Anda di halaman 1dari 2

BERITA SATU | MENGAMBIL JALAN MENIKMATI KRISTUS SEBAGAI POHON HAYAT BAGI

PERAMPUNGAN EKONOMI KEKAL ALLAH

Pembacaan Alkitab : Kej. 2:7-9; Why. 2:7; 22:14; Yoh. 1:4; 14:6a; 10:10b; 6:35, 57, 63
VISI

I. Manusia perlu Pohon Hayat


a. Cara Allah mencapai tujuan-Nya ialah pertama-tama menciptakan manusia sebagai bejana
untuk menampung diri-Nya sebagai hayat dan kemudian menaruh manusia di Taman Eden,
di depan pohon hayat, yang menyatakan bahwa maksud Allah adalah agar manusia
berbagian akan buah dari pohon ini.
b. Di samping pohon hayat, Kejadian 2:9 dan 17 menyebutkan pohon pengetahuan tentang
yang baik dan yang jahat.
c. Pohon hayat merupakan lambang, menandakan Allah sebagai sumber yang tepat. Jika kita
hanya membaca Kejadian 2, kita tidak akan bisa memahami makna pohon hayat.

II. Kristus adalah Pohon Hayat


a. Injil Yohanes mewahyukan hayat yang ditunjukkan oleh pohon hayat dengan cara yang lebih
konkret. Yohanes 1:4 mengatakan, “Dalam Dia ada hayat,” dan Yohanes 15:5 memberi tahu
kita bahwa Tuhan Yesus adalah pohon anggur.
b. Kristus adalah pohon hayat itu. Yesus, perwujudan Allah, adalah pohon hayat. Karena itu,
pohon hayat dalam Kejadian 2 adalah lambang Allah sebagai sumber hayat.
c. Pilihan yang pertama dari dua pilihan ini adalah pohon hayat, yang menunjukkan diri Allah
sendiri sebagai hayat. Isi pohon hayat adalah hayat. Ini polos, murni, dan mutlak adalah
hayat. Sifat pohon ini dan hasil pohon ini juga adalah hayat. Hayat merupakan isi, sifat, dan
hasil. Segala sesuatunya adalah hayat. Apakah prinsip pohon hayat? Prinsip pohon hayat
adalah bersandar. Kita semua harus bersandar.

III. Satan sebagai Pohon Pengetahuan


a. Di samping sumber ini, terdapat pohon yang lain, sumber yang lain di dalam alam semesta
ini—maut. Namun, pohon ini tidak disebut pohon maut; pohon ini disebut pohon
pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.
b. Di dalam alam semesta ada pohon semacam ini. Kedua pohon ini berlawanan satu sama
lain, pohon hayat menunjukkan Allah sebagai sumber hayat, dan pohon pengetahuan
menandakan Satan sebagai sumber maut.
c. Sebagaimana Allah adalah sumber hayat, begitu pula Satan adalah sumber maut. Karena itu,
dalam Kejadian 2 kita menemukan dua sumber yang ditandai oleh dua pohon.
d. Pilihan yang kedua adalah pohon pengetahuan (Kej. 2:17), yang berlawanan dengan pohon
hayat. Perhatikan bahwa pohon ini disebut pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang
jahat, bukan hanya pengetahuan yang jahat.
e. Pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat bersumber dari pohon yang sama. Entah
pengetahuan itu pengetahuan tentang yang baik atau tentang yang jahat. Selama hal itu
adalah pengetahuan, maka itu bukan milik pohon hayat. Itu adalah milik pohon
pengetahuan.
f. Baik dan jahat tidak ditandai oleh dua pohon tetapi oleh satu pohon, pohon kedua; karena
itu, mencari yang baik selain Allah adalah milik Satan. Kebaikan yang sejati adalah diri Allah
sendiri; karena itu, mendapatkan Allah sama dengan mendapatkan kebaikan yang sejati.
Pohon pengetahuan menyebabkan manusia memberontak melawan Allah dan merdeka dari
Dia.

IV. Dua pohon itu menghasilkan dua garis, dua jalan—jalan hayat dan jalan kematian—yang
berlangsung di seluruh Alkitab dan berakhir dalam Kitab Wahyu: Kematian dimulai dengan
pohon pengetahuan dan berakhir dengan telaga api. Hayat dimulai dengan pohon hayat dan
berakhir dengan Yerusalem Baru, kota air hayat.

BEBAN

Mengambil jalan menikmati Kristus sebagai pohon hayat bagi perampungan ekonomi kekal Allah

APLIKASI

Kita harus tinggal pada jalan hayat, garis hayat, dalam memelihara hayat melalui menikmati Kristus
sebagai pohon hayat bagi pembangunan Allah dalam hayat oleh pertumbuhan kita dalam hayat.
Kita tinggal pada jalan hayat melalui hidup dan melayani menurut prinsip hayat, bukan menurut prinsip
benar dan salah. Kita harus hidup dan bertindak menurut perasaan hayat batini di dalam roh kita,
pimpinan hayat, bukan menurut benar dan salah (Rm. 8:6; 2 Kor. 2:13). Standar untuk kehidupan orang
Kristen adalah hadirat Kristus yang berhuni di dalam kita; ini bukanlah pertanyaan apa yang benar atau
salah tetapi apakah hayat ilahi di dalam kita setuju atau tidak terhadap sesuatu.
Kita tinggal pada jalan hayat melalui mengasihi Tuhan sampai pada puncaknya, menarik orang lain untuk
berlari mengejar Dia (Mrk. 12:30; Kid. 1:4a). Untuk menikmati Kristus sebagai pohon hayat, kita harus
memberi tahu Dia setiap waktu, “Tuhan Yesus, aku cinta pada-Mu”; jika kita memiliki hati yang
membara terhadap Tuhan Yesus, memberi Dia tempat pertama dalam segala sesuatu, kita akan
menikmati segala adanya Dia.
TELADAN

KENIKMATAN

Saya menimati bahwa kita tinggal pada jalan hayat melalui makan Yesus melalui mendoabacakan
Firman, merenungkan firman, dan meministrikan firman sebagai Roh itu ke dalam orang lain melalui
melatih roh iman kita. Kita tinggal pada jalan hayat melalui menikmati Allah Tritunggal sebagai hukum
Roh hayat dengan kapasitas ilahinya. Kita harus “menyalakan” hukum Roh hayat melalui berjalan
menurut roh dan meletakkan pikiran kita di atas roh bagi penyaluran Allah Tritunggal sebagai hayat ke
dalam diri tripartit kita. Kita tinggal pada jalan hayat melalui hidup di dalam kebangkitan, di dalam
realitas gereja sebagai Tubuh Kristus, yang ditandai oleh kaki pelita emas sebagai pohon hayat
kebangkitan; ini adalah agar kita bisa mengemban kemuliaan Allah bagi ekspresi Allah sebagai kota
hayat, Yerusalem Baru.

Anda mungkin juga menyukai