Bedah Pria Dan
Wanita
6 Mata 2 Buah Merawat Pasien
Mata Pria Dan
Wanita
7 VIP Lt.1 11 Buah Merawat Semua
Pasien Pria Dan
Wanita
8 VIP Lt.2 9 Buah Merawat Semua
Pasien Pria Dan
Wanita
9 Kelas 1 Lt.3 20 Buah Merawat semua
Pasien Pria Dan
Wanita
10 IRNA C Lt.1(Kelas LII) 17 Buah Merawat Pasien

6
Neurologi Wanita
11 IRNA C Lt.2 (Kelas LII) 23 Buah Merawat Pasien
Neurologi Pria
12 IRNA C Lt 3 (Kelas LII) 23 Buah Merawat Pasien
Interne Dan Jantung
Pria Dan Wanita
13 ICU 7 Buah

D. Data Penunjang
Tabel 2: Data Penunjang Tenaga Medis

No Spesialis Jumlah
1 Dokter Umum 27
2 Spesialis Saraf 3
3 Spesialis Penyakit Dalam 2
4 Spesialis Mata 2
5 Spesialis Neoro Psikiatri 1
6 Spesial Bedah Saraf 1
7 Spesialis Anak 2
8 Spesialis Rehabilitasi Medik 2
9 Spesialis Anastesi 1
10 Spesialis Jantung Pembuluh Darah 1
11 Spesialis Pathologi Klinik 2
12 Spesialis Gizi Klinik 1
13 Spesialis Kesehatan Jiwa 1
14 Spesialis Bedah 1

7
Tabel 3: Ketenagaan RSSN Bukittinggi

No Jenis Tenaga Jumlah


1 Dokter Spesialis 17 Orang
2 Dokter Umum 27 Orang
3 Perawat 216 Orang
4 Administrasi 95 Orang
5 Para Medis Non Perawat 115 Orang

Tabel 4: Sarana Dan Prasarana

No Keterangan Jumlah
1 Apotik Rawat Inap 4
2 Apotik Rawat Jalan 2
3 Biling System 1
4 Diklat 1
5 Elektro Medik 1
6 Farmasi 1
7 Fisioterapi 4
8 Gizi 1
9 Gudang Farmasi 1
10 Ips 1
11 Kasir 5
12 Kesling 1
13 Laboratorium 1
14 Laundry 1
15 Medical Record 1
16 Ppk Dan Humas 1
17 Radiologi 1

8
18 Rehab Mediksatpam 1
19 Gudang Umum 1
20 Igd 24 jam 1
21 Dapur 1
22 Ambulance 4
23 Musholla 1
24 Kantin 1

E. Alur Kerja
Alur pelayanan pasien di Rumah Sakit Stroke Bukittinggi, Kami
diantarkan oleh beberapa perwakilan dari pihak sekolah SMK Gema Nusantara
Bukittinggi setelah sampai di Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi,
diadakan serah terima secara resmi praktek kerja industri selama kurang lebih 2
bulan oleh pihak sekolah SMK Gema Nusantara Bukittinggi dengan pihak
Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi setelah dilakukan serah terima kami
melakukan pengenalan lingkungan, kemudian dilanjutkan kami kembali ke
ruangan dinas masing-masing dan pengenalan dilanjutkan di dalam ruangan
bersama kepala ruangan.
Setiap hari senin pada pukul 07.15 dilakukan apel pagi yang diikuti oleh
seluruh tenaga kerja di Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi.
Pergantian shift satu hari dilakukan 3 kali, yaitu pukul 08.00 pagi, 14.00
siang dan 20.00 malam. Satu shift berisikan tiga perawat jaga setiap shift
dilakukan operasi jaga terlebih dahulu kesetiap ruangan pasien.
Pada bulan pertama saya dinas di ruangan irnac bersama teman saya yaitu
Ratih dan veni kami di bombing oleh CI kami Ns.RIKA WAHYU S.Kep
Pada bulan kedua kami di roling keruangan disana kami dibimbing oleh
CI Ns.SUSI AMELIA S.Kep disini kami diajarkan dan dibimbing kami dinas
disini sampai kami selesai dinas di RSSN Bukittinggi. Pada pasien rawat inap
yang baru masuk dari IGD dilakukan tindakan anamnesa, pengukuran ttv (nadi,
tekanan darah, reapirasi) dan pemasangan infuse sesuai terapi dokter. Setelah
itu pasien dapat dipindahkan keruangan rawat inap. Pada pasien rawat inap

9
yang akan pulang infus akan dilepas jika pihak keluarga pasien yang akan
pulang telah menyelesaikan administrasi rumah sakit, petugas administrasi
akan menyerahkan rincian pembayaran kepihak keluarga pasien dan apabila
administrasi sudah selesai dan infuse telah dilepas, pihak keluarga pasien dapat
mengambil obat pulang diruangan jaga perawat dengan menunjukkan bukti
pembayaran yang sudah lunas.

Tabel 5: Tindakan Selama di Rumah Sakit

Tindakan 18 Kompetensi Tindakan Tambahakan


1. Melakukan komunikasi 1 Mengaplus obat
interpersonal dalam 2 Aff infuse pasien
melaksanakan tindakan 3 Perawatan infuse
keperawatan 4 Mengganti infuse pasien
2. Menerapkan prinsip etiket, etika 5 Mengikuti dokter visiter
dalam keperawatan 6 Melakukan cek gula darah
3. Melakukan perawatan premium 7 Memasang nebulizer
4. Menerapkan infeksi 8 Memasang EKG
nosokominal 9 Membantu memberikan
5. Menyiapkan tempat tidur makanan melalui selang NGT
6. Menolong pasien buang air kecil 10 Aff cateter
di tempat tidur 11 Membersihkan luka
7. Memasang memasang buli-buli
panas
8. Melakukan personal hygiene
9. Membersihkan alat keperawatan
10. Melakukan perawatan pasien
meninggal dunia
11. Melakukan kompres hangat
12. Membantu pasien duduk di
tempat tidur
13. Memindahkan pasien dari

