Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 1 PDGK 4204 PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI SD

PROGRAM TUTORIAL WEBSITE (TUWEB)

Nama : Ferawati
NIM : 858053154
Kelas :A
Prodi : BI PGSD
Pokjar : Pontianak

1. Sebutkan dan jelaskan jenis ragam bahasa!


Jawab:
Jenis ragam bahasa dapat di kelompokkan dari pemakai bahasa dan pemakaian bahasa.
Berdasarkan pemakai bahasa ragam bahasa terbagi menjadi 3 jenis yaitu asal penutur,
kelompok sosial, dan sikap berbahasa.
a. Asal penutur
Yang di maksud dengan ragam bahasa asal penutur adalah bahasa indonesia yang
digunakan di daerah biasanya terbawa dengan lingkungan daerahnya. Dimana sejak
kecil mereka telah mengenal, menguasai, dan menggunakan bahasa ibunya masing-
masing yang digunakan dalam komunikasi keseharian. Ketika mereka belajar
menggunakan bahasa indonesia, tanpa disadari ciri atau warna dari bahasa daerahnya
terbawa. Seperti misalnya cara bicara bahasa indonesia yang digunakan oleh
masyarakat di daerah jawa berbeda dengan cara bicara bahasa indonesia yang
digunakan oleh masyarakat di daerah Sumatra.
Jadi warna atau ciri berbahasa Indonesia dari suatu kelompok masyarakat yang
berasal dari suatu suku atau daerah tertentu mengahasilkan suatu ragam bahasa
Indonesia yang disebut dengan ragam bahasa daerah atau dialek geografis.
b. Kelompok sosial
Dari segi kelompok sosial, ragam bahasa dapat dibedakan berdasarkan:
1) Kedudukan pemakai bahasa.
Konsep kedudukan pemakai bahasa mengacu pada status sosial yang disandang
pemakai bahasa di tengah-tengah masyarakat. Misalnya kedudukan itu dapat
bersifat formal seperti penjabat atau aparat pemerintah, dan juga dapat bersifat
formal seperti pembuka adat, pembuka agama atau tokoh masyarakat. Masing-
masing tentu memiliki ciri khas bahasa yang di gunakan seperti struktur bahasa
dan kosa katanya tentu berbeda.
2) Jenis pekerjaan
Bahasa yang digunakan berdasarakan jenis pekerjaan biasanya menggunakan
bahasa yang terkait dengan jenis pekerjaan dan tugas para penguna bahasa
tersebut. Kecendrungan mereka dalam menata unsur-unsur bahasa dan kosa kata
yang di gunakan sering mencerminkan pekerjaan yang di gelutinya. Contoh kata-
kata irigasi, benih, menyemai, panen, hama, dan pupuk lebih sering digunakan
dari jenis pekerjaan sebagai petani dari pada pekerja lainnya.
3) Pendidikan.
Ragam bahasa yang di gunakan oleh orang yang berpendidikan dan tidak
berpendidikan tentunya berbeda. Ragam bahasa orang yang terpelajar tentu akan
menunjukkan keteraturan dan kerapian berbahasa Indonesia yang baik dan benar
dibandingkan dengan kelompok masyarakat yang tidak atau kurang
berpendidikan.
c. Sikap berbahasa atau pemakainya
Berdasarkan situasi pemakaianya, ragam bahasa terdiri dari tiga bagian, yaitu ragam
bahasa formal, informal dan nonformal. Dimana ragam bahasa berdasarkan sikap
pemakainya dalam berbahasa indonesia di pengaruhi oleh mitra, lawan atau orang
yang terlibat dalam suatu kegiatan berbahasa. Kedudukan, peran sosial, usia, pokok
persoalan yang ingin disampaikan, serta tujuan atau sasaran berbahasa
mengharuskan kita untuk mempertimbangkan langgam atau gaya berbahasa yang
tepat. Contoh jika kita ingin mengirim surat ke dinas tentunya kita akan mengunakan
bahasa yang resmi (formal), sebaliknya jika kita ingin mengirim surat untuk keluarga
kita tentunya kita kan menggunakan bahasa yang nonformal santai, ragam akrab
yang menimbulkan kehangatan.

