FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
TAHUN AKADEMIK 2018-
2019
SEJARAH
DAN TEORI
ARSITEKTUR I
art
deCo
KELAS C – KELOMPOK 3
DAFTAR I
Art Deco SI 1
Latar Belakang Kelahiran Art Deco 3
Pengaruh Art Deco 8
Tokoh-Tokoh Art Deco 11
Pameran Seni 1925 14
Furnitur Art Deco 18
Bangunan Art Deco 24
Perbedaan Art Deco Dengan Art 30
Nouveau
32
Kesimpulan
Daftar Pustaka
ART DECO
|1
Pada masa perjalanan era tersebut,
Art Deco telah menjadi keuntungan besar
dalam perkembangan kota-kota, terutama
dalam desainnya. Art Deco menekankan
desainnya pada hasil penerapannya dan
menjadikan karya desain unik yang
sebelumnya hanya dapat dinikmati oleh
golongan orang-orang kelas atas, kini
dapat dinikmati oleh semua golongan
masyarakat.
|2
LATAR BELAKANG
KELAHIRAN ART DECO
Tidak dapat dipungkiri bahwasanya arsitektur adalah salah satu bentuk karya
seni yang diperlukan untuk melengkapi kebutuhan masyarakat. Arsitektur tentunya
membutuhkan seni dekoratif. Seni dekoratif ini nantinya akan menambah perhatian
masyarakat untuk melihat dan menikmati keindahan dari seni arsitekur tersebut.
Karya seni dekoratif ini juga memberikan kesan tersendiri bagi pengunjung dalam
memaknai sebuah karya arsitektur. Perkembangan arsitektur sangat dipengaruhi oleh
perkembangan teknologi yang ada. Era Art Deco sendiri dikenal dengan era perubahan
dan perkembangan seni arsitektur dan seni dekoratif.
Sumber: https://en.wikipedia.org/
|3
Era Art Deco merupakan era perubahan dibidang seni
dekoratif yang merupakan bagian dari arsitektur. Art Deco
sendiri tumbuh dan berkembang dibeberapa bagian di Eropa
dan juga Amerika. perubahan yang terjadi pada era Art
Deco, yaitu perubahan dibagian seni yang lebih berkembang
atau bisa dikatakan modern. Era ini lebih megutamakan
bentuk-bentuk streamline. Bentuk streamline adalah bentuk
atau mode yang bersumber dari bentuk-bentuk geometri yang
nantinya akan dikembangkan menjadi bentuk-bentuk yang
lebih menarik dengan bahan dan material yang tentunya
lebih berkualitas. Pengembangan bentuk-bentuk geometri
Sumber: https://en.wikipedia.org/
nantinya akan menjadi bentukan baru yang bila mana
dipadukan dengan material yang baik dan berkualitas akan
menghasilkan sebuah seni yang berkualitas juga.
Sebelum dinamakan Art Deco, gaya ini disebut “modernistik” yang ada sejak
Perang Dunia I. Beberapa hal yang menginspirasi perkembangan gaya arsitektur Art
Deco, seperti aspek fashion, lukisan, otomotif, etnik kuno, dan desain grafis.
|4
f a s h i o n
|5
l u k i s a n
Lukisan yang terkenal pada masa ini ialah
lukisan dari seorang seniman yang bernama Tamara
de Lempicka. Dengan gaya bohemian yang berciri
khas jelas dan tegas, lukisan yang diciptakan
menggunakan warna yang tebal dan terkesan
menonjol. Sehingga karya dari beliau dapat
dikatakan merupakan salah satu yang
melatarbelakangi perkembangan Art Deco. Sumber:
https://en.wikipedia.org/
o t o m o t i f
Otomotif bergaya Art Deco ditandai dengan
munculnya mobil, kapal laut, dan pesawat terbang
dikarnakan otomotif-otomotif tersebut memiliki bentuk
geometri yang mengalami proses modernisasi. Seperti
halnya otomotif yang lainnya, yaitu Orient Express
yang merupakan transportasi darat yang dinamakan
Sumber:
kereta api. Kereta api ini memiliki bentuk jendela
https://en.wikipedia.org/
dengan material kaca dengan desain yang cukup
minimalis dan megutamakan unsur futurisme, di mana
unsur ini merupakan salah satu ciri khas yang kental
dari Art Deco. Kaca tersebut didesain oleh Rene
Lalique. Beliau juga mendesain kaca yang menghiasi
ruang makan di sebuah kapal mewah yang bernama
Normandie. Hal ini menjadikan beliau sebagai tokoh
Sumber:
https://en.wikipedia.org/ dari Art Deco dengan karya futurismenya.
e t n i k k u n o
Etnik kuno juga merupakan latar belakang dari
Art Deco, di antaranya adalah etnik Mesir. Didukung
dengan penemuan dari seorang arkeolog bernama Howard
Carter yang mencoba menggali kuburan Firaun,
menyebabkan para desainer mulai mendesain dengan
menggunakan bentuk geometri seperti piramida, garis
Sumber: lurus, serta motif-motif yang sederhana. Karya dari
https://en.wikipedia.org/
bangsa Aztec yang menggunakan unsur geometri dan
garis lurus diakui sebagai salah satu pelopor
kemunculan gaya Art Deco.
|6
p e n t a s s e n i r a s h i t a m
d e s a i n g r a f i s
|7
PENGARUH
ART DECO
g a y a h i d u p b a r u
|8
p e r u b a h a n g a y a d i s e l u r u h d u n i a
|9
b e r a w a l n y a m o d e r n i s m e
Dalam Exposition 1925 di Paris, Le Cobusier menegaskan bahwa “the end of era
of an antique lovers and the beginning of a modern age”. Hal ini menegaskan telah
dimulainya era modernism. Banyak artis – artis yang telah berkarya sejak abad 19 dan
memiliki ciri khas pada setiap karyanya seperti Sue Et Mare. Dalam karyanya yang
seringkali membawa unsur Art Nouveau, tidak bisa bertahan atau tidak mampu lolos
“seleksi alam” menuju era Art Deco. Karena walaupun membuat karya baru, tetap saja
ada tanda pada karyanya yang mengadopsi era lama.
| 10
TOKOH–TOKOH
ART DECO
RENÉ LALIQUE
( 1 8 6 0 – 1 9 4 5)
PAUL FOLLOT
( 1 8 7 7 – 1 9 4 1)
| 11
Pada Pameran 1925, The Pomone Stand
merupakan hasil rancangannya. Paul
Follot dikenal sebagai desainer
furnitur bergaya Art Deco, namun juga
aktif sebagai desainer interior sebagai
karirnya. Selain itu, ia juga bekerja
pada banyak bidang seperti logam,
perhiasan, keramik, tekstil, dan
Amboina-wood Cabinet
karpet. Seperti nenek moyangnya pada Paul Follot
abad 18, Paul Follot menggunakan kayu Dalam buku Art Deco karya Judith Miller
2005
eksotis, material yang mahal, dan
kabinet yang kompleks.
JAQUES–EMILE RUHLMANN
( 1 8 7 9 – 1 9 3 3)
| 12
FERDINAND PREISS
( 1 8 8 2 – 1 9 4 3)
DONALD DESKEY
( 1 8 9 4 – 1 9 8 9)
| 13
PAMERAN SENI 1925
PARIS
Pada saat itu, ada sebuah proyek Pameran ini diadakan di dua
yang akan diadakan dengan tujuan untuk area yang ditandai dengan Sungai
memamerkan produk dari masing-masing Seine. Dua area tersebut yaitu Pont
negara yang berpartisipasi. Awalny, de la Concorde dan Jembatan Alma dan
Pameran Internasiona Seni Dekoratif mengarah di sepanjang Avenue Nicolas
Modern dan Industri atau disebut juga I, Jembatan Alexandrell, dan gang
Exposition Internationale des Arts yang membagi dua bagian yang memotong
decoratifs et Industriels Modernes ini Esplanade des Invalida dari utara ke
diadakan pada tahun 1916. Namun pameran selatan. Untuk menghubungkan dua area
ini ditunda dengan alas an adanya perang pamerang yang dipisahkan oleh sungai
oleh otoritas public saat itu. Pada itu, jembatan Alexandrell diubah
pameran ini, karya yang dipajang dibagi menjadi dua deretan toko sehingga
berdasarkan beberapa kategori, yaitu masyarakat dapat mengunjungi pameran
arsitektur, furniture, dan perhiasan. Ada dengan nyaman.