10
tempat tidur ke brankar
14. Mengukur ttv
15. Memobilisasi pasien, miring kiri
dan kanan

16. Membantu memberikan


makanan melalui oral
17. Perbeden dengan pasien
diatasnya dan tanpa pasien
diatasnya
18. Mengantarkan spesimen sampai
ke laboratorium

11
BAB III
PENELITIAN KASUS
(TYPHOID)
A. Konsep Dasar Penyakit
1. Definisi
Typhoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai
saluran pencernaan dengan gajala demam yang lebih dari 1 minggu
gangguan pencernaan dan gangguan kesadaran (Fkui,2010).
Typoid merupakan penyakit infeksi yang terjadi pada usus halus
yang di sebabkan oleh salmonella thypii, yang ditularkan melalui
makanan, dan minuman uang terkontaminasi oleh kuman salmonella
thypii (Hidayat,2006)
typhoid merupakan penyakit infeksi akut usus halus yang di
sebabkan oleh salmonella thypii, salmonella Tipe A, B, C penyakit ini
mempunyai tanda-tanda khas berupa perjalanan yang cepat dan
berlangsung kurang lebih 3 minggu disertai gejala demam, nyeri perut, dan
erupsi kulit (Widodo Djoko,2009)
2. Etiologi
Typhoid disebabkan oleh makanan yang tercemar oleh salmonella
typhoid dan salmonella paratyphoid A, B, Feses dan muntahan
(Nagastiyah,2011)
Etiologi dari typhoid yang lainnya adalah kurangnya pengetahuan
tentang kesehatan diri dan lingkungan yang bersih, penyediaan air bersih
yang tidak memadai, permasalahan pada identifikasi dan pelaksanaan
karier.

Etiologi dari thypoid menurut(arief mansjoer,2000).


a. Bakteri salmonella typhosa
b. Makanan yang tercemar
c. Lingkungan yang tercemar

12
d. Air yang tercemar
e. Feces dan urin dari penderita typhus

3. Patofisiologi
Penularan salmonella typhii dapat di tularkan melalui berbagai cara
yang dikenal dengan 5 F yaitu Food(Makanan), Fingers(Jari tangan/kuku),
Fomitus (Muntahan), Fly (Lalat), dan melalui Feses.
Feses dan muntahan pada penderita typhoid dapat menularkan
kuman salmonella typhii kepada orang lain. Kuman tersebut dapat di
tularkan melalui perantara lalat, dimana lalat akan hinggap dimakanan
yang akan dimakan oleh orang sehat. Apabila orang tersebut kurang
memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan makanan
yang tercemar kuman salmonella typhii masuk ke tubuh orang yang sehat
melalui mulut kemudian kuman tersebut masuk melalui lambung, sebagian
kuman akan dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke
usus halus bagian distal yaitu bagian yang paling jauh dan mencapai
jaringan limpoid. Di dalam jaringan limpoid ini kuman berkembang biak
lalu masuk kedalam pembuluh darah dan mencapai sel-sel
retikuloendoterial. Sel-sel retikuloendoterial ini kemudian melepaskan
kuman kedalam sirkulasi darah yang menimbulkan bakterimia, kuman,
selanjutnya masuk kedalam limpa, usus halus dan kandung empedu.
(ngastiyah 2005).

4. Manifestasi klinis
a. Tidak enak badan
b. Lesu, nyeri sendi, nyeri kepala, pusing
c. Tidak bersemangat
d. Sakit tenggorokan, nyeri perut dan pusing
e. Tubuh mengigil
f. Kehilangan nafsu makan

Kemudian disusul dengan gejala-gejala klinis berupa:

13
1) Demam
Demam berlangsung selama 3 minggu

2) Gangguan pada saluran pencernaan


Nafas berbau tidak sedap, bibir kering, pecah-pecah, lidah
putih kotor, ujung dan tepi kemerahan, perut kembung, hati
dan limpa membesar disertai nyeri.
3) Gangguan kesadaran
Kesadaran menurun walaupun tidak terlalu merosot yaitu
apatis sampai samnolen atau somnolence (keninginan untuk
tidut dan tidur terus.(widodo joko,2006)

5. Pemeriksaan Penunjang
a. Uji Widal
Adalah salah satu pemeriksaan serologi yang bertujuan
untuk menegakkan diagnose demam typhoid. Uji widal positif
artinya ada zat anti (antibody) terhadap kuman salmonella,
menunjukkan bahwa seseorang pernah kontsk/terinfeksi dengan
kuman salmonella tipe tertentu.
Pemeriksaan widal bertujuan untuk mendeteksi adanya
antibody (kekebalan tubuh) terhadap kuman salmonella dengan
cara mengukur kadar aglutinasi antibody terhadap antigen O dan H
dalam sampel darah. Tubuh kita akan membentuk antibody jika
terpapar kuman salmonella typhii baik kuman yang masuk secara
alamiah dan menyebabkan sakit.
Uji Widal di dasarkan pada:
1. Antigen O merupakan somatic yang terletak di lapisan
luar tubuh kuman
2. Antigen H merupakan flagel/semacam ekor sebagai
alat gerak.

14
b. Pemeriksaan SOOT dan SOPT
SOOT dan SOPT pada demam typhoid seringkali
meningkat tetapi dapat kembali normal setelah sembuhnya typhoid

6. Komplikasi
Sebagian besar penderita mengalami penyembuhan sempurna,
tetapi biasa terjadi kompliasi terutama pada penderita yang tidak diobati
atau bila pengobatannya terlambat
a. Komplikasi instetinal
Pendarahan usus biasanya terjadi pada minggu ke 3 jika sudah
komplikasi, perporasi usus terjadi dan menyebabkan nyeri perut yang
hebat karena isi usus menginfeksi rongga perut.
b. Komplikasi ekstraintestinal
1) Kardiovaskuler: kegagaan sirkulasi perifer, miokarditis
2) Darah: anemia hemolitik, tromboritopenia
3) Paru: pneumonia, empyema pleurisy
4) Hepar dan kandung empedu: hepatitis dan kolesitis
5) Ginjal: glomerulunefritis
6) Tulang: osteomyelitis dan arthritis
7. Penatalaksanaan
a. Medis
Pemberian obat untuk membantu penurunan panas tubuh dengan baik,
contohnya paracetamol atau ibuprofen, dan untuk menghindari
dehidrasi dapat dilakukan pemasangan infus RL dengan cara
berkolaborasi dengan dokter. Bila pasien alergi dapat diberikan obat
penisilin atau kortrimoksazol. Dan jika suhu tubuhnya diatas 40 C
dapat diberikan infuse paracetamol dengan kolaborasi dokter.
b. Keperawatan
1) Tirah baring absolute sampai minimal 7 hari bebas demam atau
kurang lebih selama 14 hari, dan posisi tubuh harus di ubah
minimal setiap 2 jam untuk mencegah decubitus dan melakukan
mobilisasi sesuai kondisi.

15
2) Diet makanan di berikan secara bertahap sesuai dengan keadaan
penyakitnya (mula-mula air, makanan lunak, kalori, tinggi protein,
biasa) makanan mengandung cukup cairan, kalori, dan tinggi
protein ( soeginjanto 2010)
8. Pencegahan
Hindari kegiatan aktivitas yang memicu kelelahan, dan hindari
makanan sayuran mentah, makanan siap saji dan bisa juga dicegah
dengan pemberian vaksin tifus (per oral) namun vaksin ini hanya di
berikan kepada orang-orang yang telah terpapar oleh bakteri
salmonella typhii (gartina 2009).

B. Asuhan Keperawatan Teoritis


1. Pengkajian
Pengkajian tahap pertama dari proses keperawatan dimana data di
kumpulkan dalam proses askep pengkajian merupakan dasar utama dan
penting dilakukan oleh perawaf. Hasil pengkajian yang dilakukan dalam
pengkajian wawancara, pemeriksaan (fisik, laboratorium, rontgen)
observasi, konsultasi.
a) Identitas klien meliputi nama klien, umur jenis kelamin agama,
pendidikan, pekerjaan, suku, atau bangsa, alamat, tanggal masuk
rumah sakit, tangaal pengkajian, diagnose medis
b) Keluhan utama pasien dengan typhoid biasanya adalah demam,
pusing, mual, muntah, badan letih, nafsu makan menurun, suhu
tubuh tidak stabil, bibir pecah-pecah, ulu hati nyeri.
c) Riwayat Kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
2) Riwayat kesehatan dahulu klien tidak ada menderita penyakit
yang sama yaitu typhoid
3) Riwayat kesehatan keluarga adalah keluarga klien tidak ada yang
memiliki riwayat penyakit yang sama yaitu typhoid.
d) Persepsi kesehatan dan manajemen kesehatanAdalah tentang
informasi atau riwayat pasien mengenai status kesehatan, praktek

16
pencegahan penyakit, keamanan tumbuh kembang, riwayat
kesehatan yang lalu
1) Nutrisi metabolik
adalah klien mengatakan nafsu makan nya menurun dan
diberikan peningkat nafsu makan
2) Eliminasi
adalah klien mengalami frekuensi nya normal dan tidak ada
gangguan, klien mengatakan tidak menggunakan alat bantu
kateter
3) Aktivitas dan latihan
adalah klien jarang melakukan olahraga di rumah
4) Kognitif perceptual
adalah klien tidak mengalami gangguan penglihatan,
pendengaran, penciuman, pengecapan.
5) Konsep diri
adalah riwayat kesehatan sekarang klien menderita penyakit
typhoid dan riwayat kesehatan keluarga adalah keluarga tidak
ada mengalami penyakit yang sama
6) Nilai kepercayaan
meliputi tentang informasi riwayat klien tentang nilai,
tujuan dan kepercayaan spiritual.

2. Diagnosa keperawatan
a) Gangguan pemenuhan Nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan intake dan out put yang tidak adekuat.
b) Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri pada ulu
hati
c) Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan
intake dan out put yang tidak adekuat
d) Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan infeksi
salmonella thypii

17
e) Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan ketidak mampuan mengarbsopsi makanan,
ketidak mampuan mencerna makanan

3. INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa NOC NIC Rasional


Gangguan nutrisi Kebutuhan nutrisi 1. Pantau ttv 1. Ttv terpantau
kurang dari klien terpenuhi 2. Pantau porsi dengan baik
kebutuhan kriteria hasil in makan klien 2. Agar Klien
berhubungan take dan out put 3. Kaji riwayat tidak mual dan
dengan In take dan dalam rentang nutris termasuk muntah
out put yang tidak normal makanan yang di 3. Mengawasi
adekuat sukai masukan kalori
4. anjurkan klien 4. agar nutrisi
makan sedikit tapi klien terpenuhi
sering 5. agar nafsu
5. Anjurkan klien makan klien
makan makanan membaik
selagi hangat
Kekurangan Cairan dalam 1. Pantau ttv klien 1. Ttv terpantau
volume cairan tubuh dalam 2. Pantau in take dengan baik
tubuh rentang normal dan out put cairan 2. Menghindari
berhubungan criteria hasil klien dehidrasi
dengan infeksi dan kebutuhan cairan 3. Anjurkan klien berlebihan
out put yang tidak dalam tubuh minum 8 gelas/ 3. menambah
ade kuat terpenuhi dengan hari cairan tubuh agar
baik 4. Kolaborasi terpenuhi dengan
dengan dokter baik
untuk pemberian 4. Dapat
obat sesuai memepertahankan
anjuran dokter nutrisi kebutuhan

18
berupa tubuh
paracetamol
domperidone,
alprazolam
Peningkatan suhu Mengetahui 1. Pantau ttv klien 1. Ttv terpantau
tubuh perubahan suhu 2. Dianjurkan dengan baik
berhubungan klien klien memakai 2. Agar
dengan infeksi Criteria hasil pakaian yang tipis pengeluaran panas
salmonella thypii mempertahankan dan mnyerap dalam tubuh klien
suhu tubuh dalam keringat lebih cepat
keadaan normal 3. Berikan 3. Menstabilkan
kompres hangat suhu tubuh pasein
pada pasien 4. Mempercepat
4. Berikan obat upaya
sesuai anjuran penyembuhan
dokter berupa
paracetamol,
domperidone, dan
alprazolam
5.

