Anda di halaman 1dari 3

KATA SERAPAN

Kata serapan adalah kata-kata yang berasal dari bahasa asing atau bahasa daerah, lalu


digunakan dalam bahasa Indonesia (Sugono, 2003:62). Setiap kata dalam setiap bahasa
mengalami perubahan makna sesuai dengan kebutuhan pemakai atau masyarakat bahasa.
Dalam peristiwa interaksi verbal, baik lisan maupun tulis, manusia selalu menggunakan kata
dari bahasa yang mereka gunakan sesuai dengan kebutuhannya. Selain itu, perkembangan
ilmu
pengetahuan telah menimbulkan adaptasi dalam penggunaan bahasa agar mudah
dimengerti oleh para penggunanya, baik itu dari segi bahasa maupun makna dari bahasa
tersebut. Dari segi makna, istilah baru harus sesuai dengan pengertian serta maksud yang
akan disampaikan. Istilah baru tidak dapat digunakan secara sembarangan karena dapat
memberikan makna dan pengertian yang mengandung konotasi.
Kata serapan lumrah terjadi antarbahasa. Proses serap-menyerap kata terjadi setiap kali
ada kontak bahasa yang bersifat terbuka/mudah menerima pengaruh sehingga dalam kontak
bahasa proses serap-menyerap unsur asing akan terjadi. Hal ini bisa dikarenakan adanya
kebutuhan dan kemampuan seseorang yang kurang memahami bahasa sendiri. Dalam proses
penyerapan bahasa, pasti akan timbul perubahan-perubahan. Sebab, tidak ada proses penyerapan
yang terjadi secara utuh. Proses penyerapan terjadi dengan beberapa penyesuaian, baik dalam
ejaan antarbahasa maupun ucapan. Dalam hal kosakata, bahasa Indonesia telah banyak menyerap
unsur-unsur asing. Beberapa kosakata bahasa Indonesia juga dipengaruhi oleh bahasa asing,
seperti bahasa Belanda, bahasa Arab, bahasaa Inggris dan bahasa Sanskerta. Unsur-unsur bahasa
asing ini masuk ke Indonesia ketika bangsa Indonesia mengalami kontak budaya dengan bangsa
asing.
Unsur-unsur asing telah menambah sejumlah besar kata ke dalam bahasa Indonesia.
Dengan adanya perkembangan bahasa ini, maka muncullah masalah-masalah kebahasaan.
Misalnya, adanya kosakata yang diserap secara utuh dan dengan penyesuaian-penyesuaian, yang
ternyata tidak lepas dari permasalahan analogi dan anomali bahasa. Berdasarkan taraf
integrasinya, unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia dapa dibagi atas dua golongan besar yaitu:

