ART DECO ANGGOTA Stevanus Vendy Defranto 21.l1.0041 Dhamar Herlambang 21.l1.0067 Muhammad Raihan B 21.l1.0052 Markus Frederick Rahardja 21.l1.0073 Latar Belakang
Art deco adalah gaya desain yang memberi kesan mewah,
anggun, dan modern dari berbagai elemen yang ditonjolkan. Art Deco, juga disebut gaya moderne, gerakan dalam seni dekoratif danarsitektur yang berasal dari tahun 1920-an dan berkembang menjadi gaya utama di Eropa Barat dan Amerika Serikat selama tahun 1930- an. Namanya berasal dari Exposition Internationale des Arts Décoratifs et Industriels Modernes, diadakan di Paris pada tahun 1925, tempat art deco pertama kali dipamerkan. Latar Belakang
Desain Art Deco merepresentasikan modernisme .Produk-
produknya mencakup barang-barang mewah yang dibuat secara individual dan barang-barang yang diproduksi secara massal, tetapi, dalam kedua kasus tersebut, tujuannya adalah untuk menciptakan keanggunan yang ramping dan anti- tradisional yang melambangkan kekayaan dan kecanggihan.
Art Deco berkembang sebagai bentuk reaksi melawan gaya
yang rumit , berliku-liku , dalam hal ini ditujukan kepada aliran Art Nouveau . Art Deco juga menjadi Icon dari kebangkitan Era Mesin . Ciri Khas Art Deco
Ciri khas Art Deco mencerminkan kekaguman terhadap
modernitas mesin dan kualitas desain yang melekat pada objek buatan mesin — misalnya, kesederhanaan relatif, planaritas, simetri , dan pengulangan elemen yang tidak bervariasi. Objek Art Deco sering kali menampilkan bentuk yang sederhana dan bersih, biasanya dengan tampilan "ramping"; ornamen yang geometris atau bergaya dari bentuk representasi seperti motif bunga, binatang, dan sinar matahari; dan penggunaan bahan-bahan buatan manusia, termasuk plastik , kaca-kaca, dan beton bertulang , sering kali dikombinasikan dengan bahan-bahan alami seperti giok , perak , gading , dan krom Ciri Khas Art Deco
Karakter-karakter teknologi yang menggambarkan kecepatan
digambarkan ke dalam desain dalam bentuk garis-garis lengkung dan zig-zag. Lengkungan yang ditampilkan itu merupakan ekspresi gerak, teknologi modern dan rasa optimisme. Orang-orang sering menjuluki lengkungan itu dengan “Ocean Liner Style” hal ini mengacu pada bentuk kapal pesiar yang pada saat itu merupakan karya manusia yang patut dibanggakan, dari bentukan kapal, bentuk lengkung dijadikan sebagai simbol akan ekspresi kemoderenan. Namun terkadang masih menggunakan motif-motif tumbuhan dan figur, hanya saja motif-motif tersebut cenderung mempunyai bentuk yang geometris dan kaku. Perkembangan Art Deco pelan-pelan menghilang dari barat setelah banyaknya bangunan yang dibangun dengan langgam Art Deco pada saat itu dan mulai ditertawakan oleh para kritikus bangunan sebagai langgam yang terlalu mencolok dan kemewahan yang palsu. Langgam ini kemudian diperpendek oleh sifat keras dari perang dunia ke II. Di negara-negara kolonial seperti India, langgam ini menjadi suatu pintu gerbang untuk pandangan modern dan tetap digunakan pada tahun 60-an. Suatu kebangkitan minat akan Art Deco datang dengan desain grafis pada tahun 1980, di mana asosiasinya dengan film noir dan daya tarik menuju penggunaannya dalam iklan untuk barang-barang perhiasan dan Fashion. Perkembangan Desainer Art Deco terbagi menjadi