Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 1 PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

NAMA : RINI APRILIANI SUSANTI


NIM : 859146766

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan benar!


1. Jelaskan (a) bahasa, dan (b) arbiter, serta berikan contohnya masing-masing!
2. Jelaskan proses pemerolehan bahasa!
3. Jelaskan perbedaan antara strategi dan metode serta berikan masing-masing contoh!
4. Sebut dan jelaskan 7 jenis kurikulum menurut Galtthorn!
5. Jelaskan pembelajaran Bahasa Indonesia terpadu di SD dengan pembelajaran terpadu lintas
materi!

JAWABAN

1. a. Bahasa adalah lambang yang bermakna, arbiter, konvensional, dan produktif yang
dipergunakan oleh setiap individu dan anggota sosial untuk berkomunikasi, bekerja sama,
dan mengidentifikasi diri.
- Bahasa adalah sebuah sistem. Artinya, bahasa itu bukanlah sejumlah unsur yang
terkumpul secara tak beraturan melainkan sebaliknya.
Contohnya :
a. Abdu memotong kambing.
b. Abdu dipotong kambing.
c. Aisah mencuci piring.
d. Aisah dicuci piring.
Kalimat yang sesuai dengan kaidah adalah:
a. Abdu memotong kambing.
b. Aisah mencuci piring
- Bahasa sebagai Lambang
Contoh : Bendera kuning digunakan lambang adanya kematian. Sebab secara
konvensional bendera kuning dijadikan tanda adanya kematian. Gambar rantai pada
burung garuda Pancasila melambangkan persatuan. Sebab rantai secara konvensional
dijadikan lambang persatuan
- Bahasa Itu adalah Bunyi
- Bahasa Itu Bermakna
Contoh lambang berwujud bunyi [bunga]. Lambang ini mengacu pada konsep hasil
tumbuh-tumbuhan yang memiliki aroma atau warna serta bentuk yang menarik.
Lambang berwujud bunyi [menara] mengacu pada bangunan tinggi.
- Bahasa Itu Konvensional artinya, penggunaan lambang bunyi untuk suatu konsep
tertentu berdasarkan kesepakatan antara masyarakat pemakai bahasa.
Contoh: sebuah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang secara arbitrer
[manasuka] dilambangkan dengan bunyi [rumah]. Semua anggota masyarakat
pemakai bahasa ini harus mematuhinya. Apabila ada yang melanggar konvensi ini
dengan menggantinya dengan lambang bunyi berbeda misal [mahru] maka komunikasi
akan terhambat.
- Bahasa Itu Produktif
Sebagai sistem dari unsur-unsur yang jumlahnya terbatas dapat dipakai secara tidak
terbatas oleh pemakainya.
Contoh: dari fonem /n /a / k /i/ kita dapat membentuk kata: /n/a/i/ k/ /k/i/a/n/ /k/i/n/a/
/i/k/a/n/ Fonem / p / i/ a / a/ t / dapat membentuk /p/i/t/a /t/a/p/i/ /t/ i/a/p/ /p/a/t/i/
- Bahasa untuk Mengidentifikasikan Diri
Contoh bahasa Cina adalah lambang sosial yang ditandai oleh satu sistem tulisan yang
mengikat jutaan manusia yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan berbagai bahasa
yang cukup jauh perbedaannya.
b. Arbiter artinya manasuka maksudnya adalah tidak terdapat suatu keharusan bahwa suatu
rangkaian bunyi tertentu harus mengandung arti yang tertentu pula. Makna sebuah kata
tergantung dari konvensi (kesepakatan) masyarakat bahasa yang bersangkutan atau dengan
kata lain arbiter adalah tak ada hubungan langsung/wajib antara simbol (nama) dengan
sesuatu yang dinamai.
Contoh:
Kata jerapah melambangkan seekor binatang yang tinggi, memiliki kaki panjang dan leher
yang panjang atau contoh yang lain orang yang pekerjaan seharinya bertani disebut petani.
Tetapi tidak ada seorang pun yang dapat menjelaskan alasan mengapa profesi seperti itu
dinamai petani. Tak ada hubungan langsung dan wajib antara nama dengan suatu perbuatan
yang dinamainya.
2. Pemerolehan bahasa adalah proses pemilikan kemampuan berbahasa yang diperoleh secara
alami, informal, dan melalui kegiatan berbahasa langsung. Proses pemerolehan bahasa
memiliki karakteristik yaitu : a) berjalan secara spontan, tanpa sadar, dan tanpa beban; b)
terjadi secara langsung dalam situasi informal tanpa melalui pembelajaran formal; c) didorong
oleh kebutuhan baik kebutuhan untuk memahami maupun dipahami orang lain; d)
berlangsung secara terus menerus dalam konteks berbahasa yang nyata dan bermakna dan e)
diperoleh secara lisan melalui tindak berbahasa menyiak/mendengarkan dan berbicara.
Kegiatan pemerolehan bahasa melibatkan dua kemampuan yaitu kemampuan reseptif, yaitu
kemampuan menyerap, menerima, dan memahami tuturan orang lain dan kemampuan
produktif yaitu kemampuan menghasilkan tuturan untuk mengeskpresikan diri atau
menanggapi rangsangan bahasa yang disampaikan oleh orang lain. Bahasa yang pertama kali
diperoleh anak disebut bahasa pertama sementara bahasa kedua adalah bahasa yang dikuasai
anak setelah menguasai bahasa pertama.
Adapun proses pemerolehan bahasa antara lain:
a) Tahap pralinguistik
Pada tahap ini, bunyi-bunyi bahasa yang dihasilkan akan semakin mendekati bunyi vokal
atau konsonan tertentu. Tetapi, umumnya bunyi-bunyi tersebut belumlah mengacu pada
kata atau kalimat dengan makna tertentu. Fase ini berlangsung sejak anak lahir sampai
berumur sekitar 12 bulan.
- Pada umur 0-2 bulan, anak hanya mengeluarkan bunyi-bunyi refleksif untuk
menyatakan rasa lapar, haus, sakit atau ketidaknyamanan, serta bunyi-bunyi vegetatif
yang berkaitan dengan aktivitas tubuh seperti bersin, batuk, sendawa, telanan (ketika
makan), dan cegukan (ketika menyusu atau minum). Meskipun bunyi-bunyi itu tidak
bermakna secara bahasa, tetapi merupakan jembatan perkembangan bagi tuturan
selanjutnya.
- Pada umur 2-5 tahun, anak mulai mendekut dan mengeluarkan bunyi-bunyi vokal yang
bercampur dengan bunyi-bunyi mirip konsonan.
- Pada umur 4-7 bulan, anak muai mengeluarkan bunyi yang agak utuh dengan rentang
waktu yang lebih lama.
- Pada umur 6-12 bulan, anak mulai berceloteh.
b) Tahap satu-kata atau holofrasis
Fase ini berlangsung ketika anak berusia 12-18 bulan. Pada tahap ini, anak menggunakan
satu kata yang bermakna mewakili keseluruhan ide yang disampaikannya.
Contoh: “mimi!” sambil menunjuk cangkir (saya mau minum) atau “akut!” sambil
menunjuk laba-laba (saya takut laba-laba)
Kata-kata yang diucapkan anak adalah kata-kata yang telah dikenal dan dikuasainya. Kata-
kata itu biasanya sering muncul dalam tuturan keseharian di lingkungan anak. Kata-kata
itu umumnya berkaitan dengan kegiatan rutin anak, pemanggilan prang-orang sekitar dan
benda atau objek yang dekat dengan anak.
c) Tahap dua-kata
Fase ini berlangsung sewaktu anak berusia 18-24 bulan. Pada tahap ini, kosakata dan
gramatika anak berkembang dengan cepat, seiring dengan kematangan otak dan alat
ucapnya. Dalam bertutur anak-anak mulai menggunakan dua kata : papa ikut, mama main,
mama maem dsb. Hanya kata-kata pokok yang diucapkan anak seperti kata benda, kata
kerja (dasar) dan/atau kata sifat. Tak ada kata tugas seperti kata depan atau kata
penghubung.
d) Tahap telegrafis
Antara usia 2-3 tahun anak telah menghasilkan ujaran dalam bentuk kalimat-kalimat
pendek. Ciri yang paling mencolok pada fase ini adalah pada variasi bentuk kata yang
sudah mulai muncul. Namun demikian , pada fase ini anak belum menggunakan kata tugas
dalam bertutur.
3. Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang
pengajar/guru untuk menyampaikan materi pembelajaran agar memudahkan siswa dalam
menerima dan memahami materi pembelajaran, sehingga tujuan kompetensi, dan hasil belajar
dapat tercapai dengan baik. Dalam strategi pembelajaran mengandung penjelasan tentang
metode/prosedur dan teknik yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung.
Dengan perkataan lain, strategi pembelajaran mengandung arti yang lebih luas dari metode
dan teknik. Artinya, metode/prosedur dan teknik pembelajaran merupakan bagian dari strategi
pembelajaran.
Ketepatan dalam memilih stategi sangat memungkinkan keterlaksanaan metode-metode
terpilih untuk mewujudkan sekaligus menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif dan
menyenangkan sehingga peserta didik merasa dipermudah dalam mewujudkan hasil belajar
yang diharapkan. Dengan demikian, strategi merupakan komponen pembelajaran yang
memungkinkan terlaksananya metode-metode terpilih untuk menyajikan bahan ajar selama
kegiatan pembelajaran.

