Kawakibun
Kawakibun
zahrah, marikh, syams. Diblognya para pengunjung akan pening kepalanya sebab
diperlihatkan kotak yang didalamnya ada nama hari plus nama-nama aneh (‘atharid,
qamar, zuhal zahrah, marikh, syams) lalu ketika ada komentar yang bingung
diharuskan menghubungi nomer telponnya agar diberitahu kunci rahasianya (tentu arus
ditarik mahar dulu agar rahasia bisa keluar ;) ) .
Padahal kunci ilmu nujum tersebut sudah dijelaskan dalam buku berjudul “Kumpulan
Ilmu Ghaib” penerbit mahkota yang dialih bahasakan oleh Ustadz Masrab dan Suhaemi
halaman 33-36 dan dalam kitab “Daya Kesaktian bathin” Penerbit MAHKOTA SURABAYA
yang disusun oleh KH. A. Zaenuri Al-Yusak halaman 114-116 dijelaskan dengan
gamblang kuncinya bahwa ( untuk lebih jelas kolom pembagian planetnya lihat di sini
) :
Disana memang sama sekali tidak dijelaskan apa fungsi ‘atharid, qamar, zuhal
zahrah, marikh, syams. Diblognya para pengunjung akan pening kepalanya sebab
diperlihatkan kotak yang didalamnya ada nama hari plus nama-nama aneh (‘atharid,
qamar, zuhal zahrah, marikh, syams) lalu ketika ada komentar yang bingung
diharuskan menghubungi nomer telponnya agar diberitahu kunci rahasianya (tentu arus
ditarik mahar dulu agar rahasia bisa keluar ;) ) .
Padahal kunci ilmu nujum tersebut sudah dijelaskan dalam buku berjudul “Kumpulan
Ilmu Ghaib” penerbit mahkota yang dialih bahasakan oleh Ustadz Masrab dan Suhaemi
halaman 33-36 dan dalam kitab “Daya Kesaktian bathin” Penerbit MAHKOTA SURABAYA
yang disusun oleh KH. A. Zaenuri Al-Yusak halaman 114-116 dijelaskan dengan
gamblang kuncinya bahwa ( untuk lebih jelas kolom pembagian planetnya lihat di sini
) :
Tanya:
Apakah dibolehkan bagi seseorang untuk membenarkan atau menganggap sial angka
tertentu, demikian pula hari, bulan dan seterusnya?
Jawab:
“Tidak boleh, bahkan hal itu termasuk kebiasaan orang-orang jahiliyyah yang syirik,
di mana Islam datang untuk menolak dan membatilkannya. Dalil-dalil yang ada
demikian jelas menyatakan keharaman kebiasaan tersebut. Perbuatan atau anggapan
sial seperti itu termasuk kesyirikan dan sebenarnya tidak ada pengaruhnya dalam
menarik kemanfaatan atau menolak kemudaratan, karena tidak ada yang memberi, yang
menolak, yang memberi manfaat dan memberi mudarat kecuali Allah Subhanahu wa
Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Jika Allah menimpakan kepadamu kemudaratan maka tidak ada yang dapat
menghilangkannya kecuali Dia dan bila Dia menghendaki kebaikan bagimu maka tidak
ada yang dapat menolak keutamaan-Nya.” (Yunus: 107)
Dalam hadits Ibnu ’Abbas radhiyallahu ‘anhuma disebutkan bahwa Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
“Tidak ada penularan penyakit (dengan sendirinya), tidak ada thiyarah (menganggap
sial dengan sesuatu), tidak ada kesialan dengan keberadaan burung hantu dan tidak
ada pula kesialan bulan Shafar.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam hadits ini penetap syariat (yakni Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam)
menolak thiyarah berikut apa yang disebutkan dalam hadits. Beliau mengabarkan bahwa
thiyarah itu tidak ada wujudnya dan tidak ada pengaruhnya. Thiyarah itu hanyalah
anggapan-anggapan keliru dan khayalan-khayalan rusak di dalam hati.
Dulunya orang jahiliyyah menganggap sial hari Rabu, menganggap sial untuk
melangsungkan pernikahan di bulan Syawwal secara khusus. Sehingga Aisyah
radhiyallahu ‘anha berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menikahiku di
bulan Syawwal, maka siapakah yang lebih memiliki keutamaan/keberuntungan daripada
diriku?”
Hal ini seperti anggapan sial orang-orang Rafidhah terhadap angka sepuluh, dan
mereka tidak suka dengan angka ini karena kebencian dan permusuhan mereka terhadap
Al-’Asyrah Al-Mubasysyarina bil jannah (10 shahabat Rasulullah yang diberi kabar
gembira masuk surga ketika mereka masih hidup [4] ). Yang demikian itu disebabkan
kebodohan dan kedunguan akal mereka.