Anda di halaman 1dari 5

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)


UNIVERSITAS TERBUKA
Nama Dosen : Srie Yoharti Soleha
Mata Kuliah : Pendidikan Bahasa Indonesia di SD (PDGK4204)
Nama Mahasiswi : Prizky Mayang Sari
NIM : 856570073
Tugas :1

1. Jelaskan dengan disertai contoh pengertian bahwa bahasa merupakan sebuah simbol
yang bersifat arbitrer!

Bahasa sebagai Lambang


Lambang atau simbol kerap digunakan oleh masyarakat untuk menginformasikan sesuatu.
Manusia memang makhluk bersimbol. Dalam kehidupannya tidak terlepas dari lambang atau
simbol. Lambang menandai sesuatu secara konvensional (dipelajari dan disepakati oleh para
pemakainya), tidak secara alamiah dan langsung. Sebagai contoh, bendera kuning digunakan
lambang adanya kematian. Apa sebabnya? Sebab secara konvensional bendera kuning dijadikan
tanda adanya kematian. Gambar rantai pada burung garuda Pancasila melambangkan persatuan.
Mengapa? Rantai secara konvensional dijadikan lambang persatuan.

Warna merah melambangkan keberanian dan putih kesucian. Berbeda dengan warna merah
pada lampu lalu lintas adalah lambang bahaya bagi pengemudi. Kartu merah pada permainan
sepak bola melambangkan pelanggaran berat bagi pemainnya. Sama-sama merah, namun
melambangkan hal yang berbeda. Apa sebabnya? Lambang bersifat arbitrer. Artinya, arbitrer
adalah tidak adanya hubungan langsung antara lambang dengan yang dilambangkannya.

Untuk memahami lambang tidak ada cara lain selain harus mempelajarinya. Seseorang yang
belum pernah mengenal lambang tertentu tidak akan tahu apa-apa mengenai lambang tersebut.
Kemungkinan menggunakan lambang yang sama untuk peristiwa yang berbeda dapat saja
terjadi. Seperti bendera kuning sebagai lambang kematian digunakan juga sebagai lambang
kepresidenan. Mengapa? Lambang bersifat arbitrer.
Kesimpulannya:
Lambang merupakan tanda yang dipergunakan oleh suatu kelompok sosial
berdasarkan perjanjian dan untuk memahaminya harus dipelajari.

Hampir semua kegiatan manusia menggunakan simbol. Satuan-satuan bahasa, misalnya kata
adalah lambang atau simbol. Lambang bahasa diwujudkan dalam bentuk bunyi, yang berupa
satuan-satuan bahasa, seperti kata atau gabungan kata. Sebagai sebuah lambang, untuk
memahaminya bahasa perlu dipelajari. Apabila tidak kita tidak akan tahu apa-apa mengenai
bahasa. Demikian pula bahasa. Bahasa merupakan lambang bunyi yang bersifat arbitrer.

Contoh: lambang bahasa yang berwujud bunyi [sapi] dalam bahasa Indonesia atau [cow]
dalam bahasa Inggris dengan rujukannya, yaitu seekor binatang berkaki empat yang banyak
dimanfaatkan manusia, tidak ada hubungannya sama sekali. Demikian juga dengan lambang
bahasa yang berwujud bunyi [membaca] atau [reading] dengan rujukannya, yaitu salah satu
kegiatan mengamati tulisan untuk memahami artinya, tidak ada hubungannya sama sekali. Kita
tidak memberi alasan mengapa dalam kelompok sosial tertentu binatang itu disebut sapi,
sedangkan dalam kelompok yang lain disebut cow. Demikian pula kita tidak menjawab,
mengapa membaca dalam kelompok sosial yang lain disebut reading. Alasannya adalah karena
bahasa bersifat arbitrer atau manasuka.

Bahasa Itu adalah Bunyi


Tidak semua bunyi dapat digolongkan sebagai bahasa. Hanya bunyi yang dihasilkan alat
ucap manusia saja yang dapat digolongkan bahasa. Namun, tidak semua bunyi yang dihasilkan
alat ucap manusia dapat disebut bahasa. Batuk, bersin, misalnya bukanlah bahasa. Hanya bunyi
berupa ujaranlah yang disebut bahasa. Huruf-huruf adalah turunan bunyi. Sifatnya pun arbitrer
atau manasuka.
2. Jelaskan dengan disertai contoh perbedaan antara bahasa memiliki fungsi informatif
dan memiliki fungsi heuristik!
- Fungsi informatif, yaitu penggunaan bahasa untuk menyampaikan informasi, ilmu
pengetahuan atau budaya.
Fungsi bahasa yang digunakan untuk menyampaikan informasi baru, pengetahuan, atau
budaya dengan menggunakan bahasa.  Ini merupakan fungsi "saya ingin memberitahukan
anda sesuatu" dari suatu bahasa. Misalnya, tulisan, ceramah, pengumuman, atau
pemberitahuan.
Contoh Fungsi informatif : Teks Berita "Banjir Bandang di sumatra". yang menyajikan
tentang "apa".