sub-khusus yang dibentuk, yakni seni Pameran ini ditujukan kepada
teater, jalanan, dan taman. Pameran ini negara Perancis maupun negara asing
diadakan dengan maksud membangun industri lainnya yang menampilkan model,
yang mumpuni. Dengan adanya pameran ini, gambar, serta foto-foto karya yang
dunia seni berkembang luas dan akan dibangun ataupun sedang dalam
menginspirasi desain-desain tahun 1925. proses pembangunan. Karya yang
Pameran ini menunjukkan dipamerkan pada pameran ini
kecenderungannya sebagai seni kontemporer mencerminkan ciri khas dari masing-
dan dapat memenuhi kebutuha masyarakat masing negara penciptanya, seperti
luas, baik lokal maupun universal. Ini penggunaan material local negara
menunjukkan bahwa snei telah banyak masing-masing. Dari pameran inilah
berkembang dan lebih inovatif dibanding gaya Art Deco dikembangkan dan
era seni sebelumnya. masing-masing negara menunjukkan
Dengan adanya pameran seni 1925 keunggulannya dalam bidang seni dan
ini, tidak hanya berkembang pada bidang industry. Adapun negara-negara yang
seni namun juga mempengaruhi perkembangan mengikuti pameran ini, yakni China,
industri Perancis, tepatnya pada abad ke- Latvia, Austria, Belgi, Denmark,
19 yang mampu mengembangkan infrastruktur Spanyol, Britania Raya, Italia,
negara dan kemajuannya pada metalurgi. Yunani, Jepang, Belanda, Polandia,
Beberapa arsitek seperti Henri Labrouste, Swedia, Czeschoslovakia, dan Rusia.
Victor Baltard, Paul Sedille hingga Emle
Andre, menerapkan seni dekoratif ini pada
bangunan, seperti museum, stasiun, maupun
perpustakaan.
| 14
AUSTRIA
Pada negara Austria, orang yang memegang posisi sebagai direktur artistik adalah
Josef Hoffrimann. Salah satu karya seni dekoratif dari Austria yang khas adalah pola
tidak teratur yang berada pada sambungan kayu jendela dengan warna-warna kusam
ataupun warna kontras seperti hitam dan putih. Ada pula pahatan patung yang
bermaterial logam repousse, menggunakan bentuk-bentuk keanggunan kota Wina dan
figur-figur keramat.
BELGIA
Negara Belgia terkenal dengan arsitek-arsitek kontemporer dari Brussels, antara lain
Antwerpen, Ghent, Bruges, Liege. Karet dan pompa sebagai bahan pembanguan Kota
Kappelenveld diterapkan oleh Hoeben dan Huib Hoste. Muncul pula ide-ide baru dalam
perencanaan model taman kota.
DENMARK
Kay Fishker, arsitek dari pavilion Denmark, memberi usulan pemajangan furnitur dan
karya seni dekoratif juga dalam pameran. Kay Fishker berusaha menciptakan kesan
suram, namun menunjukkan keagungan pada karya-karyanya seperti pada mural dai
pavilion utama. Adapun museum MOgens Lorentzn yang terinspirasi dari peta tua
Denmark, memberikan kesan elegan seperti cahaya rumah kaca dengan ornament halus
yang tampak mengkilap dan ringan.
SPANYOL
Negara Spanyol berusaha menciptakan bangunan yang elegan berdinding putih dengan
faience berkaca biru. Ada pula pahatan patung karya Victorio Macho serta Mateo
Hernandez sebagai pemahat patung hewan liar, menciptakan karya megah terinspirasi
dari etnik Mesir.
BRITANIA RAYA
Easton dan Robertson merupakan arsitek yang menyusun perencanaan pavilion di Britania
Raya. Mereka juga menciptakan lukisan yang ekonomis sebagai daya Tarik utama seni
dekoratif mereka. Karyanya pun didominasi dengan suasana meriah yang menggambarkan
imajinasinya. Pada pameran itu, Britania Raya juga menampilkan banyak foto dan
gambar.
| 15
YUNANI
Easton dan Robertson merupakan arsitek yang menyusun perencanaan pavilion di Britania
Raya. Mereka juga menciptakan lukisan yang ekonomis sebagai daya Tarik utama seni
dekoratif mereka. Karyanya pun didominasi dengan suasana meriah yang menggambarkan
imajinasinya. Pada pameran itu, Britania Raya juga menampilkan banyak foto dan
gambar.
ITALIA
Italia masih tetap menggunakan konsep Romawi pada bangunannya. Italia berusaha
menciptakan keseimbangan dengan warna-warna yang menyenangkan dan eksekusi kompeten
dalam setiap detail karyanya. Negara ini menonjolkan gaya Art Deco pada jendela-
jendela kaca, marmer hias, ubin faience berwarna-warni, panel marmer putih, serta
lukisan dekoratif. Ada juga patung perunggu raksasa dengan mata kosong kara Adolfo
Wildt.
JEPANG
Jepang, sebagi negara rawan gempa, mendesain bangunannya sederhana dengan sedikit
furnitur dan tanpa basement. Tokichi Shimada bertanggung jawab dalam
pengimplementasian material. Material kasar disandingkan dengan material halus,
contohnya dinding jerami yang bersebelahan dengan bahan yang dipernis.
BELANDA
Belanda banyak memerkan foto dan gambar blok rumah, vila, toko, dan bank yang dibangun
di era sebelumnya, Belanda dapat menghasilkan suasana estetik namun rasionalis,
contohnya penerapan bata merah. Adapula pavilion yang menciptakan lorong berkesan
misterius namun mewah. Patung-patung John Raedecjer yang terbuat dari kayu dan beton
yang dicat melengkapi pameran tersebut.
POLANDIA
| 16
SWEDIA
Kesederhanaan dan kejelasan pada arsitektur Swedia didukung oleh budaya Swedia itu
sendiri. Mengadaptasi dari gaya saga Napoleon dengan bentuk yang lebih sederhana dan
fungsional. Kubah aula yang didukung oleh delapan tiang besi dengan lantai parket
dibingkai batu kapur dan dinding plester dengan tiga monokrom warna merah muda.
Pintu-pintu utama dengan dekoratif karya Carl Milles dan dua relief rendah oleh Nile
Sjogren. Lalu Horae menampilkan jubah.
CZECHOSLOVAKIA
Czechoslovakia memiliki proporsi yang indah dalam arsitekturnya. Panel kaca merah
yang muncul dipermukaan halus dari batuan. Lukisan dekoratif dan permadani dipamerkan
beerta patung katya Jean Stursa.
RUSIA
Melnikov, selaku perwakilan Rusia memiliki tujua membuat bangunan dengan biaya
rendah. Bangunannya menyajikan analogi mencolok karya Le Corbusier dan Andre Lurcat,
Walter Gropius, De Dessau, Frank, dan De Vienna, serta membuat bangunan sederhana
dari kaca dan kayu.
| 17
FURNITUR
ART DECO
Gaya desain yang baru ini sejalan dengan sumber inspirasi dari desain
tersebut, yaitu logika dan kecepatan pergerakan. Kehidupan orang-orang pada saat
itu seolah segalanya tentang pergerakan yang cepat, hingga efeknya juga memengaruhi
penciptaan karya seni dan gaya desain yang ada. Perkembangan ilmu pengetahuan dan
bermunculannya material-material yang baru, seperti logam dan kaca, juga
memengaruhi bentukan-bentukan yang tercipta. Bentukan-bentukan yang muncul
menggunakan bentukan geometri yang lebih teratur serta penuh perhitungan. Tidak
ada lagi ornamentasi berlebihan yang tidak diperlukan. Gaya desain yang ada sudah
lebih sederhana dengan keseimbangan bentuk, proporsi yang harmonis, serta kontras
dari terang dan gelapnya.
Selain pengaruh dari segala perkembangan zaman yang terjadi, ada pula hal
lain yang ikut serta memengaruhi gaya desain pada masa itu. Saat itu, muncul sebuah
gagasan yaitu terkait dengan kesehatan, salah satu gagasan yang berpengaruh paling
dalam pada kehidupan sehari-hari serta rutinitas masyarakat. Gagasan kesehatan
sendiri tentunya dipengaruhi oleh faktor kualitas kebersihan. Kepedulian akan
kebersihan berpengaruh sangat besar pada interior suatu rumah atau bangunan.
Pengaruh tersebut tentunya menimbulkan banyak perubahan, mulai dari perubahan
material hingga desain perabotnya.
| 18
g l a s s
k a c a
Pada gaya Art Deco sendiri, kemunculan salah satu material baru yaitu kaca
menjadi sangat populer pada masa itu. Dengan alasan yang sama pula, yaitu menjaga
kualitas kehigienisan dari ruangan, desain interior dari gaya Art Deco diusahakan
untuk memaksimalkan pencahayaan alami, sehingga jendela kaca dibuat sangat lebar,
bahkan hampir menyentuh permukaan lantai. Adapun jendela dengan jenis kaca stained
glass juga memiliki peran yang hampir sama dengan kaca biasa, yaitu menebarkan cahaya
alami serta menyaring cahaya buatan dari lampu
| 19
m e t a l
l o g a m
Kemunculan material-
material baru seperti logam pada
awalnya termasuk material yang
jarang digunakan selain untuk
podium di dalam gereja dan
furnitur berlapis emas pada
apartemen-apartemen. Namun
dengan berkembangnya gaya Art
Deco, logam dapat digunakan
hampir pada semua jenis furnitur.
Folding Screen Bahkan sekat pembatas ruangan
Edgar Brandt, Oasis, folding screen, c. 1924. Iron and copper.
Private collection, Paris.
juga dapat menggunakan material
Dalam buku Art Deco karya Victoria Charles & Klaus H. Carl 2013 logam. Selain dari segi
kehigienisannya, yang menarik
dari logam adalah kesan yang
dapat ditimbulkan dari logam
sendiri cukup beragam. Dengan
berbagai proses pengerjaannya
dalam membuat perabot seperti
e x o t i c w o o d ditempa, dipoles, ataupun
k a y u e k s o t i s disepuh, logam dapat
Material perabotan pada umumnya menyelaraskan kekuatan serta
menggunakan beragam jenis kayu dari keringanannya maupun memadukan
pepohonan lokal. Namun tidak hanya itu, kesan mewah dalam
para pengrajin juga menggunakan kayu kesederhanaannya.
eksotis yang dinilai langka dan bernilai
jual lebih tinggi, walaupun kurang cocok
untuk penggunaan dalam skala yang besar.
Kayu eksotis juga sangat padat, sehingga
memiliki daya tahan dua kali lipat dari
kayu lokal. Kekuatan dari jenis kayu
tersebut memungkinkan desain perabot
menjadi lebih tipis, menciptakan kesan
dekoratif yang baru. Terlebih lagi, ‘Dubly’ Games Table
Émile-Jacques Ruhlmann, ‘Dubly’ games table, 1933.
warna dari kayu eksotis juga sangat unik Dalam buku Art Deco karya Victoria Charles & Klaus H.
sehingga tidak hanya dijadikan material Carl 2013
r o t a n
Longue Armchair
(Sumber : https://modernism.com/)
| 21
t a p e s t r y
k a i n p e r m a d a n i
Dahulu, pada bagian interior suatu bangunan biasa dipajang kain permadani
untuk menghias dinding ruangan tersebut. Pemasangan kain permadani pada dinding
tentu menambah nilai estetika pada bagian interior suatu bangunan. Namun, hal
tersebut berbanding terbalik dengan kebersihan ruangan tersebut. Kain permadani yang
terpajang di dinding membuat ruangan lebih rentan berdebu. Oleh karena alasan
tersebut, pada saat munculnya gaya Art Deco, kain permadani dihilangkan dari bagian
desain interiornya.
l e a t h e r
k u l i t
p e r h i a s a n p a d a p e r a b o t
| 22
p e r m a n e n t d e c o r a t i o n s
d e k o r a s i p e r m a n e n
b e n t w o o d s e a t s
| 23
BANGUNAN
ART DECO
CHRYSLER BUILDING
| 24
EASTERN COLUMBIA BUILDING
| 25
EMPIRE STATE BUILDING
| 26
PLYMOUTH HOTEL
Plymouth Hotel
Anton Skislewicz. 1940
Miami
Dalam buku Art Deco karya
Victoria Charles & Klaus H.
Carl 2013
| 27
THE BREAKWATER HOTEL
| 28
ODEON in LEICESTER SQUARE
RIO CINEMA
| 29
PERBEDAAN
ART DECO DENGAN ART NOVEAU
| 30
ASAL DAN PENGARUH
Sementara Art Nouveau mengambil dari gaya klasik Yunani Roma, Art Deco
lebih berkiblat pada gaya musik dari Africa, kehidupan bangsa Amerika, kilapnya
logam dari Mesir, dan juga kemajuan dari abad mesin. Josephine Baker berhasil
memadukan budaya Afrika dan Amerika dalam penampilan American Jaz Age yang mampu
menghidupkan kembali kepekaan oriental desain dalam karya seni kemewahan seperti
mobil, hotel, kereta api, dan kapal.
| 31
KESIMPULAN
Nama Art Deco berasal dari l'Exposition Internationale des Arts Decoratifs
Industriels et Modernes yang berlangsung di Paris, Perancis. Art Deco memiliki ciri
khas yang lebih modern dan menggunakan bentuk-bentuk geometris yang dikembangkan.
Gaya ini sendiri sudah ada sejak Perang Dunia I dengan sebutan gaya Modernistik.
Art Deco merupakan era perkembangan seni dekoratif. Ada beberapa hal yang
melatarbelakangi perkembangan Art Deco, di antaranya adalah fashion, lukisan,
otomotif, desain grafis, dan etnik kuno.
Art Deco adalah seni hias yang lahir pada masa setelah Perang Dunia 1 dan
berakhir sebelum Perang Dunia II yang diterapkan pada berbagai bidang seperti
interior, eksterior, pakaian, patung, dan lain-lain. Art Deco memiliki ciri-ciri,
di antaranya adalah indah, mewah, anggun, serta modern. Istilah Art Deco
diperkenalkan di pameran di Paris pada tahun 1966 dan mulai terkenal sehingga
mendapatkan tempat dalam dunia seni melalui buku yang berjudul “Art Deco” karangan
Bevis Hillier. Art Deco lebih menekankan desainnya pada hasil penerapannya dan
menjadikan karya desain sebagai milik semua kalangan masyarakat.
Gaya Art Deco dipopulerkan pada saat digelarnya pameran seni di Perancis pada
tahun 1925 yang terkenal dengan sebutan Exposition Internationale des Arts
decoratifs et Industriels Modernes. Pameran ini memamerkan karya-karya seperti
model, gambar, serta foto-foto dari berbagai negara dengan lokalitasnya masing-
masing. Adapun negara-negara yang mengikuti pameran ini, yaitu China, Latvia,
Prancis, Austria, Belgia, Denmark, Spanyol, Britania Raya, Italia, Yunani, Jepang,
Belanda, Polandia, Swedia, Czechoslovakia, dan Rusia.
Pada masa populernya gaya Art Deco, banyak perubahan yang terjadi dipengaruhi
oleh perkembangan teknologi pada masa itu. Material-material baru bermunculan,
seperti logam dan kaca. Kemunculan material baru ini berpengaruh besar pada desain
dari perabotan yang ada. Desain dari perabotan bergaya Art Deco pada umumnya
berbentuk pipih dengan bentukan geometri yang teratur serta penuh perhitungan.
Didukung dengan kemunculan gagasan terkait dengan kehigienisan ruang, ruangan serta
perabotan yang sebelumnya memiliki hiasan-hiasan yang berlebihan dan mudah berdebu,
akhirnya disederhanakan sehingga ruangan tidak lagi mudah berdebu.
Bangunan bergaya Art Deco memiliki ciri khas, salah satunya adalah penggunaan
struktur beton pada bangunan. Pada masa Art Deco, penggunaan struktur beton kembali
pesat walaupun sudah digunakan sejak zaman Romawi. Kolom-kolom yang menjulang tinggi
juga diaplikasikan sebagai ornamen pada bangunan pencakar langit bergaya Art Deco.
Banyak dekorasi gaya Art Deco yang mengambil inspirasi dari arsitektur bangunan tua
di Mesir, Inca, dan Aztec. Biasanya bentukan dekorasi dari gaya ini adalah segitiga,
lingkaran, dan pola zigzag.
| 32
DAFTAR PUSTAKA
Charles, Victoria & Carl, Klaus H. 2013. Art Deco. New York: Parkston.
Trachtenberg, Marvin and Hyman, Isabelle. 1986. Architecture from Prehistory
to PostModernity. London: Academy Editions.
Miller, Judith. 2005. Art Deco. London: Dorling Kindersley Limited.
Bayer, Patricia. 1999. Art Deco Architecture Design, Decoration and Detail
from the Twenties and Thirties. London: Thames & Hudson.
Doordan, Dennis P. 2001. Twentieth-Century Architecture. Amerika: Arc Not
Books
Weber, Eva. 1989. Art Deco. Amerika: World Publications Group
PEMBAGIAN
MATERI
185060507111001