Pertama, unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia,
seperti reshuffle, shuttle cock, long march. Unsur-unsur ini dipakai dalam konteks bahasa
Indonesia, tetapi pengucapannya masih mengikuti cara asing.
Kedua, unsur pinjaman dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.
Dalam hal ini diusahakan agar ejaannya hanya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesianya
masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.
Di bawah ini akan dijelaskan proses penyerapan kosakata bahasa asing ke dalam bahasa
Indonesia
a. Resiko -> berasal dari bahasa Inggris yakni “risk”. Proses yang terjadi adalah
penambahan bunyi di tengah kata|i| dan kata|o|” menjadi risiko
b. Praktek -> berasal dari bahaa Inggris yakni “practice”. Proses yang terjadi adalah
mengubah bunyi |e| menjadi bunyi k baik di tengah kata maupun di akhir kata menjadi Praktik
c. Subjektif -> bersal dari bahsa Inggris yakni “Subyektif”. Proses yang terjadi adalah
mengubah bunyi |y| menjadi j dan mengubah
bunyi |e| menjadi bunyi |k| menjadi subjektif
d. Taqwa -> berasal dari bahasa Arab. Proses yang terjadi adalah mengubah bunyi |q|
menjadi bunyi |k| takwa.
e. Hirarki -> berasal dari bahasa Yunani “Hierarchia”. Proses yang terjadi adalah
mengubah bunyi |ch| menjadi bunyi |k| dan penghilangan bunyi |a| di akhir kata menjadi hierarki
f. Diagnosa -> berasal dari bahasa Inggris “Diagnosis”. Proses yang terjadi adalah
menyerap sepenuhnya kata tersebut menjadi kosakata bahsa Indonesia yakni diagnosa
g. Shampo -> berasal dari bahasa Inggris “Shampoo”. Proses yang terjadi adalah
menghilangkan bunyi |h| di tengah kata dan penghilangan salah satu bunyi |o| di akhir kata
menjadi sampo
h. Balon -> berasal dari bahasa Inggris yakni “Balloon”. Proses yang terjadi adalah
penghilangan salah satu bunyi |l| di tengah kata dan penghilangan salah satu bunyi |o| di tengah
kata menjadi Balon
i. Aquarium -> berasal dari bahasa Inggris “aquarium”. Proses yang terjadi adalah
mengubah bunyi |q| menjadi bunyi |k| menjadi akuarium.
j. Dilemma -> berasal dari bahasa Inggris “Dilemma”. Proses yang terjadi adalah
menyerap sepenuhnya kosakata bahasa Inggris ke dalam kosakata bahsa Indonesia menjadi
Dilemma

Penerapan PUEBI

Dalam kegitan berbahasa lisan maupun tulis, mendengarkan, berbicara, membaca, dan
menulis merupakan faktor yang penting. Melalui kegiatan mendengarkan dan membaca,
seseorang dituntut untuk memiliki kemampuan memahami dengan baik gagasan yang
diucapkanmaupun yang dituliskan oleh orang lain. Melalui, berbicara dan menulis, seseorang
dituntut untuk dapat menyatakan gagasan dengan bahasa yang baik dan benar. Penuangan
gagasan secara tertulis lebih sulit dibandingkan dengan bahasa lisan (Parera, 1987: 113),
Penuangan gagasan secara tertulis mrupakan kegiatan secara terencana yang memerlukan
kecermatan dalam mewujudkan gagasan, menuliskan ejaan, bentukan kalimat yang baik,
sertapemilihan kata yang tepat. Berkaitan dengan pemulisan ejaan pada tahun 2016
pemerintah telah mengadakan perubahan pedoman ejaan dari Pedoman Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan (EYD) menjadi Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
(PUEBI).
Guru sebagai pendidik dan sebagai masyarakat akademik dalam melaksanakan tugas sehari-
hari tidak terlepas dari kegiatan tulis menulis, di antaranya menyusun perangkat
pembelajaran, yakni menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, menyusun bahan atau
materi pembelajaran, menyusun lembar kerja peserta didik, menyusun alat evalusasi.
Kesemuanya itu memerlukan kecermatan dalam menuliskan dengan menggunakan ejaan
bahasa Indonesia yang bernar.

a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau
hari raya. Misalnya: tahun Hijriah tarikh Masehi bulan Agustus bulan Maulid hari Jumat hari
Galungan hari Lebaran hari Natal b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama
peristiwa sejarah. Misalnya: Konferensi Asia Afrika Perang Dunia II Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia Catatan: Huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai
nama tidak ditulis dengan huruf kapital. Misalnya: Soekarno dan Hatta memproklamasikan
kemerdekaan bangsa Indonesia. Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.
Ginting, Adelina. Analisis Menulis Unsur Serapan School Education Journal Volume 8 No. 1
Juni 2018

Meysitta, Lita. Perkembangan Kosakata Serapan (Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
(BAPALA). Volume 05 Nomor 02 Tahun 2018, 1-10).

Kemendikbud. 2016 pedoman umum ejaan bahasa indonesia


http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/sites/default/files/PUEBI.pdf

Anda mungkin juga menyukai