Metode adalah cara yang umum untuk menyampaikan pelajaran kepada peserta didik atau
mempraktikan teori yang telah dipelajari dalam rangka mencapai tujuan. Jadi, metode
berhubungan dengan cara yang memungkinkan peserta didik memperoleh kemudahan dalam
rangka mempalajari bahan yang disampaikan oleh guru.
Pemilihan metode oleh guru dalam pembelajaran sangat penting, karena ketepatan dalam
memilih metode sangat berpeluang bagi terciptanya kondisi yang kondusif dan menyenangkan
sehingga kegiatan pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien sehingga peserta
didik dapat meraih hasil belajar sesuai yang diharapkan. Dengan demikian, metode merupakan
suatu komponen yang sangat menentukkan terciptanya kondisi selama berlangsungnya
kegiatan pembelajaran.

Jadi, kita dapat membedakan antara strategi pembelajaran dengan metode pembelajaran.
Dimana Strategi dapat diartikan sebagai rencana kegiatan untuk mencapai sesuatu. Sedangkan
metode ialah cara untuk mencapai sesuatu. Untuk melaksanakan suatu strategi digunakan
seperangkat metode pengajaran tertentu. Dalam pengertian demikian maka metode pengajaran
menjadi salah satu unsur dalam strategi belajar mengajar. Unsur seperti sumber belajar,
kemampuan guru dan siswa, media pendidikan, materi pengajaran, organisasi adalah: waktu
tersedia, kondisi kelas dan lingkungan merupakan unsur-unsur yang mendukung strategi
belajar-mengajar.
Contoh strategi pembelajaran yaitu : Strategi, Exposition Discovery Learning, Strategi
Group Individual Learning, Strategi discovery learning, strategi inkuiri learning, Strategi
Problem Based Learning (PBL), Strategi Project Based Learning, Strategi Saintifik Learning
Contoh metode pembelajaran yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia di SD yaitu Direct Method, Natural Method, Reading Method, dan Eclectic
Method.
4. Galtthorn membedakan kurikulum mejadi tujuh jenis yaitu sebagai berikut:
1) Kurikulum rekomendasi yaitu kurikulum yang direkomendasi oleh para ahli, asosiasi
profesional, komisi pembaruan pendidikan, dan juga yang berdasarkan kebijakan
pemerintah
2) Kurikulum tertulis merupakan kurikulum yang sudah disetujui oleh pemerintah. Dimana
kurikulum ini merupakan pengendali untuk menjamin tujuan pendidikan. Kurikulum
tertulis lebih komprehensif dan lebih spesifik dibandingkan dengan kurikulum
rekomendasi. Biasanya memuat dasar-dasar pertimbangan yang mendukung kurikulum,
tujuan yang harus dicapai, sasaran yang harus dikuasai, sekuen yang harus dituruti,
kegiatan belajar yang harus dilakukan, dan bagaimana evaluasinya.
3) Kurikulum dukungan dibentuk dari sumber-sumber yang dialokasi untuk menunjang
kurikulum. Ada beberapa macam sumber atau bentuk dukungan, yaitu:
b. Alokasi waktu yang digunakan untuk mata pelajaran tertentu
c. Alokasi waktu yang digunakan guru untuk aspek tertentu
d. Alokasi personel, banyaknya guru yang diperlukan
e. Bahan, alat dan buku teks yang disediakan
4) Kurikulum yang diajarkan, yaitu kurikulum yang diajarkan oleh guru dalam kelas yang