- Fungsi Heuristik, yaitu penggunaan bahasa untuk belajar atau memperoleh informasi,
seperti pertanyaan atau permintaan penjelasan atas sesuatu hal.
Kegunaan bahasa untuk memperoleh pengetahuan, mengeksplorasi, dan memahami
lingkungan dengan cara belajar. Ini merupakan fungsi menanyakan pertanyaan, atau
fungsi "ceritakan pada saya". Misalnya, pertanyaan atau permintaan penjelasan akan
suatu hal.
Contoh Fungsi Heuristik : Teks Eksplanasi "Siklus air hujan" yang menyajikan tentang
"bagaimana"

3. Jelaskan dengan disertai contoh perbedaan pengertian belajar melalui bahasa dan
belajar tentang bahasa!
Belajar melalui Bahasa
Seseorang menggunakan bahasa untuk mempelajari pengetahuan, sikap, keteram[ilan. Dalam
konteks ini bahasa berfungsi sebagai alat untuk mempelajari sesuatu, seperti Matematika,
IPA, Sejarah, dan Kewarganegaraan.
Belajar melalui bahasa, agar siswa dapat berkomunikaso dengan baik maka siswa perlu
menguasai kaidah bahasa dengan baik pula.
Belajar tentang Bahasa
Seseorang mempelajari bahasa untuk mengetahui segala hal yang terdapat pada suatu bahasa,,
seperti sejarah, sistem bahasa, kaidah berbahasa, dan produk bahasa seperti sastra.
Belajar tentang bahasa, dalam konteks ini, penguasaan kaidah bahasa bukan tujuan melainkan
hanyalah sebagai alat agar kemampuan berbahasanya dapat berkembang dengan baik.

4. Jelaskan dengan disertai contoh kemampuan reseptif dan kemampuan produktif dalam
pemerolehan bahasa!
Bahasa reseptif adalah berbahasa yang digunakan untuk menangkap dan memahami
informasi yang disampaikan melalui bahasa lisan dan tertulis. Adapun yang termasuk dalam
keterampilan bahasa reseptif tersebut adalah kegiatan menyimak dan membaca:
1. Menyimak:suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa,
mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai dan mereaksi atas makna yang terkandung
didalamnya.
2. Membaca: perbuatan yang dilakukan berdasarkan kerjasama beberapa keterampilan,
yakni mengamati, memahami, memikirkan.
Aspek reseptif bersifat penerimaan atau penyerapan, seperti yang tampak pada kegiatan
menyimak dan membaca.
Penjelasan:
Bahasa Reseptif adalah kemampuan untuk memahami bahasa lisan yang didengar atau dibaca. ...
Dalam tumbuh kembang anak secara umum, anak-anak dapat memahami bahasa sebelum
mereka dapat mengomunikasikannya. Input dulu, Output kemudian: Mendengar -> Berbicara.
Bahasa produktif adalah berbahasa yang diguakan untuk menyampaikan informasi atau gagasan
baik secara tertulis maupun lisan. ... Menulis adalah proses bernalar. Berbicara: kemampuan
mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, mengatakan, serta
menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.

Bahasa produktif adalah berbahasa yang diguakan untuk menyampaikan informasi atau
gagasan baik secara tertulis maupun lisan. Adapaun yang termasuk dalam keterampilan bahasa
produktif adalah kegiatan menulis dan berbicara:
1. Menulis: kegiatan penyampaian pesan secara tertulis kepada pihak lain. Menulis adalah
proses bernalar.
2. Berbicara: kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan, mengatakan, serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
Sementara aspek produktif bersifat pengeluaran atau pemroduksian bahasa, baik lisan maupun
tertulis sebagaimana yang tampak dalam kegiatan berbicara dan menulis.

5. Jelaskan dengan disertai contoh bahwa anak dapat belajar bahasa dengan
mengalaminya secara langsung!
Strategi yang mempercepat anak menguasai bahasa pertamanya adalah mengalami langsung
kegiatan berbahasa dalam konteks yang nyata. Anak menggunakan bahasanya baik ketika
berkomunikasi dengan orang lain, maupun sewaktu sendirian. Dia menyimak dan berbicara
langsung, dan sekilagus memperoleh tanggapan dari mitra bicaranya. Dari tanggapan yang
diperolehnya, secara tidak sadar anak memperoleh masukan tentang kewajaran dan ketepatan
perilaku berbahasannya, dan dalam waktu yang sama juga si anak mendapat masukan dari tindak
berbahasa yang dilakukan mitra berbicaranya.
Anak melakukan kegiatan berbahasa dalam situasi formal, tanpa disadari, dan tanpa beban.
Dia pun melakukan eksperimen atau uji coba dalam berbahaa tanpa takut salah, untuk
memperkaya dan mempermantap sistem bahasa yang dipelajarinya. Melalui latihan dan uji coba
tersebut, secara perlahan dan bertahap si anak mengubah, memperbaiki, dan menyimpulkan
aturan bahasa itu sampai tuturannya dirasakan benar dan mantap. Karena itu pula, kesalahan
berbahasa bagi anak dalam belajar bahasa adalah hal yang biasa. Orang tua tidak boleh serta
merta mengkritik atau menyalahkannya. Kesalahan itu menunjukkan adanya proses pemantapan
aturan bahasa yang dipelajarinya. Kegiatan berbahasa yang dilakukan anak sekaligus
mneggiringnya untuk melakukan generalisasi, apakah kesimpulannya benar atau salah.
Contoh:
Ketika melihat bus ber-AC berhenti dan pada bagian bawah bus menetes-neteskan air, Fajar
berkata kepada ibunya, “Mah, . . . itu pipis,” sambil tanganya menunjuk pada bagian bawah bus.
Dalam benaknya mengkin Fajar berkesimpulan bahwa segala sesuatu yang bagian bawahnya
mengeluarkan air disebut ‘pipis’ (kencing).

Anda mungkin juga menyukai