dua kelompok, kelompok pertama adalah desainer yang mengkonsentrasikan diri pada desain yang individual dan dikerjakan dengan kemampuan pekerjaan tangan yang tinggi, rancangan tersebut hanya dapat dibeli oleh kalangan atas, sedangkan kelompok lainnya adalah kelompok desainer yang mengutamakan desain berbentuk geometri dengan berdasarkan pada pertimbangan fungsional. Beberapa desainer Art Deco yang menciptakan barang- barang untuk masyarakat banyak misalnya Susie (Susan Vera) Cooper (1902-1995) yang terkenal tidak saja sebagai desainer tetapi juga sebagai produser keramik Beberapa desainer Art Deco yang menciptakan barang-barang untuk masyarakat banyak misalnya Susie (Susan Vera) Cooper (1902-1995) yang terkenal tidak saja sebagai desainer tetapi juga sebagai produser keramik. Ketertarikannya pada keramik ditekuninya sejak tahun 1922. Pada awalnya ia bekerja pada A. E. Gray & Co. Tujuh tahun kemudian ia mendirikan studio serta pabriknya yang memproduksi peralatan makan dan peralatan minum teh untuk masyarakat kelas menengah Perkembangan Desainer Art Deco lainnya yang berusaha memproduksi barang-barang untuk masyarakat luas adalah René Lalique (1860-1945). René Lalique selain dikenal sebagai desainer perhiasan dikenal juga sebagai desainer glass/kaca. Ia mengawali karirnya sebagai desainer perhiasan Art Nouveau yang sangat inovatif. Pada awal abad ke 20 ia mengalihkan perhatiannya pada material glass/kaca, ia merintis teknik-teknik memproduksi glass/kaca secara massal dalam pabriknya. Ia mendesain berbagai macam jenis barang, misalnya botol parfum, lampu, vas, peralatan makan, patung dan perhiasan dari kaca. Perkembangan
Art deco di indonesia berawal dari rencana pemindahan ibu
kota Hindia Belanda oleh Gubernur Jenderal J.P. de Graaf van Limburg Stirum dari Batavia ke Bandung pada tahun 1915. Belanda mendatangkan banyak arsitek andal dari negaranya untuk membangun dan menata Bandung. Awalnya, mereka membangun pusat militer yang dikonsentrasikan di pusat kota Bandung dan Cimahi. Selanjutnya, dibangun pusat pemerintahan yang ditandai dengan pendirian Gedung Sate pada tahun 1920 dan rampung empat tahun kemudian.
Art deco di Bandung sendiri dipopulerkan oleh Prof. Ir.
Charles Proper Wolff Schoemaker (arsitek vila Isola)v dan Albert Frederik Aalbers. Karya Aalbers yang masih ada saat ini di antaranya Hotel Savoy Homann dan Vila Tiga Warna di Jalan Ir. H. Djuanda, kini dialihfungsikan menjadi sebuah bank. Bisa dikatakan Savoy Homann menjadi karya Aalbers yang paling populer di Bandung. Hotel Homann yang pertama kali dibangun 1880 ini didesain ulang Aalbers tahun 1939. Gaya art deco di Homann dicirikan dengan dekorasi garis lurus yang tumbuh dari struktur horizontal dan vertikal beton, yang lebih dikenal dengan istilah streamline deco. Daftar Pustaka
Izalah, Rukhshotul. (2012). Art Deco dalam sejarah Seni.
Alexandra, Sesilia. (2021). Seluk Beluk Gaya Art Deco yang Identik dengan Kemewahan dan Kemegahan Sabrina. (2020). Desain Arsitektur Art Deco. Jurnal, Brambel. Hartono, Dibyo, DR. (2004). Decorative Art in Architecture As A Part of Bandung History. Bandung. www.arsitekturindis.com Hartono, Dibyo, DR. (2006). Artikel : Arsitektur Art Deco di Indonesia Ada Pertanyaan ? Terimakasih