Sedangkan ragam bahasa berdasarkan pemakaian bahasa terdiri dari: 1) bidang atau
pokok persoalan yang dibicarakan, 2) sarana atau media yang digunakan dalam
berbahasa dan 3) situasi pemakaiannya.
1) Bidang atau pokok persoalan yang dibicarakan
Berdasarkan bidang atau pokok persoalan yang dibicarakan maka seseorang yang
akan membicarakan suatu persoalan ia akan memilih ragam yang paling sesuai
dengan bidang persoalan itu. Dalam membicarakan pokok persoalan yang berbeda-
beda tentunya kita akan menggunakan ragam bahasa yang berbeda. Ragam bahasa
yang digunakan dalam lingkungan agama berbeda dengan bahasa yang digunakan
dalam lingkungan kedokteran. Perbedaan itu tampak dalam pilihan atau penggunaan
sejumlah kata, peristilahan atau ungkapan yang khusus digunakan dalam bidang
tertentu, misalnya masjid, gereja, vihara adalah kata-kata yang digunakan dalam
bidang agama. Sedangkan koroner, hipertensi, anemia, lebih sering digunakan dalam
bidang kedokteran.
2) Sarana atau media yang digunakan dalam berbahasa
Dilihat dari sarana dan media, bahasa indonesia dibedakan menjadi dua yaitu ragam
lisan dan tulisan.
Ragam lisan merupakan bahasa yang dihasilkan melalui alat ucap dengan fonem
sebagai unsur dasarnya. Ragam bahasa lisan digunakan dalam situasi sesungguhnya,
baik berhadapan secara tatap muka maupun menggunakan media, seperti
menggunakan telefon. Tindakan berbahasa, baik pembicara maupun penyimak,
cenderung bersifat sepontan. Namun ketidakjelasan atau kesalahan berbahasa dapat
di tanyakan atau dikoreksi pada saat itu juga. Sedangkan ragam bahasa tulis hadir
secara visual. Penulis memiliki waktu untuk mempersiapkan dan menyempurnakan
tulisannya, sementara pembaca pun memiliki waktu yang leluasa untuk memahami
dan mencerna tulisan itu. Namun antara pembaca dan penyimak dibatasi oleh jarak
dan waktu maka ketidakjelasan atau kekeliruan berbahasa tidak dapat diperbaiki
secara langsung.
3) Situasi pemakaiannya
Ragam bahasa berdasarkan situasi berbahasa atau penggunanya di bedakan menjadi
dua yaitu ragam resmi dan tidak resmi. Ragam bahasa resmi digunakan untuk dalam
situasi formal, seperti pidato kenegaraan, karya ilmiah dan surat dinas. Ciri ragam
bahasa resmi adalah pengguanaan gaya atau langgam berbahasa yang menunjukkan
hubungan formal dan berjarak. Sedangkan ragam bahasa tidak resmi digunakan
dalam situasi berbahasa yang santai dan akrab. Misalnya bahasa yang digunakan
dalam percakapan penjual dan pembeli, komunikasi dengan anggota keluarga, teman
sejawat dan surat-surat pribadi.
2. Sebutkan dan jelaskan tahapan pemerolehan bahasa pada anak!
Jawab:
Tahapan pemerolehan bahasa pada anak yaitu:
1) Tahap Pralinguistik
Pada tahap ini, bunyi-bunyi bahasa yang dihasilkan akan semakin mendekati bunyi
vokal atau konsonan tertentu. Umumnya bunyi-bunyi tersebut belum mengacu pada
kata atau kalimat tertentu.
Tahap pralinguistik berlangsung pada fase sejak anak lahir sampai berumur sekitar
12 bulan.
a. Pada umur 0-2 bulan, anak hanya mengeluarkan bunyi-bunyi fefleksif untuk
menyatakan rasa lapar, haus, sakit atau ketidaknyamanan, serta bunyi-bunyi
vegetatif yang berkaitan dengan aktifitas tubuh seperti batuk, bersin, sendawa,
dan tertelan (ketika makan).
b. Pada umur 2-5 bulan, anak mulai mendekut dan mengeluarkan bunyi-bunyi
vokal yang bercampur dengan bunyi-bunyi mirip konsonan. Bunyi itu biasanya
merupakan respon anak terhadap senyum dan ucapan orang tuanya.
c. Pada umur 4-7 bulan anak mulai mengeluarkan bunyi yang agak utuh dengan
rentang waktu yang lebih lama. Bunyi mirip konsonan nasal /m/ dan /n/.
d. Pada umur 6-12 bulan, anak mulai berceloteh. Celotehanya berupa reduplikasi
atau pengulangan konsonan dan vokal yang sama seperti /ba-ba-ba/, /ma-ma-ma/.
2) Tahap satu-kata atau Holofrasis
Fase ini berlangsung ketika anak berusia 12-18 bulan. Pada tahap ini anak sudah
dapat menggunakan satu kata yang bermakna mewakili keseluruhan ide yang di
sampaikannya.
Contohnya:
“Mimi!” sambil menunjuk cangkir. (saya mau minum)
“Akut”! sambil menunjuk cicak. (saya takut cicak)
Kata-kata itu umumnya berkaitan dengan kegiatan rutin anak, pemanggilan orang-
orang sekitar, dan benda atau objek yang dekat dengan anak (Nelson dalam Solchan
T.W. dkk, 2021: 2.18).
3) Tahap dua-kata
Fase ini berlangsung sewaktu anak berusia sekitar 18-24 bulan. Pada tahap ini
kosakata dan gramatika anak berkembang dengan cepat seiring dengan otak dan
ucapannya.
Contohnya: dalam bertutur anak mulai menggunakan dua kata: papa ikut, mamah
main, mau bobo.
4) Tahap telegrafis
Pada tahap ini usia anak antara 2-3 tahun dimana anak telah menghasilkan ujaran
dalam bentuk kalimat-kaliamat pendek. Ciri yang paling mencolok pada fase ini
bukanlah pada jumlah kata yang dihasilkan anak, tetapi pada variasi bentuk kata
yang sudah mulai muncul.
Seiring dengan bertambahnya usia dan perkembnagan otak dan perangkat biologis
lainnya maka kemampuan anak pun (kaidah bahasa dan kaidah berbahasa) akan
semakin meningkat sehingga mendekati tuturan orang dewasa.