4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi merupakan tahap ke empat dari proses keperawatan
dimana rencana keperawatan dilaksanakan yaitu untuk pelaksanaan intervensi.
Mengidentifikasikan prioritas keperawatan klien. Kemudian bila perawatan
telah di laksanakan perawat mencatat dan memantau respon klien terhadap
setiap intervensi dan mengkomunikasikan kepada tenaga kesehatan lainnya.

19
5. EVALUASI
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan proses yang
continue yang penting untuk menjamin kualitas dan ketepatan keperawatan
yang di berikan yang dilakukan dengan meninjau respon klien untuk
menentukan keefektifannya. Rencana keperawatan dalam memenuhi
kebutuhan klien.

C. LAPORAN KASUS

1. Pengkajian

Tanggal Masuk : 01 Februari 2019


Tanggal pengkajian : 05 Februari 2019
Pengkaji : Tanzil agustin
Sumber data : Pasien, keluarga pasien

a. Identitas pasien
Nama : Ny. J
Umur : 55 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Cangkariang, Banuhampa, kab. Agam
Sumatera Barat
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku :
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
No. RM : 00-97-41
Diagnosa Medis : Thypoid
b. Keadaan Umum
1) Keadaan umum : keadaan umum Ny. J sedang

20
2) Tingkat kesadaran : Compos mentis (sadar penuh)
3) GCS : 15

c. Status kesehatan saat ini


1) Keluhan utama
Ny. J datang ke rumah sakit Stroke Nasional Bukittinggi pada
tanggal 01 februari 2019 jam 18:21 wib dengan keluhan Ny. J
mengatakan kepala nya terasa pusing, demam sejak 7 hari, Ny. J
mengatakan badannya panas Ny. J mengatakan nafsu makan
berkurang dan,Mual dan muntah.
a) Faktor pencetus
Ny. J mengatakan sering makan dan membeli makanan di
luar.
b) Timbul keluhan
Ny. J mengatakan badannya mulai terasa panas saat malam
hari sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit
c) Lama keluhan
Ny. J mengatakan badannya panas dan demam sejak 7 hari
sebelum masuk ke rumah sakit
d) Faktor yang memperberat
Ny. J mengatakan factor yang memperberat nya kelelahan
saat beraktivitas dan sering beraktivitas
e) Upaya yang dilakukan untuk membuat rasa sakit berkurang
Tn. S mengatakan upaya yang dilakukan dirumah yaitu
berobat ke klinik dan puskesmas terdekat, dan suhu tubuh nya
tidak turun-turun, akhirnya Ny. J dibawa anak dan suaminya ke
rumah sakit
d. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
Ny. J mengatakan sakit kepala , batuk, nyeri perut, badan
panas. Ny. J mengatakan nafsu makan menurun sejak 7 hari
yang lalu,

21
2) Riwayat kesehatan dahulu
Ny. J tidak pernah mengalami penyakit yang sama
sebelumnya.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Ny. J mengatakan keluarga tidak ada yang memiliki
riwayat penyakit yang sama dan tidak ada penyakit keturunan

Genogram

: Laki- laki yang sudah meninggal/ laki-laki yang


masih hidup.

: Perempuan yang sudah meninggal / perempuan


masih hidup

: Pasien

: Tali sedarah
: Tinggal serumah

22
Keterangan :
Kedua orang tua Ny. J ibunya dan ayahnya sudah meninggal dan orang tua
suaminya sudah meninggal. Ny. J merupakan anak ke 2 dari 3 bersaudara yaitu 2
laki-laki dan 1 perempuan. Sedangkan suaminya merupakan anak ke 2 dari 3
bersaudara yaitu 2 laki-laki dan 1 perempuan. Ny. J mempunyai anak yaitu 2 laki-
laki Ny. J tinggal bersama suaminya dan 2 anaknya.

e. Pengkajian Fisik
1) Ttv
Tanggal : 05 Februari 2019
Td : 120/70
S : 38, 7
N : 63/ menit
P : 22/ menit
2) Keadaan umum
Compos mentis ( sadar sepenuhnya)
3) Pemeriksaan fisik ( Head toe to)
a) Kepala
I: Rambut Ny. J tampak tipis dan putih kehitaman, kepala
tidak terdapat lesi dan udem kulit kepala Ny. J tampak kotor.
Pal : tidak terdapat luka atau pendarahan pada kepala tidak
terdapat nyeri tekan pada kepala tidak terdapat
pembengkakan pada kepala
b) Wajah
I : warna kulit wajah Ny. J sama dengan warna kulit
bibirnya
P : tidak ada nyeri tekan
c) Mata
I : mata kiri dan kanan simetris sclera ikterik, konjungtiva
tidak anemis, pupil isakor, mata tampak cekung
Pal : tidak ada terdapat nyeri tekan

23
d) Telinga
I : telinga kanan dan telinga kiri simetris
Pal : tidak ada terdapat nyeri tekan pada telinga
e) Hidung
I : lubang hidung kiri dan kanan simetris lubang hidung Ny.
J tampak bersih tidak terdapat polip pada hidung tidak
terdapat sekret pada hidung
Pal : tidak ada nyeri tekan pada hidung Ny. J
f) Mulut
I : Bibir Ny. J tampak kering tidak terdapat gigi palsu pada
Ny. J terdapat ccaries pada gigi Ny. J tidak terdapat
stomatis pada mulut Ny. J
Pal : tidak ada terdapat nyeri tekan pada mulut Ny. J
g) Leher
I : tidak terdapat lesi atau luka pada leher Ny. J warna kulit
sama dengan warna kulit lainnya
Pal ; tidak ada pembesaran kelenjar thyroid pada Ny. J
h) Thoraks (dada)
pergerakan dada kiri dan kanan simetris
1)) Paru-paru
Pal : tactil premitus Ny. J cenderung sebelah kanan di
banding kondisi tidak ada terdapat nyeri tekannya
Per : perkusi paru-paru bunyi sonar ( buniynya duk-duk)
Aus : vesikoler di seluruh bagian paru ( suara insirasi lebih
keras dan lebih tinggi nadanya dan lebih panjang dari
ekspirasi).
2)) Jantung
Pal : tidak ada nyeri tekan di sekitar jantung, tidak ada
massa di sekitar jantung Ny. J
Per : perkusi jantung klien
Aus: auskultasi jantung klien normal

24
Bunyi 1 : Lub (timbul akibat penutup katub mitra dan
trikuspidalis terdengar lebih keras dari pada bunyi 2
Bunyi 2 : Dup (timbul akibat penutupan aovla dan
pulnonalis) nada bunyi 2 lebih tinggi dari bunyi 1

i) Perut/abdoment
I : warna kulit perut Ny. J sama dengan kulit lain tidak ada
terdapat luka ataupun lesi pada abdomen Ny. J
Aus : bisug usus klien tidak normal 9 kali/menit
Pal : suara penculi abdomen Ny. J adalah kembung
j) Ekstrimitas
Atas 1: tidak terdapat edema pada ekstrimitas atas tengah Ny. J
terpasang infuse tidak ada praktur pada ekstrimitas atas
Bawah 1 : tidak ada praktur pada ekstrimitas bawah Ny. J tidak
ada terdapat edema pada ekstirmitas bawah Ny. J
Pal : tidak ada terdapat nyeri tekan pada ekstrimitas atas Ny. J

Kekuatan otot

Tangan kanan Tangan kiri

4444 5555

5555 5555

Kaki kanan Kaki kiri

Keterangan :
O : otot sama sekali tidak mampu bergerak
1 : ada sedikit gerakan dan tekanan ssewaktu jauh

25
2 : mampu sedikit gerakan dan tekanan sewaktu jauh
3 : mampu tegak walaupun sedikit di
dorong tetapi tidak mampu
4 : kekuatan otot kurang dibandingkan sisi lain
5 : kekuatan otot utuh

k. Reproduksi
Tidak dilakukan pemeriksaan pada genelatia
l. Neurosensori
GCS = 15
Motorik 6
6 : bergerak mengikuti perintah
5 : bergerak terhadap nteri dan motokalisis
4 : berlawanan dengan rangsangan nyeri
3 : fleksi abnormal
2 :ekstensi subnormal
1 ; tidak ada respon

Verbal 5
5 : berorientasi baik
4 : bicara bingung
3 : bicara tidak jelas
2 ; merintih
1 : tidak ada respon

Eye 4
4 : buka mata spontan
3 ; buka mata terhadap suara
2 : buka mata terhadap nyeri
1 : tidak ada respon

m. Basic Promoting Physiology Of Health

26
1) Aktivitas dan latihan
a. Sebelum masuk RS : aktivitas lancar dan sangat efektif
b. Selama masuk RS : aktivitas terbatas
2) Tidur dan istirahat
a. Sebelum masuk RS : mengatakan tidur 5 jam atau 7 jam
b. Selama masuk RS : mengatakan susah tidur karena
sering terbangun
3) Kenyamanan dan nyeri
a. Sebelum masuk RS : tidak merasa nyaman, risih, nyeri
perut
b. Selama masuk RS : tidak merasa nyaman, risih, nyeri
perut
4) Nutrisi
a. Sebelum masuk RS : nafsu makan kurang 1 kali sehari
b. Selama masuk RS : nafsu makan mulai 1-3 kali sehari
5) Cairan dan elektrolit
a. Sebelum masuk RS : Ny. J mengatakan 4/5 gelas/ hari
b. Selama masuk RS : Ny. J mengatakan minumnya banyak
7/8 gelas / hari
6) Oksigen
a. Sebelum masuk RS :
Sesak nafas : Ny. J mengatakan tidak sesak nafas
Batuk : Ny. J mengatakan tidak mengalami batuk
Sputum : Ny. J mengatakan tidak terdapat sputum
Nyeri dada : Ny. J mengatakan tidak terdapat nyeri dada

b. Selama masuk RS
Sesak nafas : Ny. J mengatakan tidak sesak nafas
Batuk : Ny. J mengatakan tidak mengalami batuk
Sputum : Ny. J mengatakan tidak terdapat sputum
Nyeri dada : Ny. J mengatakan tidak terdapat nyeri dada
7) BAB

27
a. Sebelum masuk RS
Frekuensi : 1-2 kali / hari
Waktu : tidak menentu
Warna : kuning, tidak ada darah, tidak ada lendir
Gangguan : tidak ada gangguan pada Bad nya

b. Selama masuk RS
Frekuensi : 1-2 kali / hari
Waktu : tidak menentu
Warna : kuning, tidak ada lender, tidak ada darah
Gangguan : tidak ada gangguan pada BAB nya
8) BAK
a. Sebelum masuk RS
Frekuensi : 1-5 kali / hari
Waktu : pagi, siang, sore, malam
Warna : kuning keruh
Gangguan : tidak mengalami gangguan
b. Selama masuk RS
frekunsi : 6-7 kali / hari
waktu : pagi, siang, sore, malam
warna : kuning jernih
gangguan : tidak ada gangguan
9) Sensori. Presepsi, kognitif
a. Gangguan penglihatan : tidak ada
b. Gangguan pandangan : tidak ada
c. Gangguan pengecapan : tidak ada
d. Gangguan penciuman : tidak ada

n. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang labor tanggal 05 februari 2019
No Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

28
1 Haemoglobin 14, 9
Lk : (13-16 gr %) PR

( 12- 14 gr %)
2 Leukosit 15, 100 ( menigkat) 5000 – 10,000 / mm
3 Eritrosit 5, 8 Lk : ( 4, 5, 5, 5 juta ) PR
( 4, 0-5, 0 juta )
4 Trombosit 144, 000 200, 000-400, 000
5 Hematokrit 42, 4 Lk : ( 42-52 vol % ) PR
( 37-47 vol %)

No Tes widal Hasil


1 Salmonella tyiphii 0 (+) 1/320
2 Salmonella typhii H (+) 1/320
3 Normal (+) 1/80

o. Terapi saat di Rumah Sakit

No Nama obat Dosis Indikasi Kontra indikasi


1 Injeksi Ranitidine 2x1 Pengobatan jangka Penderita yang
pendek tukak hipersensitif
lambung aktif, tukak terhadap
usus 12 jari, aktif, Ranitidine
mengurangi gejala
refluks
2 Injeksi ondansetron 2x1 Untuk mual dan Penderita yang
muntah hipersensitif
terhadap
ondansetron

29
Terapi oral

No Nama obat Dosis Indikasi Kontra indikasi


1 Sukralfat syrup 3x1 Obat untuk mengatasi Penderita yang
tukak pada usus halus hipersensitif
terhadap
sukralfat
2 Domperidone 2x1 Pengobatan jangka Penderita yang
NB : obat di pendek pada usus duo hipersensitif
berikan 2x sehari denum terhadap
sejak domperidone
3 Paracetamol 3x1 Untuk meredakan Pada penderita
NB : obat diberikan sakit seperti sakit obat ini dan
3x sehari kepala, sakit gigi, penderita
sakit pada otot, dengan
mengatasi demam gangguan
yang di sertai flu dan fungsi hati
demam sesudah yang berat
vaksinasi
4 Lansoprazol 1x1 Obat untuk Penderita yang
mengobati masalah hipersensitif
lambung dan terhadap
lansoprazol

30
2. Diagnosa
a. Data Fokus

Data subjektif Data objektif


1) klien mengatakan demam nya 1) Klien tampak meringis
sejak 7 hari yang lalu kesakitan
2) Klien mengatakan nyeri di bagian 2) Tubuh pasien pada saat di raba
perutnya terasa panas
3) Klien mengatakan gelisah 3) Klien tampak lemas dan letih
4) Klien mengatakan nafsu makan 4) Klien tampak mual dan
berkurang muntah
5) Klien mengatakan mual dan 5) Bibir tampak pecah-pecah
muntah 6) Mukosa bibir kering
6) Klien mengatakan badannya terasa 7) Klien tampak gelisah
lemas dan letih 8) Turgor kulit tidak elastis
7) Klien mengatakan sering BAK 9) Kapilari refil kembali dalam
8) Klien mengatakan sakit pada ulu waktu 3 detik
hati dan nyeri pada bagian perut 10) Wajah klien tampak merah
9) Klien mengatakan susah tidur pada 11) BB belum masuk rumah sakit
malam hari 52 kg
BB selama masuk rumah sakit
50 kg
12) Klien hanya makan 1-3 sendok

13) TTv
TD : 120/ 70
S : 38,7
P : 22/ menit
N : 69x/ menit

31
Tes widal
Salmonella typhii O : 1/ 320
Salmonella thphii H : 1/ 320

Analisa Data

No Data/ Symtom Etiologi Problem


1. Ds : Proses perjalanan Peningkatan suhu
 Klien mengatakan penyakit/ infeksi tubuh/ hipertermi
demam sejak 7 hari salmonella typhii
yang lalu
 Klien mengatakan
badannya terasa
lemas dan letih
 Klien mengatakan
demam pada saat
siang dan malam

Do :
 Klien tampak
lemah dan gelisah
 Tubuh pasien pada
saat di raba terasa
panas
 Pasien tampak lesu
 Bibir klien tampak
pecah-pecah
 Wajah klien tampak
merah

32
TTv:
Td : 120/ 70
S : 38,7 c
N : 60x/ m
P : 22x/m
Tes widal
Salmonella typhii O :
1/ 320
Salmonella thphii H :
1/ 320

2. Ds Intake dan output yang Gangguan


 Klien mengatakan tidak adekuat pemenuhan nutrisi
nafsu makan kurang dari
berkurang kebutuhan
 Klien mengatakan
lemas
 Klien mengatakan
mual dan muntah

Do :
 Klien tampak
mengeluh dan
meringis
 Klien hanya
makan 1-3 sendok
 Klien tampak pucat
 BB belum masuk
RS 52 kg
 BB selama masuk
RS 50

33
TTv
To : 120/ 70
S : 38,7
P : 22x/m
N : 69x/m
3. Ds : In take dan Out put Kekurangan volume
 Klien mengatakan yang tidak adekuat cairan tubuh
badannya terasa
lemas
 Klien mengatakan
mual dan muntah
 Klien mengatakan
sering BAK

Do :
 Klien tampak
lemah
 Klien tampak pucat
 Out put klien
tampak keluar
melalui muntahan,
BAB dan BAK
 Klien tampak lemas
 Mukosa bibir
kering
 Turgor kulit tidak
elastis
 Kapilari refill
kembali dalam
waktu 3 detik

34
TTV :
TD : 120/ 70
S : 38,7
P : 22x/ m
N : 69x/ m

Diagnosa keperawatan

1) Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan infeksi salmonella typhii


ditandai dengan DS dan DO
2) Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
In take dan Out put yang tidak ade kuat
3) Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan In take dan Out put
yang tidak ade kuat

3. INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa Noc Nic Rasional


Peningkatan suhu Suhu Tubuh I. Pantau ttv I Ttv terpantau
tubuh berhubungan Pasien menurun klien. dengan baik
dengan infeksi atau dalam II. Anjurkan II Agar
salmonella typhii rentang Normal. klien pengeluaran
Kriteria hasil memakai panas dalam
mempertahankan pakaian yang tubuh klien
suhu tubuh dalam tipis dan lebih cepat
keadaan normal menyerap
keringat
III. Berikan III Membantu

kompres Menstabilkan

hangat pada suhu tubuh

pasien pasien

35
IV. Kolaborasi IV Mempercepat
dengan upaya
dokter penyembuhan
pemberian
obat penurun
panas
Gangguan Kebutuhan nutrisi I. Pantau ttv I Ttv terpantau
pemenuhan nutrisi klien terpenuhi dengan baik
kurang dari Kriteria Hasil II. Pantau porsi II Mengetahui
kebutuhan Intake dan Out makan klien intake pasien
berhubungan put dalam III. Kaji rawat III Mengawasi
dengan In take dan rentang normal nutrisi masukan
Out put yang tidak termasuk nutrisi
ade kuat makanan
yang disukai
IV. Anjurkan IV Agar nutrisi
klien makan klien
sedikit tapi terpenuhi
sering
V. Anjurkan V Agar nafsu

klien makan makan klien

makanan mambaik

selagi hangat
VI. Kolaborasi VI Untuk
degan ahli memenuhi
gizi untuk kebutuhan
pemenuhan nutrisi pasien
nutrisi
pasien
Kekurangan Cairan dalam I. Pantau ttv I. Ttv terpantau
volume cairan tubuh dalam klien dengan baik
tubuh berhubungan rentang normal II. Pantau In II. Mengetahui

36
dengan In take dan Kriteria hasil take dan volume cairan
Out put yang tidak Kebutuhan cairan Output pasien
ade kuat dalam tubuh cairan
terpenuhi dengan klien
baik III. Anjurkan III. Memenuhi

klien cairan orral

minum pasien

minimal 8
gelas/ hari
IV. Memenuhi
IV. Kolaborasi
kekurangan
dengan
cairan melalui
dokter
intravena/ IV
untuk
pemberian
infus

4. Laporan perkembangan

No Hari/tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi


1. Kamis 07 Peningkatan I. Memantau Ttv S :
februari suhu tubuh pasien - klien
2019 berhubungan TD : 120/ 70 mengatakan
dengan infeksi N : 69x/ m badannya masih
salmonella P : 22x/ m terasa panas
typhii S : 38,7 -klien mengatakan
II. Menganjurkan masih badannya
pasien memakai terasa lemas dan
pakaian tipis dan letih
menyerap O:
keringat. Klien masih
III. Memberikan tampak lemah,

37
kompres hangat klien masih teraba
pada pasien panas.
IV. Berkolaborasi Suhu tubuh pasien
dengan dokter 38,7 ⁰C
pemberian obat A :
paracetamol Masalah belum
3x1 teratasi
P:
Intervensi 1, 2 dan
3 dan 4 di
lanjutkan
Gangguan I. Memantau porsi S : SESUIKAN
pemenuhan makan klien ½ DENGAN DATA
nutrisi kurang porsi dihabiskan SUBJEKTIF
dari kebutuhan II. Mengkaji nutrisi Klien mengatakan
berhubungan termasuk masih belum
dengan In take makanan yang nafsu makan
dan out put disukai O:
yang tidak ade III. Menganjurkan - Klien masih
kuat klien makan tampak pucat
sedikit tapi - Klien tampak
sering tidak
IV. Menganjurkan menghabiskan
klien makan makanannya
makanan selagi A : masalah
hangat belum teratasi
V. Berkolaborasi P : intervensi 1, 3,
degan ahli gizi 4 dan 5di
untuk lanjutkan,
pemenuhan intervensi 2
nutrisi pasien dihentikan

38
Kekurangan I. Memantau In S :
volume cairan take dan Out put - Klien
tubuh cairan klien mengatakan
berhubungan II. Menganjurkan masih mual
dengan In take klien minum dan muntah
dan Out put lebih dari 8 - Klien
yang tidak ade gelas/ hari mengatakan
kuat III. Berkolaborasi badannya
dengan dokter masih lemah
pemasangan O:
infus pasien - Klien terlihat
RL 20 tts/i masih lemah
- Klien tampak
masih lesu
- Out put klien
tampak keluar
melalui
keringat,
muntah, BAK
dan BAB
A:
Masalah belum
teratasi
P:
Intervensi 1, 2
dan 3 lanjutkan
2. Jum’at Peningkatan I. Memantau ttv S :
08 februari suhu tubuh klien - Klien
2019 berhubungan TD : 110/ 90 mengatakan
dengan infeksi N : 71x/ m badannya
salmonella P : 20x/ m terasa panas
typhii S : 38 C - Klien

39
II. Menganjurkan mengatkan
pasien memakai badannya
pakaian tipis dan terasa lemah
menyerap dan letih
keringat - Klien
III. Memberikan mengatakan ia
kompres hangat susah tidur
pada pasien pada pada malam
pagi hari hari
O:
- Klien masih
tampak lemah
- Klien tampak
lesu
- Bibir pasien
tampak
pecah-pecah
A:
Masalah belum
teratasi
P:
Intervensi 2 di
hentikan dan
intervensi 1, 3 di
di lanjutkan
Gangguan I. Memantau porsi S :
pemenuhan makan klien Klien mengatakan
nutrisi kurang II. Mengkaji riwayat masih belum
dari kebutuhan nutrisi termasuk nafsu makan
berhubungan makanan yang di O :
dengan In take sukai - Klien tampak
dan Out put III. Menganjurkan pucat

40
yang tidak ade klien makan - Klien tampak
kuat sedikit tapi sering tidak
IV. Menganjurkan menghabiskan
klien makan makannya
makanan selagi A : masalah
hangat belum teratasi
P:
Intervensi 3, 4 di
hentikan dan
intervensi 1 dan 2
di lanjtukan

Kekurangan I. memantau In S :
volume cairan take dan Out - klien
tubuh put cairan klien mengatakan
berhubungan yang masih mual
dengan In take cairan klien + dan muntah
dan Out put 200 cc out put - klien
yang tidak ade cairan klien + mengatakan
kuat 250 cc badannya
II. menganjurkan lemah
klien banyak O :
minum lebih - klien tampak
dari 8 gelas/ lemas
hari - klien tampak
III. berkolaborasi lesu
dengan dokter - Out put klien
pemasangan tampak keluar
infuse pasien melalui
keringat,
muntah, BAK
dan BAB

41
A:
Masalah belum
teratasi
P:
Intervensi 2 di
hentikan
intervensi 1 dan 3
di lanjutkan

3. Sabtu Peningkatan I. Memantau ttv S :


09 februari suhu tubuh pasien - Klien
2019 berhubungan TD : 120/ 70 mengatakan
dengan infeksi N : 73x/ m badannya
salmonella P : 21x/ m masih terasa
typhii S : 38 c panas
II. Memberikan - Klien
kompres hangat mengatakan
pada pasien pada badannya
pagi hari terasa lemas
dan letih
- Klien
mengatakan ia
susah tidur
pada malam
hari
D:
- Klien masih
tampak lemas
- Klien tampak
lesu
- Bibir pasien
tampak pecah-

42
pecah
A:
Masalah belum
teratasi
P:
Intervensi 1 dan 3
di lanjutkan
Gangguan I. Memantau porsi S :
pemenuhan makan klien Klien mengatakan
nutrisi kurang II. Mengkaji riwayat masih belum
dari kebutuhan nutrisi makan nafsu makan
dengan In take termasuk yang di O :
dan Out put sukai - Klien tampak
yang tidak ade pucat
kuat - Klien tampak
tidak
menghabiskan
makannya
A:
Masalah belum
teratasi
P:
Intervensi 2 di
hentikan dan
intervensi 1 di
lanjutkan
Nyeri I. Mengkaji skala S :
epigastrium nyeri Klien mengatakan
berhubungan II. Berkolaborasi tidak ada lagi
dengan asam dengan dokter nyeri di ulu hati
lambung yang dalam pemberian O :
meningkat obat analgesik Klien terlihat

43
tenang klien tidak
risih lagi
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi 1 dan 3
di hentikan
Kekurangan I. Memantau In take S :
volume cairan dan Out put - Klien
tubuh cairan klien yaitu mengeluh
berhubungan In take masih mual
dengan In take cairan klien +200 dan muntah
dan Out put cc out put - Klien
yang tidak ade cairan klien +250 mengatakan
kuat cc badan masih
II. Berkolaborasi lemas
dengan dokter O:
pemasangan - Klien tampak
infuse pasien lemas
- Klien tampak
lesu
- Out put klien
tampak
keluar
melalui
keringat,
muntah,
BAK, dan
BAB
A:
Masalah belum
teratasi

44
P:
Intervensi 3
dihentikan
Intervensi 1 di
lanjutkan
4. Minggu Peningkatan I. Memantau ttv S :
10 februari suhu tubuh pasien Klien mengatakan
2019 berhubungan TD : 120/ 60 suhu tubuh nya
dengan infeksi N : 60x/ m tidak panas lagi
salmonella P : 20x/ m O:
typhii S : 37,3 c Klien tampak
III. memberikan segar
kompres hangat pada A :
pasien pada pagi hari Masalah teratasi
P:
Intervensi di
hentikan
Gangguan I Memantau porsi S :
pemenuhan makan pasien Klien mengatakan
nutrisi kurang masih muntah
dari kebutuhan O:
berhubungan - Klien tampak
dengan In take pucat
dan Out put - Klien tampak
yang tidak ade tidak
kuat menghabiskan
makannya
A:
Masalah teratasi
sebagian
P:
Interensi 1 di

45
lanjutkan
Kekurangan 1. memantau Intake S :
volume cairan dan Out put cairan klien mengatakan
tubuh klien yaitu In take sudah tidak mual
berhubungan cairan klien +200 cc muntah dank lien
dengan In take Out put cairan klien mengatakan lebih
dan Out put +250 cc segar
yang tidak ade O:
kuat Klien tampak
segar dan tidak
pucat
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi 1 di
hentikan

5. Senin Gangguan 1. memantau porsi S :


11 februari pemenuhan makan pasien Klien mengatakan
2019 nutrisi kurang sudah nafsu
dari kebutuhan makan
dengan In take O:
dan Out put Klien tampak
yang tidak ade tidak mual lagi
kuat Klien tampak
bersemangat
A:
masalah teratasi
P:
Intervensi di
hentikan

46
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat penulis kumpulkan dari data-data tersebut


adalah sebagai berikut

1. Setelah melakukan praktek kerja industri di Rumah Sakit Stroke Nasional


Bukittingi dapat membandingkan teori yang didapatkan disekolah dengan
praktek di rumah sakit
2. Selama melakukan Praktek Kerja Industri di Rumah Sakit Stroke Nasional
Bukittinggi dapat pengalaman kerja yang nyata dalam menangani
permasalahan yang dihadapi di dunia kerja dab menumbuhkan rasa
tabggung jawab
3. Selama melakukan Praktek Kerja Industri di Rumah Sakit Stroke Nasional
Bukittinggi dapat mengenal dan mengetahui secara langsung tentang
Rumah Sakit sebagai salah satu penerapan disiplin dan pengembangan
karier

47
4. Typhoid adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman salmonella typhii
tipe A, B dan C kuman ini di sebabkan oleh makanan yang tercemar oleh
udara luar, seperti karena makanan tersebut terlalu lama berada di luar
ataupun makanan tersebut di cemari oleh orang terkena virus salmonella
typhii penyakit ini dapat di cegah dengan cara mengkonsumsi makanan
yang benar- benar hygienis, menghindari hal-hal yang tidak bersih, karena
salmonella typhii di bawa oleh makanan-makanan yang tercemar.

B. saran
Bersama ini ada beberapa saran yang penulis sampaikan antara lain sebagai
berikut :
1. Diharapkan kita dapat menjaga kesehatan kits dengan cara memperhatikan
apa yang kita makan dan kita minum agar tubuh kita tidak ter infeksi oleh
bakteri dan memakan makanan yang bergixi
2. Dengan penjabaran mengenai pencegahan typhoid kita lebih berhati- hati
terhadap makanan maupun factor lain yang menyebabkan resiko infeksi
pada lapisan lambung.

48
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito,Lynda Jualt 1999,Rencana Asuhan & Dokumentasi keperawatan Edisi


2.EGC:Jakarta

Fkui, 2010, Defenisi Penyakit, Jakarta: ECG

http : blogspot.com/2008/03/askep_pada_klien_dengan_typhoid htm ( tanggal 22


februari 2016 pukul 19.00)

Nagastiyah, 2011, Etiologi Keperawatan, Jakarta ECG

Wong,Donns t,2004: Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik Alih Bahasa Monics


Eater, Edisi Bahasa Indonesia ECG Jakarta

49

Anda mungkin juga menyukai