seharusnya didasarkan pada kurikulum yang tertulis. Namun, dalam kenyataannya sering
terjadi penyimpangan. Dimana pada realitanya guru datang ke kelas dengan latar belakang
pengetahuan pribadi yang berbeda. Mereka dipengaruhi oleh situasi, teori-teori yang
mereka pelajari, kondisi sosial, dan pengalaman yang berbeda. Banyak faktor yang
mempengaruhi guru seperti pengetahuan guru dalam mata pelajaran, pesepsi guru
terhadap anak, persepsi guru terhadap kurikulum tertulis, buku teks, proses belajar-
mengajar, dan sistem ujian. Sehingga apa yang diajarkan guru agak menyimpang dari
kurikulum tertulis.
5) Kurikulum yang di uji, yaitu kurikulum yang terdiri dari serangkaian bahan
pelajaran/kegiatan belajar yang dinilai melalui tes, baik yang dibuat oleh guru maupun tes
yang baku atau tes yang disusun oleh panitia wilayah. Sering tes yang dibuat guru tidak
sejalan dengan yang diajarkan. Guru tidakmampu menyusun tes yang baik dan
kebanyakan tes tersebut berorientasi pada kemampuan mengerti dan mengingat dan tes
yang dibuat oleh panitia wilayah juga sering hanya mengukur tingkat tujuan yang rendah.
Begitu pula tes baku sering tidak serasi dengan apa yang diajarkan guru.
6) Kurikulum yang dipelajari, yaitu kurikulum yang merupakan hasil belajar, seperti
perubahan nilai, persepsi dan tingkah laku yang terjadi dari pengalaman belajar.
Kurikulum ini merupakan apa yang dimengerti, dipelajari, diingat anak didik baik dari
kurikulum yang diinginkan maupun dari kurikulum tersembunyi.
7) Kurikulum yang tersembunyi, yaitu kurikulum yang tidak berwujud, namun
berpengaruh terhadap perubahan tingkah laku anak didik. Ada dua aspek yang perlu
diingat dari kurikulum ini, yaitu aspek yang relatif tetap, seperti ideologi, keyakinan, nilai
budaya masyarakat yang mempengaruhi sekolah, dan aspek yang dapat berubah-ubah,
seperti variabel organisasi meliputi bagaimana guru mengelola kelas, bagaimana pelajaran
diberikan, sedangkan variabel sistem sosial berkaitan dengan pola hubungan sosial dalam
kelas dan sekolah, bagaimana hubungan anak didik dan guru, bagaimana hubungan kepala
sekolah sengan guru dan staf tata usaha.
5. Bermuara dari tema mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD dilaksanakan secara terpadu.
Pembelajaran Bahasa Indonesia terpadu di SD dapat dilaksanakan melalui pembelajaran
terpadu lintas materi dan pembelajaran terpadu lintas kurikulum. Pembelajaran terpadu
lintas materi merupakan pembelajaran dengan cara memadukan/mengintegrasikan antara
materi-materi yang ada dalam mata pelajaran tersebut. Misalnya dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia ada empat keterampilan maka keempat keterampilan tersebut dilatihkan secara
terpadu, tidak berdiri sendiri-sendiri sedangkan pembelajaran terpadu lintas kurikulum
merupakan pembelajaran dengan jalan memadukan beberapa materi dari beberapa mata
pelajaran. Misalnya, materi Agama dalam hal ini tentang akhlak dipadukan dengan mata
pelajaran Bahasa Indonesia, atau materi pelajaran Sejarah dipadukan dengan materi dari mata
pelajaran Geografi begitu seterusnya.

Anda mungkin juga menyukai