3. Sebutkan dan jelaskan macam-macam teknik pembelajaran bahasa!


Jawab:
Menurut (Saliwangi, 1989:56-63) (dalam Solchan T.W. dkk, 2021: 3.17) macam-macam
teknik pembelajaran bahasa (yang dapat juga kita jumpai pembelajaran mata pelajaran
lain), seperti berikut ini. Ada 6 macam teknik pembelajaran bahasa yaitu:
1) Teknik Ceramah
Teknik ceramah merupakan teknik yang sampai sekarang masih banyak
digunakan guru dalam proses belajar-mengajar. Hal ini disebabkan oleh anggapan
bahwa mengajar itu adalah menerapakan dengan berbicara/berceramah. Itulah
sebabnya mengapa salah satu fungsi guru di dalam kelas adalah sebagai informator,
yaitu pemberi informasi pada siswa-siswanya.
Teknik ceramah ini dapat digunakan untuk melatih keterampilan
mendengarkan (menyimak). Siswa dilatih untuk membuat intisari dari ceramah yang
didengarnya, kemudian mencerikatan kembali dengan bahasa sendiri. Dapat juga
Teknik Ceramah ini dirangkaikan dengan teknik yang lain, misalnya Teknik Tanya-
Jawab, jika memang telah direncanakan setelah ceramah selesai siswa diberi
kesempatan untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan
ceramah yang baru didengarnya.
Keuntungan menggunakan metode ini dapat menghemat banyak waktu, dan dapat
digunakan dalam mengajar kelompok besar.
2) Teknik Tanya Jawab
Pada umumnya teknik tanya jawab ini mengikuti teknik ceramah. Tujuannya ialah
untuk mengecek pemahaman siswa terhadap ceramah yang diberikan atau bisa juga
pertanyaan yang diajukan guru untuk mengecek pemahaman siswa terhadap isi
bacaan yang telah mereka baca. jika teknik tanya-jawab ini kita laksanakan pada
waktu membuka pelajaran, secara tidak langsung kita sudah melaksanakan pretes,
yaitu untuk melihat sampai dimana penguasaan siswa terhadap bahan yang akan kita
diberikan.
3) Teknik Diskusi Kelompok
Tujuan digunakan teknik diskusi kelompok adalah melatih siswa untuk
mengeluarkan pendapat dan mau menerima kritikan kalau pendapatnya memang
kurang benar. Melalui diskusi kelompok ini siswa dapat menguji kebenaran
pendapatnya sesuatu hal. Salah satu keunggulan dari diskusi kelompok memberi
peluang kepada siswa untuk saling mengemukakan pendapat, kadar CBSA-nya
tinggi dan dapat memperluas pandangan siswa.
Dalam belajar kelompok kita sebagai guru dapat menentukan suatu kelompok
yang heterogen sehingga anak yang pandai dan kurang pandai bisa belajar bersama
dalam menyelesaikan materi yang di bahas, sehingga harapannya tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
4) Teknik Pemberian Tugas
Teknik pemberian tugas disebut juga Resitas yang dapat diberikan kepada siswa
secara individu atau kelompok. Dengan teknik ini diharapkan siswa lebih mendalami
materi pelajaran yang diberikan guru. Biasanya pemberian tugas ini diikuti oleh
tugas melaporkan hasil kerja siswa yang disebut resitasi.
5) Teknik Ramu Pendapat
Teknik ramu pendapat merupakan perpaduan dari teknik tanya jawab dan teknik
diskusi. Teknik ini bisa diterapkan dalam pembelajaran sastra misalnya. Siswa kita
ajak mendiskusi karya sastra, seperti puisi, cerpen, atau novel. Jika yang dibahas
adalah cerpen maka yang mereka diskusikan, misalnya tentang temanya, plotnya,
perwatakannya, dan para tokohnya. Secara bergiliran siswa kita beri kesempatan
mengemukakan pendapatnya terhadap pertanyaan-pertanyaan yang kita ajukan.
jawaban siswa akan di seleksi dan di klasifikasikan kemudian di analisis bersama.
Dan diakhir pelajaran guru menyimpulkan hasil diskusi.
6) Simulasi
Simulasi artinya tiruan (imitasi). Teknik simulasi ini tepat sekali untuk melatih
keterampilan berbicara. Dalam pelaksanaannya guru terlebih dahulu menetapkan
peran-peran yang akan dilakukan oleh siswa dalam permainan simulasi, misalnya
ada yang berperan (berpura-pura) sebagai kepala desa, sebagai ketua RW, sebagai
ketua RT, sebagai warga RT yang sedang bersengketa soal air, dan sebagainya.
Dalam teknik simulasi ini siswa harus memerankan seorang tokoh tertentu dalam
permainan tertentu. Guru memberikan pengarahan tentang apa yang akan di
perankan oleh masing-masing siswa yang ditunjuk.
Contoh: pada tema 3 (tugas ku sehari-hari) kelas 2 ada materi pembelajaran bahasa
indonesia dengan tema pasar kelas dalam pembelajaran tersebut anak-anak kelas 2
mensimulasikan kegiatan pasar kelas tersebut ada yang berperan sebagi berjualan
(pedagang) dan ada yang berperan sebagai pembelinya. Untuk barang daganganya
sudah di siapkan oleh guru kelas.

Anda mungkin juga menyukai