Nama : Ferawati
NIM : 858053154
Kelas :A
Prodi : BI PGSD
Pokjar : Pontianak
Sedangkan ragam bahasa berdasarkan pemakaian bahasa terdiri dari: 1) bidang atau
pokok persoalan yang dibicarakan, 2) sarana atau media yang digunakan dalam
berbahasa dan 3) situasi pemakaiannya.
1) Bidang atau pokok persoalan yang dibicarakan
Berdasarkan bidang atau pokok persoalan yang dibicarakan maka seseorang yang
akan membicarakan suatu persoalan ia akan memilih ragam yang paling sesuai
dengan bidang persoalan itu. Dalam membicarakan pokok persoalan yang berbeda-
beda tentunya kita akan menggunakan ragam bahasa yang berbeda. Ragam bahasa
yang digunakan dalam lingkungan agama berbeda dengan bahasa yang digunakan
dalam lingkungan kedokteran. Perbedaan itu tampak dalam pilihan atau penggunaan
sejumlah kata, peristilahan atau ungkapan yang khusus digunakan dalam bidang
tertentu, misalnya masjid, gereja, vihara adalah kata-kata yang digunakan dalam
bidang agama. Sedangkan koroner, hipertensi, anemia, lebih sering digunakan dalam
bidang kedokteran.
2) Sarana atau media yang digunakan dalam berbahasa
Dilihat dari sarana dan media, bahasa indonesia dibedakan menjadi dua yaitu ragam
lisan dan tulisan.
Ragam lisan merupakan bahasa yang dihasilkan melalui alat ucap dengan fonem
sebagai unsur dasarnya. Ragam bahasa lisan digunakan dalam situasi sesungguhnya,
baik berhadapan secara tatap muka maupun menggunakan media, seperti
menggunakan telefon. Tindakan berbahasa, baik pembicara maupun penyimak,
cenderung bersifat sepontan. Namun ketidakjelasan atau kesalahan berbahasa dapat
di tanyakan atau dikoreksi pada saat itu juga. Sedangkan ragam bahasa tulis hadir
secara visual. Penulis memiliki waktu untuk mempersiapkan dan menyempurnakan
tulisannya, sementara pembaca pun memiliki waktu yang leluasa untuk memahami
dan mencerna tulisan itu. Namun antara pembaca dan penyimak dibatasi oleh jarak
dan waktu maka ketidakjelasan atau kekeliruan berbahasa tidak dapat diperbaiki
secara langsung.
3) Situasi pemakaiannya
Ragam bahasa berdasarkan situasi berbahasa atau penggunanya di bedakan menjadi
dua yaitu ragam resmi dan tidak resmi. Ragam bahasa resmi digunakan untuk dalam
situasi formal, seperti pidato kenegaraan, karya ilmiah dan surat dinas. Ciri ragam
bahasa resmi adalah pengguanaan gaya atau langgam berbahasa yang menunjukkan
hubungan formal dan berjarak. Sedangkan ragam bahasa tidak resmi digunakan
dalam situasi berbahasa yang santai dan akrab. Misalnya bahasa yang digunakan
dalam percakapan penjual dan pembeli, komunikasi dengan anggota keluarga, teman
sejawat dan surat-surat pribadi.
2. Sebutkan dan jelaskan tahapan pemerolehan bahasa pada anak!
Jawab:
Tahapan pemerolehan bahasa pada anak yaitu:
1) Tahap Pralinguistik
Pada tahap ini, bunyi-bunyi bahasa yang dihasilkan akan semakin mendekati bunyi
vokal atau konsonan tertentu. Umumnya bunyi-bunyi tersebut belum mengacu pada
kata atau kalimat tertentu.
Tahap pralinguistik berlangsung pada fase sejak anak lahir sampai berumur sekitar
12 bulan.
a. Pada umur 0-2 bulan, anak hanya mengeluarkan bunyi-bunyi fefleksif untuk
menyatakan rasa lapar, haus, sakit atau ketidaknyamanan, serta bunyi-bunyi
vegetatif yang berkaitan dengan aktifitas tubuh seperti batuk, bersin, sendawa,
dan tertelan (ketika makan).
b. Pada umur 2-5 bulan, anak mulai mendekut dan mengeluarkan bunyi-bunyi
vokal yang bercampur dengan bunyi-bunyi mirip konsonan. Bunyi itu biasanya
merupakan respon anak terhadap senyum dan ucapan orang tuanya.
c. Pada umur 4-7 bulan anak mulai mengeluarkan bunyi yang agak utuh dengan
rentang waktu yang lebih lama. Bunyi mirip konsonan nasal /m/ dan /n/.
d. Pada umur 6-12 bulan, anak mulai berceloteh. Celotehanya berupa reduplikasi
atau pengulangan konsonan dan vokal yang sama seperti /ba-ba-ba/, /ma-ma-ma/.
2) Tahap satu-kata atau Holofrasis
Fase ini berlangsung ketika anak berusia 12-18 bulan. Pada tahap ini anak sudah
dapat menggunakan satu kata yang bermakna mewakili keseluruhan ide yang di
sampaikannya.
Contohnya:
“Mimi!” sambil menunjuk cangkir. (saya mau minum)
“Akut”! sambil menunjuk cicak. (saya takut cicak)
Kata-kata itu umumnya berkaitan dengan kegiatan rutin anak, pemanggilan orang-
orang sekitar, dan benda atau objek yang dekat dengan anak (Nelson dalam Solchan
T.W. dkk, 2021: 2.18).
3) Tahap dua-kata
Fase ini berlangsung sewaktu anak berusia sekitar 18-24 bulan. Pada tahap ini
kosakata dan gramatika anak berkembang dengan cepat seiring dengan otak dan
ucapannya.
Contohnya: dalam bertutur anak mulai menggunakan dua kata: papa ikut, mamah
main, mau bobo.
4) Tahap telegrafis
Pada tahap ini usia anak antara 2-3 tahun dimana anak telah menghasilkan ujaran
dalam bentuk kalimat-kaliamat pendek. Ciri yang paling mencolok pada fase ini
bukanlah pada jumlah kata yang dihasilkan anak, tetapi pada variasi bentuk kata
yang sudah mulai muncul.
Seiring dengan bertambahnya usia dan perkembnagan otak dan perangkat biologis
lainnya maka kemampuan anak pun (kaidah bahasa dan kaidah berbahasa) akan
semakin meningkat sehingga mendekati tuturan orang dewasa.