Anda di halaman 1dari 6

TUGAS AZAS DESAIN ARSITEKTUR I

ELEMEN INTERIOR VIEW YANG MEMPENGARUHI KUALITAS RUANG

DOSEN PEMBIMBING :
WULAN ASTRINI, ST., M.DS.

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
SHAFNA PUSPITA ABHIPRAYA 185060500111014
BELLA BERLIAN PUTRI 185060507111022
DEURUCCI SABDA FURQONI 185060500111045
FAIKAR RAFIUDDIN MUHTADA 185060500111056
SAYYIDAH RAFI DIANYA SHABRI 185060507111010
NOVIA WAHYU HANIFA 185060501111007
M. RAFLI ALFATHAN DJUNAIDI 185060501111039

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
I. PENDAHULUAN
Arsitektur merupakan disiplin yang sintetis dan senantiasa mencakup tiga hal dalam setiap
rancangannya (teknologi, fungsi dan estetika). Di dalam setiap rancangan seorang arsitek harus
memperhatikan setiap prilaku manusia sebagai pengguna. Seorang arsitek harus memperkirakan
bagaimana manusia berperilaku, bergerak dalam lingkungannya sehingga rancangannya dapat
menghasilkan kenyamanan dan kesatuan yang harmonis dalam berbagai dimensi bagi penggunanya.

Kesuksesan suatu proyek desain tergantung oleh kualitas ruang yang dihasilkan. Fasilitas
bangunan harusnya dibuat dengan mengutamakan pentingnya menyediakan lingkungan interior
ruangan yang berkualitas, bagi semua penghuni dan pengguna bangunan. Hal yang perlu diperhatika
seperti estetika, air bersih, ergonomis, akustik, pencahayaan dll. Dalam artikel ini akan dibahas beberapa
teori yang berkaitan dengan arah pandang/pandangan/view.

View bangunan secara umum lebih ditunjukkan untuk menempatkan posisi bangunan yang
sesuai dengan potensi-potensi positif dan menghindari hal-hal negatif di dalam maupun di luar
lingkungannya. Pandangan terhadap bangunan dapat dilihat secara 2 dimensi maupun 3 dimensi.
Pengamat dapat mengamati view itu tersendiri dari posisi dan arah obyek suatu bangunan dengan
berbagai jarak dan sudut pandang tertentu. Pemilihan view yang sangat bervariasi, dapat menciptakan
ketertarikan pengunjung yang berbeda-beda pula pada setiap bangunan. Maka dari itu, pemilihan lokasi
site sangat berpengaruh terhadap view yang nantinya akan dinikmati. View dari tapak (view from site)
juga mempengaruhi karakteristik atau ciri khas dari sebuah bangunan / lokasi.
II. TEORI- TEORI

A. Francis D.K. Ching (Arsitektur Bentuk, Ruang, Dan Tatanan)

Menurut Francis D.K Ching (2008), kualitas ruang yang harus diperhatikan adalah
fokus dan orientasinya (p. 178).
Dari teori di atas terbentuklah bukaan-bukaan yang dapat menciptakan hubungan
visual antara ruang dan lingkungan sekitarnya. Sehingga terdapat ruang tidak hanya
fokus pada interior, namun ada pula ruang yang berorientasi ke arah luar dengan
memperlihatkan lingkungan sekitarnya maupun ruang lainnya melalui bukaan-bukaan.
Untuk memperkuat fokus dan orientasi, ukuran dan lokasi bukaan-bukaan tersebut
dapat disesuaikan.

B. Boedhi Laksito (Metode Perencanaan Dan Perancangan Arsitektur)

“Dengan mempertimbangkan hasil analisis dimensi, potensi, pencapaian, dan


sirkulasi maka arah pandang dapat dilakukan dari arah luar atau dalam tapak.” (Boedhi
Laksito, 2014: 109).

C. Magdalena Laming (Konsep Ilusi Anamorfosis Dalam Arsitektur)

“Point of view adalah elemen utama dari Anamorfosis.” (Magdalena Laming, 2016:
28).

III.
PEMBAHASAN
A. Teori Francis D.K. Ching
Dalam bukunya, Franscis menjelaskan bahwa
Bukaan-bukaan interior menawarkan
pemandangan dari satu ruang ke ruang lainnya.
Sebuah bukaan dapat diorientasikan ke atas untuk
memberikan pemandangan ke puncak pohon dan
langit
Sebuah jendala anjungan dapat memproyeksikan
seseorang ke dalam suatu pemandangan. Jika
jendela itu cukup besar, ruang yang
diproyeksikan dapat menjadi sebuah bilik yang
dalap dihuni.

Pemandangan harus bersifat luas tidak


terhalang atau terbatas ganya ke ruang luar atau
ruang yang berdekatan. Elemen desain interior
harus dapat menyajikan sesuatu yang menarik
perhatian visual. Seperti contoh ,sebuah focus
internal : Takonama, pusat spiritualitas rumah
tradisional jepang

B. Teori Boedhi Laksito


Boedhi Laksito membagi 2 arah pandang, yaitu
1. Arah pandang ke arah tapak

Arah pandang ke arah tapak dilakukan oleh pengguna bangunan yang datang
langsung ke tapak guna melihat dan menganilisis topografi, pencapaian ke
tapak, serta sirkulasi di daerah tapak. Arah pandang ini bertujuan agar
mengetahui view yang menarik dan indah di daerah tapak sehingga orientasi
bangunan tepat.
2. Arah pandang ke luar tapak
Arah pandang ke luar tapak ini
berfungsi sebagai pemandangan
yang bisa dinikmati dari suatu
bukaan dalam hal ini jendela yang
bisa membuat santai dan rileks. arah
pandang keluar tapak bisa berupa
pemandangan alami, ataupun
pemandangan perkotaan dengan ciri
khasnya bangunan tinggi.
C. Teori Magdalena Laming
Magdalena Laming menekankan pada point of view dari anamorfosis. Anamorfosis
merupakan bagian dari teknik ilusi dalam kamus besar bahasa Indonesia kata ilusi
merupakan kesalahan dalam persepsi atau memperoleh kesan yang salah mengenai
fakta objektif yang disajikan oleh indera kita.
Dalam menciptakan point of view anamorfosis, perlu adanya kesatuan, penekanan,
dan keseimbangan bentuk. Dari segi 2 dimensional, teknik anamorfosis sering kali
digunakan dalam sebuah interior dengan cara permainan cat dinding maupun
ornamen yang dapat mendukung lainnya sehingga membentuk suatu 3 dimensional.
Hal ini memadukan dunia seni lukis kedalam karya arsitektural.

D. KESIMPULAN
REFERENSI
 Laksito, Boedhi. (2014). Metode Perencanaan dan Perancangan Arsitektur. Jakarta
Timur, Griya Kreasi (Penebar Swadaya Grup). (online),
https://books.google.co.id/books?id=T49kCAAAQBAJ&pg=PA109&dq=arah+pandang+
dalam+arsitektur&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwiynu70_JviAhVIPq0KHVMXBxYQ6A
EIDDAA#v=onepage&q=arah%20pandang%20dalam%20arsitektur&f=false. Diakses
pada Rabu, 15 Mei 2019 pukul 21.03.
 Laming, Magdalena, 2016, “Konsep Ilusi Anamorfosis Dalam Arsitektur”, Media
Matrasain, Vol. 13 No. 1, (online), dalam “ file:///d:/kuliah/kuliah%20smt%202/14519-
29055-1-pb.pdf”. Diakses 15 Mei 2019 pukul 21.03.
 Ching, Francis D.K. 2008. Arsitektur Bentuk, Ruang, dan Tatanan. Jakarta. Penerbit
Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai