Gender Dalam Hukum Islam Kelompok 7
Gender Dalam Hukum Islam Kelompok 7
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah gender dalam hukum islam
OLEH:
KELOMPOK 7
NURHIKMAH
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Allah swt. atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai, dan tidak lupa kita
kirimkan salam dan shalawat kepada Nabi Muhammad saw yang telah membawa kita
dari zaman yang gelap ke zaman yang terang seperti sekarang ini. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................4
PENDAHULUAN........................................................................................................4
Latar Belakang.........................................................................................................4
Rumusan Masalah...................................................................................................6
Tujuan Penulisan.....................................................................................................6
BAB II...........................................................................................................................7
PEMBAHASAN...........................................................................................................7
BAB III.......................................................................................................................14
PENUTUP..................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perempuan pada saat ini dihadapkan pada berbagai macam peran. Perempuan
juga diharapkan dapat memilih dan bertanggung jawab atas peranan yang telah
dipilihnya ketika ia memasuki tahap perkembangan dewasa dini. Peranan kaum
perempuan pada tahap dewasa dini pada saat ini secara umum memang mulai
bergeser dalam peran gender yang dianutnya ke arah egaliter. Perempuan mulai
meninggalkan peran gender tradisionalnya karena peran ini bertentangan dengan
kompetensi dan pencapaian prestasi, dua aspek yang sangat dihargai masyarakat
namun masih sulit diperoleh oleh perempuan (Lianawati,2008).
Selain itu, salah satu hal yang dapat mempengaruhi perempuan dalam
menentukan peran yang akan diambilnya adalah pengaruh dari media massa seperti
majalah. Majalah wanita, secara tidak langsung memberikan pengaruh kepada
pemikiran para perempuan dalam menentukan tujuan hidupnya. Banyak para
perempuan yang menjadi pembaca majalah wanita yang secara tidak langsung
terpengaruh untuk mengikuti gaya hidup yang ditampilkan di dalam majalah wanita
Hal ini menarik minat penulis untuk mengetahui bagaimana kesiapan rencana
hidup para perempuan yang berada pada usia dewasa dini, terutama yang berstatus
sebagai mahasiswi tentang rencana hidup mereka setelah mereka menyelesaikan studi
S1-nya terkait dengan peran perempuan yang tidak hanya sebagai seorang ibu , tetapi
juga bisa sebagai wanita karir. Pilihan apakah yang akan menjadi rencana hidup
mereka, mengapa mereka memilih pilihan tersebut, dan konseskuensi apa yang harus
mereka hadapi ketika mereka memilih pilihan tersebut.
Keadilan adalah norma kehidupan yang didambakan oleh setiap orang dalam
tatanan kehidupan sosial mereka. Lembaga sosial yang bernama negara maupun
lembaga-lembaga dan organisasi internasional yang menghimpun negara-negara
nampaknyapun mempunyai visi dan misi yang sama terhadap keadilan, walaupun
persepsi dan konsepsi mereka barangkali berbeda dalam masalah tersebut.
Keadilan merupakan konsep yang relatif. Skala keadian sangat beragam antara
satu negara dengan negara lain, dan masing-masing skala keadilan itu didefinisikan
dan ditetapkan oleh masyarakat sesuai dengan tatanan sosial masyarakat yang
bersangkutan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
Makna Keadilan
Adil, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti tidak berat sebelah, tidak
memihak, berpihak kepada yang benar, berpegang kepada kebenaran, sepatutnya, dan
tidak sewenang-wenang (Depdikbud, 1990 : 6-7).
Keadilan berarti kesamaan, berasal dari kata kerja (fi’il) ‘adala dan
mashdarnya adalah al-‘adl dan al-idl. As-‘adl untuk menunjukkan sesuatu yang
hanya ditangkap oleh bashirah (akal fikiran), dan al-‘idl untuk menunjukkan keadilan
yang bisa ditangkap oleh panca indera. Contoh yang pertama adalah keadilan di
bidang hukum, dan contoh yang kedua antara lain : keadilan dalam timbangan,
ukuran, dan hitungan (al-Asfahani, 1972 : 336).
Walaupun sudah menikah, seorang muslimah haruslah tetap taat dan berbakti
kepada orang tuanya. Orang tua tentu saja menginginkan yang terbaik dan menasehati
yang terbaik untuk anaknya. Untuk itu, terhadap orang tua anak perempuan tidaklah
berubah dan tetap harus menghormati. Sering kali ada orang-orang yang melupakan
orang tuanya ketika sudah menikah. Padahal, orang tua tetaplah harus dihargai
sebagaimana mereka telah merawat, memberikan kasih sayang juga perhatian yang
tulus selama kita kecil. Perawatan kita dilakukan sejak dalam rahim, bayi, sampai
remaja semua kebutuhan dipenuhi orang tuanya. Maka dari itu sebagai anak tentunya
kita harus berbakti kepada orang tua kita. Allah SWT menegaskan dalam banyak
ayat-ayat-Nya tentang kewajiban berbakti pada kedua orang tua. Berikut ayat-ayat
tentang kewajiban kepada orang tua: Hal ini juga disampaikan dalam Al-Quran
mengenai berbakti pada orang tua
Saat orang tua semakin menua, tentunya hal ini menjadi kewajiban bagi kita
untuk membantu kehidupannya. Kehidupan orang tua tentu saja semakin tua semakin
renta, membutuhkan perhatian dan perawatan. Saat seperti ini kita sebaiknya lebih
mengabdi, karena memang orang tua sudah sangat membutuhkannya. Salah satu yang
dapat dibantu oleh kita adalah memberikan bantuan berupa finansial, mengingat
mereka di usia tua pasti telah pensiun dan tidak bekerja. Bahkan, mereka jika bisa
tidak dianjurkan untuk terus bekerja karena usianya yang sudah tua. Kebutuhan
nutrisi harus diperhatikan, karena makin tua seseorang makin renta, sehingga perlu
makanan lebih bergizi.
Tidak menyulitkan dan menggantungkan diri pada orang tua adalah hal yang
harus dilakukan setelah menikah. Pada dasarnya anak perempuan tentu sebelum
menikah atau bekerja, ia masih dalam tanggung jawab orang tuanya dan harus
dinafkahi oleh keluarganya. Setelah menikah, maka janganlah mempersulit orang tua
dan berikan yang terbaik untuk mereka. Hal ini sebagai kewajiban kita agar tidak
menyulitkan orang tua yang sudah semakin berusia, malah justru kita harus
meringankan bebannya di masa tua.
Memberikan kebahagiaan pada orang tua adalah hal yang akan berdampak
kepada kebahagiaan kita juga. Memberikan kebahagiaan pada orang tua tentunya
membuat orang tua lebih sehat, lebih cerah dan ceria. Hal ini karena kebahagiaan
orang tua adalah kebahagiaan kita, dan kebahagiaan kita adalah kebahagiaan bagi
orang tua.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Penulis merasa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, dan saya harap
pembaca bisa memberikan saran dan masukan yang membangun agar penulis bisa
terus berprogres kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA